1. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN USAHA
Studi Kasus BEBEK GORENG BAGONG
Seorang pemuda bernama Bagong memiliki impian dalam 20 tahun yang akan datang
dapat memiliki usaha restoran yang tersebar di seluruh Indonesia. Berbekal resep
masakan bebek goreng warisan dari eyangnya, Bagong membangun restoran pertamanya
setelah berdiskusi bersama rekannya dan melakukan analisis terkait potensi pasar dan
selera konsumen. Bagong optimis dalam waktu 1 tahun pertama mampu menjual 36.000
bebek goreng dengan omzet Rp 360 juta per tahun (dengan asumsi 100 porsi per hari dan
30 hari buka).
Identifikasi kebutuhan:
1. Peralatan produksi dengan estimasi Rp 10.000.000
2. Tempat untuk berjualan dengan biaya sewa Rp 6.000.000 per tahun atau Rp
500.000 per bulan
3. Bebek dan bahan habis pakai rata-rata nilai Rp 700.000 per hari dengan pembelian
10% di atas rata-rata kebutuhan
4. Bebek dan bahan habis pakai dibayar setelah 5 hari dari proses pembelian
5. Kas kecil sebesar Rp 200.000
6. Dua orang karyawan dengan gaji @Rp 750.000 per bulan
Modal yang dimiliki Bagong sebesar Rp 25.000.000 ditambah Rp 15.000.000 pinjaman
dari LSM dengan tingkat bunga 12% per tahun dan harus dikembalikan dalam jangka
waktu 1 tahun.
Dari proses produksi teridentifikasi bahwa:
1. Biaya bahan baku dan bahan habis pakai Rp 7.000 per porsi
2. Biaya pemasaran Rp 100.000 per bulan
3. Biaya administrasi dan operasional Rp 25.000 per bulan
4. Harga jual produk Rp 10.000 per porsi
5. Piutang/pembayaran non tunai Rp 300.000 per bulan
6. Motor/kendaraan Rp 10.000.000
2. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
7. Belum ada pajak atas usaha/bisnisnya
Dari contoh usaha di atas maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:
1. Persediaan per hari Rp 700.000/hari + 10% fluktuasi Rp 770.000
Persediaan per bulan Rp 23.000.000
Persediaan akhir (yang di beli - yang dipakai) Rp 2.100.000
2. Penjualan 100 porsi/hari * Rp 10.000 Rp 1.000.000
Penjualan per bulan Rp 30.000.000
3. HPP Rp 7000/porsi *100 porsi/hari Rp 700.000
HPP per bulan Rp 21.000.000
4. Hutang usaha 5 hari * (bahan baku+fluktuasi) Rp 3.850.000
5. Persediaan akhir yang sudah dibayar Rp 19.50.000
6. Modal kerja >> peralatan produksi Rp 10.000.000
7. Beban
Sewa lahan per bulan Rp 500.000
Gaji 2 Karyawan Rp 1.500.000
Biaya pemasaran Rp 100.000
Biaya admin dan operasional Rp 25.000
Beban total per bulan Rp 2.125.000
8. Bunga Utang LSM 12% per tahun Rp 1.800.000
Cicilan per bulan Rp 150.000
Neraca Keuangan
Bebek Goreng “BAGONG”
Per 31 Desember
Aktiva Pasiva
Keterangan Jumlah Keterangan Jumlah
Kas 48.175.000 Utang Dagang 3.850.000
Piutang 300.000 Utang L. Keuangan 15.000.000
Persediaan 2.100.000 Laba ditahan 6.725.000
Peralatan 10.000.000 Modal Mandiri 35.000.000
TOTAL 60.575.000 TOTAL 60.575.000
3. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Laporan Laba Rugi
Bebek Goreng “BAGONG”
Per 31 Desember
Penjualan Bersih 30.000.000
(-) Harga Pokok Produksi (21.000.000)
Laba Kotor 9.000.000
(-) Biaya administrasi dan yang lain (2.125.000)
Biaya sewa tempat 500.000
Beban gaji 2 karyawan @750.000 1.500.000
Biaya pemasaran 100.000
Biaya administrasi dan operasional 25.000
Laba kotor sebelum bunga dan pajak 6.875.000
(-) Bunga pinjaman per bulan (150.000)
Laba kotor sebelum pajak 6.725.000
(-) Pajak -
Laba Bersih 6.725.000
Laporan Arus Kas
Bebek Goreng “BAGONG”
Per 31 Desember
Kas awal Rp 40.000.000
Hutang LSM Rp 15.000.000
Modal Mandiri Rp 25.000.000
Penjualan
Penjualan – Piutang Rp 29.700.000
Pembelian bahan baku Rp (19.250.000)
Beban Rp (2.125.000)
Bunga Rp (150.000)
Kas Akhir Rp 48.175.000
>> % keuntungan dari investasi modal
Modal Bagong 25 juta + kendaraan 10 juta Rp 35.000.000
4. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Laba bersih per bulan Rp 6.725.000
% keuntungan = Laba bersih / Modal = 19.2142857143%
>> Laba kotor Rp 9.000.000
>> Laba bersih Rp 6.725.000
>> ROE (Return on Equity)
Laba bersih / Total ekuitas = 19.2142857143%
>> ROA (Return on Asset)
Laba bersih / Total aset = 11.1019397441%
>> Modal kerja = peralatan produksi Rp 10.000.000
>> Kemampuan membayar pinjaman
Likuidity ratio / current ratio
Aset lancar / Hutang lancar = 268.3023872679%
>> Efektivitas aset
Net sales / total aset = 11.1019397441%
>> Isu Likuiditas bisnis Bagong adalah sebesar = 11.1019397441%
Catatan:
1. Profoma Neraca adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi posisi aset-
aset yang digunakan dalam bisnis, kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan, serta
besarnya penyertaan modal yang harus dilakukan. Kelompok aset berada pada kolom
kiri dari necara disebut AKTIVA, sementara kelompok kewajiban dan modal berada
pada kolom kanan dari neraca disebut PASIVA.
2. Profoma Laporan Rugi Laba adalah laporan sederhana yang menunjukkan prediksi
tingkatan penjualan yang diharapkan, biaya-biaya yang menyertai produksi dan
penjualan, serta biaya-biaya lain yang digunakan dalam bisnis.
3. Modal Kerja adalah sejumlah dana yang dibutuhkan agar aktivitas bisnis dapat
dilakukan.
4. Laba Kotor adalah nominal yang dihasilkan dari selisih antara pendapatan dari
kegiatan bisnis dikurangi dengan biaya-biaya yang terkait langsung dengan aktivitas
bisnis.
5. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
5. Laba Bersih adalah nominal rupiah tersisa dari laba kotor yang dihasilkan setelah
dikurangi beban-beban.
6. Margin Keuntungan adalah proporsi yang diperoleh dari setiap unit penjualan.
7. ROA (Return on Asset) adalah tingkat pengembalian atau keuntungan yang diperoleh
dari aset yang digunakan. (ROA=Laba Bersih/Total Aset)
8. ROE (Return on Equity) adalah tingkat pengembalian dan keuntungan yang diperoleh
dari setiap modal yang disetorkan. (ROE=Laba Bersih/Total Modal Disetor)
6. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Pengelolaan Keuangan untuk Start-Up Business
Strategi dan Alat Pengelolaan Keuangan
Strategi keuangan yang efektif meliputi pengelolaan dan pengawasan catatan keuangan,
perencanaan, dan pengelolaan anggaran. Efektifitas pengelolaan keuangan akan sangat
ditentukan oleh tujuan bisnis yang dimiliki oleh wirausaha dalam dokumen rencana
strategisnya. Untuk melakukan pengelolaan keuangan secara efektif dapat menggunakan
neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Neraca adalah laporan yang menjelaskan
nilai semua aset (Aktiva) dan kewajiban (Pasiva). Sementara laporan laba rugi merupakan
laporan yang menunjukkan kinerja pengakumulasian laba dalam kurun waktu tertentu.
Sedangkan laporan arus kas adalah laporan yang merangkum kondisi kas, baik aliran kas
masuk maupun aliran kas keluar pada rentang waktu tertentu.
Contoh Laporan Neraca
UD. ARVAZETA
Per 31 Desember 200x
AKTIVA PASIVA
Kas 10.000 Utang dagang 70.000
Piutang 25.000 Utang L. Keuangan 30.000
Persediaan 65.000
Peralatan 100.000 Modal Sendiri 400.000
Kendaraan 300.000
Total 500.000 Total 500.000
Contoh Laporan Laba Rugi
UD. ARVAZETA
Periode 31 Desember 200x
Penjualan Bersih 500.000
(-) Harga Pokok Produksi 200.000
7. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
(-) Biaya administrasi dan overhead lain 80.000
(280.000)
Laba kotor sebelum Depresiasi, Bunga, Pajak 220.000
(-) Depresiasi (40.000)
Laba kotor sebelum bunga dan pajak 180.000
(-) bunga (5.000)
Laba kotor sebelum pajak 175.000
(-) Pajak (26.250)
Laba Bersih 148.750
Contoh Laporan Arus Kas
UD. ARVAZETA
Periode 31 Desember 200x
A. Saldo Kas Awal Rp 10.000
B. (+) Aliran Kas dari kegiatan operasi Rp 40.000
a. (+) Kas Masuk (produksi, penjualan, pengiriman, dsb) Rp 100.000
b. (-) Kas Keluar (produksi, penjualan, pengiriman, dsb) Rp (60.000)
C. (-) Aliran Kas dari kegiatan investasi Rp (25.000)
a. (+) Kas Masuk hasil investasi Rp 25.000
b. (-) Kas Keluar untuk investasi Rp 50.000
D. (+) Aliran Kas dari pendanaan Rp 5.000
a. (+) Kas Masuk (utang baru, penyertaan modal) Rp 20.000
b. (-) Kas Keluar (pembayaran bunga dan deviden) Rp (15.000)
E. Saldo Kas Akhir Rp 10.000
F. Surplus (defisit) Kas Bersih Rp 20.000
Mengukur Kelayakan Usaha
Kelayakan suatu usaha adalah ketika terjadi kondisi dimana hasil yang diperoleh lebih
besar dari dana yang diinvestasikan. Semakin besar kelebihan dari dana yang
8. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Rp
Jumlah unit
Fixed Cost
diinvestasikan maka akan semakin menguntungkan investasi dalam usaha tersebut.
Perhitungan investasi yang menguntungkan dituliskan sebagai berikut:
Pendapatan investasi diperoleh dari perkalian antara jumlah barang yang terjual dengan
harga per unit barang tersebut. Biaya yang digunakan dalam usaha dibagi menjadi dua,
biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost). Biaya tetap merupakan biaya
yang nilainya tidak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, sedangkan biaya variabel adalah
biaya yang nilainya dipengaruhi oleh aktivitas/volume bisnis. Kemudian biaya total
merupakan penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel.
Contoh:
Usaha penyamakan kulit membutuhkan biaya material Rp 10.000 per lembar kulit. Biaya
sewa toko Rp 1.000.000 per bulan. Administrasi umum Rp 250.000 dan biaya tenaga
kerja Rp 2.000 per lembar kulit. Maka perhitungan total pendapatan, biaya total, dan
keuntunganya adalah sebagai berikut:
Penjualan = harga barang per unit x jumlah barang terjual
= 15.000 x 1.000
= 15.000.000
Biaya tetap = biaya administrasi umum + biaya sewa toko
= 250.000 + 1.000.000
= 1.250.000
Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya
= (Jumlah Barang Terjual x Harga) – Total Biaya
9. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Jumlah unit
Total Cost
Profit
Sales
Loss BEP
RP
Biaya variabel = biaya material + biaya tenaga kerja langsung
= 10.000.000 + 2.000.000
= 12.000.000
Total biaya = biaya tetap + biaya variabel
= 1.250.000 + 12.000.000
= 13.250.000
Keuntungan = pendapatan – total biaya
= 15.000.000 – 13.250.000
= 1.750.000
Analisis Titik Impas (Break Even Point)
Titik impas (break even point) adalah kondisi dimana nilai keuntungan bernilai nol.
Kondisi impas terjadi ketika nilai pendapatan sama besar dengan nilai biaya.
Keuntungan = Pendapatan – Biaya, jika nikai keuntungan adalah nol, maka
Pendapatan = Total Biaya
(Harga x Kuantitas) = Biaya Tetap + (Biaya variabel per unit x Kuantitas)
Kuantitas Impas = Biaya Tetap / (Harga – Biaya variabel per unit)
Merujuk pada contoh sebelumnya, maka kuantitas yang dibutuhkan agar terjadi impas
dapat dihitung:
Kuantitas = 1.250.000 / (15.000 – 12.000)
= 416,6 dibulatkan menjadi 417 unit
Secara grafik, analisis titik impas tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
10. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Penentuan Kelayakan Lanjutan
Dalam bisnis dan keuangan dikenal adanya konsep nilai waktu uang, yang diartikan
bahwa nilai uang yang diterima sekarang lebih berarti dibanding nilai uang yang sama
yang akan diterima periode yang akan datang. Penjelasan konsep ini yang pertama,
adanya inflasi yang menyebabkan harga-harga mengalami penurunan nilai secara relatif
dari waktu ke waktu. Kedua, adanya biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost)
apabila gagal menerima kas sesegera mungkin.
Dalam analisi kelayakan usaha, konsep nilai waktu uang digunakan untuk analis nilai
sekarang bersih (Net Present Value) dan analisis Internal Rate of Return (IRR).
Net Present Value (NPV)
Net Present Value akumulasi nilai sekarang kas masuk dan kas keluar yang dihasilkan
oleh investasi.
𝑁𝑃𝑉 = ∑
𝐶𝐹𝑡
(1 + 𝑟) 𝑡
𝑛
1−0
Dimana:
NPV = net present value
CFt = aliran kas yang diterima pada periode ke-t
r = tingkat suku bunga yang berlaku
t = periode waktu yang digunakan
Nilai NPV positif mengindikasikan adanya aliran kas masuk bersih, nilai NPV negatif
mengindikasikan adanya aliran kas keluar bersih, dan nilai NPV sama dengan nol
mengindikasikan posisi impas.
Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return didefinisikan sebagai tingkat pengembalian yang membuat NPV
sama dengan nol. Artinya, pada nilai IRR, investasi akan berada pada posisi impas.
∑
𝐶𝐹𝑡
(1 + IRR) 𝑡
𝑛
𝑡−0
= 0
11. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
Dimana:
IRR = internal rate og=f return
CFt = aliran kas yang diterima pada periode ke-t
t = periode waktu yang digunakan
Manajemen Modal Kerja
Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan besarnya nilai yang dibutuhkan untuk mendukung
operasionalisasi suatu bisnis. Dikenal adanya dua terminologi, yaitu modal kerja operasi
bersih (net operating working capital) dan modal operasi bersih (net operating capital).
Modal kerja operasi bersih berfokus pada likuiditas yang mencukupi dalam menunjang
bisnis, formulanya:
= Operating Current Assets – Operating Current Liabilities
= (cash, receivables, inventory) – (account payable, accruals)
Sementara modal operasi bersih (net operating capital) menunjukkan besarnya dana yang
harus disediakan agar kegiatan operasi bisnis dapat berlangsung, baik dari aspek
likuiditasnya maupun aspek penyediaan aset-aset pendukung, diformulasikan sebagai:
= (cash, recevables, inventory) – (account payable, accruals) + Fixed Asset
= Net Operating Working Capital + Fixed Asset
Manajemen Modal Kerja
Dalam melakukan pengelolaan modal kerja terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan.
• Pertama, siklus konversi kas (cash conversion cycle) yaitu periode yang dibutuhkan
agar kas yang diinvestasikan untuk kegiatan bisnis dapat kembali dalam bentuk
uang kas.
12. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
• Kedua, Inventory Management yaitu upaya untuk mengelola tingkatan sediaan
sehingga tidak terjadi over stock yang menyebabkan kebutuhan modal kerja terlalu
besar. Atau terjadinya under stock yang menyebabkan permintaan konsumen tidak
terpenuhi.
• Ketiga, Account Receivable Management yaitu upaya mengelola bessarnya piutang
kepada konsumen.
• Keempat, Account Payable Management yaitu upaya untuk mengelola besarnya
utang dagang yang dimiliki.
Manajemen Utang
Penggunaan utang dapat menjadi alternatif solusi pendanaan, disamping secara ekonomis
terbukti biaya utang lebih murah dibandingkan biaya modal sendiri.
Jenis-Jenis Utang
1. Berdasarkan periode utang
a. Utang jangka pendek (kurang dari 1 tahun)
b. Utang jangka menengah (1-5 tahun)
c. Utang jangka panjang (lebih dari 5 tahun)
2. Berdasarkan penggunaan utang
a. Utang untuk kepemilikan perumahan, toko, dsb. (real estate loan)
b. Utang untuk kebutuhan pribadi dan konsumsi (personal loan)
c. Utang lainnya (non real estate loan)
3. Berdasarkan ada tidaknya jaminan
a. Utang dengan syarat jaminan tertentu (secured loan)
b. Utang tanpa syarat jaminan (unsecured loan)
4. Berdasarkan tingkat suku bunga
a. Utang dengan tingkat suku bunga tetap sampai dengan jatuh tempo (fixed rate
loan)
b. Utang dengan tingkat suku bunga berubah-ubah sesuai kondisi (variable rate
loan)
5. Berdasarkan tipe pembayaran
13. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
a. Utang dengan model pembayaran satu kali (single payment loan)
b. Utang dengan model maksimum plafon pinjaman (line of credit)
c. Utang dengan pembayaran bunga lebih besar di awal periode (amortized loan)
d. Utang dengan fleksibilitas pembayaran lebih besar di akhir periode (balloon
payment loan)
Biaya Utang
Biaya utang terdiri dari biaya bunga dan biaya nonbunga seperti biaya appraisal, biaya
provisi, dan biaya administrasi. Secara umum terdapat tiga jenis tipe bunga yang sering
digunakan, yaitu:
a) Annual Percentage Rate/Nominal rate (APR), yaitu tingkat suku bunga yang berlaku
selama satu tahun.
b) Periodic Rate, yaitu tingkat bunga berdasarkan periode yang berlaku. Rumusnya:
Periodic rate = APR / m
c) Effective Rate, yaitu tingkat suku bunga yang secara efektif harus ditanggung
peminjam. Dirumuskan dengan Eff = (1 + Periodic rate)m
– 1
Sumber-Sumber Pendanaan
Secara umum terdapat 4 sumber pendanaan, diantaranya:
1. Individual Deposits & Savings, yaitu deposito maupun giro yang dimiliki oleh setiap
pengusaha.
2. Loan, yaitu utang yang disediakan oleh pihak lain seperti:
a. Family loan, yaitu utang yang berasal dari keluarga
b. Neighbors loan, yaitu utang dari kolega atau partner bisnis
c. Pegadaian loan, yaitu memanfaatkan jasa gadai
d. Bank loan, yaitu pinjaman kepada lembaga perbankan
e. Venture capital, yaitu pinjaman dari lembaga modal ventura
f. Leasing, yaitu sumber pendanaan dengan lembaga pembiayaan
3. Suppliers, yaitu fasilitas kredit yang disediakan oleh supplier untuk mengurangi
kebutuhan pendanaan usaha.
14. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
4. Customers, yaitu upaya menggunakan dana yang dimiliki oleh konsumen untuk
pembiayaan usaha.
Financial Thermometer
Dengan kondisi bisnis yang dapat berubah-ubah maka perlu adanya alat ukur berupa
termometer keuangan, seperti:
1. Termometer Likuiditas, yaitu ukuran-ukuran yang menunjukkan kemampuan bayar
atas kewajiban yang dimiliki. Terdapat 2 jenis yaitu:
a. Current Ratio>> CR = Current Asset / Current Liability
b. Quick Ratio >> QR = (Current Asset – Inventory) / Current Liability
2. Termometer Pengelolaan Aset, yaitu ukuran-ukuran yang menunjukkan efektivitas
pengelolaan aset yang dimiliki. Terdapat 4 jenis yaitu:
a. Nilai Inventory Turn Over menunjukkan efektivitas penggunaan persediaan
dalam mendapatkan pejualan. Inventory Turn Over = Sales / Inventory
b. Nilai Day Sales Outstanding menunjukkan efektivitas pengelolaan piutang
dagang. DSO = Receivables / Average sales per day
c. Nilai Fixed Asset Turn Over menunjukkan efektivitas penggunaan aset-aset tetap
dalam mendapatkan penjualan. Fixed Asset Turn Over = Sales / Total Fixd Asset
d. Nilai Total Asset Turn Over menunjukkan efektivitas penggunaan keseluruhan
aset yang dimiliki untuk membukukan penjualan. TATO = Sales / Total Asset
3. Termometer Pengelolaan Utang, yaitu ukuran-ukuran yang menunjukkan efektivitas
pengelolaan utang. Terdapat 2 jenis yaitu:
a. Debt Ratio menunjukkan proporsi pendanaan yang dimiliki. Debt Ratio = Total
Liability / Total Asset
b. Time Interest Earned Ratio (TIE) menunjukkan kemampuan pembayaran bunga
atas utang. TIE = Earning efore Interest and Tax / Interest charges
4. Termometer Profitabilitas, yaitu ukuran-ukuran yang menunjukkan kemampuasn
bisnis dalam menghasilkan keuntungan. Terdapat 4 jenis yaitu:
a. Profit Margin (PM) menunjukkan kemampuan bisnis untuk mendapatkan
keuntungan dari setiap penjualan yang dibukukan. PM = Net Income / Sales
15. TOFIK SUPRIYADI 1810601039
b. Basic Earning Power (BEP) menunjukkan kemampuan aset-aset yang dimiliki
menghasilkan laba kotor. BEP = Earning before Interest and Tax / Total Asset
c. Return on Asset (ROA) menunjukkan kemampuan aset-aset yang dimiliki untuk
menghasilkan keuntungan bersih. ROA = Net Income / Total Asset
d. Return on Equity (ROE) menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan. ROE = Net Income / Common Equity
Tips Pengelolaan Keuangan
Tips dan Trik Pengelolaan Modal Kerja
1. Tentukan siklus konversi kas (cash convertion cycle)
2. Optimalkan kebijakan cash management
3. Optimalkan kebijakan inventory management
4. Optimalkan kebijakan manajemen piutang
5. Optimalkan kebijakan manajemen utang
Tips dan Trik Mencari Pinjaman yang Aman
1. Pahami karakteristik bisnis
2. Hitung kebutuhan keuangan
3. Ukur kekuatan pembayaran
4. Perkiraan besarnya bunga yang harus dibayarkan dan periode pinjaman
5. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan