Penguat daya kelas C hanya memerlukan satu transistor yang bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian resonansi LC membantu me-replika sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang sama. Penguat ini memiliki efisiensi tinggi hingga 100% namun tingkat fidelitasnya rendah. Penguat kelas C umumnya digunakan pada penguat akhir pemancar karena mampu menghasilkan daya output yang besar.
1. PRAKTEK DASAR ELEKTRONIKA
PENGUAT DAYA KELAS C
OLEH :
NAMA : SWARY TERILIA AZIS
NIM : 0611 3070 1287
KELAS : 2 TCA
DOSEN PEMBIMBING : ICA ADMIRANI , S.KOM
JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
PROGRAM STUDI DIPLOMA III NONREGULER
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2012
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN PENGUAT DAYA
Istilah penguatan pada dasarnya berarti membuat menjadi lebih kuat.
Dalam bidang elektronika maka yang diperkuat adalah amplitudo dari sinyal.
Untuk mengerti bagaimana penguat bekerja perlu dimengerti dua tipe penguatan
yang utama yaitu :
1. Penguat tegangan yaitu penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal
masukan.
2. Penguat arus yaitu penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan.
Sedangkan penguat daya yaitu kombinasi dari dua tipe penguat di atas.
Meskipun pada kenyataannya semua penguat adalah penguat daya karena
tegangan tidak akan ada tanpa adanya daya kecuali jika impedansinya tak
terhingga. Efisiensi dari penguat daya didefinisikan sebagai perbandingan dari
daya yang diterima beban dengan daya yang diberikan oleh catu daya.
Rangkaian penguat daya yang dibahas hanya penguat daya pada bagian
akhir dari rangkaian transmitter pada sistim komunikasi. Daya yang akan
dikirimkan ke antena harus mempunyai level yang cukup tinggi, sehingga
informasi yang dipancarkan antena ini, yang berupa gelombang elektromagnetika,
akan bisa merambat sampai ke tempat tujuannya (receiver) yang terpisah jauh dari
transmitter dan masih mempunyai level daya tertentu yang memungkinkan adanya
pendeteksian sinyal tersebut.
3. Pada rangkaian penguat daya, amplitudo sinyal sudah cukup besar,
sehingga pembahasan dengan menggunakan besaran-besaran linier yang
dilakukan pada penguat sinyal lemah tidak lagi relevan di sini. Macam -macam
Penguat Daya Penguat daya diklasifikasikan menurut titik kerjanya. Titik kerja
(titik Q) yaitu titik pada garis beban yang menggambarkan keadaan transistor saat
tidak ada sinyal masukan.
Suatu sistem penguat biasanya terdiri atas beberapa tingkat dimana
penguat daya merupakan tingkat yang terakhir. Penguat daya dimaksudkan untuk
memberikan daya maksimum kepada beban yang mungkin berupa loudspeaker,
penggerak, kumparan atau komponen daya lainnya. Input dari sistem penguat
berupa sinyal kecil yang kemudian dikuatkan oleh beberapa penguat tegangan dan
akhirnya diumpankan ke penguat daya untuk memperoleh daya yang besar.
Fokus pembicaraan pada penguat sinyal kecil adalah linieritas penguat dan
besarnya penguatan, sedangkan pada penguat daya pembahasan akan difokuskan
pada efisiensi penguat, daya keluaran maksimum, dan penyesuai impedansi. Input
penguat daya berupa sinyal besar, sehingga kemampuan daya transistor harus
cukup besar untuk dapat memberikan daya kepada beban.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGUAT DAYA KELAS C
Penguat kelas B perlu 2 transistor untuk bekerja dengan baik, maka ada
penguat yang disebut kelas C yang hanya perlu 1 transistor. Ada beberapa aplikasi
yang memang hanya memerlukan 1 phase positif saja. Contohnya adalah
pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF dan
sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja aktif hanya pada phase positif
saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya saja
dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan C. Tipikal
dari rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada rangkaian berikut ini.
Rangkaian Dasar Penguat Kelas C
5. Rangkaian ini juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor memang
sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada rangkaian
tersebut akan ber-resonansi dan ikut berperan penting dalam me-replika kembali
sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang sama. Rangkaian ini jika
diberi umpanbalik dapat menjadi rangkaian osilator RF yang sering digunakan
pada pemancar. Penguat kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan sampai
100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih rendah.
Tetapi sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari penguat
jenis ini. Karena posisi dari titik kerja di C yang berada di bawah kaki dari
karakteristik transistor, maka arus kolektor ada pada interval yang lebih kecil dari
setengah perioda. Efisiensi yang dicapai >85%. Untuk mendapatkan sinyal sinus
(dengan band untuk sinyal informasinya) pada output penguat daya kelas C ini
dipasangkan rangkaian resonansi.
Penggunaan tegangan DC yang dipasangkan secara serial dengan tegangan
RF yang akan diperkuat memungkinkan dipilihnya titik-titik kerja di atas, yang
akan mengklasifikasikan masing-masing penguat daya itu sesuai dengan
namanya. Di bab ini kita hanya akan membahas penguat daya kelas C, yang juga
merupakan penguat yang dipakai pada perangkat keras transmitter. Mula-mula
kita bahas dasar dari terjadinya pembentukan sinyal yang tidak linier akibat
pemilihan titik kerja di bawah kaki karakteristik transistor, yang dilanjutkan
dengan penurunan dari koefisien deret Fourier, yang menggambarkan harmonis-
harmonis yang muncul.
Penguat kelas C menghasilkan sinyal output kurang dari 180 derajat dari
sinyal input. Hal ini karena bias yang diberikan kepada transistor terletak di
bawah titik cut-off (mati). Untuk transistor NPN adalah dengan memberikan
tegangan VBE negatip. Efesiensi penguat kelas C menjadi sangat tinggi, karena
6. hidupnya transistor hanya sebentar saja. Penguat kelas C banyak digunakan pada
penguat dengan rangkaian ternala, misalnya pada penguat akhir pemancar.
Dengan menggunakan rangkaian ternala pada bagian output penguat kelas C dapat
diperoleh sinyal output bentuk sinus. Secara keseluruhan bentuk sinyal output
yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB, dan C dapat dilihat pada gambar 4.2.
Secara keseluruhan bentuk sinyal output yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB,
dan C dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Bentuk gelombang kelas A, AB, B dan C
8. Rangkaian tangki resonansi LC paralel, memiliki frekuensi resonansi
sebesar:
Pada saat sinyal input tertala pada frekuensi fr tegangan output akan
maksimum dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan sebesar Amax.
Untuk menganalisa rangkaian ini, pertama-tama dilakukan Rangkaian ekivalen
DC. Selanjutnya dilakukan pembuatan garis beban ditunjukkan pada gambar
berikut.
Rangkaian DC ekivalen dan garis beban DC dan AC
Transistor tsb tidak ada pem-bias-an
VBE = 0 �IC = 0 untuk sinyal input < 0,7 V
titik Q akan cuttoff pada garis beban
RS : hambatan kolektor DC (resistansi induktor RF) �garis beban relatif
vertikal karena RS kecil.
9. Rangkaian ekivalen AC penguat CE ditunjukkan pada gambar berikut.
Rangkaian ekivalen AC
Pada penguat CE berlaku:
Dan
Pada penguat kelas C, ICQ = 0 dan VCEQ = VCC, sehingga:
seperti ditunjukkan pada garis beban di atas, dengan rc : hambatan kolektor AC.
Jadi pada penguat kelas C swing tegangan sebesar VCC dan arus saturasi sebesar
VCC/rc.
11. BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penguat kelas C hampir selalu mempunyai nilai Q rangkaian lebih
besar daripada 10. Artinya lebar pita lebih kecil daripada 10 % frekuensi
resonansi. Oleh karena itu, penguat kelas C disebut penguat pita sempit
(narrowband circuit). Penguat kelas C hanya dapat memperkuat frekuensi
resonansi dan frekuensi-frekuensi yang berada di dekatnya.
Daya beban ac penguat kelas C diberikan oleh:
Vpp2
PL
8RL