SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
PENILAIAN STATUS GIZI SECARA
BIOKIMIA
Oleh
Hindriyani T.
NIM. 072110101058
• Pemeriksaan biokimia memberikan hasil
yang lebih tepat & objektif.
• Pemeriksaan biokimia yang sering
digunakan adalah teknik pengukuran
kandungan berbagai zat gizi dan substansi
kimia lain dalam darah dan urine.
• Pemeriksaan biokimia hanya dapat
diperoleh di rumah sakit atau pusat
kesehatan.
PEMERIKSAAN BIOKIMIA ZAT GIZI
• Penilaian Status Zat Besi
Ada beberapa indikator untuk menentukan status besi yaitu
– Hemoglobin (Hb)
• Nilai normal Hb  pria : 14 – 18 gr/100ml
wanita : 12 – 16 gr/100ml
• Metode yang digunakan adalah metode sahli dan metode
cyanmethemoglobin.
– Hematokrit
• Nilai normal  pria : 40 – 45%
wanita : 37 – 47 %
• Penentuan hematokrit dilakukan secara duplikat dengan
menggunakan darah kapiler atau darah vena yang
diantikoagulasikan dengan EDTA.
– Serum besi
– Transferrin Saturation (TS)
• TS = kadar besi dalam serum x100%
TIBC
• Apabila TS > 16%  pembentukan sel-sel darah merah dalam
sumsum tulang berkurang dan keadaan ini disebut defisiensi
besi untuk eritropoiesis
– Free Erythrocyte Protophorphyrin (FEP)
– Serum Ferritin (SF)
Metode yang digunakan antara lain:
• Immunoradiometric assay (IRMA)
• Immuno assay (RIA)
• Enzyme-linked immuno assays (ELISA) yang tidak menggunakan
isotop, tetapi enzim
Keadaan normal rata-rata SF  laki-laki dewasa : 90µg/l
wanita dewasa : 30µg/l
– Serum Unsaturated Iron Binding Capacity (UIBC)
• Penilaian Status Protein
– Pemeriksaan biokimia terhadap status protein dibagi
dalam 2 bagian pokok yaitu penilaian somatic
protein dan visceral protein.
– Perbandingan somatic dan visceral dalam tubuh
antara 75% dan 25%.
– Konsentrasi serum protein dapat digunakan untuk
mengukur status protein.
– Penentuan serum ptotein dalam tubuh meliputi:
• Albumin
• Transferin
• Prealbumin
• Retinol binding protein (RBP)
• Insulin-like growth factor-1
• fibronectin
• Penilaian Status Vitamin
– Vitamin A
• Metode penentuan serum retinol
– Cara HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
– Penentuan kadar vitamin A cara kalorimetri dengan
pereaksi trifluoroasetat/ TFA
– Vitamin D
Pada pemeriksaaan biokimia penderita rakhitis ditemukan hasil
• Kadar kalsium serum normal atau lebih
• Kadar fosfor rendah
• Kadar fosfatase meninggi
• Kadar 25 (OH) vitamin D di bawah 4 mg/ml
– Vitamin E
Pada pemeriksaan biokimia seorang anak dikatakan memiliki
nilai normal vitamin E bila di dalam serum ≥ 0,7 mg.
– Vitamin C
Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat
kolagen oleh fibroblast hingga merupakan
bagian dalam pembentukan zat intersel.
– Tiamin (B1)
– Riboflavin (B2)
urine 24 jam yang mengandung riboflavin
kurang dari 50 mg merupakan indikasi
adanya kekurangan vitamin B2 dan biasanya
sudah disertai gejala klinisnya.
– Niasin
– Vitamin B6
– Vitamin B12
• Penilaian Status Mineral
– Iodine
• Kebutuhan rata-rata per orang dewasa per hari sangat
sedkit yaitu 6,15 µg atau 160 µg.
• Selain palpasi, untuk mengetahui total goitre rate dapat
dilakukan pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan kadar
thyroid stimulating hormone dalam darah.
• Metode penentuan kadar yodium dalam urine dengan
menggunakan metode cerium.
– Zink
Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar zink dalam plasma
adalah 12 – 17 mmol/liter  normal
– Kalsium
Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar kalsium dalam
darah adalah 2,1 – 2,6 mmol/liter  normal
– Fosfor
Kebutuhan normal dalam darah adalah 2,5 – 4,5 µg/100 µl.
– Magnesium
Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar magnesium dalam
darah adalah 1,8 – 2,4 µg/100 ml  normal
– Krom (Chromium)
Kadar krom dalam darah normal berkisar 0,14 – 0,25
µg/ml untuk serum atau 0,26 – 0,28 µg/ml untuk
plasma.
– Tembaga
batasan dan klasifikasi pemeriksaan tembaga dalam
darah dalam keadaan normal = 80 150 µg/100 ml .
– Selenium
selenium dapat melindungi sel tubuh dari
kehancuran hingga memperlambat proses menua.
PEMERIKSAAN ZAT GIZI SPESIFIK
• KEP
Dalam kaitannya dengan KEP, maka analisis biokimia yang
banyak diperhatikan adalah menyangkut nilai protein
tertentu dalam darah atau hasil metabolit protein yang
beredar dalam darah dan dikeluarkan bersama-sama
urin.
• KVA
Penentuan masalah KVA
Indikator yang digunakan Batas Prevalensi
Plasma vitamin A > = 10 µg/dl >= 5%
Liver vitamin A > = 5 µg/dl >= 5%
• Anemia Gizi Besi (AGB)
Batasan anemia (menurut Depkes)
Kelompok Batas Normal
Anak balita
Anak usia sekolah
Wanita dewasa
Laki-laki dewasa
Ibu hamil
Ibu menyusui > 3 bulan
11 gram %
12 gram %
12 gram %
13 gram %
11 gram %
12 gram %
• GAKY
– Pemeriksaan kadar TSH dalam darah dan mengukur
ekskresi yodium dalam urine.
– Tingkat keparahan gondok endemik berdasarkan
klasifikasi menurut ekskresi yodium dalam urine
(µg/gr kreatinin) yaitu
Tahap 1 : gondok endemik dengan rata-rata > 50
µg/gr kreatinin di dalam urine.
Tahap 2 : gondok endemik dengan ekskresi yodium
dalam urine rata-rata 25 – 50 µg/gr
kreatinin pada kondisi ini sekresi hormon
tiroid boleh jadi tidak cukup  resiko
hipotiroidisme tetapi tidak sampai ke
kreatinin.
Tahap 3 : gondok endemik dengan rata-rata ekskresi
yodium dalam urine < 25 mg/gr kreatinin.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN
PEMERIKSAAN BIOKIMIA
• Keunggulan
– Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih
dini.
– Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih
obyektif.
– Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode
lain dalam penilaian status gizi.
• Kelemahan
– Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan setelah
gangguan metabolisme.
– Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
– Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga
ahli.
– Kurang praktis dilakukan di lapangan.
– Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk
diperoleh.
– Membutuhkan perlatan dan bahan yang lebih banyak
dibandingkan pemeriksaan lain.
– Belum ada keseragaman dalam emmilih reference
(nilai normal).
– Dalam beberapa penentuan pemeriksaan
laboratorium memerlukan laboratorium yang hanya
terdapat di laboratorium pusat.
BIOKIMIA GIZI

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a BIOKIMIA GIZI

7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptxnurulfuadi2
 
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptxLiya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptxliyaputri3
 
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptxPengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptxTeddy481274
 
Cairan elekrolit
Cairan elekrolitCairan elekrolit
Cairan elekrolitrisdiana21
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)PRAMITHA GALUH
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxnurfitrilandu
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxBahirahHabibah
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemiaIgit1
 
Askep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitAskep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitrizkytrikaruna
 
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusaPemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusatata mahyuvi
 
126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-fridaEka Selvina
 
Kasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikKasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikRaisa Ichaa
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiDessycis
 
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfMI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfninna18
 

Semelhante a BIOKIMIA GIZI (20)

KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptxKELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
KELOMPOK 12_GANGGUAN GINJAL.pptx
 
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinikMakalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
 
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
 
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptxLiya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
Liya Putri Rahmaniya_I1504221016_PSGL.pptx
 
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptxPengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
Pengenalan makna hasil laboratorium rutin pada peserta prolanis.pptx
 
Cairan elekrolit
Cairan elekrolitCairan elekrolit
Cairan elekrolit
 
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
CARIK CELUP URINE (REFLACTAN)
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
4. anemia
4. anemia4. anemia
4. anemia
 
Askep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolitAskep keb cairan elektrolit
Askep keb cairan elektrolit
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusaPemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
Pemeriksaan penunjang area medik s2 unusa
 
126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida126996728 darah-samar-frida
126996728 darah-samar-frida
 
Kasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinikKasus patokologi klinik
Kasus patokologi klinik
 
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade iiKasus ggk dan hipertensi grade ii
Kasus ggk dan hipertensi grade ii
 
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdfMI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
MI-7 hiperbilirubinemia-converted iss.pdf
 
Megaloblastik
MegaloblastikMegaloblastik
Megaloblastik
 
Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)Patologi klinik (5,6)
Patologi klinik (5,6)
 

Último

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 

Último (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 

BIOKIMIA GIZI

  • 1. PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA Oleh Hindriyani T. NIM. 072110101058
  • 2. • Pemeriksaan biokimia memberikan hasil yang lebih tepat & objektif. • Pemeriksaan biokimia yang sering digunakan adalah teknik pengukuran kandungan berbagai zat gizi dan substansi kimia lain dalam darah dan urine. • Pemeriksaan biokimia hanya dapat diperoleh di rumah sakit atau pusat kesehatan.
  • 3. PEMERIKSAAN BIOKIMIA ZAT GIZI • Penilaian Status Zat Besi Ada beberapa indikator untuk menentukan status besi yaitu – Hemoglobin (Hb) • Nilai normal Hb  pria : 14 – 18 gr/100ml wanita : 12 – 16 gr/100ml • Metode yang digunakan adalah metode sahli dan metode cyanmethemoglobin. – Hematokrit • Nilai normal  pria : 40 – 45% wanita : 37 – 47 % • Penentuan hematokrit dilakukan secara duplikat dengan menggunakan darah kapiler atau darah vena yang diantikoagulasikan dengan EDTA.
  • 4. – Serum besi – Transferrin Saturation (TS) • TS = kadar besi dalam serum x100% TIBC • Apabila TS > 16%  pembentukan sel-sel darah merah dalam sumsum tulang berkurang dan keadaan ini disebut defisiensi besi untuk eritropoiesis – Free Erythrocyte Protophorphyrin (FEP) – Serum Ferritin (SF) Metode yang digunakan antara lain: • Immunoradiometric assay (IRMA) • Immuno assay (RIA) • Enzyme-linked immuno assays (ELISA) yang tidak menggunakan isotop, tetapi enzim Keadaan normal rata-rata SF  laki-laki dewasa : 90µg/l wanita dewasa : 30µg/l – Serum Unsaturated Iron Binding Capacity (UIBC)
  • 5. • Penilaian Status Protein – Pemeriksaan biokimia terhadap status protein dibagi dalam 2 bagian pokok yaitu penilaian somatic protein dan visceral protein. – Perbandingan somatic dan visceral dalam tubuh antara 75% dan 25%. – Konsentrasi serum protein dapat digunakan untuk mengukur status protein. – Penentuan serum ptotein dalam tubuh meliputi: • Albumin • Transferin • Prealbumin • Retinol binding protein (RBP) • Insulin-like growth factor-1 • fibronectin
  • 6. • Penilaian Status Vitamin – Vitamin A • Metode penentuan serum retinol – Cara HPLC (High Performance Liquid Chromatography) – Penentuan kadar vitamin A cara kalorimetri dengan pereaksi trifluoroasetat/ TFA – Vitamin D Pada pemeriksaaan biokimia penderita rakhitis ditemukan hasil • Kadar kalsium serum normal atau lebih • Kadar fosfor rendah • Kadar fosfatase meninggi • Kadar 25 (OH) vitamin D di bawah 4 mg/ml – Vitamin E Pada pemeriksaan biokimia seorang anak dikatakan memiliki nilai normal vitamin E bila di dalam serum ≥ 0,7 mg.
  • 7. – Vitamin C Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. – Tiamin (B1) – Riboflavin (B2) urine 24 jam yang mengandung riboflavin kurang dari 50 mg merupakan indikasi adanya kekurangan vitamin B2 dan biasanya sudah disertai gejala klinisnya. – Niasin – Vitamin B6 – Vitamin B12
  • 8. • Penilaian Status Mineral – Iodine • Kebutuhan rata-rata per orang dewasa per hari sangat sedkit yaitu 6,15 µg atau 160 µg. • Selain palpasi, untuk mengetahui total goitre rate dapat dilakukan pemeriksaan kadar yodium dalam urine dan kadar thyroid stimulating hormone dalam darah. • Metode penentuan kadar yodium dalam urine dengan menggunakan metode cerium. – Zink Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar zink dalam plasma adalah 12 – 17 mmol/liter  normal – Kalsium Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar kalsium dalam darah adalah 2,1 – 2,6 mmol/liter  normal – Fosfor Kebutuhan normal dalam darah adalah 2,5 – 4,5 µg/100 µl. – Magnesium Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar magnesium dalam darah adalah 1,8 – 2,4 µg/100 ml  normal
  • 9. – Krom (Chromium) Kadar krom dalam darah normal berkisar 0,14 – 0,25 µg/ml untuk serum atau 0,26 – 0,28 µg/ml untuk plasma. – Tembaga batasan dan klasifikasi pemeriksaan tembaga dalam darah dalam keadaan normal = 80 150 µg/100 ml . – Selenium selenium dapat melindungi sel tubuh dari kehancuran hingga memperlambat proses menua.
  • 10. PEMERIKSAAN ZAT GIZI SPESIFIK • KEP Dalam kaitannya dengan KEP, maka analisis biokimia yang banyak diperhatikan adalah menyangkut nilai protein tertentu dalam darah atau hasil metabolit protein yang beredar dalam darah dan dikeluarkan bersama-sama urin. • KVA Penentuan masalah KVA Indikator yang digunakan Batas Prevalensi Plasma vitamin A > = 10 µg/dl >= 5% Liver vitamin A > = 5 µg/dl >= 5%
  • 11. • Anemia Gizi Besi (AGB) Batasan anemia (menurut Depkes) Kelompok Batas Normal Anak balita Anak usia sekolah Wanita dewasa Laki-laki dewasa Ibu hamil Ibu menyusui > 3 bulan 11 gram % 12 gram % 12 gram % 13 gram % 11 gram % 12 gram %
  • 12. • GAKY – Pemeriksaan kadar TSH dalam darah dan mengukur ekskresi yodium dalam urine. – Tingkat keparahan gondok endemik berdasarkan klasifikasi menurut ekskresi yodium dalam urine (µg/gr kreatinin) yaitu Tahap 1 : gondok endemik dengan rata-rata > 50 µg/gr kreatinin di dalam urine. Tahap 2 : gondok endemik dengan ekskresi yodium dalam urine rata-rata 25 – 50 µg/gr kreatinin pada kondisi ini sekresi hormon tiroid boleh jadi tidak cukup  resiko hipotiroidisme tetapi tidak sampai ke kreatinin. Tahap 3 : gondok endemik dengan rata-rata ekskresi yodium dalam urine < 25 mg/gr kreatinin.
  • 13. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN PEMERIKSAAN BIOKIMIA • Keunggulan – Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini. – Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih obyektif. – Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status gizi.
  • 14. • Kelemahan – Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan setelah gangguan metabolisme. – Membutuhkan biaya yang cukup mahal. – Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga ahli. – Kurang praktis dilakukan di lapangan. – Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh. – Membutuhkan perlatan dan bahan yang lebih banyak dibandingkan pemeriksaan lain. – Belum ada keseragaman dalam emmilih reference (nilai normal). – Dalam beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan laboratorium yang hanya terdapat di laboratorium pusat.