SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
Kemampuan Siswa Kelas XII IPA 3 Menentukan Kata Serapan
untuk Melengkapi Kata Paragraf
DISUSUN OLEH :
Muhammad Maulana
Qurrata Aini
Laura Vadzla H
Mulia Safrina
Sukma Jelita
KELAS : XII-IA 3
GURU PEMBIMBING : Dra. Isniarti
Dinas Pemuda dan Olahraga SMAN 1 Banda Aceh
Tahun Pembelajaran 2012/2013
LEMBAR PENGESAHAN
MENGETAHUI:
WALI KELAS
Ulfah
NIP: 19780425 2005004 001
GURU PEMBIMBING
Dra. Isniarti
NIP: 19641161989032 005
MOTTO
Figur yang baik mencerminkan generasi yang cerdas
Kesuksesan berawal dari keinginan yang kuat
Masa depan menunggu kemampuan kita untuk mengubahnya
Kecerdasan adalah kombinasi dari karakter dan strategi
Disiplin dimulai dari pengusaan isi pikiran
Kesalahan fatal adalah maju tanpa kemauan untuk menang
Kecepatan memang baik, tetapi ketepatan adalah segalanya
Goresan Pena
Tim Penulis
PERSEMBAHAN
Karya tulis kami yang berjudul “Kemampuan Siswa Kelas XII-IA 3 dalam Menentukan
Unsur Instrinsik dan Isi Hikayat Klasik”, akan kami persembahkan kepada:
1. Orang tua kami yang selalu memberikan inspirasi kepada kami dalam menyelesaikan
karya tulis kami.
2. Wali kelas XII IA 3 yang memotivasi kami sehingga kami bisa menyelesaikan karya tulis
ini dengan lancar.
3. Teman teman seperjuangan kami yang selalu memberi dukungan serta masukan kepada
kami, sehingga karya tulis terselesaikan dengan baik.
Hormat kami,
Tim Penulis
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan
penyeluruhan karya tulis berjudul …
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas B. Indonesia
SMA Negeri 1 B. Aceh.
Dalam penulisan karya tulis ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyeleasaikan karya tulis ini khusunya kepada :
Ibu Isniarti, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan,
dalam rangka penyelesaian penyusunan karya tuls ini.
Teman-teman seperjuangan yang berada di kelas XII IPA 3 tahun pembelajaran 2012/2013.
Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan
dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan karya tulis ini.
Akhir kata semoga karya tulis ini bias bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami para penulis
pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan.
Banda Aceh, 12 Juli 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................................ i
Motto...................................................................................................................... ii
Persembahan........................................................................................................... iii
Kata Pengantar........................................................................................................ iv
Daftar isi................................................................................................................. v
Abstrak................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ..........................................................................1
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................3
A. Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia
1. Syarat Penyerapan Kata
2. Cara Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia
B. Kata Serapan Sebagai Bagian Perkembangan Bahasa Indonesia
C. Perspektif Analogi Dan Anomali Kata Serap-An Dalam Bahasa Indonesia
1. Perspektif Analogi
1.1 Analogi Dalam Sistem Fonologi
1.2 Analogi Dalam Sistem Ejaan
2. Perspektif Anomali
2.1 Anomali Dalam Sistem Fonologi
2.2 Anomali Dalam Sistem Ejaan
2.3 Anomali Dalam Struktur
BAB III PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
C. Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah. Jika terjadi kontak bahasa lewat pemakai pasti
akan terjadi serap menyerap kata. Dengan adanya proses penyerapan akan menimbulkan saling
meminjam dan saling pengaruh unsur asing. Biasanya mengalami perubahan atas proses penyerapan
adalah bunyi bahasa dan kosa kata.
Bahasa Indonesia sendiri selama pertumbuhannya banyak mengalami serapan dari bahasa-bahasa
asing seperti bahasa Sansekerta, bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Masukkan unsur
bahasa asing tersebut sejalan dengan histori bangsa Indonesia tentunya.
Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan ajaran hindu budha di Indonesia,
kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan bangsa Belanda. Setelah penjajahan
bangsa Belanda usai adalah masa perdagangan antara bangsa timur tengah dengan bangsa Indonesia dan
proses keagamaan yang menyebabkan terajadinya penyerapan bahasa Arab.Yang terakhir adalah bahasa
Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor yang begitu dominan tentunya karena pertukaran ilmu
pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pengguna bahasa Inggris.
Selain bahasa-bahasa tersebut, ada beberapa bahasa seperti cina, portugis, tamil, parsi, hindi yang ikut
terserap oleh bahasa Indonesia.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap bahasa memiliki cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan
perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada
suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri
umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat
bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar
budaya masyarakat itu.Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru.Salah satu cara memenuhi
keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh
masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu.
S alah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke
dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Penyerapan
kata-kata asing ke dalam bahasa Indonesia ini melahirkan permasalahan-permasalahan
kebahasaan yang dapat disoroti dari perspektif analogi dan anomali bahasa.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini kami menggunakan metode pengumpulan data. Data yang
kami peroleh ditulis dan dirangkum berdasarkan hasil pengumpulan data dari hasil bacaan baik
dari buku maupun artikel-artikel elektronik yang dilakukan secara individu serta kelompok.
a. Individu, pengumpulan data kami lakukan dengan cara oembagian tugas kepada setiap
anggota kelompok dalam pencarian materi yang dibutuhkan.
b. Kelompok, pengumpulan data kami lakukan dengan merangkum seluruh materi yang
didapat setiap anggota untuk didiskusikan sehingga menjadi sebuah karya tulis yang utuh.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari
waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan penuturnya. Salah
satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa
asing, baik yang berupa afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang
kemudian dikenal dengan Unsur Serapan.
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain,
seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah
yang digunakan dalam bahasa Indonesia.Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah
yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya.
Kata-kata seperti itulah yang dinamakan dengan Kata-kata Serapan.
Asal Bahasa Jumlah Kata
Arab 1.495 kata
Belanda 3.280 kata
Tionghoa 290 kata
Hindi 7 kata
Inggris 1.610 kata
Parsi 63 kata
Portugis 131 kata
Sanskerta-Jawa
Kuna
677 kata
Tamil 83 kata
1. Syarat Penyerapan Kata
Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi,
yaitu :
a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya.
b.Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimya.
2. Cara Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia
Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu :
a. Cara Adopsi
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara
keseluruhan.
Contoh : supermarket, plaza, mall
b. Cara Adaptasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan
ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia
Contoh :
Pluralization > pluralisasi
Acceptability > akseptabilitas
c. Penerjemahan
Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa
asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia
Contohnya :
Overlap > tumpang tindih
Try out > uji coba
d. Kreasi
Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam
bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki
perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan.
Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan
bahasa Indonesianya hanya satu kata saja.
Contoh :
Effective > berhasil guna
Spare parts > suku cadang
Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau
imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Beberapa imbuhan serapan itu antara lain :
1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik
2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal
3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon
4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus
5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi
6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas
7. Mono - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia
8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi
9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi
10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
B. Kata Serapan Sebagai Bagian Perkembangan Bahasa Indonesia
Soal kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu
hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap
menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi
pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah
menerima pengaruh.
Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat
terbuka, dengan sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling meminjarn
atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal antara lain
kebutuhan, prestise kurang faham terhadap bahasa sendiri atau berbagai latar belakang yang lain.
Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam
proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi
perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan
yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalam bahasa lisan maupun bahasa
tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi, pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar
bahasa pemberi dan penerima pengaruh maupun pergeseran sistematis.
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap
unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata
dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa
Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya
antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Unsur-unsur asing ini telah
menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia
mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu
muncullah masalah-masalah kebahasaan.Ada kosa kata yang diserap secara utuh tanpa
mengalami perubahan dan penyesuaian.Dan ada kosa kata yang diserap dengan mengalami
penyesuaian-penyesuaian. Kata-kata serapan ini ternyata tidak lepas dari permasalahan analogi
6
dan anomali bahasa yang secara khusus akan diuraikan dalam bab berikut.
C. Perspektif Analogi Dan Anomali Kata Serap-An Dalam Bahasa Indonesia
Analogi adalah keteraturan bahasa dan anomali adalah penyimpangan atau ketidak teraturan
bahasa. Di dalam bab III ini akan dilihat perspektif analogi dan anomali di dalam kata-kata
serapan bahasa Indonesia. Di depan telah dikemukakan bahwa kata serapan adalah merupakan
bagian perkembangan bahasa Indonesia, sebagaimana telah kita pahami bahwa dimana ada
perkembangan pasti selalu disertai dengan issu analogi dan anomali.
1. Perspektif Analogi
Analogi adalah keteraturan bahasa, suatu satuan bahasa dapat dikatakan analogis apabila satuan
tersebut sesuai atau tidak menyimpang dengan konvensi-konvensi yang telah berlaku.
Pembicaraan mengenai kata serapan apabila bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan
atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi tentu dilakukan dengan memperbandingkan antara
bahasa pemberi pengaruh dengan bahasa penerima pengaruh. Untuk membicarakan kata serapan
ke dalam bahasa Indonesia tentu dilakukan dengan memperbandingkan kata-kata sebelum masuk
ke dalam bahasa Indonesia dan setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia.
Akan tetapi dalam pembicaraan kata serapan yang dikaitkan dengan analogi bahasa justru
dilakukan dengan memperbandingkan unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh itu sendiri.
Artinya suatu kata serapan perlu dilihat aslinya hanya sekedar untuk mengetahui bahwa kata
tersebut benar-benar kata serapan, tanpa harus mengetahui bagaimana proses perubahan atau
penyesuaian yang terjadi, yang lebih proporsional perlu dilihat adalah bagaimana keadaan
setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia, kemudian diperbandingkan dengan konvensi-konvensi
yang lazim yang berlaku sekarang ini. Karena analogi berbicara mengenai keteraturan bahasa
yang berkaitan dengan konvensi bahasa, tentu saja disini lebih banyak berkaitan dengan kaidah-
kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa.
1.1 Analogi Dalam Sistem Fonologi
Banyak sekali kata-kata serapan ke dalam bahasa Indonesia yang tenyata telah sesuai dengan
sistem fonologi dalam bahasa Indonesia baik melalui proses penyesuaian atau tanpa melalui
proses penyesuaian. Di antara kata-kata tersebut misalnya :
Aksi - action (Inggris)
Dansa - dance (Inggris)
Derajat - darrajat (Arab)
Ekologi - ecology (Inggris)
Fajar - fajr (Arab)
Galaksi - galaxy (Inggris)
Hikmah - hikmat (Arab)
Insan - insan (Arab)
Fonem-fonem /a/, /b/, /d/, /e/, /f/, /g/, /h/, /i/, /k/, /l/, /m/, /n/, /0/, /r/, /s/, dan /t/ yang digunakan
dalam kata-kata sebagaimana tersebut di atas adalah fonem-fonem yang sesuai dengan sistem
fonologi dalam bahasa Indonesia, dengan demikian termasuk pada kriteria yang analogis, artinya
yang sesuai dengan fonem yang lazim dalam bahasa Indonesia. Tentu contoh-contoh tersebut
masih merupakan sebagian fonem dalam bahasa Indonesia selain fonem-fonem tersebut tentu
juga masih ada fonem-fonem yang lain yang lazim dalam sistem fonologi dalam bahasa
Indonesia yaitu : /c/, /j/, /p/, /q/, /v/, /w/, /x/, /y/, /z/, /kh/, /sy/, /u/ dan /a/.
Apabila dikaitkan dengan kenyataan historis ternyata ada kenyataan yang menarik untuk
dicermati yaitu misal fonem /kh/ dan /sy/ kedua fonem ini diakui sebagai fonem lazim dalam
sistem fonologi bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:15).Namun
apabila diselidiki lebih teliti secara historis, ternyata kedua fonem ini bukan fonem asli
Indonesia, ini bisa dibuktikan bahwa semua kata-kata yang menggunakan fonem /kh/ dan /sy/
masih bisa dilacak aslinya berasal dari bahasa Arab.
Kalau kedua fonem /kh/ dan /sy/ ini bukan asli Indonesia tentu saja pada awal munculnya dalam
bahasa Indonesia bisa dianggap sebagai gejala penyimpangan atau gejala yang anomalis, tetapi
setelah demikian lama berlangsung serta dengan frekuensi kemunculan yang cukup tinggi, lama-
kelamaan akan dianggap sebagai gejala yang wajar, tidak lagi dianggap gejala penyimpangan
dengan demikian dapat dikatakan sebagi gejala yang analogis.
Dari kenyataan historis ini memperlihatkan bahwa ada suatu peristiwa perubahan-perubahan
dimana suatu gejala bahasa yang pada awalnya kemungkinan dianggap anomalis, setelah
berlangsung terus menerus dengan frekuensi yang tinggi maka hal yang dianggap anomalis
tersebut bisa berubah kondisinya sehingga dianggap analogis. Fonem-fonem yang lain yang juga
merupakan fonem serapan- serapan lain adalah : /f /, /q/, /v/, dan /x/.
1.2 Analogi Dalam Sistem Ejaan
Sistem ejaan adalah hal yang berhubungan dengan pembakuan. tentu saja pembicaraan mengenai
analogi bahasa disini disandarkan pada ejaan yang berlaku sekarang yaitu ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan. Mengenai hal ini ada pembicaraan yang khusus yaitu tentang penulisan
unsur serapan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:38).
Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa lndonesia dapat dibagi ke dalam dua
golongan besar. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia .seperti kata : reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur seperti ini dipakai dalam konteks
bahasa Indonesia tetapi penulisan dan pengucapannya masih :mengikuti cara asing. Kedua unsur
pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:38).
Tentu saja yang termasuk kriteria analogi bahasa adalah kategori kedua yaitu unsur serapan yang
telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia baik dalam pengucapan maupun dalam
penulisan. Di dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan telah tersusun
kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan.Contohnya :
Kaustik - caustic
Sentral - central
Akomodasi - accomodation
aksen – accent
kolera – cholera
Contoh-contoh di atas hanya merupakan sebagian kecil dari contoh yang telah dikemukakan
dalam pedoman tersebut, dan untuk selengkapnya bisa dilihat langsung dari pedoman yang telah
ada yang ternyata aturan-aturannya tidak cukup mudah dihafal, karena meliputi seperangkat
aturan berjumlah 56 point.
2. Perspektif Anomali
Anomali adalah penyimpangan atau ketidak teraturan bahasa.Suatu satuan dapat dikatakan
anomalis apabila satuan tersebut tidak sesuai atau menyimpang dengan konvensi-konvensi yang
berlaku.
Metode yang digunakan untuk menentukan anomali bahasa pada kata-kata serapan dalam bahasa
Indonesia disini adalah sama dengan metode yang digunakan untuk menetapkan analogi bahasa
yaitu dengan memperbandingkan unsur intern dari bahasa penerima pengaruh, suatu kata yang
tampak sebagai kata serapan dibandingkan atau dilihat dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa
Indonesia. Apabila kata tersebut ternyata tidak menunjukkan kesesuaian dengan kaidah yang
berlaku berarti kata tersebut masuk kata yang anomalis.Sama seperti pada kata yang analogis,
kata-kata yang anomalis juga bisa dalam bentuk fonologi, ejaan maupun struktur.
2.1 Anomali Dalam Sistem Fonologi
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan
penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana aslinya, sehingga menyebabkan
timbulnya anomali dalam Fonologi.
Contoh-contoh anomali dalam fonologi antara lain adalah :
Export asalanya export Expose asalanya expose
Exodus asalanya exodus
2.2 Anomali Dalam Sistem Ejaan
Semua kata-kata yang asing yang masih diserap secara utuh tanpa melalui penyesuaian dengan
kaidah di dalam penulisan, pada umumnya merupakan kata-kata yang anomalis di dalam bahasa
Indonesia.
Contoh kata-kata tersebut antara lain adalah :
Bank - bank (Inggris)
Intern - intern (Inggris)
Modem - modem (Inggris)
qur'an - qur'an (Arab)
jum'at - jum'at (Arab)
fardhu - fardhu (Arab)
Kata-kata seperti tersebut di atas temasuk anomali bahasa karena tidak sesuai dengan kaidah di
dalam bahasa Indonesia. Hal-hal yang tidak sesuai disini adalah :<nk>, <m>, <'> dan <dh>.
Ejaan-ejaan ini tidak sesuai dengan ejaan dalam bahasa Indonesia.
Kadang-kadang juga ditemukan kata-kata asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia dan
ditulis sebagaimana aslinya, akan tetapi untuk muncul sebagai gejala anomalis karena secara
kebetulan kata-kata tersebut tidak rnenyimpang dengan kaidah dalam bahasa Indonesia.
Contoh kata-kata ini antara lain adalah :
Indonesia aslinya
era - era (Inggris)
label - label (Inggris)
formal - formal (Inggris)
edit - edit (Inggris)
2.3 Anomali Dalam Struktur
Karena pembicaraan kita adalah tentang kata maka yang dimaksud disini adalah juga struktur
tentang kata. Kata adakalanya terdiri dari satu morfem, tetapi adakalanya tersusun dari dua
morfem atau lebih.
Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata sebagai satu satuan
utuh baik terdiri dari satu morfem, dua morfem atau lebih.
Misalnya :
Indonesia aslinya
federalisme - federalism (Inggris)
bilingual - bilingual (Inggris)
dedikasi - dedication (Inggris)
edukasi - education (Inggris)
eksploitasi - exploitation (Inggris)
Kata-kata seperti tersebut dalam contoh, proses penyerapannya dilakukan secara utuh sebagaii
satu satuan. Jadi kata "Federalisme" tidak diserap secara terpisah yaitu "Federal" dan
"isme".Kata "bilingual" tidak diserap "bi", "lingua" dan "aI". Kata dedikasi tidak diserap dari
"dedicate" dan "tion" demikian seterusnya kata "edukasi" tidak diserap dari "educate" dan "tion".
Kata serapan dari bahasa Inggris yang aslinya berakhir dengan "tion” yang diserap ke dalam
bahasa Indonesia dengan mengalami penyesuaian sehingga berubah menjadi "si" diakhir kata
berlangsung dengan frekwensi sangat tinggi. kenyataan ini melahirkan masalah kebahasaan yaitu
munculnya akhiran sasi yang melekat pada kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Inggris
sehingga timbul kata-kata seperti :
Islamisasi - islam + sasi
kristenisasi - kristen + sasi
neonisasi - neon + sasi
polarisasi - pola + sasi
jawanisasi - jawa + sasi
Proses pembentukan seperti ini dalam linguistik lazim disebut “anologi" (bedakan istilah analogi
dalam linguistik dengan istilah dalam filsafat bahasa). Penggunaan istilah anologis ini memang
wajar karena maksudnya adalah menggunakan bentuk yang sesuai dengan bentuk yang telah
ada.artinya penggunaan struktur neonisasi didasar kata pada kata: mekanisasi dan sejenisnya
yang telah ada.
Akan tetapi apabila kita bandingkan dengan kaidah gramatikal khususnya yang berkaitan dengan
struktur morfologi kata, sebenanya akhiran (sasi) di dalam bahasa Indonesia tidak ada. Dengan
demikian hal ini termasuk gejala anomali bahasa.Namun masalah selanjutnya adalah tinggal
masalah pengakuan dari para pakar yang memiliki legalitas di dalam bahasa.Apakah akhiran
(sasi) ini dianggap resmi atau tidak di dalam bahasa Indonesia, kalau dianggap tidak resmi
berarti akhiran (sasi) ini benar murupakan gejala anomali. Tetapi kalau akhiran (sasi) inii sudah
bisa diterima sebagai akhiran yang lazim dalam bahasa Indonesia maka Ada perubahan dari
anomali menjadi anologi.
Kasus seperti ini tidak hanya terjadi pada proses penyerapan dari bahasa Inggris, tetapi ternyata
terjadi juga pada bahasa Arab, yaitu adanya akhiran (i), (wi), (ni). Pada awalnya akhiran ini
memang melekat langsung pada kosa kata bahasa Arab yang diserap secara utuh ke dalam
bahasa ldonesia. Kata kata seperti :
Indonesia aslinya
insani - insani
duniawi - dunyawi
ruhani - ruhani
Diserap secara utuh dari bahasa Arab, akhirnya akhiran (i), (wi) dan (ni) ini digunakan di dalam
bahasa Indonesia, dilekatkan pada kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Arab, seperti :
aslinya
gerejani - gereja + ni
ragawi - raga + wi
Kasus akhiran (ni) dan (wi) dalam bahasa Indonesia ini sama seperti kasus akhiran (sasi) hanya
saja berbeda dari sudut frekwensinya yakni frekwensi akhiran (wi) dan (ni) lebih jarang
dibandingkan dengan akhiran (sasi).
BAB III
PEMBAHASAN
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah dengan membagikan angket terhadap
golongan yang ingin di teliti. Penelitian ini dilakukan terhdap siswa kelas XII-IA3
SMAN 1 Banda Aceh. Pada tanggal 14 November 2012. Kemampuan Siswa kelas XII-
IA3 SMAN 1 Banda Aceh dalam menentukan unsur intrinsik dan isi dalam sebuah
Hikayat Klasik. Penelitian kami lakukan dengan cara Pertama, membuat daftar
pertanyaan yang ingin diajukan kepada siswa. Kedua, membagikan angket yang terdiri
dari 7 pertanyaan yang harus diajwab, dengan pilihan jawaban „iya‟ atau „tidak‟. Ketiga,
mengumpulkan data atau hasil yang diperoleh dari pembagian angket.
Tabel 1. 1 Hasil Penelitian Kemampuan Siswa Kelas Xii Ia 3 Menentukan Kata Serapan
NO PERNYATAAN
PERSENTASE
YA TIDAK
1 Apakah anda tahu apa itu kata serpan ? 24 2
2 Pernahkan anda menggunakan kata serapan ? 24 0
3 Mengertikah anda cara penggunaan kata serapan ? 17 7
4 Sulitkah bagi anda menggunakan kata serapan ? 7 17
Keterangan : *Jumlah siswa yang diteliti adalah 26 siswa
Dapat kita simpulkan bahwa siswa/I kelas XII IPA 3 dapat menggunakan kata serapan baik di
dalam lingkungan masyarakat maupun di dunia pendidikan sebagai pengucapan kata untuk berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar, karena dari 26 siswa/I yang kami teliti hanya 2 siswa/I yang tidak
memahami kata serapan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analogi dan anomali bahasa terjadi di dalam bahasa Indonesia dan secara khusus terjadi di dalam
kata-kata serapan ke dalam bahasa Indonesia.
Suatu gejala bahasa pada awalnya bisa dianggap anomali, namun setelah berlangsung terus
menerus dengan frekwensi yang tinggi bisa berubah menjadi analogi.Suatu gejala bahasa apakah
termasuk ke dalam kriteria analogi atau anomali sebenarnya tergantung pada keberteriman
masyarakat terutama mereka yang memiliki legalitas tentang bahasa.Penyimpangan bahasa dari
konvensi dengan frekwensi yang kecil cenderung dikatakan sebagai gejala yang anomalis.
B. Saran
Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai bahasa
serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap
sekolah-sekolah pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu
memlihara kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya bahasa
asing.
C. Kata Penutup
Demikianlah hasil dari makalah yang telah saya buat dalam rangka memperdalam wawasan
tentang kata serapan dalam bahasa indonesia. Semoga dengan terbentuknya makalah ini, saya
dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada semua orang yang membacanya.saya juga
berharap bahwa dengan terbentuknya makalah ini, semua orang yang membutuhkan bahan-
bahan yang terkait dengan kata serapan dalam bahasa indonesia menjadi tertolong dan tidak
kesulitan dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan.
Semoga apa yang tertulis di dalam makalah ini selalu abadi dan memberikan berkah yang tiada
hentinya dalam kehidupan kita bersama.
Terima kasih atas segala terbentuknya makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi
pembacanya.amin…
DAFTAR PUSTAKA
Darmawati, Uti. 2009. Detik Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Prawira
Taufik, Imam. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga
http://www.google.com

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaKhoerul Anwar Abdulloh
 
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifAdy Setiawan
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikanRapul anwar
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifMuhammad Bahrudin
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1Jihan Hidayah Putri
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahNanda Saragih
 
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfEsai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfMuhammad sobri maulana
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiRofiani Intan
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaaneryeryey
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSNailul Hasibuan
 

Mais procurados (20)

Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
 
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan &amp; jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian KuantitatifMenyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
Menyusun Instrumen Penelitian Kuantitatif
 
Taraf signifikan
Taraf signifikanTaraf signifikan
Taraf signifikan
 
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
 
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
343013441 review-jurnal-filsafat-pendidikan-1
 
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiahBahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
Bahasa standar,nonstandar, dan bahasa ilmiah
 
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdfEsai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
Esai ilmiah muhammad sobri maulana sa8-pdf
 
Kriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen EvaluasiKriteria Instrumen Evaluasi
Kriteria Instrumen Evaluasi
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Ragam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa KeilmuanRagam Bahasa Keilmuan
Ragam Bahasa Keilmuan
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Tugas resensi jurnal rahmat
Tugas resensi jurnal rahmatTugas resensi jurnal rahmat
Tugas resensi jurnal rahmat
 
Pertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasiPertanyaan presentasi
Pertanyaan presentasi
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUSTUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
 

Semelhante a KARYA ILMIAH

Bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesiaarifin554
 
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 1 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 1  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia untuk kelas 1  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 1 - sri hapsariprimagraphology consulting
 
Materi debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptx
Materi debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptxMateri debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptx
Materi debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptxputriwildana4
 
Pintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaPintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaasih yuliana
 
Pintar berbahasa indonesia kelas 3 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 3  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia kelas 3  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 3 - sri hapsariprimagraphology consulting
 
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 5 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 5  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia untuk kelas 5  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 5 - sri hapsariprimagraphology consulting
 
Mod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesiaMod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesiacitra Joni
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasNasruddin Asnah
 
XII IPA B.Indonesia 3
XII IPA B.Indonesia 3 XII IPA B.Indonesia 3
XII IPA B.Indonesia 3 Dova Oldesta
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahPrescott Py3man
 
Pintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaPintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaumi_muslichati
 
Pintar berbahasa indonesia kelas 2 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 2  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia kelas 2  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 2 - sri hapsariprimagraphology consulting
 
Pintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaPintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaumi_muslichati
 
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)Luh Pagoetan
 

Semelhante a KARYA ILMIAH (20)

Makalah indonesia
Makalah indonesiaMakalah indonesia
Makalah indonesia
 
Makalahpenelitian
MakalahpenelitianMakalahpenelitian
Makalahpenelitian
 
Untuk cover
Untuk coverUntuk cover
Untuk cover
 
Bahasa Indonesia
 Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
 
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 1 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 1  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia untuk kelas 1  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 1 - sri hapsari
 
Materi debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptx
Materi debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptxMateri debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptx
Materi debat bahasa indonesia kurikulum merdeka.pptx
 
Pintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaPintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesia
 
Pintar berbahasa indonesia kelas 3 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 3  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia kelas 3  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 3 - sri hapsari
 
Penulisan Unsur Serapan
Penulisan Unsur SerapanPenulisan Unsur Serapan
Penulisan Unsur Serapan
 
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 5 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 5  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia untuk kelas 5  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia untuk kelas 5 - sri hapsari
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 
Mod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesiaMod ul bhs indonesia
Mod ul bhs indonesia
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
 
XII IPA B.Indonesia 3
XII IPA B.Indonesia 3 XII IPA B.Indonesia 3
XII IPA B.Indonesia 3
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
 
Pintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaPintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesia
 
Pintar berbahasa indonesia kelas 2 - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 2  - sri hapsariPintar berbahasa indonesia kelas 2  - sri hapsari
Pintar berbahasa indonesia kelas 2 - sri hapsari
 
Pintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesiaPintar berbahasa indonesia
Pintar berbahasa indonesia
 
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
 
Dini ar
Dini arDini ar
Dini ar
 

KARYA ILMIAH

  • 1. Kemampuan Siswa Kelas XII IPA 3 Menentukan Kata Serapan untuk Melengkapi Kata Paragraf DISUSUN OLEH : Muhammad Maulana Qurrata Aini Laura Vadzla H Mulia Safrina Sukma Jelita KELAS : XII-IA 3 GURU PEMBIMBING : Dra. Isniarti Dinas Pemuda dan Olahraga SMAN 1 Banda Aceh Tahun Pembelajaran 2012/2013
  • 2. LEMBAR PENGESAHAN MENGETAHUI: WALI KELAS Ulfah NIP: 19780425 2005004 001 GURU PEMBIMBING Dra. Isniarti NIP: 19641161989032 005
  • 3. MOTTO Figur yang baik mencerminkan generasi yang cerdas Kesuksesan berawal dari keinginan yang kuat Masa depan menunggu kemampuan kita untuk mengubahnya Kecerdasan adalah kombinasi dari karakter dan strategi Disiplin dimulai dari pengusaan isi pikiran Kesalahan fatal adalah maju tanpa kemauan untuk menang Kecepatan memang baik, tetapi ketepatan adalah segalanya Goresan Pena Tim Penulis
  • 4. PERSEMBAHAN Karya tulis kami yang berjudul “Kemampuan Siswa Kelas XII-IA 3 dalam Menentukan Unsur Instrinsik dan Isi Hikayat Klasik”, akan kami persembahkan kepada: 1. Orang tua kami yang selalu memberikan inspirasi kepada kami dalam menyelesaikan karya tulis kami. 2. Wali kelas XII IA 3 yang memotivasi kami sehingga kami bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan lancar. 3. Teman teman seperjuangan kami yang selalu memberi dukungan serta masukan kepada kami, sehingga karya tulis terselesaikan dengan baik. Hormat kami, Tim Penulis
  • 5. Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan penyeluruhan karya tulis berjudul … Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas B. Indonesia SMA Negeri 1 B. Aceh. Dalam penulisan karya tulis ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyeleasaikan karya tulis ini khusunya kepada : Ibu Isniarti, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan, dalam rangka penyelesaian penyusunan karya tuls ini. Teman-teman seperjuangan yang berada di kelas XII IPA 3 tahun pembelajaran 2012/2013. Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan karya tulis ini. Akhir kata semoga karya tulis ini bias bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan kami para penulis pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Banda Aceh, 12 Juli 2012 Penyusun
  • 6. DAFTAR ISI Lembar Pengesahan................................................................................................ i Motto...................................................................................................................... ii Persembahan........................................................................................................... iii Kata Pengantar........................................................................................................ iv Daftar isi................................................................................................................. v Abstrak................................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..........................................................................................................1 B. Rumusan dan Pembatasan Masalah ..........................................................................1 C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................2 BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................3 A. Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia 1. Syarat Penyerapan Kata 2. Cara Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia B. Kata Serapan Sebagai Bagian Perkembangan Bahasa Indonesia C. Perspektif Analogi Dan Anomali Kata Serap-An Dalam Bahasa Indonesia 1. Perspektif Analogi 1.1 Analogi Dalam Sistem Fonologi 1.2 Analogi Dalam Sistem Ejaan 2. Perspektif Anomali 2.1 Anomali Dalam Sistem Fonologi 2.2 Anomali Dalam Sistem Ejaan 2.3 Anomali Dalam Struktur
  • 7. BAB III PEMBAHASAN BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Kata Penutup DAFTAR PUSTAKA
  • 8. ABSTRAK Kata serapan antar bahasa adalah hal yang lumrah. Jika terjadi kontak bahasa lewat pemakai pasti akan terjadi serap menyerap kata. Dengan adanya proses penyerapan akan menimbulkan saling meminjam dan saling pengaruh unsur asing. Biasanya mengalami perubahan atas proses penyerapan adalah bunyi bahasa dan kosa kata. Bahasa Indonesia sendiri selama pertumbuhannya banyak mengalami serapan dari bahasa-bahasa asing seperti bahasa Sansekerta, bahasa Arab, bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Masukkan unsur bahasa asing tersebut sejalan dengan histori bangsa Indonesia tentunya. Berawal dari bahasa sansekerta yang datang bersamaan dengan ajaran hindu budha di Indonesia, kemudian bahasa Belanda yang sejalan dengan proses penjajahan bangsa Belanda. Setelah penjajahan bangsa Belanda usai adalah masa perdagangan antara bangsa timur tengah dengan bangsa Indonesia dan proses keagamaan yang menyebabkan terajadinya penyerapan bahasa Arab.Yang terakhir adalah bahasa Inggris dan itu terjadi hingga sekarang, faktor yang begitu dominan tentunya karena pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pengguna bahasa Inggris. Selain bahasa-bahasa tersebut, ada beberapa bahasa seperti cina, portugis, tamil, parsi, hindi yang ikut terserap oleh bahasa Indonesia.
  • 9. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa memiliki cara yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan atau untuk menyebutkan atau mengacu ke benda-benda di sekitarnya. Hingga pada suatu titik waktu, kata-kata yang dihasilkan melalui kesepakatan masyarakat itu sendiri umumnya mencukupi keperluan itu, namun manakala terjadi hubungan dengan masyarakat bahasa lain, sangat mungkin muncul gagasan, konsep, atau barang baru yang datang dari luar budaya masyarakat itu.Dengan sendirinya juga diperlukan kata baru.Salah satu cara memenuhi keperluan itu yang sering dianggap lebih mudah adalah mengambil kata yang digunakan oleh masyarakat luar yang menjadi asal hal ihwal baru itu. S alah satu bentuk perkembangan bahasa Indonesia adalah berupa penyerapan kata ke dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa-bahasa asing pemberi pengaruh. Penyerapan kata-kata asing ke dalam bahasa Indonesia ini melahirkan permasalahan-permasalahan kebahasaan yang dapat disoroti dari perspektif analogi dan anomali bahasa. B. Tujuan Penulisan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.
  • 10. C. Metode Penulisan Dalam penulisan karya tulis ini kami menggunakan metode pengumpulan data. Data yang kami peroleh ditulis dan dirangkum berdasarkan hasil pengumpulan data dari hasil bacaan baik dari buku maupun artikel-artikel elektronik yang dilakukan secara individu serta kelompok. a. Individu, pengumpulan data kami lakukan dengan cara oembagian tugas kepada setiap anggota kelompok dalam pencarian materi yang dibutuhkan. b. Kelompok, pengumpulan data kami lakukan dengan merangkum seluruh materi yang didapat setiap anggota untuk didiskusikan sehingga menjadi sebuah karya tulis yang utuh.
  • 11. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kata Serapan Dalam Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan penuturnya. Salah satu akibat dari sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang berupa afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal dengan Unsur Serapan. Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengambil unsur atau kata dari bahasa lain, seperti bahasa daerah atau bahasa asing. Sudah banyak kosa kata dari bahasa asing dan daerah yang digunakan dalam bahasa Indonesia.Terlebih dahulu kata-kata itu disesuaikan dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia, baik itu dalam hal pengucapan maupun penulisannya. Kata-kata seperti itulah yang dinamakan dengan Kata-kata Serapan. Asal Bahasa Jumlah Kata Arab 1.495 kata Belanda 3.280 kata Tionghoa 290 kata Hindi 7 kata Inggris 1.610 kata Parsi 63 kata Portugis 131 kata Sanskerta-Jawa Kuna 677 kata Tamil 83 kata
  • 12. 1. Syarat Penyerapan Kata Proses penyerapan itu dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat dibawah ini terpenuhi, yaitu : a. Istilah serapan yang dipilih cocok konotasinya. b.Istilah yang dipilih lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya. c. Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimya. 2. Cara Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Kata Serapan Masuk Ke Dalam Bahasa Indonesia Dengan 4 Cara Yaitu : a. Cara Adopsi Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing itu secara keseluruhan. Contoh : supermarket, plaza, mall b. Cara Adaptasi Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu, sedangkan ejaan atau penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia Contoh : Pluralization > pluralisasi Acceptability > akseptabilitas c. Penerjemahan Terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut dicari padanannya dalam Bahasa Indonesia Contohnya : Overlap > tumpang tindih Try out > uji coba d. Kreasi Terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yangada dalam
  • 13. bahasa Indonesia. Cara ini mirip dengan cara penerjemahan, akan tetapi memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak menuntut bentuk fisik yang mirip seperti penerjemahan. Boleh saja kata yang ada dalam bahasa aslinya ditulis dalam 2 atau 3 kata, sedangkan bahasa Indonesianya hanya satu kata saja. Contoh : Effective > berhasil guna Spare parts > suku cadang Selain kata serapan, ternyata bahasa Indonesia juga memunyai beberapa afiks atau imbuhan serapan. Imbuhan serapan dalam bahasa Indonesia ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Beberapa imbuhan serapan itu antara lain : 1. An -, a - [= tidak] ; anarki, amoral, anorganik 2. Ab - [= dari] ; abrasi, abnormal 3. Tele - [= jauh] ; televisi, telepon 4. Mini - [= kecil] ; miniatur, mini bus 5. Super - [= di atas] ; supersonik, super power, supervisi 6. Uni - [= satu] ; unilateral, universitas 7. Mono - [= satu] ; monoton, monogami, ,monofobia 8. Sub - [= dibawah] : subversi, subsidi, subordinasi 9. Trans - [= seberang, lewat] ; transisi, tranfusi 10. Semi - [= setengah, sebagian] ; semiautomatis, semiformal, semifinal.
  • 14. B. Kata Serapan Sebagai Bagian Perkembangan Bahasa Indonesia Soal kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh. Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka, dengan sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling meminjarn atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal antara lain kebutuhan, prestise kurang faham terhadap bahasa sendiri atau berbagai latar belakang yang lain. Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi, pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh maupun pergeseran sistematis. Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutarna dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan.Ada kosa kata yang diserap secara utuh tanpa mengalami perubahan dan penyesuaian.Dan ada kosa kata yang diserap dengan mengalami penyesuaian-penyesuaian. Kata-kata serapan ini ternyata tidak lepas dari permasalahan analogi 6
  • 15. dan anomali bahasa yang secara khusus akan diuraikan dalam bab berikut. C. Perspektif Analogi Dan Anomali Kata Serap-An Dalam Bahasa Indonesia Analogi adalah keteraturan bahasa dan anomali adalah penyimpangan atau ketidak teraturan bahasa. Di dalam bab III ini akan dilihat perspektif analogi dan anomali di dalam kata-kata serapan bahasa Indonesia. Di depan telah dikemukakan bahwa kata serapan adalah merupakan bagian perkembangan bahasa Indonesia, sebagaimana telah kita pahami bahwa dimana ada perkembangan pasti selalu disertai dengan issu analogi dan anomali. 1. Perspektif Analogi Analogi adalah keteraturan bahasa, suatu satuan bahasa dapat dikatakan analogis apabila satuan tersebut sesuai atau tidak menyimpang dengan konvensi-konvensi yang telah berlaku. Pembicaraan mengenai kata serapan apabila bertujuan untuk mengetahui perubahan-perubahan atau penyesuaian-penyesuaian yang terjadi tentu dilakukan dengan memperbandingkan antara bahasa pemberi pengaruh dengan bahasa penerima pengaruh. Untuk membicarakan kata serapan ke dalam bahasa Indonesia tentu dilakukan dengan memperbandingkan kata-kata sebelum masuk ke dalam bahasa Indonesia dan setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi dalam pembicaraan kata serapan yang dikaitkan dengan analogi bahasa justru dilakukan dengan memperbandingkan unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh itu sendiri. Artinya suatu kata serapan perlu dilihat aslinya hanya sekedar untuk mengetahui bahwa kata tersebut benar-benar kata serapan, tanpa harus mengetahui bagaimana proses perubahan atau penyesuaian yang terjadi, yang lebih proporsional perlu dilihat adalah bagaimana keadaan setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia, kemudian diperbandingkan dengan konvensi-konvensi yang lazim yang berlaku sekarang ini. Karena analogi berbicara mengenai keteraturan bahasa yang berkaitan dengan konvensi bahasa, tentu saja disini lebih banyak berkaitan dengan kaidah- kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa.
  • 16. 1.1 Analogi Dalam Sistem Fonologi Banyak sekali kata-kata serapan ke dalam bahasa Indonesia yang tenyata telah sesuai dengan sistem fonologi dalam bahasa Indonesia baik melalui proses penyesuaian atau tanpa melalui proses penyesuaian. Di antara kata-kata tersebut misalnya : Aksi - action (Inggris) Dansa - dance (Inggris) Derajat - darrajat (Arab) Ekologi - ecology (Inggris) Fajar - fajr (Arab) Galaksi - galaxy (Inggris) Hikmah - hikmat (Arab) Insan - insan (Arab) Fonem-fonem /a/, /b/, /d/, /e/, /f/, /g/, /h/, /i/, /k/, /l/, /m/, /n/, /0/, /r/, /s/, dan /t/ yang digunakan dalam kata-kata sebagaimana tersebut di atas adalah fonem-fonem yang sesuai dengan sistem fonologi dalam bahasa Indonesia, dengan demikian termasuk pada kriteria yang analogis, artinya yang sesuai dengan fonem yang lazim dalam bahasa Indonesia. Tentu contoh-contoh tersebut masih merupakan sebagian fonem dalam bahasa Indonesia selain fonem-fonem tersebut tentu juga masih ada fonem-fonem yang lain yang lazim dalam sistem fonologi dalam bahasa Indonesia yaitu : /c/, /j/, /p/, /q/, /v/, /w/, /x/, /y/, /z/, /kh/, /sy/, /u/ dan /a/. Apabila dikaitkan dengan kenyataan historis ternyata ada kenyataan yang menarik untuk dicermati yaitu misal fonem /kh/ dan /sy/ kedua fonem ini diakui sebagai fonem lazim dalam sistem fonologi bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:15).Namun apabila diselidiki lebih teliti secara historis, ternyata kedua fonem ini bukan fonem asli Indonesia, ini bisa dibuktikan bahwa semua kata-kata yang menggunakan fonem /kh/ dan /sy/ masih bisa dilacak aslinya berasal dari bahasa Arab. Kalau kedua fonem /kh/ dan /sy/ ini bukan asli Indonesia tentu saja pada awal munculnya dalam bahasa Indonesia bisa dianggap sebagai gejala penyimpangan atau gejala yang anomalis, tetapi setelah demikian lama berlangsung serta dengan frekuensi kemunculan yang cukup tinggi, lama-
  • 17. kelamaan akan dianggap sebagai gejala yang wajar, tidak lagi dianggap gejala penyimpangan dengan demikian dapat dikatakan sebagi gejala yang analogis. Dari kenyataan historis ini memperlihatkan bahwa ada suatu peristiwa perubahan-perubahan dimana suatu gejala bahasa yang pada awalnya kemungkinan dianggap anomalis, setelah berlangsung terus menerus dengan frekuensi yang tinggi maka hal yang dianggap anomalis tersebut bisa berubah kondisinya sehingga dianggap analogis. Fonem-fonem yang lain yang juga merupakan fonem serapan- serapan lain adalah : /f /, /q/, /v/, dan /x/. 1.2 Analogi Dalam Sistem Ejaan Sistem ejaan adalah hal yang berhubungan dengan pembakuan. tentu saja pembicaraan mengenai analogi bahasa disini disandarkan pada ejaan yang berlaku sekarang yaitu ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Mengenai hal ini ada pembicaraan yang khusus yaitu tentang penulisan unsur serapan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:38). Menurut taraf integrasinya unsur pinjaman ke dalam bahasa lndonesia dapat dibagi ke dalam dua golongan besar. Pertama unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia .seperti kata : reshuffle, shuttle cock. Unsur-unsur seperti ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia tetapi penulisan dan pengucapannya masih :mengikuti cara asing. Kedua unsur pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:38). Tentu saja yang termasuk kriteria analogi bahasa adalah kategori kedua yaitu unsur serapan yang telah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia baik dalam pengucapan maupun dalam penulisan. Di dalam Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan telah tersusun kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan.Contohnya : Kaustik - caustic Sentral - central Akomodasi - accomodation aksen – accent kolera – cholera
  • 18. Contoh-contoh di atas hanya merupakan sebagian kecil dari contoh yang telah dikemukakan dalam pedoman tersebut, dan untuk selengkapnya bisa dilihat langsung dari pedoman yang telah ada yang ternyata aturan-aturannya tidak cukup mudah dihafal, karena meliputi seperangkat aturan berjumlah 56 point. 2. Perspektif Anomali Anomali adalah penyimpangan atau ketidak teraturan bahasa.Suatu satuan dapat dikatakan anomalis apabila satuan tersebut tidak sesuai atau menyimpang dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Metode yang digunakan untuk menentukan anomali bahasa pada kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia disini adalah sama dengan metode yang digunakan untuk menetapkan analogi bahasa yaitu dengan memperbandingkan unsur intern dari bahasa penerima pengaruh, suatu kata yang tampak sebagai kata serapan dibandingkan atau dilihat dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila kata tersebut ternyata tidak menunjukkan kesesuaian dengan kaidah yang berlaku berarti kata tersebut masuk kata yang anomalis.Sama seperti pada kata yang analogis, kata-kata yang anomalis juga bisa dalam bentuk fonologi, ejaan maupun struktur. 2.1 Anomali Dalam Sistem Fonologi Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia secara utuh tanpa mengalami perubahan penulisan memiliki kemungkinan untuk dibaca bagaimana aslinya, sehingga menyebabkan timbulnya anomali dalam Fonologi. Contoh-contoh anomali dalam fonologi antara lain adalah : Export asalanya export Expose asalanya expose Exodus asalanya exodus 2.2 Anomali Dalam Sistem Ejaan Semua kata-kata yang asing yang masih diserap secara utuh tanpa melalui penyesuaian dengan kaidah di dalam penulisan, pada umumnya merupakan kata-kata yang anomalis di dalam bahasa Indonesia.
  • 19. Contoh kata-kata tersebut antara lain adalah : Bank - bank (Inggris) Intern - intern (Inggris) Modem - modem (Inggris) qur'an - qur'an (Arab) jum'at - jum'at (Arab) fardhu - fardhu (Arab) Kata-kata seperti tersebut di atas temasuk anomali bahasa karena tidak sesuai dengan kaidah di dalam bahasa Indonesia. Hal-hal yang tidak sesuai disini adalah :<nk>, <m>, <'> dan <dh>. Ejaan-ejaan ini tidak sesuai dengan ejaan dalam bahasa Indonesia. Kadang-kadang juga ditemukan kata-kata asing yang diserap kedalam bahasa Indonesia dan ditulis sebagaimana aslinya, akan tetapi untuk muncul sebagai gejala anomalis karena secara kebetulan kata-kata tersebut tidak rnenyimpang dengan kaidah dalam bahasa Indonesia. Contoh kata-kata ini antara lain adalah : Indonesia aslinya era - era (Inggris) label - label (Inggris) formal - formal (Inggris) edit - edit (Inggris) 2.3 Anomali Dalam Struktur Karena pembicaraan kita adalah tentang kata maka yang dimaksud disini adalah juga struktur tentang kata. Kata adakalanya terdiri dari satu morfem, tetapi adakalanya tersusun dari dua morfem atau lebih. Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah kata-kata sebagai satu satuan utuh baik terdiri dari satu morfem, dua morfem atau lebih.
  • 20. Misalnya : Indonesia aslinya federalisme - federalism (Inggris) bilingual - bilingual (Inggris) dedikasi - dedication (Inggris) edukasi - education (Inggris) eksploitasi - exploitation (Inggris) Kata-kata seperti tersebut dalam contoh, proses penyerapannya dilakukan secara utuh sebagaii satu satuan. Jadi kata "Federalisme" tidak diserap secara terpisah yaitu "Federal" dan "isme".Kata "bilingual" tidak diserap "bi", "lingua" dan "aI". Kata dedikasi tidak diserap dari "dedicate" dan "tion" demikian seterusnya kata "edukasi" tidak diserap dari "educate" dan "tion". Kata serapan dari bahasa Inggris yang aslinya berakhir dengan "tion” yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan mengalami penyesuaian sehingga berubah menjadi "si" diakhir kata berlangsung dengan frekwensi sangat tinggi. kenyataan ini melahirkan masalah kebahasaan yaitu munculnya akhiran sasi yang melekat pada kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Inggris sehingga timbul kata-kata seperti : Islamisasi - islam + sasi kristenisasi - kristen + sasi neonisasi - neon + sasi polarisasi - pola + sasi jawanisasi - jawa + sasi Proses pembentukan seperti ini dalam linguistik lazim disebut “anologi" (bedakan istilah analogi dalam linguistik dengan istilah dalam filsafat bahasa). Penggunaan istilah anologis ini memang wajar karena maksudnya adalah menggunakan bentuk yang sesuai dengan bentuk yang telah ada.artinya penggunaan struktur neonisasi didasar kata pada kata: mekanisasi dan sejenisnya yang telah ada.
  • 21. Akan tetapi apabila kita bandingkan dengan kaidah gramatikal khususnya yang berkaitan dengan struktur morfologi kata, sebenanya akhiran (sasi) di dalam bahasa Indonesia tidak ada. Dengan demikian hal ini termasuk gejala anomali bahasa.Namun masalah selanjutnya adalah tinggal masalah pengakuan dari para pakar yang memiliki legalitas di dalam bahasa.Apakah akhiran (sasi) ini dianggap resmi atau tidak di dalam bahasa Indonesia, kalau dianggap tidak resmi berarti akhiran (sasi) ini benar murupakan gejala anomali. Tetapi kalau akhiran (sasi) inii sudah bisa diterima sebagai akhiran yang lazim dalam bahasa Indonesia maka Ada perubahan dari anomali menjadi anologi. Kasus seperti ini tidak hanya terjadi pada proses penyerapan dari bahasa Inggris, tetapi ternyata terjadi juga pada bahasa Arab, yaitu adanya akhiran (i), (wi), (ni). Pada awalnya akhiran ini memang melekat langsung pada kosa kata bahasa Arab yang diserap secara utuh ke dalam bahasa ldonesia. Kata kata seperti : Indonesia aslinya insani - insani duniawi - dunyawi ruhani - ruhani Diserap secara utuh dari bahasa Arab, akhirnya akhiran (i), (wi) dan (ni) ini digunakan di dalam bahasa Indonesia, dilekatkan pada kata-kata yang tidak berasal dari bahasa Arab, seperti : aslinya gerejani - gereja + ni ragawi - raga + wi Kasus akhiran (ni) dan (wi) dalam bahasa Indonesia ini sama seperti kasus akhiran (sasi) hanya saja berbeda dari sudut frekwensinya yakni frekwensi akhiran (wi) dan (ni) lebih jarang dibandingkan dengan akhiran (sasi).
  • 22. BAB III PEMBAHASAN Jenis penelitian yang kami gunakan adalah dengan membagikan angket terhadap golongan yang ingin di teliti. Penelitian ini dilakukan terhdap siswa kelas XII-IA3 SMAN 1 Banda Aceh. Pada tanggal 14 November 2012. Kemampuan Siswa kelas XII- IA3 SMAN 1 Banda Aceh dalam menentukan unsur intrinsik dan isi dalam sebuah Hikayat Klasik. Penelitian kami lakukan dengan cara Pertama, membuat daftar pertanyaan yang ingin diajukan kepada siswa. Kedua, membagikan angket yang terdiri dari 7 pertanyaan yang harus diajwab, dengan pilihan jawaban „iya‟ atau „tidak‟. Ketiga, mengumpulkan data atau hasil yang diperoleh dari pembagian angket. Tabel 1. 1 Hasil Penelitian Kemampuan Siswa Kelas Xii Ia 3 Menentukan Kata Serapan NO PERNYATAAN PERSENTASE YA TIDAK 1 Apakah anda tahu apa itu kata serpan ? 24 2 2 Pernahkan anda menggunakan kata serapan ? 24 0 3 Mengertikah anda cara penggunaan kata serapan ? 17 7 4 Sulitkah bagi anda menggunakan kata serapan ? 7 17 Keterangan : *Jumlah siswa yang diteliti adalah 26 siswa Dapat kita simpulkan bahwa siswa/I kelas XII IPA 3 dapat menggunakan kata serapan baik di dalam lingkungan masyarakat maupun di dunia pendidikan sebagai pengucapan kata untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, karena dari 26 siswa/I yang kami teliti hanya 2 siswa/I yang tidak memahami kata serapan.
  • 23. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Analogi dan anomali bahasa terjadi di dalam bahasa Indonesia dan secara khusus terjadi di dalam kata-kata serapan ke dalam bahasa Indonesia. Suatu gejala bahasa pada awalnya bisa dianggap anomali, namun setelah berlangsung terus menerus dengan frekwensi yang tinggi bisa berubah menjadi analogi.Suatu gejala bahasa apakah termasuk ke dalam kriteria analogi atau anomali sebenarnya tergantung pada keberteriman masyarakat terutama mereka yang memiliki legalitas tentang bahasa.Penyimpangan bahasa dari konvensi dengan frekwensi yang kecil cenderung dikatakan sebagai gejala yang anomalis. B. Saran Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa disetiap sekolah-sekolah pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu memlihara kesucian dan keaslian bahasa, agar selalu tehindar dari kontaminasi budaya bahasa asing. C. Kata Penutup Demikianlah hasil dari makalah yang telah saya buat dalam rangka memperdalam wawasan tentang kata serapan dalam bahasa indonesia. Semoga dengan terbentuknya makalah ini, saya dapat memberikan pengetahuan yang luas kepada semua orang yang membacanya.saya juga berharap bahwa dengan terbentuknya makalah ini, semua orang yang membutuhkan bahan- bahan yang terkait dengan kata serapan dalam bahasa indonesia menjadi tertolong dan tidak kesulitan dalam mencari bahan-bahan yang dibutuhkan. Semoga apa yang tertulis di dalam makalah ini selalu abadi dan memberikan berkah yang tiada
  • 24. hentinya dalam kehidupan kita bersama. Terima kasih atas segala terbentuknya makalah ini. Semoga dapat bermanfaat bagi pembacanya.amin…
  • 25. DAFTAR PUSTAKA Darmawati, Uti. 2009. Detik Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Prawira Taufik, Imam. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga http://www.google.com