Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas proses bisnis utama dalam perusahaan manufaktur, universitas mercu buana, 2017
Dokumen tersebut membahas tentang siklus proses bisnis dan review atas proses bisnis utama dalam perusahaan manufaktur. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan beberapa proses bisnis kunci dalam perusahaan manufaktur seperti procurement, inventory, produksi, pemasaran, pemeliharaan pabrik, akuntansi dan keuangan, serta sumber daya manusia. Dokumen tersebut juga membahas tentang jenis-jenis perusahaan manufaktur dan
EKMA 4215 - Manajemen Operasi Modul 1 : Introduksi Manajemen Operasi
Semelhante a Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas proses bisnis utama dalam perusahaan manufaktur, universitas mercu buana, 2017
Semelhante a Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas proses bisnis utama dalam perusahaan manufaktur, universitas mercu buana, 2017 (20)
Si pi, siti nur rohadatul 'aisy, hapzi ali,siklus proses bisnis review atas proses bisnis utama dalam perusahaan manufaktur, universitas mercu buana, 2017
1. SIKLUS PROSES BISNIS REVIEW ATAS PROSES BISNIS
UTAMA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Makalah
Untuk memenuhi Tugas SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL
Jurusan Magister Akuntansi
Disusun oleh:
Siti Nur Rohadatul ‘aisy (55517110082)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2017
2. Siklus Proses Bisnis Dan Review Atas Proses Bisnis Utama Dalam Perusahaan
Manufaktur
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling
terkaiit untuk menyelsaikan masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau
layanan (demi meraih tujuan tertentu).
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran
yang jelas.
2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu
dan ruang.
3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai
tambah pada penerima.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait
dalam suatu struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup
beberapa fungsi.
Terdapat tiga jenis proses bisnis:
1. Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan operasional dari sebuah
sistem. Contohnya semisal Manajemen Strategis
2. Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran
nilai utama. Contohnya semisal proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan
pemasaran, dan penjualan.
3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti. Contohnya semisal akunting,
rekruitmen, pusat bantuan.
Proses bisnis dalam industri manufaktur sebenarnya cukup sederhana, tapi karena
banyaknya varian item yang bermain di dalamnya, bisa jadi membuatnya kompleks.
Beberapa proses bisnis yang harus ada di dalam perusahaan manufaktur:
1. Procurement
Procurement adalah proses bisnis dalam pengadaan barang. Barang yang
dimaksud di sini bukanlah sekedar raw material saja, tapi juga barang lainnya.
3. Spare part (untuk mesin jika menggunakannya), obat-obatan, alat pembersih,
kebutuhan gedung, kebutuhan karyawan, bahan pembantu/penolong (untuk
formula), alat-alat tukang, dan sebagainya juga disediakan dalam proses bisnis ini.
Tujuan utama dari fungsi bisnis ini sebenarnya simpel: menyediakan barang yang
dibutuhkan perusahaan agar terus bisa beroperasi. Biasanya tugas fungsi bisnis
procurement memang hanya memesan barang dan memastikan barang dari
vendor datang, sedang pembayaran dan pemakaiannya dilakukan oleh fungsi
bisnis yang lain.
2. In Out Inventory
Banyak sekali barang yang terlibat dalam proses bisnis manufaktur. Karenanya,
penyimpanan barang menjadi hal yang krusial dalam manufaktur. Banyak ahli dan
praktisi yang bilang, bahwa kunci dari bisnis manufaktur mendapatkan untung
besar bukanlah dari seberapa bagus produksi atau seberapa banyak penjualannya,
tapi seberapa cepat inventory turnover-nya. Dengan kata lain, semakin cepat keluar
masuk barang di dalam gudang/warehouse, akan membuat perputaran uang
berjalan lebih cepat, dan itu akan menghindarkan dari banyaknya duit mandek
yang ada di perusahaan. Yang tentu saja akan membuat keuntungan semakin
cepat datang.
Dalam proses bisnis inventory sendiri, sebenarnya transaksi yang terjadi hanya ada
dua: keluar dan masuk barang. Simpel, tapi varian dan skenarionya yang bisa jadi
banyak. Biasanya, karyawan yang berada pada fungsi bisnis ini akan terfokus pada
satu hal: kontrol stok barang. Di mana harapannya barang tidak boleh sampai
terlalu sedikit ataupun terlalu banyak. Terlalu sedikit bisa rawan habis dan
menyebabkan proses produksi terhambat, sedang terlalu banyak berarti membuat
duit mandek di perusahaan sangat banyak.
3. Produksi
Syarat utama dari bisnis manufaktur adalah produksi. Karenanya, tidak bisa tidak,
fungsi bisnis produksi harus ada dan maksimal untuk memberikan produk terbaik
yang siap dijual. Dari namanya saja, sudah jelas apa tugas dari orang-orang yang
bekerja di fungsi bisnis ini. Fungsinya satu: mengolah bahan baku menjadi barang
jadi.
Di dalam proses produksi ini, biasanya tidak hanya melibatkan orang-orang yang
mengolah saja, tapi juga orang yang merencakan pembuatan dan formula dari
4. produk (atau Bill Of Material dalam beberapa istilah lain). Biasanya, departemen
yang mengurusi perencanaan itu disebut PPIC.
Selain PPIC ada pula departemen yang memastikan kualitas dari barang jadi sudah
memenuhi syarat untuk dijual. Atau setidaknya sudah memenuhi proses produksi
yang benar sesuai SOP (Standart Operation Procedure). Departemen ini biasanya
disebut dengan Quality Control atau QC.
4. Sales dan Marketing
Tugas utama dari sales dan marketing, seperti yang kita ketahui bersama adalah
satu: menjual barang jadi dengan harga yang menguntungkan. Selain itu juga
memastikan ring area dari distributor tidak bertabrakan.
Beberapa perusahaan biasanya memiliki kebijakan sendiri untuk fungsi bisnis ini.
Ada yang memisah sales dan marketing ke dalam departemen yang berbeda, ada
pula yang sama. Kelebihan dari pemisahan adalah adanya kontrol harga dengan
kebijakan yang lebih ketat. Sedang kelebihan dari sales dan marketing yang berada
dalam satu departemen adalah fleksibilitas harga. Keduanya memiliki plus minus,
tergantung bagaimana kondisi dan kebiasaan dari perusahaan itu sendiri.
5. Plant Maintenance
Plant Maintenance adalah fungsi bisnis yang mengatur agar barang-barang
(terutama aset seperti mesin produksi) bisa digunakan. Plant maintenance juga
bertugas untuk memperbaiki barang-barang yang rusak di pabrik. Plant
maintenance erat kaitannya dengan proses bisnis produksi.
6. Accounting & Finance
Semua kegiatan bisnis yang dilakukan pada ujungnya akan mengacu pada satu
perhitungan yang disepakati seluruh dunia: uang. Accounting dan Finance
memastikan bahwa keuangan pabrik sehat dan mampu untuk memenuhi
kebutuhan produksi, plus kontrol terhadap hutang. Selain itu, accounting
khususnya, memiliki kewajiban untuk mengatur pajak yang harus dibayarkan oleh
pabrik kepada pemerintah.
7. Human Resource Development
Fungsi bisnis khusus yang mengurusi orang-orang ini agar dapat bekerja dengan
baik. Tugas dari HRD cukup banyak, seperti memastikan keluar masuk karyawan
5. agar tidak ada kekurangan tenaga kerja saat diperlukan, dan yang paling krusial
bagi semuanya: pembayaran gaji. Performa masing-masing orang juga biasanya
diawasi oleh fungsi bisnis ini.
Selain proses bisnis di atas, mungkin masih ada varian lain dari masing-masing pabrik
untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Jenis perusahaan manufaktur:
1. Make To Order (MTO)
Perusahaan yang memulai mengolah material dan menghasilkan komponen
atau produk setelah menerima order dari konsumen.
Biasanya perusahaan yang fokus pada kustomisasi produk dan melayani
konsumen dengan menyediakan produk yang unik atau khusus.
Perusahaan jenis ini sangat bergantung pada perencanaan produksi dari
pemberi order.
Produk sangat bervariasi, waktu pembuatanya lebih lama, biaya produksi lebih
tinggi.
2. Make To Stock (MTS)
Produk dibuat dan disimpan pada gudang penyimpanan (warehouse) sebelum
menerima pesanan dari konsumenya.
Konsumen dapat membeli produk dari gudang atau melalui outlet ritel.
Dapat juga perusahaan mengirimkan produk tersebut kepada pabrik lain atau
distributornya.
Perusahaan ini tergantung pada analisis pasar dan perkiraan kebutuhan dalam
perencanaan proses produksinya.
Varian produk tidak banyak, waktu pembuatan lebih cepat karena perusahaan
sudah berpengalaman membuat produk dan dari sisi harga lebih murah.
3. Assembly to Order (ATO)
Order dikerjakan dengan cara melakukan proses perakitan atas komponen-
komponen tertentu untuk enghasilkan produk yang sudah dipesan.
Komponen yang digunakan sudah standar, dengan pilihan dan variasi yang
sudah distandarkan.
6. Contoh klasik perusahaan jenis ini adalah mobil, merakit mobil jenis tertentu
sesuai spesifikasi dan jumlah pesanan dari para dealernya.
Komponen baru akan dipesan setelah menerima order sehingga
mempersingkat penerimaan order hingga penyerahan produk.
4. Engineering To Order (ETO)
Perusahaan jenis ini benar-benar melayani kostumisasi penuh kepada
konsumen.
Memiliki karakteristik variasi, kostumisasi, dan fleksibilitas atas pengerjaan
ordernya.
Produk dibuat berdasarkan order tertentu dan harga tertentu.
Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bersifat “adi busana” yang hanya
membuat 1 item untuk setiap jenis rancanganya.
Tidak menyimpan bahan baku, biaya produksi biasanya tinggi.
5. Configure To Order
Bisa dipandang sebagai penggabungan perusahaan jenis ATO (fitur dan
pilihan terbatas) dengan ETO (kebebasan pilihan dan fitur) .
Penyederhanaan proses penerimaan order, dan tetap mempertahankan
fleksibilitas ETO, tanpa harus menyimpan material untuk setiap kombinasi
produk yang ada
7. Major Threat Dalam Aktivitas Bisnis Untuk Pengendalian Internal Dan
Implementasinya
Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah implementasi pengendalian internal pada
perusahaan adalah:
1. Memahami pengendalian internal dan hubungannya dengan manajemen risiko
serta corporate governance.
2. Memahami prinsip pengendalian internal masing-masing proses bisnis.
3. Memahami proses bisnis yang umum dalam sistem infomasi.
4. Menerapkan keahlian menggunakan alat perancangan sistem untuk
mendeskripsikan sebuah sistem informasi.
5. Mengevaluasi sistem informasi dan pengendalian internal berbasis teknologi
informasi dalam menghasilkan sistem pelaporan perusahaan yang relevan dan
andal.
6. Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan risiko pengendalian dan
konsekuensinya untuk membuat rekomendasi.
7. Mengetahui penerapan pengendalian internal dalam praktik di dunia usaha
saat ini.
Implementasi pengendalian internal yang terdapat pada perbankan bertujuan untuk
dapat memberikan keyakinan yang memadai guna menjaga dan mengamankan harta
kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan
terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan,
penyimpangan termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek kehati-hatian,
serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya.
Kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Tujuan
Kepatuhan), yaitu: untuk menjamin bahwa semua kegiatan usaha Bank telah
dilaksanakan sesuai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
baik ketentuan yang dikeluarkan pemerintah otoritas pengawasan Bankmaupun
kebijakan, ketentuan, dan peraturan interen yang ditetapkan Bank.
Tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat
waktu (Tujuan Informasi), yaitu: untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap,
tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan
yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan.
8. Efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank (Tujuan Operasional), yaitu:
untuk meningkatkan efektivitas dan efisisiensi dalam menggunakan asset dan
sumber daya lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian.
Meningkatkan efektivitas budaya risiko (risk culture) pada organisasi secara
menyeluruh (Tujuan Budaya Risiko), yaitu: untuk mengidentifikasi kelemahan dan
menilai penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan dan
prosedur yang ada di Bank secara berkesinambungan.
Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud dan
pelanggaran aspek kehati-hatian.
Sikap terhadap pentingnya pengendalian interen ini terdiri atas unsur-unsur
lingkungan pengendalian yang meliputi:
Struktur organisasi yang memadai.
Gaya kepemimpinan dan filosofi manajemen Bank.
Integritas dan nilai-nilai etika serta kompetensi seluruh pegawai.
Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia Bank.
Atensi dan arahan manajemen Bank dan komite lainnya, seperti Komite
Manajemen Risiko.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi operasional Bank dan penerapan
manajemen risiko.
Sistem pengendalian melibatkan seluruh pegawai dan pejabat Bank, termasuk Dewan
Komisaris dan Direksi. Oleh karena itu, kegiatan pengendalian terlebih dahulu
direncanakan dan diterapkan guna mengendalikan risiko yang dapat mempengaruhi
kinerja atau mengakibatkan kerugian Bank. Kegiatan pengendalian mencakup pula
penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk
memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi, serta
merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi atau setiap kegiatan
Bank sehari-hari. Kegiatan pengendalian diterapkan pada semua tingkatan fungsional
sesuai struktur organisasi Bank, yang sekurang-kurangnya meliputi:
1. Kaji ulang manajemen (Top Level Reviews)
Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan (informasi) dan laporan kinerja
operasional dari pejabat dan pegawai sehingga memungkinkan untuk mengkaji
9. ulang kemajuan (realisasi) dibandingkan dengan target yang akan dicapai, seperti
laporan keuangan dibandingkan dengan rencana anggaran yang ditetapkan.
Berdasarkan kaji ulang tersebut, Direksi segera mendeteksi permasalahan seperti
kelemahan pengendalian, kesalahan laporan keuangan atau penyimpangan lainnya
(fraud).
2. Kaji Ulang Kinerja Operasional (Functional Review)
Kaji ulang ini dilaksanakan oleh Internal Audit Division dengan frekuensi yang lebih
tinggi, baik kaji ulang secara harian, mingguan maupun bulanan.
Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko (laporan profil risiko) yang
dihasilkanoleh satuan kerja manajemen risiko.
Menganalisis data operasional, baik data yang terkait dengan risiko maupun data
keuangan, yaitu melakukan verifikasi rincian dan kegiatan transaksi
dibandingkan output (laporan) yang dihasilkan oleh satuan kerja manajemen
risiko dan
Melakukan kaji ulang atas realisasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran,
guna:
Mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang signifikan.
Menetapkan persyaratan untuk tindakan dan perbaikan (corrective action).
3. Pengendalian Sistem Informasi dan Teknologi
Bank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari transaksi
dan melaksanakan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan interen.
Kegiatan pengendalian sistem informasi dapat digolongkan dalam dua kriteria,
yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum (general control) meliputi pengendalian terhadap
operasional pusat data, sistem pengadaan dan pemeliharaan
software, pengamanan akses, serta pengembangan dan pemeliharaan
sistem aplikasi yang ada. Pengendalian umum ini diterapkan terhadap
mainframe, server, dan users workstation, serta jaringan internal– eksternal.
Pengendalian aplikasi (application controls) diterapkan terhadap program
yang digunakan Bank dalam mengolah transaksi dan untuk memastikan
bahwa semua transaksi adalah benar, akurat dan telah diotorisasi secara
benar.
10. Selain itu, pengendalian aplikasi harus dapat memastikan tersedianya proses audit
yang efektif dan untuk mengecek kebenaran proses audit dimaksud.
4. Pengendalian Aset Fisik (Physical Control)
Pengendalian asset fisik dilaksanakan untukmenjamin terselenggaranya
pengamananfisik terhadap asset Bank.
Kegiatan ini meliputi pengamanan aset, catatan dan akses terbatas terhadap
program komputer dan file data, serta membandingkan nilai aktiva dan pasiva
Bank dengan nilai yang tercantum pada catatan pengendali, khususnya
pengecekan nilai aktiva secara berkala.
5. Dokumentasi (Documentation)
Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan mendokumentasikan kebijakan,
prosedur, sistem dan standar akuntansi serta proses audit secara memadai.
Dokumen tersebut harus diperbarui secara berkala guna menggambarkan
kegiatanoperasional Bank secara aktual, dan diinformasikan kepada pejabat dan
pegawai.
Atas suatu permintaan, dokumen harus senantiasa tersedia untuk kepentingan
auditor interen, akuntan publik dan otoritas pengawasan Bank.
Akurasi dan ketersediaan dokumen harus dinilai oleh auditor interen ketika
melakukan audit rutin maupun non rutin.
Selain berbagai hal di atas, dapat disampaikan juga aktivitas pemisahan fungsi yang
merupakan bagian dalam aktifitas pengendalian yang dimaksudkan agar setiap orang
dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan menyembunyikan
kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan tugasnya pada seluruh jenjang
organisasi dan seluruh langkah kegiatan operasional yaitu sebagai berikut:
Mematuhi prinsip pemisahan fungsi ini, yangdikenal sebagai “DualControl”.
Menetapkan prosedur (kewenangan),termasuk penetapan daftar petugas yang
dapat mengakses suatu transaksi atau kegiatan usaha yang berisiko tinggi.
Menghindari pemberian wewenang dan tanggung jawab yang dapat
menimbulkanberbagai benturan kepentingan (conflict of interest). Seluruh aspek
yang dapatmenimbulkan pertentangan kepentingan tersebut diidentifikasi,
diminimalisir, dandipantau secara hati-hati oleh pihak lainyang independen.
Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Bank melakukan langkah-
langkah,antara lain:
11. Menetapkan fungsi dan tugas tertentu pada Bank yang dipisahkan atau
dialokasikan kepada beberapa orang dalam rangka mengurangi risiko terjadi
manipulasi data keuangan atau penyalahgunaan aset Bank;
Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada kegiatan front dan back office,
tetapi juga dalam rangka pengendalian terhadap:
- Persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi pengeluaran;
- Rekening nasabah dan rekening pemilik Bank;
- Transaksi dalam pembukuan Bank;
- Pemberian informasi kepada nasabah Bank;
- Penilaian terhadap kecukupan dokumentasi perkreditan dan pemantauan
debitur setelah pencairan kredit;
- Kegiatan usaha lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
yang signifikan;
- Independensi fungsi manajemen risiko pada Bank.
Evaluasi efektivitas sistem pengendalian internal bank senantiasa melakukan
pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas keseluruhan pelaksanaan
pengendalian interen. Pemantauan terhadap risiko utama Bank harus
diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank sehari-hari
termasuk evaluasi secara berkala, baik oleh satuan-satuan kerja operasional
maupun Internal Audit Division.Bank juga memantau dan mengevaluasi kecukupan
sistem pengendalian interen secara terus menerus berkaitan dengan adanya
perubahan kondisi interen dan ekstern serta harus meningkatkan kapasitas
pengendalian internal tersebut agar efektivitasnya dapat ditingkatkan. Secara garis
besar, langkah-langkah yang dilakukan Bank dalam rangka memastikan
terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, antara lain:
Memastikan bahwa fungsi pemantauan telah ditetapkan secara jelas dan
terstruktur dengan baik dalam organisasi Bank;
Menetapkan satuan kerja/pegawai yang ditugaskan untuk memantau
efektivitas pengendalian interen;
Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan yang didasarkan
pada risiko yang melekat pada Bank dan sifat/frekuensi perubahan yang terjadi
dalam kegiatan operasional;
12. Mengintegrasikan SPIN ke dalam kegiatan operasional dan menyediakan
laporan rutinseperti jurnal pembukuan, management review dan laporan
mengenai persetujuan atas eksepsi/penyimpangan dari kebijakan dan
prosedur yang ditetapkan (justifikasi atas irregularities) yang selanjutnya
dilakukan kaji ulang;
Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari satuan
kerja/pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan;
Menetapkan informasi/feed back dalam format dan frekuensi yang tepat.
Daftar Refrensi:
http://bankernote.com/sistem-pengendalian-internal-spin-bank-btn/
http://tempdata.iaiglobal.or.id/files/7.%20Materi%20Sistem%20Informasi%20dan%2
0Pengendalian%20Internal.pdf
http://darmansyah.weblog.esaunggul.ac.id/category/sistem-informasi-
akuntansi/pengendalian-dan-sistem-informasi-akuntansi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_bisnis
http://finishgoodasia.com/tentang-industri-manufaktur/
http://ilearning.me/2017/03/23/proses-bisnis-perusahaan-manufaktur/