3. NAMANAMA : IR. H.M. SUGIYONO: IR. H.M. SUGIYONO
TTLTTL : PACITAN, 13 JUNI 1955: PACITAN, 13 JUNI 1955
ALAMAT: RT.022/RW.006,DS.WAYUT,JIWAN,ALAMAT: RT.022/RW.006,DS.WAYUT,JIWAN,
MADIUN, TLP.08123445588,0351457464MADIUN, TLP.08123445588,0351457464
RIWAYAT PEKERJAAN :
Tahun 1981-1995 : Depnaker Madiun
Tahun 1996-2000 : Depnaker Malan g
Tahun 2000 : Depnaker Madiun
Tahun 2000 : Depnaker Ponorogo
Tahun 2001-2005 : Dinsosnaker Ngawi
Tahun 2006-2011 : DPU Pengairan Ngawi (Pensiun)
RIWAYAT PENDIDIKAN/DIKLAT :
Pendidikan terakhir : S1 (Teknik Mesin) tahun 1986
Diklat Inspektur K3 Umum (6 bln), Jakarta tahun 1982
Fire Safety training (4 hr),Semarang tahun1987 (ILO)
K3 Kimia & Pengendalian bahaya Potensial (10 hr),Surabaya tahun 1989(ILO)
In service training K3 Kimia & Pengendalian bahaya potensial, tahun 1990.
Penyuluh P2K3 (4 hr) Surabaya tahun 1990
Inspektur Spesialis K3 Pesawat uap dan Bejana tekan (2 bln) Jakarta ,1993
Fasilitator P2K3 (3 hr) Surabaya, tahun 1994
Bimtek Penerapan SMK3 (4 hr) ,Surabaya tahun 1989
Diklat PPNS (2 bln) SPN Mojokerto tahun 1998.
Seminar K3 baik Regional maupun Nasional
Sebagai instruktur Diklat Sertifikasi keahlian bidang K3
4. FOTO
KELUARGA:
1. IR. H.M. SUGIYONO
2. SUKARYANTI ,S.Pd (Isteri)
3. AGUS MUNARSO,SE (Menantu)
4. RETNO.W, SKM,M.KES (Anak)
5. FATHIA .Z Y ( Cucu pertama )
6. NAJWA. A.H ( Cucu kedua )
6. JENJANG KEBUTUHAN
MANUSIA( ABRAHAM MASLOW )
V Self actualization needs ( Eksistensi )
IV Self esteem needs ( Penghargaan / harga
diri )
III Social needs ( Kemasyarakatan )
II Protection needs ( Perlindungan )
I Physiological needs ( Kebutuhan
fisik )
8. I. LATAR BELAKANG
INDUSTRIALISASI SEMAKIN MAJU DITANDAI ANTARA
LAIN DENGAN MEKANISASI, ELEKTRIFIKASI DAN
MODERNISASI DENGAN PENGGUNAAN MESIN-
MESIN,PESAWAT-PESAWAT,INSTALASI-INSTALASI
MODERN SERTA BAHAN BERBAHAYA.
HAL TERSEBUT DIATAS DISAMPING MEMBERI
KEMUDAHAN PROSES PRODUKSI DAPAT PULA MENAMBAH
JUMLAH DAN RAGAM SUMBER BAHAYA DI TEMPAT KERJA.
DALAM HAL LAIN AKAN TERJADI PULA LINGKUNGAN
KERJA YANG KURANG MEMENUHI SYARAT, PROSES DAN
SIFAT PEKERJAAN YANG BERBAHAYA, SERTA
MENINGKATKAN INTENSITAS OPERASIONAL TENAGA
KERJA.
DAMPAKNYA MENDORONG MENINGKATNYA MAUPUN
TINGKAT KESERIUSAN KECELAKAAN KERJA, PENYAKIT
AKIBAT KERJA DAN PENCEMARAN LINGKUNGAN.
9. TUJUAN K3
SETIAP TENAGA KERJA DAN ORANG LAIN
YANG BERADA DI TEMPAT KERJA
MENDAPAT PERLINDUNGAN ATAS
KESELAMATANNYA;
SETIAP SUMBER PRODUKSI DAPAT
DIPAKAI DAN DIPERGUNAKAN SECARA
AMAN DAN EFISIEN;
PROSES PRODUKSI BERJALAN LANCAR
11. TUJUAN INSTRUKSIONAL
A. UMUM :
a) Mampu menjelaskan tentang pengertian K3,arti
pentingnya K3,dan tujuan K3.
b) Mampu menjelaskan teknik pencegahan dan
penanggulangan K3 secara umum serta analisa
tentang kecelakaan di tempat kerja
c) Mampu menerapkan K3 di tempat kerja.
B. KHUSUS :
a) Untuk mendapatkan pengertian dan persepsi serta
tindakan yang sama tentang K3.
b) Untuk mempersiapkan dan menghasilkan tenaga-
tenaga pelaksana yang mampu melaksanakan K3 di
tempat kerja
12. III. DASAR HUKUM
Undang-Undang Dasar RI 1945.
Undang-Undang RI Nomor 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang RI Nomor 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja
13. IV. PENGERTIAN ISTILAH
HAZARD
( Potensi bahaya )
Suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat
menimbulkan kecelakaan/kerugian berupa
cidera,penyakit,kerusakan atau kemampuan
melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan
16. JENIS POTENSI BAHAYA
Semua potensi bahaya yang berhubungan
dengan listrik(pembebanan lebih,bocoran
isolasi/arus dll)
PHYSICAL HAZARDS :
Penerangan,suhu
udara,kelembaban,kecepatan
udara,tekanan,getaran mekanik,radiasi dll.
ELECTRICAL HAZARDS :
17. CHEMICAL HAZARDS :
Bahan kimia yang berupa gas,uap,debu,
kabut,awan, cairan,dan benda-benda padat
MECHANICAL HAZARDS :
Bahaya yang timbul dari konstruksi, mesin,
alat,pesawat/instalasi
PHYSIOLOGICAL HAZARDS :
Bahaya yang timbul dari beban kerja,sikap dan
cara kerja,cara mengangkat/mengangkut
beban yang salah
18. PHYSIOLOGICAL HAZARDS:
Bahaya yang timbul dari beban kerja,sikap dan
cara kerja (cara mengangkat/mengangkut beban
yang salah,cara kerja yang mengakibatkan
hamburan debu dan serbuk logam,percikan
api,tumpahan bahan berbahaya dan
beracun,serta memakai alat pelindung diri yang
salah ).
19. BIOLOGICAL HAZARDS :
Bahaya dari jazad renik,serangan/hewan
lain di tempat kerja, berbagai macam
penyakit yang timbul seperti :
infeksi,alergi,dan gigitan binatang yang
menimbulkan berbagai macam penyakit
20. ERGONOMIC :
Gangguan yang bersifat faal karena beban
kerja yang terlalu berat, peralatan kerja yang
tidak sesuai dan serasi dengan tenaga kerja,
kecepatan ban berjalan yang tidak sesuai
dengan operator yang melayani
21. DANGER
( Tingkat bahaya )
Ialah merupakan ungkapan adanya potensi
bahaya secara relatif. Kondisi yang
berbahaya mungkin saja ada,akan tetapi
dapat menjadi tidak begitu berbahaya
manakala telah dilakukan upaya /tindakan
pencegahan
22. RISK
( Resiko )
Ialah menyatakan kemungkinan
terjadinya kecelakaan/kerugian
pada periode waktu tertentu atau
siklus operasi tertentu.
23. INSIDENT
( Kejadian )
Kejadian yang tidak diinginkan yang
dapat dan telah mengadakan kontak
dengan sumber energi melebihi nilai
ambang batas badan atau struktur .
24. ACCIDENT
( Kecelakaan )
Suatu kejadian yang tidak diduga semula dan
tidak dikehendaki yang mengacaukan proses
yang telah diatur suatu aktivitas dan dapat
menimbulkan kerugian baik korban manusia
dan atau harta benda.
25. SAFE
( Aman / selamat )
Kondisi tiada ada
kemungkinan malapetaka
(bebas dari bahaya).
26. UNSAFE ACTION
( Tindakan tak aman )
Suatu pelanggaran terhadap prosedur
keselamatan yang memberi peluang
terhadap terjadinya kecelakaan
27. UNSAFE CONDITION
SUATU KONDISI FISIK ATAU
KEADAAN BERBAHAYA YANG MUNGKIN
DAPAT MENGAKIBATKAN TERJADINYA
KECELAKAAN
28. DEFINISI K3
1.SECARA ETIMOLOGI :
Memberikan upaya perlindungan yang
ditujukan agar tenaga kerja dan orang
lain di tempat kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat dan agar
setiap sumber produksi perlu dipakai
dan digunakan secara aman dan efisien.
29. 2. SECARA FILOS0FI
Suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat adil dan makmur .
30. 3. SECARA KEILMUAN
Ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja
31. PARADIGMA BARU K3 :
Pada era global ini tuntutan produk yang
berkualitas dan aman akan menjadi salah
satu persyaratan dalam meningkatkan
daya saing di pasar bebas.
Adanya tuntutan produk berkualitas
tidak lepas dari permasalahan K3 yang
dikaitkan dengan hambatan teknis dalam
era globalisasi perdagangan.
Perlunya suatu tempat kerja untuk
mencegah problem sosial yang timbul
akibat kurangnya penerapan K3.
32. Tantangan K3 dalam era perdagangan
bebas tertuang dalam PERJANJIAN
GAT T 1994 :
“Negara Anggota tidak boleh membuat
ketentuan teknis yang dapat
menghambat masuknya barang-barang
dari negara anggota kecuali bagi hal
yang menyangkut kepada masalah K3”
33. K3 DALAM
UU.NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG
KETENAGAKERJAAN
Hak pekerja/buruh memperoleh perlindungan atas :
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )
2. Moral dan kesusilaan
3. Perlakuan sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama
Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna
mewujudkan produktivitas yang optimal diselenggarakan
UPAYA K3........ ( pasal 86 )
Setiap perusahaan wajib menerapakan Sistim Manajemen
K3 (SMK3) yang terintegrasi dengan
SM Perusahaan. ............. ( pasal 87)
34. V. SEJARAH K3
Sejak jaman purba,manusia dengan akal
pikirannya berusaha mencegah terulangnya
kecelakaan
Tatkala revolusi industri,sewaktu umat manusia
dpt.memanfaatkan hukum alam dan dipelajari
sehingga menjadi ilmu penegetahuan yang dpt
diterapkan secara praktis.
Penerepan IP tsb. dimulai abad 18 dengan
munculnya industri tenun,penemuan ketel uap
untuk keperluan industri yang mengandung
resiko peledakan karena adanya tekanan.
35. Menyusul revolusi listrik,tenaga atom dan
penemuan-penemuan baru di bidang iptek
disamping bermanfaat, dapat merugikan
dalam bentuk resiko kecelakaan apabila tidak
disertai dengan pemikiran tentang upaya K3.
Kurang lebih 1700 tahun sebelum Masehi Raja
Hamurabi kerajaan Babylonia dalam Undang-
Undang nya menyatakan :”Bila seorang ahli bangunan
membuat rumah untuk seseorang dan pembuatannya tidak
dilaksanakan dengan baik sehingga rumah tersebut roboh dan
menimpa pemilik rumah hingga mati, maka ahli bangunan tersbut
dibunuh”
36. Jaman Mosai 5 abad setelah Hamurabi :Ahli
banguna pertanggung jawab atas
keselamatan pelaksana dan pekerja dengan
menetapkan pagar pengaman pada setia sisi
luar atap rumah.
Kurang lebih 80 tahun sesudah Masehi,
Plinius seorang ahli dari Roma mensyaratkan
agar pekerja tambang memakai topi baja.
37. Sejak revolusi industri di Inggris yang disusul
negara-negara lainnya banyak terjadi
kecelakaan yang membawa korban.
Pengusaha pada waktu itu berpendapat :
“Bahwa kecelakaan itu bagian resiko pekerjaan
yang harus ditanggung oleh pekerja sendiri”
Pada mulanya tidak ada langkah yang diambil
untuk mengurangi kecelakaan dan penderitaan
korban.
Banyak orang berpendapat bahwa hal tersebut
merupakan tindakan yang tidak manusiawi
38. Para pekerja mendesak pengusaha untuk
memgambil langkah-langkah yang positif untuk
menanggulangi masalah tersebut.
Yang diusahakan pertama-tama adalah
memberikan perawatan kepada para korban
dimana motifnya berdasarkan perikemanusiaan
39. AWAL GERAKAN PENCEGAHAN
KECELAKAAN
Di Amerika Serikat diberlakukan UU Works
Compensation Law Th.1908,dimana disebutkan
tidak memandang apakah kecelakaan tersebut
kesalahan si korban atau tidak, yang
bersangkutan mendapat ganti rugi,jika terjadi
didalam hubungan kerja
Di Inggris pada mulanya aturan perundangan
hampir sama,namun harus dibuktikan bahwa
kecelakaan terjadi bukan karena kesalahan
korban. Akhirnya UU tsb. Dirubah tanpa
memandang apakah korban salah atau tidak
40. INDUSTRIAL ACCIDENT
PREVENTION
H.W. HEINRICH ( 1931 )
Titik awal yang bersejarah bagi
semua gerakan keselamatan kerja
yang terorganisir secara terarah
yang merupakan unsur dasar bagi
program keselamatan kerja yang
berlaku saat ini
41. PERKEMBANGAN PENANGANAN K3
ERA
KETERANGAN
SEBELUM REVOLUSI
INDUSTRI
SESUDAH REVOLUSI
INDUSTRI
ZAMAN MODERN
PERANAN
AHLI K3
Tidak ada Inspektur
K3
Inspektur
K3
-Loss control
Management
-Safety
Enginer
-Ahli Erg
-Analisa
sistem
-Analisa
Resiko
-Analisa
bahaya
PROGRAM
DAN
TEKNIK K3
Belum
terorganisir
-Machine
Guarding
-Safety
Device
-Standard
K3
-Diklat
Kelompok
(1920-1950)
-Diklat
Individu
(1950-1960)
-Peraturan
Pengawasan
-Loss Control
& Safety Mgt
-Loss Prev.
-System
Safety
-Human Fact
-Penakaran
Resiko
-Safety
engineering
-FTA;
Hazops
ERA
KET.
SEBELUM
REVOLUSI
INDUSTRI
SESUDAH
REVOLUSI
INDUSTRI
ZAMAN MODERN
42. PERKEMBANGAN K3 DI INDONESIA
Dimulai dengan dikeluarkannya Peraturan
tentang Pemakaian Pesawat uap pada tahun
1852 yang dirubah dan diperbarui menjadi UU
Uap dan Peraturan Uap pada tahun 1930.
Pada tahun 1910 dikeluarkannya peraturan
tentang Penjagaan Keselamatan Kerja di Pabrik
dan Bengkel ( VEILIGHEIDS REGLEMENT,
Stbl.No.406).
Setelah bangsa kita merdeka dikeluarkan
UU.No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
yang masih berlaku hingga saat ini
43. A. KECELAKAAN KERJA
( ACCIDENT)
Kecelakaan Kerja : Adalah kecelakaan yang
terjadi dalam hubungan kerja.
Kecelakaan : Adalah suatu kejadian yang tidak
diduga semula dan tidak dikehendaki yang
mengacaukan proses yang telah diatur suatu
aktivitas dan dapa menimbulkan kerugian baik
korban manusia dan atau harta benda.
44. KATAGORI KECELAKAAN
KERJA :
INDUSTRIAL ACCIDENT / KECELAKAAN
INDUSTRI : Kecelakaan yang terjadi di tempat
kerja karena adanya sumber bahaya kerja.
COMUNITY ACCIDENT / KECELAKAAN DALAM
PERJALANAN : Kecelakaan yang terjadi diluar
tempat kerja dalam kaitannya hubungan kerja
45. UNSUR KECELAKAAN KERJA
1. Tidak diduga semula dan tidak diinginkan.
2. Mengganggu proses.
3. Mengakibatkan kerugian phisik dan
material
46. ACCIDENT RATIO STUDY
Menurut FRANK BIRD. JR :
1
30
10
1 Kecelakaan dengan luka gawat/meninggal
10 Kecelakaan dengan luka ringan
30 Kecelakaan dengan kerusakan benda/material
600 Insiden tanpa luka atau kerusakan/kerugian
47. ACCIDENT RATIO STUDY
Menurut H.W. HEINRICH :
1 Kecelakaan dengan luka gawat/meninggal
29 Kecelakaan dengan luka ringan
300 Insiden tanpa lukaatau kerusakan/kerugian
48. B. SEBAB KECELAKAAN
SEBAB DASAR / ASAL
MULA :
1). Partisipasi manajemen/pimpinan
perusahaan dalam pelaksanaan K3.
2). Faktor manusia / pekerja.
3). Faktor kondisi dan lingkungan kerja
49. SEBAB UTAMA :
1). Kondisi tidak aman (Unsafe condition) dari:
a). mesin,peralatan,pesawat,bahan dsb,
b). Lingkungan,
c). Proses,
d). Sifat pekerjaan,
e). Cara kerja.
50. 2). PERBUATAN TIDAK AMAN (UNSAFE
ACTION) : dilatar belakangi oleh :
a). Lack of knowledge and skill,
b). Bodily defect,
c). Fatigue dan boredom,
d). Behavior
51. 3). PENYAKIT AKIBAT KERJA
: Faktor penyebabnya adalah :
a). Faktor biologis,
b). Faktor chemis (termasuk debu,uap logam)
c). Faktor phisik (kebisingan,radiasi,
penerangan,getaran,suhu, & kelembaban),
d). Faktor mekanis
52. C. AKIBAT KECELAKAAN
KERUGIAN YANG BERSIFAT EKONOMI :
( langsung maupun tidak langsung ) :
1. kerusakan mesin,peralatan,bahan ,
bangunan/gedung,
2. biaya pengobatan dan perawatan korban,
3. tunjangan kecelakaan,
4. hilangnya waktu kerja,
5. menurunnya jumlah maupun waktu
produksi, dsb.
53. AKIBAT KECELAKAAN
Kerugian yang bersifat non ekonomi, yaitu
berupa penderitaan si korban baik itu
merupakan luka/cidera berat maupun ringan,
penderitaan keluarga bila korban meninggal
atau cacat.
54. P
PAGAR PENGAMAN
0,5 M
LIMBAH PADAT
`
MESIN BELT CONVEYOR
LOKASI KECELAKAAN
SMK3-15
LOKASI
PEKERJAAN
M P
KASUS KECELAKAAN KERJA
55. LEDAKAN EVAPORATOR PG.REJOSARI
INFORMASI DARI MEDIA
1.Ada bocoran pada instalasi pipa air
nira panas evaporator
2.Pada saat akan diperbaiki pipa
tsb.meledak/pecah,air nira
menyembur mengenai tenaga
kerja,menyebabkan luka bakar
3.Satu(1) orang meninggal(M.Sony
Setiawan (33 th) langsung,5 orang luka
berat(Kuswanto(23),Warsono(52),Parl
an(31),Siswo
Wagimin(47),Sujarwo(30),3
pekerja.lainnya luka ringan
4.Kejadian hari Minggu 15/9-2013 jam
01.30 stelah pergantian shift 3 jam
sbelumnya
58. SAFETY VS HEALTH
1) SAFETY HAZARD :
Mechanic
Electric
Kinetic
Subtances : - Flameable
- Explosive Accident
- Combustible release
- Corrosive
2) KONSEKUENSI :
Accident Injuries : > Minor,
> Mayor,
> Fatal
Assets : > Damage
Mendadak, dramatis,bencana (Sudden Reaction)
3) KONSEKUENSI KEPERDULIAN :
Process . >Titik berat kerusakan asset,fatality
Equipment,facilities,tolls. > Urgen (bahaya mendadak)
Working practices.
Karir lapangan + Pelatihan
Pendekatan : - Kajian Resiko
- Untuk memperkecil Resiko
1) HEALTH HAZARD :
Physic
Chemical
Biologic
Ergonomic
Psycosocial
2) KONSEKUENSI :
Terpapar > Kontak > Penyakit
Mendadak,menahun,kanker dan dampak ke masyarakat
umum (Prolonged Reaction)
3) KONSEKUENSI KEPERDULIAN :
Environment (Bhn pencemar)
Exposure
Work hours
PPE
Pendidikan
Karir jabatan sesuai pendidikan
Titik berat bahay tersembunyi
Sepertinya kurang urgen
Pendekatan : -Kajian kepaparan
-Untuk memperkecil kepaparan
59. PERKEMBANGAN
DOMINO THEORY MODEL
1949 : Gordon
1967 : Haddon
1970 : Frank Bird Yr
1972 : Wigglesworth
1976 : Bied & Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird & German
60. LOGIKA TERJADINYA KECELAKAAN
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata
rantai sebab akibat
LACK OF
CONTROL
BASIC
COUSES
IMMEDIATE
COUSES
INSIDENT LOSSES
DOMINO SQUENCE
61. DOMINO THEORY MODEL
( H.W HEINRICH, 1931 )
ENVIRONMENT PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
FAULT OF
PERSON
UNSAFE ACT &
UNSAFE
CONDITION
62. DOMINO THEORY MODEL
( FRANK BIRD JR, 1970 )
LACK OF
CONTROL
MANAGE-
MENT
BASIC
COUSE
IMMEDIATE
COUSE INSIDENT/
ACCIDENT
INJURY/
DAMAGE
ORIGIN SYMPTOM CONTACT
LACK OF
CONTROL LOSS
UP DATE
63. LOSS CAUSATION MODEL
(ILSI MODEL - BIRD & GERMAN, 1985 )
LACK OF
CONTROL
BASIC
COUSES
IMMEDIATE
COUSES
INSIDENT LOSS
LEMAHNYA
KONTROL
SEBAB
DASAR
PENYEBAB
LANGSUNG
INSIDEN/
KONTAK
KERUGIAN
PENYEBAB DAN AKIBAT KERUGIAN
65. INVIRONMENTAL RELEASE : Masalah pencemaran
EQUIPMENT FAILURE : Kegagalan mesin / peralatan
STRUCK AGAINST : Menabrak,membentur benda diam/bergerak
STRUCK BY : Terpukul / tabrak oleh benda yang bergerak
FALL TO : Jatuh dari ketinggian
FALL ON : Jatuh dari tempat datar
CAUGHT IN : Tusuk,jepit,cubit benda runcing/obyek
CAUGHT ON : Terjepit,tertangkap,terjebak diantara benda/besar
CAUGHT BETWEEN : Terpotong,hancur,remuk
CONTACT WITH : Listrik,kimia,radiasi,panas,dingin
OVERS TRESS : Terlalu berat,cepat,tinggi,besar
66. SEBAB
LANGSUNG
PERBUATAN TAK AMAN :
Operasi tanpa otorisasi
Gagal memperingatkan
Gagal mengamankan
Kecepatan tak layak
Membuat alat pengaman
tak berfungsi
Pakai alat rusak
Pakai APD tak layak
Pemuatan tak layak
Mengangkat tal layak
Posisi tak aman
Servis alat saat beroperasi
Bercanda/main-main
Mabuk,alkohol,obat
Gagal mengikuti prosedur
KONDISI TAK AMAN :
Pelindung,pembatas tak
layak
APD kurang/tak layak
Peralatan rusak
Ruang kerja sempit/terbatas
Sistim peringatan kurang
Bahaya kebakaran
Kebersihan,kerapian kurang
Kebisingan
terpapar radiasi
Temperatur ektrim
Penerangan tak layak
Ventilasi tak layak
Lingkungan tak aman
67. PENYEBAB
DASAR
FAKTOR PRIBADI
Kemampuan
fisik/phisiologi tak layak
Kemampuan mental tak
layak
Stress fisik,phisiologi
Stress mental
Kurang pengetahuan
Kurang keahlian/ketrampilan
Motivasi tak layak
FAKTOR KERJA :
Pengawasan,kepemimpinan
Engineering
Pengadaan (Purchasing)
Kurang peralatan
Maintenance
Standar kerja
Salah pakai
Salah penggunaan
68. PENCEGAHAN KECELAKAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
adalah : ILMU dan SENI
( SCIENCE & ART )
ILMU : -UNIVERSAL
-SISTEMATIK
-DAPAT DIPELAJARI
-KEBENARAN DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
69. THE STEP OF ACCIDENT
PREVENTION V
GAAAAAA
APPLICATION OF REMEDY
SUPERVISION
ADUCATION ENGINEER
SELECT OF REMEDY
INSTRUCTION
ANALYSIS COUSES
FACT FINDING
SURVEY, INSPECTION,
INVESTIGATION
ORGANIZATION
MANAGEMENT SUPPORT
STAFF DIR. STAFF ENGINEER
V
IV
III
II
I
BASIC PHILOSOPHY OF ACCIDENT OCCURANCE & PREVENTION
ATTITUDE ABILITY KNOWLEDGE
HUMANITY INDUSTRY COUNTRY
PERSONEL ADJUST
PLACEMENT
FREQ.SEVERITY
OPERATION TOOLS
71. MANAGEMENT OVERSIGHT RISK TREE
(JOHNSON MORT )
DECISION
ACTIONANALYSIS
MEASUREMENT
PROBLEM
(The Performance Cycle Model)
72. INSPECTION SYSTEM
INPUT OUTPUTPROCES
STANDARDS
STAFF / STATUS
POWERS
ADMINISTRATVE
PRAMEWORK
LOGISTIC
PREPARATION &
PREORITIES
APPROACH
INSPECTION
WORKING CONDITION
INSPECTION
ENVIRONMENT
ADVICE & PUBLIC
REALTION
IMPROVE WORKING
CONDITION
LOSS CONTROL/
IMPROVE
PRODUCTIVITY
COMPETITIVE
PRICING/IMPROV-
MENT OF EXPERT/
INCENTIVES FOR
INVESMENT
INCREASE OF
IMPLOYMENT
OPPORTUNITIES
POLICY CHANGES
STANDARDS
IMPROVMENT
73. SAFETY MANAGEMENT PROCESS
COLLECT & ANALYSIS DATA SELECT OF REMEDY APPLY OF REMEDY MONITOR RESULT
ASKING WHY
COUSES OF
ACCIDENT
ASKING
WHATEVER,
-STANDARD
TAK TAHU-UJI
PENGAWASAN
ANALYZE
ACC.SELIDIKI
COUSES,
ACC.DATA
.
ANALYSIS OF ALL DATA LEADS TO
DISCOVER OF SYSTEM
WEAKNESS IN THE AREA OF :
MANAGEMENT PRINCIPLE :
POLICY,RESPONBILITY,ORG.
STRUCTURE,ACCONTABILITY,
STAFF,REALISATION SHIPS.
CONTROLS :
SELECTIONPLACEMENT,PRO-
CEDURES,MEASUREMENT,
TRAINING,INSPECTION.
PROCEDURES,STANDARDS,
METHODS,MAINTANING,PRO-
TECTIVE EQUIPMENT,ACCIDENT
REPORT & INVETIGATION,
CONTROL OF SPECIFIC
EXPOSURE
SELECTED IMPROVE
STRENGHTHEN
CONTROLS :
POLICY
RESPONSIBILITY
SYSTEM.
ACCOUNTIBILITY
INSPECTION,SELECTIO
N PLACEMENT,
TRAINING
SUPERVISOR.
EDUCATION
MOTIVATION, MEDICAL
MAINTENANCE,
ACCIDENT ANALYSES
COMMUNICATING
ASSISTS THEM
COACHING
MONITOR,RESULT
MONITOR,EFFORT
MEASURING
DEFINING
RESPONSIBILITY,
FIXING
ACCOMTIBILITY
WE MEASURE RESULT
FREQUENCY RATE,
SEFERITY
RATE,DOLLAR
LOSES,INSURANCE
RATE,
WE MEASURE
PERFORMANCE :
ACTIVITIES TASK
COMPLETED,
TRAINING COMPLETED
74. MANAGEMENT CONTROL
SYSTEM ( MCS )
IDENTIFIKASI
MASALAH
KECELAKAAN
PENGEMBANGAN
PENCEGAHAN
KEC.
PROSEDUR DAL.
RUGI
KOMUNIKASI
INFORMASI
PENCEGAHAN
KECELAKAAN
PENGKAJIAN
EFEKTIVITAS
PENGENDALIAN
75. MANAGEMENT CONTROL
SYSTEM
( DAN PETTERSEN )
PENGUMPULAN DATA
PENDEKATAN DASAR
PENCEGAHAN KECELAKAAN
PEMILIHAN ALTERNATIFPELAKSANAAN
ANALISA DATAMONITOR
FILOSOFI KEJADIAN &
PENCEGAHAN KECELAKAAN
PROG.JANGKA PANJANG
Buat policy perusahaan
Bentuk manajemen
Motivasi
training
PROG. JANGKA PENDEK
Kecelakaan
Insiden
Unsafe act
Unsafe condition
Safety Rule dll
76. IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA
TEORI KECELAKAAN
1. PURE CHANGE THEORY > Act of God/nasib
2.ACCIDENT PRONE THEORY > Kecenderungan
3.THREE MAIN FACTOR THEORY>Man,Eq.,Invironmt
4.TWO FACTOR THEORY > Unsafe act & Condition
5.HUMAN FACTOR THEORY > Attitude
77. ALUR IDENTIFIKASI
DATA SYSTEM
PENETAPAN RESIKO
PERKIRAAN KEMUNGKINAN
KECELAKAAN
PERKIRAAN KEMUNGKINAN
AKIBAT KECELAKAAN
SYSTEM DIOPERASIKAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
RESIKO DAPAT DITERIMA
80. METODE IDENTIFIKASI
BAHAYA
TUJUAN : -Identifikasi Common Hazard
-Identifikasi kesesuain standard/
prosedur.
DUGUNAKAN : Design,Contruction,
Start up,Operasi,Shutdown
HASIL : Umum >>>
Untuk : Peralatan
Material
Prosedur
YES / NO
81. INSPECTION
TUJUAN :
Memperoleh gambaran integritas instalasi
Investigasi kerusakan.
Bantuan managemen
Pertimbangan awal dan periodik bagi safety
LINGKUP :
Proses,
Spare part/material
Modifikasi/Repair
Perluasan instalasi
Evaluasi supplier
83. INSPECTION
TAHAPAN :
Design, Construction, Star up, Operatio,
Shutdown
SYARAT :
Punya background theory,
Pengalaman dan daya analisa,
Penguasaan standard dan peraturan
Mampu menjelaskan
84. PRELIMINARY HAZARD ANALYSIS
( PHA ) TUJUAN : Identifikasi awal sebagai tahap final design
KAPAN DILAKUKAN : Sebelum tahap design
HASIL : Daftar resiko bahaya berkaitan dengan design
detail
SDM : 1 / 2 orang insinyur (Safety Background)
OBYEK : - Bahan baku,bahan ½ jadi,bahan jadi,
- Peralatan,
- Operasi,
- Alat pengaman
85. ACCIDENT PREVENTION
( MENURUT : ILO )
1) PERATURAN PERUNDANGAN
2) STANDARISASI
3) INSPEKSI
4) RISET TEKNIS,
5) RISET MEDIS,
6) RISET PSYCHOLOGIS
7) RISET STATIS TIK
8) PENDIDIKAN
9) LATIHAN
10) PERSUASI
11) ASURANSI
12) PENERAPAN 1 S/D 11 LANGSUNG DI TEMPAT KERJA
87. SURAT IJIN KESELAMATAN
KERJA
( SAFETY WORK PERMIT )
Merupakan dokumen tertulis sebagai
persyaratan melaksanakan pekerjaan yang
berbahaya dengan memperhatikan bahaya
potensial yang ada serta langkah
pengendalian yang harus dilakukan
88. SAFETY WORK PERMIT
TUJUAN :
1)Supaya pengawas unit kerja mengetahui pekerjaan
tertentu yang akan dilaksanakan di dalam lokasi yang
menjadi tanggungjawabnya.
- Mengetahui jenis pekerjaan dan jumlah tenaga yang
akan terlibat dalam pekerjaan
- Melakukan pengendalian bahaya kerja
- Bila terjadi keadaan darurat dapat diambil langkah
tindakan dengan cepat
89. SAFETY WORK PERMIT
2). Agar setiap pekerja yang yang ditugaskan
melakukan pekerjaan yang berbahaya :
- Benar-benar mengetahui resiko bahaya kerjanya.
- Mengetahui prosedur kerja aman yang harus
dilaksanakan
- Menggunakan alat pelindung diri dengan benar
3). Dengan Safety work permit dapat dilakukan :
- Pemeriksaan terhadap lokasi,bahan,proses,
instalasi, dan lingkungan kerja
- Dapat menentukan kualifikasi tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan
90. SAFETY WORK PERMIT
TIPE IJIN KESELAMATAN KERJA :
1) Keselamatan Kerja Dingin
2) Ijin Keselamatan Kerja melakukan pekerjaan
berbahaya :
- Ijin Kerja Menggunakan api.
- Ijin Kerja di ruang tertutup
- Proses Ijin pekerjaan berbahaya
3) Ijin Keselamatan Kerja pekerjaan penggantian
91. SAFETY WORK PERMIT
Ijin Kerja panas adalah setiap pekerjaan yang
menggunakan potensi sumber nyala api atau
percikan bunga api antara lain :
a) Pengelasan atau pemotongan dengan las
b) Menyalakan api dengan menggunakan obor las
c) Penempaan yang panas
d) Melubangi dengan panas
e) Mengebor dengan bor listrik
f) Pemanasan pipa untuk pengetesan sambungan pengelasan
g) Menggerinda dg,tenaga listrik
h) Semprotan pasir untuk pembersihan karat
92. SAFETY WORK PERMIT
IJIN KESELAMATAN KERJA MENGGUNAKAN
API/PANAS UNTUK TEMPAT KERJA YANG TERDAPAT
BAHAN MUDAH TERBAKAR / MELEDAK al .:
1) Instalasi pipa yang mengandung gas.
2)Lokasi penyimpanan bahan mudah terbakar.
3) Lokaso penyimpanan bahan bakar.
4)Pusat pembangkit tenaga listrik.
5) Lokasi sumur injeksi gas.
6)Lokasi gas turbin
7) Lokasi menara pengeboran minyak bumi
8)Instalasi pabrik yang sedang operasi
93. JOB SAFETY ANALYSIS
( JSA )
ANALISIS PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
SECARA BERATURAN SBELUM PEKERJAAN
DIMULAI DAN HARUS TERBACA BERKAITAN
DENGAN RENCANA PEKERJAAN TERSEBUT.
Tujuan : Mencari dan menemukan potensi bahaya
pada setiap tahapan rangkaian proses
pekerjaan dan berusaha untuk
menghilangkannya
94. TAHAPAN JSA :
URAIKAN TAHAPAN PEKERJAAN
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA YANG ADA
DISKUSIKAN DENGAN PEKERJA YANG AKAN
MENGERJAKAN PEKERJAAN
TETAPKAN LANGKAH-LANGKAH/TINDAKAN
PENGENDALIAN BAHAYA ATAU UPAYA
MENGHILANGKANNYA SAMA SEKALI
JELASKAN KEPADA PEKERJA HASIL RUMUSAN
UPAYA PENGENDALIAN
95. CONTOH WORK SHEET JSA
NO TAHAPAN PEKERJAAN POTENSI BAHAYA PENGENDALIAN
1
2
3
4
NO. NAMA JABATAN TANDA TANGAN
JENIS PEKERJAAN :
UNIT/SEKSI :
NAMA PEKERJA : PENGAWAS :
JOB SAFETY ANALYSIS
TIM JSA
TANGGAL :
96. CARA MENENTUKAN UPAYA
PENGENDALIAN
Menambah prosedur kerja
Modifikasi langkah kerja
Menguasai lay-out, lingkungan kerja
Merubah frequensi pemaparan/melakukan tugas
Memberi alat pengaman/alat perlindungan/
alat pelindung diri
97. KEUNTUNGAN JSA
Menemukan bahaya yang ada pada suatu
pekerjaan
Menemukan kelemahan sistim kerja sebelumnya
Menetapkan kriteria pekerja untuk pekerjaan tsb.
Menentukan alat pengaman/perlindungan/
pelindung diri
Merupakan bahan untuk menyusun Standard
Operation Procedure (SOP)/ Standard Job
Procedure (SJP)
98. SYARAT-SYARAT REKOMENDASI K3
METODE PENCEGAHAN KECELAKAAN :
Eliminasi
Subtitusi
Rekayasa
Pengendalian Administratif
SYARAT-SYARATNYA :
1) Efektif
2) Dapat dilakukan
3) Ekonomis
4) Tidak mengganggu proses produksi dan pemeliharaan
99. JOB SAFETY OBSERVATION
( JSO )
ADALAH SUATU METODE PENGAMATAN
SUATU PEKERJAAN UNTUK
MENINGKATKAN MUTU PELAKSANAAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3)
Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh para
pengawas sewaktu-waktu tanpa sepengetahuan
operator yang diobservasi
100. JOB SAFETY OBSERVATION
( JSO )
TUJUAN JSO :
Memperbaiki dan meningkatkan mutu
K3 melalui pengamatan sikap dan cara
seseorang dalam melakukan pekerjaan
101. APA YANG DIAMATI DALAM JSO
Penilaian resiko bahaya
Penilaian cara kerja yang tidak aman
Penilaian cara kerja yang aman
Melakukan koreksi
Memberi penghargaan cara kerja yang
aman
102. TAHAPAN JSO
1) Memilih pekerja/pekerjaan yang diamati :
- Pekerja baru/pekerjaan baru
- Pekerja baru selesai pelatihan/praktek
- Pekerja prestasinya dibawah rata-rata
- Pekerja dengan resiko bahaya tinggi
- Jelaskan maksud pengamatan kpd.pekerja
2) Melaksanakan pengamatan :
- Minta pekerja untuk bekerja seperti biasa
- Buat catatan dalam lembar JSO
- Diskusikan dg.pekerja hasil temuan tsb
103. 3) Pembahasan :
- Terangkan hasil kesimpulan yang didapat kepada
pekerja tsb.
- Jelaskan temuan tentang sikap, cara dan kebiasaan
yang kurang tepat/kurang aman dengan
pendekatan yang persuasif
4) Tindak lanjut perbaikan :
- Carikan cara kerja yang lebih baik / tepat dengan
keuntungan yang akan didapatkan : terhindar dari
bahaya,pekerjaan lebih cepat ,mudah,ekonomis
dan tidak mengeluarkan energi yang berlebihan
104. KEUNTUNGAN JSO
Sebagai umpan balik (feed back) untuk
mencapai efektivitas yang lebih tinggi.
Untuk dapat memenuhi prosedur kerja yang
ditentukan
Dapat menekan angka kecelakaan/kesakitan
Komunikasi lebih baik dengan bawahan
105. CONTOH WORK SHEET JSO
JOB SAFETY OBSERVATION
JENIS PEKERJAAN :
TANGGAL : JAM :
PEKERJA : PENGAWAS :
1. Praktek kerja (Job practice) yang tidak aman :
2. Praktek kerja (Job practice) yang perlu diperbaiki :
3. Praktek kerja (Joib practice) yang benar perlu dihargai :
4. Hasil pembahasan/diskusi :
5.Tanda tangan pekerja : Tanda tangan Pengawas :
106. FAKTOR MANUSIA :
Sangat dominan dilingkungan konstruksi
Pekerja heterogen tentang edukasi,knowledge
maupun skillnya
Perlu penangan khusus
107. PENCEGAHAN FAKTOR
MANUSIA :
Pemilihan tenaga kerja
Pelatihan sebelum bekerja
Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan
berlangsung
108. FAKTOR TEKNIS
Penggunaan peralatan,pesawat,alat-alat
berat,pengangkatan/pengangkutan,penggalian
dsb.
Kondisi teknis dan metode kerja yang tidak
memenuhi syarat keselamatan ( sub standards
condition )
109. PENCEGAHAN FAKTOR
TEKNIS
Perencanaan kerja yang baik
Pemeliharaan dan perawatan peralatan
Pengawasan dan pengujian peralatan
Penggunaan metode dan teknik konstruksi yang
aman
Penerapan system managemen mutu
111. PRINSIP PENGENDALIAN
LINGKUNGAN KERJA
Elimination / pengurangan
Subsitution / penggantian
Isolati0n / separation / pemisahan:
- pemisahan fisik
- pemisahan waktu
- pemisahan jarak
Ventilation
Administration Control (Pengendalian
administrasi )
Personal Protective equipment (PPE) /Alat pelindung
diri (APD)
112. RISK CONTROL
HIERARCHY:
1) Elimination : Modification to the proces method or material to
eliminate the hazard complety (100%)
2) Subtitution : Replace the material,subtance or proces with a less
hazardous one ( 75%)
3) Sparation : Isolating the hazard from person by safe guarding or
by space or time separation (50%)
4) Administration : Adjusting the time or condition of risk
exposures ( 30%)
5) Training : Improving skills therefor making tasks less hazardous
to person involved (20%)
6) Personal protective equipment : Using as the less
resort,appropriotly designed and propely fitted equipment where
other controls are not practicable(5%)
113. KAPAN PENGEDALIAN
DILAKUKAN ?
Saat perancangan pekerjaan dan fasilitas
kerja
Saat pembuatan prosedur operasional (SOP)
Saat pembelian perlengkapan/peralatan
kerja/bahan
114. ELIMINATION
Mencari penyelesaian masalah pada sumbernya
Bila hazard dapat disingkirkan/ditiadakan dari
tempat kerja :
- Tidak akan terjadi cidera
- Tidak akan terjadi gangguan kesehatan
- Tidak akan terjadi kerusakan property
Contoh : - Singkirkan hazard yang menyebabkan
orang
tersandung
- Buang bahan kimia yang tidak diperluka
- Eliminasi proses-proses yang berbahaya
115. MINIMISING THE RISK
SUBTITUSION
Apabila tidak memungkinkan mengeliminasi hazard,maka
lakukan subtitusi dengan bahan,alat,proses yang lebih
kecil hazardnya
Subtitusi bahan bahan kimia berbahaya dengan yang kurang
berbahaya
Apabila subtitusi bahan yang lebih aman tidak dapat diterapkan,
kurangi kesempatan untuk kontak./terpapar
Rancang ulang peralatan,proses kerja atau tools
Gunakan bantuan peralatan mekanik untuk meminimalkan
cidera karena manual handling
Gunakan ventilasi untuk menghilangkan gas/uap/bahan kimia
Ubah ketinggian bangku kerja untuk mengurangi kerja
membungkuk
116. ISOLATION
Lindungi pekerja dan masyarakat dar i potensi
hazard dengan menjaga jarak hazarddengan
orang :
Caranya dapat dilakukan :
- Secara fisik : berikan pelindung pada hazard
berupa wadah, kontainer dll.
- Buat konstruksi bangunan untuk membatasi
pekerja dan masyarakat
117. ENGINEERING CONTROLS
Merupakan pendekatan tradisional yang
melibatkan
penggunaan peralatan mekanik
Contohnya : Pelindung mesin, mechanical device,
ventilator dan merancang ulang
peralatan
Kurang aman karena mudah dilepas dan penjadi
subyek interperensi/perantara
118. ADMINISTRATIVE
CONTROL
Melalui beberapa pendekatan :
Pelatihan, job rotation
Pembatasan waktu pemaparan dengan hazard
Pendidikan dan pelatihan K3
Menetapkan prosedur kerja secara tertulis (SOP),
Safety work permit dll
Merancang ulang job
Menerapkan teknik material handling manual yang
aman
119. PENGENDALIAN
PEMAPARAN TEMPAT KERJA
EMISI PENYEBARAN PEMAPARAN
1. SUBTITUSI
2. PENYEMPURNAAN
PROSES,SCRUBBING
3. MENCEGAH
KEBOCORAN
1. ISOLASI SUMBER EMISI,
PASANG EXHAUSTER
2. DILUSI/PENGENCERAN
KONTAMINAN
3. VENTILASI
1. PENGENDALIAN
ADMINISTRATIF(KURANGI
TENAGA KERJA,WAKTU
KETERPAAN
2. MEMAKAI APD (PPE)
HAZARD
120. PERSONAL PROTECTIVE
EQUIPMENT (PPE)
Merupakan cara terakhir bilamana cara-cara lain
untuk meminimukan resiko telah dilakukan tetapi
masih terdapat sisa hazard yang masih signifikan
Digunakan bila metode kerja lainnya yang ada
tidak
praktis
Penting untuk menjamin bahwa alat pelindung diri
(APD) memadai:- Apakah sudah sesuai standart
- Apakah pelatihan pemakaian dipersyaratkan.
- Persyratan pemeliharaannya siapa yang
bertanggung jawab
121. INVESTIGASI DAN
ANALISIS KECELAKAAN
KERJA : INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA :
Mencari, mengumpulkan data dan fakta
tentang urutan kejadian kecelakaan.
ANALISIS KECELAKAAN KERJA : Suatu
kegiatan menghimpun dan mengolah data
dan fakta yang telah ditemukan untuk
mencari sebab-sebab atau kekurangan
dalam sistem yang menyebabkan
terjadinya suatu kecelakaan dan menyusun
rekomendasi cara pengendalian yang lebih
tepat
122. TUJUAN :
Menentukan penyebab utama suatu
kecelakaan
Mendapatkan/mengetahui kekurangan dalam
sistem manajemen K3
Mengusulkan alternatif upaya pengendalian
yang tepat (memberi rekomendasi) agar
kecelakaan serupa tidak terulang lagi
Bahan informasi untuk membuat statistik
kecelakaan, kecenderungan kecelakaan dan
bahan untuk penentuan kompensasi
kecelakaan
123. PELAKSANA INVESTIGASI :
Instansi Pemerintah : Pegawai Pengawas
ketenagakerjaan dari jajaran
Kemenaker/Dinas Ketenagakerjaan Kab/Kota
Perusahaan : unsur yang terkait dengan K3 :
Supervisor,Anggota P2K3, Teknisi, bagian
produksi,Ahli K3,Dokter/paramedis dll.
Badan Asuransi.
Biro Konsultan K3
124. APA YANG DIANALISIS :
Setiap kecelakaan yang terjadi,termasuk
yang tidak membawa kerugian
Setiap kecelakaan yang membawa
kerugian
Keadaan hampir celaka (insiden) dan
keadaan near miss ( hampir celaka )
125. LANGKAH-LANGKAH
ANALISIS :
Tanggap terhadap keadaan dengan cepat
dan positif ambil langkah pengamanan
dan pengendalian tempat kerja /TKP
Kumpulkan informasi terkait
Analisa semua fakta yang penting
Kembangkan dan ambil tindakan
perbaikan
Membuat laporan analisis
126. CARA ANALISIS :
Kumpulkan sebanyak-banyaknya informasi di TKP,
baik fakta yang mendahului (anteseden)/pra kondisi
maupun fakta yang berhubungan langsung saat
kejadian tanpa interprestasi atau menyatakan
pendapat pribadi/tidak mencari kesalahan orang
Cari fakta yang mendahului (anteseden) yang tidak
tetap(hanya terjadi sekali-kali) dan mencari hubungan
logik dengan kecelakaan
Cari anteseden tetap yang berperan yang merupakan
penyebab penting
127. CARA ANALISIS :
Dalam menyusun suatu analisis, seorang
analis bekerja mundur, dimulai dari Cidera,
kejadian kecelakaan anteseden tetap,
anteseden tidak tetap yang langsung
berakaitan dengan kecelakaan, dan
anteseden lain yang mendahului.
Kaitan antara anteseden dengan kejadian
kecelakaan digambarkan dengan bagan
yang disebut pohon penyebab atau yang
biasa disebut Poult Tree Analysis (PTA)
128. CARA ANALISIS :
Pohon penyebab memperlihatkan semua
anteseden yang ditemukan yang menjurus
kepada kejadian kecelakaan dan
menunjukan hubungan logis serta
berurutan baik langsung maupun tidak
langsung dapat menyebabkan kecelakaan
mulai dari akhir kejadian sampai terjadi
cidera ( Injury)
Faktor-faktor penyebab itu harus kita
hilangkan khususnya yang dominan agar
kecelakaan serupa tidak terulang lagi.
129. LAPORAN KECELAKAAN :
Laporan analisis kecelakaan kerja harus dapat
menggambarkan hal-hal sebagai berikut :
a). Bentuk kecelakaan : Type cidera pd.tubuh
b). Anggota badan yang cidera
c). Sumber cidera: obyek,pemaparan bahan
d). Type kecelakaan: peristw.penyebab cidera
e). Kondisi berbahaya : kondisi fisik
f). Penyebab kecelakaan: obyek,peralatan,mesin
130. LAPORAN KECELAKAAN :
g). Sub penyebab kecelakaan : bagian khusus
dari mesin,peralatan yang berbahaya
h). Perbuatan tidak aman : perbuatan yang
menyimpang/melanggar prosedur aman
Membuat Rekomendasi yang ditujukan
kepada pimpinan perusahaan yang berisi
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mencegah agar kecelakaan serupa tidak
terulang lagi
132. Pesan Spiritual :
Wamaa ashabakum min mushibatin
fabimaa kasabat aydiikum faya’fuu
‘an kasiirin ( QS.Asy-Syuura ayat 30)
Artinya : Dan apa saja musibah yang
menimpa kamu maka adalah
disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar
( dari kesalahanmu)