UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
AKT_PAJAK, TANTO CHANDRA, SURYANIH, STIAMI, AKTIVA TETAP
1. Disusun oleh :
NAMA : TANTO CHANDRA
NIM : CA417122804
JURUSAN : ADMINISTRASI PUBLIK (PAJAK)
2. A. DEFINISI AKTIVA TETAP
Yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
yang dimana kekayaan tersebut didapatkan dalam bentuk siap pakai atau telah dibangun
terlebih dahulu, sifatnya permanen dan dapat digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
untuk jangka waktu yang relatif panjang serta memiliki nilai cukup material.
Aktiva tetap yaitu sumber daya ekonomi yang didapatkan dan dikuasai oleh perusahaan
sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya yaitu aktiva tetap yang digunakan oleh
perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dalam menghasilkan produk atau jasa.
B. KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP
Adapun karakteristik dari aktiva tetap diantaranya sebagai berikut di bawah ini:
Tidak untuk di jual kembali.
Memiliki wujud fisik.
Memiliki nilai material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti: harga tanah,
harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya.
Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari 1 tahun).
Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan datang.
Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk di
jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi).
Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi.
C. AKTIVA TETAP BERDASARKAN SIFATNYA
1. Aktiva tetap berwujud (Tangible Fixed Assets)
Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) yaitu merupakan
aktiva tetap yang memiliki bentuk fisik, terdapat 3 (tiga) jenis aktiva tetap berwujud,
diantaranya seperti di bawah ini:
1) Aktiva yang merupakan sumber dari penyusutan atau depresiasi, contohnya seperti:
bangunan atau gedung, peralatan, kendaraan, inventaris, mesin-mesin produksi dan
lain sebagainya.
2) Aktiva yang merupakan sumber dari deplesi atau penyusutan, contohnya seperti:
tambang mineral, mineral deposits atau sumber alam dan lain sebagainya. Sumber
alam atau tambang dapat habis melalui kegiatan-kegiatan eksploitasi pada sumber-
sumber tersebut, oleh sebab itu sumber alam harus dapat dialokasikan kepada
periode-periode yang dimana sumber alam atau tambang tersebut dapat memberikan
hasilnya.
3. 3) Aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau tidak mengalami deplesi, contohnya
seperti: tempat atau tanah dimana bagunan perusahaan di dirikan dan lain
sebagainya.
2. Aktiva tetap tidak berwujud (Intangible Fixed Assets)
Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tidak berwujud (Intangible Assets) yaitu
merupakan aktiva yang tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi memiliki manfaat yang
besar untuk perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu.
Aktiva tetap tidak berwujud terdiri dari :
a) Hak paten
Hak paten adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat
paten kepada perorangan atau suatu badan untuk memanfaatkan suatu penemuan
tertentu.
b) Hak Cipta (Copy Right)
Hak cipta adalah hak tunggal yang diberikan kepada orang atau suatu badan untuk
memperbanyak dan menjual barang-barang hasil karya seni atau karya intelektual.
c) Merek Dagang (Trad Mark)
Merek dagang adalah hak tunggal yang diberikan kepada orang atau suatu badan
usaha untuk menggunakan cap, nama, atau suatu lambang.
d) Waralaba (Frinchise)
Waralaba adalah hak tunggal yang diperoleh untuk perusahaan dari perusahaan lain
untuk mengomersialkan produk, proses, teknik, atau resep tertentu.
e) Goodwill
Goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan sebagai akibat adanya nama
baik, letak yang strategis, manager yang baik, dan lain sebagainya.
D. JENIS AKTIVA TETAP
1. Tanah
Prinsip akuntansi tidak berbeda dalam ketentuan yang berlaku dalam ketentuan untuk
perpajakan dalam perlakua aktiva tetap tanah. Nilai tanah harus dipisahkan dari bangunan.
Untuk keperluan perpajakan harga tanah meliputi biaya pembelian dan pemotonagn tanah.
Biaya pengurusan izin, pemindahan atau perpanjangan hak dikelompokan kedalam harta
berwujud. Apabila biaya pembelian tanah tidak dapat dipisahkan dari biaya pengurusan
perizinan hak, seluruh biaya tersebut dibukukan sebagai harga tanah.
2. Gedung atau Bangunan
Gedung adalah golongan aktiva yang umurnya terbatas sehingga harus disusutkan. Nilai gedung
dalam neraca dicatat sesuai dengan harga perolehanya
3. Mesin dan Peralatan
4. Mesin dan peralatan disajikan dalam neraca sesuai dengan harga perolehanya. Yang termasuk
dalam harga perolehan aktiva tetap adalah ialah biaya-biaya yang digolongkan kedalam belanja
modal.
Baik menurut akuntansi maupun ketentuan perpajakan nilai aktiva tetap tidak boleh dibebankan
sekaligus sebagai biaya. Pembebanannya dilakukan melalui alokasi secara berangsur-angsur
dengan cara penyusutan atau amortisasi.
Syarat aktiva tetap menurut perpajakan harus memenuhi kriteria berikut :
1. Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan, dengan suatu masa manfaat yang lebih dari satu tahun.
2. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal.
E. AKTIVA TETAP MENURUT KETENTUAN PERPAJAKAN
Ketentuan perpajakan mengelompokkan aktiva tetap sbb :
1. Aktiva tetap yg dapat disusutkan (depreciable assets)
Misalnya: gedung atau bangunan, mesin & peralatan.
a) Gedung
Nilai gedung disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan.
Pembelian (Harga beli, biaya perbaikan,biaya balik nama dll)
Di bangun sendiri (Harga kontrak, biaya pengawasan, biaya arsitek, biaya bunga pinjaman,
biaya asuransi) / seluruh biaya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan tersebut
hingga siap digunakan.
Baik akuntansi maupun perpajakan biaya bunga yang dikeluarkanuntuk membangun suatu
proyek, bunga tersebut dapat dikapitalisasikan
Dalam prinsip akuntansi, biaya aktiva baru meliputi biaya bongkar dan harga penggantian
aktiva yang lama, yang merupakan pengorbanan yang harus diperhitungkan sebagai biaya
yang harus dikapitalisasi.
Dalam perpajakan nilai sisa buku harta lama yang dibongkar tidak dikapitalisasi ke nilai
perolehan harta baru, tetapi dibiayakan pada tahun pajak ybs.
b) Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan kantor (mesin tulis, foto copy, meja dan kursi kantor dll)
Mesin dan peralatan disajikan dineraca adalah sebesar H. Perolehan (H. Beli, bea masuk,
PPN, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan dan by. percobaan)
2. Aktiva tetap tidak dapat disusutkan (non-depreciable assets)
Misalnya : Tanah, kecuali tanah yang dipakai dalam proses pembuatan produk seperti pada
industri keramik, gerabah, batu bata atau genteng.
Nilai tanah disajikan dalam neraca adalah sebesar harga perolehan (Harga beli, biaya balik nama,
notaris, biaya pematangan tanah, biaya pengurusan surat ijin)
5. Dalam akuntansi hasil penjualan dari benda-benda yang diperoleh dari pekerjaan
pematangan tanah, misalnya : bekas bangunan, tanah urukan, dll dipandang sebagai
pengurang nilai perolehan tanah ybs.
Dalam perpajakan kasus ini belum diatur secara jelas, penjualan benda-benda tersebut
tidak mengurangi harga perolehan harta, hasil penjualannya merupakan objek pajak yang
dikenakan PPh.
F. PEROLEHAN AKTIVA
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara :
1. Pembelian (tunai, kredit, angsuran)
2. Capital lease (SGU Modal)
3. Pertukaran
4. Pembangunan sendiri
5. Hibah / pemberian
1) Pembelian aktiva
Aktiva yang diperoleh dengan pembelian di catat sejumlah :
Harga beli + biaya-biaya (PPN yg tidak dapat dikreditkan, biaya transportasi, biaya
pemasangan, jasa professional).
Harga beli aktiva antar pihak yg mempunyai hub istimewa dapat di hitung kembali sesuai
dengan harga pasar (wajar)
2) Perolehan dengan SGU Modal
Yang di maksud dengan leasehold : hak dari penyewa untuk menggunakan aktiva tetap
dalam suatu perjanjian sewa menyewa. Cara ini tidak menambah aktiva pemakai, karena
hak pemilikan tetap berada ditangan pemiliknya.
Penyusutan barang modal yang pengadaannya melalui perjanjian SGU dengan hak opsi
(financial leasing) dilakukan oleh lesse, meski menurut menurut hukum masih milik lessor.
Apabila sewa di bayar setiap periode maka biaya sewa dibebankan dalam periode
terjadinya.
Jika sewa di bayar di muka untuk beberapa tahun ada 2 perlakuan :
Diperlakukan sebagai sewa di bayar di muka yg termasuk dlm aktiva lancar, perlakuan ini
apabila biaya sewa dibayar untuk beberapa periode yang relatif tidak lama.
Diperlakukan sebagai aktiva tetap tidak berwujud jika sewa yang di bayar dimuka untuk
beberapa periode yang relatif lama.
3) Perolehan dengan pertukaran
Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan :
Aktiva non moneter (baik sejenis / bukan)
Sekuritas (obligasi / saham sendiri / emisi badan lain)
Selisih N.B aktiva lama dengan harga perolehan aktiva baru dari pertukaran aktiva bukan
sejenis harus di akui sebagai rugi / laba. Untuk aktiva sejenis pengakuan itu ditangguhkan
sampai saat aktiva baru di lepas kembali.
6. Pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obl / saham) menimbulkan agio / disagio.
Pertukaran dalam hal ada hubungan istimewa
Pada pasal 10 ayat (1) UU PPh jika terjadi penjualan harta antara 2 pihak yang mempunyai
hubungan istimewa harga perolehannya adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan. Selisih
Harga pasar dengan Nilai buku harta yang dipertukarkan merupakan PKP.
Pertukaran aktiva dengan saham (emisi) perusahaan sendiri sebagai penyertaan modal.
4) Perolehan dengan membangun sendiri
Praktek akuntansi komersial menyatakan harga perolehan aktiva tetap yang di bangun
sendiri meliputi : seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan aktiva
tersebut hingga siap dipergunakan. Dalam hal ini akuntansi menghadapi masalah mengenai
beban overhead (listrik, asuransi, pajak, penyusutan, adm) ke dalam biaya proyek.
Cara untuk menyelesaian masalah tersebut adalah sebagai berikut :
a) Semua biaya overhead dibebankan kedalam biaya proyek, hal ini tidak realistis karena
hanya sebagian biaya overhead yang digunakan untuk proyek.
b) Sebagian saja biaya overhead yang dibebankan ke proyek, dengan pembebanan
proporsional
c) Yang dibebankan biaya tambahan saja, biaya overhead yang bersifat biaya tetap tidak
dibebankan. Jika pekerjaan proyek tidak ada bagaimanapun biaya tetap akan terjadi.
5) Perolehan dengan hibah / pemberian
Aktiva tetap yang diperoleh karena hibah / pemberian di catat sebesar harga taksiran /
harga pasar, dengan mengkredit “Modal Donasi”
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan yang memenuhi syarat
(tidak ada hubungan usaha) nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta adalah sisa
buku harta dari pihak yang melakukan penyerahan.
Jika terjadi penyerahan harta karena hibah, bantuan, sumbangan antara pihak yang
mempunyai hubungan usaha, maka nilai perolehan bagi pihak yang menerima harta adalah
harga pasar.
G. PENYUSUTAN
Penyusutan adalah penurunan nilai aktiva yang disebabkan oleh berkurangnya manfaat potensial
dari aktiva ybs yang diperkirakan terjadi pada periode kegiatan usaha yang berjalan, atau proses
alokasi sebagian harga perolehan aktiva menjadi biaya (cost allocation).
Umur aktiva adalah masa pemakaian aktiva dalam usaha.
Umur aktiva dapat dilihat dari umur teknis dan umur ekonomis
Umur teknis :umur aktiva sesuai dengan kreteria teknis aktiva
Umur Ekonomis:jangka waktu pemanfaatannya secara ekonomis.
PSAK membedakan antara penyusutan (depresiasi) dengan penghapusan (write off).
Depresiasi menunjuk kepada alokasi nilai (penurunan nilai secara gradual)
Penghapusan (write off) menunjuk kepada peniadaan (penghilangan) nilai suatu aktiva tetap
dari pembukuan. Penghapusan dilakukan apabila nilai buku aktiva di anggap tidak lagi
menggambarkan manfaat keekonomiannya.
7. Aktiva tetap perusahaan :
Aktiva tetap berwujud
Sumber alam (wasting assets)
Aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets
Untuk mempertemukan penghasilan dan biaya harga perolehan aktiva perlu ialokasikan pada
periode yang mendapat manfaat dari assets tersebut.
Proses alokasi aktiva berwujud di sebut Depresiasi
Proses alokasi sumber daya alam di sebut Deplesi
Proses alokasi aktiva tidak berwujud di sebut Amortisasi
H. METODE PENYUSUTAN
Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dikelompokkan menurut kreteria
sbb :
1. Berdasarkan waktu
a) Garis lurus (Straight-line method)
b) Pembebanan menurun
Jumlah angka tahun (sum of the years digits method)
Saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining method)
2. Berdasarkan penggunaan :
a) Jam jasa (service hours method)
b) Jumlah unit produksi (productive output method)
3. Berdasarkan kreteria lainnya
a) Berdasarkan jenis dan kelompok (group & composite method)
b) Anuitas (annuity method)
c) Sistem persediaan (inventory systems)
I. METODE PENYUSUTAN MENURUT PAJAK
Metode penyusutan yg dibolehkan dalam ketentuan fiskal adalah :
1. Straight-line method
2. Declining balance method
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan, penyusutan atau deperesiasi merupakan konsep
alokasi harga perolehan harta tetap berwujud. Untuk menghitung besarnya penyusutan harta tetap
berwujud dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Harta berwujud yang bukan berupa bangunan.
2. Harta berwujud yang berupa bangunan.
Harta berwujud yang bukan bangunan terdiri dari empat kelompok, yaitu:
8. 1. Kelompok 1: kelompok harta berwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 4
tahun.
2. Kelompok 2: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 8
tahun.
3. Kelompok 3: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 16
tahun.
4. Kelompok 4: kelompok harta terwujud bukan bangunan yang mempunyai masa manfaat 20
tahun.
Harta terwujud yang berupa bangunan dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Permanen: masa manfaatnya 20 tahun.
2. Tidak permanen: bangunan yang bersifat sementara, terbuat dari bahan yang tidak tahan lama,
atau bangunan yang dapat dipindah-pindahkan. Masa manfaatnya tidak lebih dari 10 tahun.
Metode penyusutan yang dipergunakan adalah metode garis lurus (straight line method) dan
metode saldo menurun (declining balance method). Wajib pajak diperkenankan untuk memilih
salah satu metode untuk melakukan penyusutan. Metode garis lurus diperkenankan
dipergunakan untuk semua kelompok harta tetap terwujud. Sedangkan metode saldo menurun
hanya diperkenankan digunakan untuk kelompok harta berwujud bukan bangunan saja.
Tabel berikut menggambarkan kelompok harta berwujud, metode, serta tarif penyusutannya:
Kelompok
Harta
Berwujud
Masa
Manfaat
Tarif Depresiasi
Garis Lurus Saldo
Menurun
I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
Tidak
Permanen
10 tahun 10% -
Dengan ijin Direktur Jenderal pajak, penyusutan dapat dimulai pada bulan harta berwujud mulai
digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta
tersebut mulai menghasilkan. Menurut akuntansi ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan
dalam penghitungan besarnya biaya penyusutan suatu aktiva, yaitu:
1. Nilai Perolehan Aktiva
2. Nilai residu
3. Dasar penyusutan
4. Umur aktiva
Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan fiskal, yakni :
Metode garis lurus
9. Pada metode penyusutan garis lurus, biaya penyusutan aktiva dialokasikan ke tiap-tiap tahun
dengan jumlah yang sama. Tarif amortisasi : 25%, 12.5%, 6.25%, 5%.
Contoh:
PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga
Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva
tersebut berdasarkan metode garis lurus adalah sebagai berikut :
Tahun
Harga
Perolehan
%Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
2009 Rp. 100.000.000 25% Rp. 12.500.000 Rp. 87.500.000
2010 25% Rp. 25.000.000 Rp. 62.500.000
2011 25% Rp. 25.000.000 Rp. 37.500.000
2012 25% Rp. 25.000.000 Rp. 12.500.000
2013 25% Rp. 12.500.000 Rp. 0
Keterangan :
Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan, karena
pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya dari bulan Juli
2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan.
Untuk tahun 2013 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 25% x biaya perolehan, karena
sisa masa manfaat hanya untuk bulan Januari 2011 sampai Juni 2011 yaitu selama 6 bulan.
Metode saldo menurun (declining balance method)
Dasar penyusutan adalah nilai sisa buku fiskal. Penyusutan dengan metode saldo menurun
adalah penyusutan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif
penyusutan atas nilai sisa buku. Cara perlakuan nilai sisa buku suatu aktiva tetap pada akhir
masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun adalah nilai sisa buku suatu
aktiva pada akhir masa manfaat yang disusutkan dengan metode saldo menurun harus
disusutkan sekaligus.
Contoh :
PT. Jaya Abadi membeli sebuah aktiva yang termasuk dalam kelompok I harta berwujud seharga
Rp.100.000.000 pada tanggal 10 Juli 2009, maka pembebanan atas biaya penyusutan aktiva
tersebut berdasarkan metode saldo menurun adalah sebagai berikut :
Tahun Harga Perolehan %Penyusutan Biaya Penyusutan Nilai Sisa Buku
2009 Rp. 100.000.000 50% Rp. 25.000.000 Rp. 75.000.000
2010 50% Rp. 32.500.000 Rp. 32.500.000
2011 50% Rp. 16.250.000 Rp. 16.250.000
2012 50% Rp. 8.125.000 Rp. 8.125.000
2013 Disusutkan sekaligus 50% Rp. 8.125.000 Rp. 0
Keterangan:
Untuk tahun 2009 biaya penyusutan dihitung berdasarkan 6/12 x 50% x biaya perolehan,
karena pembelian dimulai pada bulan Juli 2009 sehingga biaya yang diperkenankan hanya dari
bulan Juli 2009 sampai Desember 2009 yaitu selama 6 bulan.