2. Pengertian Kalimat
• Bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal
subyek (S) dan predikat (P) serta intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap
dengan makna.
Unsur Kalimat
- Subyek - Pelengkap
- Predikat - Keterangan
- Obyek
3. Subyek (S)
*Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh,
sosok (benda), sesuatu hal atau suatu masalah
yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan.
Subyek biasanya diisi oleh kata/frasa benda
(nominal), klausa, frasa verbal.
Contoh:
- Ayahku sedang melukis.
- Meja direktur besar.
- Yang berbaju batik, dosen saya.
- Berjalan kaki menyehatkan badan.
- Membangun jalan raya sangat mahal.
4. Predikat (P)
* Bagian kalimat yang memberi tahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagimana
subyek (pelaku, tokoh, atau benda dalam
kalimat).
Predikat (P) dapat pula menyatakan sifat, situasi,
status, ciri, atau jati diri subyek (S).
Contoh:
- Kuda meringkik.
- Ibu sedang tidur siang.
- Putrinya cantik jelita.
- Kota Jakarta dalam kedaan aman.
- Kucingku belang tiga.
- Robi, mahasiswa baru
5. Obyek (O)
* Bagian kalimat yang melengkapi predikat. Obyek
biasanya diisi oleh nomina, frasa nominal atau
klausa.
Contoh:
- Ibu menimang bayi.
- Presiden mengundang tokoh LSM terkenal.
- Slobodan Milosevic menculik lawan politiknya.
- Pemerintah mengumumkan bahwa harga BBM
akan naik.
6. Pelengkap (Pel) atau Komplemen
• Bagian kalimat yang melengkapi P. Letak Pel
umumnya di belakang P. Posisi ini sama dengan O.
• Perbedaan Pel dan O.
- Posisi O bisa diubah menjadi S, sedangkan
Pel tidak
- Pengisi Pel selain sama seperti pengisi O,
juga diisi oleh frasa adjektival dan frasa
preposisional
- Letak Pel selain di belakang P juga di belakang O.
7. Contoh:
- Banyak orsospol belandaskan pancasila.
- Sutardji membacakan pengagumnya puisi
kontemporer.
- Sekretaris itu mengambilkan atasannya
air minum.
- Pamanku membelikan anaknya rumah
mungil.
8. Keterangan (Ket)
• Bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal
mengenai bagian kalimat yang lainnya
(S,P,O,Pel). Posisinya bisa di awal, tengah,
maupun akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa
nominal, frasa preposisional, adverbia, atau
klausa.
Contoh:
- Sekretaris itu mengambilkan atasannya air
minum dari kulkas.
- Lia memotong roti dengan pisau.
- Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak
lulus.
9. Kalimat Efektif
Kalimat Efektif adalah :
• Kalimat yang dapat mengungkapkan
gagasan penutur/penulisnya secara tepat
sehingga dapat dipahami oleh
pendengar/pembaca secara tepat pula.
Syarat Kalimat Efektif :
- kesatuan - ketepatan
- kepaduan - kehematan
- keparalelan - kelogisan
10. 1. Kesatuan
Terdapat satu ide pokok dalam kalimat.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
* Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan
stabilitas politik. (memakai kata depan yang salah sehingga
gagasan kalimat menjadi kacau)
Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :
* Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas
politik..
11. 2. Kepaduan (Koherensi)
Hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentuk kalimat (kata, frasa, klausa
serta tanda baca yang membentuk S-P-O-
Pel-Ket dalam kalimat.
Contoh kalimat yang tidak koheren :
* Saya punya rumah baru saja diperbaiki.
Contoh kalimat yang koheren :
* Rumah saya baru saja diperbaiki.
12. 3. Keparalelan (Kesejajaran)
Keparalelan atau kesejajaran adalah terdapatnya
unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola
atau susunan kata dan frasa yang dipakai di
dalam kalimat.
Contoh paralelisme yang salah.
• Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian
buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi
label.
Contoh Paralelisme yang benar.
* Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian
buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku.
13. 4. Penekanan
Suatu perlakuan khusus menonjolkan bagian
kalimat sehingga berpengaruh terhadap
makna kalimat secara keseluruhan.
Cara yang dipakai untuk memberi penekanan:
- Meletakkan kata yang ditonjolkan di depan.
- Melakukan pengulangan kata (repetisi).
- Melakukan pengontrasan kata kunci.
- Menggunakan partikel/penegas.
14. Contoh:
- Pada bulan Desember kita ujian akhir
semester (bukan bulan November)
- Saudara-saudara, kita tidak suka
dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak
suka dibodohi.
- Penduduk desa itu tidak menghendaki
bantuan yang bersifat sementara, tetapi
bantuan yang bersifat permanen.
- Andalah yang bertanggung jawab
menyelesaikan masalah ini.
15. 5. Kehematan
• Kehematan adalah menghindari pemakaian kata
yang tidak perlu ( tidak memakai kata-kata yang
mubazir, tidak mengulang subyek, tidak
menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk
jamak)
Contoh kalimat yang tidak hemat:
• Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri
bahwa mahasiswa itu belajar seharian dari pagi
sampai petang.
Contoh kalimat yang hemat:
* Saya melihat sendiri mahasiswa itu belajar seharian.
16. 6. Kelogisan
Kelogisan ialah mengupayakan agar ide kalimat
masuk akal. Logis dalam hal ini juga menuntut
adanya pola pikir yang sistematis.
Contoh kalimat yang tidak logis:
- Kepada Bapak Direktur, waktu dan tempat kami
persilahkan. (waktu dan tempat tidak perlu dipersilahkan)
- Uang bertumpuk itu terdiri dari pecahan ratusan,
puluhan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua
puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci)