SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 118
Negara dan Daerah
oleh : tatang suwandi

gajahguling
Pokok Bahasan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pendahuluan : pengantar anggaran
negara dan daerah
Perencanaan dan Penyusunan serta
Penetapan APBN dan APBD
Pelaksanaan APBN dan APBD
Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban
APBN dan APBD
Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar
Negeri
Pengelolaan Pinjaman Dalam Negeri
gajahguling
 Apakah

pengelolaan
keuangan negara itu sama
dengan pengelolaan
keuangan rumah tangga
perorangan atau
perusahaan/swasta ?
 Bila tidak, dimana inti (core)
letak perbedaannya ?
Jelaskan !
gajahguling
UUD 1945;
 UU 17/2003 ttg Keuangan Negara;
 UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara;
 UU 15 2004 ttg Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;
 UU NO. 32 Tahun 2004
 UU No. 33 Tahun 2004
 PP, Perpres, Keppres, Permenkeu ,
Permendagri dan Perdirjen PBN terkait.


gajahguling


Untuk apa suatu negara didirikan ?



Akibat apa yang timbul dari adanya
pembentukkan pemerintahan ?



Hal keuangan diatur dimana dan hal
keuangan itu mengatur apa saja ?

gajahguling


1.
2.
3.
4.





Suatu negara didirikan tentu mempunyai tujuan.
Tujuan negara :
Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia ;
Memajukan kesejahteraan umum;
Mencerdaskan kehidupan bangsa ;
Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial;
Untuk mencapai tujuan tersebut, negara membentuk suatu
organisasi yang diserahi tugas :
melaksanakan tujuan tersebut, dan
mengatur segala sesuatu yang berhubungan dgn
kepentingan
negara.
Organisasi yg dibentuk dan diberi kuasa oleh negara adalah
pemerintah.
Pemerintah merupakan suatu organisasi yang diberi
kekuasaan untuk menjalankan tugas2 dan kepentingan suatu
negara.
gajahguling




Alinea IV pembukaan UUD 1945 :
maka dibentuk pemthan negara yang menyelenggarakan
fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang.
Pembentukan pemerintahan menimbulkan adanya hak
dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang,
- yg perlu dikelola dalam sistem pengelolaan
keuangan negara,
- yg dilaksanakan secara profesional, terbuka dan
bertangung jawab untuk kemakmuran seluruh
rakyat,
- yang diwujudkan dalam APBN/APBD.

gajahguling









APBN ditetapkan setiap tahun dengan UU;
RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama
DPR guna mendapatkan persetujuan bersama menjadi
UU. Dalam proses pembahasan itu DPR
memperhatikan pertimbangan DPD.
Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan
oleh Presiden, maka pemerintah menjalankan APBN
tahun yang lalu.
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk
keperluan negara diatur dengan UU (pasal 23 A).
Mata uang negara RI ialah Rupiah (pasal 23 B).
Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan UU
(psl 23 C).

gajahguling
Sub Bidang Pengelolaan Fiskal;
 Sub Bidang Pengelolaan Moneter;
 Sub Bidang Pengelolaan Kekayaan
Negara yang dipisahkan.


Angka 3 Penjelasan Umum
UU Keuangan Negara
gajahguling
 pengelolaan kebijakan
fiskal dan kerangka
ekonomi makro,

 penganggaran,
 administrasi
perpajakan,

Sub bidang
pengelolaan fiskal

-i s g nu F

 administrasi
kepabeanan,

 PERBENDAHARAAN
 pengawasan keuangan.
Angka 5 Penjelasan Umum
UU Keuangan Negara
gajahguling
KEBIJAKAN DIBIDANG BELANJA NEGARA
 KEBIJAKAN DIBIDANG PENERIMAAN
NEGARA (PERPAJAKAN)


gajahguling
 PERPAJAKAN

DAN PNBP
 PENGANGGARAN BELANJA NEGARA
 PENGELOLAAN UTANG DAN
OPTIMALISASI PEMBIAYAAN
ANGGARAN
 PENATAAN KELEMBAGAAN
KEUANGAN NEGARA
gajahguling
1.

Fungsi ALOKASI

2.

Fungsi DISTRIBUSI

3.

Fungsi STABILISASI

gajahguling
Fungsi Alokasi
Untuk mengadakan alokasi yg optimal terhadap sumbersumber daya ekonomi yang ada dalam masyarakat, agar
kesejahteraan masyarakat dapat lebih ditingkatkan
2. Fungsi Distribusi
Melalui kebijakan fiskal pemerintah dapat melakukan
distribusi pendapatan yang lebih merata dalam
masyarakat.
3. Fungsi Stabilisasi
Kebijakan fiskal dapat menyebabkan terjadinya kestabilan
yang mantap dalam bidang ekonomi yang berakibat
kestabilan dalam bidang-bidang yang lainnya.kestabilan
mempertahankan kesempatan kerja, kelangsungan
produksi, stabilisasi harga-harga, menjaga neraca
pembayaran luar negeri dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi
1.

gajahguling
Perubahan
mendasar

dari Financial Administration
Ke Financial Management

Semangat yang
melandasi

let
the managers
manage

Pengendalian

Check & Balance
Mechanism

gajahguling
Amanat konstitusi pasal 23 C UUD
1945.
 Apa akibat ditetapkannya UU 17/2003 ?
 Pelaksanaan Perbendaharaan dalam
sistematika UU 17/2003, terlihat dimana
?
 Pendekatan apa saja yang dipakai
untuk mendifinisikan keuangan
negara ?
 Apa pengertian keuangan negara ?


gajahguling




Dari sisi obyek 
Keu negara meliputi semua hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan
kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu
baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.
Dari sisi subyek 
Keu negara meliputi seluruh obyek keuangan negara
yang dimiliki oleh negara, dan atau dikuasai oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan
negara/daerah dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara.

gajahguling




Dari sisi proses 
Keu neg mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan obyek keu neg, mulai dari
perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan s/d
pertanggungjawaban.
Dari sisi tujuan 
Keu negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan
hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan
atau penguasaan obyek keuangan negara dalam rangka
penyelenggarakan pemerintahan negara.

gajahguling


Keu neg adalah semua hak dan kewajiban negara
yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu
baik berupa uang maupun barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tsb.

gajahguling
Semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai
dengan uang termasuk didalamnya
segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
Pasal 1 PP 58 tahun 2005
gajahguling









Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan
mengedarkan uang, serta melakukan pinjaman;
Kewajiban neg untuk menyelenggarakan tugas layanan
umum pemthan neg dan membayar tagihan pihak ketiga;
Penerimaan negara dan pengeluaran negara;
Penerimaan daerah dan pengeluaran daerah;
Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta
hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pd perusahaan negara/daerah;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemt dlm rangka
penyelenggaraan tugas pemthan/kepentingan umum;
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan
menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

gajahguling



1.
2.
3.
4.



Hak daerah dalam rangka keuangan daerah adalah segala hak
yang melekat pada Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang digunakan dalam usaha pemerintah daerah mengisi
kas daerah.
Hak Daerah tersebut meliputi antara lain :
Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34
Tahun 2000).
Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU No. 18 Tahun 1997 jo
UU No. 34 tahun 2000).
Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun 2004 ).
Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari pusat (UU No. 33
tahun 2004).
Kewajiban daerah juga merupakan bagian pelaksanaan tugas-tugas
Pemerintahan pusat sesuai pembukaan UUD 1945

gajahguling









Aturan2 pokok berupa asas2 umum seperti : asas
tahunan, asas universalitas, asas kesatuan dan asas
spesialitas dimasukkan dalam UU 17/2003.
Asas kesatuan menghendaki agar semua pendapatan
dan belanja negara/daerah disajikan dalam satu
dokumen anggaran;
Asas universalitas mengharuskan agar setiap transaksi
keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen
anggaran.
Asas tahunan membatasi masa berlakunya anggaran
untuk suatu tahun tertentu.
Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang
disediakan terinci secara jelas peruntukannya.
gajahguling


Selain asas2 umum tsb, juga dimasukkan asas2 baru
sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang
baik (best practices) dlm mendukung terwujudnya good
governance dalam pengelolaan keuangan negara, a.l. :
- akuntabilitas yang berorientasi kepada hasil,
- profesionalisme,
- proporsionalitas,
- keterbukaan dalam pengelolaan keuangan
negara,
- pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang
bebas dan mandiri.

gajahguling










Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna
bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan
menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan
suatu program yang menjadi tanggung jawabnya.
Asas Profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangan
negara ditangani oleh tenaga yang profesional.
Asas Proporsionalitas; pengalokasian anggaran dilaksanakan
secara proporsional pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga
sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai.
Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara,
mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan,
dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh
lembaga audit yang independen.
Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas
dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada Badan
Pemeriksa Keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan atas
pengelolaan keuangan negara secara objektif dan independen.

gajahguling


Presiden selaku kepala pemerintahan memegang
kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintah.

gajahguling


Kekuasaan pengelolaan keuangan negara :
◦ Dikuasakan kepada menteri keuangan selaku pengelola
fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan
negara yang dipisahkan;
◦ Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku
pengguna anggaran/pengguna barang kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya;
◦ Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala
pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan
mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan;
◦ Tidak termasuk dibidang moneter, yang meliputi a.l.
mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan
undang-undang.

gajahguling








Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang
keuangan, pada hakikatnya adalah Chief Financial Officer
(CFO) Pemerintah Republik Indonesia.
Setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakikatnya adalah Chief
Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu
pemerintahan.
Sesuai dengan prinsip tersebut Kementerian Keuangan
berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan asset dan
kewajiban negara secara nasional.
Sementara kementerian negara/lembaga berwenang dan
bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.

gajahguling
PRESIDEN
(CEO)
GUB/BUPATI/
WALKOT (CEO)

MENTERI TEKNIS
(COO)

MENTERI KEU
(CFO)

SATUAN KERJA
KUASA PA

KPPN
KUASA BUN

BENDAHARA

gajahguling
Pendelegasian Kewenangan Presiden

Presiden
(sebagai CEO)
Menteri Teknis
(sebagai COO)

Menteri Keuangan
(sebagai CFO)

Kepala Kantor
(selaku Kuasa COO)

Kepala KPPN

(selaku Kuasa CFO)

Pendelegasian kewenangan pelaksanaan program
Pendelegasian kewenangan perbendaharaan
gajahguling
Pemisahan Kewenangan
Yang berlaku sampai tahun anggaran 2004

Menteri Teknis
PEMBUATAN
KOMITMEN

PENGUJIAN &
PEMBEBANAN

administratief beheer

Menteri K
euangan
PERINTAH
PEMBAYARAN

administratief
beheer

PENGUJIAN

PENCAIRAN
DANA

Comptabel beheer

gajahguling
Menteri Teknis

PEMBUATAN
KOMITMEN

Menteri Keuangan

PENGUJIAN &
PEMBEBANAN

PENGUJIAN

PERINTAH
PEMBAYARAN

PENCAIRAN
DANA

administratief beheer Comptabel beheer

gajahguling
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA

PRESIDEN

MENTERI
PENGGUNA
ANGGARAN

MENTERI KEUANGAN
BENDAHARAWAN
UMUM

SATKER

SATKER

KPPN

KPPN

Kuasa Pengguna
Anggaran

Kuasa Pengguna
Anggaran

Kuasa Bendara
Umum

Kuasa Bendara
Umum
gajahguling




Perbendaharaan negara adalah pengelolaan
dan pertanggung jawaban keuangan negara,
termasuk investasi dan kekayaan yang
dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN
dan APBD.
Dalam pengertian tersebut terkait 2 hal
yaitu:
1. Pengelolaan keuangan negara; dan
2. Pertanggung jawaban atas pengelolaan
keuangan negara.
1 dan 2 tersebut, termasuk investasi dan
kekayaan yang dipisahkan dalam rangka
pelaksanaan APBN/APBD.
gajahguling


Kegiatan pelaksanaan perbendaharaan
negara merupakan bagian dari sistem
pengelolaan keuangan negara, yang
hanya mencakup pelaksanaan dan
pertanggungjawaban APBN/APBD.

gajahguling
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pelaksanaan pendapatan dan belanja
negara/daerah,
Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
negara/daerah,
Pengelolaan kas,
Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah,
Pengolaan investasi dan barang milik
negara/daerah,
Penyelenggaraan akuntansi dan sistim
informasi manajemen keuangan
negara/daerah,
gajahguling
7.
8.
9.
10.

Penyusunan laporan pertanggung
jawaban pelaksanaan APBN/APBD,
Penyelesaian kerugian negara/daerah,
Pengelolaan Badan Layanan Umum,
Perumusan standar, kebijakan, serta
sistem yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara dalam
rangka pelaksanaanAPBN.

gajahguling
1.

2.

3.

UU tentang APBN/Perda merupakan dasar
bagi pemerintah pusat/daerah untuk
melakukan penerimaan dan pengeluaran
negara/daerah;
Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan
yang berakibat pengeluaran atas beban
APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai
pengeluaran tersebut tidak tersedia atau
tidak cukup tersedia;
Semua pengeluaran negara/daerah,
termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang
sesuai dengan program pemerintah
pusat/daerah, dibiayai dengan APBN/APBD.
gajahguling
4.

5.

Anggaran untuk membiayai pengeluaran
yang sifatnya mendesak dan/atau tidak
terduga disediakan dalam bagian
anggaran tersendiri yang selanjutnya
diatur dalam peraturan pemerintah;
Kelambatan pembayaran atas tagihan
yang berkaitan dengan pelaksanaan
APBN/APBD dapat mengakibatkan
pengenaan denda dan/atau bunga.

gajahguling
PENGUJIAN DALAM PELAKSANAAN
PENGELUARAN NEGARA
Menteri Teknis

Selaku Pengguna Anggaran
Tahapan Administratif

Menteri Keuangan
Selaku BUN
Tahapan Komtabel

PEMBUATAN
KOMITMEN

PENGUJIAN
PENGUJIAN
Pengujian :
• Wetmatigheid
• Rechtmatigheid
• Doelmatigheid

SPM

Pengujian :
• Substansial :
•Wetmatigheid
•Rechtmatigheid
• Formal

?

gajahguling

CHEQUE
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pengguna anggaran;
Bendahara Umum negara;
Kuasa Pengguna Anggaran;
Kuasa Bendahara Umum Negara;
Bendahara Penerima;
Bendahara Pengeluaran.
Pejabat Pembuat Komitmen
Pejabat Penguji SPM

gajahguling
Pengguna anggaran adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan
anggaran kementerian negara/lembaga.
 Pengguna barang adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan
barang milik negara.
 Setiap menteri/pimpinan lembaga
adalah pengguna anggaran/pengguna
barang bagi kementerian
negara/lembaga yang dipimpinnya.


gajahguling
1.
2.
3.
4.
5.

Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
Menunjuk kuasa pengguna
anggaran/pengguna barang
Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pemungutan penerimaan negara
Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pengelolaan utang dan piutang.
Melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran anggaran belanja

gajahguling
6.

7.
8.
9.
10.
11.

Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pengujian dan perintah
pembayaran
Menggunakan barang milik negara
Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pengelolaan barang milik negara
Mengawasi pelaksanaan anggaran
Menyusun dan menyampaikan laporan
keuangan
Kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya
gajahguling
Bendahara umum negara adalah
pejabat yang diberi tugas untuk
melaksanakan fungsi bendahara umum
negara.
 Menteri keuangan adalah bendahara
umum negara.


gajahguling
1.
2.
3.
4.
5.

Menetapkan kebijakan dan pedoman
pelaksanaan anggaran negara
Mengesahkan dokumen pelaksana anggaran
Melakukan pengendalian pelaksanaan
anggaran negara
Menetapkan system penerimaan dan
pengeluaran kas negara
Menunjuk Bank dan atau lembaga keuangan
laninya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan dan pengeluaran anggaran
negara
gajahguling
6.

7.
8.
9.

Mengusahakan dan mengatur dana
yang diperlukan dalam pelaksanaan
anggaran negara
Menyimpan uang negara
Menempatkan uang negara dan
mengelola/menatausahakan investasi
Melakukan pembayaran berdasarkan
permintaan pejabat pengguna anggaran
atas beban rekening kas umum negara

gajahguling
10.
11.
12.
13.

14.

Melakukan pinjaman dan memberikan
jaminan atas nama pemerintah
Memberikan pinjaman atas nama
pemerintah
Melakukan pengelolaan utang dan
piutang negara
Mengajukan rancangan peraturan
pemerintah tentang standar akuntansi
pemerintah
Melakukan penagihan piutang negara

gajahguling
15.
16.
17.

18.

19.

Menetapkan system akuntansi dan
pelaporan keuangan negara
Menyajikan informasi keuangan negara
Menetapkan kebijakan dan pedoman
pengelolaan serta penghapusan barnag
milik negara
Menentukan nilai tukar mata uang asing
terhadap uang rupiah dalam rangka
pembayaran pajak
Menunjuk pejabat kuasa bendahara umum
negara.
gajahguling


Menteri keuangan selaku bendahara umum
negara mengangkat kuasa bendahara umum
negara untuk melaksanakan tugas
kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan
anggaran dalam wilayah kerja yang telah
ditetapkan.



Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan :
- menerima,
- menyimpan,
- membayar atau menyerahkan,
- menata usahakan, dan
- mempertanggung jawabkan uang dan surat
berharga yang berada dalam
pengelolaannya.
gajahguling




Kuasa bendahara umum negara melaksanaan
penerimaan dan pengeluaran kas negara sesuai
dengan ketentuan dalam rangka melakukan
pengendalian pelaksanaan anggaran negara.
Kuasa bendahara umum negara berkewajiban:
- memerintahkan penagihan piutang negara
kepada pihak ketiga sebagai penerimaan
anggaran, dan
- berkewajiban melakukan pembayaran
tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran
anggaran.

gajahguling
 Bendahara

penerimaan adalah orang
yang ditunjuk untuk :
- menerima,
- menyimpan,
- menyetorkan,
- menata usahakan dan
- mempertanggung jawabkan uang
pendapatan negara
dalam rangka pelaksanaan APBN pada
kantor/satuan kerja kementerian negara/
lembaga/pemerintah daerah.
gajahguling


Bendahara pengeluaran adalah orang yang
ditunjuk untuk :
- menerima,
- menyimpan,
- membayarkan,
- menatausahakan, dan
- mempertanggung jawabkan uang untuk
keperluan belanja negara
dalam rangka pelaksanaan APBN pada
kantor/ satuan kerja kementerian
negara/lembaga/ pemerintah daerah.
gajahguling


Bendahara penerimaan untuk melaksanakan
tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran pendapatan pada
kantor/satuan kerja di lingkungan
kementerian negara/lembaga.



Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan
tugas kebendaharaan dalam rangka
pelaksanaan anggaran belanja pada
kantor/satuan kerja dilingkungan
kementerian negara/lembaga.
gajahguling
Anggaran atau budget adalah jenis rencana yang
menggambarkan rangkaian tindakan atau
kegiatan yang dinyatakan dalam suatu jangka
waktu tertentu
 Menurut suparmoko (1979) anggaran atau budget
adalah suatu daftar atau pernyataan yang
terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran
negara yang diharapkan selama jangka waktu
tertentu biasanya adalah satu tahun.


gajahguling


Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara
yang disetujui oleh DPR. (Pasal 1 ayat (7) UU No.
17 tahun 2003)



APBN setiap tahun ditetapkan,
merupakan penjabaran rencana kerja
penyelenggaraan negara untuk kurun
waktu satu tahun anggaran atau 12
bulan.

gajahguling
o

Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) adalah rencana
keuangan tahunan pemerintah daerah di
Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
(Pasal 1 ayat (8) UU No. 17 tahun 2003)

APBD ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
o Tahun anggaran APBD meliputi masa
satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari
sampai dengan 31 Desember
o

gajahguling






APBN tahun anggaran 1999/2000 dan APBNAPBN sebelumnya berlaku mulai 1 April
sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya.
APBN tahun anggaran 2000 sebagai APBN
transisi jangka waktunya hanya sembilan
bulan yang berlaku mulai 1 April sampai
dengan 31 Desember.
APBN tahun anggaran 2001 dan tahun-tahun
anggaran selanjutnya menggunakan tahun
takwim penuh yang berlaku mulai 1 Januari
sampai 31 Desember setiap tahun.

gajahguling




APBN dituangkan ke dalam suatu struktur dan
fomat yang memuat pengelompokan jenis
transaksi berkaitan dengan rencana kegiatan
penyelenggaraan negara menurut pengaruhnya
terhadap posisi keuangan negara dalam kurun
waktu satu tahun anggaran.
Rencana kerja tersebut dituangkan dalam
angka-angka yang dikategorikan ke dalam
kelompok pendapatan negara dan hibah,
belanja negara dan pembiayaan.

gajahguling
Pendapatan negara terdiri atas
penerimaan pajak, penerimaan bukan
pajak dan hibah.
 Belanja negara dipergunakan untuk
menyelenggarakan tugas pemerintahan
pusat dan pelaksanaan perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan
daerah.


gajahguling
Struktur dan format APBN sampai dengan
tahun anggaran 1999/2000 dibuat dalam
bentuk skontro, yaitu sisi penerimaan dan
sisi pengeluaran negara diletakkan
berdampingan.
 Sisi kiri berisi catatan penerimaan negara
dan sisi kanan berisi catatan belanja
negara.
 Bentuk ini biasanya dikenal dengan Taccount dan berdasarkan pada prinsip
anggaran berimbang yang dinamis.


gajahguling








Mulai tahun anggaran 2000 struktur dan format
APBN dirubah ke dalam bentuk staffel, yaitu
catatan penerimaan negara dan pengeluarannya
disatuan dalam satu kolom.
Catatan penerimaan ditempatkan di bagian atas,
sedangkan catatan belanja negara ditempatkan
di bawahnya.
Dalam format APBN bentuk staffel ini dapat
memperlihatkan adanya surplus atau defisit
anggaran, dan kemudian dilanjutkan dengan
pembiayaannya baik dari sumber dalam negeri
maupun dari luar negeri.
Bentuk ini kemudian dikenal dengan istilah Iaccount.
gajahguling
gajahguling
gajahguling
A.Penerimaan
Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber
yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB), cukai dan Pajak lainnya yang
merupakan sumber utama penerimaan APBN.
Selanjutnya Penerimaan Non Pajak, diantaranya
penerimaan dari sumber daya alam, laba BUMN

gajahguling
B.Pengeluaran
Secara umum, pengeluaran yang dilakukan pada
suatu tahun anggaran harus ditutup dengan
penerimaan pada tahun anggaran yang sama.
Berbeda dengan anggaran penerimaan negara
yang diperlakukan sebagai target penerimaan
pemerintah dan diharapkan dapat dilampauinya,
anggaran pengeluaran merupakan batas
pengeluaran yang tidak boleh dilampaui.

gajahguling
B.Pengeluaran (Cont’d)
Secara Umum, proses terjadinya pengeluaran
melalui 4 tahap, yaitu:
1. Kewenangan Anggaran
2. Pelimpahan Kewenangan Anggaran
3. Kewajiban
4. Realisasi Pengeluaran (outlays)

gajahguling
C.Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah transfer dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
dalam rangka program desentralisasi. Terdapat 3
jenis transfer, yaitu dana bagi hasil penerimaan,
dana alokasi umum dan dana alokasi khusus

gajahguling
D.Dana Otonomi Khusus
Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah
yang memiliki karakteristik khusus yang
membedakan dengan daerah lain, contohnya
propinsi Papua mendapat dana alokasi yang lebih
besar untuk mengatasi masalah yang kompleks di
wilayahnya. Tujuan alokasi tersebut adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan
mengurangi ketertinggalan dari propinsi lainnya.

gajahguling
F. Defisit dan Surplus
Defisit atau surplus merupakan selisih antara
penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang
melebihi penerimaan disebut defisit, sebaliknya
jika penerimaan yang melebihi pengeluaran
disebut surplus.

gajahguling
G.Keseimbangan
Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit
anggaran, yaitu : keseimbangan primer, dan
keseimbangan umum.
Keseimbangan primer adalah total penerimaan
dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga,
sedangkan
Kesembangan Umum adalah total penerimaan
dikurangi total pengeluaran termasuk pembayaran
bunga
gajahguling
H.Pembiayaan
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit
anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang
penting saat ini adalah pembiayaan dalam negeri
meliputi penerbitan obligasi, penjualan aset dan
privatisasi, dan pembiayaan luar negeri meliputi
pinjaman proyek, pembayaran kembali utang,
pinjaman program dan penjadwalan kembali utang

gajahguling
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA
PANJANG (RPJP)
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA
MENENGAH (RPJM)
RENCANA KERJA PEMERINTAH
(RKP)
Visi, Misi, Tupoksi, Tujuan,
Sasaran, Kebijakan, dan
Program
Strategi & Prioritas APBN
Arah dan Kebijakan Umum
RKA-KL
Program & Kegiatan Unit Kerja
Rancangan Anggaran K/L
Rancangan APBN
gajahguling
(2)

(1)
RKP
Pagu Indikatif
(Maret)

Pokok-pokok
Kebijakan Fiskal dan
Kerangka Ekonomi Makro
(Pertengahan Mei)

(4)

RAPBN
(Agustus)

LKPP
(Juni TA Y)

(7)

(31 Desember)

Pagu Sementara
(Pertengahan Juni)

RUU & NK

(8)

DIPA K/L

(3)

(6)
Rincian Anggaran
Belanja K/L
(Akhir November)

Perpres

(5)

APBN
(Akhir Oktober)

UU
gajahguling
ALUR APBN
Departemen
Keuangan

PLAFON
RAPBN

•
•
•
•

Depkeu
Bappenas
Bank Indonesia
BPS

Asumsi
Makro

•
•
•
•
•
•

Pertumbuhan Ekonomi
Inflasi
Nilai Tukar
Harga Minyak
Produksi Minyak
Tk. Suku Bunga

.Komisi-Komisi DPR

.Depkeu
.Kementerian/Lembaga

Pembahasan RKA-KL

gajahguling
BAPPENAS
KEMENTERIAN/LEMBAGA
BAPPENAS+DEPKEU
KEMENTERIAN/LEMBAGA
BAPPENAS
KEMENTERIAN KEUANGAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA

RPJM

PP

RENSTRA-KL
PAGU INDIKATIF

SEB

PERENCANAAN

RENJA-KL
RKP

PP

PAGU SEMENTARA

SE-MK

RKA-KL

KEMENTERIAN KEUANGAN

HIMPUNAN RKA-KL

KEMENTERIAN KEUANGAN

NOTA KEU &
RAPBN

PEMERINTAH+DPR
KEMENTERIAN KEUANGAN

APBN
RINCIAN APBN

KEMENTRIAN/L+DEPKEU

LKPP

UU
Perpres

PENGESAHAN
ANGGARAN
PELAKSANAAN

DIPA

KEMENTERIAN KEUANGAN

PENGANGGARAN

UU

PERTNGGJWB

gajahguling





Penganggaran Terpadu (Unified Budget)
Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance
Based Budgeting)
Penganggaran dengan Kerangka Pengeluaran
Jangka Menengah (Medium Term Expenditure
Framework)

gajahguling
1. Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan
kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian
efisiensi alokasi dana.
2. Sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan biaya
operasional yang berulang (recurrent) dipertimbangkan secara
simultan.
Dualisme perencanaan antara anggaran rutin dan anggaran
pembangunan di masa lampau menimbulkan peluang duplikasi,
penumpukan, dan penyimpangan anggaran.
3. Perencanaan belanja rutin dan belanja modal dilakukan secara
terpadu
dalam
rangka
mewujudkan
prestasi
kerja
kementerian/lembaga yang dapat memuaskan masyarakat.
gajahguling
FORMAT LAMA
(s/d 2004)
Belanja Pemerintah Pusat :
1. Pengeluaran RUTIN
a. Belanja Pegawai
b. Belanja Barang
c. Pembayaran Bunga Utang
d. Subsidi
e. Pengeluaran Rutin Lainnya
2. Pengeluaran
PEMBANGUNAN

FORMAT BARU
(mulai TA 2005)
Belanja Pemerintah Pusat :
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang
3. Belanja Modal
4. Pembayaran Bunga Utang
5. Subsidi
6. Belanja Hibah
7. Bantuan Sosial
8. Belanja Lain-lain
gajahguling
FORMAT LAMA
(s/d 2004)

FORMAT BARU
(mulai TA 2005)

• Belanja Pegawai
(Tidak Mengikat)

Pengeluaran
Pembangunan

• Belanja Barang (Tidak
Mengikat)
• Belanja Modal
• Bantuan Sosial
gajahguling
1. Mengutamakan upaya pencapaian output (keluaran)
dan outcomes (hasil) atas alokasi belanja (input) yang
ditetapkan.
2. Ditujukan untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya dari penggunaan sumber daya yang terbatas.
3. Perlu adanya indikator kinerja dan pengukuran kinerja
untuk tingkat satuan kerja (satker) dan
kementerian/lembaga.
gajahguling
MENGUBAH FOKUS PENGUKURAN
bergeser

Besarnya
Jumlah
Alokasi
Sumber Daya

Hasil yang
dicapai dari
penggunaan
sumber daya

gajahguling
Pasal 1 poin 5 PP 21/2004:
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan
kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya
keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang
dituangkan dalam prakiraan maju
Prakiraan Maju (Pasal 1 poin 6 PP 21/2004):

Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk
anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan
memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang
disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran
berikutnya.
gajahguling

tahun
guna
telah
tahun
Dampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun:

2007
Saat
kebijakan
diputuskan

2008

2009

(R)APBN

Prakiraan
Maju

2010

Prakiraan
Maju

KPJM
gajahguling
Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah
Perencanaan
RPJMD

Pelaksanaan
Rencana
DPA-SKPD

RKPD

KUA/PPAS

Nota
Kesepakatan

Verifikasi
DPA-SKPD

Pelaksanaan APBD
Pedoman
Penyusunan RKASKPD

Pendapatan
Belanja

RKA-SKPD

Pembiayaan

RAPBD
Evaluasi Raperda
APBD oleh
Gubernur/Mendagri

Laporan Realisasi
Semester Pertama
Perubahan APBDD

APBD

Penatausahaan

Prtggungjwbn

Pemeriksaan

Penatausahaan
Pendapatan
Bendahara penerimaan
wajib menyetor
penerimaannya ke
rekening kas umum
daerah selambatlambatnya 1 hari kerja

Penatausahaan
Belanja
Penerbitan SPM-UP,
SMP-GU,SPM-TU dan
SPM-LS oleh Kepala
SKPD
Penerbitan SP2D oleh
PPKD

Penatausahaan
Pembiayaan

Disusun
sesuai SAP

Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah

Laporan
Keuangan
Diperiksa
oleh BPK

-LRA
-Neraca
-Lap. Arus Kas
-CaLK

Dilakukan oleh PPKD

Kekayaan dan
Kewajiban Daerah
-Kas Umum
--Piutang
--Investasi
-Barang
--Dana Cadangan
--Utang
Akuntnsi Keuangan
Daerah

Raperda
Pertanggun
g-jawaban
APBD
gajahguling
Pendapatan

daerah
Belanja Daerah
Pembiayan daerah

gajahguling
APBD

Pendapatan Daerah

• PAD
• Dana
Perimbangan
• Lain-lain
pendapatan
daerah yang sah

Belanja Daerah

• Klasifikasi belanja
menurut organisaasi
• Klasifikasi belanja
menurut fungsi
• Klasifikasi belaja
menurut program
dan kegiatan
• Klasifikasi belanja
menurut jenis
belanja

Pembiayaan Daerah

• Penerimaan
pembiayaan
• Pengeluaran
pembiayaan

gajahguling
PP 58/2005 & Permendagri 13/2006
A.
1.
2.
3.

B.
1.
2.
3.

C.
1.
2.
3.
4.
5.

Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Bantuan Dana
Hibah
Dana Darurat
Dana penyesuaian & Dana Otsus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemda lainnya

PP 24/2005 SAP
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan
4.
Lain-lainPAD yang sah
B.
Pendapatan Transfer
Transfer pemerintah pusat-dana
perimbangan
1.
Dana Bagi Hasil
2.
Dana Alokasi Umum
3.
Dana Alokasi Khusus
Transfer pemerintah pusat lainnya
1.
Dana otonomi khusus
2.
Dana penyesuaian
Transfer Pemerintah Provinsi
1.
Pendapatan bagi hasil pajak
2.
Pendapatan bagi hasil pajak
lainnya
C.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
sah
1.
Pendapatan hibah
2.
Pendapatan dana darurat
A.
1.
2.
3.

gajahguling
Belanja Daerah

Urusan Wajib

Prioritas :
Melindungi dan
meningkatkan
kualitas
kehidupan
masyarakat

Peningkatan
pelayanan
dasar,
pendidikan ,
kesehatan,
fasos,
fasum,sistem
jaminan sosial

Urusan Pilihan

Potensi nyata
untuk
meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat

Pertambanga
n,perikanan,p
ertanian,perk
ebunan,
perhutanan,
dan
pariwisata

gajahguling
gajahguling
KOMPONEN
POKOK

SETIAP SATUAN KERJA MINIMAL MEMPUNYAI SATU
KEGIATAN DLM RANGKA MEWUJUDKAN SEBAGIAN
SASARAN PROGRAM DARI UNIT ORGANISASI

PENDEKATAN
ANGGARAN TERPADU
DALAM RKA-KL
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN SATUAN KERJA
MEMPUNYAI KELUARAN YANG JELAS & TIDAK
TUMPANG TINDIH DNG KELUARAN DARI KEGIATAN LAIN

PENETAPAN SATUAN KERJA
SEBAGAI KUASA
PENGGUNA ANGGARAN
UNTUK MELAKSANAKAN
SEMUA KEGIATAN YANG
DITETAPKAN
MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA

JENIS BELANJA YG DITETAPKAN DENGAN KRITERIA
YG SAMA UNTUK SEMUA KEGIATAN

SATU DOKUMEN PERENCANAAN, SATU DOKUMEN
PENGANGGARAN DAN SATU DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN UNTUK SEMUA JENIS SATKER DAN
KEGIATAN
gajahguling
KLASIFIKASI EKONOMI
BELANJA PEGAWAI

PENGELUARAN UNTUK KOMPENSSI DALAM BENTUK UANG YANG
DIBERIKAN KEPADA PEGAWAI PEMERINTAH YANG BERTUGAS
DIDALAM MAUPUN DILUAR NEGERI SEBAGI IMBALAN ATAS
PEKERJAAN YANG TELAH DILAKSANAKAN

BELANJA BARANG

PENGELUARAN UNTUK PENGADAAN BARANG/JASA YANG HABIS
PAKAI UNTUK MEMPRODUKSI BARANG/JASA TERTENTU

BELANJA MODAL
BANTUAN SOSIAL
HIBAH
SUBSIDI
BUNGA UTANG
BELANJA LAIN-LAIN
gajahguling

PENGELUARAN YANG DIPAKAI UNTUK PEMBENTUKAN MODAL
YANG SIFATNYA MENAMBAH ASET PEMERINTAH
PENGELUARAN UNTUK TRANSFER UANG ATAU BARANG YANG
DIBERIKAN KEPADA MASYARAKAT GUNA MELINDUNGI DARI
KEMUNGKINAN TERJADINYA RESIKO SOSIAL TERTENTU
PENGELUARAN UNTUK TRANSFER YANG SIFATNYA TIDAK WAJIB
KEPADA NEGARA LAIN ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL
PENGELUARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PERUSAHAAN
NEGARA/SWASTA/LEMBAGA TERTENTU YG MEMPRODUKSI DAN
MENJUAL BARANG/JASA AGAR HARGA BARANG/JASA YANG
DIPRODUKSI DPT DIJANGKAU MASYARAKAT
PENGELUARAN UNTUK PEMBAYARAN ATAS KEWAJIBAN
PENGGUNAAN UTANG BAIK DALAM MAUPUN LUAR NEGERI
PENGELUARAN UNTUK BELANJA PEMERINTAH YANG TIDAK DAPAT
DIKLASIFIKASIKAN MENURUT JENIS BELANJA TERSEBUT
gajahguling
1. Mengutamakan upaya pencapaian output (keluaran)
dan outcomes (hasil) atas alokasi belanja (input) yang
ditetapkan.
2. Ditujukan untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya dari penggunaan sumber daya yang terbatas.
3. Perlu adanya indikator kinerja dan pengukuran kinerja
untuk tingkat satuan kerja (satker) dan
kementerian/lembaga.
gajahguling
KOMPONEN
POKOK
PENDEKATAN
ANGGARAN KINERJA
DALAM RKA-KL

SATUAN KERJA SEBAGAI
PENANGUNGJAWAB
PENCAPAIAN
KELUARAN/OUTPUT
KEGIATAN/ SUBKEGIATAN

RANGKAIAN TINDAKAN YG
DILAKSANAKAN SATUAN KERJA
SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA
UNTUK MENGHASILKAN KELUARAN
YANG DITENTUKAN

SATUAN KERJA MEMPUNYAI
KELUARAN YANG JELAS &
TERUKUR SEBAGAI AKIBAT DARI
PELAKSANAAN KEGIATAN

PERHITUNGAN ANGGARAN
DIDASARKAN PADA STANDAR
BIAYA (BERSIFAT UMUM DAN
BERSIFAT KHUSUS

PEMBEBANAN
ANGGARAN PADA
JENIS BELANJA YANG
SESUAI
gajahguling
Kerangka Konseptual

Penganggaran
Berbasis
Kinerja
Memerlukan
RENSTRA
Isu Stratejik

RENJA

•
•
•
•
•

Program
Sasaran Terukur Program
Pengguna Program
Kegiatan
IK

• Mengendalikan dan mengarahkan setiap
program/kegiatan dg mengacu kepada
rencana
• Setiap satuan kerja dpt lebih selektif dlm
merencanakan program/kegiatan
• Menghindari duplikasi
pembiayaan/tumpang tindih anggaran

Komitmen Bersama
Keputusan stratejik untuk
peningkatan kualitas
organisasi, efisiensi &
optimalisasi sumber daya,
evaluasi, dan pelaporan
kinerja

Budget
Entity

gajahguling
Kerangka Konseptual
Penganggaran Berbasis Kinerja
Mempertimbangkan
Alokasi Anggaran

Budget
Execution

Hasil Yang
Diharapkan

•
•
•

RENSTRA
• Visi
• Misi
• Tujuan
• Sasaran
• Strategi

Output
Outcome
Manfaat
Kegiatan

Target Kinerja

Realisasi

Rencana

Pengukuran Kinerja Evaluasi
• Efisiensi
• Efektivitas
• Akuntabilitas
Sistem Monitoring & Pelaporan Kinerja
gajahguling
gajahguling


Specific – jelas, tepat dan akurat

Faktor apa yang paling menentukan keberhasilan?



Measured – dapat dikuantifikasikan

Karakteristik apa yang dapat dikuantifikasikan?



Achievable – praktis & realistis

Apakah kinerja tahun sebelumnya dapat ditingkatkan?



Relevant – bagi konsumen (masyarakat)

Apakah konsumen menganggap bahwa target yang
ditetapkan yang terpenting?



Timed – batas atau tenggang waktu

Seberapa cepat dapat dicapai?
Berapa lama permintaan dapat direspon?

gajahguling
PP 21/2004 Pasal 7 ayat 2:
“Dalam penyusunan anggaran berbasis
kinerja diperlukan indikator kinerja, standar
biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap
program dan jenis kegiatan ”

Penjelasan PP 21/2004 (Poin I.4):
“Kementerian/lembaga dituntut memperkuat diri
dengan kapasitas dalam mengembangkan
indikator kinerja, dan sistem pengukuran
kinerja, dan dalam meningkatkan kualitas
penyusunan kebutuhan biaya, sebagai
persyaratan untuk mendapatkan anggaran”
gajahguling






Agar pengukuran dapat dilakukan, maka
kinerja harus dapat dinyatakan dalam
angka (kuantifikasi).
Oleh karena itu diperlukan indikatorindikator yang dapat menunjukkan secara
tepat tingkat prestasi kerja/kinerja.
Macam Indikator Kinerja:
◦ Indikator Kinerja Kegiatan
◦ Indikator Kinerja Program
◦ Indikator Efisiensi
◦ Indikator Kualitas

gajahguling


Fokus penganggaran dan penelaahan biaya
kegiatan akan bergeser dari input costing ke
per unit cost of output



Perlu koordinasi yang erat antara
Kementerian/Lembaga dengan Kementerian
Keuangan agar standar biaya keluaran dapat
ditetapkan

gajahguling




Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai
seberapa besar perbedaan (gap) antara
kinerja aktual dengan kinerja yang
diharapkan.
Dengan diketahuinya perbedaan (gap)
tersebut, maka upaya-upaya perbaikan dan
peningkatan kinerja dapat dilakukan.

gajahguling
Level
Kinerja
Standar
Kinerja 2
Standar
Kinerja 1
gap
Kinerja Aktual

Waktu
gajahguling
gajahguling
Pasal 1 poin 5 PP 21/2004:
KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan
kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun
anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya
keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang
dituangkan dalam prakiraan maju
Prakiraan Maju (Pasal 1 poin 6 PP 21/2004):

Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk
anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan
memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang
disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran
berikutnya.
gajahguling

tahun
guna
telah
tahun
Dampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun:

2007
Saat
kebijakan
diputuskan

2008

2009

(R)APBN

Prakiraan
Maju

2010

Prakiraan
Maju

KPJM
gajahguling
2006
APBN

2007
RAPBN

to

2008
2009
Prakiraan Proyeksi
Maju

t+1

2006
Realisasi

2007
APBN

t-1

t0

2006
PAN
t-2

t+2

Tahun anggaran berjalan 2006
& KPJM 2007-2009

t+3

2009
2008
2010
Prakiraan Proyeksi
RAPBN
Maju
t+1

t+2

Tahun anggaran berjalan 2007
& KPJM 2008-2010

t+3

2010
2007
2008
2009
2011
Realisasi APBN RAPBN Prakiraan Proyeksi Tahun anggaran berjalan 2008
& KPJM 2009-2011
Maju
t-1

to

t+1

t+2

t+3
gajahguling
 Mengembangkan disiplin fiskal, dalam rangka menjaga
kesinambungan fiskal (fiscal sustainability)
 Meningkatkan keterkaitan antara kebijakan, perencanaan, dan
penganggaran (antara KPJM, RKP, dan APBN)
 Mengarahkan alokasi sumberdaya agar lebih rasional dan strategis
 Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan
pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien
 Meningkatkan predictabiliy dan kesinambungan pembiayaan suatu
program/kegiatan.
 Memudahkan kerja perencanaan kementerian/lembaga pada tahuntahun berikutnya.
 Mendorong peningkatan kinerja kementerian/lembaga
memberikan pelayanan kepada publik.
gajahguling

dalam
gajahguling
Kebijakan Penerapan

Undang Undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
• Penganggaran terpadu
• Kerangka Pengeluaran
jangka menengah
• Penganggaran berbasis
kinerja

Top
Down

Bottom
Up
Stakeholders

• Optimalisasi penggunaan dana untuk
pencapaian sasaran program
• Penyusunan anggaran dengan perspektif
multi tahun
• Meningkatkan disiplin dan alokasi
anggaran yang efisien dg perkiraan ke
depan (forward estimates)
• Wahana untuk mengubah kebijakan,
program dan kegiatan, mengalokasikan
sumber daya sesuai prioritas dan sasaran
penting pemerintah
• Mengharuskan adanya keterkaitan yang
jelas antara setiap anggaran instansi
pemerintah dg outputs & outcomes
• Mengembangkan informasi kinerja
sebagai pengukuran kinerja, dan
pengukuran biaya
• Mengubah paradigma penilaian kinerja
instansi/unit kerja
• Meningkatkan kualitas pelayanan publik

gajahguling
Kebijakan Penerapan
• Peraturan Pemerintah Nomor: 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (RKP)
• Peraturan Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL)

RPJM
Renstra-KL

Renja - KL
RKP

Renstra-KL

Renja - KL

• Untuk menghubungkan Renstra
dengan anggaran
• Menghindarkan tumpang tindih
program/ kegiatan
• Ketersediaan pendanaan program/
kegiatan yang lintas fungsi, lintas
instansi, lintas daerah
• Menjamin kepastian pendanaan &
pemanfaatan sumber daya secara
efisien, efektif, dan tanggungjawab
yang jelas

RKA - KL
gajahguling
2005

2006

MULAI MENGGUNAKAN
DOKUMEN
PENGANGGARAN TERPADU
- RKAKL

MENYEMPURNAKAN
PENGGUNAAN DOKUMEN
PENGANGGARAN TERPADU
- RKAKL

MULAI MENERAPKAN
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN TERPADU –
SATKER

MENYEMPURNAKAN
KRITERIA SATKER SEBAGAI
PENGGUNA ANGGARAN
DAN PELAKSANA
KEGIATAN TERPADU

MULAI MENGANUT
KLASIFIKASI EKONOMI
TERPADU – JENIS BELANJA

gajahguling

MENYEMPURNAKAN
KRITERIA JENIS BELANJA
DAN KRITERIA
PEMBEBANAN PADA JENIS
BELANJA

2007
MEMPERSIAPKAN UPAYA
UNTUK BENAR-BENAR
MENGHILANGKAN KESAN
MASIH ADANYA DIKOTOMI
BELANJA RUTIN DAN
BELANJA PEMBANGUNAN

MENGEVALUASI KEMBALI
PEMBEBANAN
PENGELUARAN SEBAGAI
BELANJA ATAU NON
BELANJA – PENDANAAN
ATAU PEMBIAYAAN
2005

2006

2007

MEMPERKENALKAN
DOKUMEN
PENGANGGARAN KINERJA
- RKAKL

MENYEMPURNAKAN
PENGGUNAAN DOKUMEN
PENGANGGARAN KINERJA RKAKL

SINKRONISASI
FUNGSI/SUBFUNGSI/PROG
RAM/KEGIATAN DALAM
RANGKA KONSISTENSI
ANTARA PERENCANAAN
DAN PENGANGGARAN

MULAI MENGGUNAKAN
UNIT PENANGGUNGJAWAB
PENCAPAIAN KELUARAN SATKER

MENYEMPURNAKAN
KRITERIA SATKER SEBAGAI
PENANGGUNGJAWAB
PENCAPAIAN KELUARAN

SUDAH MENYEDIAKAN
SEBAGIAN STANDAR BIAYA
UNTUK MENGHITUNG
ALOKASI PADA KEGIATAN –
SBU/SBK

MEMPERLUAS
PENYEDIAAN STANDAR
BIAYA BAIK YANG
BERSIFAT UMUM MAUPUN
YANG BERSIFAT KHUSUS

gajahguling
2005
MEMPERKENALKAN
DOKUMEN
PENGANGGARAN UNTUK
KPJM/MTEF – RKAKL
KHUSUSNYA FORM 1.2, 1.4,
1.5, 2.2,.2.4, 3.2, DAN 3.4
MENGENAI PRAKIRAAN
MAJU

2006
MENYEMPURNAKAN
PENGGUNAAN DOKUMEN
PENGANGGARAN UNTUK
PELAKSANAAN
KPJM/MTEF

MELETAKKAN DASARDASAR PELAKSANAAN
MTEF/KPJM

SUDAH TERSEDIA
SEBAGIAN STANDAR
BIAYA YANG KELAK AKAN
MEMBANTU DALAM
MEPERHITUNGKAN
PRAKIRAAN MAJU & MTEF

2007
MENYEMPURNAKAN
PENGGUNAAN DOKUMEN
PENGANGGARAN UNTUK
PELAKSANAAN
KPJM/MTEF – KHUSUSNYA
MULAI DIGUNAKANNYA
FORM 1, FORM 2, DAN
FORM 3 UNTUK MULAI
MELAKSANAKAN DASARDASAR KPJM/NTEF

MEMPERLUAS
TERSEDIANYA STANDAR
BIAYA YANG AKAN
SANGAT MEMBANTU
DALAM MEPERHITUNGKAN
PRAKIRAAN MAJU DAN
KPJM
gajahguling
APBN(dalam triliun)

Pendapatan Negara
> Pen. Perpajakan
> Pen. Bukan Pajak
> Hibah
Belanja Negara
> Belanja Pem. Pusat
> Transfer Daerah
Pembiayaan
> Dalam negeri
> Luar Negeri

2010*
992,4
743,3
247,2
1,9
1.126,1
781,5
344,6
133,7
133,9
(0,2)

2011**
1.104,9
850,3
250,9
3,7
1.229,6
836,6
393,0
124,7
125,3
(0,6)

gajahguling
Sumber:
* APBN-P 2010
** APBN 2011

Asumsi Makro
PDB (Triliun Rp)
Pertumb. Ekonomi(%)
Inflasi (%)
Kurs (IDR/USD)
SBI 3 bln (%)
Harga Minyak(USD/brl)
Lift. Minyak (MBCD)

2010*
6.253,8
5,8
5,3
9.200,0
6,5
80,0
0,965

2011**
7.019,9
6,4
5,3
9.250,0
6,5
80,0
0,970

gajahguling
Terima kasih
gajahguling

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoTri Widodo W. UTOMO
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahSujatmiko Wibowo
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Kebijakan otonomi khusus di indonesia
Kebijakan otonomi khusus di indonesiaKebijakan otonomi khusus di indonesia
Kebijakan otonomi khusus di indonesiaDeny P. Sambodo
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Dadang Solihin
 
Pemerintah Desa Dan Kelurahan
Pemerintah Desa Dan KelurahanPemerintah Desa Dan Kelurahan
Pemerintah Desa Dan KelurahanSiti Sahati
 
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)Deddy Supriady Bratakusumah
 
Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slideMuhammad Khamdan
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMohammad Nawawi
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daerahaRian Saifulloh
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaFormasi Org
 
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...Dadang Solihin
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanDadang Solihin
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]Siti Sahati
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPSEKP - UGM
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 

Mais procurados (20)

Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant NugrohoRingkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
Ringkasan Buku Public Dr. Riant Nugroho
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
 
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Kebijakan otonomi khusus di indonesia
Kebijakan otonomi khusus di indonesiaKebijakan otonomi khusus di indonesia
Kebijakan otonomi khusus di indonesia
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia
 
Pemerintah Desa Dan Kelurahan
Pemerintah Desa Dan KelurahanPemerintah Desa Dan Kelurahan
Pemerintah Desa Dan Kelurahan
 
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
Akuntabilitas Keuangan Daerah. (Local Finance Accountability)
 
Kebijakan pelayanan publik slide
Kebijakan pelayanan publik  slideKebijakan pelayanan publik  slide
Kebijakan pelayanan publik slide
 
Makalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publikMakalah kebijakan publik
Makalah kebijakan publik
 
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
 
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
13 masalah pengelolaan keuangan negara dan daeraha
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
Peningkatan Peran Komisi dan Badan pada Alat Kelengkapan DPRD dalam Perspekti...
 
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran PembangunanAnggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Anggaran Berbasis Kinerja dalam Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Perencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBNPerencanaan Penganggaran APBN
Perencanaan Penganggaran APBN
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 

Destaque

Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...Syukriy Abdullah
 
Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...
Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...
Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...Ahmad Abdul Haq
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
Manajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraManajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraBPKP
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahSunar Shun Shun
 
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007Kementerian Dalam Negeri
 
Contoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditor
Contoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditorContoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditor
Contoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditordavidpiet
 

Destaque (7)

Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm)   Mtef   Dprd Prov Sulawesi Tengg...
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Kpjm) Mtef Dprd Prov Sulawesi Tengg...
 
Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...
Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...
Slide Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan ...
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Manajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negaraManajemen keuangan negara
Manajemen keuangan negara
 
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerahOrganisasi pengelolaan keuangan daerah
Organisasi pengelolaan keuangan daerah
 
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007Pengelolaan Keuaanagan Daerah  PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
Pengelolaan Keuaanagan Daerah PP58 & Permen 13 /2006 & 59/2007
 
Contoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditor
Contoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditorContoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditor
Contoh soal-dan-jawaban-ujian-sertifikasi-jabatan-fungsional-auditor
 

Semelhante a Pengantar pelaksanaan anggaran

Keuangan3
Keuangan3Keuangan3
Keuangan3Fly E
 
Prinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pknPrinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pknSrie Maryati
 
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKNPENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKNKevin Meilina
 
5. instrumen keuangan negara
5. instrumen keuangan negara5. instrumen keuangan negara
5. instrumen keuangan negaraDian Oktavia
 
Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...
Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...
Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...Fhadlii24
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraAde ermawati
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraSujatmiko Wibowo
 
Materi Bangkit Agustus 2023 - 3 prodi.pptx
Materi Bangkit Agustus 2023 -  3 prodi.pptxMateri Bangkit Agustus 2023 -  3 prodi.pptx
Materi Bangkit Agustus 2023 - 3 prodi.pptxTomiSubiakto
 
KELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptx
KELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptxKELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptx
KELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptxAidin16
 
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Shafira Dyah
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Rahayu Puspita Sari
 
Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...aliya rahmawati
 
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Alfiya Zahra Yustisia
 
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARATINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARAAry Efendi
 
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!YessicaClaudian
 
Makalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijayaMakalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijayaYadhi Muqsith
 
Buku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerahBuku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerahDadang Solihin
 

Semelhante a Pengantar pelaksanaan anggaran (20)

Keuangan3
Keuangan3Keuangan3
Keuangan3
 
Prinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pknPrinsip dan azas pkn
Prinsip dan azas pkn
 
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKNPENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA | PKN
 
5. instrumen keuangan negara
5. instrumen keuangan negara5. instrumen keuangan negara
5. instrumen keuangan negara
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...
Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...
Kelompok (1) Administrasi Keuangan Daerah (BAB 1) "Pembahasan Umum Keuangan N...
 
HAN KEL 5.pptx
HAN KEL 5.pptxHAN KEL 5.pptx
HAN KEL 5.pptx
 
UU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan NegaraUU_17_2003 Keuangan Negara
UU_17_2003 Keuangan Negara
 
Pengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan NegaraPengelolaan Keuangan Negara
Pengelolaan Keuangan Negara
 
Materi Bangkit Agustus 2023 - 3 prodi.pptx
Materi Bangkit Agustus 2023 -  3 prodi.pptxMateri Bangkit Agustus 2023 -  3 prodi.pptx
Materi Bangkit Agustus 2023 - 3 prodi.pptx
 
Uu 01 2004 Pjls
Uu 01 2004 PjlsUu 01 2004 Pjls
Uu 01 2004 Pjls
 
KELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptx
KELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptxKELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptx
KELOMPOK 1_KEUANGAN NEGARA PPT.pptx
 
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
Tugas Ekonomi Shafira Dyah Pratiwi XI Mipa 5 Ranti Pusriani APBN dan APBD SMA...
 
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
Tugas Ekonomi, Rahayu Puspita Sari,XI MIPA 5,Ibu Ranti,APBN &APBD dalam Pemba...
 
Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
Tugas Ekonomi Aliya Rahmawati 11 IPA 5 Ranti Pusriana APBN dan APBD Dalam Pem...
 
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
Tugas ekonomi, Alfiya Zahra Yustisia,XI IPA 5,Ibu Ranti Pusriana,APBN&APBD DA...
 
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARATINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
TINJAUAN UMUM KEUANGAN NEGARA
 
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
Tata Kelola Keuangan Pemerintahan (Keuangan Negara)!
 
Makalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijayaMakalah keuangan mahasiswa deni wijaya
Makalah keuangan mahasiswa deni wijaya
 
Buku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerahBuku keuangan publik pusat dan daerah
Buku keuangan publik pusat dan daerah
 

Mais de Tatang Suwandi

Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTatang Suwandi
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatTatang Suwandi
 
kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualTatang Suwandi
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Tatang Suwandi
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Tatang Suwandi
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Tatang Suwandi
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfTatang Suwandi
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 Tatang Suwandi
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Tatang Suwandi
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriTatang Suwandi
 

Mais de Tatang Suwandi (20)

Tambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standarTambahan jurnal standar
Tambahan jurnal standar
 
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah PusatSAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
SAPP - Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
 
Dasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar AkuntansiDasar Dasar Akuntansi
Dasar Dasar Akuntansi
 
Bagan Akun Standar
Bagan Akun StandarBagan Akun Standar
Bagan Akun Standar
 
kebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrualkebijakan akuntansi berbasis akrual
kebijakan akuntansi berbasis akrual
 
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrualGambaran umum akuntansi berbasis akrual
Gambaran umum akuntansi berbasis akrual
 
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
Pmk 257 2014 revisi dipa ta 2015
 
UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004UU 15 Tahun 2004
UU 15 Tahun 2004
 
UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004UU No.1 Tahun 2004
UU No.1 Tahun 2004
 
UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003UU No.17 Tahun 2003
UU No.17 Tahun 2003
 
Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013 Perdirjen 42 pb 2013
Perdirjen 42 pb 2013
 
Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara Landasan Hukum Keuangan Negara
Landasan Hukum Keuangan Negara
 
Motivasi Achievement
Motivasi AchievementMotivasi Achievement
Motivasi Achievement
 
Service Excellence
Service ExcellenceService Excellence
Service Excellence
 
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
Gambaran Umum PP 71 Tahun 2010
 
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdfPMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
PMK No. 113/PMK.05/2012.pdf
 
PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012 PMK No.190/PMK.05/2012
PMK No.190/PMK.05/2012
 
PP 45 Tahun 2013
PP 45 Tahun 2013 PP 45 Tahun 2013
PP 45 Tahun 2013
 
Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara Perencanaan anggaran negara
Perencanaan anggaran negara
 
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeriPengaturan perjalanan dinas dalam negeri
Pengaturan perjalanan dinas dalam negeri
 

Último

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 

Último (20)

Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 

Pengantar pelaksanaan anggaran

  • 1. Negara dan Daerah oleh : tatang suwandi gajahguling
  • 2. Pokok Bahasan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendahuluan : pengantar anggaran negara dan daerah Perencanaan dan Penyusunan serta Penetapan APBN dan APBD Pelaksanaan APBN dan APBD Pemeriksaan dan Pertanggungjawaban APBN dan APBD Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Pengelolaan Pinjaman Dalam Negeri gajahguling
  • 3.  Apakah pengelolaan keuangan negara itu sama dengan pengelolaan keuangan rumah tangga perorangan atau perusahaan/swasta ?  Bila tidak, dimana inti (core) letak perbedaannya ? Jelaskan ! gajahguling
  • 4. UUD 1945;  UU 17/2003 ttg Keuangan Negara;  UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara;  UU 15 2004 ttg Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;  UU NO. 32 Tahun 2004  UU No. 33 Tahun 2004  PP, Perpres, Keppres, Permenkeu , Permendagri dan Perdirjen PBN terkait.  gajahguling
  • 5.  Untuk apa suatu negara didirikan ?  Akibat apa yang timbul dari adanya pembentukkan pemerintahan ?  Hal keuangan diatur dimana dan hal keuangan itu mengatur apa saja ? gajahguling
  • 6.   1. 2. 3. 4.    Suatu negara didirikan tentu mempunyai tujuan. Tujuan negara : Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia ; Memajukan kesejahteraan umum; Mencerdaskan kehidupan bangsa ; Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial; Untuk mencapai tujuan tersebut, negara membentuk suatu organisasi yang diserahi tugas : melaksanakan tujuan tersebut, dan mengatur segala sesuatu yang berhubungan dgn kepentingan negara. Organisasi yg dibentuk dan diberi kuasa oleh negara adalah pemerintah. Pemerintah merupakan suatu organisasi yang diberi kekuasaan untuk menjalankan tugas2 dan kepentingan suatu negara. gajahguling
  • 7.   Alinea IV pembukaan UUD 1945 : maka dibentuk pemthan negara yang menyelenggarakan fungsi pemerintahan dalam berbagai bidang. Pembentukan pemerintahan menimbulkan adanya hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, - yg perlu dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan negara, - yg dilaksanakan secara profesional, terbuka dan bertangung jawab untuk kemakmuran seluruh rakyat, - yang diwujudkan dalam APBN/APBD. gajahguling
  • 8.       APBN ditetapkan setiap tahun dengan UU; RAPBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR guna mendapatkan persetujuan bersama menjadi UU. Dalam proses pembahasan itu DPR memperhatikan pertimbangan DPD. Apabila DPR tidak menyetujui RAPBN yang diusulkan oleh Presiden, maka pemerintah menjalankan APBN tahun yang lalu. Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU (pasal 23 A). Mata uang negara RI ialah Rupiah (pasal 23 B). Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan UU (psl 23 C). gajahguling
  • 9. Sub Bidang Pengelolaan Fiskal;  Sub Bidang Pengelolaan Moneter;  Sub Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara yang dipisahkan.  Angka 3 Penjelasan Umum UU Keuangan Negara gajahguling
  • 10.  pengelolaan kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro,  penganggaran,  administrasi perpajakan, Sub bidang pengelolaan fiskal -i s g nu F  administrasi kepabeanan,  PERBENDAHARAAN  pengawasan keuangan. Angka 5 Penjelasan Umum UU Keuangan Negara gajahguling
  • 11. KEBIJAKAN DIBIDANG BELANJA NEGARA  KEBIJAKAN DIBIDANG PENERIMAAN NEGARA (PERPAJAKAN)  gajahguling
  • 12.  PERPAJAKAN DAN PNBP  PENGANGGARAN BELANJA NEGARA  PENGELOLAAN UTANG DAN OPTIMALISASI PEMBIAYAAN ANGGARAN  PENATAAN KELEMBAGAAN KEUANGAN NEGARA gajahguling
  • 14. Fungsi Alokasi Untuk mengadakan alokasi yg optimal terhadap sumbersumber daya ekonomi yang ada dalam masyarakat, agar kesejahteraan masyarakat dapat lebih ditingkatkan 2. Fungsi Distribusi Melalui kebijakan fiskal pemerintah dapat melakukan distribusi pendapatan yang lebih merata dalam masyarakat. 3. Fungsi Stabilisasi Kebijakan fiskal dapat menyebabkan terjadinya kestabilan yang mantap dalam bidang ekonomi yang berakibat kestabilan dalam bidang-bidang yang lainnya.kestabilan mempertahankan kesempatan kerja, kelangsungan produksi, stabilisasi harga-harga, menjaga neraca pembayaran luar negeri dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi 1. gajahguling
  • 15. Perubahan mendasar dari Financial Administration Ke Financial Management Semangat yang melandasi let the managers manage Pengendalian Check & Balance Mechanism gajahguling
  • 16. Amanat konstitusi pasal 23 C UUD 1945.  Apa akibat ditetapkannya UU 17/2003 ?  Pelaksanaan Perbendaharaan dalam sistematika UU 17/2003, terlihat dimana ?  Pendekatan apa saja yang dipakai untuk mendifinisikan keuangan negara ?  Apa pengertian keuangan negara ?  gajahguling
  • 17.   Dari sisi obyek  Keu negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dari sisi subyek  Keu negara meliputi seluruh obyek keuangan negara yang dimiliki oleh negara, dan atau dikuasai oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. gajahguling
  • 18.   Dari sisi proses  Keu neg mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek keu neg, mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan s/d pertanggungjawaban. Dari sisi tujuan  Keu negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan atau penguasaan obyek keuangan negara dalam rangka penyelenggarakan pemerintahan negara. gajahguling
  • 19.  Keu neg adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tsb. gajahguling
  • 20. Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Pasal 1 PP 58 tahun 2005 gajahguling
  • 21.        Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, serta melakukan pinjaman; Kewajiban neg untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemthan neg dan membayar tagihan pihak ketiga; Penerimaan negara dan pengeluaran negara; Penerimaan daerah dan pengeluaran daerah; Kekayaan negara/daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pd perusahaan negara/daerah; Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemt dlm rangka penyelenggaraan tugas pemthan/kepentingan umum; Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah. gajahguling
  • 22.   1. 2. 3. 4.   Hak daerah dalam rangka keuangan daerah adalah segala hak yang melekat pada Daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang digunakan dalam usaha pemerintah daerah mengisi kas daerah. Hak Daerah tersebut meliputi antara lain : Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 Tahun 2000). Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU No. 18 Tahun 1997 jo UU No. 34 tahun 2000). Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun 2004 ). Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari pusat (UU No. 33 tahun 2004). Kewajiban daerah juga merupakan bagian pelaksanaan tugas-tugas Pemerintahan pusat sesuai pembukaan UUD 1945 gajahguling
  • 23.      Aturan2 pokok berupa asas2 umum seperti : asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas dimasukkan dalam UU 17/2003. Asas kesatuan menghendaki agar semua pendapatan dan belanja negara/daerah disajikan dalam satu dokumen anggaran; Asas universalitas mengharuskan agar setiap transaksi keuangan ditampilkan secara utuh dalam dokumen anggaran. Asas tahunan membatasi masa berlakunya anggaran untuk suatu tahun tertentu. Asas spesialitas mewajibkan agar kredit anggaran yang disediakan terinci secara jelas peruntukannya. gajahguling
  • 24.  Selain asas2 umum tsb, juga dimasukkan asas2 baru sebagai pencerminan penerapan kaidah-kaidah yang baik (best practices) dlm mendukung terwujudnya good governance dalam pengelolaan keuangan negara, a.l. : - akuntabilitas yang berorientasi kepada hasil, - profesionalisme, - proporsionalitas, - keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, - pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri. gajahguling
  • 25.      Asas Akuntabilitas berorientasi pada hasil, mengandung makna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya. Asas Profesionalitas mengharuskan pengelolaan keuangan negara ditangani oleh tenaga yang profesional. Asas Proporsionalitas; pengalokasian anggaran dilaksanakan secara proporsional pada fungsi-fungsi kementerian/lembaga sesuai dengan tingkat prioritas dan tujuan yang ingin dicapai. Asas Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan, penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pengawasan oleh lembaga audit yang independen. Asas Pemeriksaan Keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri, memberi kewenangan lebih besar pada Badan Pemeriksa Keuangan untuk melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara secara objektif dan independen. gajahguling
  • 26.  Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintah. gajahguling
  • 27.  Kekuasaan pengelolaan keuangan negara : ◦ Dikuasakan kepada menteri keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan; ◦ Dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya; ◦ Diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan; ◦ Tidak termasuk dibidang moneter, yang meliputi a.l. mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang. gajahguling
  • 28.     Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan, pada hakikatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah Republik Indonesia. Setiap menteri/pimpinan lembaga pada hakikatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan. Sesuai dengan prinsip tersebut Kementerian Keuangan berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan asset dan kewajiban negara secara nasional. Sementara kementerian negara/lembaga berwenang dan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. gajahguling
  • 29. PRESIDEN (CEO) GUB/BUPATI/ WALKOT (CEO) MENTERI TEKNIS (COO) MENTERI KEU (CFO) SATUAN KERJA KUASA PA KPPN KUASA BUN BENDAHARA gajahguling
  • 30. Pendelegasian Kewenangan Presiden Presiden (sebagai CEO) Menteri Teknis (sebagai COO) Menteri Keuangan (sebagai CFO) Kepala Kantor (selaku Kuasa COO) Kepala KPPN (selaku Kuasa CFO) Pendelegasian kewenangan pelaksanaan program Pendelegasian kewenangan perbendaharaan gajahguling
  • 31. Pemisahan Kewenangan Yang berlaku sampai tahun anggaran 2004 Menteri Teknis PEMBUATAN KOMITMEN PENGUJIAN & PEMBEBANAN administratief beheer Menteri K euangan PERINTAH PEMBAYARAN administratief beheer PENGUJIAN PENCAIRAN DANA Comptabel beheer gajahguling
  • 32. Menteri Teknis PEMBUATAN KOMITMEN Menteri Keuangan PENGUJIAN & PEMBEBANAN PENGUJIAN PERINTAH PEMBAYARAN PENCAIRAN DANA administratief beheer Comptabel beheer gajahguling
  • 33. STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA KEUANGAN NEGARA PRESIDEN MENTERI PENGGUNA ANGGARAN MENTERI KEUANGAN BENDAHARAWAN UMUM SATKER SATKER KPPN KPPN Kuasa Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran Kuasa Bendara Umum Kuasa Bendara Umum gajahguling
  • 34.   Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggung jawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Dalam pengertian tersebut terkait 2 hal yaitu: 1. Pengelolaan keuangan negara; dan 2. Pertanggung jawaban atas pengelolaan keuangan negara. 1 dan 2 tersebut, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD. gajahguling
  • 35.  Kegiatan pelaksanaan perbendaharaan negara merupakan bagian dari sistem pengelolaan keuangan negara, yang hanya mencakup pelaksanaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD. gajahguling
  • 36. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah, Pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah, Pengelolaan kas, Pengelolaan piutang dan utang negara/daerah, Pengolaan investasi dan barang milik negara/daerah, Penyelenggaraan akuntansi dan sistim informasi manajemen keuangan negara/daerah, gajahguling
  • 37. 7. 8. 9. 10. Penyusunan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan APBN/APBD, Penyelesaian kerugian negara/daerah, Pengelolaan Badan Layanan Umum, Perumusan standar, kebijakan, serta sistem yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara dalam rangka pelaksanaanAPBN. gajahguling
  • 38. 1. 2. 3. UU tentang APBN/Perda merupakan dasar bagi pemerintah pusat/daerah untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran negara/daerah; Setiap pejabat dilarang melakukan tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban APBN/APBD jika anggaran untuk membiayai pengeluaran tersebut tidak tersedia atau tidak cukup tersedia; Semua pengeluaran negara/daerah, termasuk subsidi dan bantuan lainnya yang sesuai dengan program pemerintah pusat/daerah, dibiayai dengan APBN/APBD. gajahguling
  • 39. 4. 5. Anggaran untuk membiayai pengeluaran yang sifatnya mendesak dan/atau tidak terduga disediakan dalam bagian anggaran tersendiri yang selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah; Kelambatan pembayaran atas tagihan yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN/APBD dapat mengakibatkan pengenaan denda dan/atau bunga. gajahguling
  • 40. PENGUJIAN DALAM PELAKSANAAN PENGELUARAN NEGARA Menteri Teknis Selaku Pengguna Anggaran Tahapan Administratif Menteri Keuangan Selaku BUN Tahapan Komtabel PEMBUATAN KOMITMEN PENGUJIAN PENGUJIAN Pengujian : • Wetmatigheid • Rechtmatigheid • Doelmatigheid SPM Pengujian : • Substansial : •Wetmatigheid •Rechtmatigheid • Formal ? gajahguling CHEQUE
  • 41. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pengguna anggaran; Bendahara Umum negara; Kuasa Pengguna Anggaran; Kuasa Bendahara Umum Negara; Bendahara Penerima; Bendahara Pengeluaran. Pejabat Pembuat Komitmen Pejabat Penguji SPM gajahguling
  • 42. Pengguna anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran kementerian negara/lembaga.  Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik negara.  Setiap menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna anggaran/pengguna barang bagi kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya.  gajahguling
  • 43. 1. 2. 3. 4. 5. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran Menunjuk kuasa pengguna anggaran/pengguna barang Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan negara Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan utang dan piutang. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja gajahguling
  • 44. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian dan perintah pembayaran Menggunakan barang milik negara Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang milik negara Mengawasi pelaksanaan anggaran Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya gajahguling
  • 45. Bendahara umum negara adalah pejabat yang diberi tugas untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara.  Menteri keuangan adalah bendahara umum negara.  gajahguling
  • 46. 1. 2. 3. 4. 5. Menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara Mengesahkan dokumen pelaksana anggaran Melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara Menetapkan system penerimaan dan pengeluaran kas negara Menunjuk Bank dan atau lembaga keuangan laninya dalam rangka pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran anggaran negara gajahguling
  • 47. 6. 7. 8. 9. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan anggaran negara Menyimpan uang negara Menempatkan uang negara dan mengelola/menatausahakan investasi Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum negara gajahguling
  • 48. 10. 11. 12. 13. 14. Melakukan pinjaman dan memberikan jaminan atas nama pemerintah Memberikan pinjaman atas nama pemerintah Melakukan pengelolaan utang dan piutang negara Mengajukan rancangan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintah Melakukan penagihan piutang negara gajahguling
  • 49. 15. 16. 17. 18. 19. Menetapkan system akuntansi dan pelaporan keuangan negara Menyajikan informasi keuangan negara Menetapkan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barnag milik negara Menentukan nilai tukar mata uang asing terhadap uang rupiah dalam rangka pembayaran pajak Menunjuk pejabat kuasa bendahara umum negara. gajahguling
  • 50.  Menteri keuangan selaku bendahara umum negara mengangkat kuasa bendahara umum negara untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran dalam wilayah kerja yang telah ditetapkan.  Tugas kebendaharaan meliputi kegiatan : - menerima, - menyimpan, - membayar atau menyerahkan, - menata usahakan, dan - mempertanggung jawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya. gajahguling
  • 51.   Kuasa bendahara umum negara melaksanaan penerimaan dan pengeluaran kas negara sesuai dengan ketentuan dalam rangka melakukan pengendalian pelaksanaan anggaran negara. Kuasa bendahara umum negara berkewajiban: - memerintahkan penagihan piutang negara kepada pihak ketiga sebagai penerimaan anggaran, dan - berkewajiban melakukan pembayaran tagihan pihak ketiga sebagai pengeluaran anggaran. gajahguling
  • 52.  Bendahara penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk : - menerima, - menyimpan, - menyetorkan, - menata usahakan dan - mempertanggung jawabkan uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja kementerian negara/ lembaga/pemerintah daerah. gajahguling
  • 53.  Bendahara pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk : - menerima, - menyimpan, - membayarkan, - menatausahakan, dan - mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/ satuan kerja kementerian negara/lembaga/ pemerintah daerah. gajahguling
  • 54.  Bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan pada kantor/satuan kerja di lingkungan kementerian negara/lembaga.  Bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja pada kantor/satuan kerja dilingkungan kementerian negara/lembaga. gajahguling
  • 55. Anggaran atau budget adalah jenis rencana yang menggambarkan rangkaian tindakan atau kegiatan yang dinyatakan dalam suatu jangka waktu tertentu  Menurut suparmoko (1979) anggaran atau budget adalah suatu daftar atau pernyataan yang terperinci tentang penerimaan dan pengeluaran negara yang diharapkan selama jangka waktu tertentu biasanya adalah satu tahun.  gajahguling
  • 56.  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR. (Pasal 1 ayat (7) UU No. 17 tahun 2003)  APBN setiap tahun ditetapkan, merupakan penjabaran rencana kerja penyelenggaraan negara untuk kurun waktu satu tahun anggaran atau 12 bulan. gajahguling
  • 57. o Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). (Pasal 1 ayat (8) UU No. 17 tahun 2003) APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. o Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember o gajahguling
  • 58.    APBN tahun anggaran 1999/2000 dan APBNAPBN sebelumnya berlaku mulai 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya. APBN tahun anggaran 2000 sebagai APBN transisi jangka waktunya hanya sembilan bulan yang berlaku mulai 1 April sampai dengan 31 Desember. APBN tahun anggaran 2001 dan tahun-tahun anggaran selanjutnya menggunakan tahun takwim penuh yang berlaku mulai 1 Januari sampai 31 Desember setiap tahun. gajahguling
  • 59.   APBN dituangkan ke dalam suatu struktur dan fomat yang memuat pengelompokan jenis transaksi berkaitan dengan rencana kegiatan penyelenggaraan negara menurut pengaruhnya terhadap posisi keuangan negara dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Rencana kerja tersebut dituangkan dalam angka-angka yang dikategorikan ke dalam kelompok pendapatan negara dan hibah, belanja negara dan pembiayaan. gajahguling
  • 60. Pendapatan negara terdiri atas penerimaan pajak, penerimaan bukan pajak dan hibah.  Belanja negara dipergunakan untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.  gajahguling
  • 61. Struktur dan format APBN sampai dengan tahun anggaran 1999/2000 dibuat dalam bentuk skontro, yaitu sisi penerimaan dan sisi pengeluaran negara diletakkan berdampingan.  Sisi kiri berisi catatan penerimaan negara dan sisi kanan berisi catatan belanja negara.  Bentuk ini biasanya dikenal dengan Taccount dan berdasarkan pada prinsip anggaran berimbang yang dinamis.  gajahguling
  • 62.     Mulai tahun anggaran 2000 struktur dan format APBN dirubah ke dalam bentuk staffel, yaitu catatan penerimaan negara dan pengeluarannya disatuan dalam satu kolom. Catatan penerimaan ditempatkan di bagian atas, sedangkan catatan belanja negara ditempatkan di bawahnya. Dalam format APBN bentuk staffel ini dapat memperlihatkan adanya surplus atau defisit anggaran, dan kemudian dilanjutkan dengan pembiayaannya baik dari sumber dalam negeri maupun dari luar negeri. Bentuk ini kemudian dikenal dengan istilah Iaccount. gajahguling
  • 65. A.Penerimaan Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yang meliputi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPn), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), cukai dan Pajak lainnya yang merupakan sumber utama penerimaan APBN. Selanjutnya Penerimaan Non Pajak, diantaranya penerimaan dari sumber daya alam, laba BUMN gajahguling
  • 66. B.Pengeluaran Secara umum, pengeluaran yang dilakukan pada suatu tahun anggaran harus ditutup dengan penerimaan pada tahun anggaran yang sama. Berbeda dengan anggaran penerimaan negara yang diperlakukan sebagai target penerimaan pemerintah dan diharapkan dapat dilampauinya, anggaran pengeluaran merupakan batas pengeluaran yang tidak boleh dilampaui. gajahguling
  • 67. B.Pengeluaran (Cont’d) Secara Umum, proses terjadinya pengeluaran melalui 4 tahap, yaitu: 1. Kewenangan Anggaran 2. Pelimpahan Kewenangan Anggaran 3. Kewajiban 4. Realisasi Pengeluaran (outlays) gajahguling
  • 68. C.Dana Perimbangan Dana Perimbangan adalah transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka program desentralisasi. Terdapat 3 jenis transfer, yaitu dana bagi hasil penerimaan, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus gajahguling
  • 69. D.Dana Otonomi Khusus Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah yang memiliki karakteristik khusus yang membedakan dengan daerah lain, contohnya propinsi Papua mendapat dana alokasi yang lebih besar untuk mengatasi masalah yang kompleks di wilayahnya. Tujuan alokasi tersebut adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan mengurangi ketertinggalan dari propinsi lainnya. gajahguling
  • 70. F. Defisit dan Surplus Defisit atau surplus merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Pengeluaran yang melebihi penerimaan disebut defisit, sebaliknya jika penerimaan yang melebihi pengeluaran disebut surplus. gajahguling
  • 71. G.Keseimbangan Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu : keseimbangan primer, dan keseimbangan umum. Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga, sedangkan Kesembangan Umum adalah total penerimaan dikurangi total pengeluaran termasuk pembayaran bunga gajahguling
  • 72. H.Pembiayaan Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Beberapa sumber pembiayaan yang penting saat ini adalah pembiayaan dalam negeri meliputi penerbitan obligasi, penjualan aset dan privatisasi, dan pembiayaan luar negeri meliputi pinjaman proyek, pembayaran kembali utang, pinjaman program dan penjadwalan kembali utang gajahguling
  • 73. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) Visi, Misi, Tupoksi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan, dan Program Strategi & Prioritas APBN Arah dan Kebijakan Umum RKA-KL Program & Kegiatan Unit Kerja Rancangan Anggaran K/L Rancangan APBN gajahguling
  • 74. (2) (1) RKP Pagu Indikatif (Maret) Pokok-pokok Kebijakan Fiskal dan Kerangka Ekonomi Makro (Pertengahan Mei) (4) RAPBN (Agustus) LKPP (Juni TA Y) (7) (31 Desember) Pagu Sementara (Pertengahan Juni) RUU & NK (8) DIPA K/L (3) (6) Rincian Anggaran Belanja K/L (Akhir November) Perpres (5) APBN (Akhir Oktober) UU gajahguling
  • 75. ALUR APBN Departemen Keuangan PLAFON RAPBN • • • • Depkeu Bappenas Bank Indonesia BPS Asumsi Makro • • • • • • Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Nilai Tukar Harga Minyak Produksi Minyak Tk. Suku Bunga .Komisi-Komisi DPR .Depkeu .Kementerian/Lembaga Pembahasan RKA-KL gajahguling
  • 76. BAPPENAS KEMENTERIAN/LEMBAGA BAPPENAS+DEPKEU KEMENTERIAN/LEMBAGA BAPPENAS KEMENTERIAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA RPJM PP RENSTRA-KL PAGU INDIKATIF SEB PERENCANAAN RENJA-KL RKP PP PAGU SEMENTARA SE-MK RKA-KL KEMENTERIAN KEUANGAN HIMPUNAN RKA-KL KEMENTERIAN KEUANGAN NOTA KEU & RAPBN PEMERINTAH+DPR KEMENTERIAN KEUANGAN APBN RINCIAN APBN KEMENTRIAN/L+DEPKEU LKPP UU Perpres PENGESAHAN ANGGARAN PELAKSANAAN DIPA KEMENTERIAN KEUANGAN PENGANGGARAN UU PERTNGGJWB gajahguling
  • 77.    Penganggaran Terpadu (Unified Budget) Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) Penganggaran dengan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework) gajahguling
  • 78. 1. Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana. 2. Sangat penting untuk memastikan bahwa investasi dan biaya operasional yang berulang (recurrent) dipertimbangkan secara simultan. Dualisme perencanaan antara anggaran rutin dan anggaran pembangunan di masa lampau menimbulkan peluang duplikasi, penumpukan, dan penyimpangan anggaran. 3. Perencanaan belanja rutin dan belanja modal dilakukan secara terpadu dalam rangka mewujudkan prestasi kerja kementerian/lembaga yang dapat memuaskan masyarakat. gajahguling
  • 79. FORMAT LAMA (s/d 2004) Belanja Pemerintah Pusat : 1. Pengeluaran RUTIN a. Belanja Pegawai b. Belanja Barang c. Pembayaran Bunga Utang d. Subsidi e. Pengeluaran Rutin Lainnya 2. Pengeluaran PEMBANGUNAN FORMAT BARU (mulai TA 2005) Belanja Pemerintah Pusat : 1. Belanja Pegawai 2. Belanja Barang 3. Belanja Modal 4. Pembayaran Bunga Utang 5. Subsidi 6. Belanja Hibah 7. Bantuan Sosial 8. Belanja Lain-lain gajahguling
  • 80. FORMAT LAMA (s/d 2004) FORMAT BARU (mulai TA 2005) • Belanja Pegawai (Tidak Mengikat) Pengeluaran Pembangunan • Belanja Barang (Tidak Mengikat) • Belanja Modal • Bantuan Sosial gajahguling
  • 81. 1. Mengutamakan upaya pencapaian output (keluaran) dan outcomes (hasil) atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan. 2. Ditujukan untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya dari penggunaan sumber daya yang terbatas. 3. Perlu adanya indikator kinerja dan pengukuran kinerja untuk tingkat satuan kerja (satker) dan kementerian/lembaga. gajahguling
  • 82. MENGUBAH FOKUS PENGUKURAN bergeser Besarnya Jumlah Alokasi Sumber Daya Hasil yang dicapai dari penggunaan sumber daya gajahguling
  • 83. Pasal 1 poin 5 PP 21/2004: KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju Prakiraan Maju (Pasal 1 poin 6 PP 21/2004): Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran berikutnya. gajahguling tahun guna telah tahun
  • 84. Dampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun: 2007 Saat kebijakan diputuskan 2008 2009 (R)APBN Prakiraan Maju 2010 Prakiraan Maju KPJM gajahguling
  • 85. Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah Perencanaan RPJMD Pelaksanaan Rencana DPA-SKPD RKPD KUA/PPAS Nota Kesepakatan Verifikasi DPA-SKPD Pelaksanaan APBD Pedoman Penyusunan RKASKPD Pendapatan Belanja RKA-SKPD Pembiayaan RAPBD Evaluasi Raperda APBD oleh Gubernur/Mendagri Laporan Realisasi Semester Pertama Perubahan APBDD APBD Penatausahaan Prtggungjwbn Pemeriksaan Penatausahaan Pendapatan Bendahara penerimaan wajib menyetor penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambatlambatnya 1 hari kerja Penatausahaan Belanja Penerbitan SPM-UP, SMP-GU,SPM-TU dan SPM-LS oleh Kepala SKPD Penerbitan SP2D oleh PPKD Penatausahaan Pembiayaan Disusun sesuai SAP Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Laporan Keuangan Diperiksa oleh BPK -LRA -Neraca -Lap. Arus Kas -CaLK Dilakukan oleh PPKD Kekayaan dan Kewajiban Daerah -Kas Umum --Piutang --Investasi -Barang --Dana Cadangan --Utang Akuntnsi Keuangan Daerah Raperda Pertanggun g-jawaban APBD gajahguling
  • 87. APBD Pendapatan Daerah • PAD • Dana Perimbangan • Lain-lain pendapatan daerah yang sah Belanja Daerah • Klasifikasi belanja menurut organisaasi • Klasifikasi belanja menurut fungsi • Klasifikasi belaja menurut program dan kegiatan • Klasifikasi belanja menurut jenis belanja Pembiayaan Daerah • Penerimaan pembiayaan • Pengeluaran pembiayaan gajahguling
  • 88. PP 58/2005 & Permendagri 13/2006 A. 1. 2. 3. B. 1. 2. 3. C. 1. 2. 3. 4. 5. Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Bantuan Dana Hibah Dana Darurat Dana penyesuaian & Dana Otsus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya PP 24/2005 SAP Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 4. Lain-lainPAD yang sah B. Pendapatan Transfer Transfer pemerintah pusat-dana perimbangan 1. Dana Bagi Hasil 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus Transfer pemerintah pusat lainnya 1. Dana otonomi khusus 2. Dana penyesuaian Transfer Pemerintah Provinsi 1. Pendapatan bagi hasil pajak 2. Pendapatan bagi hasil pajak lainnya C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah 1. Pendapatan hibah 2. Pendapatan dana darurat A. 1. 2. 3. gajahguling
  • 89. Belanja Daerah Urusan Wajib Prioritas : Melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Peningkatan pelayanan dasar, pendidikan , kesehatan, fasos, fasum,sistem jaminan sosial Urusan Pilihan Potensi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pertambanga n,perikanan,p ertanian,perk ebunan, perhutanan, dan pariwisata gajahguling
  • 91. KOMPONEN POKOK SETIAP SATUAN KERJA MINIMAL MEMPUNYAI SATU KEGIATAN DLM RANGKA MEWUJUDKAN SEBAGIAN SASARAN PROGRAM DARI UNIT ORGANISASI PENDEKATAN ANGGARAN TERPADU DALAM RKA-KL KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN SATUAN KERJA MEMPUNYAI KELUARAN YANG JELAS & TIDAK TUMPANG TINDIH DNG KELUARAN DARI KEGIATAN LAIN PENETAPAN SATUAN KERJA SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN UNTUK MELAKSANAKAN SEMUA KEGIATAN YANG DITETAPKAN MENTERI/PIMPINAN LEMBAGA JENIS BELANJA YG DITETAPKAN DENGAN KRITERIA YG SAMA UNTUK SEMUA KEGIATAN SATU DOKUMEN PERENCANAAN, SATU DOKUMEN PENGANGGARAN DAN SATU DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN UNTUK SEMUA JENIS SATKER DAN KEGIATAN gajahguling
  • 92. KLASIFIKASI EKONOMI BELANJA PEGAWAI PENGELUARAN UNTUK KOMPENSSI DALAM BENTUK UANG YANG DIBERIKAN KEPADA PEGAWAI PEMERINTAH YANG BERTUGAS DIDALAM MAUPUN DILUAR NEGERI SEBAGI IMBALAN ATAS PEKERJAAN YANG TELAH DILAKSANAKAN BELANJA BARANG PENGELUARAN UNTUK PENGADAAN BARANG/JASA YANG HABIS PAKAI UNTUK MEMPRODUKSI BARANG/JASA TERTENTU BELANJA MODAL BANTUAN SOSIAL HIBAH SUBSIDI BUNGA UTANG BELANJA LAIN-LAIN gajahguling PENGELUARAN YANG DIPAKAI UNTUK PEMBENTUKAN MODAL YANG SIFATNYA MENAMBAH ASET PEMERINTAH PENGELUARAN UNTUK TRANSFER UANG ATAU BARANG YANG DIBERIKAN KEPADA MASYARAKAT GUNA MELINDUNGI DARI KEMUNGKINAN TERJADINYA RESIKO SOSIAL TERTENTU PENGELUARAN UNTUK TRANSFER YANG SIFATNYA TIDAK WAJIB KEPADA NEGARA LAIN ATAU ORGANISASI INTERNASIONAL PENGELUARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PERUSAHAAN NEGARA/SWASTA/LEMBAGA TERTENTU YG MEMPRODUKSI DAN MENJUAL BARANG/JASA AGAR HARGA BARANG/JASA YANG DIPRODUKSI DPT DIJANGKAU MASYARAKAT PENGELUARAN UNTUK PEMBAYARAN ATAS KEWAJIBAN PENGGUNAAN UTANG BAIK DALAM MAUPUN LUAR NEGERI PENGELUARAN UNTUK BELANJA PEMERINTAH YANG TIDAK DAPAT DIKLASIFIKASIKAN MENURUT JENIS BELANJA TERSEBUT
  • 94. 1. Mengutamakan upaya pencapaian output (keluaran) dan outcomes (hasil) atas alokasi belanja (input) yang ditetapkan. 2. Ditujukan untuk memperoleh manfaat sebesarbesarnya dari penggunaan sumber daya yang terbatas. 3. Perlu adanya indikator kinerja dan pengukuran kinerja untuk tingkat satuan kerja (satker) dan kementerian/lembaga. gajahguling
  • 95. KOMPONEN POKOK PENDEKATAN ANGGARAN KINERJA DALAM RKA-KL SATUAN KERJA SEBAGAI PENANGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN/OUTPUT KEGIATAN/ SUBKEGIATAN RANGKAIAN TINDAKAN YG DILAKSANAKAN SATUAN KERJA SESUAI DENGAN TUGAS POKOKNYA UNTUK MENGHASILKAN KELUARAN YANG DITENTUKAN SATUAN KERJA MEMPUNYAI KELUARAN YANG JELAS & TERUKUR SEBAGAI AKIBAT DARI PELAKSANAAN KEGIATAN PERHITUNGAN ANGGARAN DIDASARKAN PADA STANDAR BIAYA (BERSIFAT UMUM DAN BERSIFAT KHUSUS PEMBEBANAN ANGGARAN PADA JENIS BELANJA YANG SESUAI gajahguling
  • 96. Kerangka Konseptual Penganggaran Berbasis Kinerja Memerlukan RENSTRA Isu Stratejik RENJA • • • • • Program Sasaran Terukur Program Pengguna Program Kegiatan IK • Mengendalikan dan mengarahkan setiap program/kegiatan dg mengacu kepada rencana • Setiap satuan kerja dpt lebih selektif dlm merencanakan program/kegiatan • Menghindari duplikasi pembiayaan/tumpang tindih anggaran Komitmen Bersama Keputusan stratejik untuk peningkatan kualitas organisasi, efisiensi & optimalisasi sumber daya, evaluasi, dan pelaporan kinerja Budget Entity gajahguling
  • 97. Kerangka Konseptual Penganggaran Berbasis Kinerja Mempertimbangkan Alokasi Anggaran Budget Execution Hasil Yang Diharapkan • • • RENSTRA • Visi • Misi • Tujuan • Sasaran • Strategi Output Outcome Manfaat Kegiatan Target Kinerja Realisasi Rencana Pengukuran Kinerja Evaluasi • Efisiensi • Efektivitas • Akuntabilitas Sistem Monitoring & Pelaporan Kinerja gajahguling
  • 99.  Specific – jelas, tepat dan akurat Faktor apa yang paling menentukan keberhasilan?  Measured – dapat dikuantifikasikan Karakteristik apa yang dapat dikuantifikasikan?  Achievable – praktis & realistis Apakah kinerja tahun sebelumnya dapat ditingkatkan?  Relevant – bagi konsumen (masyarakat) Apakah konsumen menganggap bahwa target yang ditetapkan yang terpenting?  Timed – batas atau tenggang waktu Seberapa cepat dapat dicapai? Berapa lama permintaan dapat direspon? gajahguling
  • 100. PP 21/2004 Pasal 7 ayat 2: “Dalam penyusunan anggaran berbasis kinerja diperlukan indikator kinerja, standar biaya, dan evaluasi kinerja dari setiap program dan jenis kegiatan ” Penjelasan PP 21/2004 (Poin I.4): “Kementerian/lembaga dituntut memperkuat diri dengan kapasitas dalam mengembangkan indikator kinerja, dan sistem pengukuran kinerja, dan dalam meningkatkan kualitas penyusunan kebutuhan biaya, sebagai persyaratan untuk mendapatkan anggaran” gajahguling
  • 101.    Agar pengukuran dapat dilakukan, maka kinerja harus dapat dinyatakan dalam angka (kuantifikasi). Oleh karena itu diperlukan indikatorindikator yang dapat menunjukkan secara tepat tingkat prestasi kerja/kinerja. Macam Indikator Kinerja: ◦ Indikator Kinerja Kegiatan ◦ Indikator Kinerja Program ◦ Indikator Efisiensi ◦ Indikator Kualitas gajahguling
  • 102.  Fokus penganggaran dan penelaahan biaya kegiatan akan bergeser dari input costing ke per unit cost of output  Perlu koordinasi yang erat antara Kementerian/Lembaga dengan Kementerian Keuangan agar standar biaya keluaran dapat ditetapkan gajahguling
  • 103.   Pengukuran kinerja diperlukan untuk menilai seberapa besar perbedaan (gap) antara kinerja aktual dengan kinerja yang diharapkan. Dengan diketahuinya perbedaan (gap) tersebut, maka upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kinerja dapat dilakukan. gajahguling
  • 106. Pasal 1 poin 5 PP 21/2004: KPJM adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju Prakiraan Maju (Pasal 1 poin 6 PP 21/2004): Prakiraan maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan memastikan kesinambungan program dan kegiatan yang disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran berikutnya. gajahguling tahun guna telah tahun
  • 107. Dampak kebijakan terhadap anggaran pada tahun: 2007 Saat kebijakan diputuskan 2008 2009 (R)APBN Prakiraan Maju 2010 Prakiraan Maju KPJM gajahguling
  • 108. 2006 APBN 2007 RAPBN to 2008 2009 Prakiraan Proyeksi Maju t+1 2006 Realisasi 2007 APBN t-1 t0 2006 PAN t-2 t+2 Tahun anggaran berjalan 2006 & KPJM 2007-2009 t+3 2009 2008 2010 Prakiraan Proyeksi RAPBN Maju t+1 t+2 Tahun anggaran berjalan 2007 & KPJM 2008-2010 t+3 2010 2007 2008 2009 2011 Realisasi APBN RAPBN Prakiraan Proyeksi Tahun anggaran berjalan 2008 & KPJM 2009-2011 Maju t-1 to t+1 t+2 t+3 gajahguling
  • 109.  Mengembangkan disiplin fiskal, dalam rangka menjaga kesinambungan fiskal (fiscal sustainability)  Meningkatkan keterkaitan antara kebijakan, perencanaan, dan penganggaran (antara KPJM, RKP, dan APBN)  Mengarahkan alokasi sumberdaya agar lebih rasional dan strategis  Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dengan pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien  Meningkatkan predictabiliy dan kesinambungan pembiayaan suatu program/kegiatan.  Memudahkan kerja perencanaan kementerian/lembaga pada tahuntahun berikutnya.  Mendorong peningkatan kinerja kementerian/lembaga memberikan pelayanan kepada publik. gajahguling dalam
  • 111. Kebijakan Penerapan Undang Undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara • Penganggaran terpadu • Kerangka Pengeluaran jangka menengah • Penganggaran berbasis kinerja Top Down Bottom Up Stakeholders • Optimalisasi penggunaan dana untuk pencapaian sasaran program • Penyusunan anggaran dengan perspektif multi tahun • Meningkatkan disiplin dan alokasi anggaran yang efisien dg perkiraan ke depan (forward estimates) • Wahana untuk mengubah kebijakan, program dan kegiatan, mengalokasikan sumber daya sesuai prioritas dan sasaran penting pemerintah • Mengharuskan adanya keterkaitan yang jelas antara setiap anggaran instansi pemerintah dg outputs & outcomes • Mengembangkan informasi kinerja sebagai pengukuran kinerja, dan pengukuran biaya • Mengubah paradigma penilaian kinerja instansi/unit kerja • Meningkatkan kualitas pelayanan publik gajahguling
  • 112. Kebijakan Penerapan • Peraturan Pemerintah Nomor: 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) • Peraturan Pemerintah Nomor: 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) RPJM Renstra-KL Renja - KL RKP Renstra-KL Renja - KL • Untuk menghubungkan Renstra dengan anggaran • Menghindarkan tumpang tindih program/ kegiatan • Ketersediaan pendanaan program/ kegiatan yang lintas fungsi, lintas instansi, lintas daerah • Menjamin kepastian pendanaan & pemanfaatan sumber daya secara efisien, efektif, dan tanggungjawab yang jelas RKA - KL gajahguling
  • 113. 2005 2006 MULAI MENGGUNAKAN DOKUMEN PENGANGGARAN TERPADU - RKAKL MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN TERPADU - RKAKL MULAI MENERAPKAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN TERPADU – SATKER MENYEMPURNAKAN KRITERIA SATKER SEBAGAI PENGGUNA ANGGARAN DAN PELAKSANA KEGIATAN TERPADU MULAI MENGANUT KLASIFIKASI EKONOMI TERPADU – JENIS BELANJA gajahguling MENYEMPURNAKAN KRITERIA JENIS BELANJA DAN KRITERIA PEMBEBANAN PADA JENIS BELANJA 2007 MEMPERSIAPKAN UPAYA UNTUK BENAR-BENAR MENGHILANGKAN KESAN MASIH ADANYA DIKOTOMI BELANJA RUTIN DAN BELANJA PEMBANGUNAN MENGEVALUASI KEMBALI PEMBEBANAN PENGELUARAN SEBAGAI BELANJA ATAU NON BELANJA – PENDANAAN ATAU PEMBIAYAAN
  • 114. 2005 2006 2007 MEMPERKENALKAN DOKUMEN PENGANGGARAN KINERJA - RKAKL MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN KINERJA RKAKL SINKRONISASI FUNGSI/SUBFUNGSI/PROG RAM/KEGIATAN DALAM RANGKA KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN MULAI MENGGUNAKAN UNIT PENANGGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN SATKER MENYEMPURNAKAN KRITERIA SATKER SEBAGAI PENANGGUNGJAWAB PENCAPAIAN KELUARAN SUDAH MENYEDIAKAN SEBAGIAN STANDAR BIAYA UNTUK MENGHITUNG ALOKASI PADA KEGIATAN – SBU/SBK MEMPERLUAS PENYEDIAAN STANDAR BIAYA BAIK YANG BERSIFAT UMUM MAUPUN YANG BERSIFAT KHUSUS gajahguling
  • 115. 2005 MEMPERKENALKAN DOKUMEN PENGANGGARAN UNTUK KPJM/MTEF – RKAKL KHUSUSNYA FORM 1.2, 1.4, 1.5, 2.2,.2.4, 3.2, DAN 3.4 MENGENAI PRAKIRAAN MAJU 2006 MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN UNTUK PELAKSANAAN KPJM/MTEF MELETAKKAN DASARDASAR PELAKSANAAN MTEF/KPJM SUDAH TERSEDIA SEBAGIAN STANDAR BIAYA YANG KELAK AKAN MEMBANTU DALAM MEPERHITUNGKAN PRAKIRAAN MAJU & MTEF 2007 MENYEMPURNAKAN PENGGUNAAN DOKUMEN PENGANGGARAN UNTUK PELAKSANAAN KPJM/MTEF – KHUSUSNYA MULAI DIGUNAKANNYA FORM 1, FORM 2, DAN FORM 3 UNTUK MULAI MELAKSANAKAN DASARDASAR KPJM/NTEF MEMPERLUAS TERSEDIANYA STANDAR BIAYA YANG AKAN SANGAT MEMBANTU DALAM MEPERHITUNGKAN PRAKIRAAN MAJU DAN KPJM gajahguling
  • 116. APBN(dalam triliun) Pendapatan Negara > Pen. Perpajakan > Pen. Bukan Pajak > Hibah Belanja Negara > Belanja Pem. Pusat > Transfer Daerah Pembiayaan > Dalam negeri > Luar Negeri 2010* 992,4 743,3 247,2 1,9 1.126,1 781,5 344,6 133,7 133,9 (0,2) 2011** 1.104,9 850,3 250,9 3,7 1.229,6 836,6 393,0 124,7 125,3 (0,6) gajahguling
  • 117. Sumber: * APBN-P 2010 ** APBN 2011 Asumsi Makro PDB (Triliun Rp) Pertumb. Ekonomi(%) Inflasi (%) Kurs (IDR/USD) SBI 3 bln (%) Harga Minyak(USD/brl) Lift. Minyak (MBCD) 2010* 6.253,8 5,8 5,3 9.200,0 6,5 80,0 0,965 2011** 7.019,9 6,4 5,3 9.250,0 6,5 80,0 0,970 gajahguling

Notas do Editor

  1. Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I
  2. Contoh: Standar penyelesaian surat izin usaha adalah sbb: Standar Waktu Standar Biaya per satuan Standar Nasional 5 hari kerjaRp. 150.000 Standar ASEAN3 hari kerjaRp. 100.000 Kinerja aktual9 hari kerjaRp. 160.000
  3. Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I Purwanto Depkeu DJAPK Anggaran I