15 sept, sambutan bupati wonosobo acara pembukaan tmmd sengkuyung iii
06 mei 2021, sambutan bupati acara rembuk stunting 2021
1. 1 | B a g i a n P r o k o m p i m
POINTER SAMBUTAN
ACARA REMBUK STUNTING KABUPATEN
WONOSOBO TAHUN 2021
1. Menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas
terselenggaranya acara ini. Semoga melalui acara ini
tercipta komitmen dari seluruh pihak yang hadir dalam
menanggulangi permasalahan stunting secara bersama,
serta program yang telah dirancang dapat direalisasikan
dengan baik.
2. Persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan
nasional, dan Kabupaten Wonosobo menjadi salah satu
kabupaten prioritas, dari 100 kabupaten/kota di Indonesia.
3. Stunting tidak hanya menyerang fisik, tetapi juga
menghambat perkembangan otak.
4. Menurut WHO, batasan prevalensi stunting suatu wilayah
sebesar 20 persen. Secara nasional prevalensi stunting
menurun dari 37,2 persen menjadi 30,8 persen. Prevalensi
Stunting di Jawa Tengah berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 masih berkisar
31,2 persen, sedangkan Kabupaten Wonosobo berkisar
32,50 persen.
5. Tingkat Prevalensi Stunting yang masih tinggi harus
diatasi bersama secara sinergis bersama-sama berbagai
pihak.
2. 2 | B a g i a n P r o k o m p i m
6. 5 (lima) Pilar Pencegahan Stunting, antara lain :
a. Pertama, Komitmen dan Visi Kepemimpinan;
b. Ke-dua, Kampanye Nasional dan Komunikasi
Perubahan Perilaku;
c. Ke-tiga, Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi
Program Pusat, Daerah, dan Desa;
d. Ke-empat, Ketahanan Pangan dan Gizi; dan
e. Ke-lima, Pemantauan dan Evaluasi.
7. Dalam rangka pelaksanaan strategi tersebut, maka pada
hari ini kita mengadakan rembuk stunting, dengan tema
"Meningkatkan Kemitraan dalam Pelayanan 1000 Hari
pertama Kehidupan, untuk menciptakan generasi yang
sehat, cerdas dan berprestasi". Saya harap rembuk ini
dapat meningkatkan komitmen bersama, dalam penurunan
dan pencegahan stunting di Wonosobo.
8. Intervensi terhadap pencegahan dan penanganan kasus
stunting harus dilakukan secara sinergis antara sektor
kesehatan dan non kesehatan.
9. Pandemi Covid-19 sangat berpotensi meningkatkan angka
stunting, dan berpotensi mengancam target menurunkan
angka stunting secara nasional hingga 14 persen pada
tahun 2024.
10. Survei Balitbangkes Kemenkes 2020 pada 4.798
puskesmas. Sebanyak 43,51 persen posyandu,
menghentikan kegiatannya selama pandemi, 37,23 persen
3. 3 | B a g i a n P r o k o m p i m
mengalami penurunan kegiatan, dan 18,70 persen
posyandu melakukan kegiatan seperti kondisi normal.
Penurunan aktivitas posyandu juga terjadi di Kabupaten
Wonosobo.
11. Pemerintah daerah berkewajiban memenuhi kecukupan
gizi masyarakat, saya minta kepada seluruh Perangkat
Daerah bersama stakeholder terkait untuk melakukan
inovasi dalam kondisi pandemi, agar upaya pemenuhan
gizi masyarakat, bisa tetap terpenuhi, dengan tetap
menerapkan secara ketat protokol kesehatan.
12. Pantau status gizi kelompok rentan, dengan menerapkan
enam langkah pengendalian pencegahan infeksi yang
tepat, yakni :
a. Pertama, integrasi program untuk menjaga gizi
seimbang, dalam strategi pencegahan dan pemulihan
Covid-19.
b. Ke-dua, mengamankan rantai pasok pangan yang
sehat dan bergizi bagi kelompok rentan.
c. Ke-tiga, penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi, dan
balita.
d. Ke-empat, Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, dalam tata laksana gizi kurang.
e. Ke-lima, penyediaan layanan rutin pencegahan
kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro.
4. 4 | B a g i a n P r o k o m p i m
f. Ke-enam, pengambilan data tepat waktu dan
informasi pembaruan keamanan pangan melalui
kolaborasi lintas sektor.
13. Saya minta ditingkat desa/kelurahan, bidan desa dan
petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader di
masing-masing desa/kelurahan untuk melakukan
penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi
stunting dan harus ditangani bersama.
14. Para Camat, agar menfasilitasi, dan mengkoordinir desa
dan kelurahan. Pastikan kegiatan untuk penurunan dan
pencegahan stunting di tingkat desa dan kelurahan
teralokasi lewat Dana Tranfer Desa dan Dana yang
dikelola kelurahan.
15. Kepada PT. DANONE Indonesia dan LPTP Surakarta,
yang mulai tahun 2019 melaksanakan kegiatan kemitraan
menuju cegah stunting, saya sampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi, atas peran sertanya dalam upaya
pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten
Wonosobo.
16. Untuk lebih memperkuat jalinan kerja sama, pada hari ini
kita akan melakukan penandatanganan Piagam Kerja
Sama Program Kemitraan dalam upaya pencegahan dan
penurunan stunting di Kabupaten Wonosobo sebagai
langkah awal kerja sama yang lebih luas.
5. 5 | B a g i a n P r o k o m p i m
17. Sebagai implementasi program Kemitraan DANONE
Indonesia, LPTP Surakarta, dan Pemerintah Kabupaten
Wonosobo, dengan mengucapkan
”Bismillahirrohmanirrohim” program TANGKAS
(Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting) Tahun 2021
saya canangkan secara resmi.
18. Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh komponen masyarakat, perangkat
Pemerintah Daerah, dan segenap elemen pemangku
kepentingan, atas kerja sama dan dukungannya, dalam
upaya penanggulangan dan pencegahan stunting selama
ini.
6. 6 | B a g i a n P r o k o m p i m
BUPATI WONOSOBO
SAMBUTAN BUPATI WONOSOBO
PADA ACARA REMBUK STUNTING
KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2021
KAMIS, 6 MEI 2021
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat Pagi dan salam sejahtera bagi kita sekalian.
Yang Saya Hormati;
• Saudara Ketua DPRD Kabupaten Wonosobo;
• Saudara Wakil Bupati Wonosobo;
• Sekretaris Daerah, Asisten Sekda, dan Pimpinan
Perangkat Daerah terkait Kabupaten Wonosobo;
• Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonosobo;
• Camat se-Kabupaten Wonosobo;
• Kepala Puskesmas se-Kabupaten Wonosobo;
• Direktur PT. Danone Indonesia;
• Ketua Badan Pengurus Yayasan LPTP Surakarta;
• Pimpinan Perusahaan, BUMD, Pimpinan Ormas;
• Para Kepala Desa dan Lurah
• Hadirin serta undangan yang berbahagia, baik yang hadir
di Pendopo ataupun yang saat ini mengikuti pertemuan
melalui Zoom Meeting;
7. 7 | B a g i a n P r o k o m p i m
Marilah senantiasa kita panjatkan doa dan puji syukur
ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga hari
ini kita masih diberi kesempatan, untuk melanjutkan tugas-
tugas pemerintahan, pembangunan serta pelayanan kepada
masyarakat, dalam suasana Pandemi Covid-19.
Mengawali sambutan ini, saya menyampaikan apresiasi
yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya acara ini.
Semoga melalui acara ini tercipta komitmen dari seluruh
pihak yang hadir dalam menanggulangi permasalahan
stunting secara bersama, serta program yang telah dirancang
dapat direalisasikan dengan baik.
Hadirin yang berbahagia,
Seperti kita ketahui bersama, persoalan stunting telah
menjadi agenda pembangunan nasional, dan Kabupaten
Wonosobo menjadi salah satu kabupaten prioritas, dari 100
kabupaten/kota di Indonesia.
Stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang
terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak
yang kurang maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan
mental dan belajar yang di bawah rata-rata, dan bisa berakibat
pada prestasi sekolah yang buruk.
8. 8 | B a g i a n P r o k o m p i m
Menurut WHO, batasan prevalensi stunting suatu
wilayah sebesar 20 persen. Secara nasional prevalensi
stunting menurun dari 37,2 persen menjadi 30,8 persen.
Meskipun sudah menurun, tetapi masih jauh dari batasan
WHO. Prevalensi Stunting di Jawa Tengah berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 masih berkisar
31,2 persen, sedangkan Kabupaten Wonosobo berkisar 32,50
persen.
Hadirin yang saya hormati,
Tingkat Prevalensi Stunting yang masih tinggi, perlu
segera kita atasi bersama. Baik pemerintah kabupaten maupun
pemerintah desa, individu, komunitas, CSR, lembaga donor
maupun swasta, harus bersinergi dan bersatu, dalam upaya
penanggulangan stunting.
Sesuai dengan strategi nasional dalam penanggulangan
stunting, telah ditetapkan 5 (lima) Pilar Pencegahan Stunting,
antara lain : Pertama, Komitmen dan Visi Kepemimpinan;
Ke-dua, Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan
Perilaku; Ke-tiga, Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi
Program Pusat, Daerah, dan Desa; Ke-empat, Ketahanan
Pangan dan Gizi; dan Ke-lima, Pemantauan dan Evaluasi.
9. 9 | B a g i a n P r o k o m p i m
Dalam rangka pelaksanaan strategi tersebut, maka pada
hari ini kita mengadakan Rembuk Stunting, dengan tema
"Meningkatkan Kemitraan dalam Pelayanan 1000 Hari
Pertama Kehidupan, Untuk Menciptakan Generasi Yang
Sehat, Cerdas Dan Berprestasi". Rembuk pada hari ini, saya
harapkan dapat meningkatkan komitmen bersama, dalam
penurunan dan pencegahan stunting di Wonosobo yang kita
cintai ini.
Kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting
adalah di 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK), sehingga
perhatian kepada ibu hamil dan balita dibawah dua tahun
(baduta), baik melalui intervensi gizi spesifik, maupun
intervensi sensitive, perlu terus kita upayakan.
Terkait hal ini, saya minta, intervensi tidak hanya
dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga dilaksanakan
oleh sektor yang lain. Karena tingkat keberhasilan program ini
sangat dipengaruhi sektor non kesehatan, dengan proporsi
dukungan mencapai 70 persen.
Dukungan tersebut diantaranya melalui pembangunan
sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi,
dan utamanya pemahaman secara baik, serta kepedulian
masing-masing individu, berikut masyarakat, untuk
mengoptimalkan perannya, dalam upaya penanggulangan
stunting.
10. 10 | B a g i a n P r o k o m p i m
Hadirin yang berbahagia,
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari
satu tahun ini, telah kita rasakan dampaknya, terutama
dibidang kesehatan dan gizi masyarakat. Dampak tersebut
yang sangat berpotensi meningkatkan angka stunting, dan
berpotensi mengancam target menurunkan angka stunting
secara nasional hingga 14 persen pada tahun 2024.
Hal tersebut terlihat dari hasil survei Balitbangkes
Kemenkes 2020 pada 4.798 puskesmas. Sebanyak 43,51
persen posyandu, menghentikan kegiatannya selama
pandemi, 37,23 persen mengalami penurunan kegiatan, dan
18,70 persen posyandu melakukan kegiatan seperti kondisi
normal.
Kondisi ini juga terjadi di Kabupaten Wonosobo,
dimana layanan posyandu balita maupun ibu hamil
mengalami penurunan, baik karena penghentian
penyelenggaraan posyandu, maupun faktor ketakutan
masyarakat untuk mengunjungi posyandu, dan fasilitas
kesehatan ibu dan balita.
Di sisi lain, masalah gizi tetap harus menjadi prioritas
yang tidak boleh kita abaikan. Pemerintah daerah tetap
berkewajiban untuk menjamin kecukupan gizi masyarakat.
11. 11 | B a g i a n P r o k o m p i m
Oleh karenanya, saya minta kepada seluruh Perangkat
Daerah bersama stakeholder terkait untuk melakukan inovasi-
inovasi dalam kondisi pandemi, agar upaya pemenuhan gizi
masyarakat, utamanya bagi mereka yang rentan seperti ibu
hamil dan anak balita, bisa tetap terpenuhi, dengan tetap
menerapkan secara ketat protokol kesehatan. Perkuat dan
gunakan kearifan lokal di masing-masing wilayah.
Saya minta kepada perangkat daerah dan para
stakeholder, untuk tetap memantau status gizi kelompok
rentan, dengan menerapkan enam langkah pengendalian
pencegahan infeksi yang tepat, yakni : Pertama, integrasi
program untuk menjaga gizi seimbang, dalam strategi
pencegahan dan pemulihan Covid-19. Ke-dua, mengamankan
rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok
rentan. Ke-tiga, penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi, dan
balita. Ke-empat, Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, dalam tata laksana gizi kurang. Ke-lima,
penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan
suplementasi gizi mikro. Dan Ke-enam, pengambilan data
tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan
melalui kolaborasi lintas sektor.
12. 12 | B a g i a n P r o k o m p i m
Hadirin yang berbahagia,
Selanjutnya, saya minta ditingkat desa/kelurahan, bidan
desa dan petugas gizi puskesmas bersama-sama dengan kader
di masing-masing desa/kelurahan untuk melakukan
penelusuran, penemuan bayi dan balita yang berpotensi
stunting yaitu : Balita 2 bulan berturut-turut Berat Badan
Tidak Naik, Balita dengan Gizi Buruk dan Gizi Kurang, Balita
penderita penyakit kronis TBC dan Alergi serta Balita dengan
gangguan metabolisme. Balita yang berpotensi stunting ini
yang harus ditangani secara bersama tidak hanya oleh
puskesmas tetapi juga rumah sakit dengan melibatkan dokter
anak.
Kepada para Camat, agar menfasilitasi, dan
mengkoordinir desa dan kelurahan. Pastikan kegiatan untuk
penurunan dan pencegahan stunting di tingkat desa dan
kelurahan, teralokasi lewat Dana Tranfer Desa dan Dana yang
dikelola kelurahan, melalui 5 paket layanan pokok yaitu:
Layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA); Konseling Gizi
Terpadu; Perlindungan Sosial; Sanitasi dan Air Bersih
serta Layanan Pendidikan Anak Usia Dini.
Khusus kepada PT. DANONE Indonesia dan LPTP
Surakarta, yang mulai tahun 2019 melaksanakan kegiatan
kemitraan menuju cegah stunting, melalui edukasi PHBS dan
Gizi Seimbang di Kabupaten Wonosobo.
13. 13 | B a g i a n P r o k o m p i m
Saya sampaikan terima kasih dan penghargaan yang
tinggi, atas peran sertanya dalam upaya pencegahan dan
penanganan stunting di Kabupaten Wonosobo.
Terkait dengan hal tersebut, untuk lebih memperkuat
jalinan kerja sama, pada hari ini kita akan melakukan
penandatanganan Piagam Kerja Sama Program Kemitraan
dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting di
Kabupaten Wonosobo sebagi langkah awal kerja sama yang
lebih luas.
Dan sebagai implementasi program Kemitraan
DANONE Indonesia, LPTP Surakarta, dan Pemerintah
Kabupaten Wonosobo, dengan mengucapkan
”Bismillahirrohmanirrohim” program TANGKAS (Tanggap
Gizi dan Kesehatan Anak Stunting) Tahun 2021 saya
canangkan secara resmi.
Dalam kesempatan ini pula saya sampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh komponen
masyarakat, perangkat Pemerintah Daerah, dan segenap
elemen pemangku kepentingan, atas kerja sama dan
dukungannya, dalam upaya penanggulangan dan pencegahan
stunting selama ini.
14. 14 | B a g i a n P r o k o m p i m
Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya
mohon maaf. Saya berharap, kemitraan ini dapat terus
dibangun dan semakin dikuatkan, untuk mewujudkan
Wonosobo bebas stunting.
Tidak lupa saya berpesan, mari tetap patuhi dan
terapkan Protokol Kesehatan, dimanapun dan kapanpun.
Karena diri kita, setiap individu dan masyarakat seluruhnya,
adalah garda terdepan dalam upaya penanganan penyebaran
Covid-19. Tetap kenakan Masker, Mencuci Tangan, Menjaga
Jarak, dan Hindari Kerumunan. Sehat selalu dan tetap
semangat.
Sekian dan terima kasih,
Wabilahittaufiq wal hidayah,
Wassalamu ’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Bupati Wonosobo
Afif Nurhidayat, S.Ag