SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 184
TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
KELAS J KELOMPOK 13
ADE PUTRI
ROSALIYANTI
1222200207
LOLA VIA
MARCELLINA
1222200192
SAUSAN NADA
SALSABILA
1222200208
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. I
PERMINTAAN dan PENAWARAN
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
PERMINTAAN
DAN
PENAWARAN
Harga Suatu Barang danJasa
HARGA adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang
tertentu, terbentuk karena adanya interaksi antara permintaan danpenawaran.
Barang dan Jasa mempunyai harga, jika: mempunyai nilai, guna;terbatas adanya.
Konsep kemahalan harga menurut scarcity(kelangkaan):
kurang
berguna
tetapi langka
berguna
tetapi tidak
langka
Berguna dan
langka
> >
tidak berguna
> dan tidak
langka
Konsep harga menurut interaksi:
Jika permintaan >suplai, maka harga Jika permintaan <suplai, makaharga
Teori Permintaan
Definisi permintaan akan barang dan jasa: Berbagai jumlah barang dan jasaoleh
konsumen pada berbagai tingkat harga dan periode tertentu.
Rumus fungsi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain (substitusi
maupun komplementer)
3. Income
4. selera
Faktor yang memengaruhi
permintaan barang:
Dx =permintaan akan barang
Px =Harga barang itu sendiri
Pz =harga barang yanglain
I = Pendapatan konsumen
S =Selera
Hipotesis didasarkan atasasumsi:
Hukum Permintaan
Hipotesis HukumPermintaan:
 Semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yangdiminta
 Semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yangdiminta
03Ceteris Paribus :asumsi faktor lain tidak ada perubahan selainharga.
01Bila harga
02 Bila harga
: awal tidak mampu membeli; -pembelian barang lain, +pembelian
barang yang turun harga; pendapatan riil ,membeli lebih banyak
: awal mampu menghentikan pembelian; konsumen mencari
barang lain; pendapatan riil ,konsumen -pembelian barang
Kurva Demand
Menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa
yang diminta, dimana harga (sb. y)sebagai variable
independen dan jumlah barang diminta (sb.x)
merupakan variable dependen.
Naiknya nilai satu variabel diikuti turunnya nilai
variabel satunya, maka kurva menurun kiri ataske
kanan bawah.
Adalah garis pembatas. Segala sesuatu di bawah
kurva itu mungkin terjadi dan di atas garis itutidak
mungkin (dengan ceteris paribus).
Pengaruh pendapatan (income effect) >pengaruh substitusi (substitution effect).
Berupa kasus klasik Bernama “Barang Giffen” / “Keanehan Giffen” (GiffenParadox)
Giffen: kenaikan harga roti; menyebabkan keluarga miskin membeli lebih banyakroti.
Harga roti naik membuat mereka lebih miskin lagi, dan jika mereka lebih miskin lagi,
mereka mengganti makanan yang lebih mahal denganroti.
Pengecualian kurva Demand
Dua hal lain diduga pengecualian:
1. Berhubungan dengan barang gengsi (prestige goods). Dimana jika harga barang ,
permintaan akan dari orang yang suka kemewahan.
2. Pengaruh harapan yang dinamis (dynamic expectational effect). Jika hargabarang
,jumlah permintaan akan apabila orang memperkirakan harga akanterus
Menggambar Kurva Demand denganSistematis
Q=F (P)
Rumus Fungsi hub. antara harga dan jumlah yangdiminta:
Dituliskan dengan Fungsi Persamaan Permintaan:
Q=a – bP
Q=jumlah barang yang diminta
P =Harga
a =Konstanta, a adalah suatu intercept (suatu garis yang memotong garis yanglain)
b =slope dari garis itu
(—)=Persamaan fungsi demand selalu berslope negatif (menggambarkanhubungan
antara Qdan P selalu berbanding terbalik dan bentuk kurva permintaan miring dari
kiri atas ke kananbawah)
Misal persamaan fungsi permintaan
suatu barang Xadalah: Qx=200 - 0.5Px.
Bagaimana bentuk Kurva Demandnya?
Qx=200 - 0.5Px
Jika PX =0,maka Qx=200
Pers. bisa ditulis denganpersamaan:
Px =400-2Qx
Jika Qx=0,maka PX =400 Angka 200 di sumbu horizontal adalah int-
erseptnya fungsi Qx (absis), sedang 400
adalah intersept nya fungsi PX (ordinat).
Pada Fungsi Qx, slopenya adalah 0.5, yaitu
200/400. Sedang pada fungsi PX slopenya
2adalah 400/200
Pergeseran dan perubahan di sepanjang kurva permintaan, dibedakanmenjadi:
1
. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergerakan di sepanjangkurva
permintaan itu sendiri.
2. Perubahan faktor-faktor (variable) lain selain berubahnya harga barangitu
sendiri mengakibatkan perubahan permintaan yang ditunjukkanoleh
bergesernya kurva permintaan.
Pergeseran Kurva Demand
Titik keseimbangan dari A ke B menunjukkan adanya
penambahan jumlah yang diminta. Dari A ke Cmenun
-jukkan adanya penurunan jumlah yangdiminta.
Faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan:
• Pendapatan riil konsumen
• Harga barang terkait substitusi dankomplementer
Misal, ada dua barang X dan Y
. Jika XY substitusi, maka jika harga Y naik dan harga
X tetap, kurva permintaan X akan bergeser ke kanan atau ada kenaikan permintaan
(hubungannya positif). Sedang jika XY komplementer
, maka jika harga Y naik cend-
erung akan menurunkan permintaan akan Xdan sebaliknya (hubungannyanegatif).
• Selera dan preferensi konsumen
• Perubahan faktor lain, misal Perubahan PengharapanHarga
Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Permintaan suatu komoditi
Contoh, dimisalkan pasar hanya terdiri dua individu yaitu Ali dan Budidengan
jumlah DVDyang diminta pada setiap tingkat harga sebagai berikut:
Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaanberbagai
individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkatharga.
Teori Penawaran
Penawaran berarti berbagai kuantitas barang yang ditawarkan penjual (dipasar)
dengan berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu, dengan asumsi
keadaan lain dianggap tak berubah.
Bentuk Kurva Penawaran umumnya berbentuk dari kiri bawah ke kanan atas.
Memiliki arti semakin tinggi harga jual suatu barang, semakin banyak jumlah
yang ditawarkan.
Hukum Penawaran
"Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barangyang
ditawarkan akan bertambah (karena produsen diuntungkan)
dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah harang yang dit
awarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus”
Bentuk Kurva Penawaran
1
. Bentuk yang tunduk dengan hukum penawaran
• Pada harga tertentu penjual bersedia menjual >
,tapi
tak dapat didorong untuk menjual <
• Untuk jumlah tertentu penjual bersedia menerima ha
rga <
,tapi tak akan bersedia menawarkan jumlah ter
sebut dengan harga >
Persamaan penawaran berslope positif (menggambarkan
arah perubahan harga dan jumlah yang ditawarkan searah
dan bentuk kurva miring dari kiri bawah ke ke kananatas)
Bentuk Persamaan:
Qs =F (Px)
Qs =a +bP
2. Bentuk yang tidak tunduk dengan hukum penawaran
Kurva S3,disebut kurva penawaran seketika, yaitu
kurva penawaran untuk jangka waktu yangdemiki-
an pendeknya sehingga produsen sama sekali bel-
um mampu untuk menambah/mengurangi jumlah
pemakaian faktor produksi.
Kurva Sl disebut kurva penawaran jangka panjang dengan biayakonstan
Kurva S2 disebut kurva penawaran jangka panjang dengan biayamenurun
Perubahan Penawaran
1
. Perubahan harga barang yangditawarkan mengakibatkan perubahan di
sepanjang kurva itu sendiri.
2. Perubahan faktor-faktor (variable) lain selain berubahnya harga barangyang
ditawarkan mengakibatkan kurva suplai bergeser ke kiri (jika berkurang) danke
kanan (jika bertambah).
Perubahan dari A ke B atau C, perubahan jumlah
yang ditawarkan disebabkan karena adanya per-
ubahan harga barang itu sendiri.
Faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran:
• Berubahnya harga input variable
• Perubahan teknologi
• Perubahan iklim
• Harga komoditas lain
• Biaya untuk memperoleh faktor produksi
• Pajak dan subsidi
• Harapan harga
• Tujuan perusahaan
Penentuan Harga Pasar
HARGA PASAR adalah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual maumenjual
sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barangtersebut.
Harga Pasar titik potong
antara k. demand dan k. supply.
1
.Secara grafik 2.Secara matematis
Ditanya berapa Qdan P keseimbanganpasar
.
Keseimbangan terjadi pada saat Qd=Qs
Persamaan fungsi demand =Qd=400 —0.5P
sedang fungsi penawaran Qs =100+
P
.
400-0.5 P =100+
P
1.5 P =300
P =200
Q=300
Perubahan Permintaan dan Penawaran Mengubah Harga dan KuantitasPasar
H.P
. berubah jika pena-
waran bertambah seda-
ng permintaan tetap
H.P
. berubah jika terjadi
perubahan permintaan
meningkat sedang pe-
nawaran tetap
Perubahan keseimbang-
an jika terjadi perubahan
permintaan meningkat
sedang penawaran turun
Aplikasi praktis keseimbangan pasar
• Kebijakan Ceiling Price
• Kebijakan Floor Price
• Cobweb Teori – Teori Sarang Laba-Laba (Teori PenyesuaianHarga)
• Surplus Produsen danKonsumen
• Pengalihan Beban Pajak (ShiftingT
ax)
• Kasus Penetapan Harga Barang Bebas dan BarangPotensial
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. III
ELASTISITAS
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Elastisitas Demand, Supply,
Silang, dan Income
Kelompok 13 Kelas J
ELASTISITAS
Adalah besar kecilnya respon atau reaksi berubahnyajumlah
barang yang diminta akibat perubahan faktor yang
mempengaruhinya.
ELASTISITAS PERMINTAAN (DEMAND)
%∆𝑄𝑑
𝐸𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑=
=
%∆𝑃𝑑
𝑄2− 𝑄1
𝑄1+ 𝑄2
÷
𝑃2− 𝑃1
𝑃1+ 𝑃2
Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang itusendiri.
01. Elastisitas busur(Arc Elasticity) 02.Elastisitas poin (Point Elasticity)
𝑗
𝑎
𝑟
𝑎
𝑘𝐿𝐾
𝐸
𝑑
𝑖
𝐸=
𝑗
𝑎
𝑟
𝑎
𝑘𝑂𝐿
Kencodongan kurva elastisitas
demand
Ed pasti bertanda negatif. Artinya perubahan terjadi dalam arahberlawanan.
Bila harga barang berubah naik, maka jumlah barang yang diminta akanturun.
Faktor yang mempengaruhitingkat
elastisitas, makin elastis jika:
• Ada barang substitusi dengankualitas
relatif sama dan harga lebihrendah,
• Semakin bervariasi penggunaannya,
• Harga yang diminta relatif mengambil
sebagian besar pendapatankonsumen
Dan sebaliknya.
ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY)
𝐸𝑠
𝑢
𝑝
𝑝
𝑙
𝑦
%∆𝑄𝑠
=
%∆𝑃
𝑠
𝑄2− 𝑄1 𝑃2− 𝑃1
÷
𝑄1+ 𝑄2 𝑃1+ 𝑃2
=
Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang itusendiri.
Kencodongan kurva elastisitas
supply
Es pasti
bertand
a positif
ELASTISITAS SILANG (CROSS)
Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang lain yang mempunyaihubungan
(Substitusi dan Komplementer)
𝐸x𝑦
%∆𝑄𝑥
%∆𝑃
𝑦
= = ÷
𝑄𝑦2− 𝑄𝑦1 𝑃𝑥2− 𝑃𝑥1
𝑄𝑦1+ 𝑄𝑦2 𝑃𝑥1+ 𝑃𝑥2
Misal: elastisitas antara
barang x dan barang y
Elastisitas Silang Sifat Hubungan Jika Px Naik Jika Px Turun
Jika Exy >0 Substitusi Qy naik Qyturun
Jika Exy =0 Tidak ada Hub. Qytetap Qy tetap
Jika Exy<0 Komplementer Qy turun Qynaik
Lebih lanjut untuk menentukan hubungan substitusi/komplementer :
Harga x Jumlah x Harga y Jumlah y Barang x dan y
Turun Naik Tetap Naik Komplementer
Turun Naik Tetap Turun Substitusi
Naik Turun Tetap Naik Substitusi
Naik Turun Tetap Turun komplementer
Contoh barang substitusi: teh dan kopi
Contoh barang komplementer: baju dan dasi
ELASTISITAS PENDAPATAN (INCOME)
Faktor yang mempengaruhi adalah perubahan pendapatankonsumen
𝐸I =
%∆𝑄𝑥 𝑄2− 𝑄1
%∆I 𝑄1+ 𝑄2
= ÷
I2 − I1
I1 + I2
Elastisitas Income Jenis Produk Jika I Naik Jika I Turun
Jika Ei >0 Luxuries Qx naik
%lebih besar
Qy turun
%lebih besar
Jika Ei =0 Kebutuhan pokok Qx naik
%lebih kecil
Qy tetap
%lebih kecil
Jika Ei <0 Inferior Qx turun Qynaik
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. V
PERILAKU KONSUMEN
Dengan Pendekatan Cardinal dan Ordinal
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Perilaku Konsumen dari
Pendekatan Cardinal
dan Ordinal
UTILITAS (Utility)
Adalah nilai guna atau manfaat dari suatu barang yang
diperlukan konsumen
NILAI
Kemampuan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan
manusia
Nilai Barang, dibedakan menjadi:
a. Nilai penggunaan objektif (nilai guna): kesanggupan
suatu barang/jasa untuk memenuhi keperluan manusia
b. Nilai penggunaan subjektif: arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang tertentu untuk
memuaskan kebutuhannya
Nilai Pertukaran, dibedakan menjadi:
a. Nilai pertukaran objektif: kemampuan barang/jasa itu
sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lain
b. Nilai pertukaran subjektif: arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang/jasa terkait dengan
kegunaan barang tersebut terhadap dirinya
Pemenuhan Kepuasan:
Hk. Gossen I dan Hk. Gossen II
Pendekatan Tradisional Untuk Mengungkapkan
Perilaku Konsumen
Dijelaskan menggunakan konsep utilitas.
Anggapan: utilitas dapat diukur secara absolut dengan
menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan
“util”. Seberapa besar-lebihnya tergantung konsumen
Individual.
Pendekatan tradisional merumuskan:
U = f(X1; X2; ……Xn)
U = banyaknya daya guna bagi seorang konsumen
X2 = banyaknya barang tertentu yang dikonsumsi oleh
konsumen tersebut
X1, X2, Xn =jumlah jenis barang
Jumlah daya guna total yang diperoleh akan naik sebagai
akibat dari kegiatan tersebut
Pendekatan Tradisional terpecah dan
berkembang menjadi dua:
1. teori daya guna kardinal (cardinal utility)
2. teori daya guna ordinal (ordinal utility)
Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal
Utility)
Anggapan: bahwa manfaat atau kenikmatan
yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur
secara pasti. Untuk setiap unit yang
dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya.
Dalam teori ini dikenal:
1. Nilai guna marginal/guna batas/marginal utility (MU)
adalah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh
barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut
1. Nilai guna total/guna total/total utility (TU)
adalah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengonsumsi berbagai jumlah barang
Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal
Utility)
Berikut adalah gambar kurva hubungan Marginal
Utility dan Total Utility:
Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal
Utility)
Asumsi dalam Teori Kardinal
1. Utility bisa diukur dengan uang
Asumsi dasarnya: tingkat kepuasan konsumen
mengonsumsi barang atau jasa dapat dihitung secara
numerik.
Daya Guna subjektif sehingga sukar untuk mengukur
util. Sehingga diperlukan asumsi yang objektif, yaitu
bahwa Utility dapat diukur dengan uang.
Asumsi dalam Teori Kardinal
1.
2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing of
Marginal Utility)
Bahwa jika semakin banyak suatu barang dikonsumsi:
tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh
dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan
akan menurun, total utility makin besar, laju
pertambahan daya guna makin rendah.
Kurva hub. antara jumlah barang yang
dikonsumsikan dengan daya guna total dan laju
pertambahan daya guna:
Asumsi dalam Teori Kardinal
1.
2. Konsumen bersifat rasional
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total
yang maksimal. Semakin banyak barang X yang
dikonsumsi, semakin kecil Marginal Utility yang
diperoleh dari barang X.
Kritik pada Pendekatan Kardinal
1. Asumsi Utility bisa diukur adalah pemikiran yag
keliru
2. Marginal Utility dari uang tidaklah konstan
Maksimalisasi Guna
1. Guna batas iniadalah tambahan guna pada guna
total karena ada tambahan satu unit barang lagi
yang dikonsumsi.
Untuk mencari MU:
Anggapan: bahwa Utilitas seseorang tidak dapat
diukur dengan numerik tetapi bisa diungkapkan
secara ordinal atau ranking. Sehingga
dibutuhkan penilaian dari lebih dari 1 barang.
Utilitas itu bisa dalam bentuk lebih suka, lebih
baik, lebih enak, dsb. akan tetapi, tidak
disebutkan nilai gunanya secara pasti.
Teori Daya Guna Ordinal (Ordinal
Utility)
Fenomena pada anggapan di Ordinal Utility
dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau
Indifference Curve (IC), yaitu kurva yang
menggambarkan tingkat utility yang sama untuk
berbagai kombinasi barang.
Teori Daya Guna Ordinal (Ordinal
Utility)
1. konsumen selalu bersifat rasional (rationality)
Secara rasional, utilitas konsumen akan
meningkat jika jumlah komoditi yang dikonsumsi
meningkat. Konsumen akan bertindak secara
rasional, yaitu dengan jumlah uang yang dimiliki
ingin mendapatkan utilitas yang maksimum
Asumsi dalam Indiference Curve
1. Nilai guna dari uang bersifat konstan
Artinya, uang sekadar sebagai alat pembayaran
saja, tidak dapat memberikan kepuasan (utilitas)
Asumsi dalam Indiference Curve
1. Utility dinyatakan secara ordinal
Tingkat Utilitas diukur melalui order/ranking,
tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti
Asumsi dalam Indiference Curve
1. Berlakunya hukum diminishing marginal utility
2. Total Utility dari konsumen tergantung dari
beberapa komoditi
3. Consistency and transitity of choice
Asumsi dalam Indiference Curve
Berikut adalah grafik Indifference Curve:
Indifference Curve
1. Berlakunya hukum diminishing rate of return
2. Cembung terhadap titik 0 atau origin
3. Dua IC tidak akan saling berpotongan
Sifat-Sifat Indifference Curve
Jika Terjadi Kumpalan Kurva IC, Kurva IC yang
Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin
besar
Sifat-Sifat Indifference Curve
Sifat-Sifat Indifference Curve
Pada dua IC tidak saling berpotongan
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VI
PERILAKU PRODUSEN
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Perilaku Produsen
PERILAKU PRODUSEN
Produksi:
Transformasi/pengubahan faktor produksi menjadi barang
produksi atau suatu proses dimana input diubah menjadi output.
Perilaku produsen:
Suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimili-
kinya.
KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
Jangka Pendek:
Jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat
mengubah beberapa jumlah sumber yang digunakan
Jangka Panjang:
Semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor
produksi yang paling efisien
FUNGSI PRODUKSI
Adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang
dihasilkan dari proses produksi.
Merupakan hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan
output (barang-barang atau jasa yang dihasilkan) tanpa memperhitungkan
harga.
Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang
lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar.
Kita akan terus menganggap bahwa berapapun jumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan, Teknik yang digunakan harus yang paling efisien.
Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah
input yang digunakan.
Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung
pada teknik produksi yang digunakan.
FUNGSI PRODUKSI
Bentuk umum: fungsi produksi menunjukkan jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan.
Maka, barang produksi variable tidak bebas
faktor produksi variable bebas
Rumus fungsi produksi:
Q = F(C,L,B,S)
FUNGSI PRODUKSI
Q = output
C = capital
L = labor
B = bahan baku
S = skill
Dimana:
Hubungan antara output dan input itu bisa dalam:
1. Bentuk Linier
2. Bentuk Tidak Linier
1. Bentuk Linier
FUNGSI PRODUKSI
Bentuk fungsi linier:
Q = A + bX
Bentuk Kurva fungsi linier:
2. Bentuk Tidak Linier
Bentuk Fungsi Quadratik:
Q = a + b1X + b2X2
Bentuk Kurva Fungsi Quadratik:
Bentuk Fungsi Cubic:
Q = a + b1X + b2X2 + b3 X3
Bentuk kurva Cubic:
ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva:
 TP (total product) : total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja
(labour)
 AP (average product) : rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja
 MP (marginal product) :tambahan hasil produksi apabila menambah satu
 tenaga kerja
• AP = TP/Labour
• MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP = 𝜕 TP / 𝜕 L
Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of
Diminishing Returns)
Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu faktor produksi bersifat
variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan
produksi total apabila kita menambah faktor produksi itu secara terus-menerus.
Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin
kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian
menurun.
Hubungan antara TP, AP, dan MP
 Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari naik menjadi
turun, maka kurva MP mencapai titik maksimumnya.
 Pada saat TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu
horizontal, artinya MP = 0
 Pada saat AP meningkat, MP lebih tinggi daripada AP, dan pada saat AP me-
nurun MP lebih rendah daripada AP. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat
AP mencapai titik maksimum MP sama dengan AP, atau kurva AP berpotong-
an dengan MP.
Kesimpulan :
1) Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2) Jika AP maximum maka MP = AP
3) Jika AP semakin berkurang maka MP < AP
Kurva TP, MP, AP:
Tahapan dalam Fungsi Produksi
 Tahap 1
Mulai dari titik 0 sampai titik maksimum AP, yaitu pada saat MP sama dengan
AP. Jika labour ditambah, AP bertambah.
 Tahap 2
Dari titik pada saat AP mencapai titik maksimal sampai pada saat TP menca-
pai maksimal atau pada saat MP = 0, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP
masih positif.
 Tahap 3
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena
luas tanah dan labour ditambah terus sehingga terjadi ketidakefesiensian
tanah dan labour. Akibatnya TP menurun terus.
PRODUKSI JANGKA PANJANG
Isoquant
Pengertian Kurva Isoquant/Isoproduk:
kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan
suatu tingkat.
Kurva Isoquant:
Sifat dari Kurva Isoquant
a) Cembung ke arah titik origin.
b) Menurun dari kiri atas ke bawah.
c) Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi
yang lebih banyak, dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari
titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
d) Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan
atau saling bersinggungan.
Adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y
sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MTRS itu adalah kemiring
an isoquant pada titik khusus.
MTRS di C = - Δ K/ Δ L
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan
L-nya:
• K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
• K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labour intensif.
MRTS (Marginal Rate Technical of Subsitution)
Bentuk Isoquant Lain:
Bentuk Isoquant yang Linier
Menunjukkan adanya substitusi input capital dan labor yang sempurna. Substi-
tusi kapital dan labor secara sempurna di dalam dunia nyata ini tidak pernah
bisa terjadi.
Bentuk isoquant yang input output
Menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital
dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja.
Iso-biaya (Isocost)
Isocost
“Kurva yang menunjukkan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-
barang atau faktor produksi yang dibeli oleh perusahaan dengan sejumlah
anggaran tertentu.”
“Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang
dapat dibeli oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber
persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu.”
Gambar Kurva Isocost:
Slope kurva isocost adalah :
M/Pk : M/Pk x PI/M = PI/Pk
Sedangkan fungsinya :
TC = PI L + Pk K
Perubahan Isocost
Kurva Isocost dapat berubah disebabkan ;
• Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap.
• Jumlah modal berubah atau berkurang.
a) Kurva isocost berubah jika harga faktor prokusi labor turun atau naik sedang
lainnya tetap
Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke kanan dari KL
2 menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost berge-
ser dari kiri KL2 menjadi KL3.
b) Kurva isocost berubsh jiks hsrgs faktor produksi kapital turun atau naik seda-
ng lainnya tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke atas dari KL
2 menjadi KL3. Dan jika harga kapital beetambah mahal maka kurva isocost
bergeser ke bawah dari KL2 menjadi KL3.
c) Kurva isocost berubah jika jumlah modal berubah berkurang dan bertambah
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergeser ke atas K2L2
menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergeser
ke bawah K2L2 menjadi K1L1.
Ekuilibrium Produsen
Diartikan: Suatu Keadaan Seimbang dimana produsen mendapat
keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah
-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor
produksinya.
Artinya: apabila produsen menambah/mengurangi tingkat produksi,
keuntungan berkurang. Atau apabila penggunaan kombinasi input
ditambah/dikurangi, keuntungan akan lebih kecil.
Membutuhkan dua alat pokok:
1. Garis anggaran belanja (isocost)
2. Peta isoquant
Pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant inilah merupakan
titik terbaik bagi produsen/titik yang memberikan tingkat produksi,
yaitu memberikan keuntungan paling besar dengan biaya paling kecil.
Kurva menunjukkan titik Ekuilibrium Produsen:
Titik C menunjukkan produksi yang optimum, dimana pada saat itu
produsen mengalami keseimbangan. Dengan demikian, posisi kese-
imbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggung-
an dengan kurva isocost.
Penjelasan rumus posisi kurva optimum:
MRTS = Slope Isoquant
-MPI/MPk = - PI/Pk
PI . MPk = Pk . Mpi
Ruas kanan kiri dibagi PI . Pk maka hasilnya:
𝑃𝐼 .𝑀𝑃𝑘
𝑃𝐼 .𝑃𝑘
=
𝑃𝑘 .𝑀𝑃𝐼
𝑃𝐼 .𝑃𝑘
𝑀𝑃𝑘
𝑃𝑘
=
𝑀𝑃𝐼
𝑃𝐼
Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik Least Cost Combination
di berbagai isoquant. LCC adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos
terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Agar diperoleh
ongkos yang paling kecil dia harus mengkombinasikan penggunaan
input input l&k pada titik-titik garis expansion path.
Hasil dari Pengembangan Skala Usaha
(Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C
adalah kapital dan Q adalah output maka:
= L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
= aL + aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam
keadaan:
1.b > a disebut increasing return to scale
2.b = a disebut constant return to scale
3.b < a disebut decreasing return to scale
Memilih kombinasi input yang efisien (Ridge Line)
Relevant Range (daerah relevan) yaitu daerah yang memungkinkan
bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di
berbagai tingkat isoquant. Garis batas yang membatasi antara
daerah yang relevan dan daerah tidak relevan dinamakan Ridge-Line.
Dengan memperhatikan peta isoquant pada kurva, kita dapat mem-
baca sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan menghasilkan
suatu tingkat output tertentu.
Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi
suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost
resources combination. Kurva ini menunjukkan kombinasi
faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos terkecil.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar
persaingan
sempurna
PASAR DAN PERSAINGAN
PASAR, dalam teori ekonomi :
Tempat bertemunya pembeli dan penjual yang
bersepakai mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan (terjadinya transaksi jual beli barang).
PERSAINGAN :
Jika sesame produsen/penjual bersaing agar
konsumen membeli produknya dan sesame konsumen
bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang
dibutuhkan.
BENTUK PASAR
PERSAINGAN
a. Pasar Persaingan
Sempurna
b. Pasar Persaingan
Monopolistik
c. Pasar Ekonomi
d. Pasar Oligopoli
4 PASAR BESAR DALAM
EKONOMI :
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
Suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli.
• Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar.
• Berapapun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar,
harga akan tetap.
• Harga pasar digambarkan oleh garis lurus sejajar sumbu
horizontal, yaitu sumbu jumlah barang.
• Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah
sebagai pengikut harga pasar atau price taker.
KURVA:
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
BERCIRI:
JUMLAH PENJUAL DAN PEMBELI SANGAT BANYAK
Sehingga tak bisa memengaruhi pasar. Harga barang tetap
karena masing-masing penjual hanya bagian kecil dari jumlah
keduanya.
BARANG YANG DIPERJUALBELIKAN HOMOGEN/IDENTIK
Semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual semua.
PENJUAL BISA KELUAR MASUK DI PASAR DENGAN MUDAH
Penjual baru maupun lama bebas masuk atau meninggalkan
pasar. Artinya penjual bisa berjualan tanpa hambatan.
INFORMASI TERHADAP PASAR SEMPURNA
Artinya, jika ada konsumen mengetahui harga yang murah,
konsumen lain akan mengetahuinya. Demikian penjual dengan
harga bahan baku atau teknologi baru.
Sebagai akibat dari ciri, maka dapat digambarkan kurva
permintaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
demand dan tingkat harga:
Hubungan antara tingkat harga, TR, AR, DAN MR
Produsen tak dapat
memengaruhi harga barang
per satuan, maka kurva
penerimaan total akan
bersifat linier, garis lurus,
mulai dari titik asal 0 karena
harga konstan maka besar P,
AR, MR bernilai sama
sehingga kurvanya berimpit
jadi satu.
Kurva:
PENENTUAN JUMLAH
PRODUKSI DAN HARGA
Agar perusahaan
mendapat laba/rugi
maksimal, harga dan
jumlah produk yang
diperjualbelikan ditetapkan
dengan kaidah:
MC = MR
Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh laba
Harga dan jumlah diproduksi
yang menjamin laba maksimal,
sebesar:
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan harga sebesar OP1,
TR = OP1KQ1
TC = OP2LQ1
Total laba (TR-TC) = P1P2LK
AC = OP2
Laba per unit = P1P2
Kurva:
Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh kerugian yang
minimum
Harga dan jumlah diproduksi
yang menjamin rugi minimal,
sebesar:
P = OP2 dan Q = OQ1
Kurva:
Dengan harga sebesar OP1,
TR = OP1LQ1
TC = OP2KQ1
Total laba (TR-TC) = P1P2KL
AC = OP2
Rugi per unit = P1P2
Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh normal profit
(break even income)
Harga dan jumlah diproduksi
yang menjamin laba normal,
sebesar:
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
Kurva:
Dengan harga sebesar OP1,
TR = OP1KQ1
TC = OP1KQ1
Total laba (TR-TC) = P1P2KL
PERIODE JANGKA
PENDEK DAN JANGKA
PANJANG
YANG DIALAMI
PERUSAHAAN DALAM
PERSAINGAN
SEMPURNA
KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA PENDEK
Jangka waktu yang sedemikian pendeknya sehingga
apabila terjadi kenaikan permintaan barang, setiap
produsen tak mampu menaikkan produksinya serta tak
cukup waktu bagi perusahaan untuk menambah
perusahaan baru.
Dalam jangka pendek, perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami 3 hal:
a. mendapat laba super normal
b. mendapat laba normal
c. menderita kerugian
Gambar grafiknya dapat dilihat pada tiga gambar kurva
sebelumnya (gambar 8.3, 8.4, 8.5)
Contoh jika perusahaan menderita kerugian dalam jangka
pendek : Suatu perusahaan yang mengalami kerugian masih
mungkin untuk memutuskan tetap bereproduksi. Akan tetapi,
posisi equilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang
minimum.
KURVA :
KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA panjang
Jangka waktu yang cukup lama dimana produsen
masih ada kesempatan untuk memperbanyak
produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat
mendirikan perusahaan baru untuk menaikkan produksi
jika terjadi kenaikan barang.
Dalam jangka panjang, perusahaan dalam persaingan
sempurna hanya mendapatkan normal profit saja
(impas/break even).
Perusahaan ‘’selalu’’ hanya akan memperoleh
keuntungan normal dengan MR = MC = AC, pada saat AC
minimum. Perusahaannya disebut ‘’Marginal
Firm/Marginal of Profitability’’, artinya, apabila harga turu
sedikit saja, perusahaan akan segera keluar dari pasar.
KURVA :
KEBURUKAN DAN KEBAIKAN
PERUSAHAAN YANG BERADA DI
PASAR SEMPURNA
keburukan
Produk yang diperjualbelikan identik : perusahaan harus bekerja
paling efisien agar tidak rugi dan tidak ada inovasi. Berakibat
membatasi pilihan konsumen karena masing-masing
konsumen tidak mampu memengaruhi pasar.
kebaikan
Persaingan sangat ketat : perusahaan harus bekerja seefisien
mungkin karena mudah tersaingi oleh perusahaan baru.
Sehingga alokasi sumber daya menjadi efisien dan konsumen
dapat memperoleh barang dengan harga kompetitif.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. VIII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS
PENENTUAN HARGA PASAR PADA
PERSAINGAN MONOPOLISTIK
BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat memengaruhi harga dengan jalan diferensiasi
produk.
Diferensiasi produk adalah membedakan dua barang yang
sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
2 Unsur Model Pasar Persaingan Monopoli
1)Terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang
hanya satu macam. Maka, kurva permintaannya miring dari kiri
atas ke kanan bawah meskipun mendekati horizontal.
2)Terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual
banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di
antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada
persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau
elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis.
Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan
persaingan sempurna
Gambar 9.1 Bentuk kurva demand dan MR dari perusahaan
persaingan monopilistik
TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli
dapat mengalami tiga hal, yaitu :
1)Mendapat labasupernormal
2) Mendapat labanormal
3) Menderita kerugian
1)Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal
Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR= MC. Pada kaidah MR= MC harga
jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1
dan besarnya labaP1P2LK.
Gambar 9.2 Perusahaan dalam persaingan monopolis mendapatkan
laba
2) Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya
TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
Gambar 9.3 Perusahaan dalam persaingan
monopolis mendapatkan laba normal
3) Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mengalami Kerugian
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang
menjamin kalau laba, laba maksimal. Kalau rugi, rugi minimal. Pada
kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-
ratanya OP1.AC >AR. Kerugian yang minimalini output yang dijual harus
sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besar TR
(OQ1LP2).
Gambar 9.4 Perusahaan dalam monopolis yang mengalami
kerugian
AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
1)Perubahan Harga Berakibat Perubahan
Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis
sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output
akan mengalami banyak pengurangan. Kurva
permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis
sangat elastis.
2) Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam
jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri
yang bersangkutan bebas dan mudah. Artinya, perusahaan tidak akan
dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk
menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat
output optimum.
3) Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi
dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain. Bila
iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain,
maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang
sama untuk memperluas pasar masing-masing.
4) Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu
yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar
persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya,
atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan.
Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam
produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan
konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. X
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR OLIGOPOLI
PENENTUAN HARGA
PASAR PADA PASAR
OLIGOPOLI
OLIGOPOLI
Oligopoli merupakan keadaan di mana hanya ada
sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi.
Pada Pasar Oligopoli, masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga pasar.
Jika rasio konsentrasi 4 perusahaan besar mampu
menguasai >40% maka pasar persaingan itu adalah
Oligopoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk
melakukan penentuan harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan saling melakukan kesepakatan.
DEMAND
OLIGOPOLI
MODEL OLIGOPOLI
1. Model Cournot
Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah
sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit
sama.
Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
a) Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-
masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan
akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati
persaingan sempurna.
c) Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian
untuk menuju ke posisi keseimbangan.
d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
2. Model Bertrand
Menyatakan: masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan persaingnya untuk tetap mempertahankan
tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan
oleh perusahaan.
Model ini menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot,
yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan
yang stabil dari pasar.
Namun, model Bertrand pun tidak lepas dari kritik seperti
halnya model Cournot, yaitu:
a) Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak
pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya
tidaklah realistis.
b) Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya,
tetapi tidak untuk pasar.
c) Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat
harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan
perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
Menyatakan: keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan
satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
Chamberlin berpendapat bahwa keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa
adanya penggabungan (collusion) di antara perusahaan yang ada di pasar.
Masing-masing perusahaan dianggap cukup terampil untuk mengantisipasi
tindakan pesaingnya, yaitu dengan belajar dari pengalaman yang dimilikinya
sehingga tidak melakukan kesalahan dari masa lalu.
Kelemahan dari model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk
maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan
mekanisme model pasar monopoli.
3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan
yang patah, yaitu:
a) Terdapat industry yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk.
b) Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-
perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan
harga tersebut.
c) Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya.
4. Model Kurva Permintaan Patah
(The Kinked - Demand Model)
2
5. Model Stackelberg
Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli
cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat
berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model cournot.
Penentuan harga dan output dalam
Ciri-ciri pasar oligopoli:
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
3. Promosi masih diperlukan
MODEL PENETAPAN HARGA
PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga
produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
1. Pasar kartel.
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
Pasar dengan ketegaran harga (kinked demand curve
model)
Salah satu tipe keadaan yang timbul adalah kinked demand curve model atau kurva
permintaan yang patah.
Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan
harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual lain yang datang
berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tindakan ini diikuti penjual
lain.
HAL INI DISEBUT ”PERANG HARGA”.
Kurva demand Oligopoli yang kinked
Misal dalam pasar hanya ada 2 penjual. Kurva
demand D1 untuk penjual 1 dan D2 untuk
penjual lain. Harga yang membuat nyaman
penjual 1 dan 2 adalah sebesar OP2. pada harga
sebesar OP2, jumlah yang diminta kedua
penjual sama. Tetapi, jika ada produsen
menurunkan harga menjadi OP1, ia mengharap
demand bertambah menjadi OQ4. Namun
penurunan harga ini diiikuti oleh pesaing.
Akibatnya, permintaan produsen tidak tercapai
karena hanya menjadi OQ3.
Kurva demand Oligopoli yang rigid
Meski demikian, jika ada produsen yang
meningkatkan harga, produsen lain tidak
akan mengikuti sehingga ia menanggung
kerugian dalam bentuk berkurangnya
jumlah barang diminta. Jika penjual 1
menaikkan harga menjadi OP3, penjual 2
diam saja. Maka penjual 1 kehilangan
demand Q1-Q2. inilah yang dikatakan
harga Oligopoli adalah rigid, sulit
dinaikkan, sulit diturunkan. Karena kurva
demandnya kinked/patah. Bentuk kurva
kinked tersebut adalah PED2.
Perubahan harga oligopoli
Harga akan berubah jika MC
memotong bagian MR yang
condong miring. Harga bisa
berubah naik/turun jika MC
memotong MR bukan pada
bagian yang patah (tegak
lurus LN).
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu
pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen
oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang
minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P> MC; seperti
dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan
masyarakat makro.
PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. IX
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR MONOPOLI
PENENTUAN HARGA PASAR PADA
PASAR MONOPOLI
MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya
ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan
sempurna.
Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai
penjual tunggal dari suatu barang yang tak mempunyai
substitut. Dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus industrinya.
MONOPOLI MURNI (PURE MONOPOLY)
Adalah suatu keadaan di mana dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing dan produk
yang dijual tidak memiliki barang substitusinya.
Perubahan harga & output produk lain yang dijual dalam
perekonomian tak memengaruhi sang monopoli, begitu juga
sebaliknya. Perubahan harga & output produk sang monopolis
tak memengaruhi produsen lain dalam perekonomian.
Dalam kehidupan nyata, sangat jarang ditemui.
CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI
1. Pasar Monopoli adalah industry satu perusahaan
Barang dan jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari
tempat lain sehingga pembeli tak punya pilihan lain
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang
tersebut dan tidak ada barang yang mirip untuk
menggantikannya.
3. Tidak ada kemungkinan untuk masuk dalam industri
Perusahaan monopoli menyebabkan perusahaan lain tak
dapat masuk ke dalam industri.
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
Karena merupakan satu-satunya penjual dalam pasar,
perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga
atau price setter.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Karena merupakan satu-satunya perusahaan dalam pasar,
perusahaan monopoli tidak perlu mempromosikan produk
melalui iklan. Iklan dibuat lebih pada untuk memelihara
hubungan baik dengan masyarakat.
FAKTOR YANG MENIMBULKAN ADANYA
PASAR MONOPOLI
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya
tertentu yang unik dan tak dimiliki perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli umumnya dapat menikmati
skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang
sangat tinggi.
3. Pemerintah memberikan hak monopoli pada
perusahaan melalui UU.
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam
industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada
perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu
industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar.
Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan
baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia
tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan
mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN
MEMASUKI PASAR
Suatu Perusahaan Monopoli
Bisa Timbul Karena Beberapa
Sebab, Antara Lain :
1.Penguasaan bahan mentah
2.Hak paten
3.Terbatasnya pasar
4.Pemberian hak monopoli
oleh pemerintah
PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan monopolistik menyamakan MR
dengan MC nya, maka pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar
untuk produknya.
Misal perusahaan menghasilkan output=Q unit pada
tingkat C biaya per unit dan menjual outputnya pada
tingkat harga P, maka laba=(P-C).Q
Jika MR > MC, berarti jika
produksi ditambah, kenaikan
penerimaan yang diperoleh akan
lebih besar dari kenaikan
biayanya. Hal ini berarti bahwa
seorang manajer dapat
meningkatkan laba perusahaan
dengan meningkatkan produksi
jika ingin meningkatkan laba
perusahaan. Kondisi laba
maksimal yaitu kondisi tingkat
output optimal pada saat MC =
MR
LABA, RUGI, DAN IMPAS BAGI MONOPOLIS
1. Monopolis yang mendapat
keuntungan
Equal pasar yang yang menjamin
diperolehnya keuntungan maksimum pada
saat MR=MC, yaitu pada produksi sebesar
Q. Laba maksimal (P1KLP2) dicapai bila
monopolis menjual produksinya dengan
tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah
barang yang dijual sebanyak OQ.
2. Dalam jangka pendek Monopolis mengalami impas
Besarnya harga TR=TC. Terjadi karean
adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek
naik menjadi sama dengan harga P
sehingga TR=OP1KQ dan TC=OQKP1.
3. Monopolis yang mendapatkan kerugian
TC>TR. Terjadi apabila terjadi
kenaikan ongkos rata-rata yang terus
menerus sehingga AC jangka pendek >
daripada harga per unit (P). Maka,
dalam jangka pendek dapat
menimbulkan kerugian sebesar
P1P2KL karena TR=OP1LQ dan
TC=OP2KQ.
KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
 Kerugian Adanya Monopoli
1. Output yang lebih kecil
2. Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar
3. Efisiensi ekonomi
4. Promosi penjualan
KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
 Peraturan Monopoli oleh Pemerintah
1. Pengaturan Harga
Pemerintah menentukan hargat tertinggi di bawah harga keseimbangan MR-MC,
misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva biaya
marginal.
Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit
yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat
menghalangi Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan
monopoli dan juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai
titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga produknya.
Sebelum ada penetapan harga dan
pemerintah, produsen monopolis
memaksimumkan keuntungan pada
produksi 0Q1 dengan harga setinggi
OP1.
Pada harga setinggi MC atau OP2
monopolis masih mendapatkan
keuntungan dan masyarakat dapat
memperoleh barang yang lebih banyak
dengan harga yang lebih banyak.
Disebut kasus decreasing
cost karena kita
menghadapi kasus di mana
luas pasar terbatas sehingga
untuk memenuhi
permintaan yang ada di
pasar, perusahaan monopoli
hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC
menurun (decreasing cost).
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli
Murni dengan Decrasing Cost
3. Perpajakan
a. Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi
oleh jumlah barang yang dihasilkan
perusahaan. Dengan demikian, berapa pun
jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak
yang harus dibayar oleh perusahaan tetap
sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini
sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak
akan memengaruhi besarnya biaya marjinal,
tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya
rata-rata.
b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah
barang yang dihasilkan. Dengan kata lain,
pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per
satuan (per unit) barang yang dihasilkan.
Semakin banyak barang yang dihasilkan,
semakin besar pula jumlah pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan atau produsen
tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak
khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-
rata maupun biaya marjinal karena pajak
tersebut sama artinya dengan menambah
biaya variabel.
DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi Harga adalah Tindakan yang dilakukan
pelaku usaha akan penjualan barang/produk yang
berbiaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang
berbeda pada dua pasar atau lebih.
Bertujuan agar dicapai keuntungan lebih.
Syarat Diskriminasi Harga agar berhasil:
1. pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan
yang berbeda-beda secara tajam.
2. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini
dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-
kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
3. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual
kembali barang-barang yang dibeli.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan
di mana seorang produsen monopolis berusaha
sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang
ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga
yang berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda.
b. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih
sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan
harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga.
Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum,
listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda.
c. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Diskriminasi tingkat tiga adalah pengelompokan
pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang
dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

materi ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitasmateri ekonomi Elastisitas
materi ekonomi ElastisitasDek Pande
 
Makalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranMakalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranRiva Anggraeni
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Altina Hanum
 
Tugas Wawancara Di Pasar Colombo
Tugas Wawancara Di Pasar ColomboTugas Wawancara Di Pasar Colombo
Tugas Wawancara Di Pasar ColomboRina Hidayati
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Yesica Adicondro
 
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)Universitas Negeri Jakarta
 
Proposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentolProposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentolUmi Fauziah
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7ImelTiana
 
Praktek penetapan harga
Praktek penetapan hargaPraktek penetapan harga
Praktek penetapan hargaVerry Allan
 
Permintaan, penawaran, dan proses terjadinya harga
Permintaan, penawaran, dan proses terjadinya hargaPermintaan, penawaran, dan proses terjadinya harga
Permintaan, penawaran, dan proses terjadinya hargaGhina Sary
 
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptPersentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptWulan Ari Kristanti
 

Mais procurados (20)

Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Tiktok Shop.pptx
Tiktok Shop.pptxTiktok Shop.pptx
Tiktok Shop.pptx
 
Marketing Strategy
Marketing StrategyMarketing Strategy
Marketing Strategy
 
Mekanisme Pasar
Mekanisme PasarMekanisme Pasar
Mekanisme Pasar
 
Struktur pasar
Struktur pasarStruktur pasar
Struktur pasar
 
Pendahuluan Hukum Bisnis
Pendahuluan Hukum BisnisPendahuluan Hukum Bisnis
Pendahuluan Hukum Bisnis
 
materi ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitasmateri ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitas
 
Makalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan PenawaranMakalah Permintaan dan Penawaran
Makalah Permintaan dan Penawaran
 
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
Elastisitas Permintaan dan Penawaran (Mikro)
 
Kekuatan Pasar Penawaran dan Permintaan
Kekuatan Pasar Penawaran dan PermintaanKekuatan Pasar Penawaran dan Permintaan
Kekuatan Pasar Penawaran dan Permintaan
 
Tugas Wawancara Di Pasar Colombo
Tugas Wawancara Di Pasar ColomboTugas Wawancara Di Pasar Colombo
Tugas Wawancara Di Pasar Colombo
 
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
Makalah Analisis PT Kereta API Indonesia
 
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
Pasar Faktor Produksi:Tenaga Kerja dan Tanah (Yusnia Rahmah Afianti)
 
Proposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentolProposal usaha griya pentol
Proposal usaha griya pentol
 
Bakso bakar
Bakso bakar Bakso bakar
Bakso bakar
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
Pengantar ekonomi mikro kelompok 7
 
Praktek penetapan harga
Praktek penetapan hargaPraktek penetapan harga
Praktek penetapan harga
 
Analisis penawaran
Analisis penawaranAnalisis penawaran
Analisis penawaran
 
Permintaan, penawaran, dan proses terjadinya harga
Permintaan, penawaran, dan proses terjadinya hargaPermintaan, penawaran, dan proses terjadinya harga
Permintaan, penawaran, dan proses terjadinya harga
 
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.pptPersentasi Keseimbangan Pasar.ppt
Persentasi Keseimbangan Pasar.ppt
 

Semelhante a TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13

PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxdiann43
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxgatauhehe
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxdiann43
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfBellaMonica12
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptxZahraFebta
 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxDellaWidyasari
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxMarcellWillardS
 
Pengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi iiPengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi iiMuharam Bayu
 
PENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITAS
PENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITASPENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITAS
PENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITASharjunode
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxSukmaAsri
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxHestyTyas1
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxSeptianaRozziRahmawa
 
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...delladhania
 
Tugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptx
Tugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptxTugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptx
Tugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptxJosephinedint
 
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Ramadhani Sheba Arifin
 
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Zahra Nabila
 
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...Dito Rahmandika Putra
 
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...Auliaputri02
 

Semelhante a TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13 (20)

PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdfPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO (KELOMPOK 4).pdf
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
 
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptxSELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
SELURUH MATERI PPT KEL. 1.pptx
 
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptxTugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
Tugas Membuat Slide Ekonomi Mikro Kelompok 8.pptx
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
 
Pengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi iiPengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi ii
 
PENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITAS
PENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITASPENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITAS
PENAWARAN ,PERMINTAAN DAN ELASTISITAS
 
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptxPENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO KELOMPOK 5.pptx
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptxKELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO J.pptx
 
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptxPENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 9.pptx
 
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
Tugas eko12, Dellanavuri DY, Ranti Pusriana, permintaan dan penawaran, SMAN12...
 
Tugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptx
Tugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptxTugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptx
Tugas Akhir Mikro (Kelas V - Kelompok 5).pptx
 
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
Eko 12. Ramadhani Sheba Arifin (X MIPA 3), Ranti Pusriana, Hukum Permintaan d...
 
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
Eko 12,Zahra Nabila Putri (X MIPA 3), Ranti Pusriana, tentang Permintaan dan ...
 
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
TUGAS EKO 12,DITO RAHMANDIKA PUTRA,RANTI PUSRIANA,TERBENTUKNYA KESEIMBANGAN P...
 
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
Eko 12, Aulia Putri Khairani (X MIPA 3),Ranti Pusriana, tentang permintaan da...
 
M1 47-68
M1 47-68M1 47-68
M1 47-68
 

Último

RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 

Último (20)

RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 

TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO - KELOMPOK 13

  • 1. TUGAS PENGANTAR EKONOMI MIKRO FAKULTAS EKONOMI BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI
  • 2. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 3. KELAS J KELOMPOK 13 ADE PUTRI ROSALIYANTI 1222200207 LOLA VIA MARCELLINA 1222200192 SAUSAN NADA SALSABILA 1222200208
  • 4. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. I PERMINTAAN dan PENAWARAN Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 6. Harga Suatu Barang danJasa HARGA adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu, terbentuk karena adanya interaksi antara permintaan danpenawaran. Barang dan Jasa mempunyai harga, jika: mempunyai nilai, guna;terbatas adanya. Konsep kemahalan harga menurut scarcity(kelangkaan): kurang berguna tetapi langka berguna tetapi tidak langka Berguna dan langka > > tidak berguna > dan tidak langka Konsep harga menurut interaksi: Jika permintaan >suplai, maka harga Jika permintaan <suplai, makaharga
  • 7. Teori Permintaan Definisi permintaan akan barang dan jasa: Berbagai jumlah barang dan jasaoleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan periode tertentu. Rumus fungsi permintaan: 1. Harga barang itu sendiri 2. Harga barang lain (substitusi maupun komplementer) 3. Income 4. selera Faktor yang memengaruhi permintaan barang: Dx =permintaan akan barang Px =Harga barang itu sendiri Pz =harga barang yanglain I = Pendapatan konsumen S =Selera
  • 8. Hipotesis didasarkan atasasumsi: Hukum Permintaan Hipotesis HukumPermintaan:  Semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yangdiminta  Semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yangdiminta 03Ceteris Paribus :asumsi faktor lain tidak ada perubahan selainharga. 01Bila harga 02 Bila harga : awal tidak mampu membeli; -pembelian barang lain, +pembelian barang yang turun harga; pendapatan riil ,membeli lebih banyak : awal mampu menghentikan pembelian; konsumen mencari barang lain; pendapatan riil ,konsumen -pembelian barang
  • 9. Kurva Demand Menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa yang diminta, dimana harga (sb. y)sebagai variable independen dan jumlah barang diminta (sb.x) merupakan variable dependen. Naiknya nilai satu variabel diikuti turunnya nilai variabel satunya, maka kurva menurun kiri ataske kanan bawah. Adalah garis pembatas. Segala sesuatu di bawah kurva itu mungkin terjadi dan di atas garis itutidak mungkin (dengan ceteris paribus).
  • 10. Pengaruh pendapatan (income effect) >pengaruh substitusi (substitution effect). Berupa kasus klasik Bernama “Barang Giffen” / “Keanehan Giffen” (GiffenParadox) Giffen: kenaikan harga roti; menyebabkan keluarga miskin membeli lebih banyakroti. Harga roti naik membuat mereka lebih miskin lagi, dan jika mereka lebih miskin lagi, mereka mengganti makanan yang lebih mahal denganroti. Pengecualian kurva Demand Dua hal lain diduga pengecualian: 1. Berhubungan dengan barang gengsi (prestige goods). Dimana jika harga barang , permintaan akan dari orang yang suka kemewahan. 2. Pengaruh harapan yang dinamis (dynamic expectational effect). Jika hargabarang ,jumlah permintaan akan apabila orang memperkirakan harga akanterus
  • 11. Menggambar Kurva Demand denganSistematis Q=F (P) Rumus Fungsi hub. antara harga dan jumlah yangdiminta: Dituliskan dengan Fungsi Persamaan Permintaan: Q=a – bP Q=jumlah barang yang diminta P =Harga a =Konstanta, a adalah suatu intercept (suatu garis yang memotong garis yanglain) b =slope dari garis itu (—)=Persamaan fungsi demand selalu berslope negatif (menggambarkanhubungan antara Qdan P selalu berbanding terbalik dan bentuk kurva permintaan miring dari kiri atas ke kananbawah)
  • 12. Misal persamaan fungsi permintaan suatu barang Xadalah: Qx=200 - 0.5Px. Bagaimana bentuk Kurva Demandnya? Qx=200 - 0.5Px Jika PX =0,maka Qx=200 Pers. bisa ditulis denganpersamaan: Px =400-2Qx Jika Qx=0,maka PX =400 Angka 200 di sumbu horizontal adalah int- erseptnya fungsi Qx (absis), sedang 400 adalah intersept nya fungsi PX (ordinat). Pada Fungsi Qx, slopenya adalah 0.5, yaitu 200/400. Sedang pada fungsi PX slopenya 2adalah 400/200
  • 13. Pergeseran dan perubahan di sepanjang kurva permintaan, dibedakanmenjadi: 1 . Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergerakan di sepanjangkurva permintaan itu sendiri. 2. Perubahan faktor-faktor (variable) lain selain berubahnya harga barangitu sendiri mengakibatkan perubahan permintaan yang ditunjukkanoleh bergesernya kurva permintaan. Pergeseran Kurva Demand Titik keseimbangan dari A ke B menunjukkan adanya penambahan jumlah yang diminta. Dari A ke Cmenun -jukkan adanya penurunan jumlah yangdiminta.
  • 14. Faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan: • Pendapatan riil konsumen • Harga barang terkait substitusi dankomplementer Misal, ada dua barang X dan Y . Jika XY substitusi, maka jika harga Y naik dan harga X tetap, kurva permintaan X akan bergeser ke kanan atau ada kenaikan permintaan (hubungannya positif). Sedang jika XY komplementer , maka jika harga Y naik cend- erung akan menurunkan permintaan akan Xdan sebaliknya (hubungannyanegatif). • Selera dan preferensi konsumen • Perubahan faktor lain, misal Perubahan PengharapanHarga
  • 15. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar Permintaan suatu komoditi Contoh, dimisalkan pasar hanya terdiri dua individu yaitu Ali dan Budidengan jumlah DVDyang diminta pada setiap tingkat harga sebagai berikut: Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaanberbagai individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkatharga.
  • 16. Teori Penawaran Penawaran berarti berbagai kuantitas barang yang ditawarkan penjual (dipasar) dengan berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu, dengan asumsi keadaan lain dianggap tak berubah. Bentuk Kurva Penawaran umumnya berbentuk dari kiri bawah ke kanan atas. Memiliki arti semakin tinggi harga jual suatu barang, semakin banyak jumlah yang ditawarkan.
  • 17. Hukum Penawaran "Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barangyang ditawarkan akan bertambah (karena produsen diuntungkan) dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah harang yang dit awarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus”
  • 18. Bentuk Kurva Penawaran 1 . Bentuk yang tunduk dengan hukum penawaran • Pada harga tertentu penjual bersedia menjual > ,tapi tak dapat didorong untuk menjual < • Untuk jumlah tertentu penjual bersedia menerima ha rga < ,tapi tak akan bersedia menawarkan jumlah ter sebut dengan harga > Persamaan penawaran berslope positif (menggambarkan arah perubahan harga dan jumlah yang ditawarkan searah dan bentuk kurva miring dari kiri bawah ke ke kananatas) Bentuk Persamaan: Qs =F (Px) Qs =a +bP
  • 19. 2. Bentuk yang tidak tunduk dengan hukum penawaran Kurva S3,disebut kurva penawaran seketika, yaitu kurva penawaran untuk jangka waktu yangdemiki- an pendeknya sehingga produsen sama sekali bel- um mampu untuk menambah/mengurangi jumlah pemakaian faktor produksi. Kurva Sl disebut kurva penawaran jangka panjang dengan biayakonstan Kurva S2 disebut kurva penawaran jangka panjang dengan biayamenurun
  • 20. Perubahan Penawaran 1 . Perubahan harga barang yangditawarkan mengakibatkan perubahan di sepanjang kurva itu sendiri. 2. Perubahan faktor-faktor (variable) lain selain berubahnya harga barangyang ditawarkan mengakibatkan kurva suplai bergeser ke kiri (jika berkurang) danke kanan (jika bertambah). Perubahan dari A ke B atau C, perubahan jumlah yang ditawarkan disebabkan karena adanya per- ubahan harga barang itu sendiri.
  • 21. Faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran: • Berubahnya harga input variable • Perubahan teknologi • Perubahan iklim • Harga komoditas lain • Biaya untuk memperoleh faktor produksi • Pajak dan subsidi • Harapan harga • Tujuan perusahaan
  • 22. Penentuan Harga Pasar HARGA PASAR adalah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual maumenjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barangtersebut. Harga Pasar titik potong antara k. demand dan k. supply. 1 .Secara grafik 2.Secara matematis Ditanya berapa Qdan P keseimbanganpasar . Keseimbangan terjadi pada saat Qd=Qs Persamaan fungsi demand =Qd=400 —0.5P sedang fungsi penawaran Qs =100+ P . 400-0.5 P =100+ P 1.5 P =300 P =200 Q=300
  • 23. Perubahan Permintaan dan Penawaran Mengubah Harga dan KuantitasPasar H.P . berubah jika pena- waran bertambah seda- ng permintaan tetap H.P . berubah jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang pe- nawaran tetap Perubahan keseimbang- an jika terjadi perubahan permintaan meningkat sedang penawaran turun
  • 24. Aplikasi praktis keseimbangan pasar • Kebijakan Ceiling Price • Kebijakan Floor Price • Cobweb Teori – Teori Sarang Laba-Laba (Teori PenyesuaianHarga) • Surplus Produsen danKonsumen • Pengalihan Beban Pajak (ShiftingT ax) • Kasus Penetapan Harga Barang Bebas dan BarangPotensial
  • 25. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. III ELASTISITAS Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 26. Elastisitas Demand, Supply, Silang, dan Income Kelompok 13 Kelas J
  • 27. ELASTISITAS Adalah besar kecilnya respon atau reaksi berubahnyajumlah barang yang diminta akibat perubahan faktor yang mempengaruhinya.
  • 28. ELASTISITAS PERMINTAAN (DEMAND) %∆𝑄𝑑 𝐸𝑑𝑒𝑚𝑎𝑛𝑑= = %∆𝑃𝑑 𝑄2− 𝑄1 𝑄1+ 𝑄2 ÷ 𝑃2− 𝑃1 𝑃1+ 𝑃2 Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang itusendiri. 01. Elastisitas busur(Arc Elasticity) 02.Elastisitas poin (Point Elasticity) 𝑗 𝑎 𝑟 𝑎 𝑘𝐿𝐾 𝐸 𝑑 𝑖 𝐸= 𝑗 𝑎 𝑟 𝑎 𝑘𝑂𝐿
  • 29. Kencodongan kurva elastisitas demand Ed pasti bertanda negatif. Artinya perubahan terjadi dalam arahberlawanan. Bila harga barang berubah naik, maka jumlah barang yang diminta akanturun. Faktor yang mempengaruhitingkat elastisitas, makin elastis jika: • Ada barang substitusi dengankualitas relatif sama dan harga lebihrendah, • Semakin bervariasi penggunaannya, • Harga yang diminta relatif mengambil sebagian besar pendapatankonsumen Dan sebaliknya.
  • 30. ELASTISITAS PENAWARAN (SUPPLY) 𝐸𝑠 𝑢 𝑝 𝑝 𝑙 𝑦 %∆𝑄𝑠 = %∆𝑃 𝑠 𝑄2− 𝑄1 𝑃2− 𝑃1 ÷ 𝑄1+ 𝑄2 𝑃1+ 𝑃2 = Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang itusendiri. Kencodongan kurva elastisitas supply Es pasti bertand a positif
  • 31. ELASTISITAS SILANG (CROSS) Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang lain yang mempunyaihubungan (Substitusi dan Komplementer) 𝐸x𝑦 %∆𝑄𝑥 %∆𝑃 𝑦 = = ÷ 𝑄𝑦2− 𝑄𝑦1 𝑃𝑥2− 𝑃𝑥1 𝑄𝑦1+ 𝑄𝑦2 𝑃𝑥1+ 𝑃𝑥2 Misal: elastisitas antara barang x dan barang y Elastisitas Silang Sifat Hubungan Jika Px Naik Jika Px Turun Jika Exy >0 Substitusi Qy naik Qyturun Jika Exy =0 Tidak ada Hub. Qytetap Qy tetap Jika Exy<0 Komplementer Qy turun Qynaik
  • 32. Lebih lanjut untuk menentukan hubungan substitusi/komplementer : Harga x Jumlah x Harga y Jumlah y Barang x dan y Turun Naik Tetap Naik Komplementer Turun Naik Tetap Turun Substitusi Naik Turun Tetap Naik Substitusi Naik Turun Tetap Turun komplementer Contoh barang substitusi: teh dan kopi Contoh barang komplementer: baju dan dasi
  • 33. ELASTISITAS PENDAPATAN (INCOME) Faktor yang mempengaruhi adalah perubahan pendapatankonsumen 𝐸I = %∆𝑄𝑥 𝑄2− 𝑄1 %∆I 𝑄1+ 𝑄2 = ÷ I2 − I1 I1 + I2 Elastisitas Income Jenis Produk Jika I Naik Jika I Turun Jika Ei >0 Luxuries Qx naik %lebih besar Qy turun %lebih besar Jika Ei =0 Kebutuhan pokok Qx naik %lebih kecil Qy tetap %lebih kecil Jika Ei <0 Inferior Qx turun Qynaik
  • 34. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. V PERILAKU KONSUMEN Dengan Pendekatan Cardinal dan Ordinal Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 35. Perilaku Konsumen dari Pendekatan Cardinal dan Ordinal
  • 36. UTILITAS (Utility) Adalah nilai guna atau manfaat dari suatu barang yang diperlukan konsumen NILAI Kemampuan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan manusia
  • 37. Nilai Barang, dibedakan menjadi: a. Nilai penggunaan objektif (nilai guna): kesanggupan suatu barang/jasa untuk memenuhi keperluan manusia b. Nilai penggunaan subjektif: arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya
  • 38. Nilai Pertukaran, dibedakan menjadi: a. Nilai pertukaran objektif: kemampuan barang/jasa itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lain b. Nilai pertukaran subjektif: arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang/jasa terkait dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya
  • 39. Pemenuhan Kepuasan: Hk. Gossen I dan Hk. Gossen II Pendekatan Tradisional Untuk Mengungkapkan Perilaku Konsumen Dijelaskan menggunakan konsep utilitas. Anggapan: utilitas dapat diukur secara absolut dengan menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan “util”. Seberapa besar-lebihnya tergantung konsumen Individual.
  • 40. Pendekatan tradisional merumuskan: U = f(X1; X2; ……Xn) U = banyaknya daya guna bagi seorang konsumen X2 = banyaknya barang tertentu yang dikonsumsi oleh konsumen tersebut X1, X2, Xn =jumlah jenis barang Jumlah daya guna total yang diperoleh akan naik sebagai akibat dari kegiatan tersebut
  • 41. Pendekatan Tradisional terpecah dan berkembang menjadi dua: 1. teori daya guna kardinal (cardinal utility) 2. teori daya guna ordinal (ordinal utility)
  • 42. Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal Utility) Anggapan: bahwa manfaat atau kenikmatan yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya.
  • 43. Dalam teori ini dikenal: 1. Nilai guna marginal/guna batas/marginal utility (MU) adalah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut 1. Nilai guna total/guna total/total utility (TU) adalah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumsi berbagai jumlah barang Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal Utility)
  • 44. Berikut adalah gambar kurva hubungan Marginal Utility dan Total Utility: Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal Utility)
  • 45. Asumsi dalam Teori Kardinal 1. Utility bisa diukur dengan uang Asumsi dasarnya: tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang atau jasa dapat dihitung secara numerik. Daya Guna subjektif sehingga sukar untuk mengukur util. Sehingga diperlukan asumsi yang objektif, yaitu bahwa Utility dapat diukur dengan uang.
  • 46. Asumsi dalam Teori Kardinal 1. 2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing of Marginal Utility) Bahwa jika semakin banyak suatu barang dikonsumsi: tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, total utility makin besar, laju pertambahan daya guna makin rendah.
  • 47. Kurva hub. antara jumlah barang yang dikonsumsikan dengan daya guna total dan laju pertambahan daya guna:
  • 48. Asumsi dalam Teori Kardinal 1. 2. Konsumen bersifat rasional Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal. Semakin banyak barang X yang dikonsumsi, semakin kecil Marginal Utility yang diperoleh dari barang X.
  • 49. Kritik pada Pendekatan Kardinal 1. Asumsi Utility bisa diukur adalah pemikiran yag keliru 2. Marginal Utility dari uang tidaklah konstan
  • 50. Maksimalisasi Guna 1. Guna batas iniadalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari MU:
  • 51. Anggapan: bahwa Utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan numerik tetapi bisa diungkapkan secara ordinal atau ranking. Sehingga dibutuhkan penilaian dari lebih dari 1 barang. Utilitas itu bisa dalam bentuk lebih suka, lebih baik, lebih enak, dsb. akan tetapi, tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti. Teori Daya Guna Ordinal (Ordinal Utility)
  • 52. Fenomena pada anggapan di Ordinal Utility dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau Indifference Curve (IC), yaitu kurva yang menggambarkan tingkat utility yang sama untuk berbagai kombinasi barang. Teori Daya Guna Ordinal (Ordinal Utility)
  • 53. 1. konsumen selalu bersifat rasional (rationality) Secara rasional, utilitas konsumen akan meningkat jika jumlah komoditi yang dikonsumsi meningkat. Konsumen akan bertindak secara rasional, yaitu dengan jumlah uang yang dimiliki ingin mendapatkan utilitas yang maksimum Asumsi dalam Indiference Curve
  • 54. 1. Nilai guna dari uang bersifat konstan Artinya, uang sekadar sebagai alat pembayaran saja, tidak dapat memberikan kepuasan (utilitas) Asumsi dalam Indiference Curve
  • 55. 1. Utility dinyatakan secara ordinal Tingkat Utilitas diukur melalui order/ranking, tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti Asumsi dalam Indiference Curve
  • 56. 1. Berlakunya hukum diminishing marginal utility 2. Total Utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi 3. Consistency and transitity of choice Asumsi dalam Indiference Curve
  • 57. Berikut adalah grafik Indifference Curve: Indifference Curve
  • 58. 1. Berlakunya hukum diminishing rate of return 2. Cembung terhadap titik 0 atau origin 3. Dua IC tidak akan saling berpotongan Sifat-Sifat Indifference Curve
  • 59. Jika Terjadi Kumpalan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin besar Sifat-Sifat Indifference Curve
  • 60. Sifat-Sifat Indifference Curve Pada dua IC tidak saling berpotongan
  • 61. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VI PERILAKU PRODUSEN Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 63. PERILAKU PRODUSEN Produksi: Transformasi/pengubahan faktor produksi menjadi barang produksi atau suatu proses dimana input diubah menjadi output. Perilaku produsen: Suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimili- kinya.
  • 64. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Jangka Pendek: Jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat mengubah beberapa jumlah sumber yang digunakan Jangka Panjang: Semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor produksi yang paling efisien
  • 65. FUNGSI PRODUKSI Adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang dihasilkan dari proses produksi. Merupakan hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa yang dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga.
  • 66. Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar. Kita akan terus menganggap bahwa berapapun jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan, Teknik yang digunakan harus yang paling efisien. Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah input yang digunakan. Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung pada teknik produksi yang digunakan. FUNGSI PRODUKSI
  • 67. Bentuk umum: fungsi produksi menunjukkan jumlah barang produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Maka, barang produksi variable tidak bebas faktor produksi variable bebas Rumus fungsi produksi: Q = F(C,L,B,S) FUNGSI PRODUKSI Q = output C = capital L = labor B = bahan baku S = skill Dimana:
  • 68. Hubungan antara output dan input itu bisa dalam: 1. Bentuk Linier 2. Bentuk Tidak Linier 1. Bentuk Linier FUNGSI PRODUKSI Bentuk fungsi linier: Q = A + bX Bentuk Kurva fungsi linier:
  • 69. 2. Bentuk Tidak Linier Bentuk Fungsi Quadratik: Q = a + b1X + b2X2 Bentuk Kurva Fungsi Quadratik: Bentuk Fungsi Cubic: Q = a + b1X + b2X2 + b3 X3 Bentuk kurva Cubic:
  • 70. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva:  TP (total product) : total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labour)  AP (average product) : rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja  MP (marginal product) :tambahan hasil produksi apabila menambah satu  tenaga kerja • AP = TP/Labour • MP = TP2 – TP1 • Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP • MP = 𝜕 TP / 𝜕 L
  • 71. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns) Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian menurun.
  • 72. Hubungan antara TP, AP, dan MP  Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari naik menjadi turun, maka kurva MP mencapai titik maksimumnya.  Pada saat TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal, artinya MP = 0  Pada saat AP meningkat, MP lebih tinggi daripada AP, dan pada saat AP me- nurun MP lebih rendah daripada AP. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat AP mencapai titik maksimum MP sama dengan AP, atau kurva AP berpotong- an dengan MP.
  • 73. Kesimpulan : 1) Jika AP semakin bertambah maka MP > AP 2) Jika AP maximum maka MP = AP 3) Jika AP semakin berkurang maka MP < AP Kurva TP, MP, AP:
  • 74. Tahapan dalam Fungsi Produksi  Tahap 1 Mulai dari titik 0 sampai titik maksimum AP, yaitu pada saat MP sama dengan AP. Jika labour ditambah, AP bertambah.  Tahap 2 Dari titik pada saat AP mencapai titik maksimal sampai pada saat TP menca- pai maksimal atau pada saat MP = 0, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif.  Tahap 3 AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah dan labour ditambah terus sehingga terjadi ketidakefesiensian tanah dan labour. Akibatnya TP menurun terus.
  • 75. PRODUKSI JANGKA PANJANG Isoquant Pengertian Kurva Isoquant/Isoproduk: kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat.
  • 76. Kurva Isoquant: Sifat dari Kurva Isoquant a) Cembung ke arah titik origin. b) Menurun dari kiri atas ke bawah. c) Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak, dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d) Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 77. Adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MTRS itu adalah kemiring an isoquant pada titik khusus. MTRS di C = - Δ K/ Δ L Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L-nya: • K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif. • K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labour intensif. MRTS (Marginal Rate Technical of Subsitution)
  • 78. Bentuk Isoquant Lain: Bentuk Isoquant yang Linier Menunjukkan adanya substitusi input capital dan labor yang sempurna. Substi- tusi kapital dan labor secara sempurna di dalam dunia nyata ini tidak pernah bisa terjadi.
  • 79. Bentuk isoquant yang input output Menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja.
  • 80. Iso-biaya (Isocost) Isocost “Kurva yang menunjukkan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang- barang atau faktor produksi yang dibeli oleh perusahaan dengan sejumlah anggaran tertentu.” “Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang dapat dibeli oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu.”
  • 81. Gambar Kurva Isocost: Slope kurva isocost adalah : M/Pk : M/Pk x PI/M = PI/Pk Sedangkan fungsinya : TC = PI L + Pk K
  • 82. Perubahan Isocost Kurva Isocost dapat berubah disebabkan ; • Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap. • Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. • Jumlah modal berubah atau berkurang.
  • 83. a) Kurva isocost berubah jika harga faktor prokusi labor turun atau naik sedang lainnya tetap Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke kanan dari KL 2 menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost berge- ser dari kiri KL2 menjadi KL3.
  • 84. b) Kurva isocost berubsh jiks hsrgs faktor produksi kapital turun atau naik seda- ng lainnya tetap Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke atas dari KL 2 menjadi KL3. Dan jika harga kapital beetambah mahal maka kurva isocost bergeser ke bawah dari KL2 menjadi KL3.
  • 85. c) Kurva isocost berubah jika jumlah modal berubah berkurang dan bertambah Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergeser ke atas K2L2 menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergeser ke bawah K2L2 menjadi K1L1.
  • 86. Ekuilibrium Produsen Diartikan: Suatu Keadaan Seimbang dimana produsen mendapat keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah -ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya. Artinya: apabila produsen menambah/mengurangi tingkat produksi, keuntungan berkurang. Atau apabila penggunaan kombinasi input ditambah/dikurangi, keuntungan akan lebih kecil.
  • 87. Membutuhkan dua alat pokok: 1. Garis anggaran belanja (isocost) 2. Peta isoquant Pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant inilah merupakan titik terbaik bagi produsen/titik yang memberikan tingkat produksi, yaitu memberikan keuntungan paling besar dengan biaya paling kecil.
  • 88. Kurva menunjukkan titik Ekuilibrium Produsen: Titik C menunjukkan produksi yang optimum, dimana pada saat itu produsen mengalami keseimbangan. Dengan demikian, posisi kese- imbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggung- an dengan kurva isocost.
  • 89. Penjelasan rumus posisi kurva optimum: MRTS = Slope Isoquant -MPI/MPk = - PI/Pk PI . MPk = Pk . Mpi Ruas kanan kiri dibagi PI . Pk maka hasilnya: 𝑃𝐼 .𝑀𝑃𝑘 𝑃𝐼 .𝑃𝑘 = 𝑃𝑘 .𝑀𝑃𝐼 𝑃𝐼 .𝑃𝑘 𝑀𝑃𝑘 𝑃𝑘 = 𝑀𝑃𝐼 𝑃𝐼
  • 90. Jalur Ekspansi (Expansion Path) Adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik Least Cost Combination di berbagai isoquant. LCC adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus mengkombinasikan penggunaan input input l&k pada titik-titik garis expansion path.
  • 91. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale) Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka: = L + C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah: = aL + aC bQ Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan: 1.b > a disebut increasing return to scale 2.b = a disebut constant return to scale 3.b < a disebut decreasing return to scale
  • 92. Memilih kombinasi input yang efisien (Ridge Line) Relevant Range (daerah relevan) yaitu daerah yang memungkinkan bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di berbagai tingkat isoquant. Garis batas yang membatasi antara daerah yang relevan dan daerah tidak relevan dinamakan Ridge-Line. Dengan memperhatikan peta isoquant pada kurva, kita dapat mem- baca sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan menghasilkan suatu tingkat output tertentu.
  • 93. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination) Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combination. Kurva ini menunjukkan kombinasi faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos terkecil.
  • 94. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022 BAB. VII MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 96. PASAR DAN PERSAINGAN PASAR, dalam teori ekonomi : Tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakai mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan (terjadinya transaksi jual beli barang). PERSAINGAN : Jika sesame produsen/penjual bersaing agar konsumen membeli produknya dan sesame konsumen bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang dibutuhkan.
  • 97. BENTUK PASAR PERSAINGAN a. Pasar Persaingan Sempurna b. Pasar Persaingan Monopolistik c. Pasar Ekonomi d. Pasar Oligopoli 4 PASAR BESAR DALAM EKONOMI :
  • 101. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. • Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat memengaruhi harga pasar. • Berapapun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap.
  • 102. • Harga pasar digambarkan oleh garis lurus sejajar sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. • Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau price taker. KURVA:
  • 103. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA BERCIRI: JUMLAH PENJUAL DAN PEMBELI SANGAT BANYAK Sehingga tak bisa memengaruhi pasar. Harga barang tetap karena masing-masing penjual hanya bagian kecil dari jumlah keduanya. BARANG YANG DIPERJUALBELIKAN HOMOGEN/IDENTIK Semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual semua.
  • 104. PENJUAL BISA KELUAR MASUK DI PASAR DENGAN MUDAH Penjual baru maupun lama bebas masuk atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa berjualan tanpa hambatan. INFORMASI TERHADAP PASAR SEMPURNA Artinya, jika ada konsumen mengetahui harga yang murah, konsumen lain akan mengetahuinya. Demikian penjual dengan harga bahan baku atau teknologi baru.
  • 105. Sebagai akibat dari ciri, maka dapat digambarkan kurva permintaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah demand dan tingkat harga: Hubungan antara tingkat harga, TR, AR, DAN MR
  • 106. Produsen tak dapat memengaruhi harga barang per satuan, maka kurva penerimaan total akan bersifat linier, garis lurus, mulai dari titik asal 0 karena harga konstan maka besar P, AR, MR bernilai sama sehingga kurvanya berimpit jadi satu. Kurva:
  • 107. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA Agar perusahaan mendapat laba/rugi maksimal, harga dan jumlah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah: MC = MR
  • 108. Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh laba Harga dan jumlah diproduksi yang menjamin laba maksimal, sebesar: P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan harga sebesar OP1, TR = OP1KQ1 TC = OP2LQ1 Total laba (TR-TC) = P1P2LK AC = OP2 Laba per unit = P1P2 Kurva:
  • 109. Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh kerugian yang minimum Harga dan jumlah diproduksi yang menjamin rugi minimal, sebesar: P = OP2 dan Q = OQ1 Kurva: Dengan harga sebesar OP1, TR = OP1LQ1 TC = OP2KQ1 Total laba (TR-TC) = P1P2KL AC = OP2 Rugi per unit = P1P2
  • 110. Penentuan harga dalam pasar persaingan sempurna yang memperoleh normal profit (break even income) Harga dan jumlah diproduksi yang menjamin laba normal, sebesar: P = OP1 dan Q = OQ1 Dengan AC yang paling rendah Kurva: Dengan harga sebesar OP1, TR = OP1KQ1 TC = OP1KQ1 Total laba (TR-TC) = P1P2KL
  • 111. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
  • 112. KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA PENDEK Jangka waktu yang sedemikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang, setiap produsen tak mampu menaikkan produksinya serta tak cukup waktu bagi perusahaan untuk menambah perusahaan baru.
  • 113. Dalam jangka pendek, perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami 3 hal: a. mendapat laba super normal b. mendapat laba normal c. menderita kerugian Gambar grafiknya dapat dilihat pada tiga gambar kurva sebelumnya (gambar 8.3, 8.4, 8.5)
  • 114. Contoh jika perusahaan menderita kerugian dalam jangka pendek : Suatu perusahaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk memutuskan tetap bereproduksi. Akan tetapi, posisi equilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum. KURVA :
  • 115. KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA panjang Jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan baru untuk menaikkan produksi jika terjadi kenaikan barang.
  • 116. Dalam jangka panjang, perusahaan dalam persaingan sempurna hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Perusahaan ‘’selalu’’ hanya akan memperoleh keuntungan normal dengan MR = MC = AC, pada saat AC minimum. Perusahaannya disebut ‘’Marginal Firm/Marginal of Profitability’’, artinya, apabila harga turu sedikit saja, perusahaan akan segera keluar dari pasar.
  • 118. KEBURUKAN DAN KEBAIKAN PERUSAHAAN YANG BERADA DI PASAR SEMPURNA
  • 119. keburukan Produk yang diperjualbelikan identik : perusahaan harus bekerja paling efisien agar tidak rugi dan tidak ada inovasi. Berakibat membatasi pilihan konsumen karena masing-masing konsumen tidak mampu memengaruhi pasar. kebaikan Persaingan sangat ketat : perusahaan harus bekerja seefisien mungkin karena mudah tersaingi oleh perusahaan baru. Sehingga alokasi sumber daya menjadi efisien dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga kompetitif.
  • 120. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022 BAB. VIII MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS
  • 121. PENENTUAN HARGA PASAR PADA PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 122. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan diferensiasi produk. Diferensiasi produk adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
  • 123. 2 Unsur Model Pasar Persaingan Monopoli 1)Terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam. Maka, kurva permintaannya miring dari kiri atas ke kanan bawah meskipun mendekati horizontal. 2)Terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
  • 124. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna
  • 125. Gambar 9.1 Bentuk kurva demand dan MR dari perusahaan persaingan monopilistik
  • 126. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN MONOPOLISTIK Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli dapat mengalami tiga hal, yaitu : 1)Mendapat labasupernormal 2) Mendapat labanormal 3) Menderita kerugian
  • 127. 1)Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Supernormal Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR= MC. Pada kaidah MR= MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya labaP1P2LK.
  • 128. Gambar 9.2 Perusahaan dalam persaingan monopolis mendapatkan laba
  • 129. 2) Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
  • 130. Gambar 9.3 Perusahaan dalam persaingan monopolis mendapatkan laba normal
  • 131. 3) Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mengalami Kerugian MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba maksimal. Kalau rugi, rugi minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata- ratanya OP1.AC >AR. Kerugian yang minimalini output yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besar TR (OQ1LP2).
  • 132. Gambar 9.4 Perusahaan dalam monopolis yang mengalami kerugian
  • 134. 1)Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
  • 135. 2) Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah. Artinya, perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum.
  • 136. 3) Promosi Penjualan Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain. Bila iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain, maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang sama untuk memperluas pasar masing-masing.
  • 137. 4) Jenis Produk yang Tersedia Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
  • 138. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022 BAB. X MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR OLIGOPOLI
  • 139. PENENTUAN HARGA PASAR PADA PASAR OLIGOPOLI
  • 140. OLIGOPOLI Oligopoli merupakan keadaan di mana hanya ada sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pada Pasar Oligopoli, masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar. Jika rasio konsentrasi 4 perusahaan besar mampu menguasai >40% maka pasar persaingan itu adalah Oligopoli.
  • 141. Karakter pasar oligopoli yaitu: 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan saling melakukan kesepakatan.
  • 142. DEMAND OLIGOPOLI MODEL OLIGOPOLI 1. Model Cournot Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama.
  • 143. Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu: a) Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis. b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. c) Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
  • 144. 2. Model Bertrand Menyatakan: masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan persaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan oleh perusahaan. Model ini menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar.
  • 145. Namun, model Bertrand pun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu: a) Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis. b) Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. c) Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
  • 146. Menyatakan: keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa adanya penggabungan (collusion) di antara perusahaan yang ada di pasar. Masing-masing perusahaan dianggap cukup terampil untuk mengantisipasi tindakan pesaingnya, yaitu dengan belajar dari pengalaman yang dimilikinya sehingga tidak melakukan kesalahan dari masa lalu. Kelemahan dari model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan mekanisme model pasar monopoli. 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
  • 147. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu: a) Terdapat industry yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. b) Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan- perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c) Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked - Demand Model)
  • 148.
  • 149. 2 5. Model Stackelberg Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model cournot.
  • 150. Penentuan harga dan output dalam
  • 151. Ciri-ciri pasar oligopoli: 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat 3. Promosi masih diperlukan
  • 152. MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah: 1. Pasar kartel. 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
  • 153. Pasar dengan ketegaran harga (kinked demand curve model) Salah satu tipe keadaan yang timbul adalah kinked demand curve model atau kurva permintaan yang patah. Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual lain yang datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tindakan ini diikuti penjual lain. HAL INI DISEBUT ”PERANG HARGA”.
  • 154. Kurva demand Oligopoli yang kinked Misal dalam pasar hanya ada 2 penjual. Kurva demand D1 untuk penjual 1 dan D2 untuk penjual lain. Harga yang membuat nyaman penjual 1 dan 2 adalah sebesar OP2. pada harga sebesar OP2, jumlah yang diminta kedua penjual sama. Tetapi, jika ada produsen menurunkan harga menjadi OP1, ia mengharap demand bertambah menjadi OQ4. Namun penurunan harga ini diiikuti oleh pesaing. Akibatnya, permintaan produsen tidak tercapai karena hanya menjadi OQ3.
  • 155. Kurva demand Oligopoli yang rigid Meski demikian, jika ada produsen yang meningkatkan harga, produsen lain tidak akan mengikuti sehingga ia menanggung kerugian dalam bentuk berkurangnya jumlah barang diminta. Jika penjual 1 menaikkan harga menjadi OP3, penjual 2 diam saja. Maka penjual 1 kehilangan demand Q1-Q2. inilah yang dikatakan harga Oligopoli adalah rigid, sulit dinaikkan, sulit diturunkan. Karena kurva demandnya kinked/patah. Bentuk kurva kinked tersebut adalah PED2.
  • 156. Perubahan harga oligopoli Harga akan berubah jika MC memotong bagian MR yang condong miring. Harga bisa berubah naik/turun jika MC memotong MR bukan pada bagian yang patah (tegak lurus LN).
  • 157. Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk: 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P> MC; seperti dalam kasus monopoli). 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN
  • 158. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO Oleh Kel 13 Kelas : J 1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec. FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022 BAB. IX MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR MONOPOLI
  • 159. PENENTUAN HARGA PASAR PADA PASAR MONOPOLI
  • 160. MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing. Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan sempurna. Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai penjual tunggal dari suatu barang yang tak mempunyai substitut. Dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut sekaligus industrinya.
  • 161. MONOPOLI MURNI (PURE MONOPOLY) Adalah suatu keadaan di mana dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing dan produk yang dijual tidak memiliki barang substitusinya. Perubahan harga & output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak memengaruhi sang monopoli, begitu juga sebaliknya. Perubahan harga & output produk sang monopolis tak memengaruhi produsen lain dalam perekonomian. Dalam kehidupan nyata, sangat jarang ditemui.
  • 162. CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI 1. Pasar Monopoli adalah industry satu perusahaan Barang dan jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari tempat lain sehingga pembeli tak punya pilihan lain 2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang tersebut dan tidak ada barang yang mirip untuk menggantikannya.
  • 163. 3. Tidak ada kemungkinan untuk masuk dalam industri Perusahaan monopoli menyebabkan perusahaan lain tak dapat masuk ke dalam industri. 4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga Karena merupakan satu-satunya penjual dalam pasar, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga atau price setter.
  • 164. 5. Promosi iklan kurang diperlukan Karena merupakan satu-satunya perusahaan dalam pasar, perusahaan monopoli tidak perlu mempromosikan produk melalui iklan. Iklan dibuat lebih pada untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.
  • 165. FAKTOR YANG MENIMBULKAN ADANYA PASAR MONOPOLI 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tak dimiliki perusahaan lain. 2. Perusahaan monopoli umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. 3. Pemerintah memberikan hak monopoli pada perusahaan melalui UU.
  • 166. Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak. HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN MEMASUKI PASAR
  • 167. Suatu Perusahaan Monopoli Bisa Timbul Karena Beberapa Sebab, Antara Lain : 1.Penguasaan bahan mentah 2.Hak paten 3.Terbatasnya pasar 4.Pemberian hak monopoli oleh pemerintah
  • 168. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan monopolistik menyamakan MR dengan MC nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Misal perusahaan menghasilkan output=Q unit pada tingkat C biaya per unit dan menjual outputnya pada tingkat harga P, maka laba=(P-C).Q
  • 169. Jika MR > MC, berarti jika produksi ditambah, kenaikan penerimaan yang diperoleh akan lebih besar dari kenaikan biayanya. Hal ini berarti bahwa seorang manajer dapat meningkatkan laba perusahaan dengan meningkatkan produksi jika ingin meningkatkan laba perusahaan. Kondisi laba maksimal yaitu kondisi tingkat output optimal pada saat MC = MR
  • 170. LABA, RUGI, DAN IMPAS BAGI MONOPOLIS
  • 171. 1. Monopolis yang mendapat keuntungan Equal pasar yang yang menjamin diperolehnya keuntungan maksimum pada saat MR=MC, yaitu pada produksi sebesar Q. Laba maksimal (P1KLP2) dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ.
  • 172. 2. Dalam jangka pendek Monopolis mengalami impas Besarnya harga TR=TC. Terjadi karean adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga P sehingga TR=OP1KQ dan TC=OQKP1.
  • 173. 3. Monopolis yang mendapatkan kerugian TC>TR. Terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus menerus sehingga AC jangka pendek > daripada harga per unit (P). Maka, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR=OP1LQ dan TC=OP2KQ.
  • 174. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI  Kerugian Adanya Monopoli 1. Output yang lebih kecil 2. Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar 3. Efisiensi ekonomi 4. Promosi penjualan
  • 175. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI  Peraturan Monopoli oleh Pemerintah 1. Pengaturan Harga Pemerintah menentukan hargat tertinggi di bawah harga keseimbangan MR-MC, misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva biaya marginal. Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat menghalangi Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan monopoli dan juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga produknya.
  • 176. Sebelum ada penetapan harga dan pemerintah, produsen monopolis memaksimumkan keuntungan pada produksi 0Q1 dengan harga setinggi OP1. Pada harga setinggi MC atau OP2 monopolis masih mendapatkan keuntungan dan masyarakat dapat memperoleh barang yang lebih banyak dengan harga yang lebih banyak.
  • 177. Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost). 2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost
  • 178. 3. Perpajakan a. Pajak Lumpsum Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata.
  • 179. b. Pajak Khusus (Specific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi, baik biaya rata- rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel.
  • 180. DISKRIMINASI HARGA Diskriminasi Harga adalah Tindakan yang dilakukan pelaku usaha akan penjualan barang/produk yang berbiaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Bertujuan agar dicapai keuntungan lebih.
  • 181. Syarat Diskriminasi Harga agar berhasil: 1. pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam. 2. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok- kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda. 3. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-barang yang dibeli.
  • 182. Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a. Diskriminasi harga derajat pertama Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda.
  • 183. b. Diskriminasi Harga Derajat Kedua Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga. Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum, listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda. c. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga Diskriminasi tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.