SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 23
PENINGKATAN MUTU GIZI PANGAN
OLEH SUTYAWAN, S.GZ, M,SI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
OUTLINE
Pengertian dan tujuan
Jenis-jenis peningkatan mutu gizi pangan
(suplementasi dan fortifikasi)
ISTILAH-ISTILAH
 Mutu Pangan adalah Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan
terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman
 Gizi Pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam
pangan yang terdiri dari atas karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan turunnya yang bermanfaat bagi
pertumbuhan dan kesehatan manusia
PENGERTIAN DAN TUJUAN
PENINGKATAN MUTU GIZI PANGAN
 Nutrifikasi adalah Upaya yang dilakukan untuk menjadikan pangan lebih bergizi
 Penambahan zat-zat gizi ke dalam bahan makanan dikenal dengan istilah
fortification (fortifikasi) atau enrichment (memperkaya). Istilah lain yang sering
digunakan dengan maksud yang sama adalah supplement (penambahan), restoration
(restorasi, atau pemulihan kembali) dan juga menggunakan istilah baru yaitu
nutrification (nutrifikasi) yang secara harfiah berarti mempergizi atau dengan kata
lain meningkatkan nilai gizi.
 Tujuan peningkatan kadar dan mutu gizi pangan, adalah:
a. Meningkatkan konsumsi zat gizi dan menanggulangi masalah gizi yang ada di
masyarakat
b. Pemanfaatan Pangan
c. Diversifikasi produksi dan konsumsi pangan
d. Pendidikan Gizi
e. Ekonomi pangan (komersialisasi pangan)
JENIS-JENIS PENINGKATAN MUTU GIZI PANGAN
Fortifikasi
Suplementasi
Enrichment
Komplementasi (substitusi)
A. FORTIFIKASI
 Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrien) ke dalam
pangan. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi
yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi.
 Peran pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan defisiensi, dengan demikian
menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan manusia dan
kerugian sosio ekonomis.
 Istilah double fortication dan multiple fortification digunakan apabila 2 atau lebih zat
gizi, masing-masing ditambahkan kepada pangan atau campuran pangan. Contoh
fortifikasi yang telah dilakukan adalah dengan penambahan zat besi pada tepung
terigu, iodium pada garam, dan vitamin A pada minyak goreng.
KLASIFIKASI FORTIFIKASI PANGAN
SUKARELA
Diprakarsai oleh perusahaan
Tidak selalu atas dasar masalah gizi
Tujuan  Nilai tambah produk dan sekaligus mengatasi
masalah gizi
Hampir semua produk yang dijual di pasaran termasuk
produk sukarela
WAJIB
Diwajibkan oleh peraturan pemerintah
Didasarkan atas masalah gizi yang ada di masyarakat
Tujuan Utama  Menanggulangi masalah gizi
Sasaran utama adalah kelompok rawan gizi dan atas
dasar hasil riset
SYARAT FORTIFIKASI
 Syarat Fortifikasi ada dua yaitu adanya bahan makanan yang akan difortifikasi “Vehicle” dan zat gizi yang
ditambahkan disebut ‘Fortificant‘.
 Syarat dari “Vehicle
1. Tidak bereaksi dengan zat gizi yang ditambahkan sehingga tidak mengurangi penyerapan dalam tubuh
2. Setelah difortifikasi tidak terjadi perubahan warna, aroma, dan sifatnya selama penyimpanan dan distribusi
3. Setelah fortifikasi, harganya tidak menjadi mahal
4. Dikonsumsi oleh golongan sasaran setiap hari dalam jumlah relatif konstan/ Pangan dikonsumsi secara luas
oleh masyarakat
5. Harus memenuhi persyaratan konsumsi, pengolahan/penyimpanan, dan pemasaran.
 Syarat dari “Fortificant”
1. Zat gizi tersebut stabil selama penyimpanan dan pada waktu bahan makanan tersebut digunakan
2. Zat gizi tersebut dapat dimanfaatkan oleh tubuh
3. Penambahan zat gizi tidak mengakibatkan konsumsi zat gizi
TUJUAN UMUM FORTIFIKASI
1. Untuk memperbaiki kekurangan zat-zat dari pangan (untuk memperbaiki
defisiensi akan zat gizi yang ditambahkan)
2. Untuk mengembalikan zat-zat yang awalnya terdapat dalam jumlah yang
siqnifikan dalam pangan akan tetapi mengalami kehilangan selama
pengolahan.
3. Untuk meningkatkan kualitas gizi dari produk pangan olahan (pabrik) yang
digunakan sebagai sumber pangan bergizi misal : susu formula bayi.
4. Untuk menjamin equivalensi gizi dari produk pangan olahan yang
menggantikan pangan lain, misalnya margarin yang difortifikasi sebagai
pengganti mentega.
CONTOH PRODUK FORTIFIKASI
TEKNIK-TEKNIK FORTIFIKASI
 Dry Mixing
 Hot Extrusion
 Cold Extrusion
 Dusting
 Teknik yang Melibatkan Proses Kimiawi
Lebih Lengkapnya baca di e-book Siti Helmyati, et al. 2018 judul Fortifikasi Pangan
Berbasis Sumber Daya Nusantara (Link e-book diberikan di vilep)
2. SUPLEMENTASI
 Definisi  Pemberian satu atau lebih zat gizi dosis tinggi dalam
bentuk sirup, kapsul, ataupun tablet, pada populasi beresiko
 Manfaat  untuk menyuplai sejumlah zat gizi dalam bentuk yang
mudah diserap oleh tubuh.
 Pada tahun 1832  diperkenalkan oleh Blaud tentang
suplementasi zat besi. Kemudian dikenal dengan pil blaud 
Tablet Ferri Karbonat dengan komponen utamanya dan efektif
mengatasi anemia defisiensi zat besi.
SYARAT SUPLEMENTASI
1. Zat gizi yang ditambahkan tidak mengubah warna dan citrasa bahan
makanan.
2. Zat gizi tersebut harus stabil selama penyimpanan.
3. Zat gizi tersebut tidak menyebabkan timbulnya suatu interaktif negatif
dengan zat gizi lain yang terkandung dalam bahan makanan.
4. Jumlah yang ditambahkan harus memperhitungkan kebutuhan individu,
sehingga kemungkinan terjadinya keracunan (akibat over –dosis) dapat
dihindarkan.
CONTOH JENIS SUPLEMENTASI
 Suplementasi Protein
Efisiensi penggunaan protein atau mutu gizi suatu protein dapat ditingkatkan dengan cara
menambahkan kepada protein yang kekurangan (defisiensi), sejumlah kecil protein lain yang
kaya akan asam amino yang kadarnya rendah dalam protein yang defisien tersebut. Contoh
pada jagung, kelemahan kandungan jagung adalah asam amino esensialnya rendah. Terutama
lisin dan triptofan, itulah sebabnya mengapa menggunakan jangung yang tinggi harus
diimbangi dengan penggunaan bahan lain sebagai sumber protein yang kandungan asam
aminonya tinggi, seperti tepung kedelai. Metode yang biasanya digunakan adalah dengan cara
menambahkan kepada suatu protein defisien yang jumlahnya ditingkatkan secara bertahap.
 Suplementasi Serat
Selain dari buah-buahan dan sayuran, serat makanan dapat juga diperoleh dari limbah hasil
pertanian misalnya dedak gandum, dedak padi (bekatul), dedak oats, ampas tahu, ampas kecap,
dan lain-lain. Suplementasi serat makanan dapat dilakukan pada produk pangan seperti cookies,
crackers, tortilla chips, fruit smack, exruded snack, pretzels, granola bars, dan produk pangan
lainnya termasuk roti.
PRODUK SUPLEMENTASI (BMC)
 Bahan Makanan campuran (BMC) adalah campuran bahan makanan dalam
perbandingan tertentu, yang kadar zat gizinya tinggi
 BMC harus diberikan dalam jumlah yang telah diperhitungkan. BMC dapat
juga digunakan sebagai makanan bayi, sebagai pelengkap Air Susu Ibu (ASI)
atau pengganti ASI, sebagai alat pendidikan gizi untuk menunjukkan susunan
hidangan yang baik. BMC dapat juga sebagai bahan dalam pembuatan
makanan jajajan
 Penyusunan komposisi zat gizi BMC disesuaikan dengan kebutuhan zat gizi
golongan sasaran. Golongan sasaran yang dimaksud adalah anak balita, ibu
hamil, ibu menyusui dan buruh kasar.
PRODUK SUPLEMENTASI (BMC) (LANJUTAN)
Dengan demikian dalam penyusunan BMC perlu memperhatikan beberapa pertimbangan dasar, yaitu
sebagai berikut:
 1) Jenis keadaan gizi kurang yang akan ditanggulangi.
 2) Golongan rawan yang akan diberi BMC.
 3) Kemungkinan untuk memproduksi dan mendistribusikan BMC.
 4) Kemungkinan penerimaan konsumen terhadap BMC itu yang meliputi cita rasa, kesesuaian dengan
pola dan kebiasaan makan.
Penyusunan BMC juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
 1) Bernilai gizi tinggi, berkadar energi dan protein tinggi.
 2) Merupakan sumber vitamin dan mineral.
 3) Dapat diterima dengan baik cita rasanya.
 4) Harga terjangkau oleh daya beli golongan sasaran.
 5) Dapat dibuat dari bahan-bahan makanan yang dihasilkan setempat. 6) Daya tahan simpannya cukup
selama waktu peredaran sampai dikonsumsi
CONTOH PRODUK BMC
 Tempe Tepung BMC Tempe merupakan tepung campuran dari tepung
tempe dan bahan lokal lainnya (tepung beras, tepung kacang hijau dll).
Tepung BMC Tempe ini dapat dibuat menjadi produk makanan (kudapan)
yang dapat digunakan dalam Program Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) bagi anak usia sekolah maupun balita.
 Kudapan yang dibuat dari BMC Tempe, dinyatakan telah memiliki nilai gizi
sesuai dengan persyaratan program PMT-AS (Inpres No.1 Tahun 1997 ayat
III) yaitu mengandung 300 Kal dan 5 g protein. Produk BMC Tempe ini
telah digunakan untuk memperbaiki keadaan gizi anak sekolah maupun
balita. Kandungan zat gizi dalam 100 g Tepung BMC Tempe yaitu energi
375 Kal, protein 16%, lemak 2,5%, karbohidrat 71,7%, vitamin B1, B2, B12,
zat besi, kalsium, dan kalium.
PERBEDAAN FORTIFIKASI DAN SUPLEMENTASI
Aspek Suplementasi Fortifikasi
Efektifitas
dan waktu
Strategi efektif untuk jangka
pendek
Strategi efektif untuk jangka
menengah dan panjang
Cakupan Hanya menjangkau populasi
yang mendapat pelayanan
Menjangkau semua target
populasi
Kepatuhan Membutuhkan motivasi tinggi
dari penerima program
Tidak membutuhkan kerja sama
yang intens dan kepatuhan
individu
Biaya Dibutuhkan biaya cukup tinggi Biaya yang lebih rendah
ISTILAH LAIN
 Enrichment (pengkayaan) adalah penambahan satu atau lebih
zat gizi pada pangan asal pada taraf yang ditetapkan dalam
standar internasional.
 Komplementasi adalah suatu upaya melengkapi zat gizi yang
terdapat pada bahan makanan yang mengandung defisiensi
akan zat gizi tertentu.
RANGKUMAN
PERBEDAAN FORTIFIKASI, SUPLEMENTASI, ENRICHMENT, DAN
KOMPLEMENTASI
Fortifikasi Suplementasi Enrichment Komplementasi
Pengertian Penambahan satu atau
lebih zat gizi (nutrient)
ke pangan yang
sebelumnya tidak
terdapat dalam pangan
tersebut.
Penambahan suatau zat
gizi pada suatu produk
makanan
Pengayaan zat gizi
ke dalam pangan.
Pengayaan nilai gizi
bahan pangan
dengan
penambahan bahan
tertentu
Sasaran Populasi masyarakat
umum
Populasi kelompok
rawan gizi dan jajanan
Populasi yang
umum
Populasi yang
umum kecuali bayi
usia dibawah 6
bulan
Efektif Jangka menengah dan
panjan
Jangka panjang Jangka menengah
dan panjan
Jangka panjang
RANGKUMAN
PERBEDAAN FORTIFIKASI, SUPLEMENTASI, ENRICHMENT, DAN
KOMPLEMENTASI (CONT….)
Fortifikasi Suplementasi Enrichment Komplementasi
Kerelaan Tidak memerlukan kerja
sama yang intensif dan
kerelaan pribadi
masingmasing individu
dan di dukung
peraturan undang-
undang dari
pemerintah
Memerlukan motivasi
yang berkelanjutan dari
partisipan
Tidak memerlukan
kerja sama yang
intensif dan
kerelaan pribadi
masingmasing
individu
Tidak memerlukan
kerja sama yang
intensif dan
kerelaan pribadi
masingmasing
individu
Tujuan Sebagai upaya
pencegahan
kekurangan zat gizi
dengan harapan
pemenuhan zat gizi
dalam sehari terpenuhi
Memproduksi makanan
yang mengandung satu
atau lebih bahan nutrisi
tertentu, yaitu vitamin,
mineral, ekstrak herba,
dan asam amino untuk
mencapai Angka
Kecukupan Gizi (AKG).
Mengganti zat-gizi
yang hilang selama
proses produksi
Melengkapi
kandungan zat gizi
pada bahan pangan
yang tidak ada
dalam bahan
pangan tersebut
dengan cara
mensubstitusikan
TUGAS
 Setiap mahasiswa mencari 1 (satu) Journal yang mebahas tentang pengembagangan produk
(suplementasi/bahan makanan campuran) dalam mengatasi permasalahan gizi. Jurnal bisa dalam
Bahasa Indonesia atau Bahasa inggris dan tahun terbit minimal tahun 2014 s.d 2021 (Jurnal
Bahasa Inggris mendapatkan point penambahan)
 Setiap mahasiswa tidak diperbolehkan sama untuk judul jurnal. Bagi yang sudah menemukan
jurnal langsung dikirim di link  https://s.id/jurnalITP3 . Untuk melihat perkembangan nama-nama
jurnal yang sudah dientri teman2 bisa dilihat di link  https://s.id/monitorjurnal3
 Kemudian dari jurnal tersebut, dilakukan review
a) Jenis produk dan permasalahan gizi yang diatasi dari produk tersebu
b) bahan-bahanya apa saja (formulasi)
c) kandungan zat gizi dan non gizi produk (zat gizi makro, mikro, antiosidan, dll)  Tergantung
hasil jurnal
d) Tugas ditulis dengan format bebas (word atau tulis tangan) dengan mencantumkan nama dan
NIM. Tugas dikumpulkan di siakad..
Peningkatan mutu gizi pangan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Indri Wati
 

Mais procurados (20)

mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009Makalah food record firda amalia 125070301111009
Makalah food record firda amalia 125070301111009
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Laporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascitesLaporan hepatitis ascites
Laporan hepatitis ascites
 
praktikum
praktikumpraktikum
praktikum
 
Kasus pjk
Kasus pjkKasus pjk
Kasus pjk
 
Kasus dislipidemia
Kasus dislipidemiaKasus dislipidemia
Kasus dislipidemia
 
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
4 TIPE SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN.pptx
 
Makanan formula
Makanan formulaMakanan formula
Makanan formula
 
Menu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitisMenu makanan untuk penderita hepatitis
Menu makanan untuk penderita hepatitis
 
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompoktip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
tip & trik nutrisurvey utk menganalisis kecukupan gizi individu & kelompok
 
NBM Neraca Bahan Makanan
NBM Neraca Bahan MakananNBM Neraca Bahan Makanan
NBM Neraca Bahan Makanan
 
Laporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDKLaporan praktikum GDDK
Laporan praktikum GDDK
 
Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)Konseling Gizi (perencanaan)
Konseling Gizi (perencanaan)
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)Nutritional care prose (ncp)
Nutritional care prose (ncp)
 
Angka kecukupan gizi
Angka kecukupan giziAngka kecukupan gizi
Angka kecukupan gizi
 
Food recall
Food recallFood recall
Food recall
 
Menu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hariMenu makanan 10 hari
Menu makanan 10 hari
 
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAKACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK  DAN PENYERAPAN MINYAK
ACARA IV PENETAPAN KONVERSI MENTAH MASAK DAN PENYERAPAN MINYAK
 

Semelhante a Peningkatan mutu gizi pangan

20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)
20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)
20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)
Daniel Hilmi
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
ItangPurnama1
 
Training materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi EnteralTraining materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi Enteral
suhandono
 

Semelhante a Peningkatan mutu gizi pangan (20)

Fortifikasi untuk mempertahankan dan kualitas pangan
Fortifikasi untuk mempertahankan dan kualitas panganFortifikasi untuk mempertahankan dan kualitas pangan
Fortifikasi untuk mempertahankan dan kualitas pangan
 
P13-FORTIFIKASI DAN SUPLEMENTASI.pptx
P13-FORTIFIKASI DAN SUPLEMENTASI.pptxP13-FORTIFIKASI DAN SUPLEMENTASI.pptx
P13-FORTIFIKASI DAN SUPLEMENTASI.pptx
 
scribfree.com_pmt.pptx
scribfree.com_pmt.pptxscribfree.com_pmt.pptx
scribfree.com_pmt.pptx
 
penyuluhan_posyandu_dan_pmt_pptx.pptx
penyuluhan_posyandu_dan_pmt_pptx.pptxpenyuluhan_posyandu_dan_pmt_pptx.pptx
penyuluhan_posyandu_dan_pmt_pptx.pptx
 
APIT SIAP EDIT.docx
APIT SIAP EDIT.docxAPIT SIAP EDIT.docx
APIT SIAP EDIT.docx
 
20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)
20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)
20140216100212 label makanan 2014-tugasan & nota 1 (1)
 
Menu seimbang
Menu seimbang Menu seimbang
Menu seimbang
 
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
1. Konsep Dasar Nutrisi.pptx
 
Pengolahan Pangan dalam Intervensi
Pengolahan Pangan dalam IntervensiPengolahan Pangan dalam Intervensi
Pengolahan Pangan dalam Intervensi
 
11954634(1).ppt
11954634(1).ppt11954634(1).ppt
11954634(1).ppt
 
Sistem ilmu gizi
Sistem ilmu giziSistem ilmu gizi
Sistem ilmu gizi
 
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula MakananPeran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
Peran Ahli Gizi dalam Pengembangan Formula Makanan
 
Kebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan GiziKebijakan Pangan dan Gizi
Kebijakan Pangan dan Gizi
 
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.pptDESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
DESPAL Seminar Workshop Dirjennak 2006.ppt
 
Menu Makanan Sehat (1).pptx
Menu Makanan Sehat (1).pptxMenu Makanan Sehat (1).pptx
Menu Makanan Sehat (1).pptx
 
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
Gizi bayi dan anak Serta Masalahnya
 
Gizi_Bayi_dan_Anak.pptx
Gizi_Bayi_dan_Anak.pptxGizi_Bayi_dan_Anak.pptx
Gizi_Bayi_dan_Anak.pptx
 
Menu Makanan Sehat yang baik untuk manusia. Hajjatun.pptx
Menu Makanan Sehat yang baik untuk manusia. Hajjatun.pptxMenu Makanan Sehat yang baik untuk manusia. Hajjatun.pptx
Menu Makanan Sehat yang baik untuk manusia. Hajjatun.pptx
 
Training materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi EnteralTraining materi Nutrisi Enteral
Training materi Nutrisi Enteral
 
GIZI.ppt
GIZI.pptGIZI.ppt
GIZI.ppt
 

Mais de Sutyawan (9)

Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
Karakterstik mutu pangan dan hasil olahan setengah jadi unggas, daging, ikan,...
 
Materi 5
Materi 5Materi 5
Materi 5
 
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan panganMateri 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
Materi 4 komponen dan kerusakan bahan pangan
 
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis panganPertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
Pertemuan 4 mat 2. contoh komponen kimia per jenis pangan
 
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
Pertemuan 4 mat 1. komponen kimia pangan (gizi dan non gizi)
 
Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2Materi pertemuan 2
Materi pertemuan 2
 
Konsep Perencanaan Pangan dan Gizi
Konsep Perencanaan Pangan dan GiziKonsep Perencanaan Pangan dan Gizi
Konsep Perencanaan Pangan dan Gizi
 
2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan2. penilaian kualitas pangan
2. penilaian kualitas pangan
 

Último

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 

Último (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Peningkatan mutu gizi pangan

  • 1. PENINGKATAN MUTU GIZI PANGAN OLEH SUTYAWAN, S.GZ, M,SI TAHUN AKADEMIK 2021/2022
  • 2. OUTLINE Pengertian dan tujuan Jenis-jenis peningkatan mutu gizi pangan (suplementasi dan fortifikasi)
  • 3. ISTILAH-ISTILAH  Mutu Pangan adalah Nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan, kandungan gizi, dan standar perdagangan terhadap bahan makanan, makanan, dan minuman  Gizi Pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri dari atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan turunnya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia
  • 4. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENINGKATAN MUTU GIZI PANGAN  Nutrifikasi adalah Upaya yang dilakukan untuk menjadikan pangan lebih bergizi  Penambahan zat-zat gizi ke dalam bahan makanan dikenal dengan istilah fortification (fortifikasi) atau enrichment (memperkaya). Istilah lain yang sering digunakan dengan maksud yang sama adalah supplement (penambahan), restoration (restorasi, atau pemulihan kembali) dan juga menggunakan istilah baru yaitu nutrification (nutrifikasi) yang secara harfiah berarti mempergizi atau dengan kata lain meningkatkan nilai gizi.  Tujuan peningkatan kadar dan mutu gizi pangan, adalah: a. Meningkatkan konsumsi zat gizi dan menanggulangi masalah gizi yang ada di masyarakat b. Pemanfaatan Pangan c. Diversifikasi produksi dan konsumsi pangan d. Pendidikan Gizi e. Ekonomi pangan (komersialisasi pangan)
  • 5. JENIS-JENIS PENINGKATAN MUTU GIZI PANGAN Fortifikasi Suplementasi Enrichment Komplementasi (substitusi)
  • 6. A. FORTIFIKASI  Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrien) ke dalam pangan. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi.  Peran pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan defisiensi, dengan demikian menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan manusia dan kerugian sosio ekonomis.  Istilah double fortication dan multiple fortification digunakan apabila 2 atau lebih zat gizi, masing-masing ditambahkan kepada pangan atau campuran pangan. Contoh fortifikasi yang telah dilakukan adalah dengan penambahan zat besi pada tepung terigu, iodium pada garam, dan vitamin A pada minyak goreng.
  • 7. KLASIFIKASI FORTIFIKASI PANGAN SUKARELA Diprakarsai oleh perusahaan Tidak selalu atas dasar masalah gizi Tujuan  Nilai tambah produk dan sekaligus mengatasi masalah gizi Hampir semua produk yang dijual di pasaran termasuk produk sukarela WAJIB Diwajibkan oleh peraturan pemerintah Didasarkan atas masalah gizi yang ada di masyarakat Tujuan Utama  Menanggulangi masalah gizi Sasaran utama adalah kelompok rawan gizi dan atas dasar hasil riset
  • 8. SYARAT FORTIFIKASI  Syarat Fortifikasi ada dua yaitu adanya bahan makanan yang akan difortifikasi “Vehicle” dan zat gizi yang ditambahkan disebut ‘Fortificant‘.  Syarat dari “Vehicle 1. Tidak bereaksi dengan zat gizi yang ditambahkan sehingga tidak mengurangi penyerapan dalam tubuh 2. Setelah difortifikasi tidak terjadi perubahan warna, aroma, dan sifatnya selama penyimpanan dan distribusi 3. Setelah fortifikasi, harganya tidak menjadi mahal 4. Dikonsumsi oleh golongan sasaran setiap hari dalam jumlah relatif konstan/ Pangan dikonsumsi secara luas oleh masyarakat 5. Harus memenuhi persyaratan konsumsi, pengolahan/penyimpanan, dan pemasaran.  Syarat dari “Fortificant” 1. Zat gizi tersebut stabil selama penyimpanan dan pada waktu bahan makanan tersebut digunakan 2. Zat gizi tersebut dapat dimanfaatkan oleh tubuh 3. Penambahan zat gizi tidak mengakibatkan konsumsi zat gizi
  • 9. TUJUAN UMUM FORTIFIKASI 1. Untuk memperbaiki kekurangan zat-zat dari pangan (untuk memperbaiki defisiensi akan zat gizi yang ditambahkan) 2. Untuk mengembalikan zat-zat yang awalnya terdapat dalam jumlah yang siqnifikan dalam pangan akan tetapi mengalami kehilangan selama pengolahan. 3. Untuk meningkatkan kualitas gizi dari produk pangan olahan (pabrik) yang digunakan sebagai sumber pangan bergizi misal : susu formula bayi. 4. Untuk menjamin equivalensi gizi dari produk pangan olahan yang menggantikan pangan lain, misalnya margarin yang difortifikasi sebagai pengganti mentega.
  • 11. TEKNIK-TEKNIK FORTIFIKASI  Dry Mixing  Hot Extrusion  Cold Extrusion  Dusting  Teknik yang Melibatkan Proses Kimiawi Lebih Lengkapnya baca di e-book Siti Helmyati, et al. 2018 judul Fortifikasi Pangan Berbasis Sumber Daya Nusantara (Link e-book diberikan di vilep)
  • 12. 2. SUPLEMENTASI  Definisi  Pemberian satu atau lebih zat gizi dosis tinggi dalam bentuk sirup, kapsul, ataupun tablet, pada populasi beresiko  Manfaat  untuk menyuplai sejumlah zat gizi dalam bentuk yang mudah diserap oleh tubuh.  Pada tahun 1832  diperkenalkan oleh Blaud tentang suplementasi zat besi. Kemudian dikenal dengan pil blaud  Tablet Ferri Karbonat dengan komponen utamanya dan efektif mengatasi anemia defisiensi zat besi.
  • 13. SYARAT SUPLEMENTASI 1. Zat gizi yang ditambahkan tidak mengubah warna dan citrasa bahan makanan. 2. Zat gizi tersebut harus stabil selama penyimpanan. 3. Zat gizi tersebut tidak menyebabkan timbulnya suatu interaktif negatif dengan zat gizi lain yang terkandung dalam bahan makanan. 4. Jumlah yang ditambahkan harus memperhitungkan kebutuhan individu, sehingga kemungkinan terjadinya keracunan (akibat over –dosis) dapat dihindarkan.
  • 14. CONTOH JENIS SUPLEMENTASI  Suplementasi Protein Efisiensi penggunaan protein atau mutu gizi suatu protein dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan kepada protein yang kekurangan (defisiensi), sejumlah kecil protein lain yang kaya akan asam amino yang kadarnya rendah dalam protein yang defisien tersebut. Contoh pada jagung, kelemahan kandungan jagung adalah asam amino esensialnya rendah. Terutama lisin dan triptofan, itulah sebabnya mengapa menggunakan jangung yang tinggi harus diimbangi dengan penggunaan bahan lain sebagai sumber protein yang kandungan asam aminonya tinggi, seperti tepung kedelai. Metode yang biasanya digunakan adalah dengan cara menambahkan kepada suatu protein defisien yang jumlahnya ditingkatkan secara bertahap.  Suplementasi Serat Selain dari buah-buahan dan sayuran, serat makanan dapat juga diperoleh dari limbah hasil pertanian misalnya dedak gandum, dedak padi (bekatul), dedak oats, ampas tahu, ampas kecap, dan lain-lain. Suplementasi serat makanan dapat dilakukan pada produk pangan seperti cookies, crackers, tortilla chips, fruit smack, exruded snack, pretzels, granola bars, dan produk pangan lainnya termasuk roti.
  • 15. PRODUK SUPLEMENTASI (BMC)  Bahan Makanan campuran (BMC) adalah campuran bahan makanan dalam perbandingan tertentu, yang kadar zat gizinya tinggi  BMC harus diberikan dalam jumlah yang telah diperhitungkan. BMC dapat juga digunakan sebagai makanan bayi, sebagai pelengkap Air Susu Ibu (ASI) atau pengganti ASI, sebagai alat pendidikan gizi untuk menunjukkan susunan hidangan yang baik. BMC dapat juga sebagai bahan dalam pembuatan makanan jajajan  Penyusunan komposisi zat gizi BMC disesuaikan dengan kebutuhan zat gizi golongan sasaran. Golongan sasaran yang dimaksud adalah anak balita, ibu hamil, ibu menyusui dan buruh kasar.
  • 16. PRODUK SUPLEMENTASI (BMC) (LANJUTAN) Dengan demikian dalam penyusunan BMC perlu memperhatikan beberapa pertimbangan dasar, yaitu sebagai berikut:  1) Jenis keadaan gizi kurang yang akan ditanggulangi.  2) Golongan rawan yang akan diberi BMC.  3) Kemungkinan untuk memproduksi dan mendistribusikan BMC.  4) Kemungkinan penerimaan konsumen terhadap BMC itu yang meliputi cita rasa, kesesuaian dengan pola dan kebiasaan makan. Penyusunan BMC juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:  1) Bernilai gizi tinggi, berkadar energi dan protein tinggi.  2) Merupakan sumber vitamin dan mineral.  3) Dapat diterima dengan baik cita rasanya.  4) Harga terjangkau oleh daya beli golongan sasaran.  5) Dapat dibuat dari bahan-bahan makanan yang dihasilkan setempat. 6) Daya tahan simpannya cukup selama waktu peredaran sampai dikonsumsi
  • 17. CONTOH PRODUK BMC  Tempe Tepung BMC Tempe merupakan tepung campuran dari tepung tempe dan bahan lokal lainnya (tepung beras, tepung kacang hijau dll). Tepung BMC Tempe ini dapat dibuat menjadi produk makanan (kudapan) yang dapat digunakan dalam Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak usia sekolah maupun balita.  Kudapan yang dibuat dari BMC Tempe, dinyatakan telah memiliki nilai gizi sesuai dengan persyaratan program PMT-AS (Inpres No.1 Tahun 1997 ayat III) yaitu mengandung 300 Kal dan 5 g protein. Produk BMC Tempe ini telah digunakan untuk memperbaiki keadaan gizi anak sekolah maupun balita. Kandungan zat gizi dalam 100 g Tepung BMC Tempe yaitu energi 375 Kal, protein 16%, lemak 2,5%, karbohidrat 71,7%, vitamin B1, B2, B12, zat besi, kalsium, dan kalium.
  • 18. PERBEDAAN FORTIFIKASI DAN SUPLEMENTASI Aspek Suplementasi Fortifikasi Efektifitas dan waktu Strategi efektif untuk jangka pendek Strategi efektif untuk jangka menengah dan panjang Cakupan Hanya menjangkau populasi yang mendapat pelayanan Menjangkau semua target populasi Kepatuhan Membutuhkan motivasi tinggi dari penerima program Tidak membutuhkan kerja sama yang intens dan kepatuhan individu Biaya Dibutuhkan biaya cukup tinggi Biaya yang lebih rendah
  • 19. ISTILAH LAIN  Enrichment (pengkayaan) adalah penambahan satu atau lebih zat gizi pada pangan asal pada taraf yang ditetapkan dalam standar internasional.  Komplementasi adalah suatu upaya melengkapi zat gizi yang terdapat pada bahan makanan yang mengandung defisiensi akan zat gizi tertentu.
  • 20. RANGKUMAN PERBEDAAN FORTIFIKASI, SUPLEMENTASI, ENRICHMENT, DAN KOMPLEMENTASI Fortifikasi Suplementasi Enrichment Komplementasi Pengertian Penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrient) ke pangan yang sebelumnya tidak terdapat dalam pangan tersebut. Penambahan suatau zat gizi pada suatu produk makanan Pengayaan zat gizi ke dalam pangan. Pengayaan nilai gizi bahan pangan dengan penambahan bahan tertentu Sasaran Populasi masyarakat umum Populasi kelompok rawan gizi dan jajanan Populasi yang umum Populasi yang umum kecuali bayi usia dibawah 6 bulan Efektif Jangka menengah dan panjan Jangka panjang Jangka menengah dan panjan Jangka panjang
  • 21. RANGKUMAN PERBEDAAN FORTIFIKASI, SUPLEMENTASI, ENRICHMENT, DAN KOMPLEMENTASI (CONT….) Fortifikasi Suplementasi Enrichment Komplementasi Kerelaan Tidak memerlukan kerja sama yang intensif dan kerelaan pribadi masingmasing individu dan di dukung peraturan undang- undang dari pemerintah Memerlukan motivasi yang berkelanjutan dari partisipan Tidak memerlukan kerja sama yang intensif dan kerelaan pribadi masingmasing individu Tidak memerlukan kerja sama yang intensif dan kerelaan pribadi masingmasing individu Tujuan Sebagai upaya pencegahan kekurangan zat gizi dengan harapan pemenuhan zat gizi dalam sehari terpenuhi Memproduksi makanan yang mengandung satu atau lebih bahan nutrisi tertentu, yaitu vitamin, mineral, ekstrak herba, dan asam amino untuk mencapai Angka Kecukupan Gizi (AKG). Mengganti zat-gizi yang hilang selama proses produksi Melengkapi kandungan zat gizi pada bahan pangan yang tidak ada dalam bahan pangan tersebut dengan cara mensubstitusikan
  • 22. TUGAS  Setiap mahasiswa mencari 1 (satu) Journal yang mebahas tentang pengembagangan produk (suplementasi/bahan makanan campuran) dalam mengatasi permasalahan gizi. Jurnal bisa dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa inggris dan tahun terbit minimal tahun 2014 s.d 2021 (Jurnal Bahasa Inggris mendapatkan point penambahan)  Setiap mahasiswa tidak diperbolehkan sama untuk judul jurnal. Bagi yang sudah menemukan jurnal langsung dikirim di link  https://s.id/jurnalITP3 . Untuk melihat perkembangan nama-nama jurnal yang sudah dientri teman2 bisa dilihat di link  https://s.id/monitorjurnal3  Kemudian dari jurnal tersebut, dilakukan review a) Jenis produk dan permasalahan gizi yang diatasi dari produk tersebu b) bahan-bahanya apa saja (formulasi) c) kandungan zat gizi dan non gizi produk (zat gizi makro, mikro, antiosidan, dll)  Tergantung hasil jurnal d) Tugas ditulis dengan format bebas (word atau tulis tangan) dengan mencantumkan nama dan NIM. Tugas dikumpulkan di siakad..