SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
MAKALAH PEREKONOMIAN DI INDONESIA
“Globalisasi, Perbankan dan Dunia Usaha”
Dosen Pengampu:
Bahkrul Huda, M.E.I
Nama Kelompok:
1. Himma Ellhaya (G94219154)
2. Nur Kholifatul Afidah (G04219061)
EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN AMPEL
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud saya
amembuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah Perekonomian di
Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tak luput dari bimbingan
pihak lain. Tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Bakhrul Huda, M.E.I selaku dosen mata kuliah Perekonomian di
Indonesia yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
2.Teman-teman yang memberi support terhadap penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
yang telah membuat makalah ini dan umumnya bagi yang membaca makalah ini
untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Surabaya, 20 Februari 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
BAB I............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN............................................................................................................. 2
A. Globalisasi............................................................................................................. 2
B. Over Ekspektasi Perbankan Syari'ah Di Indonesia................................................ 3
C. SistemBretton Woods............................................................................................ 5
D. Pengertian Usaha................................................................................................... 9
E. Hubungan Buruh dengan Pengusaha....................................................................12
BAB III.........................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................13
A. KESIMPULAN...................................................................................................13
B. SARAN .................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan berdasarkan hukum islam (syariah). Pembentukan sistem
ini berdasarkan adanya larangan dalam agama islam untuk meminjamkan atau
memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba) serta larangan untuk
berinvestasi pada usaha-usaha yang bersifat haram. Hampir dari seluruh umat islam
tahu jika perbankan yang menggunakan sistem riba itu di haramkan atau tidak di
perbolehkan, namun yang saya tahu malah mayoritas masyarakat muslim memilih bank
konvensional. Mungkin semua itu di sebakan karena bank konvensional lebih pertama
muncul di Indonesia sehingga mereka terbiasa bertransaksi menggunakan bank
konvensional.
Namun dengan hadirnya Perbankan Syariah di Indonesia di harapkan mampu menjadi
solusi bagi masyarakat muslim untuk bertransaksi dengan tanpa adanya unsure gharar
di dalamnya. Pada perbankan syariyah juga tidak berbeda dengan perbakan konven, di
bank syariah menghadirkan dua layanan utama yaitu produk simpanan dan produk
pembiayaan yang terbagi menjadi beberapa akad.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem Bretton Wood?
2. Apa saja karakteristik usaha yang tangguh?
3. Apa yang dimaksud dengan over ekspektasi perbankan?
4. Apa yang dimaksud dengna hubungan buruh dan pengusaha?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu sistem Bretton Wood
2. Mengetahui karakteristik usaha yang tangguh
3. Mengetahui apa yang dimaksud over ekspektasi perbankan
4. Mengetahuihubungan buruh dengan pengusaha
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Globalisasi
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan
yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). 1Menurut Friedman (2002),
globalisasi mempunyai tiga dimensi. Pertama, dimensi ide atau ideologi yaitu
“kapitalisme”. Dalam pengertian ini termasuk seperangkat nilai yang menyertainya,
yakni falsafah individualisme, demokrasi dan HAM. Kedua, dimensi ekonomi, yaitu
pasar bebas yang artinya arus barang dan jasa antarnegara tidak dihalangi sedikitpun
juga. Ketiga, dimensi teknologi, khususnya teknologi informasi yang akan
membuka batas-batas negara sehingga negara makin tanpa batas. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan
terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor
pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi
berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke
seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya.
Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam
perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus
dalam laju yang semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya
semakin cepat. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling
ketergantungan dan juga mempertajam persaingan antarnegara, tidak hanya dalam
perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi, finansial dan produksi.
Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas kegiatan
ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi
“satu” proses yang melibatkan banyak negara. 2
Dalam ekonomi, secara garis besar fenomena globalisasi dapat dilihat dari
pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara dalam berbagai bentuk. Diantaranya, dua
bentuk kegiatan ekonomi yang secara nyata semakin mengglobal, yakni arus
1 Kalbin S, Mira Puspa. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan”.Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam STAI Abdurahman Kepulauan Riau. Hlm. 1.
2 Ahmad Nur Zarhoni. “Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bagi Negara-Negara Berkembang :
Telaah Pendekatan Ekonomi Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Al-Tijary. Vol. 01 No.01,
Desember 2015. Hlm. 3-4.
3
perdagangan dan arus modal internasional. Oleh sebab itu, arus globalisasi dan arus
perdagangan serta investasi dunia berlangsung bersamaan. Arus Perdagangan
Internasional Pangsa dari pengeluaran konsumsi domestik terhadap barang dan jasa
yang diimpor dari negara-negara lain meningkat, dan bagian dari produksi barang dan
jasa di dalam negeri yang diekspor meningkat. Peningkatan ini membuat volume
perdagangan antarnegara di dunia meningkat, baik secara absolut maupun relatif,
yakni rasio dari perdagangan internasional (ekspor dan impor) terhadap PDB dari
masing-masing negara secara individu atau dunia. Data dari Bank Dunia tahun 2000
misalnya menunjukkan bahwa di dalam kelompok negara-negara kaya/maju, pangsa
dari perdagangan internasional di dalam output total naik dari 27% ke 39% selama
periode 1987-1998. Sedangkan di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang,
rasio perdagangan internasional terhadap PDB naik dari 10% ke 17% dalam periode
yang sama (Bank Dunia, 2000a).
B. Over Ekspektasi Perbankan Syari'ah Di Indonesia
Hampir dari seluruh umat islam tahu jika perbankan yang menggunakan sistem
riba itu di haramkan atau tidak di perbolehkan, namun yang saya tahu malah mayoritas
masyarakat muslim memilih bank konvensional. Mungkin semua itu di sebakan karena
bank konvensional lebih pertama muncul di Indonesia sehingga mereka terbiasa
bertransaksi menggunakan bank konvensional.
Namun dengan hadirnya Perbankan Syariah di Indonesia di harapkan mampu menjadi
solusi bagi masyarakat muslim untuk bertransaksi dengan tanpa adanya unsure gharar
di dalamnya. Pada perbankan syariyah juga tidak berbeda dengan perbakan konven, di
bank syariah menghadirkan dua layanan utama yaitu produk simpanan dan produk
pembiayaan yang terbagi menjadi beberapa akad.
Secara sekilas mungkin tidak terlalu berbeda antara produk simpanan dan produk
pembiayaan di bank konvensional dan bank syariah. Pada awalnya orang yang masih
awam yang belum terlalu mengerti tentang perbankan syariah mengganggap bahwa
bank konvensional dan bank syariah itu tidak berbeda, hanya istilah-istilahnya saja
yang diganti agar terlihat islami. Dan tidak itu saja, melainkan masyarakat-masyarakat
lainnya yang tidak faham juga berkata begitu.
Hal tersebut tidaklah benar, ada perbedaan yang sangat mendasar meskipun kesannya
sepele namun berdampak besar di lapangan. Perbedaan tersebut terletak pada akad-
akad yang ada di bank syariah. Semisal pada produk simpanan bank syariah
menggunakan akad mudharabah dan wadi’ah. Murabahah adalah jual beli baarang
yang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati anatara pihak bank
4
dan nasabah3.Pada akad mudharabah nasabah berperan sebagai pemilik dana yang
mana nantinya dana tersebut di kelola oleh bank dan keuntungannya akan di bagi sesuai
dengan kesepakatan, sedangkan wadi’ah di sini ialah titipan sehingga pada akad ini
nasabah hanya menitipkan dananya kepada bank dan bank tidak wajib memberikan
bagi hasil kepada nasabah.
Bank syariah juga memiliki produk pembiayaan untuk KPR (Kredit Pemilikan
Rumah), di sini bank syariah memakai akad Murabahah (jual beli) dan akad
Musyarakah (sewa beli). Perbankan syariah juga memiliki produk modal usaha, para
modal usaha bank syariah biasanya menggunakan akad Murabahah (jual beli) dan
musyarakah.
Dengan lengkapnya produk perbankan syariah saat ini maka perbakan syariah semakin
percaya diri untuk bersaing dengan bank konvesional karena produk perbankan syariah
sama bagusnya, sama lengkapnya dan juga tidak kalahmodernya dengan milik bank
konvensional. Namun kenyataannya meskipun bank syariah sudah hadir di Indonesia
cukup lama tapi ternyata bank syariah hanya bisa meraup pasar perbakan sebanyak
4.57% pada tahun 2015.
Kenapa semua ini bisa terjadi yang pada kenyataannya Indonesia itu merupakan pasar
yang amat potensial untuk perbankan syariah mengingat Indonesia merupakan negara
dengan warga muslimnya yang mencapai 80% dari seluruh penduduk. Dari hal itu
mungkin terdapat beberapa faktor penyebabnya yang salah satunya yaitu kurangnya
dukungan. Kita kan tahu bank syariah kebanyakan merupakan milik bank konvensional
baik itu anak atau unit dari bank konvensional tersebut.
Ada kesan bank induk tersebut tidak terlalu mendukung kemajuan bank syariah. Bank
syariah seolah-olah di buat hanya untuk mengikuti pasar yang ada. Yang kedua
jangkauan bank syariah tidak seluas bank konvensional sehingga nasabah lebih
memilih bank konvensinal karena cabangnya dimana-mana. Yang ketiga produk bank
syariah masih belum selengkap produk bank konvensional. Dan yang terakhir masih
banyaknya kad-akad yang belum sesuia dengai syariah yang ada.
Dari hal tersebutlah setidaknya menjadi perhatian bagi segenap pihak perbankan bisa
lebih proaktif mensosialisasikan perbankan syariah pada masyarakat, dan juga
mempermudah proses perizinan bagi calon pemain baru di industry perbankan syariah.
Bank syariah sendiri juga harus lebih kreatif dalam mengembangkan produk-produk
bank syariah agar sampai ke masyarakat. Sementara pihak DSN (Dewan Syariah
3 Fatmah, Kontrak BisnisSyariah.(Surabaya: UINSA PRESS, 2014) . hlm. 103
5
Nasional) harus lebih mengontrol produk-produk bank syariah untuk memastikan
bahwa produk-produk tersebut sesuai dengan syariat islam.4
C. Sistem Bretton Woods
Sistem Bretton Woods (1944-1976) (bahasa Inggris: Bretton Woods System)
merupakan sebuah sistem perekonomian dunia yang dihasilkan dari konferensi yang
diselenggarakan di Bretton Woods. Konferensi ini merupakan bentuk kerjasama antara
Amerika Serikat dan Inggris yang menghasilkan tiga lembaga keuangan dunia, yaitu
Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia. Sistem
Bretton Woods ini dibentuk dalam rangka menyelesaikan sengketa yang terjadi antara
otonomi domestik dan stabilitas internasional. Namun, pada dasarnya sistem otonomi
kebijakan nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang satu
dengan yang lain saling bertolak belakang. 5
a) Sejarah Sistem Bretton Woods
Pada akhir abad ke-19, sistem perdagangan internasional berlandaskan
merkantilisme. Sistem merkantilisme merupakan sistem perekonomian untuk
menyatukan dan meningkatkan kekayaan suatu bangsa oleh pemerintah dengan
kebijakan yang bertujuan mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca
perdagangan yang baik, mengembangkan pertanian dan industri serta memegang
monopoli atas perdagangan luar negeri. Tujuan sistem merkantilisme yang utama
adalah memakmurkan negara dengan memasukkan pendapatan sebanyak mungkin ke
dalam kas negara. Namun, sistem perekonomian hancur seiring dengan terjadinya
perang Dunia I yang berdampak pada negara yang ekonomi dalam negeri nya harus di
lindungi oleh pemerintah (proteksionis) terhadap komoditas dari luar serta tidak
stabilnya sistem mata uang selama perang terjadi. Perang tersebut dilatarbelakangi oleh
semangat liberalisme yang didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris yang bertujuan
untuk meningkatkan transaksi ekonomi yang berkondisi sama terhadap pasar.
Semangat liberalisme inilah yang mendorong diselenggarakan konferensi di Bretton
Woods pada tahun 1944.6
b) Sistem Bretton Woods
Pada konferensi ini menghasilkan tiga pilar, yaitu:
1. Moneter
4 Chrisna Suheni, Kritik Untuk Bank Syariah (Antara Harapan, Kenyataan,Paradigm aRahmatal Lil
Alamin). Vol. 7, No. 1. April 2008.
5 Hadi Hastianto. Sistem Bretton Woods. Universitas Serang Raya Fakultas Economic.
https://www.academia.edu/11605063/Sistem_Bretton_Woods. diunduh pada tanggal16 Februari 2020.
6 Ibid., dan Rimsky K Judisseno.Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia.(Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2002)., hlm. 70.
6
Melalui IMF (International Moneter Fund) untuk mengatasi permasalahan
utang negara.
2. Rekontruksi
Memperbaiki keadaan dalam perekonomian bangsa pasca perang dengan
mendirikan IBRD (International Bank for Recontruksi and Development) yang
kemudian beralih menjadi Word Bank.
3. Perdagangan
Melalui GATT, sekarang WTO (World Trade Organization), menginginkan
adanya perdagangan yang lebih bebas baik dalam sektor barang maupun modal.
c) Tujuan Konferensi Bretton Woods
Terdapat dua tujuan utama konferensi Bretton Woods, yaitu:7
1. Mendorong pengurangan tarif dan hambatan lain dalam perdagangan
internasional
2. Menciptakan struktur ekonomi global untuk meminimalisir konflik ekonomi
yang terjadi di antara negara yang salah satu bagiannya adalah mencegah
terjadinya Perang Dunia II.
d) Institusi Keuangan Dunia
Ada tida institusi keuangan dunia yang lahir dari konferensi Bretton Woods
1944, antara lain:
1. Dana Moneter Internasional
Dana Moneter Internasional atau dalam bahasa Inggris International
Moneter Fund. Didirikan pada tahun 1945, dalam perjanjian yang merupakan
hasil dari konferensi Bretton Woods tahun 1944 oleh 29 negara dan
ditandatangani pasal-pasal yang mendukungnya serta mulai beroperasi pada
tahun 1947 sesuai dengan pasal 1 dari pasal asli perjanjian adalah
a) Pertama, meningkatkan kerjasama ekonomi moneter internasional yang
menuju institusi yang tetap yang menyediakan jasa pelayanan
konsultasi dan kolaborasi bagi masalah moneter internasional.
7 Hadi Hastianto. Op, cit.
7
b) Kedua, memfasilitasi upaya perluasan dan pertumbuhan yang seimbang
dari perdagangan internasional serta mendorong peningkatan derajat
para buruh sebagai objek utama bagi kebijakan ekonomi setiap negara.
c) Ketiga, meningkatkan stabilitas nilai tukar dengan tujuan mengatur nilai
tukar di antara para anggota, serta mencegah terjadinya persaingan
untuk melakukan penyusutan terhadap nilai tukar.
d) Keempat, membentuk sistem pembayaran yang bersifat multilateral
dengan tujuan untuk memudahkan kegiatan transaksi antar negara, serta
menghapus hambatan pertukaran asing yang akan mencegah
pertumbuhan terhadap perkembangan perdagangan dunia
e) Kelima, memperbaiki persoalan dalam neraca pembayaran tanpa
memperburuk kesehjateraan internasional maupun nasional.
f) Keenam, dari hal-hal diatas, IMF bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama moneter internasional, mengembangkan suatu negara serta
pertumbuhan yang seimbang dalam perdagangan internasional, serta
meningkatkan stabilitas nilai tukar negara anggota.
2. Bank Dunia
Bank Dunia atau dalam bahasa Inggris World Bank merupakan institusi yang
semula bernama International Bank for Reconstruction and Development yang
didirikan bersama dengan Dana Moneter International pada konferensi Bretton
Woods tahun 1944. Adapun tujuan dari dibentuknya Bank Dunia, antara lain:
a) Pertama, membantu negara anggota dalam hal pembangunan dan
rekonstruksi.
b) Kedua, meningkatkan investasi swasta asing dalam ruang lingkup
garansi atau peminjaman dan investasi lainnya.
c) Ketiga, menyediakan keuangan yang diperuntukkan bagi tujuan yang
produktif.
d) Keempat, meningkatkan keseimbangan pertumbuhan jangka pajang
dalam perdangangan internasional.
e) Kelima, mengatur kebijakan dasar dalam rangka memberikan prioritas
kepada proyek yang memiliki banyak nilai manfaatnya.
8
f) Keenam, membangun operasi yang bertujuan untuk efek investasi
internasional dalam hal bisnis di negara-negara anggota.
3. Organisasi Perdangangan Dunia
Institusi ini memiliki 3 prinsip utama, yaitu:
a) Non-diskriminasi, tidak boleh mengistimewakan satu anggota dan
mengabaikan anggota lain, serta tidak boleh adanya pembatasan
perdagangan.
b) Penghapusan hambatan perdagangan, jika suatu negara memerlukan
perlindungan yang tidak boleh menggunakan hambatan kuantitatif,
seperti kuota dan hambatan non-tarif.
c) Konsultasi di kalangan negara anggota untuk menyelesaikan suatu
pertikaian yang mungkin terjadi. 8
e) Perkembangan Kebijakan Nilai Tukar
Kebijakan nilai tukar dunia sangat dipengaruhi oleh sistem Bretton Woods yang
dirumuskan pada tahun 1944. Bretton Woods adalah nama tempat di New Hampshire,
Amerika Serikat. Dari konferensi tersebut ditetapkan sebuah konsep mengenai sistem
nilai tukar tetap (fixed exchange rate) yang diyakini dapat memberikan perubahan
stabilitas bagi kegiatan perdagangan dan investasi dalam bisnis internasional.
Sistem Bretton Woods tersebut di Amerika Serikat berakhir dibawah dekrit
Presiden Nixon pada 15 Agustus 1971, yang isinya antara lain, USD tidak lagi dijamin
dengan emas. ‘istimewanya’, dollar tetap menjadi mata uang internasional untuk
cadangan devisa negara di dunia. Pada titik ini, berlakulah sistem baru yang disebut
dengan floating exchange rate.
Yang melatar belakangi munculnya dekrit Presiden Amerika Serikat pada
waktu itu adalah karena terjadinya krisis kepercayaan masyarakat dunia terhadap dollar
AS sebagai stamdar moneter internasional yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan likuiditas transaksi antar negara di dunia, sehingga mengakibatkan defisit
neraca pembayaran dan cadangan emas yang semula dari Bank Sentral Amerika
(Federal Reserve Bank/FRB)ke luar negeri. Hal tersebut ditandai dengan peristiwa
penukaran dollar secara besar-besaran oleh negara Eropa. 9
8 Ibid. Hadi Hastianto.
9
Rimsky K Judisseno. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia.(Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2002). hlm. 67-71.
9
D. Pengertian Usaha
Usaha adalah segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dalam
rangka mencapai kesejahteraan atau kemakmuran. Jika usaha manusia itu diatur,
dikelola, dan diorganisasikan dengan menggunakan manajemen yang baik, maka usaha
tersebut akan berubah menjadi perusahaan10. Bisnis atau usaha adalah kegiatan
ekonomis. Hal-hal yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli,
memproduksi-memasarkan, bekerja-mempekerjakan, serta interaksi lainnya yang
bertujuan memperoleh keuntungan. Dalam kegiatan ini, pelaku usaha dan konsumen
sama-sama memiliki kebutuhan dan kepentingan. Pelaku usaha harus memiliki
tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Untuk itu sangat diperlukan
aturan-aturan dan nilai-nilai yang mengatur kegiatan bisnis tersebut agar tidak ada
pihak yang dirugikan dan dieksploitasi, baik pihak konsumen, karyawan, atau siapa
saja yang ikut terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut.11
a. Produk, pasar, dan karakteristik usaha yang tangguh12
1. Produk
Produk adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia atau organisasi.34 Sedangkan produksi adalah proses koordinasi berbagai
faktor produksi atau sumber daya untuk mentransformasi bahan menjadi produk
(barang) atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produk dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
1) Produk yang berwujud
Produk yang berwujud disebut barang. Barang terbagi menjadi empat
macam yaitu:
a) Barang konsumsi, yaitu barang yang dibeli oleh seseorang dengan
tujuan untuk dipakai atau dikonsumsi sendiri beserta segenap anggota
keluarganya. Barang konsumsi merupakan kebutuhan rumah tangga seseorang.
Setiap orang atau rumah tangga akan membutuhkan brang konsumsinya
masing-masing, seperti makan, minum, pakaian, alat rumah tangga dan
sebagainya. Barang konsumsi dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:
10
Mamat Ruhimat, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial. (Grafindo Media Pratama,2006), 345.
11
Norvadewi. “Bisnis dalam Prespektif Islam”. JurnalEkonomi dan Bisnis Islam. Vol. 01,
No. 01,
desember 2015.
12
10
- Barang kebutuhan pokok (primer)
- Barang kebutuhan pelengkap (sekunder)
- Barang keutuhan kemewahan (tersier)
b) Barang industri, yaitu barang yang dibeli dengan tujjuan tidak untuk dipakai
atau dikonsumsi sendiri akan tetapi untuk dipakai dalam perusahaannya dalam
rangka menjalankan kegiatan operasional usahanya. Barang industri dapat
berupa bahan dasar yang dibutuhkan, bahan pembantu, perlengkapan mesin,
perlengkapan kantor dan sebagainya.
c) Barang komplementer, yaitu barang yang melengkapi barang yang lain.
Misalnya sepeda motor harus dilengkapi dengan bensin dan sebagainya. d)
Barang subtitusi, yaitu barang yang menggantikan barang lain. Misalnya
roti dapat menggantikan nasi dan sebagainya.
2) Produk yang tidak berwujud
Produk yang tidak berwujud disebut jasa. Sebagai contoh, Universitas
menghasilkan produk yang berupa jasa pendidikan, Rumah Sakit memasarkan
produk yang berupa jasa kesehatan. Perbankan memasarkan jasa keuangan dan
sebagainya. Perusahaan atau organisasi saat ini sudah semakin
meningkat kesadarannya tentang betapa penting dan bermanfaatnnya
pengembangan produk. Produk yang saat ini beredsar di pasar menghadapi
akhir tahap daur hidup produknya dan harus diganti dengan produk yang lebih
baru. Produk baru dapat didefinisikan sebagai barang dan jasa yang pada
pokoknya berbeda dengan produk yang telah di pasarkan oleh sebuah
perusahaan. Kunci keberhasilan suatu pembaharuan terletak pada pengelolaan
organisatoris yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru,
menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur pengambilan keputusan
pada setiap tahap proses pengembangan produk baru.
2. Pasar
Pasar dan pemasaran dalam dunia usaha merupakan dua sisi yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Setiap ada kegiatan pasar selalu
diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari
atau menciptakan pasar. Pasar merupakan suatu yang sangat vital bagi
seorang pengusaha atau pemasar yang akan memasarkan produk. Oleh
karena itu seorang pengusaha harus mengetahui secara baik tentang
11
bagaimana dapat memasarkan produknya. Pengusaha dapat mengenal dan
mengidentifikasi pasarnya hingga pengusaha dapat menguasai pasarnya
tersebut. Penguasaan pasar itulah yang ingin di capai oleh para pengusaha.
Oleh karena itu pengusaha harus dapat mengetahui dengan baik apa dan
siapa yang menjadi pasarnya dan kemudian bagaimana dapat menguasainya.
Unsur yang membentuk pasar ada tiga macam yaitu:13
a. Orang atau pribadi
Orang atau pribadi beserta anggota keluarganya merupakan unsur
utama yang membentuk pasar karena mereka itulah yang memiliki
kebutuhan yang potensial untuk dilayani oleh pengusaha. Seperti
makan, minum, pakaian, perhiasan, kendaraan pribadi dan sebagainya.
b. Kebutuhan serta keinginan
Kebutuhan ini tidak hanya kebutuhan manusia saja. Perusahaan juga
memiliki kebutuhan, bahkan kebutuhan organisasi ini jumlahnya
sangat besar. Seperti bahan dasar, bahan pembantu, peralatan
pabrik dan sebagainya.
c. Daya beli
Daya beli masyarakat tentu saja akan sangat terkait dengan penghasilan
masyarakat dan penghasilan masyarakat akan tergantung dari hasil-hasil
pembangunan bangsa. Semakin maju suatu bangsa akan semakin tinggi
penghasilan masyarakatnya dan akan semakin tinggi daya beli mereka.
3. Karakteristik Usaha yang Tangguh
Menurut (Ngwangwama, Ungerer, & Morrison, (2013); Foley dan Green, 1989)
kesuksesan usaha adalah pencapaian tujuan dan sasaran dari suatu perusahaan yang
tidak secara eksplisit. Hal ini juga dapat dicirikan sebagai kemampuan perusahaan
untuk menciptakan hasil dan tindakan yang dapat diterima oleh pasar. Tidak ada
definisi kesuksesan yang dapat diterima dan sebagian besar studi manajemen
mengukur keberhasilan usaha dari prespektif kinerja perusahaan. Selain itu menurut
13 Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,Jakarta: Prenadamedia
Group,2016. HLM. 196.
12
islam, Khan, Ubaiullah, dan Alam (2001) setidaknya ada dua dimensi yang
menyangkut kesuksesan bisnis. (1) keuangan vs non keuangan (2) jangka pendek vs
jangka panjang14. Berdasarkan pendapat ini ada beberapa cara untuk mengukur
kesuksesan bisnis sehingga menjadi usaha yang tangguh antara lain:
1. Survival.
2. Keuntungan, dalam mengukur kesksesan bisnis bisa dinilai dari prespektif
finansial. Jika keuntungan meningkat maka terjadi peningkatan penjualan.
3. Pertumbuhan penjualan, jika pertumbuhan penjualan semakin naik maka modal
untuk mengembangkan perusahaan lebih terjamin lagi.
4. Jumlah tenaga yang diserap, jika jumlah tenaga kerja yang diserap semakin
banyak maka menandakan usaha tersebut sangat penting dan berpotensi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
5. Reputasi perusahaan, hal ini didasari atas penilaian dari masyarakat terhadap
usaha tersebut. Jika masyarakat menikmati
6. Pengembalian investasi
4. Strategi Pengembangan Usaha
1. Strategi Integrasi Vertikal, Strategi ini menghendaki agar perusahaan
melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan/atau
para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan
sendiri.
2. Strategi Intensif, Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk
meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada.
3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy). Strategi ini dimaksudkan
untuk menambah produk-produk baru. Strategi ini makin kurang populer,
paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam
mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda-beda.
4. Strategi Bertahan ( Defensive Strategy). Strategi ini bermaksud agar
perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari
kerugian yang lebih besar, yang pada ujung- ujungnya adalah kebangkrutan
E. Hubungan Buruh dengan Pengusaha
Pertumbuhan industrialisasi memang dapat meningkatkan jumlah kesempatan
kerja, maka dengan demikian jumlah tenaga kerja yang terlibat dengan hubungan kerja
juga meningkat. Hal ini membawa konsekuensi adanya potensi timbulnya masalah
dalam hubungan industrial, bahkan masalah ini dapat menimbulkan kerawanan.
Adapun berbagai faktor yang menyebabkan masalah tersebut menjadi rawan yaitu dari
para pekerja, pengusaha, aparat pemerintah maupun peraturan perundang-undangan
14
HariKurniadi, Deden Syarif. Anallisis Pengaruh Faktor Karakteristik Wirausaha
Terhadap Kesuksesan Usaha. E-Proceeding of management: Vol. 5, no. 3 Desember 2018.
Hlm. 3047.
13
yang sudah tidak sesuai dengan situasi ataupun keadaan sekarang. Selain daripada itu,
perkembangan dunia internasional mendorong pula lebih terangkatnya masalah
tersebut. Hal ini membawa hubungan antara pimpinan perusahaan dan karyawan
perusahaan berada pada posisi lemah15. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka
diperllukan adanya suatu upaya atau langkah konkrit khususnya dari pihak pengusaha.
Upaya yang perlu dilakukan antara lain yaitu dengan menerapkan peraturan
perundang-undangan, membina dan menjalin komunikasi dengan para buruh atau
karyawan, memberikan perhatian kepada pekerja yang berkaitan dengan kesejahteraan.
Krisis multimedia bangsa Indonesia saat ini belum dapat diselesaikan dengan
baik, khususnya dikalangan dunia usaha yang sampai kini masih mengalami kelesuan
sehingga cenderung pada pengusaha hanya dapat pasrah, tidak lagi memikirkan
besarnya keuntungan yang akan diperoleh tetapibagaimana cara perusaahaan dapat
bertahan hidup. Kecenderungan tersebut membuat para pekerja merasa kurang
diperhatikan tingkat kesejahteraannya, padahal buruh atau pekerja dalam hal ini tidak
hanya berperan sebagai alat produksi melainkan juga sebagai aset, partner, dan juga
mitra kerja pengusaha dalam rangka mempertahankan bahkan meningkatkan usaha
perusahaan. Oleh sebab itu, harusnya prioritas utama ketenagakerjaan adalah dengan
melakukan pembekalan dan pemberdayaan para pemimpin serikat pekerja supaya
betul-betul mempunyai idealisme memperjuankan kepentingan pekerja atau buruh.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain
yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Globalisasi
dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia yang
bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang
semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. ”
proses yang melibatkan banyak negara. Dalam ekonomi, secara garis besar
15 Mugi H, Agus A. “AnalisisBeberapa Faktor yang Mempengaruhi Harmonisasi Hubungan
Kemitraan Antara Pekerja dan Pengusaha”.Jurnal Manajemen SDM. Vol. 1 No. 1 Desember 2006, 15.
16 Adminbo, “Hukum Alam Hubungan Buruh-Pengusaha”, https://buruh-online.com/2015/11/hukum-
alam-hubungan-buruh-pengusaha.(diakses tanggal21 Februari pukul 02.09).
14
fenomena globalisasi dapat dilihat dari pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara
dalam berbagai bentuk. Diantaranya, dua bentuk kegiatan ekonomi yang secara
nyata semakin mengglobal, yakni arus perdagangan dan arus modal internasional.
Hal ini juga tidak lepas kaitannya dengan bank sebagai lembaga keuangan dalam
perekonomian. Di indonesia terdapat 2 jenis bank yaitu bank syariah dan bank
konvensional. Hampir dari seluruh umat islam tahu jika perbankan yang
menggunakan sistem riba itu di haramkan atau tidak di perbolehkan, namun yang
saya tahu malah mayoritas masyarakat muslim memilih bank konvensional.
Mungkin semua itu di sebakan karena bank konvensional lebih pertama muncul di
Indonesia sehingga mereka terbiasa bertransaksi menggunakan bank konvensional.
Namun dengan hadirnya Perbankan Syariah di Indonesia di harapkan mampu
menjadi solusi bagi masyarakat muslim untuk bertransaksi dengan tanpa adanya
unsure gharar di dalamnya. Pada perbankan syariyah juga tidak berbeda dengan
perbakan konven, di bank syariah menghadirkan dua layanan utama yaitu produk
simpanan dan produk pembiayaan yang terbagi menjadi beberapa akad.
Sistem Bretton Woods (1944-1976) (bahasa Inggris: Bretton Woods System)
merupakan sebuah sistem perekonomian dunia yang dihasilkan dari konferensi yang
diselenggarakan di Bretton Woods. Konferensi ini merupakan bentuk kerjasama
antara Amerika Serikat dan Inggris yang menghasilkan tiga lembaga keuangan
dunia, yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan
Dunia. Sistem Bretton Woods ini dibentuk dalam rangka menyelesaikan sengketa
yang terjadi antara otonomi domestik dan stabilitas internasional. Namun, pada
dasarnya sistem otonomi kebijakan nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan
untuk mengubah mata uang satu dengan yang lain saling bertolak belakang.
Usaha adalah segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dalam
rangka mencapai kesejahteraan atau kemakmuran. Jika usaha manusia itu diatur,
dikelola, dan diorganisasikan dengan menggunakan manajemen yang baik, maka
usaha tersebut akan berubah menjadi perusahaan. Usaha mencakup produk dan
pasar. Produk dibedakan menjadi 2 jenis yaitu produk yang berwujud dan produk
yang berwujud. Pasar merupakan suatu yang sangat vital bagi seorang pengusaha
atau pemasar yang akan memasarkan produk. Oleh karena itu seorang
pengusaha harus mengetahui secara baik tentang bagaimana dapat memasarkan
produknya. Pengusaha dapat mengenal dan mengidentifikasi pasarnya hingga
pengusaha dapat menguasai pasarnya tersebut. Penguasaan pasar itulah yang ingin
di capai oleh para pengusaha. Ada 3 unsur pembentuk pasar yaitu orang, kebutuhan
atau keinginan, serta daya beli.
Kesuksesan usaha adalah pencapaian tujuan dan sasaran dari suatu perusahaan
yang tidak secara eksplisit. Hal ini juga dapat dicirikan sebagai kemampuan
perusahaan untuk menciptakan hasil dan tindakan yang dapat diterima oleh pasar.
Tidak ada definisi kesuksesan yang dapat diterima dan sebagian besar studi
15
manajemen mengukur keberhasilan usaha dari prespektif kinerja perusahaan. Selain
itu menurut islam, Khan, Ubaiullah, dan Alam (2001) setidaknya ada dua dimensi
yang menyangkut kesuksesan bisnis. (1) keuangan vs non keuangan (2) jangka
pendek vs jangka panjang
B. SARAN
Penulis menyarankan agar tidak terfokus pada satu sumber saja mengenai
materi ini, melainkan juga dengan sumber lain supaya bisa dibandingkan hasilnya
dan digunakan yang paling baik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan
wawasan pembaca juga semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
Adminbo, “Hukum Alam Hubungan Buruh-Pengusaha”, https://buruh-
online.com/2015/11/hukum-alam-hubungan-buruh-pengusaha. (diakses tanggal21
Februari pukul 02.09).
Hadi Hastianto. Sistem Bretton Woods. Universitas Serang Raya Fakultas Economic.
https://www.academia.edu/11605063/Sistem_Bretton_Woods. diunduh pada tanggal
16 Februari 2020.
Hari Kurniadi, Deden Syarif. 2018. “Anallisis Pengaruh Faktor Karakteristik
Wirausaha Terhadap Kesuksesan Usaha”. E-Proceeding of management: Vol. 5,
no. 3 Desember.
Ibid dan Rimsky K Judisseno. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Mamat Ruhimat, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial. (Grafindo Media Pratama, 2006), 345.
Mugi H, Agus A. 2006. “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Harmonisasi
Hubungan Kemitraan Antara Pekerja dan Pengusaha”. Jurnal Manajemen SDM.
Vol. 1 No. 1 Desember .
16
Norvadewi. “Bisnis dalam Prespektif Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.
01, No. 01.
Rimsky K Judisseno. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2002).
Fatmah. 2014. Kontrak Bisnis Syariah. Surabaya: UINSA PRESS.
Suheni, Christina. 2008. “Kritik Untuk Bank Syariah (Antara Harapan, Kenyataan,
Paradigm aRahmatal Lil Alamin)”. Vol. 7, No. 1. April 2008.
Kalbin S, Mira Puspa. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan”. Jurusan
Manajemen Pendidikan Islam STAI Abdurahman Kepulauan Riau.
Zarhoni Nur. 2015. “Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bagi Negara-Negara
Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam. Al-Tijary. Vol. 01 No.01, Desember 2015.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9

Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebasPengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Operator Warnet Vast Raha
 
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebasPengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Operator Warnet Vast Raha
 
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebasPengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Operator Warnet Vast Raha
 

Semelhante a Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9 (20)

Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politikMakalah pengaruh globalisasi di bidang politik
Makalah pengaruh globalisasi di bidang politik
 
Resume i
Resume iResume i
Resume i
 
Globalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomiGlobalisasi ekonomi
Globalisasi ekonomi
 
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARAMakalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
Makalah keuangan OJK SMA NEGERI 1 BAWANG BANJARNEGARA
 
Makalah Discussion
Makalah Discussion Makalah Discussion
Makalah Discussion
 
Hukum Perbankan.docx
Hukum Perbankan.docxHukum Perbankan.docx
Hukum Perbankan.docx
 
Hukum Perbankan.pdf
Hukum Perbankan.pdfHukum Perbankan.pdf
Hukum Perbankan.pdf
 
134 262-1 pasar bebas-sm
134 262-1 pasar bebas-sm134 262-1 pasar bebas-sm
134 262-1 pasar bebas-sm
 
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
Makalah KEWARGANEGARAAN TENTANG GLOBALISASI DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEWARGANEG...
 
Resume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTSResume ekonomi internasional 1 UTS
Resume ekonomi internasional 1 UTS
 
Pkn globalisasi
Pkn  globalisasiPkn  globalisasi
Pkn globalisasi
 
Kelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasiKelas ix bab 3 globalisasi
Kelas ix bab 3 globalisasi
 
11, sm, maswanih, hafzi ali, global economy, international strategy and blue ...
11, sm, maswanih, hafzi ali, global economy, international strategy and blue ...11, sm, maswanih, hafzi ali, global economy, international strategy and blue ...
11, sm, maswanih, hafzi ali, global economy, international strategy and blue ...
 
359242520-MAKALAH-GLOBALISASI-EKONOMI.pdf
359242520-MAKALAH-GLOBALISASI-EKONOMI.pdf359242520-MAKALAH-GLOBALISASI-EKONOMI.pdf
359242520-MAKALAH-GLOBALISASI-EKONOMI.pdf
 
ekonomi
ekonomiekonomi
ekonomi
 
Resume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasionalResume ekonomi internasional
Resume ekonomi internasional
 
Hk perbankan syari’ah
Hk perbankan syari’ahHk perbankan syari’ah
Hk perbankan syari’ah
 
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebasPengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
 
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebasPengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
 
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebasPengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
Pengaruh globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Revisi makalah perekonomian di indonesia kel. 9

  • 1. MAKALAH PEREKONOMIAN DI INDONESIA “Globalisasi, Perbankan dan Dunia Usaha” Dosen Pengampu: Bahkrul Huda, M.E.I Nama Kelompok: 1. Himma Ellhaya (G94219154) 2. Nur Kholifatul Afidah (G04219061) EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN AMPEL TAHUN 2020
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud saya amembuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah Perekonomian di Indonesia. Penulis menyadari bahwa penyelesaian makalah ini tak luput dari bimbingan pihak lain. Tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Bakhrul Huda, M.E.I selaku dosen mata kuliah Perekonomian di Indonesia yang telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. 2.Teman-teman yang memberi support terhadap penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis yang telah membuat makalah ini dan umumnya bagi yang membaca makalah ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Surabaya, 20 Februari 2020 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.....................................................................................................i BAB I............................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1 C. Tujuan .................................................................................................................... 1 BAB II............................................................................................................................ 2 PEMBAHASAN............................................................................................................. 2 A. Globalisasi............................................................................................................. 2 B. Over Ekspektasi Perbankan Syari'ah Di Indonesia................................................ 3 C. SistemBretton Woods............................................................................................ 5 D. Pengertian Usaha................................................................................................... 9 E. Hubungan Buruh dengan Pengusaha....................................................................12 BAB III.........................................................................................................................13 PENUTUP.....................................................................................................................13 A. KESIMPULAN...................................................................................................13 B. SARAN .................................................................................................................15 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
  • 4. iii
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah atau perbankan islam adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan berdasarkan hukum islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba) serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha yang bersifat haram. Hampir dari seluruh umat islam tahu jika perbankan yang menggunakan sistem riba itu di haramkan atau tidak di perbolehkan, namun yang saya tahu malah mayoritas masyarakat muslim memilih bank konvensional. Mungkin semua itu di sebakan karena bank konvensional lebih pertama muncul di Indonesia sehingga mereka terbiasa bertransaksi menggunakan bank konvensional. Namun dengan hadirnya Perbankan Syariah di Indonesia di harapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat muslim untuk bertransaksi dengan tanpa adanya unsure gharar di dalamnya. Pada perbankan syariyah juga tidak berbeda dengan perbakan konven, di bank syariah menghadirkan dua layanan utama yaitu produk simpanan dan produk pembiayaan yang terbagi menjadi beberapa akad. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan sistem Bretton Wood? 2. Apa saja karakteristik usaha yang tangguh? 3. Apa yang dimaksud dengan over ekspektasi perbankan? 4. Apa yang dimaksud dengna hubungan buruh dan pengusaha? C. Tujuan 1. Mengetahui apa itu sistem Bretton Wood 2. Mengetahui karakteristik usaha yang tangguh 3. Mengetahui apa yang dimaksud over ekspektasi perbankan 4. Mengetahuihubungan buruh dengan pengusaha
  • 6. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Globalisasi Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). 1Menurut Friedman (2002), globalisasi mempunyai tiga dimensi. Pertama, dimensi ide atau ideologi yaitu “kapitalisme”. Dalam pengertian ini termasuk seperangkat nilai yang menyertainya, yakni falsafah individualisme, demokrasi dan HAM. Kedua, dimensi ekonomi, yaitu pasar bebas yang artinya arus barang dan jasa antarnegara tidak dihalangi sedikitpun juga. Ketiga, dimensi teknologi, khususnya teknologi informasi yang akan membuka batas-batas negara sehingga negara makin tanpa batas. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya. Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan dan juga mempertajam persaingan antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam kegiatan investasi, finansial dan produksi. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. 2 Dalam ekonomi, secara garis besar fenomena globalisasi dapat dilihat dari pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara dalam berbagai bentuk. Diantaranya, dua bentuk kegiatan ekonomi yang secara nyata semakin mengglobal, yakni arus 1 Kalbin S, Mira Puspa. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan”.Jurusan Manajemen Pendidikan Islam STAI Abdurahman Kepulauan Riau. Hlm. 1. 2 Ahmad Nur Zarhoni. “Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bagi Negara-Negara Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Al-Tijary. Vol. 01 No.01, Desember 2015. Hlm. 3-4.
  • 7. 3 perdagangan dan arus modal internasional. Oleh sebab itu, arus globalisasi dan arus perdagangan serta investasi dunia berlangsung bersamaan. Arus Perdagangan Internasional Pangsa dari pengeluaran konsumsi domestik terhadap barang dan jasa yang diimpor dari negara-negara lain meningkat, dan bagian dari produksi barang dan jasa di dalam negeri yang diekspor meningkat. Peningkatan ini membuat volume perdagangan antarnegara di dunia meningkat, baik secara absolut maupun relatif, yakni rasio dari perdagangan internasional (ekspor dan impor) terhadap PDB dari masing-masing negara secara individu atau dunia. Data dari Bank Dunia tahun 2000 misalnya menunjukkan bahwa di dalam kelompok negara-negara kaya/maju, pangsa dari perdagangan internasional di dalam output total naik dari 27% ke 39% selama periode 1987-1998. Sedangkan di dalam kelompok negara-negara sedang berkembang, rasio perdagangan internasional terhadap PDB naik dari 10% ke 17% dalam periode yang sama (Bank Dunia, 2000a). B. Over Ekspektasi Perbankan Syari'ah Di Indonesia Hampir dari seluruh umat islam tahu jika perbankan yang menggunakan sistem riba itu di haramkan atau tidak di perbolehkan, namun yang saya tahu malah mayoritas masyarakat muslim memilih bank konvensional. Mungkin semua itu di sebakan karena bank konvensional lebih pertama muncul di Indonesia sehingga mereka terbiasa bertransaksi menggunakan bank konvensional. Namun dengan hadirnya Perbankan Syariah di Indonesia di harapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat muslim untuk bertransaksi dengan tanpa adanya unsure gharar di dalamnya. Pada perbankan syariyah juga tidak berbeda dengan perbakan konven, di bank syariah menghadirkan dua layanan utama yaitu produk simpanan dan produk pembiayaan yang terbagi menjadi beberapa akad. Secara sekilas mungkin tidak terlalu berbeda antara produk simpanan dan produk pembiayaan di bank konvensional dan bank syariah. Pada awalnya orang yang masih awam yang belum terlalu mengerti tentang perbankan syariah mengganggap bahwa bank konvensional dan bank syariah itu tidak berbeda, hanya istilah-istilahnya saja yang diganti agar terlihat islami. Dan tidak itu saja, melainkan masyarakat-masyarakat lainnya yang tidak faham juga berkata begitu. Hal tersebut tidaklah benar, ada perbedaan yang sangat mendasar meskipun kesannya sepele namun berdampak besar di lapangan. Perbedaan tersebut terletak pada akad- akad yang ada di bank syariah. Semisal pada produk simpanan bank syariah menggunakan akad mudharabah dan wadi’ah. Murabahah adalah jual beli baarang yang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati anatara pihak bank
  • 8. 4 dan nasabah3.Pada akad mudharabah nasabah berperan sebagai pemilik dana yang mana nantinya dana tersebut di kelola oleh bank dan keuntungannya akan di bagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan wadi’ah di sini ialah titipan sehingga pada akad ini nasabah hanya menitipkan dananya kepada bank dan bank tidak wajib memberikan bagi hasil kepada nasabah. Bank syariah juga memiliki produk pembiayaan untuk KPR (Kredit Pemilikan Rumah), di sini bank syariah memakai akad Murabahah (jual beli) dan akad Musyarakah (sewa beli). Perbankan syariah juga memiliki produk modal usaha, para modal usaha bank syariah biasanya menggunakan akad Murabahah (jual beli) dan musyarakah. Dengan lengkapnya produk perbankan syariah saat ini maka perbakan syariah semakin percaya diri untuk bersaing dengan bank konvesional karena produk perbankan syariah sama bagusnya, sama lengkapnya dan juga tidak kalahmodernya dengan milik bank konvensional. Namun kenyataannya meskipun bank syariah sudah hadir di Indonesia cukup lama tapi ternyata bank syariah hanya bisa meraup pasar perbakan sebanyak 4.57% pada tahun 2015. Kenapa semua ini bisa terjadi yang pada kenyataannya Indonesia itu merupakan pasar yang amat potensial untuk perbankan syariah mengingat Indonesia merupakan negara dengan warga muslimnya yang mencapai 80% dari seluruh penduduk. Dari hal itu mungkin terdapat beberapa faktor penyebabnya yang salah satunya yaitu kurangnya dukungan. Kita kan tahu bank syariah kebanyakan merupakan milik bank konvensional baik itu anak atau unit dari bank konvensional tersebut. Ada kesan bank induk tersebut tidak terlalu mendukung kemajuan bank syariah. Bank syariah seolah-olah di buat hanya untuk mengikuti pasar yang ada. Yang kedua jangkauan bank syariah tidak seluas bank konvensional sehingga nasabah lebih memilih bank konvensinal karena cabangnya dimana-mana. Yang ketiga produk bank syariah masih belum selengkap produk bank konvensional. Dan yang terakhir masih banyaknya kad-akad yang belum sesuia dengai syariah yang ada. Dari hal tersebutlah setidaknya menjadi perhatian bagi segenap pihak perbankan bisa lebih proaktif mensosialisasikan perbankan syariah pada masyarakat, dan juga mempermudah proses perizinan bagi calon pemain baru di industry perbankan syariah. Bank syariah sendiri juga harus lebih kreatif dalam mengembangkan produk-produk bank syariah agar sampai ke masyarakat. Sementara pihak DSN (Dewan Syariah 3 Fatmah, Kontrak BisnisSyariah.(Surabaya: UINSA PRESS, 2014) . hlm. 103
  • 9. 5 Nasional) harus lebih mengontrol produk-produk bank syariah untuk memastikan bahwa produk-produk tersebut sesuai dengan syariat islam.4 C. Sistem Bretton Woods Sistem Bretton Woods (1944-1976) (bahasa Inggris: Bretton Woods System) merupakan sebuah sistem perekonomian dunia yang dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan di Bretton Woods. Konferensi ini merupakan bentuk kerjasama antara Amerika Serikat dan Inggris yang menghasilkan tiga lembaga keuangan dunia, yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia. Sistem Bretton Woods ini dibentuk dalam rangka menyelesaikan sengketa yang terjadi antara otonomi domestik dan stabilitas internasional. Namun, pada dasarnya sistem otonomi kebijakan nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang satu dengan yang lain saling bertolak belakang. 5 a) Sejarah Sistem Bretton Woods Pada akhir abad ke-19, sistem perdagangan internasional berlandaskan merkantilisme. Sistem merkantilisme merupakan sistem perekonomian untuk menyatukan dan meningkatkan kekayaan suatu bangsa oleh pemerintah dengan kebijakan yang bertujuan mengumpulkan cadangan emas, memperoleh neraca perdagangan yang baik, mengembangkan pertanian dan industri serta memegang monopoli atas perdagangan luar negeri. Tujuan sistem merkantilisme yang utama adalah memakmurkan negara dengan memasukkan pendapatan sebanyak mungkin ke dalam kas negara. Namun, sistem perekonomian hancur seiring dengan terjadinya perang Dunia I yang berdampak pada negara yang ekonomi dalam negeri nya harus di lindungi oleh pemerintah (proteksionis) terhadap komoditas dari luar serta tidak stabilnya sistem mata uang selama perang terjadi. Perang tersebut dilatarbelakangi oleh semangat liberalisme yang didukung oleh Amerika Serikat dan Inggris yang bertujuan untuk meningkatkan transaksi ekonomi yang berkondisi sama terhadap pasar. Semangat liberalisme inilah yang mendorong diselenggarakan konferensi di Bretton Woods pada tahun 1944.6 b) Sistem Bretton Woods Pada konferensi ini menghasilkan tiga pilar, yaitu: 1. Moneter 4 Chrisna Suheni, Kritik Untuk Bank Syariah (Antara Harapan, Kenyataan,Paradigm aRahmatal Lil Alamin). Vol. 7, No. 1. April 2008. 5 Hadi Hastianto. Sistem Bretton Woods. Universitas Serang Raya Fakultas Economic. https://www.academia.edu/11605063/Sistem_Bretton_Woods. diunduh pada tanggal16 Februari 2020. 6 Ibid., dan Rimsky K Judisseno.Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia.(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002)., hlm. 70.
  • 10. 6 Melalui IMF (International Moneter Fund) untuk mengatasi permasalahan utang negara. 2. Rekontruksi Memperbaiki keadaan dalam perekonomian bangsa pasca perang dengan mendirikan IBRD (International Bank for Recontruksi and Development) yang kemudian beralih menjadi Word Bank. 3. Perdagangan Melalui GATT, sekarang WTO (World Trade Organization), menginginkan adanya perdagangan yang lebih bebas baik dalam sektor barang maupun modal. c) Tujuan Konferensi Bretton Woods Terdapat dua tujuan utama konferensi Bretton Woods, yaitu:7 1. Mendorong pengurangan tarif dan hambatan lain dalam perdagangan internasional 2. Menciptakan struktur ekonomi global untuk meminimalisir konflik ekonomi yang terjadi di antara negara yang salah satu bagiannya adalah mencegah terjadinya Perang Dunia II. d) Institusi Keuangan Dunia Ada tida institusi keuangan dunia yang lahir dari konferensi Bretton Woods 1944, antara lain: 1. Dana Moneter Internasional Dana Moneter Internasional atau dalam bahasa Inggris International Moneter Fund. Didirikan pada tahun 1945, dalam perjanjian yang merupakan hasil dari konferensi Bretton Woods tahun 1944 oleh 29 negara dan ditandatangani pasal-pasal yang mendukungnya serta mulai beroperasi pada tahun 1947 sesuai dengan pasal 1 dari pasal asli perjanjian adalah a) Pertama, meningkatkan kerjasama ekonomi moneter internasional yang menuju institusi yang tetap yang menyediakan jasa pelayanan konsultasi dan kolaborasi bagi masalah moneter internasional. 7 Hadi Hastianto. Op, cit.
  • 11. 7 b) Kedua, memfasilitasi upaya perluasan dan pertumbuhan yang seimbang dari perdagangan internasional serta mendorong peningkatan derajat para buruh sebagai objek utama bagi kebijakan ekonomi setiap negara. c) Ketiga, meningkatkan stabilitas nilai tukar dengan tujuan mengatur nilai tukar di antara para anggota, serta mencegah terjadinya persaingan untuk melakukan penyusutan terhadap nilai tukar. d) Keempat, membentuk sistem pembayaran yang bersifat multilateral dengan tujuan untuk memudahkan kegiatan transaksi antar negara, serta menghapus hambatan pertukaran asing yang akan mencegah pertumbuhan terhadap perkembangan perdagangan dunia e) Kelima, memperbaiki persoalan dalam neraca pembayaran tanpa memperburuk kesehjateraan internasional maupun nasional. f) Keenam, dari hal-hal diatas, IMF bertujuan untuk meningkatkan kerjasama moneter internasional, mengembangkan suatu negara serta pertumbuhan yang seimbang dalam perdagangan internasional, serta meningkatkan stabilitas nilai tukar negara anggota. 2. Bank Dunia Bank Dunia atau dalam bahasa Inggris World Bank merupakan institusi yang semula bernama International Bank for Reconstruction and Development yang didirikan bersama dengan Dana Moneter International pada konferensi Bretton Woods tahun 1944. Adapun tujuan dari dibentuknya Bank Dunia, antara lain: a) Pertama, membantu negara anggota dalam hal pembangunan dan rekonstruksi. b) Kedua, meningkatkan investasi swasta asing dalam ruang lingkup garansi atau peminjaman dan investasi lainnya. c) Ketiga, menyediakan keuangan yang diperuntukkan bagi tujuan yang produktif. d) Keempat, meningkatkan keseimbangan pertumbuhan jangka pajang dalam perdangangan internasional. e) Kelima, mengatur kebijakan dasar dalam rangka memberikan prioritas kepada proyek yang memiliki banyak nilai manfaatnya.
  • 12. 8 f) Keenam, membangun operasi yang bertujuan untuk efek investasi internasional dalam hal bisnis di negara-negara anggota. 3. Organisasi Perdangangan Dunia Institusi ini memiliki 3 prinsip utama, yaitu: a) Non-diskriminasi, tidak boleh mengistimewakan satu anggota dan mengabaikan anggota lain, serta tidak boleh adanya pembatasan perdagangan. b) Penghapusan hambatan perdagangan, jika suatu negara memerlukan perlindungan yang tidak boleh menggunakan hambatan kuantitatif, seperti kuota dan hambatan non-tarif. c) Konsultasi di kalangan negara anggota untuk menyelesaikan suatu pertikaian yang mungkin terjadi. 8 e) Perkembangan Kebijakan Nilai Tukar Kebijakan nilai tukar dunia sangat dipengaruhi oleh sistem Bretton Woods yang dirumuskan pada tahun 1944. Bretton Woods adalah nama tempat di New Hampshire, Amerika Serikat. Dari konferensi tersebut ditetapkan sebuah konsep mengenai sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) yang diyakini dapat memberikan perubahan stabilitas bagi kegiatan perdagangan dan investasi dalam bisnis internasional. Sistem Bretton Woods tersebut di Amerika Serikat berakhir dibawah dekrit Presiden Nixon pada 15 Agustus 1971, yang isinya antara lain, USD tidak lagi dijamin dengan emas. ‘istimewanya’, dollar tetap menjadi mata uang internasional untuk cadangan devisa negara di dunia. Pada titik ini, berlakulah sistem baru yang disebut dengan floating exchange rate. Yang melatar belakangi munculnya dekrit Presiden Amerika Serikat pada waktu itu adalah karena terjadinya krisis kepercayaan masyarakat dunia terhadap dollar AS sebagai stamdar moneter internasional yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan likuiditas transaksi antar negara di dunia, sehingga mengakibatkan defisit neraca pembayaran dan cadangan emas yang semula dari Bank Sentral Amerika (Federal Reserve Bank/FRB)ke luar negeri. Hal tersebut ditandai dengan peristiwa penukaran dollar secara besar-besaran oleh negara Eropa. 9 8 Ibid. Hadi Hastianto. 9 Rimsky K Judisseno. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia.(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002). hlm. 67-71.
  • 13. 9 D. Pengertian Usaha Usaha adalah segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mencapai kesejahteraan atau kemakmuran. Jika usaha manusia itu diatur, dikelola, dan diorganisasikan dengan menggunakan manajemen yang baik, maka usaha tersebut akan berubah menjadi perusahaan10. Bisnis atau usaha adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal yang terjadi dalam kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi-memasarkan, bekerja-mempekerjakan, serta interaksi lainnya yang bertujuan memperoleh keuntungan. Dalam kegiatan ini, pelaku usaha dan konsumen sama-sama memiliki kebutuhan dan kepentingan. Pelaku usaha harus memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Untuk itu sangat diperlukan aturan-aturan dan nilai-nilai yang mengatur kegiatan bisnis tersebut agar tidak ada pihak yang dirugikan dan dieksploitasi, baik pihak konsumen, karyawan, atau siapa saja yang ikut terlibat dalam kegiatan bisnis tersebut.11 a. Produk, pasar, dan karakteristik usaha yang tangguh12 1. Produk Produk adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau organisasi.34 Sedangkan produksi adalah proses koordinasi berbagai faktor produksi atau sumber daya untuk mentransformasi bahan menjadi produk (barang) atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produk dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Produk yang berwujud Produk yang berwujud disebut barang. Barang terbagi menjadi empat macam yaitu: a) Barang konsumsi, yaitu barang yang dibeli oleh seseorang dengan tujuan untuk dipakai atau dikonsumsi sendiri beserta segenap anggota keluarganya. Barang konsumsi merupakan kebutuhan rumah tangga seseorang. Setiap orang atau rumah tangga akan membutuhkan brang konsumsinya masing-masing, seperti makan, minum, pakaian, alat rumah tangga dan sebagainya. Barang konsumsi dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: 10 Mamat Ruhimat, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial. (Grafindo Media Pratama,2006), 345. 11 Norvadewi. “Bisnis dalam Prespektif Islam”. JurnalEkonomi dan Bisnis Islam. Vol. 01, No. 01, desember 2015. 12
  • 14. 10 - Barang kebutuhan pokok (primer) - Barang kebutuhan pelengkap (sekunder) - Barang keutuhan kemewahan (tersier) b) Barang industri, yaitu barang yang dibeli dengan tujjuan tidak untuk dipakai atau dikonsumsi sendiri akan tetapi untuk dipakai dalam perusahaannya dalam rangka menjalankan kegiatan operasional usahanya. Barang industri dapat berupa bahan dasar yang dibutuhkan, bahan pembantu, perlengkapan mesin, perlengkapan kantor dan sebagainya. c) Barang komplementer, yaitu barang yang melengkapi barang yang lain. Misalnya sepeda motor harus dilengkapi dengan bensin dan sebagainya. d) Barang subtitusi, yaitu barang yang menggantikan barang lain. Misalnya roti dapat menggantikan nasi dan sebagainya. 2) Produk yang tidak berwujud Produk yang tidak berwujud disebut jasa. Sebagai contoh, Universitas menghasilkan produk yang berupa jasa pendidikan, Rumah Sakit memasarkan produk yang berupa jasa kesehatan. Perbankan memasarkan jasa keuangan dan sebagainya. Perusahaan atau organisasi saat ini sudah semakin meningkat kesadarannya tentang betapa penting dan bermanfaatnnya pengembangan produk. Produk yang saat ini beredsar di pasar menghadapi akhir tahap daur hidup produknya dan harus diganti dengan produk yang lebih baru. Produk baru dapat didefinisikan sebagai barang dan jasa yang pada pokoknya berbeda dengan produk yang telah di pasarkan oleh sebuah perusahaan. Kunci keberhasilan suatu pembaharuan terletak pada pengelolaan organisatoris yang lebih efektif dalam menangani gagasan produk baru, menyelenggarakan penelitian mendalam dan prosedur pengambilan keputusan pada setiap tahap proses pengembangan produk baru. 2. Pasar Pasar dan pemasaran dalam dunia usaha merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Setiap ada kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan pasar. Pasar merupakan suatu yang sangat vital bagi seorang pengusaha atau pemasar yang akan memasarkan produk. Oleh karena itu seorang pengusaha harus mengetahui secara baik tentang
  • 15. 11 bagaimana dapat memasarkan produknya. Pengusaha dapat mengenal dan mengidentifikasi pasarnya hingga pengusaha dapat menguasai pasarnya tersebut. Penguasaan pasar itulah yang ingin di capai oleh para pengusaha. Oleh karena itu pengusaha harus dapat mengetahui dengan baik apa dan siapa yang menjadi pasarnya dan kemudian bagaimana dapat menguasainya. Unsur yang membentuk pasar ada tiga macam yaitu:13 a. Orang atau pribadi Orang atau pribadi beserta anggota keluarganya merupakan unsur utama yang membentuk pasar karena mereka itulah yang memiliki kebutuhan yang potensial untuk dilayani oleh pengusaha. Seperti makan, minum, pakaian, perhiasan, kendaraan pribadi dan sebagainya. b. Kebutuhan serta keinginan Kebutuhan ini tidak hanya kebutuhan manusia saja. Perusahaan juga memiliki kebutuhan, bahkan kebutuhan organisasi ini jumlahnya sangat besar. Seperti bahan dasar, bahan pembantu, peralatan pabrik dan sebagainya. c. Daya beli Daya beli masyarakat tentu saja akan sangat terkait dengan penghasilan masyarakat dan penghasilan masyarakat akan tergantung dari hasil-hasil pembangunan bangsa. Semakin maju suatu bangsa akan semakin tinggi penghasilan masyarakatnya dan akan semakin tinggi daya beli mereka. 3. Karakteristik Usaha yang Tangguh Menurut (Ngwangwama, Ungerer, & Morrison, (2013); Foley dan Green, 1989) kesuksesan usaha adalah pencapaian tujuan dan sasaran dari suatu perusahaan yang tidak secara eksplisit. Hal ini juga dapat dicirikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menciptakan hasil dan tindakan yang dapat diterima oleh pasar. Tidak ada definisi kesuksesan yang dapat diterima dan sebagian besar studi manajemen mengukur keberhasilan usaha dari prespektif kinerja perusahaan. Selain itu menurut 13 Arif Yusuf Hamali, Pemahaman Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,Jakarta: Prenadamedia Group,2016. HLM. 196.
  • 16. 12 islam, Khan, Ubaiullah, dan Alam (2001) setidaknya ada dua dimensi yang menyangkut kesuksesan bisnis. (1) keuangan vs non keuangan (2) jangka pendek vs jangka panjang14. Berdasarkan pendapat ini ada beberapa cara untuk mengukur kesuksesan bisnis sehingga menjadi usaha yang tangguh antara lain: 1. Survival. 2. Keuntungan, dalam mengukur kesksesan bisnis bisa dinilai dari prespektif finansial. Jika keuntungan meningkat maka terjadi peningkatan penjualan. 3. Pertumbuhan penjualan, jika pertumbuhan penjualan semakin naik maka modal untuk mengembangkan perusahaan lebih terjamin lagi. 4. Jumlah tenaga yang diserap, jika jumlah tenaga kerja yang diserap semakin banyak maka menandakan usaha tersebut sangat penting dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 5. Reputasi perusahaan, hal ini didasari atas penilaian dari masyarakat terhadap usaha tersebut. Jika masyarakat menikmati 6. Pengembalian investasi 4. Strategi Pengembangan Usaha 1. Strategi Integrasi Vertikal, Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok, dan/atau para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi atau membuat perusahaan sendiri. 2. Strategi Intensif, Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. 3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy). Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk-produk baru. Strategi ini makin kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda-beda. 4. Strategi Bertahan ( Defensive Strategy). Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar, yang pada ujung- ujungnya adalah kebangkrutan E. Hubungan Buruh dengan Pengusaha Pertumbuhan industrialisasi memang dapat meningkatkan jumlah kesempatan kerja, maka dengan demikian jumlah tenaga kerja yang terlibat dengan hubungan kerja juga meningkat. Hal ini membawa konsekuensi adanya potensi timbulnya masalah dalam hubungan industrial, bahkan masalah ini dapat menimbulkan kerawanan. Adapun berbagai faktor yang menyebabkan masalah tersebut menjadi rawan yaitu dari para pekerja, pengusaha, aparat pemerintah maupun peraturan perundang-undangan 14 HariKurniadi, Deden Syarif. Anallisis Pengaruh Faktor Karakteristik Wirausaha Terhadap Kesuksesan Usaha. E-Proceeding of management: Vol. 5, no. 3 Desember 2018. Hlm. 3047.
  • 17. 13 yang sudah tidak sesuai dengan situasi ataupun keadaan sekarang. Selain daripada itu, perkembangan dunia internasional mendorong pula lebih terangkatnya masalah tersebut. Hal ini membawa hubungan antara pimpinan perusahaan dan karyawan perusahaan berada pada posisi lemah15. Untuk menanggulangi masalah tersebut maka diperllukan adanya suatu upaya atau langkah konkrit khususnya dari pihak pengusaha. Upaya yang perlu dilakukan antara lain yaitu dengan menerapkan peraturan perundang-undangan, membina dan menjalin komunikasi dengan para buruh atau karyawan, memberikan perhatian kepada pekerja yang berkaitan dengan kesejahteraan. Krisis multimedia bangsa Indonesia saat ini belum dapat diselesaikan dengan baik, khususnya dikalangan dunia usaha yang sampai kini masih mengalami kelesuan sehingga cenderung pada pengusaha hanya dapat pasrah, tidak lagi memikirkan besarnya keuntungan yang akan diperoleh tetapibagaimana cara perusaahaan dapat bertahan hidup. Kecenderungan tersebut membuat para pekerja merasa kurang diperhatikan tingkat kesejahteraannya, padahal buruh atau pekerja dalam hal ini tidak hanya berperan sebagai alat produksi melainkan juga sebagai aset, partner, dan juga mitra kerja pengusaha dalam rangka mempertahankan bahkan meningkatkan usaha perusahaan. Oleh sebab itu, harusnya prioritas utama ketenagakerjaan adalah dengan melakukan pembekalan dan pemberdayaan para pemimpin serikat pekerja supaya betul-betul mempunyai idealisme memperjuankan kepentingan pekerja atau buruh. 16 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam laju yang semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga prosesnya semakin cepat. ” proses yang melibatkan banyak negara. Dalam ekonomi, secara garis besar 15 Mugi H, Agus A. “AnalisisBeberapa Faktor yang Mempengaruhi Harmonisasi Hubungan Kemitraan Antara Pekerja dan Pengusaha”.Jurnal Manajemen SDM. Vol. 1 No. 1 Desember 2006, 15. 16 Adminbo, “Hukum Alam Hubungan Buruh-Pengusaha”, https://buruh-online.com/2015/11/hukum- alam-hubungan-buruh-pengusaha.(diakses tanggal21 Februari pukul 02.09).
  • 18. 14 fenomena globalisasi dapat dilihat dari pertumbuhan kegiatan ekonomi lintas negara dalam berbagai bentuk. Diantaranya, dua bentuk kegiatan ekonomi yang secara nyata semakin mengglobal, yakni arus perdagangan dan arus modal internasional. Hal ini juga tidak lepas kaitannya dengan bank sebagai lembaga keuangan dalam perekonomian. Di indonesia terdapat 2 jenis bank yaitu bank syariah dan bank konvensional. Hampir dari seluruh umat islam tahu jika perbankan yang menggunakan sistem riba itu di haramkan atau tidak di perbolehkan, namun yang saya tahu malah mayoritas masyarakat muslim memilih bank konvensional. Mungkin semua itu di sebakan karena bank konvensional lebih pertama muncul di Indonesia sehingga mereka terbiasa bertransaksi menggunakan bank konvensional. Namun dengan hadirnya Perbankan Syariah di Indonesia di harapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat muslim untuk bertransaksi dengan tanpa adanya unsure gharar di dalamnya. Pada perbankan syariyah juga tidak berbeda dengan perbakan konven, di bank syariah menghadirkan dua layanan utama yaitu produk simpanan dan produk pembiayaan yang terbagi menjadi beberapa akad. Sistem Bretton Woods (1944-1976) (bahasa Inggris: Bretton Woods System) merupakan sebuah sistem perekonomian dunia yang dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan di Bretton Woods. Konferensi ini merupakan bentuk kerjasama antara Amerika Serikat dan Inggris yang menghasilkan tiga lembaga keuangan dunia, yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan Organisasi Perdagangan Dunia. Sistem Bretton Woods ini dibentuk dalam rangka menyelesaikan sengketa yang terjadi antara otonomi domestik dan stabilitas internasional. Namun, pada dasarnya sistem otonomi kebijakan nasional, nilai tukar tetap, dan kemampuan untuk mengubah mata uang satu dengan yang lain saling bertolak belakang. Usaha adalah segala kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dalam rangka mencapai kesejahteraan atau kemakmuran. Jika usaha manusia itu diatur, dikelola, dan diorganisasikan dengan menggunakan manajemen yang baik, maka usaha tersebut akan berubah menjadi perusahaan. Usaha mencakup produk dan pasar. Produk dibedakan menjadi 2 jenis yaitu produk yang berwujud dan produk yang berwujud. Pasar merupakan suatu yang sangat vital bagi seorang pengusaha atau pemasar yang akan memasarkan produk. Oleh karena itu seorang pengusaha harus mengetahui secara baik tentang bagaimana dapat memasarkan produknya. Pengusaha dapat mengenal dan mengidentifikasi pasarnya hingga pengusaha dapat menguasai pasarnya tersebut. Penguasaan pasar itulah yang ingin di capai oleh para pengusaha. Ada 3 unsur pembentuk pasar yaitu orang, kebutuhan atau keinginan, serta daya beli. Kesuksesan usaha adalah pencapaian tujuan dan sasaran dari suatu perusahaan yang tidak secara eksplisit. Hal ini juga dapat dicirikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menciptakan hasil dan tindakan yang dapat diterima oleh pasar. Tidak ada definisi kesuksesan yang dapat diterima dan sebagian besar studi
  • 19. 15 manajemen mengukur keberhasilan usaha dari prespektif kinerja perusahaan. Selain itu menurut islam, Khan, Ubaiullah, dan Alam (2001) setidaknya ada dua dimensi yang menyangkut kesuksesan bisnis. (1) keuangan vs non keuangan (2) jangka pendek vs jangka panjang B. SARAN Penulis menyarankan agar tidak terfokus pada satu sumber saja mengenai materi ini, melainkan juga dengan sumber lain supaya bisa dibandingkan hasilnya dan digunakan yang paling baik sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dan wawasan pembaca juga semakin luas. DAFTAR PUSTAKA Adminbo, “Hukum Alam Hubungan Buruh-Pengusaha”, https://buruh- online.com/2015/11/hukum-alam-hubungan-buruh-pengusaha. (diakses tanggal21 Februari pukul 02.09). Hadi Hastianto. Sistem Bretton Woods. Universitas Serang Raya Fakultas Economic. https://www.academia.edu/11605063/Sistem_Bretton_Woods. diunduh pada tanggal 16 Februari 2020. Hari Kurniadi, Deden Syarif. 2018. “Anallisis Pengaruh Faktor Karakteristik Wirausaha Terhadap Kesuksesan Usaha”. E-Proceeding of management: Vol. 5, no. 3 Desember. Ibid dan Rimsky K Judisseno. 2002. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mamat Ruhimat, dkk. Ilmu Pengetahuan Sosial. (Grafindo Media Pratama, 2006), 345. Mugi H, Agus A. 2006. “Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Harmonisasi Hubungan Kemitraan Antara Pekerja dan Pengusaha”. Jurnal Manajemen SDM. Vol. 1 No. 1 Desember .
  • 20. 16 Norvadewi. “Bisnis dalam Prespektif Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 01, No. 01. Rimsky K Judisseno. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002). Fatmah. 2014. Kontrak Bisnis Syariah. Surabaya: UINSA PRESS. Suheni, Christina. 2008. “Kritik Untuk Bank Syariah (Antara Harapan, Kenyataan, Paradigm aRahmatal Lil Alamin)”. Vol. 7, No. 1. April 2008. Kalbin S, Mira Puspa. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan”. Jurusan Manajemen Pendidikan Islam STAI Abdurahman Kepulauan Riau. Zarhoni Nur. 2015. “Globalisasi Ekonomi Dan Implikasinya Bagi Negara-Negara Berkembang : Telaah Pendekatan Ekonomi Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Al-Tijary. Vol. 01 No.01, Desember 2015.