SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
Qawaidh al-Fiqhiyyah
ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬
Kemadaratan harus dihilangkan
Redaksi kaidah di atas menunjukan bahwa kemadaratan itu telah terjadi. Apabila suatu
kemadaratan telah terjadi maka kemadaratan itu harus dihilangkan. Konsepsi kaidah ini memberi
pengertian bahwa manusia harus dijauhkan dari idhrar (tindak menyakiti), baik oleh dirinya
sendiri maupun orang lain, dan tidak semestinya ia menimbulkan bahaya.1
Menurut sebagian
ulama, ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ adalah membahayakan orang lain secara mutlak. Menurut al-Khusyani, ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬
adalah sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri tetapi membahayakan orang lain. Kaidah di atas
berasal dari hadis Nabi SAW, sebagian ulama menggunakan hadis ini sebagai salah satu kaidah.
Berikut hadisnya:
‫ا‬َ‫ل‬‫ا‬ََ‫ا‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫ا‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ل‬‫ا‬َِ‫ا‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫ار‬
Artinya: “Tidak boleh membuat kemadaratan dan membalas kemadaratan lain”
Para ulama menganggap hadis ini sebagai “jawami’ al-kalim” (kalimat yang komprehensif), oleh
karenanya hadis tersebut dijadikan sebagai qawaidh fiqhiyyah kuliyyah.2
a. Dasar Kaidah dari Ayat al-Quran
Kaidah ini didasari pula oleh beberapa ayat-ayat al-Quran di antaranya:
1) QS. al-A’raf [7]: 56
1
Nashr Farid Muhamad Natsir dan Abdul Aziz Muhamad Azzam, Qawaidh Fiqhiyyah, Penerjemah: Wahyu
Setiawan (Jakarta: Amzah, 2015), hal. 17
2
Hidayatullah, Syarif, Qawaidh Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer,
(Jakarta: Gramata Publishing, 2011), hal. 59.
‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬
‫ا‬‫ااا‬‫ا‬
56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
2) QS. al-Qashash [28]: 77
‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬
‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ااا‬‫ا‬
77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat,
dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.
3) QS al-Baqarah [2]: 60
‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬
‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ااا‬‫ا‬
60. dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah
batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap
suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)3
. Makan dan minumlah rezki (yang
diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
b. Penyusunan Kaidah ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬
Pada masa pembentukan (penyusunan) kaidah-kaidah fikih, ulama dari kalangan empat
madzhab banyak menyusun buku-buku yang berisikan kaidah-kaidah fikih agar kaidah-kaidah
fikih ini dapat dipahami oleh generasi berikutnya. Di antara ulama yang menyusun buku tentang
kaidah fikih ialah Abu Thahir ad-Dibas, Imam Abu Zaid Abdullah Ibnu Umaruddin ad-Dabusy
al-Hanafi, dan Zainul Abidin Ibn Ibrahim al-Mishry. Zainal Abidin Ibn Ibrahim al-Mishry
menulis buku dengan judul al-Ashbah wa an-Nadhair, bukunya memuat 25 kaidah fikih yang
dibagi menjadi dua. Bagian pertama berupa kaidah-kaidah asasiyah yang berjumlah enam buah,
salah satu kaidah asasiyah tersebut adalah kaidah ‫ا‬ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫اي‬ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬. Dan, bagian kedua terdiri dari 19
buah yang terperinci menjadi maudhu’ yang berbeda-beda, dengan diberi keterangan yang detail,
dalam bentuk hukum furu’ yang praktis.4
c. Penerapan Kaidah ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬
Kaidah ‫ا‬ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫اي‬ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ memiliki area yang luas, hampir pada sebagian besar masalah-masalah
fikih. Contohnya, mengembalikan barang yang telah dibeli karena adanya cacat, memberi wakaf
jika dimaksudkan untuk memadaratkan atau menghilangkan hak para pemberi hutang, dan
sebagainya.5
3
Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160.
4
Rahman, Asjmuni, Kaidah-kaidah fikih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 12-13
5
Rahman, Asjmuni, Kaidah-kaidah fikih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 85-86
Kaidah ini terkonkretisasi menjadi sejumlah hukum fikih yang bersifat partikular (furu’),
di antaranya bentuk-bentuk khiyar dalam transaksi jual beli, pembatasan wewenang (al-Hijr),
hak syuf’ah (membeli pertama) oleh partner bisnis atau tetangga rumah, hudud, ta’zir, dan
pembatasan kebebasan manusia dalam masalah kepemilikan atau pemanfaatanya agar tidak
menimbulkan bahaya bagi orang lain.6
1. Khiyar dalam segala jenis dan bentuknya ditetapkan oleh syara’ untuk menghilangkan
bahaya atau madarat. Misalnya, khiyar syarth dalam transaksi jual beli diberlakukan untuk
menghilangkan kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan katakanlah barang yang
dibeli cacat sehingga menimbulkan kerugian. Khiyar syarth bermanfaat untuk orang yang
kurang berpengalaman dalam melakukan transaksi jual beli, sehingga saat barang yang
diterimanya cacat, ia bisa mengembalikan barang tersebut dan tidak mengalami kerugian.
Sementara khiyar ru’yah merupakan khiyar yang muncul sebab barang jualan yang dilihat
pembeli tidak sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan penjual. Sehingga pembeli bisa
membatalkan pembeliannya manakala ia melihat kondisi barang tidak sesuai dengan
spesifikasi yang disebutkan si penjual pada saat transaksi. Sedangkan khiyar aib, unsur
menghilangkan bahaya (kerugian) di dalamnya sudah sangat jelas.
2. Al-hijr ialah pembatasan wewenang dalam men-tasharruf-kan hak milik. Seseorang dapat
dibatasi wewenang dalam menguasai hak milikinya dikarenakan beberapa faktor, di antara
faktor tersebut ialah si pemilik masih kanak-kanak, gila, sembrono (al-ghaflah), dan idiot
(as-safah). Pemberlakuan al-hijr ini dilakukan untuk melindungi dan memberikan
kemaslahatan kepada pemilik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap hartanya,
misalnya saja pengeksplotasian dan lain sebagainya.
Mekanisme al-hijr juga diberlakukan bagi orang yang terlilit utang dan tidak mampu bayar.
Sebab hal ini akan melindungi hak orang-orang yang berpiutang (kreditor). Dalam kasus ini,
orang yang berutang (debitur) dilarang menggunakan hartanya agar hak kreditor tidak hilang.
Harta debitur dapat digunakan untuk membayar utang-utangnya.
3. Syuf’ah yaitu hak membeli pertama atau menerima tawaran pertama dari penjualan barang
milik tetangga rumah atau partner bisnis. Syuf’ah dilakukan untuk menghindari bahaya dari
6
Nashr Farid Muhamad Natsir dan Abdul Aziz Muhamad Azzam, Qawaidh Fiqhiyyah, Penerjemah: Wahyu
Setiawan (Jakarta: Amzah, 2015), hal. 17
pembagian barang kongsian, sedangkan hak syuf’ah bagi seorang tetangga dimaksudkan
untuk menepis bahaya perlakuan buruk bertetangga (sual al-jiwar).
4. Qishash dalam konteks jiwa dan hudud disyariatkan untuk menghindari bahaya yang
berkelanjutan dan menyeluruh di masyarakat serta untuk melindungi dan memelihara kelima
prinsip umum (maqashid asy-syariah) yang bersifat primer atau dharuriyyat, yaitu
memelihara jiwa, agama, akal, keturunan (nasab), dan harta.
Sedangkan qishash dalam konteks selain jiwa ditetapkan untuk menyingkirkan unsur bahaya
dari pihak korban tindak kejahatan dengan mengobati rasa dendamnya terhadap orang yang
melanggar haknya sesuai dengan watak alamiah manusia. Dari sisi lain, pelaku kejahatan pun
terlindungi dari tindak balas dendam yang lebih menyakitkan dari pihak korban. Pensyariatan
qishash juga diberlakukan untuk menjaga keamanan dan stabilitas masyarakat.
5. Pembatasan atau limitasi kebebasan manusia dalam mempergunakan hak utilitas (tingkat
kepuasan), kepemilikannya, atau pun tasharruf nya pada hal-hal yang menimbulkan bahaya
bagi orang lain juga termasuk kategori upaya pencegahan bahaya yang mengerikan dengan
segala cara jika memang ia benar-benar terjadi. Misalnya, dalam kehidupan bermasyarakat,
masyarakat yang saling bertetangga mesti menghargai dan menghormati hak tetangganya
serta tidak menimbulkan bahaya seperti kerugian, kerusakan, dan lain sebagainya. Contoh
yang lebih konkret, seorang tetangga membuat saluran air untuk rumahnya, sedangkan
saluran air tersebut dapat menyebabkan kerapuhan tembok (dinding) rumah tetangganya
sehingga dapat membuat rumah tetangganya roboh. Maka pembuatan saluran air itu tidak
diperbolehkan karena alasan akan membahayakan tetangganya sudah sangat jelas di
dalamnya.
Dengan dasar kaidah fikih ‫ا‬ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫اي‬ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬, para ulama Islam menetapkan asas hukum umum
dalam perihubungan bertetangga rumah, bahwa kebebasan tetangga dalam menjalankan hak
kepemilikannya dibatasi dengan keharusan tidak mendatangkan bahaya dan kerusakan yang
nyata pada hak tetangganya. Lebih jauh lagi, saling menghormati dan menghargai hak tidak
hanya mesti dilakukan dalam kehidupan bertetangga melainkan dalam semua aspek kehidupan
kita, kapan pun dan di mana pun tiap orang mesti saling menghargai dan menghormati hak orang
lain di sekitarnya.
Dari kaidah ini pula, para ahli hukum Islam menetapkan suatu ketetapan yakni apabila
seseorang menimbulkan bahaya yang nyata pada hak orang lain dan memungkinkan ditempuh
langkah-langkah pencegahan untuk menepis bahaya tersebut maka orang tersebut dapat dipaksa
untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, dan dalam keadaan tertentu seseorang dapat
dituntut pula untuk menghilangkan bahaya yang ditimbulkannya.
Dalam segala kondisi, seseorang tidak dapat dipaksa untuk menghilangkan hak miliknya
yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi tetangganya jika memang hak milik tersebut lebih
dahulu ada sebelum tetangganya. Misalnya seorang yang baru saja pindah rumah ke rumah yang
ada di samping sebuah pabrik tidak bisa menuntut penutupan pabrik dengan alasan efek negatif
yang diterimanya. Hal ini disebabkan, ia sendiri yang memasuki wilayah bahaya dengan
keinginannya sendiri. Jadi, yang perlu dicegah, ditepis, dihilangkan bahaya dalam kasus ini ialah
orang yang baru saja pindah rumah mestinya tidak memilih rumah di wilayah yang berbahaya.
Namun, jika terkait dengan kemadaratan umum (bahaya sosial), maka di sini tidak lagi
dilihat apakah penyebab bahaya tersebut terlebih dahulu ada atau baru, bahaya yang ditimbulkan
tersebut dalam keadaan apapun mesti dihilangkan. Contoh, pembangunan pabrik di tengah
perkotaan dan membahayakan penduduk sekitar dengan efek negatifnya dapat dituntut
penutupan pabrik, atau suatu pabrik yang menghasilkan limbah yang dapat meracuni lingkungan
dapat pula ditutup.
Pada dasarnya Islam melarang seseorang merusak maqashid asy-syariah yakni dengan
membunuh jiwa, merusak akal, mengganggu keturunan, merusak harta, menganggu kehormatan,
melakukan ghasab (pencurian) dan penganiayaan, serta setiap perbuatan yang membahayakan
diri sendiri dan orang lain. Sehingga semua perbuatan itu mesti dicegah, ditepis, dan dihilangkan.
d. Penerapan Kaidah dalam Transaksi Keuangan Syariah
Contoh penerapannya:
1) Jika seandainya seseorang meminjam uang dengan kadar tertentu, kemudian uang
tersebut tidak berlaku lagi karena penggantian uang, atau yang lainnya, maka menurut
dua sahabat Abu Hanifah, yaitu Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan al-Syaibani orang
tersebut wajib mengembalikannya sesuai dengan harga uang tersebut. Tetapi mereka
berbeda pendapat apakah harga tersebut ditentukan pada hari terakhir lakunya uang
tersebut atau pada waktu peminjaman uang. Menurut Abu Yusuf harga tersebut
ditentukan pada hari terakhir berlakunya uang pinjaman tersebut, sedangkan menurut
Muhammad bin Hasan al-Syaibani, nilai uang pinjaman tersebut ditentukan sesuai
dengan nilai uang pada waktu mengambil pinjaman.7
Perbedaan pendapat ini semuanya
bertujuan untuk menghilangkan madarat atau bahaya.
2) Jika seandainya seseorang berhutang makanan, kemudian orang yang memberi hutang
makanan tersebut menagih utang di Mekkah –misalnya- sedangkan harga makanan yang
diutangkan itu mahal, atau murah di sana. Menurut Abu Yusuf orang tersebut hanya
wajib membaayar sesuai dengan nilai uang saat ia berutang dari orang yang memberi
utang dinegaranya. Hal ini untuk menghilangkan madarat bagi keduanya.8
Jadi, harga
makanan yang utangkan mesti ditetapkan oleh keduanya.
3) Hakim berhak mencegah orang yang berutang untuk safar atau berpergian atas
permintaan yang punya piutang sehingga ia menunjuk seorang wakil yang mewakilinya
dan tidak boleh ia memberhentikan wakilnya selama ia dalam berpergian, hal ini
dibolehkan untuk dilakukan guna menghilangkan madarat (bahaya) bagi yang
berpiutang.9
7
Ahmad Muhammad al-Zarqa, Syarth al-Qawaidh al-Fiqhiyyah, hal. 179. Dikutip dari Hidayatullah, Syarif,
Qawaidh Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, (Jakarta: Gramata
Publishing, 2011), hal. 61
8
Ahmad Muhammad al-Zarqa, Syarth al-Qawaidh al-Fiqhiyyah, hal. 180. Dikutip dari Hidayatullah, Syarif,
Qawaidh Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, (Jakarta: Gramata
Publishing, 2011), hal. 61
9
Athiyah Adlan, Mausu’ah al-Qawaidh al-Fiqhiyyah, hal. 50. Dikutip dari Hidayatullah, Syarif, Qawaidh
Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, (Jakarta: Gramata Publishing,
2011), hal. 61

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadHubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadNur Laily
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATMutiara permatasari
 
Usul fiqh, 'azimah.
Usul fiqh, 'azimah.Usul fiqh, 'azimah.
Usul fiqh, 'azimah.jimoh370
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADNovianti Rossalina
 
Usul fiqh, rukhsah.
Usul fiqh, rukhsah.Usul fiqh, rukhsah.
Usul fiqh, rukhsah.jimoh370
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasRikza Adhia
 
Usul fiqh, nasakh.
Usul fiqh, nasakh.Usul fiqh, nasakh.
Usul fiqh, nasakh.jimoh370
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahMarhamah Saleh
 
Hubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalat
Hubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalatHubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalat
Hubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalatArif Arif
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaAtiekah Pauzi
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahMahrus Ali
 
Presentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBAPresentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBAAini29
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratArif Arif
 

Mais procurados (20)

Hubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihadHubungan maqasid dg metode ijtihad
Hubungan maqasid dg metode ijtihad
 
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'ATHUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
HUBUNGAN TASAUF DENGAN TAREKAT DAN HUBUNGAN TASAWUF DENGAN SYARI'AT
 
Usul fiqh, 'azimah.
Usul fiqh, 'azimah.Usul fiqh, 'azimah.
Usul fiqh, 'azimah.
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
 
Usul fiqh, rukhsah.
Usul fiqh, rukhsah.Usul fiqh, rukhsah.
Usul fiqh, rukhsah.
 
Konsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukhKonsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukh
 
Pengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyahPengertian qawaid fiqhiyyah
Pengertian qawaid fiqhiyyah
 
Ijaarah dan jialah (upah dlm islam)
Ijaarah dan jialah (upah dlm islam)Ijaarah dan jialah (upah dlm islam)
Ijaarah dan jialah (upah dlm islam)
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
Usul fiqh, nasakh.
Usul fiqh, nasakh.Usul fiqh, nasakh.
Usul fiqh, nasakh.
 
Qawaid fiqh pt 1
Qawaid fiqh  pt 1Qawaid fiqh  pt 1
Qawaid fiqh pt 1
 
Fiil Sohih & Mu'tal
Fiil Sohih & Mu'talFiil Sohih & Mu'tal
Fiil Sohih & Mu'tal
 
Bai Al- Tawarruq
Bai Al- TawarruqBai Al- Tawarruq
Bai Al- Tawarruq
 
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
Hubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalat
Hubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalatHubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalat
Hubungan Ekonomi islam dengan muamalat dan fiqh muamalat
 
Pengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannyaPengertian hadis dan pembahagiannya
Pengertian hadis dan pembahagiannya
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ah
 
Hukum Mandub
Hukum MandubHukum Mandub
Hukum Mandub
 
Presentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBAPresentasi Agama - RIBA
Presentasi Agama - RIBA
 
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam daruratKaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
Kaidah2 fiqh Al yaqini yuzalu bi syak dan kebolehan dalam darurat
 

Destaque (7)

Qawaid fiqhiyyah
Qawaid fiqhiyyahQawaid fiqhiyyah
Qawaid fiqhiyyah
 
01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan01 02 pendahuluan
01 02 pendahuluan
 
Islamic capital market, an overview
Islamic capital market, an overviewIslamic capital market, an overview
Islamic capital market, an overview
 
Principle of Dharar
Principle of DhararPrinciple of Dharar
Principle of Dharar
 
Islamic capital market
Islamic capital marketIslamic capital market
Islamic capital market
 
Al Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al FiqhiyahAl Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al Fiqhiyah
 
Qawaid Fiqhiyyah
Qawaid FiqhiyyahQawaid Fiqhiyyah
Qawaid Fiqhiyyah
 

Semelhante a Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal

Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahMulyanah
 
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamPengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamAbdul Ghani
 
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis IslamSyirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis IslamFkip Sda7
 
materi muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smpmateri muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smpPutri Meilani
 
Kel.10 al kafalah
Kel.10 al  kafalahKel.10 al  kafalah
Kel.10 al kafalahMulyanah
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Trie Nakita Sabrina
 
Teori Konsumsi
Teori KonsumsiTeori Konsumsi
Teori KonsumsiRia Widia
 
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxPPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxSenjaMahesa
 
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptxPPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptxRINIRISDAYANTI0125
 
Pengertian stuktur sosial
Pengertian stuktur sosialPengertian stuktur sosial
Pengertian stuktur sosialMastur Demak
 
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdfKB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdfmuhamadizlis
 

Semelhante a Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal (20)

Khafalah
KhafalahKhafalah
Khafalah
 
12. Muamalah.pptx
12. Muamalah.pptx12. Muamalah.pptx
12. Muamalah.pptx
 
Kel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabahKel.1 mudharabah
Kel.1 mudharabah
 
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islamPengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
Pengantar fiqh muamalat maliah dalam islam
 
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis IslamSyirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
Syirkah (partnership) dan akad-akad dalam bisnis Islam
 
materi muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smpmateri muamalah kelas 3 smp
materi muamalah kelas 3 smp
 
Kel.10 al kafalah
Kel.10 al  kafalahKel.10 al  kafalah
Kel.10 al kafalah
 
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
Pendidikan Agama Islam XI : Prinsip dan Praktik Ekonomi Islam K-13
 
Fiqh Kelas X
Fiqh Kelas XFiqh Kelas X
Fiqh Kelas X
 
Teori Konsumsi
Teori KonsumsiTeori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
Muamalat harta dalam islam
Muamalat harta dalam islamMuamalat harta dalam islam
Muamalat harta dalam islam
 
Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8
 
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxPPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
 
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptxPPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
 
Rukun al fahmu pt 7
Rukun al fahmu pt 7Rukun al fahmu pt 7
Rukun al fahmu pt 7
 
Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah
 
BERMUAMALAH DALAM ISLAM
BERMUAMALAH DALAM ISLAMBERMUAMALAH DALAM ISLAM
BERMUAMALAH DALAM ISLAM
 
Konsep akad dalam kajian fiqh muamalah
Konsep akad dalam kajian fiqh muamalahKonsep akad dalam kajian fiqh muamalah
Konsep akad dalam kajian fiqh muamalah
 
Pengertian stuktur sosial
Pengertian stuktur sosialPengertian stuktur sosial
Pengertian stuktur sosial
 
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdfKB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
KB 3-Bank, Rente, dan Fee.pdf
 

Mais de Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mais de Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (20)

AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
AKTA JUAL BELI FIRMA DAN PERJANJIAN KERJASAMA
 
Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun)
Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun) Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun)
Rangkuman Kitab Muqadimah (Ibnu Khaldun)
 
Sistematika Penyelesaian Sengketa Pajak
Sistematika Penyelesaian Sengketa PajakSistematika Penyelesaian Sengketa Pajak
Sistematika Penyelesaian Sengketa Pajak
 
Akuntansi Musyarakah
Akuntansi MusyarakahAkuntansi Musyarakah
Akuntansi Musyarakah
 
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
 
Karakteristik Filsafat
Karakteristik FilsafatKarakteristik Filsafat
Karakteristik Filsafat
 
Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis
Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis
Resensi Film "3: Alif Lam Mim" Film Dakwah yang Realistis
 
Gold or Fiat Money
Gold or Fiat MoneyGold or Fiat Money
Gold or Fiat Money
 
Hukum Dagang - Pasar Modal
Hukum Dagang - Pasar ModalHukum Dagang - Pasar Modal
Hukum Dagang - Pasar Modal
 
Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah
Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah
Branchless Banking Meningkatkan Market Share Perbankan Syariah
 
Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah
Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah
Pengelolaan Dana Pajak Usaha Syariah
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
Pertanyaan dan Jawaban seputar Hukum Perdata
 
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
Wirausaha Mengurangi Pengangguran dan Menambah Kesempatan Kerja
 
Batasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank Syariah
Batasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank SyariahBatasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank Syariah
Batasan Pentetapan Margin Murabahah di Bank Syariah
 
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
Ilmu Perundang-Undangan, Norma Hukum, dan yang Lainnya
 
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
Ilmu Perundang-undangan, UU Korupsi dan Perundang-undangan, Perumusan Pidana ...
 
Concept of quality leader in islam
Concept of quality leader in islamConcept of quality leader in islam
Concept of quality leader in islam
 
Akad akad syariah
Akad akad syariahAkad akad syariah
Akad akad syariah
 
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undanganLembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
Lembaga Pemerintahan dan Perundang undangan
 

Último

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 

Último (20)

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 

Qawaidh Fiqhiyyah: Adh-Dhararu Yuzal

  • 1. Qawaidh al-Fiqhiyyah ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ Kemadaratan harus dihilangkan Redaksi kaidah di atas menunjukan bahwa kemadaratan itu telah terjadi. Apabila suatu kemadaratan telah terjadi maka kemadaratan itu harus dihilangkan. Konsepsi kaidah ini memberi pengertian bahwa manusia harus dijauhkan dari idhrar (tindak menyakiti), baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain, dan tidak semestinya ia menimbulkan bahaya.1 Menurut sebagian ulama, ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ adalah membahayakan orang lain secara mutlak. Menurut al-Khusyani, ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ adalah sesuatu yang bermanfaat bagi diri sendiri tetapi membahayakan orang lain. Kaidah di atas berasal dari hadis Nabi SAW, sebagian ulama menggunakan hadis ini sebagai salah satu kaidah. Berikut hadisnya: ‫ا‬َ‫ل‬‫ا‬ََ‫ا‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬‫ا‬َ‫و‬‫ا‬َ‫ل‬‫ا‬َِ‫ا‬‫ا‬َ‫ر‬‫ا‬َ‫ار‬ Artinya: “Tidak boleh membuat kemadaratan dan membalas kemadaratan lain” Para ulama menganggap hadis ini sebagai “jawami’ al-kalim” (kalimat yang komprehensif), oleh karenanya hadis tersebut dijadikan sebagai qawaidh fiqhiyyah kuliyyah.2 a. Dasar Kaidah dari Ayat al-Quran Kaidah ini didasari pula oleh beberapa ayat-ayat al-Quran di antaranya: 1) QS. al-A’raf [7]: 56 1 Nashr Farid Muhamad Natsir dan Abdul Aziz Muhamad Azzam, Qawaidh Fiqhiyyah, Penerjemah: Wahyu Setiawan (Jakarta: Amzah, 2015), hal. 17 2 Hidayatullah, Syarif, Qawaidh Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), hal. 59.
  • 2. ‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ااا‬‫ا‬ 56. dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. 2) QS. al-Qashash [28]: 77 ‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ااا‬‫ا‬ 77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. 3) QS al-Baqarah [2]: 60 ‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬ ‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ا‬‫ااا‬‫ا‬ 60. dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap
  • 3. suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)3 . Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. b. Penyusunan Kaidah ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ Pada masa pembentukan (penyusunan) kaidah-kaidah fikih, ulama dari kalangan empat madzhab banyak menyusun buku-buku yang berisikan kaidah-kaidah fikih agar kaidah-kaidah fikih ini dapat dipahami oleh generasi berikutnya. Di antara ulama yang menyusun buku tentang kaidah fikih ialah Abu Thahir ad-Dibas, Imam Abu Zaid Abdullah Ibnu Umaruddin ad-Dabusy al-Hanafi, dan Zainul Abidin Ibn Ibrahim al-Mishry. Zainal Abidin Ibn Ibrahim al-Mishry menulis buku dengan judul al-Ashbah wa an-Nadhair, bukunya memuat 25 kaidah fikih yang dibagi menjadi dua. Bagian pertama berupa kaidah-kaidah asasiyah yang berjumlah enam buah, salah satu kaidah asasiyah tersebut adalah kaidah ‫ا‬ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫اي‬ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬. Dan, bagian kedua terdiri dari 19 buah yang terperinci menjadi maudhu’ yang berbeda-beda, dengan diberi keterangan yang detail, dalam bentuk hukum furu’ yang praktis.4 c. Penerapan Kaidah ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫ي‬ ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ Kaidah ‫ا‬ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫اي‬ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬ memiliki area yang luas, hampir pada sebagian besar masalah-masalah fikih. Contohnya, mengembalikan barang yang telah dibeli karena adanya cacat, memberi wakaf jika dimaksudkan untuk memadaratkan atau menghilangkan hak para pemberi hutang, dan sebagainya.5 3 Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surat Al A'raaf ayat 160. 4 Rahman, Asjmuni, Kaidah-kaidah fikih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 12-13 5 Rahman, Asjmuni, Kaidah-kaidah fikih, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hal. 85-86
  • 4. Kaidah ini terkonkretisasi menjadi sejumlah hukum fikih yang bersifat partikular (furu’), di antaranya bentuk-bentuk khiyar dalam transaksi jual beli, pembatasan wewenang (al-Hijr), hak syuf’ah (membeli pertama) oleh partner bisnis atau tetangga rumah, hudud, ta’zir, dan pembatasan kebebasan manusia dalam masalah kepemilikan atau pemanfaatanya agar tidak menimbulkan bahaya bagi orang lain.6 1. Khiyar dalam segala jenis dan bentuknya ditetapkan oleh syara’ untuk menghilangkan bahaya atau madarat. Misalnya, khiyar syarth dalam transaksi jual beli diberlakukan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya hal yang tidak diinginkan katakanlah barang yang dibeli cacat sehingga menimbulkan kerugian. Khiyar syarth bermanfaat untuk orang yang kurang berpengalaman dalam melakukan transaksi jual beli, sehingga saat barang yang diterimanya cacat, ia bisa mengembalikan barang tersebut dan tidak mengalami kerugian. Sementara khiyar ru’yah merupakan khiyar yang muncul sebab barang jualan yang dilihat pembeli tidak sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan penjual. Sehingga pembeli bisa membatalkan pembeliannya manakala ia melihat kondisi barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang disebutkan si penjual pada saat transaksi. Sedangkan khiyar aib, unsur menghilangkan bahaya (kerugian) di dalamnya sudah sangat jelas. 2. Al-hijr ialah pembatasan wewenang dalam men-tasharruf-kan hak milik. Seseorang dapat dibatasi wewenang dalam menguasai hak milikinya dikarenakan beberapa faktor, di antara faktor tersebut ialah si pemilik masih kanak-kanak, gila, sembrono (al-ghaflah), dan idiot (as-safah). Pemberlakuan al-hijr ini dilakukan untuk melindungi dan memberikan kemaslahatan kepada pemilik agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap hartanya, misalnya saja pengeksplotasian dan lain sebagainya. Mekanisme al-hijr juga diberlakukan bagi orang yang terlilit utang dan tidak mampu bayar. Sebab hal ini akan melindungi hak orang-orang yang berpiutang (kreditor). Dalam kasus ini, orang yang berutang (debitur) dilarang menggunakan hartanya agar hak kreditor tidak hilang. Harta debitur dapat digunakan untuk membayar utang-utangnya. 3. Syuf’ah yaitu hak membeli pertama atau menerima tawaran pertama dari penjualan barang milik tetangga rumah atau partner bisnis. Syuf’ah dilakukan untuk menghindari bahaya dari 6 Nashr Farid Muhamad Natsir dan Abdul Aziz Muhamad Azzam, Qawaidh Fiqhiyyah, Penerjemah: Wahyu Setiawan (Jakarta: Amzah, 2015), hal. 17
  • 5. pembagian barang kongsian, sedangkan hak syuf’ah bagi seorang tetangga dimaksudkan untuk menepis bahaya perlakuan buruk bertetangga (sual al-jiwar). 4. Qishash dalam konteks jiwa dan hudud disyariatkan untuk menghindari bahaya yang berkelanjutan dan menyeluruh di masyarakat serta untuk melindungi dan memelihara kelima prinsip umum (maqashid asy-syariah) yang bersifat primer atau dharuriyyat, yaitu memelihara jiwa, agama, akal, keturunan (nasab), dan harta. Sedangkan qishash dalam konteks selain jiwa ditetapkan untuk menyingkirkan unsur bahaya dari pihak korban tindak kejahatan dengan mengobati rasa dendamnya terhadap orang yang melanggar haknya sesuai dengan watak alamiah manusia. Dari sisi lain, pelaku kejahatan pun terlindungi dari tindak balas dendam yang lebih menyakitkan dari pihak korban. Pensyariatan qishash juga diberlakukan untuk menjaga keamanan dan stabilitas masyarakat. 5. Pembatasan atau limitasi kebebasan manusia dalam mempergunakan hak utilitas (tingkat kepuasan), kepemilikannya, atau pun tasharruf nya pada hal-hal yang menimbulkan bahaya bagi orang lain juga termasuk kategori upaya pencegahan bahaya yang mengerikan dengan segala cara jika memang ia benar-benar terjadi. Misalnya, dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat yang saling bertetangga mesti menghargai dan menghormati hak tetangganya serta tidak menimbulkan bahaya seperti kerugian, kerusakan, dan lain sebagainya. Contoh yang lebih konkret, seorang tetangga membuat saluran air untuk rumahnya, sedangkan saluran air tersebut dapat menyebabkan kerapuhan tembok (dinding) rumah tetangganya sehingga dapat membuat rumah tetangganya roboh. Maka pembuatan saluran air itu tidak diperbolehkan karena alasan akan membahayakan tetangganya sudah sangat jelas di dalamnya. Dengan dasar kaidah fikih ‫ا‬ُ‫ال‬َ‫ز‬ُ‫اي‬ُ‫ر‬َ‫َّر‬‫الض‬, para ulama Islam menetapkan asas hukum umum dalam perihubungan bertetangga rumah, bahwa kebebasan tetangga dalam menjalankan hak kepemilikannya dibatasi dengan keharusan tidak mendatangkan bahaya dan kerusakan yang nyata pada hak tetangganya. Lebih jauh lagi, saling menghormati dan menghargai hak tidak hanya mesti dilakukan dalam kehidupan bertetangga melainkan dalam semua aspek kehidupan kita, kapan pun dan di mana pun tiap orang mesti saling menghargai dan menghormati hak orang lain di sekitarnya.
  • 6. Dari kaidah ini pula, para ahli hukum Islam menetapkan suatu ketetapan yakni apabila seseorang menimbulkan bahaya yang nyata pada hak orang lain dan memungkinkan ditempuh langkah-langkah pencegahan untuk menepis bahaya tersebut maka orang tersebut dapat dipaksa untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, dan dalam keadaan tertentu seseorang dapat dituntut pula untuk menghilangkan bahaya yang ditimbulkannya. Dalam segala kondisi, seseorang tidak dapat dipaksa untuk menghilangkan hak miliknya yang berpotensi menimbulkan bahaya bagi tetangganya jika memang hak milik tersebut lebih dahulu ada sebelum tetangganya. Misalnya seorang yang baru saja pindah rumah ke rumah yang ada di samping sebuah pabrik tidak bisa menuntut penutupan pabrik dengan alasan efek negatif yang diterimanya. Hal ini disebabkan, ia sendiri yang memasuki wilayah bahaya dengan keinginannya sendiri. Jadi, yang perlu dicegah, ditepis, dihilangkan bahaya dalam kasus ini ialah orang yang baru saja pindah rumah mestinya tidak memilih rumah di wilayah yang berbahaya. Namun, jika terkait dengan kemadaratan umum (bahaya sosial), maka di sini tidak lagi dilihat apakah penyebab bahaya tersebut terlebih dahulu ada atau baru, bahaya yang ditimbulkan tersebut dalam keadaan apapun mesti dihilangkan. Contoh, pembangunan pabrik di tengah perkotaan dan membahayakan penduduk sekitar dengan efek negatifnya dapat dituntut penutupan pabrik, atau suatu pabrik yang menghasilkan limbah yang dapat meracuni lingkungan dapat pula ditutup. Pada dasarnya Islam melarang seseorang merusak maqashid asy-syariah yakni dengan membunuh jiwa, merusak akal, mengganggu keturunan, merusak harta, menganggu kehormatan, melakukan ghasab (pencurian) dan penganiayaan, serta setiap perbuatan yang membahayakan diri sendiri dan orang lain. Sehingga semua perbuatan itu mesti dicegah, ditepis, dan dihilangkan. d. Penerapan Kaidah dalam Transaksi Keuangan Syariah Contoh penerapannya: 1) Jika seandainya seseorang meminjam uang dengan kadar tertentu, kemudian uang tersebut tidak berlaku lagi karena penggantian uang, atau yang lainnya, maka menurut dua sahabat Abu Hanifah, yaitu Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan al-Syaibani orang
  • 7. tersebut wajib mengembalikannya sesuai dengan harga uang tersebut. Tetapi mereka berbeda pendapat apakah harga tersebut ditentukan pada hari terakhir lakunya uang tersebut atau pada waktu peminjaman uang. Menurut Abu Yusuf harga tersebut ditentukan pada hari terakhir berlakunya uang pinjaman tersebut, sedangkan menurut Muhammad bin Hasan al-Syaibani, nilai uang pinjaman tersebut ditentukan sesuai dengan nilai uang pada waktu mengambil pinjaman.7 Perbedaan pendapat ini semuanya bertujuan untuk menghilangkan madarat atau bahaya. 2) Jika seandainya seseorang berhutang makanan, kemudian orang yang memberi hutang makanan tersebut menagih utang di Mekkah –misalnya- sedangkan harga makanan yang diutangkan itu mahal, atau murah di sana. Menurut Abu Yusuf orang tersebut hanya wajib membaayar sesuai dengan nilai uang saat ia berutang dari orang yang memberi utang dinegaranya. Hal ini untuk menghilangkan madarat bagi keduanya.8 Jadi, harga makanan yang utangkan mesti ditetapkan oleh keduanya. 3) Hakim berhak mencegah orang yang berutang untuk safar atau berpergian atas permintaan yang punya piutang sehingga ia menunjuk seorang wakil yang mewakilinya dan tidak boleh ia memberhentikan wakilnya selama ia dalam berpergian, hal ini dibolehkan untuk dilakukan guna menghilangkan madarat (bahaya) bagi yang berpiutang.9 7 Ahmad Muhammad al-Zarqa, Syarth al-Qawaidh al-Fiqhiyyah, hal. 179. Dikutip dari Hidayatullah, Syarif, Qawaidh Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), hal. 61 8 Ahmad Muhammad al-Zarqa, Syarth al-Qawaidh al-Fiqhiyyah, hal. 180. Dikutip dari Hidayatullah, Syarif, Qawaidh Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), hal. 61 9 Athiyah Adlan, Mausu’ah al-Qawaidh al-Fiqhiyyah, hal. 50. Dikutip dari Hidayatullah, Syarif, Qawaidh Fiqhiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syariah Kontemporer, (Jakarta: Gramata Publishing, 2011), hal. 61