Teks tersebut menjelaskan tahapan penulisan puisi menurut beberapa ahli. Terdapat empat tahap yaitu persiapan dan usaha, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Pada tahap pertama penyair mengumpulkan informasi, tahap kedua mengendapkan ide, ketiga mengekspresikan ide ke dalam puisi, dan keempat meninjau ulang hasil karya. Tahapan ini bertujuan agar puisi yang dihasilkan memiliki kualitas yang
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
Gazali bhs. indonesia
1. ARTIKEL
( TAHAPAN-TAHAPAN PENULISAN PUISI )
Oleh : Muhammad Gazali
NIM : D0217361
Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga yaitu puisi, prosa, dan drama.
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poesis, yang berarti membangun,
membentuk, membuat, menciptakan. Sedangkan kata poet dalam tradisi Yunani Kuno berarti
orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau
yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci,
yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang
tersembunyi.
Defenisi-defenisi lain juga di ungkapkan oleh para ahli diantaranya:
Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam
susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya,
misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya,
dan sebagainya.
Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair
menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-
kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti
musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif,
yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu
lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret
dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra,
dan disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan
sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-
katanya berturu-turut secara teratur).
Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap
terdapat benang merah. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa
pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu
berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata
kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.
Setelah memahami defenisi mupun pengertian puisi, kita akan masuk didalam materi
pembahasn kita, yakni tahapan-tahapan penulisan puisi. Mungkin kita sering bertanya-
tanya,bagaimana sih membuat puisi dengan baik yang sesuai dengan teori ? Nah disini akan
kami sajikan penjelasannya.
2. TAHAP-TAHAP PENULISAN PUISI.
Sebelum seorang penyair berhasil menciptakan sebuah puisi,maka pada umumnya akan
melewati sejumlah tahap. Utami Munandar ( 1993 ) menyimpulkan ada 4 tahap dalam proses
pemikiran kreatif,yang juga berlaku dalam proses penciptaan karya sastra,termasuk puisi.
Keempat tahap tersebut adalah:
1. Tahap persiapan dan usaha.
Pada tahap ini orang akan mengumpulkan informasi dan data yang di butuhkan. Makin
banyak pengalaman atau informasi yang dimiliki seseorang mengenai masalah atau tema yang
digarapnya,makin memudahkan dan melancarkan perlibatan dirinya dalam proses tersebut (
Munandar,1993 ). Tahap pertama di mulai dengan tergeraknya hati seseorang untuk menulis
puisi. Puisi bisa mengenai apa saja dan puisi mengenai apa saja bisa berarti apabila puisi itu
benar-benar bernilai.
2. Tahap inkubasi atau pengendapan.
Pada tahap ini semua informassi dan pengalaman yang di butuhkan serta berusaha dengan
perlibatan diri sepenuhnya untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin., maka biasanya di
perlukan waktu untuk mengendapkan semua gagasan tersebut,di inkubasi dalam alam prasadar.
Pada tahap ini akan melakukan empati bagaimana seandainya kita sendiri yang mengalaminya.
3. Tahap iluminasi
Pada tahap ini kita akan memcoba mengekpresikan masalah dalam sebuah puisi. dalam
engekpresikan ide atau gagasan puisi dibutuhkan keterampilan berbahasa karena bahasalah yang
akan di gunakan sebagai media ekpresi. Semakin sering kita menulis puisi,maka akan terampil
mengekpresikan puisi dalam bahasa yang indaah yang estestis.
Tahap iluminasi ada yang perlu kita perhatikan,yaitu yang berkaitan dengan sifat ekpresi
puisi secara keteristik berbeda dengan prosa. Mengenai hal ini A.W de Groot ( dalam
Slametmuljana,1956 ) pernah mengatakan sebagai berikut.
Perbedaan pokok antara prosa dan puisi
a. Kesatuan- kesatuan korespondensi prosa yang berpokok adalah kesatuan sintaksis,kesatuan
korespondensi puisi resminya- bukan kesatuan sintaksis-kesatuan akustis.
b. Didalam puisi korespondensidari corak tertentu,yang terdiri dari kesatuan-kesatuan tertentu
pula,meliputi seluruh puisi dari semula sampai akhir,kesatuan itu disebut baris sajak.
c. Di dalam baris sajak ada periodositas dari mula sampai akhir.
Di samping itu, perlu juga di perhatikan perbedaan prosa dan puisi yang berkaitan dengan
kadar kepadatan ekpresinya.ekpresi puisi bersifat padat. Sementara prosa tidak,seperti yang
dikemukakan oleh Pradopo ( 1990 ) bahwa puisi itu hasil aktivitas yang memadatkan,sedangkan
prosa hasil aktivitas yang menyebarkan. Contoh ekpresi yang padat dan tidak padat adalah
sebagai berikut.
“Kibaran koran sore di tanganmu
Betapa indah dan memanggil-maggil
Mereka yang menunggu bis penjemput ke entah”
“Dengan cekatan anak kecil itu melambai-lambaikan koran sore yang dibawanya kepada
orang-orang yang berdiri menunggu datangnya bis di terminal itu.
Beberapa orang tertarik untuk membelinya. Ada yang karena sekedar kasihan dengan si
anak. Tetapi ada juga yang karena ingin mengutahui berita sore itu.”
3. Dari dua contoh tersebut kita dapat merasakan bahwa contoh ( 1) memiliki ekpresi yang
lebih padat dari pada contoh (2), sehingga dapat dikatakan(1) contoh puisi dan (2) contoh prosa.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bahwa pada umumnya puisi mengekpresikan sesuatu
secara tidak langsung. Ketidak langsunggan ekpresi tersebutdi sebabkan karena pergantian
arti,penyimpangan arti,dan penciptaan arti. Oleh karena itu, di dalam puisi digunakan bahasa-
bahasa kiasan seperti metafora,metonimia dan lain-lain.
4. Tahap verifikasi
Pada tahap ini ketika seseorang penulis melakukan penilaian secara kritis terhadap karya
seendiri. Bila perlu, karya tersebut dapat dimodifikasi,direvisi,di tambah,atau di hilangkan
bagian-bagian yang yang tidak sesuai menurut perasaannya. Tujuannya dari verifikasi adalah
untuk menghasilkan suatu karya yang siap untuk menghasilkan suatu karya yang siap untuk
dikomunikasikan. Pada tahap ini pengarang akan mengambil jarak,melihat seperti sudut pandang
orang lain,sehingga dapt memberikan tinjauan secara kritis.
Di samping membangdingkannya dengan puisi karya orang lain,virifikasi juga dapat
dilakukan dengan cara membahas atau mendiskusikannya dengan orang lain untuk mendapatkan
masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya selanjutnya.
Dari uraian tersebut kita sedah mengetahui bahwa proses penulisan sebuah puisi melalui
beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut sebenarnya sifatnya teoritis karen abagi para penyair
profesional tahap-tahap itu tidak selalu di ikuti dengan ketat atau seluruhnya dilalui.