Bab 2 menjelaskan pentingnya menghormati guru dan ilmu. Jika anak seseorang tidak menjadi alim, cucunya kemungkinan akan menjadi alim. Kitab harus dihormati dengan selalu dipegang dalam keadaan suci, yaitu dengan wudhu. Syekhul Islam Syamsul Aimmah pernah belajar sampai 17 kali dalam satu malam meskipun sakit perut, karena ia hanya belajar dalam keadaan suci untuk mengharg
2. 13. JIKA TERNYATA ANAKNYA TIDAK MENJADI KIYAI ATAU ORANG ALIM, MAKA CUCU ATAU
KETURUNANNYA BAKAL ADA YANG MENJADI ORANG ALIM.
DASARNYA...
In lam yakun – ibnuhu (‘a-liman) yakun
Hafiduhu – ‘alimani – laman fasun
Lamun (ana-’e) ora (da-di) wong alim
Mongko (putu-ne) bakal (da-di) wong alim
jika anak – tak menjadi – orang alim
maka cucu – akan jadi – orang alim
3. 14. MENGHORMATI KITAB DENGAN SELALU SUCI
Termasuk mengagungkan ilmu adalah dengan mengagungkan kitab
Hendaklah jangan memegang kitab, kecuali dalam keadaan suci, yaitu punya wudlu.
Dasarnya...
Ya tholibal – ulumi (‘adh-dhilmi) kitab
La ta’khudzan – illa (bithuh – rin) dza showab
Wong kang nuntut – ilmu (mulya’-no) kitabmu
Ra ngalap (ki-tab) anging (su-cfi) badanmu
penuntut (il-mu) (mulyakan-lah) kitabmu
tak ambil (ki-tab) slain (su-ci) badanmu
Ket. : bahwasannya Syaihul Islam Syamsul Aimmah As-syarkhasiy dalam kondisi sakit perut.
maka beliau berwudlu berkali-kali di waktu malam untuk belajar sampai 17 kali.
beliau tidak mengulangi belajar, melainkan dalam keadaan suci dalam rangka mengagungkan ilmu.