SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBL.lK INDONESIA
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 01 TAHUN 2013
TENTANG
PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
: a. bahwa dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan
baku dan komoditas guna menunjang pembangunan
na~ional serta sebagai upaya terus menerus dalam
menjaga besaran volume Bahan Bakar Minyak
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, diperlukan upaya pengendalian
penggunaan Bahan Bakar Minyak;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huru! a, dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 8 Peraturan
Presiden Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual
Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu,' perlu menetapkan Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pengendalian
Penggunaan Bahan Bakar Minyak;
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Utidang Nor;nor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-UndangNomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4152);
3. Undang-Undang ...
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun~ 2004. tentang
Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4411);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan. Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang
Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4849);
6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara '.(Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang
Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan
Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas
Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4253);
,
8. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tal1bn 2004 tentang
Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Ga~ Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nom<;>r 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia N<?mor 4996);
9. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga
Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar
Minyak Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 41);
I
10. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011 tangga118
Oktober 2011;
11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552);
MEMUTUSKAN: ...
Menetapkan
- 3 -
MEMUTUSKAN :
PERATURAN MENTER! ENERGI DAN' SUMBER DAYA
MINERAL TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN
BAKAR MINYAK.
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksld dengan:
1. Bahan Bakar Minyak adalah bahan bakar yang berasal
dan/atau diolah dari Minyak Bumi.
2. Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang selanjutnya
disebut Jenis BBM Tertentu adalah bahan bakar yang
berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi dan/atau
bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak
Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar
Nabati (Biofueij sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis,
standar dan mutu (spesiflkasi), harga, volume, dan
konsumen tertentu.
3. Kendaraan Dinas adalah semua jenis kendaraan
bermotor yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan
Usaha Milik Daerah.
4. Kegiatan Pertambangan adalah kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara dan kegiatan usaha
hulu minyak dan gas burni.
5. Mobil Barang adalah kendaraan bermotor yang dirancang
sebagian atau seluruhnya untuk mengangkut barang.
6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral.
7. Badan Pengatur adalah badan pengatur sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi.
Pasa12
~
Pelaksanaan pengendalian penggunaan Bahan Bakar Minyak
dilaksanakan dengan:
a. pentahapan pernbatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu
untuk transportasi jalan;
b. pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk
transportasi laut.
Pasal3
Pentahapan pernbatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu
untuk transportasi jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 huruf a berlaku untuk :
a. Kendaraan ...
- 4 -
a. Kendaraan Dinas; dan
b. Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari 4 (empat)
buah.
Pasal4
Pentahapan pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu
untuk Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON
88 pada wilayah Provinsi:
1. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Banten,
Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Timur dan Bali dilarang menggun~an Jenis BBM
Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88;
2. Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan
Bangka Belitung, Jambi, Suma~era Barat, Riau,
Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh terhitung mulai
tanggal 1 Februari 2013 dilarang menggunakan Jenis
BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88;
3. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara,
terhitung mulai tanggal 1 Februari 2013 dilarang
menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Bensin
(Gasoline) RON 88; dan
4. Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara terhitung
mulai tanggal 1 Juli 2013 dilarang menggunakan Jenis
BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88.
b. Untuk Jenis BBM Tertentu Berupa Minyak Solar (Gas Oi~
pada wilayah:
1. Provinsi DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor,
Kota Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang,
Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kabupaten
Bekasi terhitung mulai tanggal 1 Februari 2013
dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa
Minyak Solar (Gas Oi~;
2. Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa
Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi
Jawa Timur dan Provinsi Bali terhitung mulai tanggal
1 Maret 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM
Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oi~.
Pasal5 t
Pentahapan pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu
berupa Bensin (Gasoline) RON 88 dan Minyak Solar (Gas Oi~
untuk Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 dikecualikan bagi kendaraan dinas berupa ambulance,
mobil jenazah, pemadam kebakaran dan pengangkut
sampah.
PasaI6 ...
- 5 -
Pasal6
(1) Pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu berupa
Minyak Solar (Gas Oiij untuk Mobil Barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
a. penggunaan Mobil Barang dengan jumlah roda lebih
dari 4 (empat) buah untuk pengangkutan hasil
kegiatan perkebunan dan pertambangan dilarang
menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak
Solar (Gas Oiij;
b. penggunaan Mobil Barang dengan jumlah roda lebih
dari 4 (empat) buah untuk pengangkutan hasil
kehutanan terhitung mulai tanggaJ 1 Maret 2013
dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa
Minyak Solar (Gas Oiij.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan untuk Mobil Barang yang digunakan untuk
pengangkutan hasil kegiatan:
a. usaha perkebunan rakyat dengan skala usaha kurang
dari 25 (dua puluh lima)hektar;
b. pertambangan rakyat dan komodita~ batuan; dan
c. hutan kemasyarakatan dan hutan rakyat,
dapat menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak
Solar (Gas Oiij.
Pasa! 7
(1) Pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk
transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasa! 2
huruf b, berlaku untuk penggunaan kapal barang non
perintis dan non pelayaran rakyat.
(2) Kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung mulai
tanggal 1 Februari 2013 dilarang menggunakan Jenis
BBM Tertentu berupa Minyak Solar (GaS Oil).
Pasa!8
(1) Pelaksana kegiatan perkebunan, pertambangan,
kehutanan dan transportasi laut berupa kapal barang
non perintis dan non pelayaran rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 berkewajiban
menyediakan tempat penyimpanan Bahan Bakar Minyak
dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
(2) Dalam hal pelaksana kegiatan perkebunan,
pertambangan, kehutanan dan transportasi laut berupa
kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat
belum dapat menyediakan tempat penyimpanan bahan
bakar minyak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat: ,~
a. bekerja ...
- 6-
a. bekerja sarna dengan Badan Usaha Pemegang Izin
Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Minyak atau Badan
Usaha Pemegang Izin Usaha Penyimpanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
atau
b. memanfaatkan tempat penyimpanan bahan bakar
minyak secara bersama-sama antar pelaksana
kegiatan perkebunan, pertambangan, kehutanan
dan/atau transportasi laut berupa kapal barang non
perintis dan non pelayaran rakyat.
(3) Dalam hal pelaksana kegiatan perkebunan,
pertambangan, kehutanan dan transportasi laut berupa
kapal barang non perintis dan non pelayaran belum
dapat menyediakan, memanfaatkan, danlatau bekerja
sarna dengan Badan Usaha Pernegang Izin Usaha Niaga
Umurn Bahan Bakar Minyak atau Badan Usaha
Pernegang Izin Usaha Penyimpanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), maka pelaksana
kegiatan perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan
transportasi laut berupa kapal barang non perintis dan
non pelayaran rakyat wajib mengisi bahan bakar minyak
di:
a. stasiun pengisian bahan bakar rninyak non subsidi;
atau
b. stasiun pengisian bahan bakar minyak bergerak milik
Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum
Bahan Bakar Minyak.
Pasal9
(1) Badan. Pengatur melakukan pengaturan, pengawasan
dan verifikasi terhadap kelancaran' dan ketepatan
pelaksanaan pendistribusian Jenis BBM Tertentu bagi
konsumen pengguna.
(2) Dalam melaksanakan pengaturan, pengawasan dan
verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan
Pengatur menetapkan alokasi volume Jenis BBM
Tertentu untuk konsumen pengguna.
Pasal10
Menteri mengatur lebih lanjut pentahapan pembatasan
pengunaan Jenis BBM' Tertentu terhadap konsumen
pengguna Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON
88 dan Minyak Solar (Gas Oi~ yang belum diatur didalam
Peraturan Menteri ini.
Pasal11 ...
- 7 -
Pasal11
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasa112
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun
2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar
Minyak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 555), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal13
Peraturan Menteri ini mulai berlaku. pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2013
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK'INDONESIA,
Diundangkan di Jakarta
padatangga12 Januari 2013
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
AMIR SYAMSUDIN
ttd.
JEROWACIK
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 3
. Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIANENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Kepala Biro Hukum dan Humas,
~Susyanto

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Dasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas Bumi
Dasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas BumiDasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas Bumi
Dasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas BumiLestari Moerdijat
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Hari Susandi
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Jhon Blora
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Achmad Wahid
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Jhon Blora
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuJhon Blora
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakJhon Blora
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Jhon Blora
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Dini Isrinayanti
 
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Pipiet Noorch
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Jhon Blora
 
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesaPermenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesabening2air
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...iniPurwokerto
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanwalhiaceh
 

Mais procurados (20)

Uu 27 2003
Uu 27 2003Uu 27 2003
Uu 27 2003
 
Dasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas Bumi
Dasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas BumiDasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas Bumi
Dasar Pemikiran Perubahan UU Minyak dan Gas Bumi
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
 
Lhk
LhkLhk
Lhk
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
 
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
 
Perda 20 2011
Perda 20 2011Perda 20 2011
Perda 20 2011
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
 
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesaPermenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
 
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PERTAMBANGAN ...
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 

Semelhante a Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm

Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdftamihakim
 
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfSalinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfAnangMontgomery
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Fahri Januar
 
Pp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasPp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasWinarso Arso
 
140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdf140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdfIvonnyDesilva
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...infosanitasi
 
Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Fikri Irsyad
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...ppbkab
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Achmad Wahid
 
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Fikri Irsyad
 
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...walhiaceh
 
PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...
PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...
PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...Muhamad Imam Khairy
 
Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020
Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020
Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020PrabariniKartika
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...andika_combat
 
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptxPrimaRendra
 
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambangPermen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambangAldrien Ticoalu
 

Semelhante a Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm (20)

Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
 
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfSalinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
 
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017Permen esdm noomor 34 tahun 2017
Permen esdm noomor 34 tahun 2017
 
Pp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migasPp 36-2004 usaha hilir migas
Pp 36-2004 usaha hilir migas
 
140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdf140_PMK.06_2020Per.pdf
140_PMK.06_2020Per.pdf
 
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
Kepmeneg Lingkungan Hidup No.42 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi...
 
Perda 18 2011
Perda 18 2011Perda 18 2011
Perda 18 2011
 
Makalah akn
Makalah aknMakalah akn
Makalah akn
 
Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008
 
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
 
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
 
Lhk
LhkLhk
Lhk
 
PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...
PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...
PERMENLH RI No. 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan B...
 
Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020
Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020
Keputusan Menteri ESDM nomor 62 tahun 2020
 
Pp1 2014bt
Pp1 2014btPp1 2014bt
Pp1 2014bt
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
 
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
02. Paparan 2 Peraturan dan Analisis.pptx
 
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambangPermen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
 

Mais de Sei Enim

Rhpp Contoh
Rhpp ContohRhpp Contoh
Rhpp ContohSei Enim
 
Contoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmasContoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmasSei Enim
 
Formasi cpns2014
Formasi cpns2014Formasi cpns2014
Formasi cpns2014Sei Enim
 
Struktur org dit polair
Struktur org dit polair Struktur org dit polair
Struktur org dit polair Sei Enim
 
Perpres no81th2005 ttg bakorkamla
Perpres no81th2005 ttg bakorkamlaPerpres no81th2005 ttg bakorkamla
Perpres no81th2005 ttg bakorkamlaSei Enim
 
Pp No.51 thn 2002 ttg Perkapalan
Pp No.51 thn 2002 ttg PerkapalanPp No.51 thn 2002 ttg Perkapalan
Pp No.51 thn 2002 ttg PerkapalanSei Enim
 
Kepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikan
Kepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikanKepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikan
Kepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikanSei Enim
 
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKORUU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKORSei Enim
 
UU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKN
UU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKNUU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKN
UU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKNSei Enim
 
KUH Perdata
KUH Perdata KUH Perdata
KUH Perdata Sei Enim
 
Uu no 7_th_2004 sumber daya air
Uu no 7_th_2004 sumber daya airUu no 7_th_2004 sumber daya air
Uu no 7_th_2004 sumber daya airSei Enim
 
UU No.30 th 2002 ttg KPK
UU No.30 th 2002 ttg KPKUU No.30 th 2002 ttg KPK
UU No.30 th 2002 ttg KPKSei Enim
 
UU No.23 th 2004 ttg KDRT
UU No.23 th 2004 ttg KDRTUU No.23 th 2004 ttg KDRT
UU No.23 th 2004 ttg KDRTSei Enim
 
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budayaUU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budayaSei Enim
 
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikUU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikSei Enim
 
UU No.15 th 2002 ttg Money laundry
UU No.15 th 2002 ttg Money laundryUU No.15 th 2002 ttg Money laundry
UU No.15 th 2002 ttg Money laundrySei Enim
 
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaUU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaSei Enim
 
UU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAMUU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAMSei Enim
 
Uu no.22 th 2009_lalin
Uu no.22 th 2009_lalinUu no.22 th 2009_lalin
Uu no.22 th 2009_lalinSei Enim
 
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesiaUu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesiaSei Enim
 

Mais de Sei Enim (20)

Rhpp Contoh
Rhpp ContohRhpp Contoh
Rhpp Contoh
 
Contoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmasContoh Format laporan polmas
Contoh Format laporan polmas
 
Formasi cpns2014
Formasi cpns2014Formasi cpns2014
Formasi cpns2014
 
Struktur org dit polair
Struktur org dit polair Struktur org dit polair
Struktur org dit polair
 
Perpres no81th2005 ttg bakorkamla
Perpres no81th2005 ttg bakorkamlaPerpres no81th2005 ttg bakorkamla
Perpres no81th2005 ttg bakorkamla
 
Pp No.51 thn 2002 ttg Perkapalan
Pp No.51 thn 2002 ttg PerkapalanPp No.51 thn 2002 ttg Perkapalan
Pp No.51 thn 2002 ttg Perkapalan
 
Kepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikan
Kepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikanKepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikan
Kepmenlautkan kep/23/Men/2001 ttg Produktivitas Kapal penangkap ikan
 
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKORUU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
UU No.20 th 2001 ttgTIPIKOR
 
UU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKN
UU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKNUU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKN
UU No.28 th 1999 Bersih dan bebas dari KKN
 
KUH Perdata
KUH Perdata KUH Perdata
KUH Perdata
 
Uu no 7_th_2004 sumber daya air
Uu no 7_th_2004 sumber daya airUu no 7_th_2004 sumber daya air
Uu no 7_th_2004 sumber daya air
 
UU No.30 th 2002 ttg KPK
UU No.30 th 2002 ttg KPKUU No.30 th 2002 ttg KPK
UU No.30 th 2002 ttg KPK
 
UU No.23 th 2004 ttg KDRT
UU No.23 th 2004 ttg KDRTUU No.23 th 2004 ttg KDRT
UU No.23 th 2004 ttg KDRT
 
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budayaUU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
UU No. 11 th 2010 ttg Cagar budaya
 
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi ElektronikUU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
UU no. 11 2008 ttg Informasi dan Transaksi Elektronik
 
UU No.15 th 2002 ttg Money laundry
UU No.15 th 2002 ttg Money laundryUU No.15 th 2002 ttg Money laundry
UU No.15 th 2002 ttg Money laundry
 
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg PsikotropikaUU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
UU No.5 th 1997 ttg Psikotropika
 
UU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAMUU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAM
 
Uu no.22 th 2009_lalin
Uu no.22 th 2009_lalinUu no.22 th 2009_lalin
Uu no.22 th 2009_lalin
 
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesiaUu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
Uu 6 tahun 1996 tentang perairan indonesia
 

Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm

  • 1. MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBL.lK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan baku dan komoditas guna menunjang pembangunan na~ional serta sebagai upaya terus menerus dalam menjaga besaran volume Bahan Bakar Minyak sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, diperlukan upaya pengendalian penggunaan Bahan Bakar Minyak; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru! a, dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 8 Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu,' perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak; 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Utidang Nor;nor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-UndangNomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152); 3. Undang-Undang ...
  • 2. - 2 - 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun~ 2004. tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara '.(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 141, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4253); , 8. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tal1bn 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Ga~ Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4436) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nom<;>r 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia N<?mor 4996); 9. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 41); I 10. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011 tangga118 Oktober 2011; 11. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 552); MEMUTUSKAN: ...
  • 3. Menetapkan - 3 - MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTER! ENERGI DAN' SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK. Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksld dengan: 1. Bahan Bakar Minyak adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi. 2. Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu yang selanjutnya disebut Jenis BBM Tertentu adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi dan/atau bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi yang telah dicampurkan dengan Bahan Bakar Nabati (Biofueij sebagai Bahan Bakar Lain dengan jenis, standar dan mutu (spesiflkasi), harga, volume, dan konsumen tertentu. 3. Kendaraan Dinas adalah semua jenis kendaraan bermotor yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Badan Usaha Milik Negara, dan Badan Usaha Milik Daerah. 4. Kegiatan Pertambangan adalah kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara dan kegiatan usaha hulu minyak dan gas burni. 5. Mobil Barang adalah kendaraan bermotor yang dirancang sebagian atau seluruhnya untuk mengangkut barang. 6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral. 7. Badan Pengatur adalah badan pengatur sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Pasa12 ~ Pelaksanaan pengendalian penggunaan Bahan Bakar Minyak dilaksanakan dengan: a. pentahapan pernbatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk transportasi jalan; b. pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk transportasi laut. Pasal3 Pentahapan pernbatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk transportasi jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a berlaku untuk : a. Kendaraan ...
  • 4. - 4 - a. Kendaraan Dinas; dan b. Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari 4 (empat) buah. Pasal4 Pentahapan pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Untuk Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88 pada wilayah Provinsi: 1. Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali dilarang menggun~an Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88; 2. Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Suma~era Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh terhitung mulai tanggal 1 Februari 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88; 3. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, terhitung mulai tanggal 1 Februari 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88; dan 4. Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara terhitung mulai tanggal 1 Juli 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88. b. Untuk Jenis BBM Tertentu Berupa Minyak Solar (Gas Oi~ pada wilayah: 1. Provinsi DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi terhitung mulai tanggal 1 Februari 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oi~; 2. Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali terhitung mulai tanggal 1 Maret 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oi~. Pasal5 t Pentahapan pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88 dan Minyak Solar (Gas Oi~ untuk Kendaraan Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dikecualikan bagi kendaraan dinas berupa ambulance, mobil jenazah, pemadam kebakaran dan pengangkut sampah. PasaI6 ...
  • 5. - 5 - Pasal6 (1) Pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oiij untuk Mobil Barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b, berlaku ketentuan sebagai berikut: a. penggunaan Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari 4 (empat) buah untuk pengangkutan hasil kegiatan perkebunan dan pertambangan dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oiij; b. penggunaan Mobil Barang dengan jumlah roda lebih dari 4 (empat) buah untuk pengangkutan hasil kehutanan terhitung mulai tanggaJ 1 Maret 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oiij. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan untuk Mobil Barang yang digunakan untuk pengangkutan hasil kegiatan: a. usaha perkebunan rakyat dengan skala usaha kurang dari 25 (dua puluh lima)hektar; b. pertambangan rakyat dan komodita~ batuan; dan c. hutan kemasyarakatan dan hutan rakyat, dapat menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (Gas Oiij. Pasa! 7 (1) Pembatasan penggunaan Jenis BBM Tertentu untuk transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasa! 2 huruf b, berlaku untuk penggunaan kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat. (2) Kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhitung mulai tanggal 1 Februari 2013 dilarang menggunakan Jenis BBM Tertentu berupa Minyak Solar (GaS Oil). Pasa!8 (1) Pelaksana kegiatan perkebunan, pertambangan, kehutanan dan transportasi laut berupa kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 berkewajiban menyediakan tempat penyimpanan Bahan Bakar Minyak dengan kapasitas sesuai kebutuhan. (2) Dalam hal pelaksana kegiatan perkebunan, pertambangan, kehutanan dan transportasi laut berupa kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat belum dapat menyediakan tempat penyimpanan bahan bakar minyak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat: ,~ a. bekerja ...
  • 6. - 6- a. bekerja sarna dengan Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Minyak atau Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Penyimpanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau b. memanfaatkan tempat penyimpanan bahan bakar minyak secara bersama-sama antar pelaksana kegiatan perkebunan, pertambangan, kehutanan dan/atau transportasi laut berupa kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat. (3) Dalam hal pelaksana kegiatan perkebunan, pertambangan, kehutanan dan transportasi laut berupa kapal barang non perintis dan non pelayaran belum dapat menyediakan, memanfaatkan, danlatau bekerja sarna dengan Badan Usaha Pernegang Izin Usaha Niaga Umurn Bahan Bakar Minyak atau Badan Usaha Pernegang Izin Usaha Penyimpanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), maka pelaksana kegiatan perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan transportasi laut berupa kapal barang non perintis dan non pelayaran rakyat wajib mengisi bahan bakar minyak di: a. stasiun pengisian bahan bakar rninyak non subsidi; atau b. stasiun pengisian bahan bakar minyak bergerak milik Badan Usaha Pemegang Izin Usaha Niaga Umum Bahan Bakar Minyak. Pasal9 (1) Badan. Pengatur melakukan pengaturan, pengawasan dan verifikasi terhadap kelancaran' dan ketepatan pelaksanaan pendistribusian Jenis BBM Tertentu bagi konsumen pengguna. (2) Dalam melaksanakan pengaturan, pengawasan dan verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Pengatur menetapkan alokasi volume Jenis BBM Tertentu untuk konsumen pengguna. Pasal10 Menteri mengatur lebih lanjut pentahapan pembatasan pengunaan Jenis BBM' Tertentu terhadap konsumen pengguna Jenis BBM Tertentu berupa Bensin (Gasoline) RON 88 dan Minyak Solar (Gas Oi~ yang belum diatur didalam Peraturan Menteri ini. Pasal11 ...
  • 7. - 7 - Pasal11 Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasa112 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 555), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal13 Peraturan Menteri ini mulai berlaku. pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Januari 2013 MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK'INDONESIA, Diundangkan di Jakarta padatangga12 Januari 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN ttd. JEROWACIK BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 3 . Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIANENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Kepala Biro Hukum dan Humas, ~Susyanto