SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 46
 Nurul Aini ( 1410108692 )
 Kadek Nike Ayu S.P ( 1410108729)
 Riska Ria Enggaryanti ( 1410108758 )
 Minati Dwi Wulandari ( 1410108773 )
 Novi Vidianingsih ( 1410108818 )
 Evi Firanti ( 1410108841 )
 Nofita Sari ( 1410108857 )
 Lutfi Ino Andriani ( 1410108902 )
 Sofiatul Jannah ( 1410109038 )
 Hurratul Amina ( 1410109039 )
 Ludvy Nur Rosie ( 1410109046 )
Ekonometrika
Analisis Regresi Berganda
Regresi Linier Berganda is….
Kajian terhadap hubungan satu
variabel yang disebut sebagai
variabel yang diterangkan
dengan satu atau dua variabel
yang menerangkan.
Variabel pertama disebut
juga sebagai variabel
tergantung dan variabel
kedua disebut juga sebagai
variabel bebas.
Jika variabel bebas lebih dari satu,
maka analisis regresi disebut regresi
linear berganda. Disebut berganda
karena pengaruh beberapa variabel
bebas akan dikenakan kepada
variabel tergantung.
Konsep Dasar Analisis Berganda
Perbedaan antara regresi sederhana dengan regresi
berganda terletak pada jumlah variable bebasnya. Jika
dalam regresi sederhana jumlah variable bebas yang
digunakan untuk memprediksi variable tergantung hanya
satu, maka dalam regresi berganda jumlah variable bebas
yang digunakan untuk mempediksi variable tergantung
lebih dari satu.
Contoh :
Besarnya konsumsi keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh
besarnya pendapatan,tetapi juga dipengaruhi oleh jumlah
anggota keluarga,tingkat pendidikan dan gaya hidup.
Novi Vid
AsumsiAnalisis Regresi Berganda
Y1 = ß0 + ß1X1i + ß2X2i + еi
Dimana Y adalah variabel dependen, X1 dan X2
adalah variabel independen dan ei adalah
variabel gangguan. Subskrip I menunjukkan
observasi ke i. ß0 disebut intersep, sedangkan
ß1 dan ß2 disebut koefisien regresi parsial.
Asumsi Multikolinieritas
Asumsi yang menunjukkan adanya hubungan linier yang kuat di antara
beberapa variabel predictor dalam suatu model regresi berganda.
Berikut cara-cara mengidentifikasi adanya
kasus multikolinieritas :
• Menghitung dan menguji koefisien korelasi
di antara variabel-variabel predictor.
• Mengecek nilai standarr error dari masing-
masing koefisien regresi (ß).
• Menjumpai adanya output pengujian
serentak koefisien regresi atau uji F yang
signifikan, tetapi output pengujian parsial
koefisien regresi atau uji t dari masing-
masing variabel predictor tidak ada yang
signifikan.
• Membandingkan output koefisien regresi
dengan koefisien korelasiantara variabel
respond an predictor.
Solusi dari kasus multikolinieritas :
a) Menambah atau mengganti data
sampel baru.
b) Menghapus salah satu variabel
predictor, namun cara ini dapat
mmaksa melakukan kesalahan
pengukuran.
c) Mengabaikan kasus multikolinieritas
selama tidak terjadi masalah yang
sangat serius.
Asumsi Autokorelasi
Cov (εi , εj)≠ 0, I ≠ j
• Asumsi redual yang
memiliki komponen atau
nilai yang berkorelasi
berdasarkan waktu pada
himpunan data itu sendiri.
Proses autokorelasi terjadi
ketika kovarian adalah εi
dan εi tidak sama dengan
nol
• Pada pengujian asumsi regresi
berganda diharapkan asumsi
autokorelasi tidak terpenuhi.
• Penyebab terjadinya kasus
autokorelasi :
• Terdapat variabel predictor
penting yang tidak dimasukkan
kedalam model regresi.
• Pola hubungan antara y dan x
tidak linier.
• Data pengamatan yang diambil
merupakan data yang dicatat
menurut waktu tertentu.
• Adanya manipulasi data yang
menyebabkan residul data
terbentuk secara sistematik.
Nofita
Sari
KOEFISIEN DETERMINASI BERGANDA DENGAN SIMBOL R2
 Seperti halnya r maka
R nilainya antara nol
dan satu : 0≤ R2 ≤ 1
 Jika R2 =1, berarti
besarnya persentase
sumbangan X2 dan
X3 terhadap variasi
(naik-turunnya) Y
secara bersama-sama
adalah 100%.
Makin dekat R2 dengan satu, makin cocok
garis regresi untuk meramalkan Y. Oleh
karena itu, r2 dan R2 dipergunakan
sebagai suatu kriteria untuk mengukur
cocok tidaknya suatu model regresi dalam
meramalkan variabel tak bebas Y
(goodness of fit criteria ).
Korelasi Berganda
 Untuk membandingkan dua nilai R2 seseorang harus
memperhitungkan banyaknya variabel bebas di salam
model regresi. Hal ini bias dilakukan dengan
mendefinisikan suatu alternative dari R2 sebagai
berikut.
Dari rumus-rumus diatas mudah dipahami bahwa
R2dan R2 saling berhubungan dan jika disubsitusikan
akan diperoleh rumus sebagai berikut.
Hurratul
Koefisien Korelasi Parsial
Untuk hubungan tiga variabel, dapat dihitungt iga
koefisien korelasi, yaitu sebagai berikut :
• r₂₃ = koefisien korelasi parsial
antara X₂ dan X₃, dengan
menjaga agar Y konstan
• r₁₂ = koefisien korelasi parsial
antara Y dan X₂, dengan
menjaga agar X₃ konstan
• r₁₃ = koefisien korelasi
parsial antara Y dan X₃,
dengan menjaga agar X₂
konstan
Interpretasi Koefisien Korelasi Sederhana dan Parsial
Dalam kasus dua-variabel, r yang sederhana itu
mempunyai arti yang jelas: Besaran tadi mengukur
tingkat hubungan (liniear) antara variabel Y dan
variabel yang menjelaskan yang tunggal X. Tetapi
sekali kita melangkah melewati kasus dua-variabel,
kita perlu memberikan perhatian secara hati-hati
kepada interpretasi koefisien korelasi sederhana.
Misalnya seperti :
1. Bahkan jika r12 = 0, r12,3 tidak akan sama dengan nol
kecuali kalau r13 atau r23 atau kedua.
Hurem
2. Kalau r12 = 0 dan r13 serta r23 tidak nol dan
mempunyai tanda yang sama, r12,3 akan negatif,
sedangkan jika mereka mempunyai tanda yang
berlawanan, r12,3 akan positif.
3. r12,3 dan r12 (dan perbandingan yang serupa) tidak
perlu mempunyai tanda yang sama.
4. Dalam kasus dua-variabel kita telah melihat bahwa
r2 terletak antara 0 dan 1. Sifat yang sama berlaku
untuk koefisien korelasi parsial kuadrat. Dengan
menggunakan kenyataan ini, kita seharusnya
menguji bahwa seseorang dapat memperoleh
pernyataan seperti ini dari rumus r12,3
0 ≤ r2₁₂+ r2₁₃ + r2₂₃ - 2r₁₂ r₁₃ r₂₃ ≤ 1
5. Misalkan r13 = r23 = 0. Apakah ini berarti
bahwa r12 juga nol? Jawabannya akan seperti
rumus pada poin 4. Kenyataan bahwa Y dan X3
dan X2 dan X3 tidak berkorelasi tidak berarti
bahwa Y dan X2 tidak berkorelasi.
Sambil lalu dapat ditunjukkan bahwa lambang r2₁₂,₃,
bisa disebut sebagai koefisien determinasi parsial
(coefficient of partial determination) dan bisa
diinterpretasikan sebagai proporsi variasi Y yang tidak
dijelaskan oleh variabel X3 yang telah dijelaskan oleh
dimasukkannya X2 ke dalam model. Secara konsep
lambang tadi serupa dengan R2.
Nurul
Perhitungan Koefisien Regresi Berganda
A. Persamaan Regrresi
Untuk menghitung persamaan regresi berganda secara manual
maka perlu dibuat lembar kerja seperti berikut :
No X1 X2 Y X1
2
X2
2
X1X2 X1Y X2Y
1 2 3 5 4 9 6 10 15
2 3 4 8 9 16 12 24 32
3 5 6 8 25 36 30 40 48
4 4 5 9 16 25 20 36 45
5 6 7 9 36 49 42 54 63
6 2 6 13 4 36 12 26 78
7 3 4 6 9 16 12 18 24
8 4 5 9 16 25 20 36 45
9 5 4 4 25 16 20 20 16
10 6 3 3 36 9 18 18 9
Jmlh 40 47 74 180 237 192 282 375
Berdasarkan tabel diatas dapat
diketahui :
 N = 10
 ∑X2
2 = 237
 ∑X1 = 40
 ∑X1X2 = 192
 ∑X2 = 47
 ∑X1Y = 282
 ∑Y = 74
 ∑X2Y = 375
 ∑X1
2 = 180
 ∑Y2 = 626
 Dengan demikian besarnya koefisien
regresi dapat dicari dengan langkah
sebagai berikut :
 Persamaan regresi linear berganda
dengan menggunakan dua variabel
bebas adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
 Untuk menghitung nilai intercept ( a
) dan koefisien regresi b1 dan b2
dapat digunakan rumus sebagai
berikut :
10 40 47 a 74
40 180 192 x b1 = 283
47 192 237 b2 375
Det [ A ] = ( 10 x 180 x 237 ) + ( 40 x 192 x 47 ) + ( 47 x 40 x 192 ) - ( 47 x
180 x 47 ) + ( 192 x 192 x 18 ) + ( 237 x 40 x 40 )
= 3060
Dengan cara yang sama, matriks determinant [ A1 ] , [ A2] , dan [ A3 ] dapat
diperoleh nilai sebagai berikut :
Matriks Determinant [ A ] = 3060
Matriks Determinant [ A1 ] = 7812
Matriks Determinant [ A2 ] = -3342
Matriks Determinant [ A3 ] = 6000
10 40 47 74 40 47
40 180 192 282 180 192
47 192 237 375 192 237
10 74 47 10 40 74
40 282 192 40 180 282
47 375 237 47 192 375
Matriks [ A ]
Det. [ A ] = 3060
Matriks [ A1 ]
Det. [ A1 ] = 7812
Matriks [ A2 ]
Det. [ A2 ] = -3342
Matriks [ A3 ]
Det. [ A3 ] = 6000
Menghitung Nilai Prediksi
 Untuk menghitung nilai prediksi kita harus memasukkan nilai
variabel bebas setiap sampel ( case ) ke dalam persamaan
regresi yang telah terbentuk. Untuk menghitung nilai prediksi
pennjualan sampel pertama sampai sampel ke tiga, kita dapat
membuat formula sebagai berikut :
 Contoh :
 Ŷ 1 = 2,553 – 1,092 (2) + 1,961 (3) = 6,252
 Ŷ 2 = 2,553 – 1,092 (3) + 1,961 (4) = 7,121
 Ŷ 3 = 2,553 – 1,092 (5) + 1,961 (6) = 8,859
Riska
Menghitung Koefisien Determinasi
Karena untuk menghitung koefisien determinasi diperlukan
nilai kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediksi dan
nilai kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y rata-rata,
maka lembar kerjanya adalah sebagai berikut :
No X1 X2 Y Ypred ( Y – Ypred )
2
( Y – Ybar )
2
1 2 3 5 6,252 1,568 5,67
2 3 4 8 7,121 0.773 0,36
3 5 6 8 8,859 0,738 0,36
4 4 5 9 7,99 1,020 2,56
5 6 7 9 9,728 0,530 2,56
6 2 6 13 12,135 0,748 31,36
7 3 4 6 7,121 1,257 1,96
8 4 5 9 7,99 1,020 2,56
9 5 4 4 4,397 0,878 11,56
10 6 3 3 1,884 1,245 19,36
Jmlh 40 47 74 51,4 9,777 78.400
• Koefisien determinasi ( R2 ) sebesar 0,875 berarti 8,75 persen
variasi perubahan penjualan dipengaruhi oleh variasi harga dan
pendapatan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variasi
variabel dari luar model ( variabel yang tidak diteliti ).
• Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap
jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi.
Untuk mengurangi kelemahan terssebut maka digunakan
koefisien determinasi yang telah disesuaikan , Adjusted R
Square ( R2
adj )
Menghitung Kesalahan Buku Estimasi
Kesalahan buku estimasi merupakan satuan yang
digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan
antara persamaan regresi dengan nilai riilnya.
Berdasarkan perhitungan dalam lembar kerja diatas maka
dapat ditentukan besarnya penyimpangan baku estimasi
sebagai berikut :
Semakin rendah kesalahan baku estimasi menunjukkan
bahwa model persamaan regresi tersebut semakin baik
untuk digunakan sebagai alat proyeksi. Sebaliknya, semakin
tinggi nilai kesalahan baku estimasi maka semakin lemah
persamaan regresi tersebut untuk digunakan membuat
proyeksi.
Kadek
Menghitung Kesalahan Buku Koefisien Regresi
• Kesalahan baku koefisien regresi di gunakan untuk
mengukur besarnya penyimpanan dari masing –
masing koefisien regresi yang terbentuk.
• K11 atu kofaktor 11 Matriks
A dapat di cari dengan
menghitung determinan
matriks A, baris dan kolom
pertama di hapus. Dengan
demikian kofaktor K11 dapat
di hitung sebagai berikut :
• Sedangkan K22 dan K33 dapat di
cari dengan cara sebagai berikut :
• Berdasarkan lembar kerja di atas maka dapat
menghitung besarnya kesalahan baku intercept dan
koefisien regresinya,yaitu sebagai berikut:
Menghitung Nilai F Hitung
• Nilai F hitung di gunakan untuk menguji ketepatan
model. Untuk menghitung besarnya nilai F hitung di
gunakan formula berikut:
= 24,567
karena nilai F hitang (24.657) > nilai F Tabel (4.737), maka dapat
disimpulkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk masuk
criteria fit ( cocok)
Keterangan :
f = Nilai F Hitung
R2 =Koefisisen Determinasi
k =Jumlah Variabel
n =Jumlah Pengamatan ( Ukuran Sample )
Sofiatul
Menghitung Nilai t Hitung
• Nilai t hitung di gunakan untuk menguji apakah
variable tersebut berpengaruh secara signifikan
terhadap variable tergantung atu tidak.
ti =
ti = bj
sbj
Keterangan:
t = nilai T hitung
bj = koefisien regresi
sbj = Kesalahan Baku Koefisien regresi
tX1 = = -4,029
tX2 = = 6,490
Dengan df: a,(n-K), atau 0,05,(12-2) di peroleh
dari nilai t table sebesar 1,812.
Karena nilai T hitung (-4,029) < nilai –t table(-
2,365), maka dapat di simpilkan bahwa variable
harga memiliki pengaruh negative terhadap
variable volume penjualan , dan karena nilai t
hitung (6,490) > nilai t bael (2,365) maka dapat
di simpulkan bahwa variable pendapatan
memiliki pengaruh positif terhadap variable
volume penjualan
Perhitungan Menggunakan Software
Dengan menggunakan IBM SPSS 21
Y' = a + b1X1 + b2X2
• Klik Start -> IBM SPSS 21
• Pada Variabel View isikan data seperti berikut
Osie
Pada Data View input data
seperti berikut :
Klik Analyze -> Regression -
> Linear
Pada kolom Linear
Regression pindahkan varibel
tak bebas Y, Permintaan
Minyak ke kolomDependent,
dan pindahkan variabel bebas
X1, Harga Minyak dan X2,
Pendapatan ke
kolomIndependent.
Klik Statistics centrang tiga
item berikut lalu
klik Continue.
Estimates untuk menentukan
nilai parameter a, b1 dan b2
Model Fit: untuk uji ketepatan
model regresi linier
R Squared Change : untuk
menentukan nilai R2
Pilih Options masukkan nilai taraf signifikansi dalam hal ini kita
pilih 5% sehingga ketik 0,05 pada kolom Entry. Tandai Include
Constant in Equation. Pada kolom ini berfungsi untuk uji-F, untuk
menguji pengaruh variabel bebas X1 dan X2 secara bersamaan
terhadap variabel tak bebas Y. (Regresi Linear Berganda)
Pada Missing Values
•Exclude cases listwise :hanya data
yang valid untuk semua variabel
yang ikut dianalisis
•Exclude cases
pairwise :menganalisis koefisien
korelasi dan seluruh cases yang
berharga valid dari dua variabel
yang dikorelasikan.
•Replace with mean : Semua data
dianalisis dan untuk data yang
kosong digantikan dengan rata-rata
variabel tersebut.
Ino
Diperoleh output sebagai berikut :
Pada kolom Coefficients diperoleh nilai koefisien/parameter regresi linear berganda
a = 12,775, b1 = -0,001 dan b2 = -0,488.
Sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah : Y' = 12,775 -0,001X1 - 0,488X2
untuk uji-t diambil dari kolom t dan sig. pada variabel X1 dan X2
a. Uji parameter b1
• Hipotesis Uji :
Ho : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
• Taraf Signifikansi :
Pilih nilai a = 5%
• Daerah Kritis :
Dengan nilai signifikansi 5% dan derajat
bebas df = n-2 = 12-2 = 10, maka diperoleh
t-tabel = 2,228.
• Statistik Uji :
Diperoleh t-hitung = -1,486 dan nilai p-
value = 0,172
• Keputusan :
Nilai t-hitung = -1,486 > t-tabel = -2,228
atau nilai p-value = 0,172 > 0,05.
Jadi Ho diterima dan Ha ditolak.
• Kesimpulan :
Dengan signifikansi 5% ternyata harga
minyak goreng tidak berpengaruh terhadap
permintaan minyak goreng tersebut. Hal
ini minyak goreng adalah kebutuhan pokok
yang sangat dibutuhkan oleh semua orang
dalam memenuhi kebutuhan makanannya.
Berapapun harganya permintaan akan
minyak gorengpun tetap ada.
b. Uji parameter b2
• Hipotesis Uji :
Ho : b2 = 0
Ha : b2 ≠ 0
• Taraf Signifikansi :
Pilih nilai a = 5%
• Daerah Kritis :
Dengan nilai signifikansi 5% dan
derajat bebas df = n-2 = 12-2 = 10,
maka diperoleh t-tabel = 2,228.
• Statistik Uji :
Diperoleh t-hitung = -3,776 dan nilai
p-value = 0,172
• Keputusan :
Nilai t-hitung = -3,776 < t-tabel = -
2,228 atau nilai p-value = 0,004 <
0,05.
Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
• Kesimpulan :
Dengan signifikansi 5% ternyata
pendapatan konsumen berpengaruh
terhadap permintaan minyak goreng
tersebut.
ANOVA
• Hipotesis Uji :
Ho : b1 = b2 = 0
Ha : Terdapat bi ≠ 0 dengan i = 1 dan 2
• Taraf Signifikansi :
Pilih nilai a = 5%
• Daerah Kritis :
Dengan nilai signifikansi 5%, derajat bebas pembilang dk = 2 dan derajat bebas
penyebut df = n-k-1 = 12-2-1 = 9, maka diperoleh F-tabel =19,39.
• Statistik Uji :
Diperoleh F-hitung = 73,312 dan nilai p-value = 0,000
• Keputusan :
Nilai t-hitung = 73,312 > F-tabel = 19,39 atau nilai p-value = 0,000 < 0,05.
Jadi Ho ditolak dan Ha diterima.
• Kesimpulan :
Dengan signifikansi 5% harga minyak goreng dan pendapatan konsumen
secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan minyak goreng.
Thank You

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...turah11
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran Datafebrismaa
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan intervalhartantoahock
 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Aisyah Turidho
 
Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisNardiman SE.,MM
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Mayawi Karim
 
pendugaan titik dan pendugaan interval
 pendugaan titik dan pendugaan interval pendugaan titik dan pendugaan interval
pendugaan titik dan pendugaan intervalYesica Adicondro
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasPutri Handayani
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 

Mais procurados (20)

Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10Statistika Dasar Pertemuan 10
Statistika Dasar Pertemuan 10
 
Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasikUji asumsi klasik
Uji asumsi klasik
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
Ekonometrika 1
Ekonometrika 1Ekonometrika 1
Ekonometrika 1
 
Ukuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran DataUkuran Penyebaran Data
Ukuran Penyebaran Data
 
10.pendugaan interval
10.pendugaan interval10.pendugaan interval
10.pendugaan interval
 
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
Uji Normalitas dan Homogenitas ppt-
 
Bahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnisBahan ajar statistik bisnis
Bahan ajar statistik bisnis
 
PPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITASPPT UJI NORMALITAS
PPT UJI NORMALITAS
 
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
Pengujian Hipotesis (Makalah Pengantar Statistika)
 
Suku bunga
Suku bungaSuku bunga
Suku bunga
 
pendugaan titik dan pendugaan interval
 pendugaan titik dan pendugaan interval pendugaan titik dan pendugaan interval
pendugaan titik dan pendugaan interval
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
T2 Hottelling
T2 HottellingT2 Hottelling
T2 Hottelling
 
Uji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan HomogenitasUji Normalitas dan Homogenitas
Uji Normalitas dan Homogenitas
 
Elastisitas
Elastisitas Elastisitas
Elastisitas
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 

Semelhante a Ppt ekonometrika analisis regresi berganda

Teknik Analisis Korelasi Untuk Pembelajaran
Teknik Analisis Korelasi Untuk PembelajaranTeknik Analisis Korelasi Untuk Pembelajaran
Teknik Analisis Korelasi Untuk Pembelajaranardian881
 
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.pptaliff_aimann
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptBambangismeOurTeam
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptssusera89b03
 
Analisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaAnalisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaMitha Viani
 
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptxANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptxWan Na
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasEka Siskawati
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasiHafiza .h
 
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptAnalisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptWawanJoko
 
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdfanalisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdfHamjaAbdulHalik
 
Machine Learning Diskusi 4.docx
Machine Learning Diskusi 4.docxMachine Learning Diskusi 4.docx
Machine Learning Diskusi 4.docxHendroGunawan8
 
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...TangkasPangestu1
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxEvikurniafitri
 

Semelhante a Ppt ekonometrika analisis regresi berganda (20)

Teknik Analisis Korelasi Untuk Pembelajaran
Teknik Analisis Korelasi Untuk PembelajaranTeknik Analisis Korelasi Untuk Pembelajaran
Teknik Analisis Korelasi Untuk Pembelajaran
 
analisis korelasi.ppt
analisis korelasi.pptanalisis korelasi.ppt
analisis korelasi.ppt
 
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
3 regresi and-korelasi_berganda.ppt
 
Analisis Korelasi.pdf
Analisis Korelasi.pdfAnalisis Korelasi.pdf
Analisis Korelasi.pdf
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Analisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhanaAnalisis korelasi-sederhana
Analisis korelasi-sederhana
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptxANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
ANALISIS REGRESI DAN KORELASI.pptx
 
regresi.ppt
regresi.pptregresi.ppt
regresi.ppt
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritas
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptAnalisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
 
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdfanalisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
analisis_regresi_sederhana_dan_berganda.pdf
 
Machine Learning Diskusi 4.docx
Machine Learning Diskusi 4.docxMachine Learning Diskusi 4.docx
Machine Learning Diskusi 4.docx
 
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...
 
Analisis kurva
Analisis kurvaAnalisis kurva
Analisis kurva
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
 
teknik analisis korelasi sampel kecil
teknik analisis korelasi sampel kecilteknik analisis korelasi sampel kecil
teknik analisis korelasi sampel kecil
 
teknik analisis korelasi sampel kecil
teknik analisis korelasi sampel kecilteknik analisis korelasi sampel kecil
teknik analisis korelasi sampel kecil
 

Último

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 

Último (20)

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 

Ppt ekonometrika analisis regresi berganda

  • 1.  Nurul Aini ( 1410108692 )  Kadek Nike Ayu S.P ( 1410108729)  Riska Ria Enggaryanti ( 1410108758 )  Minati Dwi Wulandari ( 1410108773 )  Novi Vidianingsih ( 1410108818 )  Evi Firanti ( 1410108841 )  Nofita Sari ( 1410108857 )  Lutfi Ino Andriani ( 1410108902 )  Sofiatul Jannah ( 1410109038 )  Hurratul Amina ( 1410109039 )  Ludvy Nur Rosie ( 1410109046 )
  • 3. Regresi Linier Berganda is…. Kajian terhadap hubungan satu variabel yang disebut sebagai variabel yang diterangkan dengan satu atau dua variabel yang menerangkan. Variabel pertama disebut juga sebagai variabel tergantung dan variabel kedua disebut juga sebagai variabel bebas. Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis regresi disebut regresi linear berganda. Disebut berganda karena pengaruh beberapa variabel bebas akan dikenakan kepada variabel tergantung.
  • 4. Konsep Dasar Analisis Berganda Perbedaan antara regresi sederhana dengan regresi berganda terletak pada jumlah variable bebasnya. Jika dalam regresi sederhana jumlah variable bebas yang digunakan untuk memprediksi variable tergantung hanya satu, maka dalam regresi berganda jumlah variable bebas yang digunakan untuk mempediksi variable tergantung lebih dari satu. Contoh : Besarnya konsumsi keluarga tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya pendapatan,tetapi juga dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga,tingkat pendidikan dan gaya hidup.
  • 6. AsumsiAnalisis Regresi Berganda Y1 = ß0 + ß1X1i + ß2X2i + еi Dimana Y adalah variabel dependen, X1 dan X2 adalah variabel independen dan ei adalah variabel gangguan. Subskrip I menunjukkan observasi ke i. ß0 disebut intersep, sedangkan ß1 dan ß2 disebut koefisien regresi parsial.
  • 7. Asumsi Multikolinieritas Asumsi yang menunjukkan adanya hubungan linier yang kuat di antara beberapa variabel predictor dalam suatu model regresi berganda. Berikut cara-cara mengidentifikasi adanya kasus multikolinieritas : • Menghitung dan menguji koefisien korelasi di antara variabel-variabel predictor. • Mengecek nilai standarr error dari masing- masing koefisien regresi (ß). • Menjumpai adanya output pengujian serentak koefisien regresi atau uji F yang signifikan, tetapi output pengujian parsial koefisien regresi atau uji t dari masing- masing variabel predictor tidak ada yang signifikan. • Membandingkan output koefisien regresi dengan koefisien korelasiantara variabel respond an predictor. Solusi dari kasus multikolinieritas : a) Menambah atau mengganti data sampel baru. b) Menghapus salah satu variabel predictor, namun cara ini dapat mmaksa melakukan kesalahan pengukuran. c) Mengabaikan kasus multikolinieritas selama tidak terjadi masalah yang sangat serius.
  • 8. Asumsi Autokorelasi Cov (εi , εj)≠ 0, I ≠ j • Asumsi redual yang memiliki komponen atau nilai yang berkorelasi berdasarkan waktu pada himpunan data itu sendiri. Proses autokorelasi terjadi ketika kovarian adalah εi dan εi tidak sama dengan nol • Pada pengujian asumsi regresi berganda diharapkan asumsi autokorelasi tidak terpenuhi. • Penyebab terjadinya kasus autokorelasi : • Terdapat variabel predictor penting yang tidak dimasukkan kedalam model regresi. • Pola hubungan antara y dan x tidak linier. • Data pengamatan yang diambil merupakan data yang dicatat menurut waktu tertentu. • Adanya manipulasi data yang menyebabkan residul data terbentuk secara sistematik.
  • 10. KOEFISIEN DETERMINASI BERGANDA DENGAN SIMBOL R2  Seperti halnya r maka R nilainya antara nol dan satu : 0≤ R2 ≤ 1  Jika R2 =1, berarti besarnya persentase sumbangan X2 dan X3 terhadap variasi (naik-turunnya) Y secara bersama-sama adalah 100%. Makin dekat R2 dengan satu, makin cocok garis regresi untuk meramalkan Y. Oleh karena itu, r2 dan R2 dipergunakan sebagai suatu kriteria untuk mengukur cocok tidaknya suatu model regresi dalam meramalkan variabel tak bebas Y (goodness of fit criteria ).
  • 11. Korelasi Berganda  Untuk membandingkan dua nilai R2 seseorang harus memperhitungkan banyaknya variabel bebas di salam model regresi. Hal ini bias dilakukan dengan mendefinisikan suatu alternative dari R2 sebagai berikut.
  • 12. Dari rumus-rumus diatas mudah dipahami bahwa R2dan R2 saling berhubungan dan jika disubsitusikan akan diperoleh rumus sebagai berikut.
  • 14. Koefisien Korelasi Parsial Untuk hubungan tiga variabel, dapat dihitungt iga koefisien korelasi, yaitu sebagai berikut : • r₂₃ = koefisien korelasi parsial antara X₂ dan X₃, dengan menjaga agar Y konstan • r₁₂ = koefisien korelasi parsial antara Y dan X₂, dengan menjaga agar X₃ konstan • r₁₃ = koefisien korelasi parsial antara Y dan X₃, dengan menjaga agar X₂ konstan
  • 15. Interpretasi Koefisien Korelasi Sederhana dan Parsial Dalam kasus dua-variabel, r yang sederhana itu mempunyai arti yang jelas: Besaran tadi mengukur tingkat hubungan (liniear) antara variabel Y dan variabel yang menjelaskan yang tunggal X. Tetapi sekali kita melangkah melewati kasus dua-variabel, kita perlu memberikan perhatian secara hati-hati kepada interpretasi koefisien korelasi sederhana. Misalnya seperti : 1. Bahkan jika r12 = 0, r12,3 tidak akan sama dengan nol kecuali kalau r13 atau r23 atau kedua.
  • 16. Hurem
  • 17. 2. Kalau r12 = 0 dan r13 serta r23 tidak nol dan mempunyai tanda yang sama, r12,3 akan negatif, sedangkan jika mereka mempunyai tanda yang berlawanan, r12,3 akan positif. 3. r12,3 dan r12 (dan perbandingan yang serupa) tidak perlu mempunyai tanda yang sama. 4. Dalam kasus dua-variabel kita telah melihat bahwa r2 terletak antara 0 dan 1. Sifat yang sama berlaku untuk koefisien korelasi parsial kuadrat. Dengan menggunakan kenyataan ini, kita seharusnya menguji bahwa seseorang dapat memperoleh pernyataan seperti ini dari rumus r12,3 0 ≤ r2₁₂+ r2₁₃ + r2₂₃ - 2r₁₂ r₁₃ r₂₃ ≤ 1
  • 18. 5. Misalkan r13 = r23 = 0. Apakah ini berarti bahwa r12 juga nol? Jawabannya akan seperti rumus pada poin 4. Kenyataan bahwa Y dan X3 dan X2 dan X3 tidak berkorelasi tidak berarti bahwa Y dan X2 tidak berkorelasi. Sambil lalu dapat ditunjukkan bahwa lambang r2₁₂,₃, bisa disebut sebagai koefisien determinasi parsial (coefficient of partial determination) dan bisa diinterpretasikan sebagai proporsi variasi Y yang tidak dijelaskan oleh variabel X3 yang telah dijelaskan oleh dimasukkannya X2 ke dalam model. Secara konsep lambang tadi serupa dengan R2.
  • 19. Nurul
  • 20. Perhitungan Koefisien Regresi Berganda A. Persamaan Regrresi Untuk menghitung persamaan regresi berganda secara manual maka perlu dibuat lembar kerja seperti berikut : No X1 X2 Y X1 2 X2 2 X1X2 X1Y X2Y 1 2 3 5 4 9 6 10 15 2 3 4 8 9 16 12 24 32 3 5 6 8 25 36 30 40 48 4 4 5 9 16 25 20 36 45 5 6 7 9 36 49 42 54 63 6 2 6 13 4 36 12 26 78 7 3 4 6 9 16 12 18 24 8 4 5 9 16 25 20 36 45 9 5 4 4 25 16 20 20 16 10 6 3 3 36 9 18 18 9 Jmlh 40 47 74 180 237 192 282 375
  • 21. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui :  N = 10  ∑X2 2 = 237  ∑X1 = 40  ∑X1X2 = 192  ∑X2 = 47  ∑X1Y = 282  ∑Y = 74  ∑X2Y = 375  ∑X1 2 = 180  ∑Y2 = 626  Dengan demikian besarnya koefisien regresi dapat dicari dengan langkah sebagai berikut :  Persamaan regresi linear berganda dengan menggunakan dua variabel bebas adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + e  Untuk menghitung nilai intercept ( a ) dan koefisien regresi b1 dan b2 dapat digunakan rumus sebagai berikut : 10 40 47 a 74 40 180 192 x b1 = 283 47 192 237 b2 375
  • 22. Det [ A ] = ( 10 x 180 x 237 ) + ( 40 x 192 x 47 ) + ( 47 x 40 x 192 ) - ( 47 x 180 x 47 ) + ( 192 x 192 x 18 ) + ( 237 x 40 x 40 ) = 3060 Dengan cara yang sama, matriks determinant [ A1 ] , [ A2] , dan [ A3 ] dapat diperoleh nilai sebagai berikut : Matriks Determinant [ A ] = 3060 Matriks Determinant [ A1 ] = 7812 Matriks Determinant [ A2 ] = -3342 Matriks Determinant [ A3 ] = 6000 10 40 47 74 40 47 40 180 192 282 180 192 47 192 237 375 192 237 10 74 47 10 40 74 40 282 192 40 180 282 47 375 237 47 192 375 Matriks [ A ] Det. [ A ] = 3060 Matriks [ A1 ] Det. [ A1 ] = 7812 Matriks [ A2 ] Det. [ A2 ] = -3342 Matriks [ A3 ] Det. [ A3 ] = 6000
  • 23. Menghitung Nilai Prediksi  Untuk menghitung nilai prediksi kita harus memasukkan nilai variabel bebas setiap sampel ( case ) ke dalam persamaan regresi yang telah terbentuk. Untuk menghitung nilai prediksi pennjualan sampel pertama sampai sampel ke tiga, kita dapat membuat formula sebagai berikut :  Contoh :  Ŷ 1 = 2,553 – 1,092 (2) + 1,961 (3) = 6,252  Ŷ 2 = 2,553 – 1,092 (3) + 1,961 (4) = 7,121  Ŷ 3 = 2,553 – 1,092 (5) + 1,961 (6) = 8,859
  • 24. Riska
  • 25. Menghitung Koefisien Determinasi Karena untuk menghitung koefisien determinasi diperlukan nilai kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediksi dan nilai kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y rata-rata, maka lembar kerjanya adalah sebagai berikut : No X1 X2 Y Ypred ( Y – Ypred ) 2 ( Y – Ybar ) 2 1 2 3 5 6,252 1,568 5,67 2 3 4 8 7,121 0.773 0,36 3 5 6 8 8,859 0,738 0,36 4 4 5 9 7,99 1,020 2,56 5 6 7 9 9,728 0,530 2,56 6 2 6 13 12,135 0,748 31,36 7 3 4 6 7,121 1,257 1,96 8 4 5 9 7,99 1,020 2,56 9 5 4 4 4,397 0,878 11,56 10 6 3 3 1,884 1,245 19,36 Jmlh 40 47 74 51,4 9,777 78.400
  • 26. • Koefisien determinasi ( R2 ) sebesar 0,875 berarti 8,75 persen variasi perubahan penjualan dipengaruhi oleh variasi harga dan pendapatan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variasi variabel dari luar model ( variabel yang tidak diteliti ). • Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi. Untuk mengurangi kelemahan terssebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan , Adjusted R Square ( R2 adj )
  • 27. Menghitung Kesalahan Buku Estimasi Kesalahan buku estimasi merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur tingkat penyimpangan antara persamaan regresi dengan nilai riilnya.
  • 28. Berdasarkan perhitungan dalam lembar kerja diatas maka dapat ditentukan besarnya penyimpangan baku estimasi sebagai berikut : Semakin rendah kesalahan baku estimasi menunjukkan bahwa model persamaan regresi tersebut semakin baik untuk digunakan sebagai alat proyeksi. Sebaliknya, semakin tinggi nilai kesalahan baku estimasi maka semakin lemah persamaan regresi tersebut untuk digunakan membuat proyeksi.
  • 29. Kadek
  • 30. Menghitung Kesalahan Buku Koefisien Regresi • Kesalahan baku koefisien regresi di gunakan untuk mengukur besarnya penyimpanan dari masing – masing koefisien regresi yang terbentuk.
  • 31. • K11 atu kofaktor 11 Matriks A dapat di cari dengan menghitung determinan matriks A, baris dan kolom pertama di hapus. Dengan demikian kofaktor K11 dapat di hitung sebagai berikut : • Sedangkan K22 dan K33 dapat di cari dengan cara sebagai berikut :
  • 32. • Berdasarkan lembar kerja di atas maka dapat menghitung besarnya kesalahan baku intercept dan koefisien regresinya,yaitu sebagai berikut:
  • 33. Menghitung Nilai F Hitung • Nilai F hitung di gunakan untuk menguji ketepatan model. Untuk menghitung besarnya nilai F hitung di gunakan formula berikut: = 24,567 karena nilai F hitang (24.657) > nilai F Tabel (4.737), maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi yang terbentuk masuk criteria fit ( cocok) Keterangan : f = Nilai F Hitung R2 =Koefisisen Determinasi k =Jumlah Variabel n =Jumlah Pengamatan ( Ukuran Sample )
  • 35. Menghitung Nilai t Hitung • Nilai t hitung di gunakan untuk menguji apakah variable tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variable tergantung atu tidak. ti = ti = bj sbj Keterangan: t = nilai T hitung bj = koefisien regresi sbj = Kesalahan Baku Koefisien regresi
  • 36. tX1 = = -4,029 tX2 = = 6,490 Dengan df: a,(n-K), atau 0,05,(12-2) di peroleh dari nilai t table sebesar 1,812. Karena nilai T hitung (-4,029) < nilai –t table(- 2,365), maka dapat di simpilkan bahwa variable harga memiliki pengaruh negative terhadap variable volume penjualan , dan karena nilai t hitung (6,490) > nilai t bael (2,365) maka dapat di simpulkan bahwa variable pendapatan memiliki pengaruh positif terhadap variable volume penjualan
  • 37. Perhitungan Menggunakan Software Dengan menggunakan IBM SPSS 21 Y' = a + b1X1 + b2X2 • Klik Start -> IBM SPSS 21 • Pada Variabel View isikan data seperti berikut
  • 38. Osie
  • 39. Pada Data View input data seperti berikut : Klik Analyze -> Regression - > Linear
  • 40. Pada kolom Linear Regression pindahkan varibel tak bebas Y, Permintaan Minyak ke kolomDependent, dan pindahkan variabel bebas X1, Harga Minyak dan X2, Pendapatan ke kolomIndependent. Klik Statistics centrang tiga item berikut lalu klik Continue. Estimates untuk menentukan nilai parameter a, b1 dan b2 Model Fit: untuk uji ketepatan model regresi linier R Squared Change : untuk menentukan nilai R2
  • 41. Pilih Options masukkan nilai taraf signifikansi dalam hal ini kita pilih 5% sehingga ketik 0,05 pada kolom Entry. Tandai Include Constant in Equation. Pada kolom ini berfungsi untuk uji-F, untuk menguji pengaruh variabel bebas X1 dan X2 secara bersamaan terhadap variabel tak bebas Y. (Regresi Linear Berganda) Pada Missing Values •Exclude cases listwise :hanya data yang valid untuk semua variabel yang ikut dianalisis •Exclude cases pairwise :menganalisis koefisien korelasi dan seluruh cases yang berharga valid dari dua variabel yang dikorelasikan. •Replace with mean : Semua data dianalisis dan untuk data yang kosong digantikan dengan rata-rata variabel tersebut.
  • 42. Ino
  • 43. Diperoleh output sebagai berikut : Pada kolom Coefficients diperoleh nilai koefisien/parameter regresi linear berganda a = 12,775, b1 = -0,001 dan b2 = -0,488. Sehingga persamaan regresi yang diperoleh adalah : Y' = 12,775 -0,001X1 - 0,488X2
  • 44. untuk uji-t diambil dari kolom t dan sig. pada variabel X1 dan X2 a. Uji parameter b1 • Hipotesis Uji : Ho : b1 = 0 Ha : b1 ≠ 0 • Taraf Signifikansi : Pilih nilai a = 5% • Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi 5% dan derajat bebas df = n-2 = 12-2 = 10, maka diperoleh t-tabel = 2,228. • Statistik Uji : Diperoleh t-hitung = -1,486 dan nilai p- value = 0,172 • Keputusan : Nilai t-hitung = -1,486 > t-tabel = -2,228 atau nilai p-value = 0,172 > 0,05. Jadi Ho diterima dan Ha ditolak. • Kesimpulan : Dengan signifikansi 5% ternyata harga minyak goreng tidak berpengaruh terhadap permintaan minyak goreng tersebut. Hal ini minyak goreng adalah kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh semua orang dalam memenuhi kebutuhan makanannya. Berapapun harganya permintaan akan minyak gorengpun tetap ada. b. Uji parameter b2 • Hipotesis Uji : Ho : b2 = 0 Ha : b2 ≠ 0 • Taraf Signifikansi : Pilih nilai a = 5% • Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi 5% dan derajat bebas df = n-2 = 12-2 = 10, maka diperoleh t-tabel = 2,228. • Statistik Uji : Diperoleh t-hitung = -3,776 dan nilai p-value = 0,172 • Keputusan : Nilai t-hitung = -3,776 < t-tabel = - 2,228 atau nilai p-value = 0,004 < 0,05. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima. • Kesimpulan : Dengan signifikansi 5% ternyata pendapatan konsumen berpengaruh terhadap permintaan minyak goreng tersebut.
  • 45. ANOVA • Hipotesis Uji : Ho : b1 = b2 = 0 Ha : Terdapat bi ≠ 0 dengan i = 1 dan 2 • Taraf Signifikansi : Pilih nilai a = 5% • Daerah Kritis : Dengan nilai signifikansi 5%, derajat bebas pembilang dk = 2 dan derajat bebas penyebut df = n-k-1 = 12-2-1 = 9, maka diperoleh F-tabel =19,39. • Statistik Uji : Diperoleh F-hitung = 73,312 dan nilai p-value = 0,000 • Keputusan : Nilai t-hitung = 73,312 > F-tabel = 19,39 atau nilai p-value = 0,000 < 0,05. Jadi Ho ditolak dan Ha diterima. • Kesimpulan : Dengan signifikansi 5% harga minyak goreng dan pendapatan konsumen secara bersama-sama berpengaruh terhadap permintaan minyak goreng.