Dokumen tersebut merupakan laporan tugas membuat slide pengantar teori ekonomi mikro oleh kelompok 13 kelas J yang berisi penjelasan tentang permintaan, penawaran, dan elastisitas.
2. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
3. KELAS J KELOMPOK 13
ADE PUTRI
ROSALIYANTI
1222200207
LOLA VIA
MARCELLINA
1222200192
SAUSAN NADA
SALSABILA
1222200208
4. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. I
PERMINTAAN dan PENAWARAN
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
6. Harga Suatu Barang danJasa
HARGA adalah nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang
tertentu, terbentuk karena adanya interaksi antara permintaan danpenawaran.
Barang dan Jasa mempunyai harga, jika: mempunyai nilai, guna;terbatas adanya.
Konsep kemahalan harga menurut scarcity(kelangkaan):
kurang
berguna
tetapi langka
berguna
tetapi tidak
langka
Berguna dan
langka
> >
tidak berguna
> dan tidak
langka
Konsep harga menurut interaksi:
Jika permintaan >suplai, maka harga Jika permintaan <suplai, makaharga
7. Teori Permintaan
Definisi permintaan akan barang dan jasa: Berbagai jumlah barang dan jasaoleh
konsumen pada berbagai tingkat harga dan periode tertentu.
Rumus fungsi permintaan:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain (substitusi
maupun komplementer)
3. Income
4. selera
Faktor yang memengaruhi
permintaan barang:
Dx =permintaan akan barang
Px =Harga barang itu sendiri
Pz =harga barang yanglain
I = Pendapatan konsumen
S =Selera
8. Hipotesis didasarkan atasasumsi:
Hukum Permintaan
Hipotesis HukumPermintaan:
Semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang yangdiminta
Semakin tinggi harga suatu barang, semakin sedikit jumlah barang yangdiminta
03Ceteris Paribus :asumsi faktor lain tidak ada perubahan selainharga.
01Bila harga
02 Bila harga
: awal tidak mampu membeli; -pembelian barang lain, +pembelian
barang yang turun harga; pendapatan riil ,membeli lebih banyak
: awal mampu menghentikan pembelian; konsumen mencari
barang lain; pendapatan riil ,konsumen -pembelian barang
9. Kurva Demand
Menunjukkan hubungan antara jumlah barang/jasa
yang diminta, dimana harga (sb. y)sebagai variable
independen dan jumlah barang diminta (sb.x)
merupakan variable dependen.
Naiknya nilai satu variabel diikuti turunnya nilai
variabel satunya, maka kurva menurun kiri ataske
kanan bawah.
Adalah garis pembatas. Segala sesuatu di bawah
kurva itu mungkin terjadi dan di atas garis itutidak
mungkin (dengan ceteris paribus).
10. Pengaruh pendapatan (income effect) >pengaruh substitusi (substitution effect).
Berupa kasus klasik Bernama “Barang Giffen” / “Keanehan Giffen” (GiffenParadox)
Giffen: kenaikan harga roti; menyebabkan keluarga miskin membeli lebih banyakroti.
Harga roti naik membuat mereka lebih miskin lagi, dan jika mereka lebih miskin lagi,
mereka mengganti makanan yang lebih mahal denganroti.
Pengecualian kurva Demand
Dua hal lain diduga pengecualian:
1. Berhubungan dengan barang gengsi (prestige goods). Dimana jika harga barang ,
permintaan akan dari orang yang suka kemewahan.
2. Pengaruh harapan yang dinamis (dynamic expectational effect). Jika hargabarang
,jumlah permintaan akan apabila orang memperkirakan harga akanterus
11. Menggambar Kurva Demand denganSistematis
Q=F (P)
Rumus Fungsi hub. antara harga dan jumlah yangdiminta:
Dituliskan dengan Fungsi Persamaan Permintaan:
Q=a – bP
Q=jumlah barang yang diminta
P =Harga
a =Konstanta, a adalah suatu intercept (suatu garis yang memotong garis yanglain)
b =slope dari garis itu
(—)=Persamaan fungsi demand selalu berslope negatif (menggambarkanhubungan
antara Qdan P selalu berbanding terbalik dan bentuk kurva permintaan miring dari
kiri atas ke kananbawah)
12. Misal persamaan fungsi permintaan
suatu barang Xadalah: Qx=200 - 0.5Px.
Bagaimana bentuk Kurva Demandnya?
Qx=200 - 0.5Px
Jika PX =0,maka Qx=200
Pers. bisa ditulis denganpersamaan:
Px =400-2Qx
Jika Qx=0,maka PX =400 Angka 200 di sumbu horizontal adalah int-
erseptnya fungsi Qx (absis), sedang 400
adalah intersept nya fungsi PX (ordinat).
Pada Fungsi Qx, slopenya adalah 0.5, yaitu
200/400. Sedang pada fungsi PX slopenya
2adalah 400/200
13. Pergeseran dan perubahan di sepanjang kurva permintaan, dibedakanmenjadi:
1
. Perubahan harga barang sendiri mengakibatkan pergerakan di sepanjangkurva
permintaan itu sendiri.
2. Perubahan faktor-faktor (variable) lain selain berubahnya harga barangitu
sendiri mengakibatkan perubahan permintaan yang ditunjukkanoleh
bergesernya kurva permintaan.
Pergeseran Kurva Demand
Titik keseimbangan dari A ke B menunjukkan adanya
penambahan jumlah yang diminta. Dari A ke Cmenun
-jukkan adanya penurunan jumlah yangdiminta.
14. Faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan:
• Pendapatan riil konsumen
• Harga barang terkait substitusi dankomplementer
Misal, ada dua barang X dan Y
. Jika XY substitusi, maka jika harga Y naik dan harga
X tetap, kurva permintaan X akan bergeser ke kanan atau ada kenaikan permintaan
(hubungannya positif). Sedang jika XY komplementer
, maka jika harga Y naik cend-
erung akan menurunkan permintaan akan Xdan sebaliknya (hubungannyanegatif).
• Selera dan preferensi konsumen
• Perubahan faktor lain, misal Perubahan PengharapanHarga
15. Permintaan Individu dan Permintaan Pasar
Permintaan suatu komoditi
Contoh, dimisalkan pasar hanya terdiri dua individu yaitu Ali dan Budidengan
jumlah DVDyang diminta pada setiap tingkat harga sebagai berikut:
Kurva permintaan pasar diperoleh dari penjumlahan kurva permintaanberbagai
individu terhadap barang tersebut pada setiap tingkatharga.
16. Teori Penawaran
Penawaran berarti berbagai kuantitas barang yang ditawarkan penjual (dipasar)
dengan berbagai kemungkinan harga dalam periode tertentu, dengan asumsi
keadaan lain dianggap tak berubah.
Bentuk Kurva Penawaran umumnya berbentuk dari kiri bawah ke kanan atas.
Memiliki arti semakin tinggi harga jual suatu barang, semakin banyak jumlah
yang ditawarkan.
17. Hukum Penawaran
"Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barangyang
ditawarkan akan bertambah (karena produsen diuntungkan)
dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah harang yang dit
awarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus”
18. Bentuk Kurva Penawaran
1
. Bentuk yang tunduk dengan hukum penawaran
• Pada harga tertentu penjual bersedia menjual >
,tapi
tak dapat didorong untuk menjual <
• Untuk jumlah tertentu penjual bersedia menerima ha
rga <
,tapi tak akan bersedia menawarkan jumlah ter
sebut dengan harga >
Persamaan penawaran berslope positif (menggambarkan
arah perubahan harga dan jumlah yang ditawarkan searah
dan bentuk kurva miring dari kiri bawah ke ke kananatas)
Bentuk Persamaan:
Qs =F (Px)
Qs =a +bP
19. 2. Bentuk yang tidak tunduk dengan hukum penawaran
Kurva S3,disebut kurva penawaran seketika, yaitu
kurva penawaran untuk jangka waktu yangdemiki-
an pendeknya sehingga produsen sama sekali bel-
um mampu untuk menambah/mengurangi jumlah
pemakaian faktor produksi.
Kurva Sl disebut kurva penawaran jangka panjang dengan biayakonstan
Kurva S2 disebut kurva penawaran jangka panjang dengan biayamenurun
20. Perubahan Penawaran
1
. Perubahan harga barang yangditawarkan mengakibatkan perubahan di
sepanjang kurva itu sendiri.
2. Perubahan faktor-faktor (variable) lain selain berubahnya harga barangyang
ditawarkan mengakibatkan kurva suplai bergeser ke kiri (jika berkurang) danke
kanan (jika bertambah).
Perubahan dari A ke B atau C, perubahan jumlah
yang ditawarkan disebabkan karena adanya per-
ubahan harga barang itu sendiri.
21. Faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran:
• Berubahnya harga input variable
• Perubahan teknologi
• Perubahan iklim
• Harga komoditas lain
• Biaya untuk memperoleh faktor produksi
• Pajak dan subsidi
• Harapan harga
• Tujuan perusahaan
22. Penentuan Harga Pasar
HARGA PASAR adalah suatu tingkat harga tertentu dimana penjual maumenjual
sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barangtersebut.
Harga Pasar titik potong
antara k. demand dan k. supply.
1
.Secara grafik 2.Secara matematis
Ditanya berapa Qdan P keseimbanganpasar
.
Keseimbangan terjadi pada saat Qd=Qs
Persamaan fungsi demand =Qd=400 —0.5P
sedang fungsi penawaran Qs =100+
P
.
400-0.5 P =100+
P
1.5 P =300
P =200
Q=300
23. Perubahan Permintaan dan Penawaran Mengubah Harga dan KuantitasPasar
H.P
. berubah jika pena-
waran bertambah seda-
ng permintaan tetap
H.P
. berubah jika terjadi
perubahan permintaan
meningkat sedang pe-
nawaran tetap
Perubahan keseimbang-
an jika terjadi perubahan
permintaan meningkat
sedang penawaran turun
24. Aplikasi praktis keseimbangan pasar
• Kebijakan Ceiling Price
• Kebijakan Floor Price
• Cobweb Teori – Teori Sarang Laba-Laba (Teori PenyesuaianHarga)
• Surplus Produsen danKonsumen
• Pengalihan Beban Pajak (ShiftingT
ax)
• Kasus Penetapan Harga Barang Bebas dan BarangPotensial
25. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. III
ELASTISITAS
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
29. Kencodongan kurva elastisitas
demand
Ed pasti bertanda negatif. Artinya perubahan terjadi dalam arahberlawanan.
Bila harga barang berubah naik, maka jumlah barang yang diminta akanturun.
Faktor yang mempengaruhitingkat
elastisitas, makin elastis jika:
• Ada barang substitusi dengankualitas
relatif sama dan harga lebihrendah,
• Semakin bervariasi penggunaannya,
• Harga yang diminta relatif mengambil
sebagian besar pendapatankonsumen
Dan sebaliknya.
31. ELASTISITAS SILANG (CROSS)
Faktor yang mempengaruhi adalah harga barang lain yang mempunyaihubungan
(Substitusi dan Komplementer)
𝐸x𝑦
%∆𝑄𝑥
%∆𝑃
𝑦
= = ÷
𝑄𝑦2− 𝑄𝑦1 𝑃𝑥2− 𝑃𝑥1
𝑄𝑦1+ 𝑄𝑦2 𝑃𝑥1+ 𝑃𝑥2
Misal: elastisitas antara
barang x dan barang y
Elastisitas Silang Sifat Hubungan Jika Px Naik Jika Px Turun
Jika Exy >0 Substitusi Qy naik Qyturun
Jika Exy =0 Tidak ada Hub. Qytetap Qy tetap
Jika Exy<0 Komplementer Qy turun Qynaik
32. Lebih lanjut untuk menentukan hubungan substitusi/komplementer :
Harga x Jumlah x Harga y Jumlah y Barang x dan y
Turun Naik Tetap Naik Komplementer
Turun Naik Tetap Turun Substitusi
Naik Turun Tetap Naik Substitusi
Naik Turun Tetap Turun komplementer
Contoh barang substitusi: teh dan kopi
Contoh barang komplementer: baju dan dasi
33. ELASTISITAS PENDAPATAN (INCOME)
Faktor yang mempengaruhi adalah perubahan pendapatankonsumen
𝐸I =
%∆𝑄𝑥 𝑄2− 𝑄1
%∆I 𝑄1+ 𝑄2
= ÷
I2 − I1
I1 + I2
Elastisitas Income Jenis Produk Jika I Naik Jika I Turun
Jika Ei >0 Luxuries Qx naik
%lebih besar
Qy turun
%lebih besar
Jika Ei =0 Kebutuhan pokok Qx naik
%lebih kecil
Qy tetap
%lebih kecil
Jika Ei <0 Inferior Qx turun Qynaik
34. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. V
PERILAKU KONSUMEN
Dengan Pendekatan Cardinal dan Ordinal
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
36. UTILITAS (Utility)
Adalah nilai guna atau manfaat dari suatu barang yang
diperlukan konsumen
NILAI
Kemampuan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan
manusia
37. Nilai Barang, dibedakan menjadi:
a. Nilai penggunaan objektif (nilai guna): kesanggupan
suatu barang/jasa untuk memenuhi keperluan manusia
b. Nilai penggunaan subjektif: arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang tertentu untuk
memuaskan kebutuhannya
38. Nilai Pertukaran, dibedakan menjadi:
a. Nilai pertukaran objektif: kemampuan barang/jasa itu
sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lain
b. Nilai pertukaran subjektif: arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang/jasa terkait dengan
kegunaan barang tersebut terhadap dirinya
39. Pemenuhan Kepuasan:
Hk. Gossen I dan Hk. Gossen II
Pendekatan Tradisional Untuk Mengungkapkan
Perilaku Konsumen
Dijelaskan menggunakan konsep utilitas.
Anggapan: utilitas dapat diukur secara absolut dengan
menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan
“util”. Seberapa besar-lebihnya tergantung konsumen
Individual.
40. Pendekatan tradisional merumuskan:
U = f(X1; X2; ……Xn)
U = banyaknya daya guna bagi seorang konsumen
X2 = banyaknya barang tertentu yang dikonsumsi oleh
konsumen tersebut
X1, X2, Xn =jumlah jenis barang
Jumlah daya guna total yang diperoleh akan naik sebagai
akibat dari kegiatan tersebut
41. Pendekatan Tradisional terpecah dan
berkembang menjadi dua:
1. teori daya guna kardinal (cardinal utility)
2. teori daya guna ordinal (ordinal utility)
42. Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal
Utility)
Anggapan: bahwa manfaat atau kenikmatan
yang diperoleh oleh seorang konsumen dapat
dinyatakan secara kuantitatif dan dapat diukur
secara pasti. Untuk setiap unit yang
dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya.
43. Dalam teori ini dikenal:
1. Nilai guna marginal/guna batas/marginal utility (MU)
adalah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh
barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut
1. Nilai guna total/guna total/total utility (TU)
adalah tingkat kepuasan yang diperoleh karena
mengonsumsi berbagai jumlah barang
Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal
Utility)
44. Berikut adalah gambar kurva hubungan Marginal
Utility dan Total Utility:
Teori Daya Guna Kardinal (Cardinal
Utility)
45. Asumsi dalam Teori Kardinal
1. Utility bisa diukur dengan uang
Asumsi dasarnya: tingkat kepuasan konsumen
mengonsumsi barang atau jasa dapat dihitung secara
numerik.
Daya Guna subjektif sehingga sukar untuk mengukur
util. Sehingga diperlukan asumsi yang objektif, yaitu
bahwa Utility dapat diukur dengan uang.
46. Asumsi dalam Teori Kardinal
1.
2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing of
Marginal Utility)
Bahwa jika semakin banyak suatu barang dikonsumsi:
tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh
dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan
akan menurun, total utility makin besar, laju
pertambahan daya guna makin rendah.
47. Kurva hub. antara jumlah barang yang
dikonsumsikan dengan daya guna total dan laju
pertambahan daya guna:
48. Asumsi dalam Teori Kardinal
1.
2. Konsumen bersifat rasional
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total
yang maksimal. Semakin banyak barang X yang
dikonsumsi, semakin kecil Marginal Utility yang
diperoleh dari barang X.
49. Kritik pada Pendekatan Kardinal
1. Asumsi Utility bisa diukur adalah pemikiran yag
keliru
2. Marginal Utility dari uang tidaklah konstan
50. Maksimalisasi Guna
1. Guna batas iniadalah tambahan guna pada guna
total karena ada tambahan satu unit barang lagi
yang dikonsumsi.
Untuk mencari MU:
51. Anggapan: bahwa Utilitas seseorang tidak dapat
diukur dengan numerik tetapi bisa diungkapkan
secara ordinal atau ranking. Sehingga
dibutuhkan penilaian dari lebih dari 1 barang.
Utilitas itu bisa dalam bentuk lebih suka, lebih
baik, lebih enak, dsb. akan tetapi, tidak
disebutkan nilai gunanya secara pasti.
Teori Daya Guna Ordinal (Ordinal
Utility)
52. Fenomena pada anggapan di Ordinal Utility
dinyatakan dengan kurva kepuasan sama atau
Indifference Curve (IC), yaitu kurva yang
menggambarkan tingkat utility yang sama untuk
berbagai kombinasi barang.
Teori Daya Guna Ordinal (Ordinal
Utility)
53. 1. konsumen selalu bersifat rasional (rationality)
Secara rasional, utilitas konsumen akan
meningkat jika jumlah komoditi yang dikonsumsi
meningkat. Konsumen akan bertindak secara
rasional, yaitu dengan jumlah uang yang dimiliki
ingin mendapatkan utilitas yang maksimum
Asumsi dalam Indiference Curve
54. 1. Nilai guna dari uang bersifat konstan
Artinya, uang sekadar sebagai alat pembayaran
saja, tidak dapat memberikan kepuasan (utilitas)
Asumsi dalam Indiference Curve
55. 1. Utility dinyatakan secara ordinal
Tingkat Utilitas diukur melalui order/ranking,
tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti
Asumsi dalam Indiference Curve
56. 1. Berlakunya hukum diminishing marginal utility
2. Total Utility dari konsumen tergantung dari
beberapa komoditi
3. Consistency and transitity of choice
Asumsi dalam Indiference Curve
58. 1. Berlakunya hukum diminishing rate of return
2. Cembung terhadap titik 0 atau origin
3. Dua IC tidak akan saling berpotongan
Sifat-Sifat Indifference Curve
59. Jika Terjadi Kumpalan Kurva IC, Kurva IC yang
Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin
besar
Sifat-Sifat Indifference Curve
61. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VI
PERILAKU PRODUSEN
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
63. PERILAKU PRODUSEN
Produksi:
Transformasi/pengubahan faktor produksi menjadi barang
produksi atau suatu proses dimana input diubah menjadi output.
Perilaku produsen:
Suatu tindakan seorang produsen untuk mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan menggunakan beberapa input yang dimili-
kinya.
64. KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI
Jangka Pendek:
Jangka waktu yang sedemikian pendek sehingga perusahaan tidak dapat
mengubah beberapa jumlah sumber yang digunakan
Jangka Panjang:
Semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen
mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor-faktor
produksi yang paling efisien
65. FUNGSI PRODUKSI
Adalah hubungan teknis antara faktor produksi dan barang produksi yang
dihasilkan dari proses produksi.
Merupakan hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan
output (barang-barang atau jasa yang dihasilkan) tanpa memperhitungkan
harga.
66. Dengan jumlah input yang tetap, dengan menggunakan teknik produksi yang
lebih efisien, maka output perusahaan akan lebih besar.
Kita akan terus menganggap bahwa berapapun jumlah biaya yang dikeluarkan
perusahaan, Teknik yang digunakan harus yang paling efisien.
Jumlah output yang dihasilkan suatu perusahaan tergantung pada jumlah
input yang digunakan.
Output yang dihasilkan oleh perusahaan tergantung
pada teknik produksi yang digunakan.
FUNGSI PRODUKSI
67. Bentuk umum: fungsi produksi menunjukkan jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan.
Maka, barang produksi variable tidak bebas
faktor produksi variable bebas
Rumus fungsi produksi:
Q = F(C,L,B,S)
FUNGSI PRODUKSI
Q = output
C = capital
L = labor
B = bahan baku
S = skill
Dimana:
68. Hubungan antara output dan input itu bisa dalam:
1. Bentuk Linier
2. Bentuk Tidak Linier
1. Bentuk Linier
FUNGSI PRODUKSI
Bentuk fungsi linier:
Q = A + bX
Bentuk Kurva fungsi linier:
69. 2. Bentuk Tidak Linier
Bentuk Fungsi Quadratik:
Q = a + b1X + b2X2
Bentuk Kurva Fungsi Quadratik:
Bentuk Fungsi Cubic:
Q = a + b1X + b2X2 + b3 X3
Bentuk kurva Cubic:
70. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva:
TP (total product) : total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja
(labour)
AP (average product) : rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja
MP (marginal product) :tambahan hasil produksi apabila menambah satu
tenaga kerja
• AP = TP/Labour
• MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP = 𝜕 TP / 𝜕 L
71. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of
Diminishing Returns)
Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu faktor produksi bersifat
variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan
produksi total apabila kita menambah faktor produksi itu secara terus-menerus.
Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin
kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan mencapai maksimum dan kemudian
menurun.
72. Hubungan antara TP, AP, dan MP
Pada saat TP mengalami perubahan peningkatan produksi dari naik menjadi
turun, maka kurva MP mencapai titik maksimumnya.
Pada saat TP mencapai titik maksimum, maka kurva MP memotong sumbu
horizontal, artinya MP = 0
Pada saat AP meningkat, MP lebih tinggi daripada AP, dan pada saat AP me-
nurun MP lebih rendah daripada AP. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat
AP mencapai titik maksimum MP sama dengan AP, atau kurva AP berpotong-
an dengan MP.
73. Kesimpulan :
1) Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2) Jika AP maximum maka MP = AP
3) Jika AP semakin berkurang maka MP < AP
Kurva TP, MP, AP:
74. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Tahap 1
Mulai dari titik 0 sampai titik maksimum AP, yaitu pada saat MP sama dengan
AP. Jika labour ditambah, AP bertambah.
Tahap 2
Dari titik pada saat AP mencapai titik maksimal sampai pada saat TP menca-
pai maksimal atau pada saat MP = 0, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP
masih positif.
Tahap 3
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena
luas tanah dan labour ditambah terus sehingga terjadi ketidakefesiensian
tanah dan labour. Akibatnya TP menurun terus.
75. PRODUKSI JANGKA PANJANG
Isoquant
Pengertian Kurva Isoquant/Isoproduk:
kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi
teknis antara dua input yang bervariabel yang menghasilkan
suatu tingkat.
76. Kurva Isoquant:
Sifat dari Kurva Isoquant
a) Cembung ke arah titik origin.
b) Menurun dari kiri atas ke bawah.
c) Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi
yang lebih banyak, dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari
titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut.
d) Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan
atau saling bersinggungan.
77. Adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y
sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MTRS itu adalah kemiring
an isoquant pada titik khusus.
MTRS di C = - Δ K/ Δ L
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan
L-nya:
• K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
• K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labour intensif.
MRTS (Marginal Rate Technical of Subsitution)
78. Bentuk Isoquant Lain:
Bentuk Isoquant yang Linier
Menunjukkan adanya substitusi input capital dan labor yang sempurna. Substi-
tusi kapital dan labor secara sempurna di dalam dunia nyata ini tidak pernah
bisa terjadi.
79. Bentuk isoquant yang input output
Menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor. Substitusi kapital
dan labor hanya terjadi pada kebutuhan minimum saja.
80. Iso-biaya (Isocost)
Isocost
“Kurva yang menunjukkan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-
barang atau faktor produksi yang dibeli oleh perusahaan dengan sejumlah
anggaran tertentu.”
“Kurva yang memperlihatkan berbagai kombinasi dari sumber-sumber yang
dapat dibeli oleh perusahaan dengan harga tertentu dari masing-masing sumber
persatuan dan pengeluaran ongkos yang tertentu dilakukan oleh perusahaan itu.”
81. Gambar Kurva Isocost:
Slope kurva isocost adalah :
M/Pk : M/Pk x PI/M = PI/Pk
Sedangkan fungsinya :
TC = PI L + Pk K
82. Perubahan Isocost
Kurva Isocost dapat berubah disebabkan ;
• Harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap.
• Jumlah modal berubah atau berkurang.
83. a) Kurva isocost berubah jika harga faktor prokusi labor turun atau naik sedang
lainnya tetap
Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke kanan dari KL
2 menjadi KL3. Dan jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost berge-
ser dari kiri KL2 menjadi KL3.
84. b) Kurva isocost berubsh jiks hsrgs faktor produksi kapital turun atau naik seda-
ng lainnya tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke atas dari KL
2 menjadi KL3. Dan jika harga kapital beetambah mahal maka kurva isocost
bergeser ke bawah dari KL2 menjadi KL3.
85. c) Kurva isocost berubah jika jumlah modal berubah berkurang dan bertambah
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergeser ke atas K2L2
menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergeser
ke bawah K2L2 menjadi K1L1.
86. Ekuilibrium Produsen
Diartikan: Suatu Keadaan Seimbang dimana produsen mendapat
keuntungan maksimum dan tidak ada dorongan untuk mengubah
-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor
produksinya.
Artinya: apabila produsen menambah/mengurangi tingkat produksi,
keuntungan berkurang. Atau apabila penggunaan kombinasi input
ditambah/dikurangi, keuntungan akan lebih kecil.
87. Membutuhkan dua alat pokok:
1. Garis anggaran belanja (isocost)
2. Peta isoquant
Pada titik singgung antara garis isocost dan isoquant inilah merupakan
titik terbaik bagi produsen/titik yang memberikan tingkat produksi,
yaitu memberikan keuntungan paling besar dengan biaya paling kecil.
88. Kurva menunjukkan titik Ekuilibrium Produsen:
Titik C menunjukkan produksi yang optimum, dimana pada saat itu
produsen mengalami keseimbangan. Dengan demikian, posisi kese-
imbangan produsen dicapai pada saat kurva isoquant bersinggung-
an dengan kurva isocost.
89. Penjelasan rumus posisi kurva optimum:
MRTS = Slope Isoquant
-MPI/MPk = - PI/Pk
PI . MPk = Pk . Mpi
Ruas kanan kiri dibagi PI . Pk maka hasilnya:
𝑃𝐼 .𝑀𝑃𝑘
𝑃𝐼 .𝑃𝑘
=
𝑃𝑘 .𝑀𝑃𝐼
𝑃𝐼 .𝑃𝑘
𝑀𝑃𝑘
𝑃𝑘
=
𝑀𝑃𝐼
𝑃𝐼
90. Jalur Ekspansi (Expansion Path)
Adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik Least Cost Combination
di berbagai isoquant. LCC adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos
terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Agar diperoleh
ongkos yang paling kecil dia harus mengkombinasikan penggunaan
input input l&k pada titik-titik garis expansion path.
91. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha
(Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C
adalah kapital dan Q adalah output maka:
= L + C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah:
= aL + aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam
keadaan:
1.b > a disebut increasing return to scale
2.b = a disebut constant return to scale
3.b < a disebut decreasing return to scale
92. Memilih kombinasi input yang efisien (Ridge Line)
Relevant Range (daerah relevan) yaitu daerah yang memungkinkan
bagi produsen untuk berproduksi dengan kombinasi dua input di
berbagai tingkat isoquant. Garis batas yang membatasi antara
daerah yang relevan dan daerah tidak relevan dinamakan Ridge-Line.
Dengan memperhatikan peta isoquant pada kurva, kita dapat mem-
baca sejumlah kombinasi faktor produksi yang akan menghasilkan
suatu tingkat output tertentu.
93. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination)
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi
suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost
resources combination. Kurva ini menunjukkan kombinasi
faktor produksi tertentu yang memberikan ongkos terkecil.
94. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
96. PASAR DAN PERSAINGAN
PASAR, dalam teori ekonomi :
Tempat bertemunya pembeli dan penjual yang
bersepakai mengenai harga dan jumlah yang
diperjualbelikan (terjadinya transaksi jual beli barang).
PERSAINGAN :
Jika sesame produsen/penjual bersaing agar
konsumen membeli produknya dan sesame konsumen
bersaing untuk mendapatkan barang/jasa yang
dibutuhkan.
97. BENTUK PASAR
PERSAINGAN
a. Pasar Persaingan
Sempurna
b. Pasar Persaingan
Monopolistik
c. Pasar Ekonomi
d. Pasar Oligopoli
4 PASAR BESAR DALAM
EKONOMI :
101. PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
Suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli.
• Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat
memengaruhi harga pasar.
• Berapapun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar,
harga akan tetap.
102. • Harga pasar digambarkan oleh garis lurus sejajar sumbu
horizontal, yaitu sumbu jumlah barang.
• Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah
sebagai pengikut harga pasar atau price taker.
KURVA:
103. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
BERCIRI:
JUMLAH PENJUAL DAN PEMBELI SANGAT BANYAK
Sehingga tak bisa memengaruhi pasar. Harga barang tetap
karena masing-masing penjual hanya bagian kecil dari jumlah
keduanya.
BARANG YANG DIPERJUALBELIKAN HOMOGEN/IDENTIK
Semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual semua.
104. PENJUAL BISA KELUAR MASUK DI PASAR DENGAN MUDAH
Penjual baru maupun lama bebas masuk atau meninggalkan
pasar. Artinya penjual bisa berjualan tanpa hambatan.
INFORMASI TERHADAP PASAR SEMPURNA
Artinya, jika ada konsumen mengetahui harga yang murah,
konsumen lain akan mengetahuinya. Demikian penjual dengan
harga bahan baku atau teknologi baru.
105. Sebagai akibat dari ciri, maka dapat digambarkan kurva
permintaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
demand dan tingkat harga:
Hubungan antara tingkat harga, TR, AR, DAN MR
106. Produsen tak dapat
memengaruhi harga barang
per satuan, maka kurva
penerimaan total akan
bersifat linier, garis lurus,
mulai dari titik asal 0 karena
harga konstan maka besar P,
AR, MR bernilai sama
sehingga kurvanya berimpit
jadi satu.
Kurva:
107. PENENTUAN JUMLAH
PRODUKSI DAN HARGA
Agar perusahaan
mendapat laba/rugi
maksimal, harga dan
jumlah produk yang
diperjualbelikan ditetapkan
dengan kaidah:
MC = MR
108. Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh laba
Harga dan jumlah diproduksi
yang menjamin laba maksimal,
sebesar:
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan harga sebesar OP1,
TR = OP1KQ1
TC = OP2LQ1
Total laba (TR-TC) = P1P2LK
AC = OP2
Laba per unit = P1P2
Kurva:
109. Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh kerugian yang
minimum
Harga dan jumlah diproduksi
yang menjamin rugi minimal,
sebesar:
P = OP2 dan Q = OQ1
Kurva:
Dengan harga sebesar OP1,
TR = OP1LQ1
TC = OP2KQ1
Total laba (TR-TC) = P1P2KL
AC = OP2
Rugi per unit = P1P2
110. Penentuan harga dalam pasar persaingan
sempurna yang memperoleh normal profit
(break even income)
Harga dan jumlah diproduksi
yang menjamin laba normal,
sebesar:
P = OP1 dan Q = OQ1
Dengan AC yang paling rendah
Kurva:
Dengan harga sebesar OP1,
TR = OP1KQ1
TC = OP1KQ1
Total laba (TR-TC) = P1P2KL
112. KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA PENDEK
Jangka waktu yang sedemikian pendeknya sehingga
apabila terjadi kenaikan permintaan barang, setiap
produsen tak mampu menaikkan produksinya serta tak
cukup waktu bagi perusahaan untuk menambah
perusahaan baru.
113. Dalam jangka pendek, perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami 3 hal:
a. mendapat laba super normal
b. mendapat laba normal
c. menderita kerugian
Gambar grafiknya dapat dilihat pada tiga gambar kurva
sebelumnya (gambar 8.3, 8.4, 8.5)
114. Contoh jika perusahaan menderita kerugian dalam jangka
pendek : Suatu perusahaan yang mengalami kerugian masih
mungkin untuk memutuskan tetap bereproduksi. Akan tetapi,
posisi equilibrium yang dipilih yaitu pada saat rugi yang
minimum.
KURVA :
115. KONDISI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN
SEMPURNA DALAM PERIODE JANGKA panjang
Jangka waktu yang cukup lama dimana produsen
masih ada kesempatan untuk memperbanyak
produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat
mendirikan perusahaan baru untuk menaikkan produksi
jika terjadi kenaikan barang.
116. Dalam jangka panjang, perusahaan dalam persaingan
sempurna hanya mendapatkan normal profit saja
(impas/break even).
Perusahaan ‘’selalu’’ hanya akan memperoleh
keuntungan normal dengan MR = MC = AC, pada saat AC
minimum. Perusahaannya disebut ‘’Marginal
Firm/Marginal of Profitability’’, artinya, apabila harga turu
sedikit saja, perusahaan akan segera keluar dari pasar.
119. keburukan
Produk yang diperjualbelikan identik : perusahaan harus bekerja
paling efisien agar tidak rugi dan tidak ada inovasi. Berakibat
membatasi pilihan konsumen karena masing-masing
konsumen tidak mampu memengaruhi pasar.
kebaikan
Persaingan sangat ketat : perusahaan harus bekerja seefisien
mungkin karena mudah tersaingi oleh perusahaan baru.
Sehingga alokasi sumber daya menjadi efisien dan konsumen
dapat memperoleh barang dengan harga kompetitif.
120. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. VIII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS
122. BENTUK PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual
dapat memengaruhi harga dengan jalan diferensiasi
produk.
Diferensiasi produk adalah membedakan dua barang yang
sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda.
123. 2 Unsur Model Pasar Persaingan Monopoli
1)Terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang
hanya satu macam. Maka, kurva permintaannya miring dari kiri
atas ke kanan bawah meskipun mendekati horizontal.
2)Terdapat juga unsur persaingannya karena jumlah penjual
banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai
pengaruh yang berarti terhadap penjual lainnya.
124. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di
antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada
persaingan sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau
elastis sempurna, kurva demand dari monopoli bersifat inelastis.
Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis.
Kemiringannya di antara kedua kurva demand dari monopoli dan
persaingan sempurna
125. Gambar 9.1 Bentuk kurva demand dan MR dari perusahaan
persaingan monopilistik
126. TIGA KONDISI YANG BISA DIALAMI PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan monopoli
dapat mengalami tiga hal, yaitu :
1)Mendapat labasupernormal
2) Mendapat labanormal
3) Menderita kerugian
127. 1)Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Supernormal
Harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan
menggunakan kaidah MR= MC. Pada kaidah MR= MC harga
jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1
dan besarnya labaP1P2LK.
129. 2) Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mendapat Laba Normal
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang
menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya
TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
131. 3) Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang
Mengalami Kerugian
MR=MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang
menjamin kalau laba, laba maksimal. Kalau rugi, rugi minimal. Pada
kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-
ratanya OP1.AC >AR. Kerugian yang minimalini output yang dijual harus
sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besar TR
(OQ1LP2).
134. 1)Perubahan Harga Berakibat Perubahan
Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis
sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output
akan mengalami banyak pengurangan. Kurva
permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis
sangat elastis.
135. 2) Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Akan terdapat beberapa efisiensi masing-masing perusahaan dalam
jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri
yang bersangkutan bebas dan mudah. Artinya, perusahaan tidak akan
dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau untuk
menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat
output optimum.
136. 3) Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi
dalam persaingan monopoli. Iklan yang dilakukan oleh salah satu
perusahaan tidak menimbulkan tindakan balasan dan yang lain. Bila
iklan yang dilakukan oleh salah satu penjual diimbangi oleh yang lain,
maka tindakan balasan tersebut sebenarnya merupakan usaha yang
sama untuk memperluas pasar masing-masing.
137. 4) Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu
yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar
persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya,
atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan.
Akan tetapi, suatu peringatan perlu diberikan di sini ragam
produk tertentu demikian banyak sehingga membingungkan
konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
138. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. X
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR OLIGOPOLI
140. OLIGOPOLI
Oligopoli merupakan keadaan di mana hanya ada
sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi.
Pada Pasar Oligopoli, masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga pasar.
Jika rasio konsentrasi 4 perusahaan besar mampu
menguasai >40% maka pasar persaingan itu adalah
Oligopoli.
141. Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk
melakukan penentuan harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan saling melakukan kesepakatan.
142. DEMAND
OLIGOPOLI
MODEL OLIGOPOLI
1. Model Cournot
Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah
sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit
sama.
143. Ada beberapa kelemahan dari model Cournot, yaitu:
a) Asumsi dalam model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-
masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan
akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati
persaingan sempurna.
c) Pada model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian
untuk menuju ke posisi keseimbangan.
d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
144. 2. Model Bertrand
Menyatakan: masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan persaingnya untuk tetap mempertahankan
tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan
oleh perusahaan.
Model ini menggunakan alat analisis yang sama dengan model Cournot,
yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan
yang stabil dari pasar.
145. Namun, model Bertrand pun tidak lepas dari kritik seperti
halnya model Cournot, yaitu:
a) Anggapan dalam model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak
pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya
tidaklah realistis.
b) Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya,
tetapi tidak untuk pasar.
c) Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat
harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan
perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
146. Menyatakan: keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan
satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya.
Chamberlin berpendapat bahwa keseimbangan pasar dapat terjadi tanpa
adanya penggabungan (collusion) di antara perusahaan yang ada di pasar.
Masing-masing perusahaan dianggap cukup terampil untuk mengantisipasi
tindakan pesaingnya, yaitu dengan belajar dari pengalaman yang dimilikinya
sehingga tidak melakukan kesalahan dari masa lalu.
Kelemahan dari model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk
maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan
mekanisme model pasar monopoli.
3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
147. Ada tiga asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan
yang patah, yaitu:
a) Terdapat industry yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk.
b) Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-
perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan
harga tersebut.
c) Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya.
4. Model Kurva Permintaan Patah
(The Kinked - Demand Model)
148.
149. 2
5. Model Stackelberg
Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli
cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat
berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model cournot.
151. Ciri-ciri pasar oligopoli:
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
3. Promosi masih diperlukan
152. MODEL PENETAPAN HARGA
PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga
produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
1. Pasar kartel.
2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
153. Pasar dengan ketegaran harga (kinked demand curve
model)
Salah satu tipe keadaan yang timbul adalah kinked demand curve model atau kurva
permintaan yang patah.
Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan
harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual lain yang datang
berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tindakan ini diikuti penjual
lain.
HAL INI DISEBUT ”PERANG HARGA”.
154. Kurva demand Oligopoli yang kinked
Misal dalam pasar hanya ada 2 penjual. Kurva
demand D1 untuk penjual 1 dan D2 untuk
penjual lain. Harga yang membuat nyaman
penjual 1 dan 2 adalah sebesar OP2. pada harga
sebesar OP2, jumlah yang diminta kedua
penjual sama. Tetapi, jika ada produsen
menurunkan harga menjadi OP1, ia mengharap
demand bertambah menjadi OQ4. Namun
penurunan harga ini diiikuti oleh pesaing.
Akibatnya, permintaan produsen tidak tercapai
karena hanya menjadi OQ3.
155. Kurva demand Oligopoli yang rigid
Meski demikian, jika ada produsen yang
meningkatkan harga, produsen lain tidak
akan mengikuti sehingga ia menanggung
kerugian dalam bentuk berkurangnya
jumlah barang diminta. Jika penjual 1
menaikkan harga menjadi OP3, penjual 2
diam saja. Maka penjual 1 kehilangan
demand Q1-Q2. inilah yang dikatakan
harga Oligopoli adalah rigid, sulit
dinaikkan, sulit diturunkan. Karena kurva
demandnya kinked/patah. Bentuk kurva
kinked tersebut adalah PED2.
156. Perubahan harga oligopoli
Harga akan berubah jika MC
memotong bagian MR yang
condong miring. Harga bisa
berubah naik/turun jika MC
memotong MR bukan pada
bagian yang patah (tegak
lurus LN).
157. Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan monopoli. Di satu
pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen
oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang
minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P> MC; seperti
dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan
masyarakat makro.
PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN
158. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
Oleh Kel 13 Kelas : J
1. Lola Via Marcellina 2. Ade Putri Rosaliyanti 3. Sausan Nada Salsabila
Dosen : Dr. Sigit Sardjono, M.Ec.
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
BAB. IX
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR MONOPOLI
160. MONOPOLI
Monopoli adalah suatu keadaan dimana di dalam pasar hanya
ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
Monopoli merupakan kebalikan ekstrem dari persaingan
sempurna.
Monopoli terjadi jika suatu perusahaan bertindak sebagai
penjual tunggal dari suatu barang yang tak mempunyai
substitut. Dengan kata lain, perusahaan tunggal tersebut
sekaligus industrinya.
161. MONOPOLI MURNI (PURE MONOPOLY)
Adalah suatu keadaan di mana dalam pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing dan produk
yang dijual tidak memiliki barang substitusinya.
Perubahan harga & output produk lain yang dijual dalam
perekonomian tak memengaruhi sang monopoli, begitu juga
sebaliknya. Perubahan harga & output produk sang monopolis
tak memengaruhi produsen lain dalam perekonomian.
Dalam kehidupan nyata, sangat jarang ditemui.
162. CIRI DAN FAKTOR PENYEBAB PASAR MONOPOLI
1. Pasar Monopoli adalah industry satu perusahaan
Barang dan jasa yang dihasilkannya tidak dapat dibeli dari
tempat lain sehingga pembeli tak punya pilihan lain
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang
tersebut dan tidak ada barang yang mirip untuk
menggantikannya.
163. 3. Tidak ada kemungkinan untuk masuk dalam industri
Perusahaan monopoli menyebabkan perusahaan lain tak
dapat masuk ke dalam industri.
4. Dapat Memengaruhi Penentuan Harga
Karena merupakan satu-satunya penjual dalam pasar,
perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu harga
atau price setter.
164. 5. Promosi iklan kurang diperlukan
Karena merupakan satu-satunya perusahaan dalam pasar,
perusahaan monopoli tidak perlu mempromosikan produk
melalui iklan. Iklan dibuat lebih pada untuk memelihara
hubungan baik dengan masyarakat.
165. FAKTOR YANG MENIMBULKAN ADANYA
PASAR MONOPOLI
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya
tertentu yang unik dan tak dimiliki perusahaan lain.
2. Perusahaan monopoli umumnya dapat menikmati
skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang
sangat tinggi.
3. Pemerintah memberikan hak monopoli pada
perusahaan melalui UU.
166. Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam
industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada
perusahaan-perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu
industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar.
Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan
baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia
tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan
mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
HAMBATAN BAGI PERUSAHAAN YANG AKAN
MEMASUKI PASAR
167. Suatu Perusahaan Monopoli
Bisa Timbul Karena Beberapa
Sebab, Antara Lain :
1.Penguasaan bahan mentah
2.Hak paten
3.Terbatasnya pasar
4.Pemberian hak monopoli
oleh pemerintah
168. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Jika suatu perusahaan monopolistik menyamakan MR
dengan MC nya, maka pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar
untuk produknya.
Misal perusahaan menghasilkan output=Q unit pada
tingkat C biaya per unit dan menjual outputnya pada
tingkat harga P, maka laba=(P-C).Q
169. Jika MR > MC, berarti jika
produksi ditambah, kenaikan
penerimaan yang diperoleh akan
lebih besar dari kenaikan
biayanya. Hal ini berarti bahwa
seorang manajer dapat
meningkatkan laba perusahaan
dengan meningkatkan produksi
jika ingin meningkatkan laba
perusahaan. Kondisi laba
maksimal yaitu kondisi tingkat
output optimal pada saat MC =
MR
171. 1. Monopolis yang mendapat
keuntungan
Equal pasar yang yang menjamin
diperolehnya keuntungan maksimum pada
saat MR=MC, yaitu pada produksi sebesar
Q. Laba maksimal (P1KLP2) dicapai bila
monopolis menjual produksinya dengan
tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah
barang yang dijual sebanyak OQ.
172. 2. Dalam jangka pendek Monopolis mengalami impas
Besarnya harga TR=TC. Terjadi karean
adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek
naik menjadi sama dengan harga P
sehingga TR=OP1KQ dan TC=OQKP1.
173. 3. Monopolis yang mendapatkan kerugian
TC>TR. Terjadi apabila terjadi
kenaikan ongkos rata-rata yang terus
menerus sehingga AC jangka pendek >
daripada harga per unit (P). Maka,
dalam jangka pendek dapat
menimbulkan kerugian sebesar
P1P2KL karena TR=OP1LQ dan
TC=OP2KQ.
174. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
Kerugian Adanya Monopoli
1. Output yang lebih kecil
2. Halangan bagi perusahaan lain yang hendak masuk pasar
3. Efisiensi ekonomi
4. Promosi penjualan
175. KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
Peraturan Monopoli oleh Pemerintah
1. Pengaturan Harga
Pemerintah menentukan hargat tertinggi di bawah harga keseimbangan MR-MC,
misalkan bahwa harga maksimum adalah pada tingkat mana kurva biaya
marginal.
Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit
yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih banyak. Hal ini dapat
menghalangi Sang Monopolis mengambil semua keuntungan dari kedudukan
monopoli dan juga memaksa Sang Monopolis untuk memperluas output sampai
titik di mana biaya marginalnya sama dengan harga produknya.
176. Sebelum ada penetapan harga dan
pemerintah, produsen monopolis
memaksimumkan keuntungan pada
produksi 0Q1 dengan harga setinggi
OP1.
Pada harga setinggi MC atau OP2
monopolis masih mendapatkan
keuntungan dan masyarakat dapat
memperoleh barang yang lebih banyak
dengan harga yang lebih banyak.
177. Disebut kasus decreasing
cost karena kita
menghadapi kasus di mana
luas pasar terbatas sehingga
untuk memenuhi
permintaan yang ada di
pasar, perusahaan monopoli
hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC
menurun (decreasing cost).
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli
Murni dengan Decrasing Cost
178. 3. Perpajakan
a. Pajak Lumpsum
Pajak yang lumpsum ini tidak dipengaruhi
oleh jumlah barang yang dihasilkan
perusahaan. Dengan demikian, berapa pun
jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak
yang harus dibayar oleh perusahaan tetap
sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini
sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak
akan memengaruhi besarnya biaya marjinal,
tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya
rata-rata.
179. b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah
barang yang dihasilkan. Dengan kata lain,
pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per
satuan (per unit) barang yang dihasilkan.
Semakin banyak barang yang dihasilkan,
semakin besar pula jumlah pajak yang harus
dibayar oleh perusahaan atau produsen
tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak
khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-
rata maupun biaya marjinal karena pajak
tersebut sama artinya dengan menambah
biaya variabel.
180. DISKRIMINASI HARGA
Diskriminasi Harga adalah Tindakan yang dilakukan
pelaku usaha akan penjualan barang/produk yang
berbiaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang
berbeda pada dua pasar atau lebih.
Bertujuan agar dicapai keuntungan lebih.
181. Syarat Diskriminasi Harga agar berhasil:
1. pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan
yang berbeda-beda secara tajam.
2. Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini
dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-
kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda-beda.
3. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual
kembali barang-barang yang dibeli.
182. Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan
di mana seorang produsen monopolis berusaha
sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang
ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga
yang berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda.
183. b. Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Diskriminasi derajat dua adalah versi yang lebih
sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan
harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga.
Sebagai misal produsen mengenakan tarif air minum,
listrik secara progresif bagi kelompok yang berbeda.
c. Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Diskriminasi tingkat tiga adalah pengelompokan
pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang
dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.