makalah 2
makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan mengikutin UAS, pada mata kuliah Evaluasi kinerja dan kompesasi.
DON'T FORGET LIKE, COMMENT AND SHARE
1. MAKALAH 2
EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI
Dosen : Ade Fauji, SE, MM
Disusun Oleh
Nama : Siti Rohmah Herlina
NIM : 11150649
Kelas : 7C-MSDM
UNIVERSITAS BINA BANGSA
BANTEN
2019
2. Kata Pengantar
Dengan Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyebsaikan
makalah tentang Evaluasi Kinerja dan Kompensasi
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya.
Akhir kata saya berharap semoga makalah “Evaluas Kinerja
dan Kompensasi" ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Serang, januari 2019
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 penilaian prestasi kerja
2.2 konsep dasar kompensasi
2.3 Membuat system kompensasi
2.4 Survey Benchmarking Kompensasi
2.5 kompensasi financial langsung
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu persoalan penting dalam pengelolaan sumber daya
manusia (dalam
tulisan ini disebut juga dengan istilah pegawai) dalam organisasi adalah
evaluasi kinerja
pegawai dan pemberian kompensasi. Ketidak tepatan dalam melakukan
evaluasi kinerja
akan berdampak pada pemberian kompensasi yang pada akhirnya akan
mempenga ruhi
perilaku dan sikap karyawan, karyawan akan merasa tidak puas dengan
kompensasi yang
didapat sehingga akan berdampak terbalik pada kinerja pegawai yang
menurun dan bahkan karyawan akan mencoba mencari pekerjaan lain yang
memberi kompensasi baik.
Hal ini cukup berbahaya bagi perusahaan apabila pesaing merekrut atau
membajak
karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena dapat membocorkan
rahasia perusahaanatau organisasi.
Kompensasi dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk melamar
sebuah
pekerjaan, tetap bersama perusahaan, atau bekerja lebih produktif. Jika
dikelola secara
pantas, gaji dapat menyebabkan karyawan mengurangi upaya mereka untuk
mencari
pekerjaan alternatif. kompensasi mempengaruhi sikap dan perilaku kerja
karyawan ini
adalah alasan yang mendorong untuk memastikan bahwa sistem gaji
dirancang dan
dilaksanakan secara wajar dan adil. Evaluasi kinerja pada dasarnya
dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana kadar profesionalisme karyawan serta seberapa
tepat pegawai
5. telah menjalankan fungsinya. Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menilai
dan mencari
jenis perlakuan yang tepat sehingga karyawan dapat berkembang lebih
cepat sesuai dengan harapan. Ketepatan pegawai dalam menjalankan
fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi
secara keseluruhan.
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan
1. pengertian penilaian Prestasi kerja
2. Kegunaan penilaian Prestasi kerja
3. Metode penilaian Prestasi kerja
4. Aplikasi penilaian Prestasi kerja
6. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 penilaian Prestasi kerja
A. pengertian prestasi kerja
Penilaian prestasi kerja merupakan sebuah proses formal untuk
melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara
periodic. Dapat diartikan juga penilaian prestasi adalah suatu analisa yang
adil dan jujur tentang nlai karyawan bagi organisasi.
Proses adalah suatu cara yang sistematis atau langkah-langkah yang
diikuti dalam menghasilkan sesuatu. Dalam sebuah penilaian prestasi kerja
terdiri dari kegiatan-kegiatan yaitu identifikasi, observasi, pengukuran, dan
pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebuah organisasi. Bukan saja
kuantitas kerja tetapi juga watak, kelakuan dan kualifikasi-kualifikasi
pribadi daari karyawan. Penilaian prestasi berupaya mengevaluasi prstasi
(karyawan/pekerja) untuk berbagai keperluan.
Tahap identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang terdiri atas
penentuan unsur-unsur yang akan diamati. Kegiatan ini dimulai dengan
melakukan analisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-unsur yang akan
dinilai dan dapat mengembangkan skala penilaian.
Selanjutnya dilanjutkan dengan observasi. Dengan dilakukan observasi
berarti ada pengamatan secara seksama dan periodic. Semua unsur yang
dinilai harus diamati secara seksama agar dapat dibuat penilaian yang wajar
dan tepat. Denagn kata lain, observasi yang jarang dilakukan dan observasi
yang tidak berkaitan dengan prestasi kerja dapat menghasilkan hasil
penilaian sesaat dan tidak akurat.
Dalam pengukuran, para penilai akan memberikan penilaian terhadap
tingkat prestasi karyawan yang didasarkan pada hasil pengamatannya
pada tahap observasi. Selanjutnya, proses penilaian prestasi belum berakhir
pada saat nilai dapat ditetapkan, melainkan masih perlu dilanjutkan dengan
melakukan pengembangan apabila ternyata ada perbedaan antara apa yang
diharapkan oleh pimpinan dengan hsil kerja karyawan. Suatu ancaman yang
7. obyektif, sistematis dan menyeluruh kepada penilaian prestasi dapat
menjadi suatu alat yang berguna bagi perusahaan.
B. Kegunaan penilaian Prestasi kerja
Penilaian prestasi kerja dapat memperbaiki keputusan-keputusan
personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang
pelaksanaan kerja mereka. Oleh karena itu kegunaan penilaian prestasi
kerja dapat dirinci sebagai berikut:
1. Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan
departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka.
2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan
dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk
kompensasi lainnya.
3. Keputusan-Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja
masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk
penghargaan terhadap prestasi kerja masa lalu.
4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan.
Demikian juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang
harus di kembangkan.
5. Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier,
yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.
6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau
kelemahan prosedur staffing departemen personalia.
8. 7. Ketidak-akuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan
dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia,
atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia.
Akibatnya keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat.
C. Metode penilaian Prestasi kerja
Dalam menilai kinerja seorang karyawan, hendaknya berorientasi pada
objektivitas jika tidak maka hasil dari penilaian bias saja menimbulkan
masalah dalam perusahaan. Untuk mengatasinya maka dibutuhkan metode
yang efektif dan efisien. Berikut ini adalah metode penilaian yang
dikemukakan Rivai (2006:309):
1 Penilaian prestasi kerja berorientasi pada masa lalu.
Melalui metode ini manajer menilai dengan mengunakan data masa lalu
untuk menentukan seberapa besar produktifitas seorang karyawan.
Teknik-teknik penilaian ini terdiri dari :
a. Rating scale (skala penilaian).
Tenik ini adalah teknik yang paling sederhana dan mudah dimana
atasan langsung memberikan penilaian kepada karyawan dengan
menggunakan skala yang biasanya berupa angka atau huruf.
b. Checklist.
Metode ini dilakukan oleh atasan langsung, yang bertujuan untuk
mengurangi beban penilai karena tinggal memilih kalimat pernyataan
yang menggambarkan karakteristik dan prestasi kerja karyawan.
Pembobotan dilakukan pada item agar hasil penilaian dapat
dikuantifikasikan.
c. Metode peristiwa kritis.
Merupakan metode penilaian yang mendasarkan pada catatan-catatan
penilai mengenai perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat buruk
sekalipun dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerjanya.
d. Metode peninjauan lapangan.
9. Metode ini dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan untuk
mengevaluasi kinerja karyawan secara langsung.
2.2 Konsep dasar kompensasi
A Pengertian kompensasi
Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang
langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan kepada perusahaan . karyawan, ataupun tidak langsung,
dimana karyawan menerima kompensasi dalam bentukbentuk non moneter.
Kompensasi merupakan segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai
pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Pemberian kompensasi
merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan
dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran
dalam melakukan tugas keorganisasian.
Selain itu juga terdapat beberapa pengertian kompensasi dari beberapa
tokoh yaitu :
1 Menurut William B. Werther dan Keith Davis, kompensasi adalah
apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari pekerjaan yang
diberikannya. Baik upah per jam ataupun gaji periodik didesain dan
dikelola oleh bagian personalia.
2 Menurut Andrew F. Sikula, kompensasi adalah segala sesuatu yang
dikonstitusikan atau dianggap sebagai suatu balas jasa atau
ekuivalen.
3 Menurut Bejo Siswanto, kompensasi merupakan istilah luas yang
berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial yang diterima oleh
orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan
organisasi.
4 Menurut Dessler, kompensasi karyawan adalah setiap bentuk
pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan
timbul dari dipekerjakannya karyawan itu.
10. B Tujuan Kompensasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan ( 2002 ), tujuan pemberian kompensasi
antara
lain adalah :
1 Ikatan Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal
antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-
tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib membayar
kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2 Kepuasan Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan fisik, status sosial dan egoistiknya sehingga memperoleh
kepuasan kerja dari jabatannya.
3 Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan
yang qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4 Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5 Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turn-over relatif kecil.
6 Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan
yang berlaku.
7 Pengaruh Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
11. C Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat
membantu stabilitas organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam
mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pemberian
kompensasi yang kurang baik dapat menyebabkan gejolak di kalangan
karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak ketidakpuasan ini
akan menimbulkan kerawanan ekonomi.
D Sistem Kompensasi Kerja
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah :
1 Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu atau bulan.
2 Sistem Hasil
Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan
unit yang dihasilkan pekerja, seperti per potong, meter, liter dan kilogram.
3 Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya
jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya (Anoki
Herdian Dito, 2010).
Menurut Simamora ( 2006 ) salah satu prinsip yang perlu diperhatikan
dalam perancangan dan pelaksanaan sistem kompensasi adalah keadilan.
Keadilan diartikan sebagai keseimbangan antara masukan yang dibawa
masuk oleh individu pegawai ke dalam sebuah pekerjaan dengan hasil yang
diperolehnya dari pekerjaan tersebut. Kompensasi menjadi penting bagi
pegawai sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan
ukuran nilai karya pegawai sendiri, keluarga dan masyarakat. Bagi
perusahaan, kompensasi sangat penting untuk diperhatikan karena hal
tersebut mencerminkan upaya perusahaan untuk mempertahankan sumber
daya manusia atau dengan kata lain agar pegawai mempunyai loyalitas dan
komitmen yang tinggi pada perusahaan ( Handoko, 1994 ) ( dalam Putri
Apriliatin dkk, 2010 ).
12. Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan
setiap organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk
karyawaan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
1 Produktivitas
2 Kemampuan untuk membayar
3 Kesediaan untuk membayar
4 Suplai dan permintaan
5 Organisasi karyawan
6 Berbagai peraturan dan perundang-undangan.
Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi upah dan kebijakan
kompensasi adalah sesuatu yang berada diluar perusahaan, seperti pasar
tenaga kerja, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah dan serikat pekerja.
Ada beberapa faktor internal yang mempengaruhi kompensasi yaitu
anggaran tenaga kerja perusahaan dan siapa yang dilibatkan untuk membuat
keputusan untuk organisasi.
2.3 Langkah membuat system kompensasi
Sistem Kompensasi
Sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah sistem prestasi,
sistem waktu,dan sistem kontrak/borongan.
1 Sistem Prestasi
Sistem Prestasi (Upah Sistem Hasil):
Suatu cara yang mengaitkan secara langsung antara besarnya upah
dengan
prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang bersangkutan.
Contoh kompensasi sistem hasil : per potong, per meter, per kilo, per liter
dan
sebagainya
2 Sistem Waktu
Suatu cara menentukan besarnya kompensasi dihitung berdasarkan
standar waktu, seperti Jam, Hari, Minggu, Bulan.
13. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan melaksanakan
atau
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan
cara
pengupahan berdasarkan prestasi
Kelemahan dari sistem waktu adalah :
a Mengakibatkan mengendornya semangat karyawan yang
produktivitasnya tinggi
(diatas rata-rata ).
b Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan.
c Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan sungguh-
sungguh bekerja.
d Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan.
Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah :
a Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih kasih,
diskriminasi
maupun kompetisi yang kurang sehat.
b Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik.
c Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia.
3 Sistem kontrak/borongan
Suatu cara menentukan besarnya kompensasi didasarkan atas
kuantitas,
kualitas dan lamanya peyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan
kontrak
perjanjian.
Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan,
maka
dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan mengenai “konsekuensi”
bila
pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan perjanjian baik secara
kuantitas, kualitas maupun lamanya penyelesaian pekerjaan.
14. 2.4 Pengertian Benchmarking dan tujuannya
A Pengertian Benchmarking
suatu proses Studi Banding dan mengukur suatu kegiatan
perusahaan/organisasi terhadap proses operasi yang terbaik dikelasnya
sebagai inspirasi dalam meningkatkan kinerja (performance)
perusahaan/organisasi.
Benchmarking dapat diartikan sebagai metode sistematis untuk
mengidentifikasi,
memahami, dan secara kreatif mengembangkan proses, produk, layanan,
untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
Merurut Gregory H. Watson, Bencmarking adalah pencarian secara
berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih
baik
yang mengarah pada kinerja kompetitif unggul.
B Tujuan Benchmartking
Penerapan benchmarking mempunyai tujuan untuk meningkatkan
keunggulan
kompetitif dengan memperbaiki kinerja usaha, meningkatkan produktivitas,
memperbaiki mutu produk dan pelayanan dan sebagainya, dengan
menggunakan
kinerja pesaing utama atau perusahaan terkenal lainnya sebagai
pembanding.
C Klasifikasi Benchmartking
Menurut subjeknya
Benchmarking internal
Benchmarking internal adalah benchmarking yang dilakukan di
dalam suatu organisasi. Biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
memiliki cabang atau anak perusahaan.
Benchmarking eksternal
Benchmarking eksternal adalah benchmarking yang dilakukan
15. dengan membandingkan perusahaan sendiri dengan perusahaan
lain yang sama atau serupa.
Benchmarking eksternal ini dibagi menjadi dua:
Competitive benchmarking.
Non-competitive benchmarking
2.5 Kompensasi Finansial dan Non Finansial
A Kompensasi
Sistem kompensasi yang baik, diharapkan mampu memberikan
kepuasan bagi
karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh,
mempekerjakan, dan
mempertahankan karyawan
Balas jasa yang diberikan oleh organisasi/perusahaan baik bersifat
finansial
maupun non financial, kepada karyawan atas kontribusi jasa mereka,
pada
periode tertentu
B Tujuan Kompensasi
Ikatan kerjasama
Kepuasan kerja
Motivasi
Stabilitas karyawan
Produktivitas Kerja
pengaruh pemerintah
Pengaruh serikat Pekerja
C Jenis – jenis kompensasi
Komponen-komponen dari keseluruhan program gaji secara umum
dikelompokkan kedalam kompensasi finansial langsung, tak langsung dan
non finansial.
16. 1 Kompensasi finansial secara langsung berupa; bayaran pokok (gaji
dan
upah), bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian
laba/keuntungan dan opsi saham) dan bayaran tertangguh (program
tabungan dan anuitas pembelian saham).
2 Kompensasi finansial tidak langsung berupa; program-program
proteksi
(asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pensiun, asuransi tenaga kerja),
bayaran diluar jam kerja (liburan, hari besar, cuti tahunan dan cuti
hamil)
dan fasilitas-fasilitas seperti kendaran,ruang kantor dan tempat
parker.
3 Kompensasi non financial, berupa pekerjaan (tugas-tugas yang
menarik,
tantangan, tanggung jawab, pengakuan dan rasa pencapaian).
Lingkungan kerja (kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang
kompoten, kerabat yang menyenangkan, lingkungan kerja yang
nyaman).
D Bagan Kompensasi Finansial Dan Non Finansial
17. BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Penilaian kinerja adalah kegiatan menajer untuk mengevaluasi perilaku
prestasi kerja karyawan serta menetapkan kebijakan selanjutnya. Penilaian
perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama,
loyalitas, dedikasi, dan partisipasi karyawan. Menilai perilaku ini sulit
karena tidak ada standar fisiknya, sedangkan untuk penilaian hasil kerja
relatif lebih mudah karena ada stndar fisik yang dapat dipakai sebagai tolak
ukurnya, seperti meter, liter, dankilogram. Aspek penting dari suatu sistem
penilaian kerja adalah memiliki standar yang jelas. Sasaran utama dari
adanya standar tersebit ialah teridentifikasinya unsur-unsur krital suatu
pekerjaaan. Standar itulah yang merupakan tolak ukur seseorang melakukan
pekerjaannya
Kompensasi/upah adalah sebuah imbalan balas jasa dari apa yang
telah seseorang kerjakan. Fungsi dari kompensasi salah satunya adalah :
1. Pengunaan SDM secara efisien
2. Mendorong stabilitas ekonomi
Kompensasi juga mempunyai tujuan yang sangat penting bagi
perkembangan suatu perusahaan. Karena tanpa adanya kompensasi,
perusahaan tersebut tidak akan berkembang. Salah satu tujuan kompensasi
adalah : memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan,
mempertahankan karyawan yang ada, menjamin keadilan, menghargai
prilaku yang diinginkan, mengendalikan biaya-biaya dan mematuhi
peraturan-peraturan legal.
B Saran
Kompensasi sangatlah penting bagi perusahaan dan organisasi sektor
publik, maka dari itu kompensasi harus sangat diperhatikan oleh
perusahaan. Karena jikalau masalah kompensasi tidak berjalan dengan baik
perusahaan tidak akan berkembang dengan cepat karena masalah keuangan
yang kemungkinan dapat terjadi kekeliruan. Dan bagi karyawan, apabila
masalah kompensasi tidak benar maka akan terjadi kecemburuan sosial.
Jadi, masalah kompensasi harus diperhatikan baik baik.