SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Baixar para ler offline
Jakarta, 23 Agustus 2021
Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan
Sekretariat Wakil Presiden
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING
CAPAIAN, TANTANGAN DAN PELUANG PELAKSANAAN
…………………………….………………………………………………...
TAHUN 2018 – 2024
1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018 - 2024
2. Capaian Pelaksanaan Penurunan Prevalensi Stunting
3. Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting
4. Pelaksanaan Penurunan Stunting dalam Masa Pandemi Covid -19
Outline Presentasi
2
1. Kondisi Stunting 2018 dan Strategi Nasional
Percepatan Pencegahan Stunting tahun 2018 - 2024
3
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting
2018 - 2024
Untuk merespon kondisi yang ada, pada
tahun 2018 Pemerintah meluncurkan
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan
Stunting sebagai acuan bersama dalam
pelaksanaan Program
Dokumen disusun berdasarkan bukti dan
pengalaman Indonesia dan internasional
dalam pelaksanaan program (evidence
based) dan melalui proses konsultasi
publik dengan para pihak.
Dengan Skenario Percepatan, Stranas
menargetkan untuk menurunkan
prevalensi stunting hingga 14% pada
tahun 2024
37,2
30,8
27,67
27,17 26,67 26,17 25,67
25
30,8
27,67
25,97
24,27
22,57
20,87
19
30,8
27,67
24,97
22,27
19,57
16,87 14
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2013 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Skenario Bussines As Usual Skenario Realistis
Skenario Percepatan
4
5 Pilar dan Prioritas Percepatan Pencegahan Stunting
PrioritasPercepatanPencegahanStunting
Komitmen
danvisi
kepemimpinan
nasionaldan
daerah
PILAR1
Kampanye
nasionaldan
komunikasi
perubahan
perilaku
PILAR2
Mendorong
konvergensi
program
di tingkatpusat
dandaerah
PILAR3
Ketahanan
pangandangizi
PILAR4
Pemantauan
danevaluasi
PILAR5
SasaranPrioritas
Ibuhamildananakusia0-2
tahun ataurumahtangga
1.000HPK
IntervensiPrioritas
• Intervensi gizi
spesifik
• Intervensi gizi
sensitif
Kabupaten/kotaprioritas
• 2018 => 100 kabupaten/kota
• 2019 => 160 kabupaten/kota
• 2020 => 260 kabupaten/kota
• 2021 => 360 kabupaten/kota
• 2024 => semua
kabupaten/kota
Sepuluhprovinsi
prioritas
dengan prevalensi
stuntingtertinggi
sesuaiArahan
Presiden padaratas5
Agustus2020.
5|PILAR
5
2. Capaian Pelaksanaan Penurunan Prevalensi
Stunting 2018 - 2021
6
Empat provinsi sudah mempunyai prevalensi stunting di
bawah 20%, yaitu Bali, Kepulauan Riau, Kep Bangka
Belitung dan DKI Jakarta.
Dua provinsi masih di atas 40%, yaitu Sulawesi Barat
dan NTT.
Capaian Penurunan Prevalensi Stunting 2018 - 2020
34
181
299
81
219 214
Kurang dari 20% Antara20% -30% Diatas 30%
2018 2019
Prevalensi Stunting pada Balita pada tahun 2019 adalah 27.7%
(SSGBI). Turun 3,1% dari tahun 2018 (Riskedas).Tahun 2020,
SSGBI belum bisa dilakukan karena pandemi Covid-19. Kabupaten/Kota dengan prevalensi dibawah 20%
naik dari 34 pada 2018 menjadi 81 pada tahun 2019
Pada tahun 2020, Survei Status Gizi Indonesia tidak
dapat dilakukan karena pandemi. Pemerintah sedang
melakukan perhitungan prediksi dengan menggunakan
modelling statistik
7
Kemajuan Komitmen Kepala Daerah
Tahun 2018 - 2021
• Sejak tahun 2018,
Sekretariat Wakil Presiden melakukan
advokasi kepada Kepala Daerah dari
lokasi prioritas percepatan
penurunan stunting, untuk
berkomitmen melaksanakan
percepatan penurunan stunting di
wilayahnya.
• Hingga saat ini, seluruh kepala
daerah lokasi prioritas (360
Kabupaten/Kota) sudah
menandatangani komitmen tersebut.
• Melalui Rakornas ini, diharapkan 154
Kepala Daerah yang menjadi lokasi
prioritas juga dapat menunjukkan
komitmennya dalam melaksanakan
percepatan penurunan stunting.
8
Kemajuan Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi
Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten/Kota
(July 2021)
Master
Ansit
Aksi-1
Analisa
situasi
Aksi-2
Rencana
kegiatan
Aksi-3
Rembuk
stunting
Aksi-4
Perbup/
Perwali
Aksi-5
Pembina
an
KPM
Aks-6
Manaje
men
data
Aksi-7
Penguku
ran
&
publikasi
Aksi-8
Reviu
tahunan
75%
66%
22%
32%
16%
7%
0% 0% 0%
• Pada tahun 2018 – 2021, Kemendagri telah melaksanakan pendampingan pelaksanaan 8 aksi kovergensi kepada seluruh
(360) Kabupaten/Kota prioritas, yang akan dilanjutkan oleh Kemendagri kepada kabupaten/Kota yang baru.
• Pada pelaksanaannya 8 aksi belum dilaksanakan oleh daerah (hingga Juli 2021, baru 66% sudah menyelesaikan aksi 1
dan 22% Aksi 2 – 4, padahal aksi 1 dan 2 penting untuk integrasikan program dalam perencanaan dan penganggaran)
9
Dana Alokasi Khusus (DAK)
untuk Mendukung Percepatan Pencegahan Stunting 2019 - 2020
Bidang/
Subbidang
2019 2020
Jumlah
Daerah
Pagu
Realisasi
(Penyerapan)
%
Jumlah
Daerah
Pagu Penyaluran %
Kesehatan 472 613,88 454,59 74,05% 461 557,48 465,63 83,53%
Sanitasi 139 742,84 634,39 85,40% 149 526,01 501,88 95,41%
Air Minum 155 764,26 603,54 78,97% 195 912,23 832,19 91,23%
Total 2.120,98 1.692,52 79,80% 1.995,72 1.799,70 90,18%
Alokasi Penyaluran % Salur Penyerapan % Penyerapan
Tahun 2019 1.695,50 1.640,21 96,74% 611,21 36,05%
Stunting-BOKB 32,54 32,54 100,00% 27,79 85,40%
Stunting-BOK 120,00 120,00 100,00% 82,91 69,09%
BOP PAUD 1.542,96 .487,67 96,42% 500,51 32,44%
Tahun 2020 2.701,60 2.700,15 99,95% 482,38 17,86%
Stunting-BOKB 56,10 54,10 96,44% 10,94 19,51%
Stunting-BOK 195,00 193,88 99,42% 30,65 15,72%
BOP PAUD 2.450,49 .452,17 100,07% 440,79 17,99%
DAK Fisik
DAK Non Fisik
Sejak tahun 2019
telah dialokasikan
DAK untuk Mendukung
Percepatan Pencegahan
Stunting Bagi
Kabupaten/Kota
prioritas.
Sumber Data: Kemenkeu
3. Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Program
11
• Konvergensi di Tingkat Pusat, Kabupaten dan Desa masih harus terus
didorong dan bukan hal mudah untuk dilakukan. Ini yang harus
menjadi fokus BKKBN sebagai Ketua Pelaksana ke depan
• Cakupan dan Beberapa Indikator Program Masih Rendah:
• Anemia Ibu Hamil: prevalensi nya naik, konsumsi TTD > 90 tablet rendah
• Gizi Remaja
• ASI Ekslusif cakupannya rendah
• Imunisasi: cakupan imunisasi cederung menurun
• PAUD HI: 14,8% anak mengakses PAUD Pra Sekolah; usia 0-2 tahun masih sangat minim.
• Sanitasi dan air minum
• Kampanye Perubahan Perilaku: 6 pesan utama
• Perubahan perilaku tidaklah mudah, butuh waktu dan kontinuitas dalam
pelaksanaannya.
• Sistem surveillance, pemantauan dan evaluasi harus dikuatkan, baik di
tingkat Kabupaten/Kota maupun di tingkat nasional.
Tantangan Pelaksanaan
12
Arahan Wakil Presiden
Konvergensi percepatan pencegahan stunting
hingga kabupaten/kota dan desa adalah
tantangan terbesar kita. Konvergensi adalah
kata yang mudah diucapkan,
tapi tidak mudah untuk diwujudkan.
Setiap lembaga yang terlibat pencegahan
stunting harus menghilangkan ego sektoral,
karena konvergensi membutuhkan
kerjasama antar pihak.
13
14
Peluang Penguatan Stranas Stunting:
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021
Dokumen
Stranas
Percepatan
Pencegahan
Stunting
sudah disusun dan
dilanuching sejak tahun
2018
Stranas Stunting
memerlukan
payunghukum
yang kuat
sebagai
pedoman
pelaksanaan,
maka disusun
Perpres
Peraturan
Presiden
Ditandatangani
Pada Tanggal 5
Agustus 2021:
Perpres No 72
Tahun 2021
tentang
Percepatan
Penurunan
Stunting
Perpres
menguatkan
kerangka
intervensi Stranas
dan Kelembagaan
Penangung Jawab:
Wapres sebagai
ketua Pengarah
dan Kepala BKKBN
sebagai Ketua
Pelaksana
Pidato Presiden pada Sidang Paripurna MPR-
DPR-DPD tanggal 16 Agustus 2021
”Anggaran Kesehatan akan diarahkan untuk
melanjutkan penanganan pandemic, reformasi
system Kesehatan, percepatan penurunan
stunting, serta kesinambungan program JKN...
Selanjutnya, percepatan penurunan stunting
dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh
kabupaten/kota di Indonesia, dengan
penguatan sinergi berbagai institusi”
15
4. Pelaksanaan Penurunan Prevalensi Stunting
Dalam Masa Pandemi Covid-19
16
Arahan Presiden dan Wakil Presiden
tentang Pencegahan Stunting pada Masa Pandemi
Meskipun pada masa pandemi Covid-
19, pencegahan stunting harus tetap
dilakukan. Jangan sampai pandemi
Covid-19 menambah jumlah stunting
di masa yang akan datang. Pemerintah
pusat dan daerah perlu melakukan
program yang inovatif selama masa
pandemic.
Akses pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil maupun balita
di Puskesmas dan Posyandu ini
harus dipastikan tetap
berlangsung dan tidak berhenti
di tengah pandemi ini.
(Ratas 5 Agustus 2020)
18
PELAKSANAAN STRANAS PENCEGAHAN STUNTING PADA MASA PANDEMI
Pemerintah mendorong adopsi kebiasaan baru (new normal) dalam pelaksanaan kegiatan penurunan
stunting à modifikasi kegiatan secara daring (online)
PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5
Komitmen dan visi
pimpinan tinggi negara
Kampanye nasional
berfokus pada
pemahaman, perubahan
perilaku, komitmen
politik, dan akuntabilitas
Konvergensi, koordinasi,
dan konsolidasi program
nasional, daerah, dan
masyarakat
Mendorong kebijakan
“nutrional food security”
Pemantauan dan evaluasi
• Pemerintah tetap
berkomitmen untuk
melakukan penurunan
stunting pada masa
pandemi.
• Advokasi kepada
daerah tetap dilakukan
bersama dengan K/L
terkait.
Kampanye diarahkan
pada praktek pemenuhan
gizi, PHBS dan
pemantauan
pertumbuhan secara
mandiri
• Minimalisasi
pemotongan anggaran
untuk penurunan
stunting
• Pendampingan tetap
dilaksanakan
• Intervensi dilanjutkan
dengan modifikasi
• Panduan pelaksanaan
layanan di masyarakat
dikembangkan.
Bantuan Sosial diberikan
kepada masyarakat,
terutama masyarakat
tidak mampu dengan
penambahan jumlah KPM
dan jenis makanan
• Monev tetap
dilakukan.
• Dilakukan studi untuk
menghitung dampak
Covid-19 terhadap
scenario penurunan
stunting
19
Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS)
• IKPS adalah indeks yang disusun untuk mengukur kinerja pelaksanaan program percepatan pencegahan stunting,
yang disusun berdasarkan 5 dimensi, yaitu kesehatan, gizi, perumahan, pangan, pendidikan dan perlindungan
social
• Dari tahun 2018 ke 2019, terjadi kenaikan IKPS sebesar 2,2 poin. Dari tahun 2019 ke 2020, terjadi kenaikan IKPS
sebesar 1,2 poin. Ini menunjukkan adanya perbaikan dalam pelaksanaan program.
• Dimensi gizi, perumahan dan pangan mengalami kenaikan pada periode 2018 – 2021. Sementara itu dimensi
Kesehatan dan Pendidikan cenderung stagnan. Untuk dimensi perlindungan sosial, cenderung mengalami
penurunan
72,98
68,07
81,17
87,69
42,13
31,51
71,8
80,3
83,3
89,1
41
30,8
73,1
85,1
84,9
88,8
41,7
30
Kesehatan Gizi Perumahan Pangan Pendidikan Perlindungan
Sosial
2018 2019 2020
63,92
66,08
67,3
2018 2019 2020
20
Hasil Study Persepsi Masyarakat
tentang Stunting Tahun 2020
Pernah Mendengar
Stunting
97%
97,9%
Memahami
Definisi Stunting
dengan Benar
97,3%
Memahami Resiko
Stunting dengan
Benar
93,5%
Memahami
Dampak Stunting
Bagi Kecerdasan
66%
Memahami
Pernikahan Dini
Bersiko Melahirkan
Anak Kurang Gizi
74,4%
Memahami Cuci
Tangan Pakai Sabun
Penting untuk
Pencegahan Stunting
78,6%
Memahami
Pentingnya ASI
Ekslusif
81,1%
Memahami
Pentingnya Tablet
Tambah Darah
83,3%
Tenaga
Kesehatan
83,3%
Tokoh
Masyarakat
75,7%
Internet
52,9%
TV
Pemahaman Umum: Pemahaman Intervensi Penting: Sumber Informasi:
21
Secara umum, terjadi kenaikan cakupan intervensi spesifik pada periode 2018 – 2020, kecuali untuk:
• Bayi sampai 6 bulan mendapatkan ASI Ekslusif: turun dari 2018 – 2020
• Remaja Puteri yang memperoleh TTD: turun dari 2018 – 2020. Dimungkinkan karena sekolah online, sehinggaTTD tidak dapat dibagikan.
• Ibu Hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah 90 Tablet: turun tipis dari 2019 – 2020
• Ibu Hamil Kurang Eenergi Kronik (KEK) memperoleh makanan tambahan: turun tipis dari 2019 - 2020
• Tingkat Kedatangan ke Posyandu (D/S) tahun 2020 mengalami penurunan. Dimungkinkan sebagai dampak PSBB pandemi Covid 19.
Sumber Data: https://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
Kemajuan Cakupan Intervensi Spesifik
Tahun 2018 – 2020 (%)
86,4
81,2
84,6
71,2
65,3
68,7
83,9
48,5
68,4
77,9
93,5
85,2
86,2
90,7
88,7
79,7
75,6
67,7
65,8
89,6
46,6
73,9
81
81,5
78,8
78,7
89
85,78
88,54
77,6
78,97
53,96
78,97
39,53
61,27
82,91
93,37
87,21
86,23
Ibu Hamil KEK
Mendapat
Makanan
Tambahan
Ibu hamil
mendapat
TTD min 90
tablet
Ibu nifas
dapat Vit A
Bayi
mendapat
IMD
Bayi kurang 6
bulan
mendapat ASI
Eksklusif
Bayi sampai 6
bulan
mendapat ASI
Eksklusif
Balita Kurus
dapat
Makanan
Tambahan
Rematridapat
TTD sesuai
% D/S % N/D Jumlah bayi6-
11 bulan
dapat Vitamin
A
Jumlah balita
12-59bulan
dapat Vitamin
A
Jumlah balita
6-59bulan
dapat Vitamin
A
2018 2019 2020
22
Pada periode 2018 – 2020, cakupan intervensi sensitif juga mengalami tren
kenaikan, kecuali untuk Wanita Usia Subur menggunakan KB yang mengalami
penurunan tipis.
(sumber Data: Susnas 2018 – 2020)
Kemajuan Cakupan Intervensi Sensitif
Tahun 2018 – 2020 (%)
49,8
23,6
68,6
58,8
73
71,9
72
47,9
8,8
35,1
70,2
58,7
73,6
74,4
0
47,8
13,8
36,7
73,8
59,1
75,2
77,2
75,5
WUS
Menggunakan
KB
Keluarga 1000
HPK Penerima
BPNT
Rumah Tangga
dengan Fasilitas
CTPS
Rumah Tangga
dengan Sanitasi
Layak
Rumah Tangga
dengan Air
Bersih Layak
Rumah Tangga
dengan Air
Minum Layak
Balita Memiliki
Akte Kelahiran
Desa Memiliki
PAUD
2018 2019 2020
23
Alokasi Anggaran Program
Terkait Percepatan Pencegahan Stunting
pada Kementerian dan Lembaga TA 2019 - 2021
• Program yang terkait dengan
percepatan penurunan stunting
tersebar di banyak Kementerian dan
Lembaga
• Total alokasi Dana tahun 2020
mengalami kenaikan dari 27,5T
menjadi 39 T. Kenaikan terjadi karena
penambahan dana Bansos untuk
meminimalisir dampak Covid 19.
• Pada tahun 2021, dari 19 K/L terkait,
total alokasinya adalah Rp 35,3T; yang
92% nya dilaokasikan terkait intervensi
sensitif; 6,7% terkait intervensi
spesifik; dan 1,1% untuk dukungan
pelaksanaan.
• Program dilaksanakan oleh KL melalui
berbagai mekanisme, baik itu DAK,
Dekonsentrasi maupun ekseksusi
secara langsung oleh K/L.
24

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a 01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRATEGI-NASIONAL-PERCEPATAN-PENCEGAHAN-STUNTING-TAHUN-2018-–-2024.pdf

SIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptx
SIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptxSIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptx
SIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptx
elfah88
 
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
deniridwan5
 
Kebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Kebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdfKebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Kebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
cahyadin1
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
yusup firmawan
 
files49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdf
files49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdffiles49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdf
files49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdf
Yanti319948
 
Materi-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdf
Materi-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdfMateri-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdf
Materi-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdf
BrugheBae
 

Semelhante a 01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRATEGI-NASIONAL-PERCEPATAN-PENCEGAHAN-STUNTING-TAHUN-2018-–-2024.pdf (20)

Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdfStranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
Stranas-Percepatan-Pencegahan-Stunting_Periode-2018-2024.pdf
 
PERAN PKK SELAKU TPPS - INDAH SUSANTY.pptx
PERAN PKK SELAKU TPPS - INDAH SUSANTY.pptxPERAN PKK SELAKU TPPS - INDAH SUSANTY.pptx
PERAN PKK SELAKU TPPS - INDAH SUSANTY.pptx
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stunting
 
SIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptx
SIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptxSIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptx
SIGAPWEBINAR3_Pelaksanaan-Stranas-Stunting-pada-Masa-Pandemic.pptx
 
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024
 
stunting sakura.pptx
stunting sakura.pptxstunting sakura.pptx
stunting sakura.pptx
 
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
1. Paparan Rakor Pokjanal Posyandu 9-10 Oktober 2023.pptx
 
Buku Unicef Jatim 1.6.pdf
Buku Unicef Jatim 1.6.pdfBuku Unicef Jatim 1.6.pdf
Buku Unicef Jatim 1.6.pdf
 
Kebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Kebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdfKebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
Kebijakan dan Teknis Pelaksanaan Introduksi Imunisasi PCV - Workshop PCV.pdf
 
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang KesehatanPetunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
Petunjuk Teknis Bangun Mandar Bidang Kesehatan
 
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
Juknis Bangunmandar Sehat Tahun 2015
 
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi burukKerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
Kerangka acuan kegiatan surveilan gizi buruk
 
PPT Stunting UMY.pptx
PPT Stunting UMY.pptxPPT Stunting UMY.pptx
PPT Stunting UMY.pptx
 
files49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdf
files49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdffiles49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdf
files49505Juknis Implementasi KPP Stunting_ISBN_13072021.pdf
 
Stranas_Percepatan_Pencegahan_Anak_Kerdil.pdf
Stranas_Percepatan_Pencegahan_Anak_Kerdil.pdfStranas_Percepatan_Pencegahan_Anak_Kerdil.pdf
Stranas_Percepatan_Pencegahan_Anak_Kerdil.pdf
 
Materi-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdf
Materi-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdfMateri-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdf
Materi-Stunting-Lampung-Dinkes-Novotel.pdf
 
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
Webinar-PAUD_Dirjen_Bangda_KONVERGENSI-PEMENUHAN-LAYANAN-PENDIDIKAN-ANAK-USIA...
 
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
Paparan Bappenas tentang Penyusunan RKP 2022
 
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
Draft Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024
 

Último (8)

MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
MATERI SOSIALISASI TRIBINA (BKB, BKL, BKR) DAN UPPKS BAGI KADER DESA PKK POKJ...
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 

01-Dr.-Ir.-Suprayoga-Hadi-MSP-CAPAIAN-TANTANGAN-DAN-PELUANG-PELAKSANAAN-STRATEGI-NASIONAL-PERCEPATAN-PENCEGAHAN-STUNTING-TAHUN-2018-–-2024.pdf

  • 1. Jakarta, 23 Agustus 2021 Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING CAPAIAN, TANTANGAN DAN PELUANG PELAKSANAAN …………………………….………………………………………………... TAHUN 2018 – 2024
  • 2. 1. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018 - 2024 2. Capaian Pelaksanaan Penurunan Prevalensi Stunting 3. Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting 4. Pelaksanaan Penurunan Stunting dalam Masa Pandemi Covid -19 Outline Presentasi 2
  • 3. 1. Kondisi Stunting 2018 dan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting tahun 2018 - 2024 3
  • 4. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018 - 2024 Untuk merespon kondisi yang ada, pada tahun 2018 Pemerintah meluncurkan Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting sebagai acuan bersama dalam pelaksanaan Program Dokumen disusun berdasarkan bukti dan pengalaman Indonesia dan internasional dalam pelaksanaan program (evidence based) dan melalui proses konsultasi publik dengan para pihak. Dengan Skenario Percepatan, Stranas menargetkan untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024 37,2 30,8 27,67 27,17 26,67 26,17 25,67 25 30,8 27,67 25,97 24,27 22,57 20,87 19 30,8 27,67 24,97 22,27 19,57 16,87 14 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2013 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Skenario Bussines As Usual Skenario Realistis Skenario Percepatan 4
  • 5. 5 Pilar dan Prioritas Percepatan Pencegahan Stunting PrioritasPercepatanPencegahanStunting Komitmen danvisi kepemimpinan nasionaldan daerah PILAR1 Kampanye nasionaldan komunikasi perubahan perilaku PILAR2 Mendorong konvergensi program di tingkatpusat dandaerah PILAR3 Ketahanan pangandangizi PILAR4 Pemantauan danevaluasi PILAR5 SasaranPrioritas Ibuhamildananakusia0-2 tahun ataurumahtangga 1.000HPK IntervensiPrioritas • Intervensi gizi spesifik • Intervensi gizi sensitif Kabupaten/kotaprioritas • 2018 => 100 kabupaten/kota • 2019 => 160 kabupaten/kota • 2020 => 260 kabupaten/kota • 2021 => 360 kabupaten/kota • 2024 => semua kabupaten/kota Sepuluhprovinsi prioritas dengan prevalensi stuntingtertinggi sesuaiArahan Presiden padaratas5 Agustus2020. 5|PILAR 5
  • 6. 2. Capaian Pelaksanaan Penurunan Prevalensi Stunting 2018 - 2021 6
  • 7. Empat provinsi sudah mempunyai prevalensi stunting di bawah 20%, yaitu Bali, Kepulauan Riau, Kep Bangka Belitung dan DKI Jakarta. Dua provinsi masih di atas 40%, yaitu Sulawesi Barat dan NTT. Capaian Penurunan Prevalensi Stunting 2018 - 2020 34 181 299 81 219 214 Kurang dari 20% Antara20% -30% Diatas 30% 2018 2019 Prevalensi Stunting pada Balita pada tahun 2019 adalah 27.7% (SSGBI). Turun 3,1% dari tahun 2018 (Riskedas).Tahun 2020, SSGBI belum bisa dilakukan karena pandemi Covid-19. Kabupaten/Kota dengan prevalensi dibawah 20% naik dari 34 pada 2018 menjadi 81 pada tahun 2019 Pada tahun 2020, Survei Status Gizi Indonesia tidak dapat dilakukan karena pandemi. Pemerintah sedang melakukan perhitungan prediksi dengan menggunakan modelling statistik 7
  • 8. Kemajuan Komitmen Kepala Daerah Tahun 2018 - 2021 • Sejak tahun 2018, Sekretariat Wakil Presiden melakukan advokasi kepada Kepala Daerah dari lokasi prioritas percepatan penurunan stunting, untuk berkomitmen melaksanakan percepatan penurunan stunting di wilayahnya. • Hingga saat ini, seluruh kepala daerah lokasi prioritas (360 Kabupaten/Kota) sudah menandatangani komitmen tersebut. • Melalui Rakornas ini, diharapkan 154 Kepala Daerah yang menjadi lokasi prioritas juga dapat menunjukkan komitmennya dalam melaksanakan percepatan penurunan stunting. 8
  • 9. Kemajuan Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting di Kabupaten/Kota (July 2021) Master Ansit Aksi-1 Analisa situasi Aksi-2 Rencana kegiatan Aksi-3 Rembuk stunting Aksi-4 Perbup/ Perwali Aksi-5 Pembina an KPM Aks-6 Manaje men data Aksi-7 Penguku ran & publikasi Aksi-8 Reviu tahunan 75% 66% 22% 32% 16% 7% 0% 0% 0% • Pada tahun 2018 – 2021, Kemendagri telah melaksanakan pendampingan pelaksanaan 8 aksi kovergensi kepada seluruh (360) Kabupaten/Kota prioritas, yang akan dilanjutkan oleh Kemendagri kepada kabupaten/Kota yang baru. • Pada pelaksanaannya 8 aksi belum dilaksanakan oleh daerah (hingga Juli 2021, baru 66% sudah menyelesaikan aksi 1 dan 22% Aksi 2 – 4, padahal aksi 1 dan 2 penting untuk integrasikan program dalam perencanaan dan penganggaran) 9
  • 10. Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk Mendukung Percepatan Pencegahan Stunting 2019 - 2020 Bidang/ Subbidang 2019 2020 Jumlah Daerah Pagu Realisasi (Penyerapan) % Jumlah Daerah Pagu Penyaluran % Kesehatan 472 613,88 454,59 74,05% 461 557,48 465,63 83,53% Sanitasi 139 742,84 634,39 85,40% 149 526,01 501,88 95,41% Air Minum 155 764,26 603,54 78,97% 195 912,23 832,19 91,23% Total 2.120,98 1.692,52 79,80% 1.995,72 1.799,70 90,18% Alokasi Penyaluran % Salur Penyerapan % Penyerapan Tahun 2019 1.695,50 1.640,21 96,74% 611,21 36,05% Stunting-BOKB 32,54 32,54 100,00% 27,79 85,40% Stunting-BOK 120,00 120,00 100,00% 82,91 69,09% BOP PAUD 1.542,96 .487,67 96,42% 500,51 32,44% Tahun 2020 2.701,60 2.700,15 99,95% 482,38 17,86% Stunting-BOKB 56,10 54,10 96,44% 10,94 19,51% Stunting-BOK 195,00 193,88 99,42% 30,65 15,72% BOP PAUD 2.450,49 .452,17 100,07% 440,79 17,99% DAK Fisik DAK Non Fisik Sejak tahun 2019 telah dialokasikan DAK untuk Mendukung Percepatan Pencegahan Stunting Bagi Kabupaten/Kota prioritas. Sumber Data: Kemenkeu
  • 11. 3. Tantangan dan Peluang Pelaksanaan Program 11
  • 12. • Konvergensi di Tingkat Pusat, Kabupaten dan Desa masih harus terus didorong dan bukan hal mudah untuk dilakukan. Ini yang harus menjadi fokus BKKBN sebagai Ketua Pelaksana ke depan • Cakupan dan Beberapa Indikator Program Masih Rendah: • Anemia Ibu Hamil: prevalensi nya naik, konsumsi TTD > 90 tablet rendah • Gizi Remaja • ASI Ekslusif cakupannya rendah • Imunisasi: cakupan imunisasi cederung menurun • PAUD HI: 14,8% anak mengakses PAUD Pra Sekolah; usia 0-2 tahun masih sangat minim. • Sanitasi dan air minum • Kampanye Perubahan Perilaku: 6 pesan utama • Perubahan perilaku tidaklah mudah, butuh waktu dan kontinuitas dalam pelaksanaannya. • Sistem surveillance, pemantauan dan evaluasi harus dikuatkan, baik di tingkat Kabupaten/Kota maupun di tingkat nasional. Tantangan Pelaksanaan 12
  • 13. Arahan Wakil Presiden Konvergensi percepatan pencegahan stunting hingga kabupaten/kota dan desa adalah tantangan terbesar kita. Konvergensi adalah kata yang mudah diucapkan, tapi tidak mudah untuk diwujudkan. Setiap lembaga yang terlibat pencegahan stunting harus menghilangkan ego sektoral, karena konvergensi membutuhkan kerjasama antar pihak. 13
  • 14. 14 Peluang Penguatan Stranas Stunting: Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Dokumen Stranas Percepatan Pencegahan Stunting sudah disusun dan dilanuching sejak tahun 2018 Stranas Stunting memerlukan payunghukum yang kuat sebagai pedoman pelaksanaan, maka disusun Perpres Peraturan Presiden Ditandatangani Pada Tanggal 5 Agustus 2021: Perpres No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Perpres menguatkan kerangka intervensi Stranas dan Kelembagaan Penangung Jawab: Wapres sebagai ketua Pengarah dan Kepala BKKBN sebagai Ketua Pelaksana
  • 15. Pidato Presiden pada Sidang Paripurna MPR- DPR-DPD tanggal 16 Agustus 2021 ”Anggaran Kesehatan akan diarahkan untuk melanjutkan penanganan pandemic, reformasi system Kesehatan, percepatan penurunan stunting, serta kesinambungan program JKN... Selanjutnya, percepatan penurunan stunting dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh kabupaten/kota di Indonesia, dengan penguatan sinergi berbagai institusi” 15
  • 16. 4. Pelaksanaan Penurunan Prevalensi Stunting Dalam Masa Pandemi Covid-19 16
  • 17. Arahan Presiden dan Wakil Presiden tentang Pencegahan Stunting pada Masa Pandemi Meskipun pada masa pandemi Covid- 19, pencegahan stunting harus tetap dilakukan. Jangan sampai pandemi Covid-19 menambah jumlah stunting di masa yang akan datang. Pemerintah pusat dan daerah perlu melakukan program yang inovatif selama masa pandemic. Akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil maupun balita di Puskesmas dan Posyandu ini harus dipastikan tetap berlangsung dan tidak berhenti di tengah pandemi ini. (Ratas 5 Agustus 2020)
  • 18. 18 PELAKSANAAN STRANAS PENCEGAHAN STUNTING PADA MASA PANDEMI Pemerintah mendorong adopsi kebiasaan baru (new normal) dalam pelaksanaan kegiatan penurunan stunting à modifikasi kegiatan secara daring (online) PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 PILAR 4 PILAR 5 Komitmen dan visi pimpinan tinggi negara Kampanye nasional berfokus pada pemahaman, perubahan perilaku, komitmen politik, dan akuntabilitas Konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program nasional, daerah, dan masyarakat Mendorong kebijakan “nutrional food security” Pemantauan dan evaluasi • Pemerintah tetap berkomitmen untuk melakukan penurunan stunting pada masa pandemi. • Advokasi kepada daerah tetap dilakukan bersama dengan K/L terkait. Kampanye diarahkan pada praktek pemenuhan gizi, PHBS dan pemantauan pertumbuhan secara mandiri • Minimalisasi pemotongan anggaran untuk penurunan stunting • Pendampingan tetap dilaksanakan • Intervensi dilanjutkan dengan modifikasi • Panduan pelaksanaan layanan di masyarakat dikembangkan. Bantuan Sosial diberikan kepada masyarakat, terutama masyarakat tidak mampu dengan penambahan jumlah KPM dan jenis makanan • Monev tetap dilakukan. • Dilakukan studi untuk menghitung dampak Covid-19 terhadap scenario penurunan stunting
  • 19. 19
  • 20. Indeks Khusus Penanganan Stunting (IKPS) • IKPS adalah indeks yang disusun untuk mengukur kinerja pelaksanaan program percepatan pencegahan stunting, yang disusun berdasarkan 5 dimensi, yaitu kesehatan, gizi, perumahan, pangan, pendidikan dan perlindungan social • Dari tahun 2018 ke 2019, terjadi kenaikan IKPS sebesar 2,2 poin. Dari tahun 2019 ke 2020, terjadi kenaikan IKPS sebesar 1,2 poin. Ini menunjukkan adanya perbaikan dalam pelaksanaan program. • Dimensi gizi, perumahan dan pangan mengalami kenaikan pada periode 2018 – 2021. Sementara itu dimensi Kesehatan dan Pendidikan cenderung stagnan. Untuk dimensi perlindungan sosial, cenderung mengalami penurunan 72,98 68,07 81,17 87,69 42,13 31,51 71,8 80,3 83,3 89,1 41 30,8 73,1 85,1 84,9 88,8 41,7 30 Kesehatan Gizi Perumahan Pangan Pendidikan Perlindungan Sosial 2018 2019 2020 63,92 66,08 67,3 2018 2019 2020 20
  • 21. Hasil Study Persepsi Masyarakat tentang Stunting Tahun 2020 Pernah Mendengar Stunting 97% 97,9% Memahami Definisi Stunting dengan Benar 97,3% Memahami Resiko Stunting dengan Benar 93,5% Memahami Dampak Stunting Bagi Kecerdasan 66% Memahami Pernikahan Dini Bersiko Melahirkan Anak Kurang Gizi 74,4% Memahami Cuci Tangan Pakai Sabun Penting untuk Pencegahan Stunting 78,6% Memahami Pentingnya ASI Ekslusif 81,1% Memahami Pentingnya Tablet Tambah Darah 83,3% Tenaga Kesehatan 83,3% Tokoh Masyarakat 75,7% Internet 52,9% TV Pemahaman Umum: Pemahaman Intervensi Penting: Sumber Informasi: 21
  • 22. Secara umum, terjadi kenaikan cakupan intervensi spesifik pada periode 2018 – 2020, kecuali untuk: • Bayi sampai 6 bulan mendapatkan ASI Ekslusif: turun dari 2018 – 2020 • Remaja Puteri yang memperoleh TTD: turun dari 2018 – 2020. Dimungkinkan karena sekolah online, sehinggaTTD tidak dapat dibagikan. • Ibu Hamil mendapatkan Tablet Tambah Darah 90 Tablet: turun tipis dari 2019 – 2020 • Ibu Hamil Kurang Eenergi Kronik (KEK) memperoleh makanan tambahan: turun tipis dari 2019 - 2020 • Tingkat Kedatangan ke Posyandu (D/S) tahun 2020 mengalami penurunan. Dimungkinkan sebagai dampak PSBB pandemi Covid 19. Sumber Data: https://sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id Kemajuan Cakupan Intervensi Spesifik Tahun 2018 – 2020 (%) 86,4 81,2 84,6 71,2 65,3 68,7 83,9 48,5 68,4 77,9 93,5 85,2 86,2 90,7 88,7 79,7 75,6 67,7 65,8 89,6 46,6 73,9 81 81,5 78,8 78,7 89 85,78 88,54 77,6 78,97 53,96 78,97 39,53 61,27 82,91 93,37 87,21 86,23 Ibu Hamil KEK Mendapat Makanan Tambahan Ibu hamil mendapat TTD min 90 tablet Ibu nifas dapat Vit A Bayi mendapat IMD Bayi kurang 6 bulan mendapat ASI Eksklusif Bayi sampai 6 bulan mendapat ASI Eksklusif Balita Kurus dapat Makanan Tambahan Rematridapat TTD sesuai % D/S % N/D Jumlah bayi6- 11 bulan dapat Vitamin A Jumlah balita 12-59bulan dapat Vitamin A Jumlah balita 6-59bulan dapat Vitamin A 2018 2019 2020 22
  • 23. Pada periode 2018 – 2020, cakupan intervensi sensitif juga mengalami tren kenaikan, kecuali untuk Wanita Usia Subur menggunakan KB yang mengalami penurunan tipis. (sumber Data: Susnas 2018 – 2020) Kemajuan Cakupan Intervensi Sensitif Tahun 2018 – 2020 (%) 49,8 23,6 68,6 58,8 73 71,9 72 47,9 8,8 35,1 70,2 58,7 73,6 74,4 0 47,8 13,8 36,7 73,8 59,1 75,2 77,2 75,5 WUS Menggunakan KB Keluarga 1000 HPK Penerima BPNT Rumah Tangga dengan Fasilitas CTPS Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak Rumah Tangga dengan Air Bersih Layak Rumah Tangga dengan Air Minum Layak Balita Memiliki Akte Kelahiran Desa Memiliki PAUD 2018 2019 2020 23
  • 24. Alokasi Anggaran Program Terkait Percepatan Pencegahan Stunting pada Kementerian dan Lembaga TA 2019 - 2021 • Program yang terkait dengan percepatan penurunan stunting tersebar di banyak Kementerian dan Lembaga • Total alokasi Dana tahun 2020 mengalami kenaikan dari 27,5T menjadi 39 T. Kenaikan terjadi karena penambahan dana Bansos untuk meminimalisir dampak Covid 19. • Pada tahun 2021, dari 19 K/L terkait, total alokasinya adalah Rp 35,3T; yang 92% nya dilaokasikan terkait intervensi sensitif; 6,7% terkait intervensi spesifik; dan 1,1% untuk dukungan pelaksanaan. • Program dilaksanakan oleh KL melalui berbagai mekanisme, baik itu DAK, Dekonsentrasi maupun ekseksusi secara langsung oleh K/L. 24