SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
TEORI LEMPENG TEKTONIK- Pendahuluan (1)
Posted on November 19, 2009


Teori Lempeng Tektonik bisa menjelaskan bagaimana terjadinya gempa-gempa di dunia
ini. Untuk itu saya akan mencoba memberikan tulisan dari USGS yang menerangkan
teori Lempeng Tektonik. Tulisan dibuat berseri.
Selamat membaca!
Di awal tahun 1960-an, penemuan teori lempeng tektonik membuat revolusi pada ilmu
bumi.Sejak saat itu, ilmuwan mulai memeriksa kebenaran dan dan terus membaharui
teori ini. Saat ini pengertian bagaimana bumi dibentuk oleh proses lempeng tektonik
semakin lebih baik. Sekarang diketahui, lempeng tektonik secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi hampir semua proses geologi di masa lalu dan masa kini.
Secara ekstrim, pengetahuan bagaimana permukaan bumi bergeser secara terus
menerus telah mengubah cara pandang kita terhadap dunia.
Manusia di satu sisi mendapat keuntungan, dan pada pihak lain kehidupannya dapat
sangat bergantung pada gaya-gaya yang dihasilkan lempeng tektonik. Tanpa ada
peringatan, sebuah gempa atau letusan gunung api (erupsi) dapat mengeluarkan energi
yang besarnya jauh dari apapun yang dapat kita bayangkan. Meskipun kita tidak bisa
mengontrol proses lempeng tektonik, saat ini kita memiliki pengetahuan untuk belajar
tentang prosesnya. Semakin kita mengetahui lempeng tektonik, semakin kita dapat
menghargai kekuatan dan keindahan dari bumi yang kita diami, seperti juga memahami
kehancuran yang kadang terjadi akibat kekuatan dahsyat bumi.
Tulisan ini merupakan pendahuluan singkat konsep lempeng tektonik dan merupakan
tambahan visual dan informasi tertulis dalam This Dynamic Planet , sebuah peta yang
diterbitkan USGS dan Smithsonian Institution.
Oldoinyo Lengai, sebuah gunung api aktif di Rift Zone Afrika Timur, dimana Afrika ditarik saling menajauh oleh
   proses lempeng tektonik. (Photograph by Jorg Keller, Albert-Ludwigs-Universität Freiburg, Germany). Source:
                              http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Oldoinyo.gif




TEORI LEMPENG TEKTONIK – Perspektif Sejarah (2)
Posted on November 20, 2009


Dalam istilah geologi, lempeng adalah bongkahan batuan yang kaku dan padat. Kata
tektonik berasal dari kata dasar Yunani, yang berarti ‖membangun‖. Dengan
menyatukan kedua kata tersebut kita mendapatkan istilah lempeng tektonik , yang
mengacu tentang bagaimana permukan bumi dibangun oleh lempeng-lempeng.
Teori lempeng tektonik menyatakan bahwa lapisan terluar bumi terdiri dari lusinan
bahkan lebih lempeng-lempeng besar dan kecil yang terpisah dan mengapung di atas
material sangat panas yang bergerak.
Sebelum kelahiran teori lempeng tektonik, beberapa orang sudah terlebih
dahulu meyakini bahwa benua-benua yang ada saat ini adalah hasil dari pecahan dari
sebuah ‖superbenua‖ di masa lalu. Diagram di bawah ini memperlihatkan proses
terpecahnya superbenuaPangaea (dalam bahasa Yunani artinya: semua daratan).
 Diagram ini terkenal dalam teori Pergeseran Benua (Continental Drift Theory)—
sebuah teori yang mendahului teori Lempeng Tektonik.
Menurut teori Pergeseran Benua, superbenua Pangaea mulai terpecah sekitar 225-220 juta tahun yang lalu, dan
                pada akhirnya terpecah menjadi benua-benua yang kita kenal sekarang. Source:
                          http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig2-5globes.gif


Lempeng Tektonik merupakan ilmu yang relatif masih baru, diperkenalkan sekitar 50
tahun yang lalu.Akan tetapi telah merevolusi pengertian kita tentang dinamika bumi
yang kita diami.Teori ini telah menyatukan pengetahuan tentang bumi dengan
menyatukan semua cabang-cabang dari ilmu-ilmu bumi, dari paleontology (pelajaran
tentang fossil) hingga seismologi (pelajaran tentang gempa). Teori tersebut juga telah
memberikan penjelasan tentang apa yang diperdebatkan ilmuwan selama berabad-
abad—seperti mengapa gempa dan letusan gunung api terjadi di lokasi tertentu di bumi,
dan bagaimana dan mengapa rangkaian pegunungan besar seperti Alpen dan Himalaya
terbentuk.
Mengapa bumi sangat labil?Apa yang mengakibatkan bumi bergoyang dan
membahayakan kehidupan, gunung api meletus dengan sangat eksplosif, dan rangkaian
pegunungan besar bertambah tinggi hingga mempunyai ketinggian yang luar biasa?
Ilmuwan, filsuf, dan teolog terjebak dengan pertanyaan ini selama ratusan tahun.
Hingga tahun 1700-an kebanyakan orang Eropa secara biblikal mempercayai bahwa
sebuah banjir besar memainkan peran besar dalam proses pembentukan permukaan
bumi. Pemikiran seperti ini disebut sebagai katastropisme. Dan ilmu bumi (geologi)
didasarkan atas kepercayaan bahwa semua perubahan di bumi terjadi secara tiba-tiba
dan disebabkan oleh rangkaian katastrop tadi.
Akan tetapi pada pertengahan abad ke-19 ―uniformitarianisme‖ menggantikan
―katastropisme‖. Uniformitarianisme adalah sebuah pemikiran baru yang berpusat pada
prinsip uniformitarianisme yang diusulkan oleh geologis Skotlandia, James Hutton
pada tahun 1785. Secara umum prinsipnya dapat dinyatakan sebagai berikut: “ keadaan
saat ini adalah kunci menuju masa lalu”. Mereka yang mengikuti pandangan ini
mempercayai bahwa proses-proses dan gaya-gaya geologis—yang terjadi secara
perlahan atau tiba-tiba—yang dialami bumi saat ini adalah sama dengan yang dialami
secara geologis di masa lalu.
Lapisan bumi yang kita diami terdiri dari lusinan pelat kaku yang oleh geologist disebut lempeng tektonik. Lempeng
  ini bergeser dan bergerak relatif satu sama lainnya. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig1.jpg


Kepercayaan bahwa di masa lalu, benua-benua tidak selalu tetap pada posisinya telah
diprediksi jauh sebelum abad ke-20; pernyataan ini pertama sekali dikeluarkan oleh
pembuat peta dari Belanda, Abraham Ortelius pada tahun 1596 dalam hasil
karyanya”Thesaurus Geographicus”. Ortelius menyatakan bahwa ”benua Amerika
terpisah dari Eropa dan Afrika…oleh gempa-gempa dan banjir” dan selanjutnya ”
pecahan-pecahannya adalah bukti-buktinya, yang dapat dilihat jika kita
memperhatikan secara seksama tepi-tepi dari tiga benua tersebut‖. Ide Ortelius ini
mengemuka kembali di abad 19.
Akan tetapi barulah tahun 1912 teori ini dianggap sebagai teori ilmu yang lengkap—
disebut sebagai teori Continental Drift (Pergeseran Benua)—yang diiperkenalkan oleh
meteorolog Jerman berusia 32 tahun, Lothar Wagener dalam dua buah artikelnya. Dia
menyatakan bahwa sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Pangaea mulai pecah.
Menurut pendukung teori Wagener, Prof Alexander Du Toit dari Universitas
Witwatersrand, Pangaea pecah menjadi dua bagian benua besar, yaitu Laurasia di
utara hemisfer dan Gondwanaland di selatan hemisfer. Laurasia dan Gondwanaland
kemudian terpecah-pecah menjadi benua-benua yang ada saat ini.




Gambar atas: Pada tahun 1858, ahli geografi Antonio Snider-Pellegrini membuat peta
yang menunjukkan bagaimana dua benua Amerika dan Afrika dulunya bersatu dan
kemudian terpisah. Kiri: Benua yang dulunya bersatu sebelum terpisah. Kanan:
Benua-benua setelah terpisah. (Sumber:
http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/avant.gif.)
Teori Wagener didasarkan sebagian atas kenyataan yang kasat mata bahwa bentuk
Amerika Selatan sangat pas jika disatukan dengan benua Afrika, yang saat ini
dipisahkan oleh samudera Atlantik.
Wagener juga tertarik pada keberadaan yang tidak biasa dari struktur geologi dan juga
jenis fossil yang hampir sama yang ditemukan di tepi-tepi pantai dari Amerika Selatan
dan Afrika. Menurutnya sangat sulit untuk membayangkan oganisme hidup atau
binatang berenang menyeberangi samudera yang luas tersebut. Menurutnya spesies
fossil yang identik di kedua tepi pantai dari kedua benua adalah bukti bahwa pada
 suatu waktu kedua benua pernah bersatu.
Menurut Wagener, pergeseran benua-benua setelah pecahnya Pangaea, tidak hanya
menerangkan keberadaan fossil yang sama, tetapi juga bukti dari adanya perubahan
iklim di beberapa benua. Sebagai contoh, penemuan dari fossil dari tanaman tropis
yang terkandung dalam deposit batu bara di Antartika membawa pada kesimpulan
bahwa benua yang tertutup es ini pernah sangat dekat dengan ekuator, daerah yang
lebih hangat dimana tanaman hijau membutuhkan kelembaban untuk dapat tumbuh.
Teori Continental Drift (Pergeseran Benua) seharusnya menjadi cahaya yang memicu
cara pandang tentang bumi kita. Akan tetapi pada masa Wagener, masyarakat ilmuwan
sangat teguh pada pendirian bahwa bentuk benua-benua dan samudera
yang membentuk permukaan bumi adalah bentuk yang tetap.Tidaklah mengejutkan,
bahwa teorinya tidak diterima dengan baik, walau bukti-bukti ilmu pengetahuan yang
ada saat itu cocok dengan teorinya.
Kelemahan yang sangat fatal dari teori ini adalah tidak dapat menerangkan secara
mendasar gaya-gaya apa yang bisa menggerakkan benua-benua tersebut saling
menjauhi. Gaya seperti apa yang kiranya sangat kuat untuk menggerakkan massa
batuan padat yang sangat besar melalui jarak yang sangat jauh tersebut. Wagener
menerangkan dengan sangat sederhana bahwa benua-benua bergerak di atas
lantai/dasar samudera. Harold Jeffreys, seorang ahli geofisika terkenal dari Inggris
mengatakan adalah tidak mungkin sebuah massa yang sangat besar tidak terpecah
ketika bergerak di lantai samudera.
Sebaram Fossil di benua-benua. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig4.gif


Tidak terpengaruh dengan penolakan tersebut, Wagener membaktikan sisa hidupnya
untuk membuktikan teorinya. Beliau meninggal kedinginan pada sebuah misi ke
Greenland pada tahun 1930, akan tetapi kontroversi yang dia mulai terus memanas.
Setelah kematiannya, bukti-bukti baru dari ekplorasi dasar samudera/lautan dan studi
lainnya memicu ketertarikan ulang atas teorinya. Hal ini secara luar biasa mengarahkan
dimulainya pengembangan teori Plate Tectonic (Lempeng Tektonik).
Penemuan teori Lempeng Tektonik adalah sama penting seperti penemuan struktur
atom dalam fisika dan kimia, dan juga seperti penemuan teori evolusi dalam ilmu
biologi. Walaupun teori Lempeng Tektonik telah diterima oleh sebagian besar
komunitas ilmuwan, akan tetapi aspek-aspek teorinya masih terus diperdebatkan.
Ironisnya, jawaban atas pertanyaan yang sama yang ditujukan terhadap teori Wagener
yakni gaya apa yang menggerakkan lempeng belum terjawab. Ilmuwan juga berdebat
apakah lempeng tektonik juga terjadi pada awal sejarah bumi dan apakah juga proses
seperti ini terjadi di planet lainnya di tata surya.
TEORI LEMPENG TEKTONIK- Pengembangan Teori(3)
Posted on November 21, 2009
Perdebatan panas tentang Pergeseran Benua (Continental Drift) terus berlangsung
setelah meninggalnya Wagener dan secara berangsur teori ini hampir dilupakan karena
dianggap tidak biasa, absurd, dan tidak mungkin terjadi.


Akan tetapi, di awal tahun 1950-an banyaknya bukti baru yang timbul membangkitkan
kembali debat tentang teori yang provokatif dari Wagener dan implikasi-implikasinya.
Secara umum, terdapat perkembangan pengetahuan yang mendukung formulasi dari
Teori Lempeng Tektonik:


1. Fakta kekasaran dasar samudera dan umur muda dari dari dasar samudera
   tersebut.
2. konfirmasi adanya pengulangan pembalikan medan magnetik geologis di masa lalu.
3. Munculnya Hipotesa pergerakan-dasar samudera dan kaitannya dengan daur ulang
   kulit/kerak samudera.
4. dokumentasi yang akurat yang memperlihatkan lokasi kejadian gempa-gempa dan
   kejadian vulkanik di dunia terkonsentrasi di sepanjang palung samudera dan
   rangkaian pegunungan bawah laut.
Pemetaan Dasar Samudera.
Sekitar dua pertiga dari permukaan bumi berada di bawah samudera. Sebelum abad 19
dalamnya laut banyak diperdebatkan, bahkan dipercayai dasar samudera relatif datar
dan sama sekali tidak punya fitur yang lain. Akan tetapi pada awal abad 16 beberapa
navigator pemberani –dengan menggunakan peralatan tangan-, telah menemukan
bahwa kedalaman samudera terbuka ternyata berbeda sangat signifikan, yang
menunjukkan bahwa dasar samudera tidaklah datar seperti yang dianggap selama ini.
Eksplorasi samudera selanjutnya meningkatkan pengetahuan kita terhadap dasar
samudera.Kita jadi mengetahui bahwa semua peristiwa geologi di daratan terkait secara
langsung atau tidak langsung dengan dinamika yang terjadi di dasar samudera.


Pengukuran samudera secara ‗modern‘ sangat meningkat di abad 19, dimana
pengukuran laut dalam (bathymetric survey) rutin dilakukan di samudera Atlantik dan
Karibia.Pada tahun 1855, pelaut militer Amerika, Letnan Matthew Maury
memperlihatkan dalam diagram yang diterbitkannnya adanya pegunungan bawah laut
di tengah Atlantik. Hal ini kemudian dibenarkan oleh kapal survey yang meletakkan
kabel telegraf di samudera Atlantik.
Penajaman gambaran dasar samudera yang lebih cepat terjadi setelah Perang Dunia I
(1914-1918), dimana peralatan pantulan-suara – sistem sonar primitif—mulai dipakai
untuk pengukuran dalamnya samudera. Grafik yang dihasilkan dari pengukuran
memperlihatkan bahwa dasar samudera jauh lebih kasar dari yang sebelumnya
dipikirkan. Alat tersebut juga secara jelas memperlihatkan kesinambungan dan
kekasaran dari rangkaian pegunungan bawah laut di Atlantik tengah (yang kemudian
disebut sebagai Mid-Atlantic Ridge atau Bubungan Mid-Atlantik), seperti juga
direkomendasikan pada awal survey bathymetrik.




                Global Mid Ocen Ridge (Bubungan Global Tengah Samudera). Source:
                         http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig5.gif


Pada tahun 1947, para seismolog dari kapal penelitian Amerika, Atlantis, menemukan
bahwa tebal dari sedimen pada dasar samudera Atlantik tidak setebal yang diperkirakan
sebelumnya. Sebelumnya ilmuwan meyakini bahwa umur dari samudera sudah 4 milyar
tahun, jadi tumpukan sedimen seharusnya sudah sangat tebal.Lalu, kenapa terdapat
sangat sedikit akumulasi dari batuan sedimen dan bongkahannya di dasar samudera?
Jawaban atas pertanyaan ini terjawab setelah eksplorasi lebih jauh, dan akan
membuktikan pengembangan vital dari konsep Lempeng Tektonik.
Peta Topografi komputer dari Bubungan Tengah Samudera. Source:
                       http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/topomap.gif


Pada 1950 an, eksplorasi samudera semakin banyak. Data-data yang dikumpulkan dari
penelitian berbagai negara menyimpulkan bahwa rangkaian pegunungan besar di dasar
samudera secara virtual mengelilingi bumi.Disebut sebagai Bubungan Tengah-
Samudera (Global Mid-Ocean Ridge), rangkaian pegunungan yang luar biasa ini—
panjangnya lebih dari 50.000 km, dan memiliki 800 km ukuran melintang—berbaris
meliku di antara benua-benua, seperti jahitan pada bola bisbol dan menjulang tinggi
hingga 4.500 m dari dasar samudera. Walau tersembunyi di bawah permukaan
samudera, bubungan tengah-samudera global adalah fitur topografi yang paling
terkenal di bumi kita ini.
Lajur Magnetik dan Polaritas Berlawanan
Berawal di tahun 1950 an, ilmuwan yang memakai peralatan magnetis (magnetometer)
yang diadopsi dari peralatan pesawat tempur untuk deteksi kapal selam pada Perang
Dunia II, menemukan keganjilan variasi magnetik disepanjang dasar samudera.
Penemuan ini, -tidak diharapkan sebelumnya-, tidaklah sepenuhnya mengejutkan
karena sudah diketahui bahwa basalt—batuan vulkanik yang mengandung banyak besi
yang merupakan unsur pembentuk dasar samudera—mengandung mineral magnetik
yang sangat kuat (magnetit) yang dapat membelokkan pembacaan kompas.




         Model teoretis dari formasi jalur magnetik. Lapisan luar terbaru dari dasar
       samudera terbentuk terus menerus di puncak dari Bubungan tengah-samudera,
       mendingin, dan menua seiring menjauhnya dari puncak ridge akibat pergerakan
         dasar samudera (lihat teks) a. pergerakan sekitar 5 juta tahun yang lalu; b.
          pergerakan sekitar 2-3 juta tahun lalu; dan c. pergerakan saat ini. Source:
                   http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig7.gif


Di awal abad 20, paleomagnetis (ilmuwan yang mendalami medan magnetik purba) —
seperti Bernard Brunhes di Perancis (1906) dan Motonari Mutuyama di Jepang
(1920)—memperkenalkan bahwa sifat magnetik batuan pada dasarnya terbagi atas dua
kelompok. Kelompok pertama, adalah kelompok kutub normal, yang mempunya
karasteristik kandungan mineral yang memiliki kutub yang sama dengan kutub magnet
bumi saat ini. Jadi ―jarum kompas‖ dari sisi utara dari batuan menunjuk ke arah utara
magnet bumi.
Kelompok kedua adalah yang memiliki kutub berlawanan, yang ditunjukkan dari arah
kutub mineral yang berlawanan dengan medan magnetik bumi saat ini. Dalam hal ini,
―jarum kompas‖ mineral dari batuan menunjuk selatan kutub bumi. Bagaimana hal ini
terjadi?Jawabannya ada pada magnetit pada batuan vulkanik.Serbuk magnetik –
berperilaku sebagai magnet kecil—bisa mensejajarkan diri dengan arah dari magnet
bumi. Ketika magma (batuan cair panas yang mengandung mineral dan gas) mendingin
membentuk batuan vulkanik padat , garis magnetik dari serbuk ‖terkunci‖, merekam
arah magnet bumi atau polaritas (normal atau terbalik) pada saat pendinginan.
Pelajuran Magnetik di barat laut Pasifik.Gambar memperlihatkan peta dasar laut jika air bisa dihilangkan. Garis
         putus-putus hitam adalah patahan transform. http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig6.gif


Pemetaan dasar samudera yang semakin banyak dan lebih banyak lagi selama tahun
1950 an, menunjukkan variasi magnetik tidaklah acak atau terisolasi, akan tetapi
memiliki pola yang jelas. Ketika pola magnetik ini dipetakan dalam area yang lebar,
pola zebra-crossterlihat pada dasar samudera. Lajur polaritas magnetis bergantian dari
batuan terdapat pada dua sisi dari bubungan tengah-lautan: satu lajur dengan polaritas
normal dan lajur yang bersebelahan memiliki polaritas berlawanan. Pola keseluruhan,
yang ditunjukkan dengan adanya polaritas normal dan terbalik secara bergantian,
dikenal sebagai pelajuran magnetik.
Pergerakan Dasar Samudera dan Daur Ulang
Kulit/kerak Samudera
Penemuan sebaran magnetik pada akhirnya menimbulkan pertanyaan: Bagaimana lajur
magnetik terbentuk? Dan mengapa lajur tersebut simetris terhadap puncak dari
bubungan tengah-samudera? Pertanyaan ini tidak akan terjawab tanpa mengetahui arti
penting ridges ini.


Pada tahun 1961, para ilmuwan mulai berteori bahwa bubungan tengah-
samudera secara struktur ditandai zona yang paling lemah yang memanjang sepanjang
puncak bubungan dimana dasar samudera terbelah dalam dua bagian.Kulit terbaru
dasar samudera terbentuk dari magma baru yang keluar dari dalam bumi yang naik
dengan mudah disepanjang puncak bubungan.Proses yang disebut pergerakan dasar
samudera, sudah terjadi sekitar jutaan tahun dan telah membentuk bubungan tengah-
samudera sepanjang 50.000 km.
Hipotesa ini didukung oleh beberapa bukti: (1) batuan di dekat puncak bubungan
berumur lebih muda, dan semakin jauh dari puncak bubungan, batuan berumur
semakin tua. (2) batuan yang umurnya paling muda pada puncak bubungan tengah-
samudera mempunyai polaritas yang sama dengan polaritas saat ini dari bumi dan (3)
lajur-lajur magnetik sejajar dengan puncak bubungan berganti-ganti dengan pola:
normal-berlawanan-normal , dst. Dengan penjelasan pola zebracross lajur magnetik
dan pembentukan sistem bubungan tengah-samudera, hipotesa pergerakan dasar
samudera secara cepat memicu perkembangan teori lempeng. Lebih jauh, kulit atau
lapisan luar dasar samudera menjadi semacam pita rekaman sejarah dari terbaliknya
medan magnet bumi.
Bukti tambahan dari pergerakan dasar samudera datang dari sumber yang tidak
diharapkan: eksplorasi minyak. Setelah perang dunia kedua persediaan minyak bumi di
dataran benua berkurang cepat dan pencarian cadangan berpindah ke eksplorasi
samudera.Untuk melakukannya perusahaan minyak bumi memakai kapal yang
diperlengkapi denga alat bor yang mempunyai kapasitas memasukkan pipa bor hingga
kilometeran dalamnya.
Ide ini mendasari dibuatnya kapal penelitian bernama Glomar Challenger, yang
didesain secara khusus untuk penelitian geologi, termasuk juga mengumpulkan contoh
material dari dasar samudera yang dalam.Pada tahun 1968, kapal tersebut melakukan
penelitian satu tahun, melintasi bubungan tengah-samudera di antara Amerika Selatan
dan Afrika dan mengambil contoh material di tempat yang ditentukan.Bukti hipotesa
pergerakan dasar samudera diberikan secara jelas ketika umur contoh ditaksir dengan
studi paleontologik dan studi umur isotop yang dikandung contoh material.




Glomar Challenger and JOIDES Resolution [130 k]


Konsekuensi nyata dari pergerakan dasar samudera adalah bahwa kulit baru dari dasar
samudera sedang, dan akan secara terus menerus terbentuk sepanjang bubungan
samudera.


Hal ini membuat kegirangan beberapa ilmuwan yang meyakini bahwa pergeseran benua
merupakan akibat dari bumi yang semakin membesar sejak awal pembentukan bumi.
Akan tetapi hipotesa yang dikenal dengan ―Expanded Earth‖ (Pembengkakan Bumi)
tidak memberikan bukti geologis mekanisme apa yang bisa menghasilkan
pengembangangan yang luar biasa. Kebanyakan geolog percaya, sejak lahir sekitar 4,6
milyar tahun yang lalu, ukuran bumi berubah sangat sedikit. Hal ini menimbulkan
pertanyaan baru: bagaimana kulit baru bumi bisa terbentuk secara terus menerus
sepanjang bubungan samudera tanpa menambah ukuran bumi?


Harry H. Hess, seorang geologis dari Princeton University dan Robert S Dietz dari
Survey Pantai dan Geodesi Amerika tertarik dengan pertanyaan tersebut. Mereka
berdua adalah sedikit orang yang betul-betul mengerti implikasi pergerakan dasar
samudera. Jika kulit samudera bertambah di sepanjang bubungan samudera, Hess
berkata, pada suatu tempat pasti terjadi penyusutan. Beliau menyatakan bahwa
kulit/dasar samudera terus-menerus terus bergerak menjauhi bubungan seperti
gerakan sabuk konveyor.


Jutaan tahun kemudian, kulit samudera/dasar samudera pada akhirnya akan menyusup
ke bawah palung samudera – yaitu ngarai tipis yang sangat dalam sepanjang batas
dataran Samudera Pasifik. Menurut Hess, Samudera Atlantik terus bertambah, di pihak
lainnya Samudera Pasifik menyusut. Ketika kulit/dasar samudera yang lebih tua ditelan
di palung samudera, kulit/dasar samudera yang baru terbentuk di sepanjang
bubungan. Jadi, dasar Samudera sebenarnya di daur ulang, yaitu pembentukan kulit
baru bersamaan terjadinya dengan penghancuran kulit yang lebih tua. Hal ini
menerangkan: (1) ukuran bumi tidak bertambah, (2) mengapa timbunan sedimen
sangat sedikit ditemukan di dasar samudera, dan (3) mengapa umur batuan samudera
lebih muda dibandingkan dengan umur batuan benua/daratan.


Konsentrasi Gempa-gempa
Peningkatan kualitas instrumen gempa dan semakin mendunianya pemakaian
seismograf selama abad ke-20 membantu ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa gempa-
gempa cenderung terkonsentrasi di lokasi tertentu, dan lokasi itu adalah di sepanjang
palung samudera dan di sebaran bubungan. Pada akhir 1920 an para seismolog mulai
mengidentifikasi beberapa zona gempa sejajar dengan palung yang bersudut inklinasi
40-60 derajad dari sumbu horisontal dan menujam hingga beberapa ratus kilometer ke
dalam bumi.


Zona ini lazim disebut dengan Zona Wadati-Benioff, atau Zona Benioff, untuk
menghormati Kiyoo Wadati dan Hugo Benioff , dua orang seimolog yang pertama sekali
menemukannya.
Sebaran zona-zona gempa. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/earthquake_concen.gif


Akan tetapi apa arti hubungan gempa-gempa dengan palung samudera dan bubungan?
Pengenalan hubungan tersebut menolong kita untuk memastikan kebenaran hipotesa
pergerakan dasar samudera dengan menunjukkan zona yang diprediksi Hess:
kulit/dasar baru samudera terbentuk di bubungan dan zona dimana litosfer samudera
menyusup kembali ke mantel bumi di bawah palung.


TEORI LEMPENG TEKTONIK- Memahami Pergerakan
Lempeng (4)
Posted on November 23, 2009
Bagaimana lempeng bergerak dan dan hubungannya dengan aktivitas gempa semakin
dipahami oleh para ilmuwan. Hampir semua pergerakan tersebut terjadi di sepanjang
zona tipis di antara pertemuan lempeng-lempeng dimana hasil dari gaya-gaya tektonik
kelihatan dengan jelas.
Ada empat tipe pertemuan lempeng:
   Pertemuan divergen: pertemuan dimana kulit/kerak bumi yang baru terbentuk ketika
    lempeng yang berdekatan saling menjauhi.
   Pertemuan konvergen: pertemuan dimana lapisan kulit bumi hancur ketika sebuah
    lempeng menujam ke bawah lempeng lainnya.
   Pertemuan transformasi: pertemuan dimana tidak ada kulit bumi yang terbentuk atau
    dihancurkan, karena lempeng-lempeng bergesekan satu sama lain secara horisontal.
   Zona-zona perbatasan antar lempeng: sabuk lebar dimana pertemuan-pertemuan
    tidak secara jelas didefenisikan dan interaksi antar lempeng tidak jelas.




Illustrasi tipe utama dari pertemuan [55 k]
Pertemuan Divergen
Pertemuan divergen terjadi di sepanjang pusat pergerakan dimana kulit baru yang
tercipta dari magma mantel bumi yang naik ke atas terbentuk di saat lempeng-lempeng
bergerak saling menjauhi.Bayangkan dua sabuk konveyor raksasa yang saling
berhadapan dan kemudian bergerak ke arah yang berlawanan sambil membawa kulit
baru lautan yang baru terbentuk menjauhi puncak bubungan.
Ilustrasi yang lebih jelas bisa dilihat pada animasi ini.
Pertemuan divergen yang paling terkenal adalah bubungan Atlantik-tengah (Mid-
Atlantic Ridge). Rangkaian pegunungan bawah air ini, yang dimulai dari Samudera
Arktik menerus ke ujung selatan Afrika, bukan satu-satunya sistem bubungan tengah-
samudera yang mengitari bumi. Rasio penyebaran sepajang bubungan Atlantik-tengah
adalah sekitar 2,5 cm/tahun, atau 25 kilo meter dalam satu juta tahun. Rasio ini
mungkin kecil bagi manusia, akan tetapi karena prosesnya sudah berlangsung jutaan
tahun, pergerakan yang dihasilkannya sudah mencapai ribuan kilometer. Penyebaran
dasar lautan yang telah terjadi sekitar 100-200 juta tahun telah mengakibatkan
terbentuknya samudera Atlantik yang kita kenal saat ini yang asalnya adalah sebuah
jalur masuk air yang mungil di antara benua Eropa, Afrika dan Amerika.
Bubungan tengah-Atlantik [26 k]
Negara vulkanik Islandia, yang berada tepat di belahan bubungan Atlantik-tengah,
adalah sebuah laboratorium darat alami bagi para ilmuwan untuk mempelajari proses
dan kejadian-kejadian yang juga terjadi di bawah laut di sepanjang sebaran bubungan.
Islandia terbelah di sepanjang pusat pergerakan antara lempeng Amerika Utara dan
lempeng Eurasia, dimana Amerika Utara bergerak relatif ke arah barat dan Eurasia ke
arah timur.




Peta yang menunjukkan terbelahnya Islandia di sepanjang Bubungan Atlantik
Tengah yang memisahkan lempeng Amerika Utara dengan Lempeng Eurasia.Peta
juga menunjukkan ibukota Islandia, Reykjavik, area Thingvellir, dan lokasi-lokasi
vulkanik aktif (segitiga merah), termasuk Krafla.
Konsekuensi pergerakan lempeng akan terlihat jelas di sekitar daerah vulkanik Krafla,
sebuah daerah di timur-laut Islandia. Disini retakan yang ada semakin membesar dan
retakan baru timbul dalam beberapa bulan.Dari tahun 1975 hingga 1984 tidak terbilang
kejadian permukaan retak sepanjang zona retakan Krafla.Beberapa retak permukaan ini
didampingi oleh aktivitas vulkanik; permukaan tanah bisa naik hingga 1-2 m sebelum
akhirnya runtuh kembali, menyiratkan erupsi yang bakal terjadi.Antara tahun 1975
hingga 1984 pergeseran yang terjadi akibat retakan tersebut sekitar 7m.




Semburan Lava , Volkano Krafla [35 k]




Zona Retakan Thingvellir , Islandia [80 k]
Di timur Afrika, proses penyebaran telah memisahkan Arab Saudi menjauhi Benua
Afrika, dan menciptakan Laut Merah. Pemisahaan pada pertemuan lempeng Afrika dan
Lempeng Arabia disebut Simpang Tiga (Triple Junction) oleh para geolog, dimana Laut
Merah bertemu dengan Teluk Aden. Pusat Penyebaran yang baru mungkin saja
terbentuk di bawah Afrika di sepanjang Zona Retak Timur Afrika. Jika kulit benua
tertarik melebihi kapasitasnya, retak akibat tarik akan muncul di permukaan bumi.
Magma akan naik melalui retakan yang melebar, kadang meletus dan membentuk
vulkanik. Naiknya magma, apakah meletus atau tidak, akan menaikkan tegangan di
kulit bumi dan akan mengakibatkan tambahan retakan dan pada akhirnya menciptakan
zona retakan di permukaan.




Volkano aktif bersejarah, Afrika Timur [38 k]
Afrika Timur mungkin saja menjadi Samudera besar berikutnya yang ada di bumi.
Interaksi lempeng di daerah tersebut akan memberikan kesempatan kepada ilmuwan
untuk mempelajari bagaimana Samudera Atlantik terjadi sekita 200 juta tahun yang
lalu. Jika penyebaran terus berlanjut, para geolog percaya, tiga lempeng yang bertemu
akan terpisah sempurna. Air dari Samudera Hindia akan membanjiri daerah
penyebaran tersebut dan akhirnya akan terbentuk sebuah pulau besar di ujung paling
timur dari Afrika.
Puncah kawah of ‗Erta ‗Ale [55 k]



Oldoinyo Lengai, Zona retak Afrika Timur [38 k]
Pertemuan Konvergen
Ukuran dari bumi tidak berubah signifikan selama 600 juta tahun terakhir, dan
sepertinya tidak berubah sejak terbentuknya sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Tidak
adanya perubahan ukuran ini menyiratkan adanya penghancuran kulit bumi dengan
rasio yang sama dengan terbentuknya kulit baru. Penghancuran (daur ulang) dari kulit
bumi ini terjadi di pertemuan lempeng dimana lempeng bergerak mendekati satu sama
lain, dan kadang-kadang sebuah pelat tenggelam atau menujam di bawah lempeng
lainnya. Lokasi dimana penujaman terjadi disebut zona subduksi.
Tipe konvergensi—disebut juga tabrakan lambat—tergantung dari jenis litosfer yang
terlibat.Konvergensi dapat terjadi antar lempeng samudera dengan lempeng benua yang
sangat besar.
Konvergensi Samudera-benua
Seandainya secara magis kita bisa mengeringkan Samudera Pasifik, kita akan melihat
penampakan yang luar biasa—sejumlah palung tipis yang panjang, membujur ribuan
kilometer dengan kedalaman 8 hingga 10 km menujam masuk ke dalam dasar
samudera. Palung-palung adalah bagian terdalam dari dasar samudera dan tercipta
akibat subduksi (penujaman).




Lempeng Nazca didorong dan menujam ke bagian bawah lempeng benua dari lempeng
Amerika Selatan.Pada gilirannya, daerah tubrukan pada sisi lempeng Amerika Selatan
naik, menciptakan peguungan Andes, tulang punggung benua tersebut.Gempa kuat dan
merusak dan naiknya ketinggian pegunungan secara cepat sangat sering terjadi
disini.Walaupun lempeng Nazca secara keseluruhan menujam dengan sangat lambat ke
palung, bagian paling dalam dari lempeng yang menujam bisa terpecah ke bagian yang
lebih kecil dan diam terkunci untuk periode yang lama. Apabila bagian yang terkunci
tersebut kemudian terlepas akibat gerakan lempeng, akan mengakibatkan gempa yang
sangat besar. Gempa-gempa tersebut sering diiringi dengan kenaikan dataran sebesar
beberapa meter.




Convergensi lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan [65 k]
Pada Juli 1994, gempa dengan kekuatan 8.3 SR terjadi sekitar 320 km di arah timur laut
La Paz, Bolivia.Kedalaman gempa 636 km. Gempa yang terjadi di zona subduksi
lempeng Amerika Selatan dan Nazca, adalah gempa paling dalam yang pernah direkam
di Amerika Selatan.Akan tetapi meski gempa ini dapat dirasakan di Toronto, Canada,
kerusakan yang ditimbulkan sangat kecil diakibatkan oleh kedalamannya.




Cincin Api [76 k]
Konvergensi Samudera-Benua juga memelihara vulkanik aktif bumi, seperti terlihat di
Pegunungan Andes.Aktivitas erupsi berkaitan nyata dengan subduksi.
Konvergensi Samudera-Samudera
Sama dengan kovergensi samudera-benua, ketika dua lempeng samudera bertemu,
salah satu pada umumnya akan menujak ke bagian lainnya dan akibatnya palung
terbentuk. Contohnya adalah Palung Mariana (yang sejajar dengan kepulauan Mariana),
yang terbentuk akibat konvergensi gerakan cepat lempeng Pasifik dengan gerakan
lambat lempeng Filipina.The Challenger Deep di selatan palung Mariana terbenam ke
dalam interior bumi (hampir 11.000 m).Bandingkan dengan Gunung Everest, gunung
tertinggi di bumi, yang tingginya dari permukaan laut sekitar 8.854 m.
Proses subduksi pada kovergensi lempeng samudera-samudera juga menghasilkan
formasi vulkanik. Selama jutaan tahun, erupsi lava dan bongkahan vulkanik terjebak di
dasar samudera hingga vulkanik bawah laut naik di atas permukaan laut untuk
membentuk kepulauan vulkanik.Volkano tersebut biasanya membentuk rantaian yang
disebut busur kepulauan (island arc). Seperti namanya, busur kepulauan volkano, yang
hampir sejajar dengan palung, biasa akan berbentuk kurva. Palung adalah kunci untuk
mengetahui terbentuknya busur kepulauan seperti kepulauan Mariana dan Aleutian dan
mengapa kepulauan tersebut banyak mengalami gempa yang kuat. Magma yang
membentuk busur kepulauan diproduksi oleh bagian lempeng menujam yang leleh
dan/atau bagian atas listosfer samudera. Lempeng yang menujam merupakan sumber
tegangan ketika dua lempeng saling berinteraksi, dan pada akhirnya menimbulkan
gempa sedang dan kuat.
Konvergensi Benua-benua.
Rangakaian pegunungan Himalaya secara dramatis dan spektakuler memperlihatkan
konsekuensi dari lempeng tektonik. Ketika dua lempeng benua bertemu, tidak akan ada
yang menujam disebabkan batuan benua yang relatif ringan, dan seperti tabrakan dua
gunung es, gerakan ke bawah akan tertahan. Biasanya, kulit bumi cenderung
menggelembung dan didorong ke atas atau ke samping.
Tabrakan India dengan Asia sekitar 50 juta tahun yang lalu menyebabkan lempeng
Eurasia melipat di atas lempeng India.Setelah tabrakan, konvergensi dari dua lempeng
tersebut terus menekan lipatan hingga terbetuknya Pegunungan Himalaya dan Dataran
tinggi Tibet yang kita kenal saat ini.Kebanyakan pertumbuhannya terjadi selama 10 juta
tahun belakangan.
Himalaya, berpuncak hingga ketinggian 8.854 m dari permukaan laut adalah
pegunungan tertinggi di bumi, dan dataran Tibet dengan rata-rata tinggi 4.600 m, lebih
tinggi dibandingkan semua puncak di pegunungan Alpen (kecuali Puncak Mont Blanc
dan Monte Rosa).
Atas: Tabrakan antara lempeng India dan Eurasia mendorong Himalaya dan
dataran Tibet. Bawah: Potongan yang dibuat kartunis yang menunjukkan pertemuan
kedua lempeng sebelum dan sesudah tabrakan. Titik referens (busur sangkar kecil)
menunjukkan jumlah kenaikan titik imaginer di kulit bumi pada saat proses
pembentukan pegunungan.
| Himalaya: Tabrakan dua benua |
Pertemuan Transformasi.
Zona pertemuan dua pelat yang bergesekan secara horisontal satu sama lain disebut
pertemuan patahan-transformasi, atau secara sederhana disebut pertemuan
transformasi. Konsep patahan-transformasi diusulkan oleh geofisikawan Kanada, J.
Tuzo Wilson, yang menyatakan bahwa patahan besar atau zona retak menghubungkan
dua pusat pergerakan (pertemuan lempeng divergen) atau, sangat jarang, pertemuan
palung-palung (pertemuan lempeng konvergen).Kebanyakan patahan-transformasi
terjadi di dasar samudera.Biasanya terjadi untuk menyeimbangkan pergerakan
bubungan yang aktif, menghasilkan lempeng zig-zag, dan umumnya sering mengalami
gempa-gempa dangkal.Akan tetapi sebagian kecil berada di daratan, seperti Patahan
San Andreas di Amerika. Patahan transformasi ini menghubungkan lempeng naik
Pasifik Timur , pertemuan divergen ke arah selatan, dengan lempeng Gorda Selatan –
Juan de Fuca—Explorer Ridge, sebuah pertemuan divergen yang lain.
Zona retakan Blanco, Mendocin, Murray, dan Molokai adalah beberapa dari banyak
zona retak (patahan transformasi) yang menggurat dasar samudera dan menggeser
bubungan. San Andreas adalah patahan transform yang terlihat di dataran.
Zona patahan San Andreas, dengan panjang sekitar 1300 km dengan lebar puluhan km,
memotong dua pertiga dari panjang California. Di sepanjang patahan, sudah
berlangsung 10 juta tahun, lempeng Pasifik bergeser horisontal melewati lempeng
Amerika Utara, dengan rasio 5cm/tahun. Daratan di sisi barat patahan (sisi lempeng
Pasifik) bergerak ke arah barat laut daratan di sisi timur dari patahan (lempeng
Amerika Utara).




Patahan San Andreas [52 k]
Zona pertemuan lempeng
Tidak semua pertemuan atau batas-batas antar-lempeng sesederhana seperti yang
dilukiskan di atas.Di beberapa tempat, pertemuan antar lempeng tidak bisa secara jelas
ditentukan dikarenakan deformasi gerakan yang terjadi menerus di sabuk yang sangat
lebar (disebut juga zona pertemuan-lempeng). Salah satu zona tersebut adalah daerah
di antara lempeng Eurasia dan lempeng Afrika yang didalamnya terdapat bagian-bagian
kecil dari lempeng (micro plates). Karena zona perbatasan lempeng terdiri atas dua
lempeng besar dan bisa saja terdapat di antaranya satu atau dua lempeng kecil, zona ini
biasanya memiliki struktur geologi dan pola gempa yang kompleks.
Rasio gerakan
Berdasarkan rekaman magnetik dasar lautan, ilmuwan mengetahui perkiraan dari
setiap pembalikan magnetik, sehingga pada akhirnya dapat menghitung pergerakan
yang terjadi selama jangka waktu tertentu. Ridge Arktik memiliki rasio pergerakan yang
sangat rendah ( kurang dai 2,5 cm/tahun) dan Lempeng Pasifik Selatan di sisi barat
Chili, memiliki rasio pergerakan yang sangat cepat (lebih dari 15 cm/tahun)
Sumber: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/understanding.html#anchor6715825
TEORI LEMPENG TEKTONIK – Pertanyaan yang Belum
Terjawab (5-habis)
Posted on November 26, 2009


Lempeng tektonik tidaklah bergerak secara acak di permukaan bumi; lempeng-lempeng
tersebut pastilah digerakkan oleh gaya-gaya yang belum diketahui.Walaupun para
ilmuwan belum bisa menggambarkan dan mengerti gaya-gaya tersebut secara pasti,
umumnya mereka percaya gaya-gaya relatif dangkal yang menggerakkan pelat litosfer
adalah merupakan pasangan dari gaya-gaya yang berasal dari kedalaman bumi.
Apa yang Menggerakkan Lempeng?
Dari bukti-bukti geofisika, gempa, dan percobaan laboratorium, para ilmuwan secara
umum setuju dengan teori Harry Hess yang menyatakan bahwa gaya yang
menggerakkan lempeng adalah gerakan lambat mantel yang panas dan lunak yang
berada tepat di bawah lempeng-lempeng. Ide ini pertama sekali ditemukan oleh
geologis Inggris, Arthur Holmes pada tahun 1930, dan kemudian mengilhami Harry
Hess untuk berpikir tentang pergerakan dasar samudera.
Holmes berspekulasi bahwa gerakan melingkar dari mantel yang mendukung benua-
benua mirip demgan sabuk konveyor.Akan tetapi, pada masa Wagener mengusulkan
teori Pergeseran Benua (Continental drift), kebanyakan ilmuwan masih percaya bahwa
bumi terdiri dari material padat dan tidak bergerak.
Sekarang, pengetahuan kita lebih baik.Pada tahun 1968, J. Tuzo Wilson mengatakan
dengan sangat jelas, ―Bumi, – alih-alih kelihatan seperti patung yang diam-, adalah
benda yang hidup dan mobil‖.Permukaan dan interior terus bergerak.Di bawah lempeng
litosfer, pada kedalaman tertentu mantel bumi meleleh dan dapat mengalir, meskipun
lambat, sebagai reaksi terhadap gaya-gaya tunak yang diderita untuk jangka waktu yang
lama. Layaknya materi padat lain seperti baja, jika terekspos terhadap panas dan
tekanan, dan bisa menjadi melunak dan berubah bentuk, demikian juga yang terjadi
dengan dengan batuan padat dalam mantel bumi ketika mengalami panas dan tekanan
di dalam interior bumi dalam jangka jutaan tahun.
Atas: Gambar konseptual asumsi sel konveksi di dalam mantel. Di kedalam 700 km
mantel bumi, lempeng yang tertekan ke dalam mantel akan melunak dan meleleh, dan
kehilangan bentuknya. Bawah: Sketsa yang menunjukkan sel konveksi dapat dilihat
waktu mendidihkan air atau sup. Analogi ini tentu saja tidak memperhitungkan
perbedaan yang sangat jauh dalam ukuran dan rasio aliran dari sel-sel tersebut.




Batuan di bawah lempeng yang kaku dipercaya bergerak melingkar seperti gerakan air
atau soup ketika dipanaskan hingga mendidih.Soup yang panas naik ke permukaan,
menyebar hingga turun panasnya, dan akibatnya bergerak lagi ke bawah, dan setelah
memanas, naik lagi ke permukaan. Proses ini terjadi berulang-ulang dan ilmuwan
menyebutnya sel konveksi atau aliran konveksi. Jika aliran konveksi di dalam pot
mudah dilihat dan diteliti, proses yang sama di dalam interior bumi sulit untuk
diperlihatkan. Kita mengetahui bahwa konveksi di dalam bumi berlangsung sangat,
sangat lambat dibanding proses mendidihkan soup, beberapa pertanyaan tidak terjawab
muncul: Berapa sel konveksi yang terjadi? Dimana dan bagaimana
munculnya?Bagaimana strukturnya?
Konveksi tak akan terjadi tanpa ada sumber panas. Panas di dalam bumi datang dari
dua sumber: uraian radio-aktif dan sisa-sisa panas. Penguraian radio-aktif, proses
spontan yang dipakai sebagai ‖jam isotop‖ untuk menghitung umur batuan, akan
mengeluarkan energi dalam bentuk panas ketika inti sel dari sebuah
isotop (parent) kehilangan partikel-partikel untuk membentuk sebuah isotop
baru (daughter). Panas ini dengan lambat berpindah ke permukaan bumi.
Sisa-sisa panas (residual heat) adalah energi gravitasi yang tertinggal pada masa-masa
pembentukan bumi sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bagaimana dan mengapa
pelepasan panas interior dan menjadi terkonsentrasi di daerah tertentu untuk
menghasilkam sel konveksi tetap menjadi misteri.
Hingga pada tahun 1990, penjelasan yang diterima untuk jawaban apa yang
menggerakkan lempeng tektonik menekankan konveksi di mantel, dan kebanyakan
ilmuwan tentang bumi percaya bahwa pergerakan dasar samudera adalah mekanisme
primer. Material dingin dan padat terkonveksi ke bawah dan memanas, sedang material
ringan naik karena gravitasi; pergerakan material ini adalah bagian penting dari
konveksi. Para ilmuwan menganggap intrusi magma ke bubungan menambah gaya-
gaya konveksi dan ikut mendorong dan memelihara pergerakan lempeng.Karenanya,
proses subduksi dianggap mekanisme sekunder, konsekuensi logis dari pergerakan
dasar samudera.
Akan tetapi saat ini keadaan seolah berbalik. Ilmuwan lebih condong ke pemikiran
bahwa proses subduksi lebih penting dibanding pergerakan dasar samudera. Professor
Seiya Ueda (Universitas Tokai, Jepang), seorang pakar terkemuka dunia di bidang
lempeng tektonik, menyimpulkan dalam sebuah seminar pada tahun 1994 bahwa ―
subduksi….memainkan peranan yang sangat fundamental dalam pembentukan fitur
permukaan bumi‖ dan ―menjalankan mesin lempeng tektonik‖. Tenggelamnya lempeng
samudera yang dingin dan lebih padat akibat gravitasi ke dalam zona subduksi –
menarik keseluruhan sisa lempeng—saat ini dianggap sebagai gaya penggerak lempeng
tektonik.
Kita telah mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada kedalaman interior bumi
menggerakkan lempeng, akan tetapi kita mungkin tidak akan mengerti tentang
detailnya. Saat ini, belum ada usulan mekanisme yang menjelaskan faktor-faktor
pergerakan lempeng; dikarenakan gaya-gaya ini terkubur di sangat jauh di dalam bumi,
dan tidak ada mekanisme yang dapat menguji secara langsung. Fakta bahwa lempeng
tektonik sudah bergerak di masa lalu dan terus bergerak hingga hari ini sudah tidak
diperdebatkan lagi, akan tetapi rincian mengapa dan bagaimana mereka bergerak akan
terus menjadi tantangan bagi para ilmuwan di masa depan.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANLITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANTuti Rina Lestari
 
STRUKTUR BUMI (1).pptx
STRUKTUR BUMI (1).pptxSTRUKTUR BUMI (1).pptx
STRUKTUR BUMI (1).pptxElisVita
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
 
Tugas makalah simulasi komputasi tambang
Tugas makalah simulasi komputasi tambangTugas makalah simulasi komputasi tambang
Tugas makalah simulasi komputasi tambangSylvester Saragih
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiMario Yuven
 
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan HidrocarbonVan Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan HidrocarbonFauziah Maswah
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik'Oke Aflatun'
 
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupanBab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupanjopiwildani
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...Hidayat Muhammad
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiIsaacHamonangan
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorfniaramadanti1
 

Mais procurados (20)

Gerakan air laut
Gerakan air lautGerakan air laut
Gerakan air laut
 
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPANLITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
LITOSFER DAN KAITANNYA DALAM KEHIDUPAN
 
Magma
MagmaMagma
Magma
 
STRUKTUR BUMI (1).pptx
STRUKTUR BUMI (1).pptxSTRUKTUR BUMI (1).pptx
STRUKTUR BUMI (1).pptx
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Tugas makalah simulasi komputasi tambang
Tugas makalah simulasi komputasi tambangTugas makalah simulasi komputasi tambang
Tugas makalah simulasi komputasi tambang
 
Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003Ppt lempeng tektonik2003
Ppt lempeng tektonik2003
 
RPS Genesa.docx
RPS Genesa.docxRPS Genesa.docx
RPS Genesa.docx
 
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologiGeologi Fisik : Hukum dasar geologi
Geologi Fisik : Hukum dasar geologi
 
Magma
Magma Magma
Magma
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan HidrocarbonVan Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
Van Krevelen Diagram dan Pembentukan Hidrocarbon
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupanBab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
 
Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumiTeori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
STUDI MIKROFASIES DAN DIAGENESIS BATUAN KARBONAT DI DAERAH NAWUNGAN DAN SEKIT...
 
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung apiGeomorf 7 geomorfologi gunung api
Geomorf 7 geomorfologi gunung api
 
1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)1. geom konsep dasar)
1. geom konsep dasar)
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
 

Destaque (20)

Tektonik lempeng
Tektonik lempengTektonik lempeng
Tektonik lempeng
 
Presentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonikPresentasi lempeng tektonik
Presentasi lempeng tektonik
 
Lempeng Tektonik
Lempeng TektonikLempeng Tektonik
Lempeng Tektonik
 
Geo2010 1003242 (ppt) tektonik lempeng_adiyat fp
Geo2010 1003242 (ppt) tektonik lempeng_adiyat fpGeo2010 1003242 (ppt) tektonik lempeng_adiyat fp
Geo2010 1003242 (ppt) tektonik lempeng_adiyat fp
 
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung BerapiGempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
Gempa bumi, Tsunami, dan Gunung Berapi
 
Lapisan ozon
Lapisan ozonLapisan ozon
Lapisan ozon
 
PPT OZON
PPT OZONPPT OZON
PPT OZON
 
Penipisan lapisan ozon
Penipisan lapisan ozonPenipisan lapisan ozon
Penipisan lapisan ozon
 
Struktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumiStruktur lapisan bumi
Struktur lapisan bumi
 
Struktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan BumiStruktur Lapisan Bumi
Struktur Lapisan Bumi
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
Tektonisme
TektonismeTektonisme
Tektonisme
 
Danau
DanauDanau
Danau
 
Bentang Alam Eolian
Bentang Alam EolianBentang Alam Eolian
Bentang Alam Eolian
 
Prinsip Geografi
Prinsip GeografiPrinsip Geografi
Prinsip Geografi
 
Presentasi Teori Tektonik
Presentasi Teori TektonikPresentasi Teori Tektonik
Presentasi Teori Tektonik
 
10 konsep geografi
10 konsep geografi10 konsep geografi
10 konsep geografi
 
Tekanan udara 1
Tekanan udara 1Tekanan udara 1
Tekanan udara 1
 
Lapisan bumi
Lapisan bumiLapisan bumi
Lapisan bumi
 
aspek aspek geografi
aspek aspek geografiaspek aspek geografi
aspek aspek geografi
 

Semelhante a Teori tektonik lempeng

Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandiaMellaniTrihaps
 
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptxBAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptxThonyDtr
 
Teori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumiTeori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumiYudha43
 
TEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPAN
TEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPANTEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPAN
TEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPANyuliyulianingsih6
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumiputu micana
 
Dynamic Earth Crust
Dynamic Earth CrustDynamic Earth Crust
Dynamic Earth CrustNita fath
 
Ppt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosferPpt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosferrikaomamih
 
power-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.ppt
power-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.pptpower-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.ppt
power-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.pptmudrikmustafid2
 
Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)AnggraRA
 
Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi SDIT Al-Qudwah
 
Sejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiSejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiIndah Maharani
 
Kuliah 3 seismologi
Kuliah 3 seismologiKuliah 3 seismologi
Kuliah 3 seismologiYudha Agung
 
399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptx
399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptx399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptx
399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptxRIYANTO2121
 
PENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptx
PENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptxPENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptx
PENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptxLuckLimited
 
info of earth
info of earthinfo of earth
info of earthrifka11
 

Semelhante a Teori tektonik lempeng (20)

Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdfWandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
Wandia Mellani Trihapsari_427566_Tugas Essay Topik TI1 dan TI2.pdf
 
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptxBAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
BAHAN KULIAH 2 GL Kelas B.pptx
 
Teori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumiTeori pembentukan kerak bumi
Teori pembentukan kerak bumi
 
TEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPAN
TEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPANTEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPAN
TEORI-TEORI TEKTONISME DAN DAMOAKNYA BAGI KEHIDUPAN
 
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang KehidupanBab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
Bab 4 Bumi Sebagai Ruang Kehidupan
 
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
13988591 jagad-raya-tata-surya-dan-bumi
 
Dynamic Earth Crust
Dynamic Earth CrustDynamic Earth Crust
Dynamic Earth Crust
 
Ppt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosferPpt teori bumi dan atmosfer
Ppt teori bumi dan atmosfer
 
power-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.ppt
power-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.pptpower-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.ppt
power-point-geografi-sma-kelas pembentukan bumix.ppt
 
Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)Tata surya dan jagad raya (lgp)
Tata surya dan jagad raya (lgp)
 
Jagad raya, tata surya, dan bumi
Jagad raya, tata surya, dan bumiJagad raya, tata surya, dan bumi
Jagad raya, tata surya, dan bumi
 
Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi Teori pembentukan bumi
Teori pembentukan bumi
 
Sejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumiSejarah pembentukan bumi
Sejarah pembentukan bumi
 
Kuliah 3 seismologi
Kuliah 3 seismologiKuliah 3 seismologi
Kuliah 3 seismologi
 
399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptx
399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptx399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptx
399371826-BUMI-SEBAGAI-RUANG-KEHIDUPAN-pptx.pptx
 
Teori perkembangan Bumi & Susunan Bumi
Teori perkembangan Bumi & Susunan BumiTeori perkembangan Bumi & Susunan Bumi
Teori perkembangan Bumi & Susunan Bumi
 
PENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptx
PENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptxPENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptx
PENDIDIKAN AGAM-WPS Office.pptx
 
info of earth
info of earthinfo of earth
info of earth
 
lempeng-tektonik
lempeng-tektoniklempeng-tektonik
lempeng-tektonik
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 

Último

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Último (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

Teori tektonik lempeng

  • 1. TEORI LEMPENG TEKTONIK- Pendahuluan (1) Posted on November 19, 2009 Teori Lempeng Tektonik bisa menjelaskan bagaimana terjadinya gempa-gempa di dunia ini. Untuk itu saya akan mencoba memberikan tulisan dari USGS yang menerangkan teori Lempeng Tektonik. Tulisan dibuat berseri. Selamat membaca! Di awal tahun 1960-an, penemuan teori lempeng tektonik membuat revolusi pada ilmu bumi.Sejak saat itu, ilmuwan mulai memeriksa kebenaran dan dan terus membaharui teori ini. Saat ini pengertian bagaimana bumi dibentuk oleh proses lempeng tektonik semakin lebih baik. Sekarang diketahui, lempeng tektonik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi hampir semua proses geologi di masa lalu dan masa kini. Secara ekstrim, pengetahuan bagaimana permukaan bumi bergeser secara terus menerus telah mengubah cara pandang kita terhadap dunia. Manusia di satu sisi mendapat keuntungan, dan pada pihak lain kehidupannya dapat sangat bergantung pada gaya-gaya yang dihasilkan lempeng tektonik. Tanpa ada peringatan, sebuah gempa atau letusan gunung api (erupsi) dapat mengeluarkan energi yang besarnya jauh dari apapun yang dapat kita bayangkan. Meskipun kita tidak bisa mengontrol proses lempeng tektonik, saat ini kita memiliki pengetahuan untuk belajar tentang prosesnya. Semakin kita mengetahui lempeng tektonik, semakin kita dapat menghargai kekuatan dan keindahan dari bumi yang kita diami, seperti juga memahami kehancuran yang kadang terjadi akibat kekuatan dahsyat bumi. Tulisan ini merupakan pendahuluan singkat konsep lempeng tektonik dan merupakan tambahan visual dan informasi tertulis dalam This Dynamic Planet , sebuah peta yang diterbitkan USGS dan Smithsonian Institution.
  • 2. Oldoinyo Lengai, sebuah gunung api aktif di Rift Zone Afrika Timur, dimana Afrika ditarik saling menajauh oleh proses lempeng tektonik. (Photograph by Jorg Keller, Albert-Ludwigs-Universität Freiburg, Germany). Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Oldoinyo.gif TEORI LEMPENG TEKTONIK – Perspektif Sejarah (2) Posted on November 20, 2009 Dalam istilah geologi, lempeng adalah bongkahan batuan yang kaku dan padat. Kata tektonik berasal dari kata dasar Yunani, yang berarti ‖membangun‖. Dengan menyatukan kedua kata tersebut kita mendapatkan istilah lempeng tektonik , yang mengacu tentang bagaimana permukan bumi dibangun oleh lempeng-lempeng. Teori lempeng tektonik menyatakan bahwa lapisan terluar bumi terdiri dari lusinan bahkan lebih lempeng-lempeng besar dan kecil yang terpisah dan mengapung di atas material sangat panas yang bergerak. Sebelum kelahiran teori lempeng tektonik, beberapa orang sudah terlebih dahulu meyakini bahwa benua-benua yang ada saat ini adalah hasil dari pecahan dari sebuah ‖superbenua‖ di masa lalu. Diagram di bawah ini memperlihatkan proses terpecahnya superbenuaPangaea (dalam bahasa Yunani artinya: semua daratan). Diagram ini terkenal dalam teori Pergeseran Benua (Continental Drift Theory)— sebuah teori yang mendahului teori Lempeng Tektonik.
  • 3. Menurut teori Pergeseran Benua, superbenua Pangaea mulai terpecah sekitar 225-220 juta tahun yang lalu, dan pada akhirnya terpecah menjadi benua-benua yang kita kenal sekarang. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig2-5globes.gif Lempeng Tektonik merupakan ilmu yang relatif masih baru, diperkenalkan sekitar 50 tahun yang lalu.Akan tetapi telah merevolusi pengertian kita tentang dinamika bumi yang kita diami.Teori ini telah menyatukan pengetahuan tentang bumi dengan menyatukan semua cabang-cabang dari ilmu-ilmu bumi, dari paleontology (pelajaran tentang fossil) hingga seismologi (pelajaran tentang gempa). Teori tersebut juga telah memberikan penjelasan tentang apa yang diperdebatkan ilmuwan selama berabad- abad—seperti mengapa gempa dan letusan gunung api terjadi di lokasi tertentu di bumi,
  • 4. dan bagaimana dan mengapa rangkaian pegunungan besar seperti Alpen dan Himalaya terbentuk. Mengapa bumi sangat labil?Apa yang mengakibatkan bumi bergoyang dan membahayakan kehidupan, gunung api meletus dengan sangat eksplosif, dan rangkaian pegunungan besar bertambah tinggi hingga mempunyai ketinggian yang luar biasa? Ilmuwan, filsuf, dan teolog terjebak dengan pertanyaan ini selama ratusan tahun. Hingga tahun 1700-an kebanyakan orang Eropa secara biblikal mempercayai bahwa sebuah banjir besar memainkan peran besar dalam proses pembentukan permukaan bumi. Pemikiran seperti ini disebut sebagai katastropisme. Dan ilmu bumi (geologi) didasarkan atas kepercayaan bahwa semua perubahan di bumi terjadi secara tiba-tiba dan disebabkan oleh rangkaian katastrop tadi. Akan tetapi pada pertengahan abad ke-19 ―uniformitarianisme‖ menggantikan ―katastropisme‖. Uniformitarianisme adalah sebuah pemikiran baru yang berpusat pada prinsip uniformitarianisme yang diusulkan oleh geologis Skotlandia, James Hutton pada tahun 1785. Secara umum prinsipnya dapat dinyatakan sebagai berikut: “ keadaan saat ini adalah kunci menuju masa lalu”. Mereka yang mengikuti pandangan ini mempercayai bahwa proses-proses dan gaya-gaya geologis—yang terjadi secara perlahan atau tiba-tiba—yang dialami bumi saat ini adalah sama dengan yang dialami secara geologis di masa lalu.
  • 5. Lapisan bumi yang kita diami terdiri dari lusinan pelat kaku yang oleh geologist disebut lempeng tektonik. Lempeng ini bergeser dan bergerak relatif satu sama lainnya. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig1.jpg Kepercayaan bahwa di masa lalu, benua-benua tidak selalu tetap pada posisinya telah diprediksi jauh sebelum abad ke-20; pernyataan ini pertama sekali dikeluarkan oleh pembuat peta dari Belanda, Abraham Ortelius pada tahun 1596 dalam hasil karyanya”Thesaurus Geographicus”. Ortelius menyatakan bahwa ”benua Amerika terpisah dari Eropa dan Afrika…oleh gempa-gempa dan banjir” dan selanjutnya ” pecahan-pecahannya adalah bukti-buktinya, yang dapat dilihat jika kita memperhatikan secara seksama tepi-tepi dari tiga benua tersebut‖. Ide Ortelius ini mengemuka kembali di abad 19. Akan tetapi barulah tahun 1912 teori ini dianggap sebagai teori ilmu yang lengkap— disebut sebagai teori Continental Drift (Pergeseran Benua)—yang diiperkenalkan oleh meteorolog Jerman berusia 32 tahun, Lothar Wagener dalam dua buah artikelnya. Dia menyatakan bahwa sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Pangaea mulai pecah. Menurut pendukung teori Wagener, Prof Alexander Du Toit dari Universitas Witwatersrand, Pangaea pecah menjadi dua bagian benua besar, yaitu Laurasia di utara hemisfer dan Gondwanaland di selatan hemisfer. Laurasia dan Gondwanaland kemudian terpecah-pecah menjadi benua-benua yang ada saat ini. Gambar atas: Pada tahun 1858, ahli geografi Antonio Snider-Pellegrini membuat peta yang menunjukkan bagaimana dua benua Amerika dan Afrika dulunya bersatu dan kemudian terpisah. Kiri: Benua yang dulunya bersatu sebelum terpisah. Kanan: Benua-benua setelah terpisah. (Sumber: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/avant.gif.)
  • 6. Teori Wagener didasarkan sebagian atas kenyataan yang kasat mata bahwa bentuk Amerika Selatan sangat pas jika disatukan dengan benua Afrika, yang saat ini dipisahkan oleh samudera Atlantik. Wagener juga tertarik pada keberadaan yang tidak biasa dari struktur geologi dan juga jenis fossil yang hampir sama yang ditemukan di tepi-tepi pantai dari Amerika Selatan dan Afrika. Menurutnya sangat sulit untuk membayangkan oganisme hidup atau binatang berenang menyeberangi samudera yang luas tersebut. Menurutnya spesies fossil yang identik di kedua tepi pantai dari kedua benua adalah bukti bahwa pada suatu waktu kedua benua pernah bersatu. Menurut Wagener, pergeseran benua-benua setelah pecahnya Pangaea, tidak hanya menerangkan keberadaan fossil yang sama, tetapi juga bukti dari adanya perubahan iklim di beberapa benua. Sebagai contoh, penemuan dari fossil dari tanaman tropis yang terkandung dalam deposit batu bara di Antartika membawa pada kesimpulan bahwa benua yang tertutup es ini pernah sangat dekat dengan ekuator, daerah yang lebih hangat dimana tanaman hijau membutuhkan kelembaban untuk dapat tumbuh. Teori Continental Drift (Pergeseran Benua) seharusnya menjadi cahaya yang memicu cara pandang tentang bumi kita. Akan tetapi pada masa Wagener, masyarakat ilmuwan sangat teguh pada pendirian bahwa bentuk benua-benua dan samudera yang membentuk permukaan bumi adalah bentuk yang tetap.Tidaklah mengejutkan, bahwa teorinya tidak diterima dengan baik, walau bukti-bukti ilmu pengetahuan yang ada saat itu cocok dengan teorinya. Kelemahan yang sangat fatal dari teori ini adalah tidak dapat menerangkan secara mendasar gaya-gaya apa yang bisa menggerakkan benua-benua tersebut saling menjauhi. Gaya seperti apa yang kiranya sangat kuat untuk menggerakkan massa batuan padat yang sangat besar melalui jarak yang sangat jauh tersebut. Wagener menerangkan dengan sangat sederhana bahwa benua-benua bergerak di atas lantai/dasar samudera. Harold Jeffreys, seorang ahli geofisika terkenal dari Inggris mengatakan adalah tidak mungkin sebuah massa yang sangat besar tidak terpecah ketika bergerak di lantai samudera.
  • 7. Sebaram Fossil di benua-benua. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig4.gif Tidak terpengaruh dengan penolakan tersebut, Wagener membaktikan sisa hidupnya untuk membuktikan teorinya. Beliau meninggal kedinginan pada sebuah misi ke Greenland pada tahun 1930, akan tetapi kontroversi yang dia mulai terus memanas. Setelah kematiannya, bukti-bukti baru dari ekplorasi dasar samudera/lautan dan studi lainnya memicu ketertarikan ulang atas teorinya. Hal ini secara luar biasa mengarahkan dimulainya pengembangan teori Plate Tectonic (Lempeng Tektonik). Penemuan teori Lempeng Tektonik adalah sama penting seperti penemuan struktur atom dalam fisika dan kimia, dan juga seperti penemuan teori evolusi dalam ilmu biologi. Walaupun teori Lempeng Tektonik telah diterima oleh sebagian besar komunitas ilmuwan, akan tetapi aspek-aspek teorinya masih terus diperdebatkan. Ironisnya, jawaban atas pertanyaan yang sama yang ditujukan terhadap teori Wagener yakni gaya apa yang menggerakkan lempeng belum terjawab. Ilmuwan juga berdebat apakah lempeng tektonik juga terjadi pada awal sejarah bumi dan apakah juga proses seperti ini terjadi di planet lainnya di tata surya.
  • 8. TEORI LEMPENG TEKTONIK- Pengembangan Teori(3) Posted on November 21, 2009 Perdebatan panas tentang Pergeseran Benua (Continental Drift) terus berlangsung setelah meninggalnya Wagener dan secara berangsur teori ini hampir dilupakan karena dianggap tidak biasa, absurd, dan tidak mungkin terjadi. Akan tetapi, di awal tahun 1950-an banyaknya bukti baru yang timbul membangkitkan kembali debat tentang teori yang provokatif dari Wagener dan implikasi-implikasinya. Secara umum, terdapat perkembangan pengetahuan yang mendukung formulasi dari Teori Lempeng Tektonik: 1. Fakta kekasaran dasar samudera dan umur muda dari dari dasar samudera tersebut. 2. konfirmasi adanya pengulangan pembalikan medan magnetik geologis di masa lalu. 3. Munculnya Hipotesa pergerakan-dasar samudera dan kaitannya dengan daur ulang kulit/kerak samudera. 4. dokumentasi yang akurat yang memperlihatkan lokasi kejadian gempa-gempa dan kejadian vulkanik di dunia terkonsentrasi di sepanjang palung samudera dan rangkaian pegunungan bawah laut. Pemetaan Dasar Samudera. Sekitar dua pertiga dari permukaan bumi berada di bawah samudera. Sebelum abad 19 dalamnya laut banyak diperdebatkan, bahkan dipercayai dasar samudera relatif datar dan sama sekali tidak punya fitur yang lain. Akan tetapi pada awal abad 16 beberapa navigator pemberani –dengan menggunakan peralatan tangan-, telah menemukan bahwa kedalaman samudera terbuka ternyata berbeda sangat signifikan, yang menunjukkan bahwa dasar samudera tidaklah datar seperti yang dianggap selama ini. Eksplorasi samudera selanjutnya meningkatkan pengetahuan kita terhadap dasar samudera.Kita jadi mengetahui bahwa semua peristiwa geologi di daratan terkait secara langsung atau tidak langsung dengan dinamika yang terjadi di dasar samudera. Pengukuran samudera secara ‗modern‘ sangat meningkat di abad 19, dimana pengukuran laut dalam (bathymetric survey) rutin dilakukan di samudera Atlantik dan Karibia.Pada tahun 1855, pelaut militer Amerika, Letnan Matthew Maury memperlihatkan dalam diagram yang diterbitkannnya adanya pegunungan bawah laut
  • 9. di tengah Atlantik. Hal ini kemudian dibenarkan oleh kapal survey yang meletakkan kabel telegraf di samudera Atlantik. Penajaman gambaran dasar samudera yang lebih cepat terjadi setelah Perang Dunia I (1914-1918), dimana peralatan pantulan-suara – sistem sonar primitif—mulai dipakai untuk pengukuran dalamnya samudera. Grafik yang dihasilkan dari pengukuran memperlihatkan bahwa dasar samudera jauh lebih kasar dari yang sebelumnya dipikirkan. Alat tersebut juga secara jelas memperlihatkan kesinambungan dan kekasaran dari rangkaian pegunungan bawah laut di Atlantik tengah (yang kemudian disebut sebagai Mid-Atlantic Ridge atau Bubungan Mid-Atlantik), seperti juga direkomendasikan pada awal survey bathymetrik. Global Mid Ocen Ridge (Bubungan Global Tengah Samudera). Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig5.gif Pada tahun 1947, para seismolog dari kapal penelitian Amerika, Atlantis, menemukan bahwa tebal dari sedimen pada dasar samudera Atlantik tidak setebal yang diperkirakan sebelumnya. Sebelumnya ilmuwan meyakini bahwa umur dari samudera sudah 4 milyar tahun, jadi tumpukan sedimen seharusnya sudah sangat tebal.Lalu, kenapa terdapat sangat sedikit akumulasi dari batuan sedimen dan bongkahannya di dasar samudera? Jawaban atas pertanyaan ini terjawab setelah eksplorasi lebih jauh, dan akan membuktikan pengembangan vital dari konsep Lempeng Tektonik.
  • 10. Peta Topografi komputer dari Bubungan Tengah Samudera. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/topomap.gif Pada 1950 an, eksplorasi samudera semakin banyak. Data-data yang dikumpulkan dari penelitian berbagai negara menyimpulkan bahwa rangkaian pegunungan besar di dasar samudera secara virtual mengelilingi bumi.Disebut sebagai Bubungan Tengah- Samudera (Global Mid-Ocean Ridge), rangkaian pegunungan yang luar biasa ini— panjangnya lebih dari 50.000 km, dan memiliki 800 km ukuran melintang—berbaris meliku di antara benua-benua, seperti jahitan pada bola bisbol dan menjulang tinggi hingga 4.500 m dari dasar samudera. Walau tersembunyi di bawah permukaan samudera, bubungan tengah-samudera global adalah fitur topografi yang paling terkenal di bumi kita ini. Lajur Magnetik dan Polaritas Berlawanan Berawal di tahun 1950 an, ilmuwan yang memakai peralatan magnetis (magnetometer) yang diadopsi dari peralatan pesawat tempur untuk deteksi kapal selam pada Perang Dunia II, menemukan keganjilan variasi magnetik disepanjang dasar samudera. Penemuan ini, -tidak diharapkan sebelumnya-, tidaklah sepenuhnya mengejutkan karena sudah diketahui bahwa basalt—batuan vulkanik yang mengandung banyak besi
  • 11. yang merupakan unsur pembentuk dasar samudera—mengandung mineral magnetik yang sangat kuat (magnetit) yang dapat membelokkan pembacaan kompas. Model teoretis dari formasi jalur magnetik. Lapisan luar terbaru dari dasar samudera terbentuk terus menerus di puncak dari Bubungan tengah-samudera, mendingin, dan menua seiring menjauhnya dari puncak ridge akibat pergerakan dasar samudera (lihat teks) a. pergerakan sekitar 5 juta tahun yang lalu; b. pergerakan sekitar 2-3 juta tahun lalu; dan c. pergerakan saat ini. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig7.gif Di awal abad 20, paleomagnetis (ilmuwan yang mendalami medan magnetik purba) — seperti Bernard Brunhes di Perancis (1906) dan Motonari Mutuyama di Jepang (1920)—memperkenalkan bahwa sifat magnetik batuan pada dasarnya terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama, adalah kelompok kutub normal, yang mempunya karasteristik kandungan mineral yang memiliki kutub yang sama dengan kutub magnet bumi saat ini. Jadi ―jarum kompas‖ dari sisi utara dari batuan menunjuk ke arah utara magnet bumi. Kelompok kedua adalah yang memiliki kutub berlawanan, yang ditunjukkan dari arah kutub mineral yang berlawanan dengan medan magnetik bumi saat ini. Dalam hal ini, ―jarum kompas‖ mineral dari batuan menunjuk selatan kutub bumi. Bagaimana hal ini terjadi?Jawabannya ada pada magnetit pada batuan vulkanik.Serbuk magnetik – berperilaku sebagai magnet kecil—bisa mensejajarkan diri dengan arah dari magnet bumi. Ketika magma (batuan cair panas yang mengandung mineral dan gas) mendingin membentuk batuan vulkanik padat , garis magnetik dari serbuk ‖terkunci‖, merekam arah magnet bumi atau polaritas (normal atau terbalik) pada saat pendinginan.
  • 12. Pelajuran Magnetik di barat laut Pasifik.Gambar memperlihatkan peta dasar laut jika air bisa dihilangkan. Garis putus-putus hitam adalah patahan transform. http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/Fig6.gif Pemetaan dasar samudera yang semakin banyak dan lebih banyak lagi selama tahun 1950 an, menunjukkan variasi magnetik tidaklah acak atau terisolasi, akan tetapi memiliki pola yang jelas. Ketika pola magnetik ini dipetakan dalam area yang lebar, pola zebra-crossterlihat pada dasar samudera. Lajur polaritas magnetis bergantian dari batuan terdapat pada dua sisi dari bubungan tengah-lautan: satu lajur dengan polaritas
  • 13. normal dan lajur yang bersebelahan memiliki polaritas berlawanan. Pola keseluruhan, yang ditunjukkan dengan adanya polaritas normal dan terbalik secara bergantian, dikenal sebagai pelajuran magnetik. Pergerakan Dasar Samudera dan Daur Ulang Kulit/kerak Samudera Penemuan sebaran magnetik pada akhirnya menimbulkan pertanyaan: Bagaimana lajur magnetik terbentuk? Dan mengapa lajur tersebut simetris terhadap puncak dari bubungan tengah-samudera? Pertanyaan ini tidak akan terjawab tanpa mengetahui arti penting ridges ini. Pada tahun 1961, para ilmuwan mulai berteori bahwa bubungan tengah- samudera secara struktur ditandai zona yang paling lemah yang memanjang sepanjang puncak bubungan dimana dasar samudera terbelah dalam dua bagian.Kulit terbaru dasar samudera terbentuk dari magma baru yang keluar dari dalam bumi yang naik dengan mudah disepanjang puncak bubungan.Proses yang disebut pergerakan dasar samudera, sudah terjadi sekitar jutaan tahun dan telah membentuk bubungan tengah- samudera sepanjang 50.000 km. Hipotesa ini didukung oleh beberapa bukti: (1) batuan di dekat puncak bubungan berumur lebih muda, dan semakin jauh dari puncak bubungan, batuan berumur semakin tua. (2) batuan yang umurnya paling muda pada puncak bubungan tengah- samudera mempunyai polaritas yang sama dengan polaritas saat ini dari bumi dan (3) lajur-lajur magnetik sejajar dengan puncak bubungan berganti-ganti dengan pola: normal-berlawanan-normal , dst. Dengan penjelasan pola zebracross lajur magnetik dan pembentukan sistem bubungan tengah-samudera, hipotesa pergerakan dasar samudera secara cepat memicu perkembangan teori lempeng. Lebih jauh, kulit atau lapisan luar dasar samudera menjadi semacam pita rekaman sejarah dari terbaliknya medan magnet bumi. Bukti tambahan dari pergerakan dasar samudera datang dari sumber yang tidak diharapkan: eksplorasi minyak. Setelah perang dunia kedua persediaan minyak bumi di dataran benua berkurang cepat dan pencarian cadangan berpindah ke eksplorasi samudera.Untuk melakukannya perusahaan minyak bumi memakai kapal yang diperlengkapi denga alat bor yang mempunyai kapasitas memasukkan pipa bor hingga kilometeran dalamnya.
  • 14. Ide ini mendasari dibuatnya kapal penelitian bernama Glomar Challenger, yang didesain secara khusus untuk penelitian geologi, termasuk juga mengumpulkan contoh material dari dasar samudera yang dalam.Pada tahun 1968, kapal tersebut melakukan penelitian satu tahun, melintasi bubungan tengah-samudera di antara Amerika Selatan dan Afrika dan mengambil contoh material di tempat yang ditentukan.Bukti hipotesa pergerakan dasar samudera diberikan secara jelas ketika umur contoh ditaksir dengan studi paleontologik dan studi umur isotop yang dikandung contoh material. Glomar Challenger and JOIDES Resolution [130 k] Konsekuensi nyata dari pergerakan dasar samudera adalah bahwa kulit baru dari dasar samudera sedang, dan akan secara terus menerus terbentuk sepanjang bubungan samudera. Hal ini membuat kegirangan beberapa ilmuwan yang meyakini bahwa pergeseran benua merupakan akibat dari bumi yang semakin membesar sejak awal pembentukan bumi. Akan tetapi hipotesa yang dikenal dengan ―Expanded Earth‖ (Pembengkakan Bumi) tidak memberikan bukti geologis mekanisme apa yang bisa menghasilkan pengembangangan yang luar biasa. Kebanyakan geolog percaya, sejak lahir sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu, ukuran bumi berubah sangat sedikit. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru: bagaimana kulit baru bumi bisa terbentuk secara terus menerus sepanjang bubungan samudera tanpa menambah ukuran bumi? Harry H. Hess, seorang geologis dari Princeton University dan Robert S Dietz dari Survey Pantai dan Geodesi Amerika tertarik dengan pertanyaan tersebut. Mereka berdua adalah sedikit orang yang betul-betul mengerti implikasi pergerakan dasar samudera. Jika kulit samudera bertambah di sepanjang bubungan samudera, Hess berkata, pada suatu tempat pasti terjadi penyusutan. Beliau menyatakan bahwa
  • 15. kulit/dasar samudera terus-menerus terus bergerak menjauhi bubungan seperti gerakan sabuk konveyor. Jutaan tahun kemudian, kulit samudera/dasar samudera pada akhirnya akan menyusup ke bawah palung samudera – yaitu ngarai tipis yang sangat dalam sepanjang batas dataran Samudera Pasifik. Menurut Hess, Samudera Atlantik terus bertambah, di pihak lainnya Samudera Pasifik menyusut. Ketika kulit/dasar samudera yang lebih tua ditelan di palung samudera, kulit/dasar samudera yang baru terbentuk di sepanjang bubungan. Jadi, dasar Samudera sebenarnya di daur ulang, yaitu pembentukan kulit baru bersamaan terjadinya dengan penghancuran kulit yang lebih tua. Hal ini menerangkan: (1) ukuran bumi tidak bertambah, (2) mengapa timbunan sedimen sangat sedikit ditemukan di dasar samudera, dan (3) mengapa umur batuan samudera lebih muda dibandingkan dengan umur batuan benua/daratan. Konsentrasi Gempa-gempa Peningkatan kualitas instrumen gempa dan semakin mendunianya pemakaian seismograf selama abad ke-20 membantu ilmuwan untuk menyimpulkan bahwa gempa- gempa cenderung terkonsentrasi di lokasi tertentu, dan lokasi itu adalah di sepanjang palung samudera dan di sebaran bubungan. Pada akhir 1920 an para seismolog mulai mengidentifikasi beberapa zona gempa sejajar dengan palung yang bersudut inklinasi 40-60 derajad dari sumbu horisontal dan menujam hingga beberapa ratus kilometer ke dalam bumi. Zona ini lazim disebut dengan Zona Wadati-Benioff, atau Zona Benioff, untuk menghormati Kiyoo Wadati dan Hugo Benioff , dua orang seimolog yang pertama sekali menemukannya.
  • 16. Sebaran zona-zona gempa. Source: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/graphics/earthquake_concen.gif Akan tetapi apa arti hubungan gempa-gempa dengan palung samudera dan bubungan? Pengenalan hubungan tersebut menolong kita untuk memastikan kebenaran hipotesa pergerakan dasar samudera dengan menunjukkan zona yang diprediksi Hess: kulit/dasar baru samudera terbentuk di bubungan dan zona dimana litosfer samudera menyusup kembali ke mantel bumi di bawah palung. TEORI LEMPENG TEKTONIK- Memahami Pergerakan Lempeng (4) Posted on November 23, 2009
  • 17. Bagaimana lempeng bergerak dan dan hubungannya dengan aktivitas gempa semakin dipahami oleh para ilmuwan. Hampir semua pergerakan tersebut terjadi di sepanjang zona tipis di antara pertemuan lempeng-lempeng dimana hasil dari gaya-gaya tektonik kelihatan dengan jelas. Ada empat tipe pertemuan lempeng:  Pertemuan divergen: pertemuan dimana kulit/kerak bumi yang baru terbentuk ketika lempeng yang berdekatan saling menjauhi.  Pertemuan konvergen: pertemuan dimana lapisan kulit bumi hancur ketika sebuah lempeng menujam ke bawah lempeng lainnya.  Pertemuan transformasi: pertemuan dimana tidak ada kulit bumi yang terbentuk atau dihancurkan, karena lempeng-lempeng bergesekan satu sama lain secara horisontal.  Zona-zona perbatasan antar lempeng: sabuk lebar dimana pertemuan-pertemuan tidak secara jelas didefenisikan dan interaksi antar lempeng tidak jelas. Illustrasi tipe utama dari pertemuan [55 k] Pertemuan Divergen Pertemuan divergen terjadi di sepanjang pusat pergerakan dimana kulit baru yang tercipta dari magma mantel bumi yang naik ke atas terbentuk di saat lempeng-lempeng bergerak saling menjauhi.Bayangkan dua sabuk konveyor raksasa yang saling berhadapan dan kemudian bergerak ke arah yang berlawanan sambil membawa kulit baru lautan yang baru terbentuk menjauhi puncak bubungan. Ilustrasi yang lebih jelas bisa dilihat pada animasi ini. Pertemuan divergen yang paling terkenal adalah bubungan Atlantik-tengah (Mid- Atlantic Ridge). Rangkaian pegunungan bawah air ini, yang dimulai dari Samudera Arktik menerus ke ujung selatan Afrika, bukan satu-satunya sistem bubungan tengah- samudera yang mengitari bumi. Rasio penyebaran sepajang bubungan Atlantik-tengah adalah sekitar 2,5 cm/tahun, atau 25 kilo meter dalam satu juta tahun. Rasio ini mungkin kecil bagi manusia, akan tetapi karena prosesnya sudah berlangsung jutaan tahun, pergerakan yang dihasilkannya sudah mencapai ribuan kilometer. Penyebaran dasar lautan yang telah terjadi sekitar 100-200 juta tahun telah mengakibatkan terbentuknya samudera Atlantik yang kita kenal saat ini yang asalnya adalah sebuah jalur masuk air yang mungil di antara benua Eropa, Afrika dan Amerika.
  • 18. Bubungan tengah-Atlantik [26 k] Negara vulkanik Islandia, yang berada tepat di belahan bubungan Atlantik-tengah, adalah sebuah laboratorium darat alami bagi para ilmuwan untuk mempelajari proses dan kejadian-kejadian yang juga terjadi di bawah laut di sepanjang sebaran bubungan. Islandia terbelah di sepanjang pusat pergerakan antara lempeng Amerika Utara dan lempeng Eurasia, dimana Amerika Utara bergerak relatif ke arah barat dan Eurasia ke arah timur. Peta yang menunjukkan terbelahnya Islandia di sepanjang Bubungan Atlantik Tengah yang memisahkan lempeng Amerika Utara dengan Lempeng Eurasia.Peta juga menunjukkan ibukota Islandia, Reykjavik, area Thingvellir, dan lokasi-lokasi vulkanik aktif (segitiga merah), termasuk Krafla. Konsekuensi pergerakan lempeng akan terlihat jelas di sekitar daerah vulkanik Krafla, sebuah daerah di timur-laut Islandia. Disini retakan yang ada semakin membesar dan
  • 19. retakan baru timbul dalam beberapa bulan.Dari tahun 1975 hingga 1984 tidak terbilang kejadian permukaan retak sepanjang zona retakan Krafla.Beberapa retak permukaan ini didampingi oleh aktivitas vulkanik; permukaan tanah bisa naik hingga 1-2 m sebelum akhirnya runtuh kembali, menyiratkan erupsi yang bakal terjadi.Antara tahun 1975 hingga 1984 pergeseran yang terjadi akibat retakan tersebut sekitar 7m. Semburan Lava , Volkano Krafla [35 k] Zona Retakan Thingvellir , Islandia [80 k] Di timur Afrika, proses penyebaran telah memisahkan Arab Saudi menjauhi Benua Afrika, dan menciptakan Laut Merah. Pemisahaan pada pertemuan lempeng Afrika dan Lempeng Arabia disebut Simpang Tiga (Triple Junction) oleh para geolog, dimana Laut Merah bertemu dengan Teluk Aden. Pusat Penyebaran yang baru mungkin saja terbentuk di bawah Afrika di sepanjang Zona Retak Timur Afrika. Jika kulit benua tertarik melebihi kapasitasnya, retak akibat tarik akan muncul di permukaan bumi. Magma akan naik melalui retakan yang melebar, kadang meletus dan membentuk vulkanik. Naiknya magma, apakah meletus atau tidak, akan menaikkan tegangan di kulit bumi dan akan mengakibatkan tambahan retakan dan pada akhirnya menciptakan zona retakan di permukaan. Volkano aktif bersejarah, Afrika Timur [38 k] Afrika Timur mungkin saja menjadi Samudera besar berikutnya yang ada di bumi. Interaksi lempeng di daerah tersebut akan memberikan kesempatan kepada ilmuwan untuk mempelajari bagaimana Samudera Atlantik terjadi sekita 200 juta tahun yang lalu. Jika penyebaran terus berlanjut, para geolog percaya, tiga lempeng yang bertemu akan terpisah sempurna. Air dari Samudera Hindia akan membanjiri daerah penyebaran tersebut dan akhirnya akan terbentuk sebuah pulau besar di ujung paling timur dari Afrika.
  • 20. Puncah kawah of ‗Erta ‗Ale [55 k] Oldoinyo Lengai, Zona retak Afrika Timur [38 k] Pertemuan Konvergen Ukuran dari bumi tidak berubah signifikan selama 600 juta tahun terakhir, dan sepertinya tidak berubah sejak terbentuknya sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Tidak adanya perubahan ukuran ini menyiratkan adanya penghancuran kulit bumi dengan rasio yang sama dengan terbentuknya kulit baru. Penghancuran (daur ulang) dari kulit bumi ini terjadi di pertemuan lempeng dimana lempeng bergerak mendekati satu sama lain, dan kadang-kadang sebuah pelat tenggelam atau menujam di bawah lempeng lainnya. Lokasi dimana penujaman terjadi disebut zona subduksi. Tipe konvergensi—disebut juga tabrakan lambat—tergantung dari jenis litosfer yang terlibat.Konvergensi dapat terjadi antar lempeng samudera dengan lempeng benua yang sangat besar. Konvergensi Samudera-benua Seandainya secara magis kita bisa mengeringkan Samudera Pasifik, kita akan melihat penampakan yang luar biasa—sejumlah palung tipis yang panjang, membujur ribuan kilometer dengan kedalaman 8 hingga 10 km menujam masuk ke dalam dasar samudera. Palung-palung adalah bagian terdalam dari dasar samudera dan tercipta akibat subduksi (penujaman). Lempeng Nazca didorong dan menujam ke bagian bawah lempeng benua dari lempeng Amerika Selatan.Pada gilirannya, daerah tubrukan pada sisi lempeng Amerika Selatan naik, menciptakan peguungan Andes, tulang punggung benua tersebut.Gempa kuat dan merusak dan naiknya ketinggian pegunungan secara cepat sangat sering terjadi disini.Walaupun lempeng Nazca secara keseluruhan menujam dengan sangat lambat ke
  • 21. palung, bagian paling dalam dari lempeng yang menujam bisa terpecah ke bagian yang lebih kecil dan diam terkunci untuk periode yang lama. Apabila bagian yang terkunci tersebut kemudian terlepas akibat gerakan lempeng, akan mengakibatkan gempa yang sangat besar. Gempa-gempa tersebut sering diiringi dengan kenaikan dataran sebesar beberapa meter. Convergensi lempeng Nazca dan Lempeng Amerika Selatan [65 k] Pada Juli 1994, gempa dengan kekuatan 8.3 SR terjadi sekitar 320 km di arah timur laut La Paz, Bolivia.Kedalaman gempa 636 km. Gempa yang terjadi di zona subduksi lempeng Amerika Selatan dan Nazca, adalah gempa paling dalam yang pernah direkam di Amerika Selatan.Akan tetapi meski gempa ini dapat dirasakan di Toronto, Canada, kerusakan yang ditimbulkan sangat kecil diakibatkan oleh kedalamannya. Cincin Api [76 k] Konvergensi Samudera-Benua juga memelihara vulkanik aktif bumi, seperti terlihat di Pegunungan Andes.Aktivitas erupsi berkaitan nyata dengan subduksi. Konvergensi Samudera-Samudera Sama dengan kovergensi samudera-benua, ketika dua lempeng samudera bertemu, salah satu pada umumnya akan menujak ke bagian lainnya dan akibatnya palung terbentuk. Contohnya adalah Palung Mariana (yang sejajar dengan kepulauan Mariana), yang terbentuk akibat konvergensi gerakan cepat lempeng Pasifik dengan gerakan lambat lempeng Filipina.The Challenger Deep di selatan palung Mariana terbenam ke dalam interior bumi (hampir 11.000 m).Bandingkan dengan Gunung Everest, gunung tertinggi di bumi, yang tingginya dari permukaan laut sekitar 8.854 m.
  • 22. Proses subduksi pada kovergensi lempeng samudera-samudera juga menghasilkan formasi vulkanik. Selama jutaan tahun, erupsi lava dan bongkahan vulkanik terjebak di dasar samudera hingga vulkanik bawah laut naik di atas permukaan laut untuk membentuk kepulauan vulkanik.Volkano tersebut biasanya membentuk rantaian yang disebut busur kepulauan (island arc). Seperti namanya, busur kepulauan volkano, yang hampir sejajar dengan palung, biasa akan berbentuk kurva. Palung adalah kunci untuk mengetahui terbentuknya busur kepulauan seperti kepulauan Mariana dan Aleutian dan mengapa kepulauan tersebut banyak mengalami gempa yang kuat. Magma yang membentuk busur kepulauan diproduksi oleh bagian lempeng menujam yang leleh dan/atau bagian atas listosfer samudera. Lempeng yang menujam merupakan sumber tegangan ketika dua lempeng saling berinteraksi, dan pada akhirnya menimbulkan gempa sedang dan kuat. Konvergensi Benua-benua. Rangakaian pegunungan Himalaya secara dramatis dan spektakuler memperlihatkan konsekuensi dari lempeng tektonik. Ketika dua lempeng benua bertemu, tidak akan ada yang menujam disebabkan batuan benua yang relatif ringan, dan seperti tabrakan dua gunung es, gerakan ke bawah akan tertahan. Biasanya, kulit bumi cenderung menggelembung dan didorong ke atas atau ke samping. Tabrakan India dengan Asia sekitar 50 juta tahun yang lalu menyebabkan lempeng Eurasia melipat di atas lempeng India.Setelah tabrakan, konvergensi dari dua lempeng tersebut terus menekan lipatan hingga terbetuknya Pegunungan Himalaya dan Dataran tinggi Tibet yang kita kenal saat ini.Kebanyakan pertumbuhannya terjadi selama 10 juta tahun belakangan. Himalaya, berpuncak hingga ketinggian 8.854 m dari permukaan laut adalah pegunungan tertinggi di bumi, dan dataran Tibet dengan rata-rata tinggi 4.600 m, lebih tinggi dibandingkan semua puncak di pegunungan Alpen (kecuali Puncak Mont Blanc dan Monte Rosa).
  • 23. Atas: Tabrakan antara lempeng India dan Eurasia mendorong Himalaya dan dataran Tibet. Bawah: Potongan yang dibuat kartunis yang menunjukkan pertemuan kedua lempeng sebelum dan sesudah tabrakan. Titik referens (busur sangkar kecil) menunjukkan jumlah kenaikan titik imaginer di kulit bumi pada saat proses pembentukan pegunungan.
  • 24. | Himalaya: Tabrakan dua benua | Pertemuan Transformasi. Zona pertemuan dua pelat yang bergesekan secara horisontal satu sama lain disebut pertemuan patahan-transformasi, atau secara sederhana disebut pertemuan transformasi. Konsep patahan-transformasi diusulkan oleh geofisikawan Kanada, J. Tuzo Wilson, yang menyatakan bahwa patahan besar atau zona retak menghubungkan dua pusat pergerakan (pertemuan lempeng divergen) atau, sangat jarang, pertemuan palung-palung (pertemuan lempeng konvergen).Kebanyakan patahan-transformasi terjadi di dasar samudera.Biasanya terjadi untuk menyeimbangkan pergerakan bubungan yang aktif, menghasilkan lempeng zig-zag, dan umumnya sering mengalami gempa-gempa dangkal.Akan tetapi sebagian kecil berada di daratan, seperti Patahan San Andreas di Amerika. Patahan transformasi ini menghubungkan lempeng naik Pasifik Timur , pertemuan divergen ke arah selatan, dengan lempeng Gorda Selatan – Juan de Fuca—Explorer Ridge, sebuah pertemuan divergen yang lain.
  • 25. Zona retakan Blanco, Mendocin, Murray, dan Molokai adalah beberapa dari banyak zona retak (patahan transformasi) yang menggurat dasar samudera dan menggeser bubungan. San Andreas adalah patahan transform yang terlihat di dataran. Zona patahan San Andreas, dengan panjang sekitar 1300 km dengan lebar puluhan km, memotong dua pertiga dari panjang California. Di sepanjang patahan, sudah berlangsung 10 juta tahun, lempeng Pasifik bergeser horisontal melewati lempeng Amerika Utara, dengan rasio 5cm/tahun. Daratan di sisi barat patahan (sisi lempeng Pasifik) bergerak ke arah barat laut daratan di sisi timur dari patahan (lempeng Amerika Utara). Patahan San Andreas [52 k] Zona pertemuan lempeng Tidak semua pertemuan atau batas-batas antar-lempeng sesederhana seperti yang dilukiskan di atas.Di beberapa tempat, pertemuan antar lempeng tidak bisa secara jelas ditentukan dikarenakan deformasi gerakan yang terjadi menerus di sabuk yang sangat lebar (disebut juga zona pertemuan-lempeng). Salah satu zona tersebut adalah daerah di antara lempeng Eurasia dan lempeng Afrika yang didalamnya terdapat bagian-bagian kecil dari lempeng (micro plates). Karena zona perbatasan lempeng terdiri atas dua lempeng besar dan bisa saja terdapat di antaranya satu atau dua lempeng kecil, zona ini biasanya memiliki struktur geologi dan pola gempa yang kompleks. Rasio gerakan Berdasarkan rekaman magnetik dasar lautan, ilmuwan mengetahui perkiraan dari setiap pembalikan magnetik, sehingga pada akhirnya dapat menghitung pergerakan yang terjadi selama jangka waktu tertentu. Ridge Arktik memiliki rasio pergerakan yang sangat rendah ( kurang dai 2,5 cm/tahun) dan Lempeng Pasifik Selatan di sisi barat Chili, memiliki rasio pergerakan yang sangat cepat (lebih dari 15 cm/tahun) Sumber: http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/understanding.html#anchor6715825
  • 26. TEORI LEMPENG TEKTONIK – Pertanyaan yang Belum Terjawab (5-habis) Posted on November 26, 2009 Lempeng tektonik tidaklah bergerak secara acak di permukaan bumi; lempeng-lempeng tersebut pastilah digerakkan oleh gaya-gaya yang belum diketahui.Walaupun para ilmuwan belum bisa menggambarkan dan mengerti gaya-gaya tersebut secara pasti, umumnya mereka percaya gaya-gaya relatif dangkal yang menggerakkan pelat litosfer adalah merupakan pasangan dari gaya-gaya yang berasal dari kedalaman bumi. Apa yang Menggerakkan Lempeng? Dari bukti-bukti geofisika, gempa, dan percobaan laboratorium, para ilmuwan secara umum setuju dengan teori Harry Hess yang menyatakan bahwa gaya yang menggerakkan lempeng adalah gerakan lambat mantel yang panas dan lunak yang berada tepat di bawah lempeng-lempeng. Ide ini pertama sekali ditemukan oleh geologis Inggris, Arthur Holmes pada tahun 1930, dan kemudian mengilhami Harry Hess untuk berpikir tentang pergerakan dasar samudera. Holmes berspekulasi bahwa gerakan melingkar dari mantel yang mendukung benua- benua mirip demgan sabuk konveyor.Akan tetapi, pada masa Wagener mengusulkan teori Pergeseran Benua (Continental drift), kebanyakan ilmuwan masih percaya bahwa bumi terdiri dari material padat dan tidak bergerak. Sekarang, pengetahuan kita lebih baik.Pada tahun 1968, J. Tuzo Wilson mengatakan dengan sangat jelas, ―Bumi, – alih-alih kelihatan seperti patung yang diam-, adalah benda yang hidup dan mobil‖.Permukaan dan interior terus bergerak.Di bawah lempeng litosfer, pada kedalaman tertentu mantel bumi meleleh dan dapat mengalir, meskipun lambat, sebagai reaksi terhadap gaya-gaya tunak yang diderita untuk jangka waktu yang lama. Layaknya materi padat lain seperti baja, jika terekspos terhadap panas dan tekanan, dan bisa menjadi melunak dan berubah bentuk, demikian juga yang terjadi dengan dengan batuan padat dalam mantel bumi ketika mengalami panas dan tekanan di dalam interior bumi dalam jangka jutaan tahun.
  • 27. Atas: Gambar konseptual asumsi sel konveksi di dalam mantel. Di kedalam 700 km mantel bumi, lempeng yang tertekan ke dalam mantel akan melunak dan meleleh, dan kehilangan bentuknya. Bawah: Sketsa yang menunjukkan sel konveksi dapat dilihat waktu mendidihkan air atau sup. Analogi ini tentu saja tidak memperhitungkan perbedaan yang sangat jauh dalam ukuran dan rasio aliran dari sel-sel tersebut. Batuan di bawah lempeng yang kaku dipercaya bergerak melingkar seperti gerakan air atau soup ketika dipanaskan hingga mendidih.Soup yang panas naik ke permukaan, menyebar hingga turun panasnya, dan akibatnya bergerak lagi ke bawah, dan setelah memanas, naik lagi ke permukaan. Proses ini terjadi berulang-ulang dan ilmuwan menyebutnya sel konveksi atau aliran konveksi. Jika aliran konveksi di dalam pot mudah dilihat dan diteliti, proses yang sama di dalam interior bumi sulit untuk diperlihatkan. Kita mengetahui bahwa konveksi di dalam bumi berlangsung sangat, sangat lambat dibanding proses mendidihkan soup, beberapa pertanyaan tidak terjawab muncul: Berapa sel konveksi yang terjadi? Dimana dan bagaimana munculnya?Bagaimana strukturnya? Konveksi tak akan terjadi tanpa ada sumber panas. Panas di dalam bumi datang dari dua sumber: uraian radio-aktif dan sisa-sisa panas. Penguraian radio-aktif, proses spontan yang dipakai sebagai ‖jam isotop‖ untuk menghitung umur batuan, akan mengeluarkan energi dalam bentuk panas ketika inti sel dari sebuah
  • 28. isotop (parent) kehilangan partikel-partikel untuk membentuk sebuah isotop baru (daughter). Panas ini dengan lambat berpindah ke permukaan bumi. Sisa-sisa panas (residual heat) adalah energi gravitasi yang tertinggal pada masa-masa pembentukan bumi sekitar 4,6 milyar tahun yang lalu. Bagaimana dan mengapa pelepasan panas interior dan menjadi terkonsentrasi di daerah tertentu untuk menghasilkam sel konveksi tetap menjadi misteri. Hingga pada tahun 1990, penjelasan yang diterima untuk jawaban apa yang menggerakkan lempeng tektonik menekankan konveksi di mantel, dan kebanyakan ilmuwan tentang bumi percaya bahwa pergerakan dasar samudera adalah mekanisme primer. Material dingin dan padat terkonveksi ke bawah dan memanas, sedang material ringan naik karena gravitasi; pergerakan material ini adalah bagian penting dari konveksi. Para ilmuwan menganggap intrusi magma ke bubungan menambah gaya- gaya konveksi dan ikut mendorong dan memelihara pergerakan lempeng.Karenanya, proses subduksi dianggap mekanisme sekunder, konsekuensi logis dari pergerakan dasar samudera. Akan tetapi saat ini keadaan seolah berbalik. Ilmuwan lebih condong ke pemikiran bahwa proses subduksi lebih penting dibanding pergerakan dasar samudera. Professor Seiya Ueda (Universitas Tokai, Jepang), seorang pakar terkemuka dunia di bidang lempeng tektonik, menyimpulkan dalam sebuah seminar pada tahun 1994 bahwa ― subduksi….memainkan peranan yang sangat fundamental dalam pembentukan fitur permukaan bumi‖ dan ―menjalankan mesin lempeng tektonik‖. Tenggelamnya lempeng samudera yang dingin dan lebih padat akibat gravitasi ke dalam zona subduksi – menarik keseluruhan sisa lempeng—saat ini dianggap sebagai gaya penggerak lempeng tektonik. Kita telah mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada kedalaman interior bumi menggerakkan lempeng, akan tetapi kita mungkin tidak akan mengerti tentang detailnya. Saat ini, belum ada usulan mekanisme yang menjelaskan faktor-faktor pergerakan lempeng; dikarenakan gaya-gaya ini terkubur di sangat jauh di dalam bumi, dan tidak ada mekanisme yang dapat menguji secara langsung. Fakta bahwa lempeng tektonik sudah bergerak di masa lalu dan terus bergerak hingga hari ini sudah tidak diperdebatkan lagi, akan tetapi rincian mengapa dan bagaimana mereka bergerak akan terus menjadi tantangan bagi para ilmuwan di masa depan.