2. Bagaimana jika ia berada dalam Petunjuk....
ٰۤ
ىَدُهۡٱل ىَلَع َانَك نِإ َتۡیَء َرَأ
ٰۤ
ى َوۡقَّتٱلِب َرَمَأ ۡ
وَأ
"Bagaimana pendapatmu jika dia (yang dilarang shalat) berada di atas kebenaran
(petunjuk), atau dia menyuruh bertakwa". (Al-Alaq: 11 - 12)
📖 Ini tahapan pertama, Allah swt hendak memberi pelajaran kepada Abu Lahab, yang
menghalangi Nabi saw shalat
📖 Dengan bahasa nasehat, Allah swt bertanya, bagaimana jika yang dilarang shalat itu
justru berada dalam petunjuk
📖 Atau ia malah berusaha mengajak untuk bertakwa kepada Allah swt, karena takwa
akan menyelamatkan
📖 Pertanyaan ini juga dalam bentuk pengingkaran, bagaimana mungkin seorang yang
benar dilarang beribadah
📖 Meskipun dengan bahasa nasehat, Abu Jahal tetap tidak mau menghentikan
perbuatan kejinya
📖 Malah ia terkadang meletakkan kotoran unta di atas pundak Nabi saw, agar ia tidak
melanjutkan shalat di baitullah...
3. Allah SWT Maha Melihat Semua Perbuatan Manusia.....
ٰۤ
ىَّل َوَت َو َبَّذَك نِإ َتۡیَء َرَأ
مَلۡعَی ۡمَلَأ
ى َرَی َ َّ
ٱَّلل َّنَأِب
"Bagaimana pendapatmu jika dia (yang melarang) itu mendustakan dan berpaling? Tidakkah dia
mengetahui sesungguhnya Allah Maha Melihat (perbuatannya)?". (Al-Alaq: 13 - 14)
📖 Ayat ini merupakan tahapan kedua, peringatan Allah swt kepada Abu Lahab, atas perbuatan
jahatnya
📖 Di ayat pertama, Allah swt menyebut Abu Lahab, sebagai seorang yang mendustakan dan
berpaling dari peringatan
📖 Maknanya bagaimana mungkin mempercayai Abu Lahab, dia mendustakan dan berpaling dari
Allah swt
📖 Karenanya, yang layak dipercaya dan diakui kebenarannya, adalah nabi Muhammad saw
dengan ibadahnya
📖 Di ayat kedua, Allah swt mengingatkan tentang salah satu sifatNya, Maha Melihat semua
perbuatan
📖 Dengan sifat ini, tidak ada yang bisa lepas dari penglihatan Allah swt, termasuk Abu Lahab
dengan kejahatannya......