SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
BUDIDAYA JAMUR TIRAM 
(Pleurotus ostreatus) 
PENDAHULUAN 
Indonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai gudang 
jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer atau 
memasyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur 
merang (Volvariella volvacea), Jamur champignon (Agaricus bitorquis) jamur kayu seperti 
jamur kuping (Auricularia, Sp.) Jamur Shiitake/payung (Lentinus edodes) dan jamur tiram 
(Pleurotus ostreatus). 
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan 
dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin 
dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 
macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. 
Ditinjau dari aspek biologinya, jamur tiram relatif lebih mudah dibudidayakan. Pengembangan 
jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat 
sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat kontinu. 
Budidaya jamur tiram dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala 
kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur 
tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia 
dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia. 
Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang lezat 
dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram di berbagai daerah terus 
meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur tiram meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah 
penduduk dan pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia. Negara-negara 
konsumen penduduk jamur terbesar adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, 
Jepang, Hongkong, Belgia Inggris, Belanda dan Italia. Rata-rata konsumsi jamur per kapita 
penduduk Kanada dan negara-negara Eropa melibihi 1,5 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi 
rata-rata penduduk inggris dan AS masing-masing sekitar 1 kg/kapita/tahun dan 0,5/kapita/tahun.
INFORMAS I POKOK 
Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan 
menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan 
jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan 
sarana produksi dan tahapan budidaya. 
Persiapan Sarana Produksi 
Bangunan 
Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia, 
anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 (panjang 
12m dan lebar 7m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung bisa bervariasi, bisa mirip gembong 
kereta api atau seperti rumah. Pada umumnya kumbung atau bangunan jamur terdiri dari 
beberapa ruangan, diantaranya: 
 Ruang persiapan 
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, 
Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi. 
 Ruang Inokulasi: 
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, 
ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari 
kontaminasi (adanya mikroba lain).
 Ruang Inkubasi 
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam 
yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28OC 
dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk 
menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi. 
 Ruang Penanaman : 
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. 
Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. 
Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 
– 22OC dengan kelembaban 80 – 90%. 
Peralatan 
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, 
boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong. 
Bahan-bahan 
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), 
kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, 
cincin plastik. 
Tahapan Budidaya Jamur Tiram 
Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu: 
1. Persiapan Bahan 
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung 
jagung, dan glukosa 
2. Pengayakan 
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang 
kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang 
baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama 
dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker 
karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir 
3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk 
gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk 
tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup. 
4. Pengomposan 
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun 
campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic 
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog) 
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. 
Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian 
dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) 
kemudian disimpan. 
6. Sterilisasi 
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan 
menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu 
pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100OC selama 12 
jam. 
7. Inokulasi (Pemberian Bibit) 
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah 
disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil 
dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar 
+ 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang 
baik yaitu: 
o Varitas unggul 
o Umur bibit optimal 45 – 60 hari 
o Warna bibit merata 
o Tidak terkontaminasi 
8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) 
Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. 
Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan 
tampak putih merata antara 40 – 60 hari. 
9. Panen 
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan 
ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya 
dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah 
pemasaran.
Budidaya Jamur Tiram lebih Mudah dengan 
Media Murah 
Feb26 
http://www.cybertokoh.com/news/jamur.htm 
Edisi 325 / Minggu / 1 3 Maret 2005 
AGRIBISNIS jamur tiram, di Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih tergolong hal baru. Di 
Jawa dan Bali, bisnis ini sudah cukup lama dikenal. Di Lombok, tidak banyak bahkan bisa 
dikatakan hanya satu dua saja yang menggeluti usaha ini. Salah satunya adalah usaha yang 
dirintis Ir. M. Mahrup Kaseh sejak tahun 1989. Hingga kini usaha itu masih bertahan dan terus 
melakukan inovasi pada teknik budidaya dan pengembangan pemasarannya sehingga menjadi 
agribisnis yang utuh dan mudah dilaksanakan sebagai teknologi tepat guna yang ramah 
lingkungan. 
Pengembangan teknik budidaya ini dipermudah dengan menggunakan bibit sebar dedan dengan 
media yang mudah dan murah. Alat pres dan alat sterilisasi direkayasa sendiri sehingga mudah 
dilaksanakan dengan hasil yang baik. “Teknik dan alat yang digunakan merupakan hasil 
pencarian terus menerus,” ungkap pensiunan PNS ini yang mengaku, belajar membudidayakan 
jamur lewat buku, potongan-potongan koran, majalah dan informasi yang ia kumpulkan. 
Di Mataram, menurut, Ir. Parman, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, yang 
selama ini peduli dalam penelitian dan permasalahan jamur, animo masyarakat untuk 
membudidayakan jamur ini terbilang kurang. “Padahal untuk komoditi ekspor usaha ini sangat 
menjanjikan,” katanya. 
Berbeda dengan jamur merang yang perlu ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara, jamur 
tiram tidak memerlukan suhu tertentu atau ruang kedap udara. “Pada suhu biasa, jamur tiram bisa 
tumbuh dengan baik,” lanjutnya. Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya 
biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Menyoal rasa dari 
jamur tersebut, ungkap Parman, tergantung medianya. Sementara itu, untuk menghasilkan jamur 
sesuai warnanya tergantung pada warna asal bibit yang ditanam.-niek 
Cermati Ciri-ciri Jamur Beracun 
SECARA umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein 
dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. “Karena 
kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa 
memperhitungkan banyaknya,” kata Ni Nyoman Widarmini, S.K.M. Kepala Instalasi Gizi 
Rumah Sakit Umum, Mataram. 
“Tentunya, jamur yang boleh dimakan atau tidak beracun,” ungkap Ir. Parman, Ph.D. 
Menurutnya, jamur tiram, yang berkembang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram 
putih, coklat dan merah muda. Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan atau yang 
sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu. 
Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan. Jamur yang tergolong beracun dan tidak dapat 
dikonsumsi, lanjutnya, jika jamur tiram misalnya, tumbuh di kayu yang masih hidup, tumbuh di 
bangkai, kotoran ayam atau binatang ternak. “Jika termakan, jamur jenis ini akan menyebabkan
keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya. 
Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat 
lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur 
beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan 
kekuning-kuningan dan berlendir. “Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan 
dikonsumsi,” saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja 
dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir 
membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan. 
Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami 
pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat 
perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15 
kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin 
B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg. 
Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr, 
karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung 
vitamin C. “Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung vitamin A,” ujar 
Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. – niek 
Belum Mampu Memenuhi Permintaan 
BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan Mahrup, 
bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan 
yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan bibit sebar jamur tiram 
ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bibit. 
Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat ketimbang 
proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan. Membuat bibit induk 
dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan 
tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan 
2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri. 
Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang. 
Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan 
disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada 
berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat, kata Mahrup. 
Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh 
permukaannya. “Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang 
produksi,” ujar Mahrup. 
Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi 
serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta 
merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup 
mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang 
produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut polybag. Tidak lama setelah 
itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai. 
Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram 
berumur sehari untuk dijual. “Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan 
sudah tidak lagi terkontaminasi,” katanya. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini, 
Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-polybag jamur siap panen 
tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra yang rutin mengambil masing-masing 
200 polybag tiap bulannya. Di samping itu, pemasaran dilakukan di pasar-pasar
tradisional sekitar Mataram. 
Permintaan akan jamur siap panen dalam polybag tersebut, menurutnya, sangat tinggi, hanya saja 
ia belum mampu menyediakannya. Tahun 2005 ini ia telah membuat bibit lebih banyak dari 
biasanya, serta sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan bisa menambah berat 
jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons. Di rumahnya, tempat budidaya jamur tiram sampai 
saat ini, Mahrup telah banyak memberikan pelatihan-pelatihan pada mahasiswa tentang budidaya 
jamur tiram juga sebagai tempat PKL, sumber bahan penelitian dan konsultasi teknologi serta 
menjadi tempat tujuan agrowisata yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di 
NTB. –niek 
Cara Membudidayakan Jamur Merang 
Nie....bagi para pecinta alam tapi juga menghasilkan uang.......kalian bs pake ni usaha... 
yessss....nanem jamur merang. Emang agak aneh sih...tapi justru keanehan itu membuat peluang 
bisnis semakin besar karena masih sedikit orang yang kepikiran usaha ini....hehe....let's do 
it....(sok british hehehe...) 
bahan: 
Jerami padi 
Abu sekam padi 
Air kapur sirih 
Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa 
Sebidang tanah yang dekat perairan 
pembibitan : 
1. cari jamur payung di peranian bibit jamur merang 
2. iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril 
3. aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. 
Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari 
4. setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila 
tidak terlihat serabut putih berarti gagal. 
cara : 
1. Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur air kapur yang banyak diaduk-aduk merata, 
dikomposkan dulu 3-4 hari hingga membusuk. 
2. Buatlah bedengan jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis 
diatas tanah ukuran 5 X 1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm 
3. Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1 
kaleng minyak tanah di atas permukaan. 
4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis 
saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.
Perawatan dan Panen 
1. Bedengan disiram air bersih 1 minggu pagi dan sore. setelah itu selang 2 hari sekali diatur suhunya 
supaya konstan (bila kurang air disiram lagi/ bila lebih maka katup jendela dibuka) 
2. Setelah 20 hari, jamur-jamur sudah tumbuh dan siap dipanen. Panen dapat dilakukan terus menerus 
sampai 3 bulan hanya membutuhkan pembbibitan baru laagi. 
Teknik Budidaya Jamur Tiram 
By galeriukm -- Category: Agrobisnis 
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat 
Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. 
Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan 
sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk 
keripik jamur tiram dan bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki 
kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram 
mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan 
dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh 
tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol 
Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya 
sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah 
dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai 
agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. 
Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia. 
Jika anda tertarik menekuni usaha budidaya jamur tiram ini, hal penting yang harus dipenuhi 
adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi 
syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan 
jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang 
pembudidaya jamur tiram mendapati baglog(kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi 
tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik dan 
lingkungan yang tidak kondusif. 
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tahapan 
pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan 
budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan proses budidaya jamur tiram dari mulai 
pembuatan media sampai proses pemanenan jamur tiram. Jika anda tidak ingin repot menyemai 
benih, anda bisa membeli baglog yang sudah siap dengan benih jamur tiram yang sudah siap 
dibudidayakan. 
Persiapan Budidaya Jamur Tiram 
Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram
Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah, biasanya bangunan 
untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya: 
1. Ruang persiapan 
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, 
Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi. 
2. Ruang Inokulasi 
Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang 
ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya 
mikroba lain). 
3. Ruang Inkubasi 
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang 
sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat C dengan 
kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan 
media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi. 
4.Ruang Penanaman 
Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini 
dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan 
berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C 
dengan kelembaban 80 – 90%. 
Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram 
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, 
botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong. 
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul 
(dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, 
karet, kapas, cincin plastik. 
Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram 
Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang 
dilaksanakan antara lain: 
1. Persiapan Bahan 
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, 
dan glukosa. 
2. Pengayakan 
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang 
baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi 
hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak 
pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji 
banyak tercampur debu dan pasir
3. Pencampuran 
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji 
selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut 
menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup. 
4. Pengomposan 
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun 
campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic 
5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog) 
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara 
membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk 
sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan. 
6. Sterilisasi 
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan 
mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang 
ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam. 
7. Inokulasi (Pemberian Bibit) 
Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. 
Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit 
diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan 
kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu: 
- Varitas unggul 
- Umur bibit optimal 45 – 60 hari 
- Warna bibit merata 
- Tidak terkontaminasi 
8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram 
Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi 
tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan 
tampak putih merata antara 40 – 60 hari. 
9. Panen Jamur Tiram 
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini 
biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada 
pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran. (Galeriukm). 
Sumber:

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Cara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izayCara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izaynizar zulfi
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1PPGhybrid3
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013Gyanti APutry
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4PPGhybrid3
 
Perlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumPerlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumAndrew Hutabarat
 
Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014Andrew Hutabarat
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Hari Prasetyo
 
AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1PPGhybrid3
 
Wirausaha produk budidaya unggas pedaging
Wirausaha produk budidaya unggas pedagingWirausaha produk budidaya unggas pedaging
Wirausaha produk budidaya unggas pedagingiman prasetyo
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benihbadunkartvomit
 

Mais procurados (20)

Cara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izayCara pengembang biakan sutera by izay
Cara pengembang biakan sutera by izay
 
Wirausaha ternak ayam
Wirausaha ternak ayamWirausaha ternak ayam
Wirausaha ternak ayam
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
 
Laporan file stadi
Laporan file stadiLaporan file stadi
Laporan file stadi
 
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
MATERI PRAKARYA KELAS XI SEMESTER 2 (genap) KURIKULUM 2013
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4
 
Kertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasiKertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasi
 
Perlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umumPerlindungan tanaman kuliah umum
Perlindungan tanaman kuliah umum
 
Budidaya Ayam Petelur
Budidaya Ayam PetelurBudidaya Ayam Petelur
Budidaya Ayam Petelur
 
bertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampungbertrnak ayam kampung
bertrnak ayam kampung
 
Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014Kuliah 1 dpt 5 september 2014
Kuliah 1 dpt 5 september 2014
 
Sistem Agribisnis: Agroindustri
Sistem Agribisnis: AgroindustriSistem Agribisnis: Agroindustri
Sistem Agribisnis: Agroindustri
 
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
Sistem budidaya tanaman ( uu no. 12 tahun 1992)
 
AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1AT Modul 3 kb 1
AT Modul 3 kb 1
 
Wirausaha produk budidaya unggas pedaging
Wirausaha produk budidaya unggas pedagingWirausaha produk budidaya unggas pedaging
Wirausaha produk budidaya unggas pedaging
 
Benih tugas
Benih tugasBenih tugas
Benih tugas
 
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Budidaya Ayam Pedaging
Budidaya Ayam PedagingBudidaya Ayam Pedaging
Budidaya Ayam Pedaging
 

Semelhante a Budidaya jamur tiram

Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramradikalzen
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramradikalzen
 
Ppt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptxPpt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptxMirwanSetiadi1
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramGoogle
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram FillinaGrace
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurYusuf Arie
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram FillinaGrace
 
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3Surianim Azmi
 
Teknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeTeknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeNuruliswati
 
Teknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur TiramTeknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur TiramNur Haida
 
Mini riset jamur
Mini riset jamur Mini riset jamur
Mini riset jamur IreneDesfia
 
Budidaya jamurbptp jatim
Budidaya jamurbptp jatimBudidaya jamurbptp jatim
Budidaya jamurbptp jatimariobetha
 
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Phaphy Wahyudhi
 
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Phaphy Wahyudhi
 

Semelhante a Budidaya jamur tiram (20)

Budidaya jamur
Budidaya jamurBudidaya jamur
Budidaya jamur
 
Budidya jamur (1)
Budidya jamur (1)Budidya jamur (1)
Budidya jamur (1)
 
Budidya jamur
Budidya jamurBudidya jamur
Budidya jamur
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Budidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiramBudidaya jamurtiram
Budidaya jamurtiram
 
Ppt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptxPpt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptx
 
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur TiramLaporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
Laporan Praktikum Budidaya Jamur Tiram
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
 
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamurBrosur-Teknik- budidaya-jamur
Brosur-Teknik- budidaya-jamur
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Buku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ff
Buku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ffBuku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ff
Buku petunjuk teknisbudidaya jamur merang ff
 
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
 
Teknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempeTeknologi Fermentasi pada tempe
Teknologi Fermentasi pada tempe
 
Teknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur TiramTeknik Budidaya Jamur Tiram
Teknik Budidaya Jamur Tiram
 
Mini riset jamur
Mini riset jamur Mini riset jamur
Mini riset jamur
 
Budidaya jamurbptp jatim
Budidaya jamurbptp jatimBudidaya jamurbptp jatim
Budidaya jamurbptp jatim
 
Bab i iv
Bab i ivBab i iv
Bab i iv
 
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN TEMPE KACANG OTOK-9D)
 
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
Bab I-IV (PEMBUATAN ROTI TAPE-9D)
 

Budidaya jamur tiram

  • 1. BUDIDAYA JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) PENDAHULUAN Indonesia termasuk salah satu negara yang dikenal sebagai gudang jamur terkemuka di dunia. Jamur-jamur yang telah dibudidayakan dan telah populer atau memasyarakat sebagai makanan dan sayuran serta banyak diperdagangkan di pasar adalah jamur merang (Volvariella volvacea), Jamur champignon (Agaricus bitorquis) jamur kayu seperti jamur kuping (Auricularia, Sp.) Jamur Shiitake/payung (Lentinus edodes) dan jamur tiram (Pleurotus ostreatus). Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Ditinjau dari aspek biologinya, jamur tiram relatif lebih mudah dibudidayakan. Pengembangan jamur tiram tidak memerlukan lahan yang luas. Masa produksi jamur tiram relatif lebih cepat sehingga periode dan waktu panen lebih singkat dan dapat kontinu. Budidaya jamur tiram dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia. Seiring dengan popularitas dan memasyarakatnya jamur tiram sebagai bahan makanan yang lezat dan bergizi, maka permintaan konsumen dan pasar jamur tiram di berbagai daerah terus meningkat. Kebutuhan konsumsi jamur tiram meningkat sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan pendapatan serta perubahan pola konsumsi makanan penduduk dunia. Negara-negara konsumen penduduk jamur terbesar adalah Amerika Serikat (AS), Kanada, Jerman, Jepang, Hongkong, Belgia Inggris, Belanda dan Italia. Rata-rata konsumsi jamur per kapita penduduk Kanada dan negara-negara Eropa melibihi 1,5 kg/kapita/tahun. Sedangkan konsumsi rata-rata penduduk inggris dan AS masing-masing sekitar 1 kg/kapita/tahun dan 0,5/kapita/tahun.
  • 2. INFORMAS I POKOK Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya. Persiapan Sarana Produksi Bangunan Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) beratap daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal adalah 84 m2 (panjang 12m dan lebar 7m) dan tinggi 3,5 m. Bentuk kumbung bisa bervariasi, bisa mirip gembong kereta api atau seperti rumah. Pada umumnya kumbung atau bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya:  Ruang persiapan Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi.  Ruang Inokulasi: Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).
  • 3.  Ruang Inkubasi Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28OC dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.  Ruang Penanaman : Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22OC dengan kelembaban 80 – 90%. Peralatan Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong. Bahan-bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik. Tahapan Budidaya Jamur Tiram Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Persiapan Bahan Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa 2. Pengayakan Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir 3. Pencampuran
  • 4. Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup. 4. Pengomposan Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic 5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog) Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan. 6. Sterilisasi Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100OC selama 12 jam. 7. Inokulasi (Pemberian Bibit) Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang baik yaitu: o Varitas unggul o Umur bibit optimal 45 – 60 hari o Warna bibit merata o Tidak terkontaminasi 8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari. 9. Panen Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran.
  • 5. Budidaya Jamur Tiram lebih Mudah dengan Media Murah Feb26 http://www.cybertokoh.com/news/jamur.htm Edisi 325 / Minggu / 1 3 Maret 2005 AGRIBISNIS jamur tiram, di Nusa Tenggara Barat, sampai saat ini masih tergolong hal baru. Di Jawa dan Bali, bisnis ini sudah cukup lama dikenal. Di Lombok, tidak banyak bahkan bisa dikatakan hanya satu dua saja yang menggeluti usaha ini. Salah satunya adalah usaha yang dirintis Ir. M. Mahrup Kaseh sejak tahun 1989. Hingga kini usaha itu masih bertahan dan terus melakukan inovasi pada teknik budidaya dan pengembangan pemasarannya sehingga menjadi agribisnis yang utuh dan mudah dilaksanakan sebagai teknologi tepat guna yang ramah lingkungan. Pengembangan teknik budidaya ini dipermudah dengan menggunakan bibit sebar dedan dengan media yang mudah dan murah. Alat pres dan alat sterilisasi direkayasa sendiri sehingga mudah dilaksanakan dengan hasil yang baik. “Teknik dan alat yang digunakan merupakan hasil pencarian terus menerus,” ungkap pensiunan PNS ini yang mengaku, belajar membudidayakan jamur lewat buku, potongan-potongan koran, majalah dan informasi yang ia kumpulkan. Di Mataram, menurut, Ir. Parman, Ph.D, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, yang selama ini peduli dalam penelitian dan permasalahan jamur, animo masyarakat untuk membudidayakan jamur ini terbilang kurang. “Padahal untuk komoditi ekspor usaha ini sangat menjanjikan,” katanya. Berbeda dengan jamur merang yang perlu ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara, jamur tiram tidak memerlukan suhu tertentu atau ruang kedap udara. “Pada suhu biasa, jamur tiram bisa tumbuh dengan baik,” lanjutnya. Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara warna coklat dan merah muda tidak. Menyoal rasa dari jamur tersebut, ungkap Parman, tergantung medianya. Sementara itu, untuk menghasilkan jamur sesuai warnanya tergantung pada warna asal bibit yang ditanam.-niek Cermati Ciri-ciri Jamur Beracun SECARA umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool, kembang kool, tauge, sawi. “Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan sekehendak atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya,” kata Ni Nyoman Widarmini, S.K.M. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum, Mataram. “Tentunya, jamur yang boleh dimakan atau tidak beracun,” ungkap Ir. Parman, Ph.D. Menurutnya, jamur tiram, yang berkembang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah muda. Jamur ini, tumbuh di kayu yang mengalami pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah sagu. Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan. Jamur yang tergolong beracun dan tidak dapat dikonsumsi, lanjutnya, jika jamur tiram misalnya, tumbuh di kayu yang masih hidup, tumbuh di bangkai, kotoran ayam atau binatang ternak. “Jika termakan, jamur jenis ini akan menyebabkan
  • 6. keracunan dan dalam konsentrasi racun tinggi dan bisa menyebabkan kematian,” ujarnya. Ciri-ciri jamur beracun antara lain, umumnya tangkai payungnya bergelang atau terdapat lingkaran menyerupai cincin. Tapi, katanya, tidak semua yang bergelang merupakan jamur beracun. Selain itu, aroma jamur akan terasa berbau sangat tajam, jika dipotong terdapat cairan kekuning-kuningan dan berlendir. “Jika terdapat tanda-tanda tersebut, sebaiknya jamur ini jangan dikonsumsi,” saran Parman. Jamur ini biasanya tumbuh liar, sementara jamur yang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi tentunya jamur yang tidak beracun, jadi tidak perlu khawatir membeli jamur apalagi yang sudah dalam kemasan. Selain dikonsumsi dalam keadaan segar, jamur juga kerap dikonsumsi setelah mengalami pengeringan untuk pengawetan. Menurut Nyoman, antara jamur segar dan jamur kering terdapat perbedaan kalori yang dikandungnya. Jamur segar dalam 100 gram di dalamnya terdapat 15 kalori, protein 3,8 gram, lemak 0,6 gr, karbohidrat 0,9 gr, kalsium 3 mg, zat besi 1,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan vitamin C 5 mg. Sedangkan pada 100 gram jamur kering terdapat 128 kalori, protein 16 gram, lemak 0,9 gr, karbohidrat 64,6 mg, kalsium 51 mg, zat besi 6,7 mg, vitamin B 0,1 mg dan tidak mengandung vitamin C. “Jamur segar maupun jamur kering keduanya tidak mengandung vitamin A,” ujar Nyoman yang sudah 15 tahun bekerja di Instalasi Gizi ini. – niek Belum Mampu Memenuhi Permintaan BUDIDAYA jamur tiram dengan memanfaatkan limbah gergajian kayu yang dilakukan Mahrup, bisa dijadikan alternatif usaha yang mempunyai prospek sangat baik. Selain memakai bahan yang mudah dan murah, Mahrup juga membuat sendiri bibit induk dan bibit sebar jamur tiram ini, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli bibit. Dalam waktu dua setengah bulan bibit tersebut sudah dapat dipakai, lebih cepat ketimbang proses yang selama ini dikenal yang memakan waktu sekitar empat bulan. Membuat bibit induk dan bibit sebar jamur tiram dilakukan dengan menyediakan media antara lain dedak halus dan tepung jagung yang dicampur dan ditambahkan air lalu dibuat adonan atau pasta (perbandingan 2:1). Media tanam dipres dengan alat pres yang direkayasa sendiri. Proses perawatan hingga panen dalam budidaya jamur tiram ini juga cenderung gampang. Setelah polybag-polybag dingin, bibit jamur tiram dimasukkan satu sendok di bagian atasnya dan disimpan dalam ruang inkubasi. Jumlah bibit yang dimasukkan tidak akan berpengaruh pada berat jamur yang dihasilkan melainkan proses keluarnya jamur bisa lebih cepat, kata Mahrup. Lama kelamaan, polybag-polybag tersebut nantinya akan kelihatan memutih di seluruh permukaannya. “Jika sudah putih semua, polybag tersebut dapat dipindahkan ke ruang produksi,” ujar Mahrup. Dalam ruang produksi, perawatan sederhana dimulai dengan membersihkan ruangan tiap pagi serta menyemprot polybag dengan air untuk tetap menjaga kelembaban ruangan serta merangsang tumbuhnya jamur tiram. Agar proses tumbuhnya jamur cepat, maka kapas penutup mulut polybag dibuka beberapa sebelum jamur keluar. Dalam waktu 15 hari dalam ruang produksi, jamur akan terlihat bermunculan, keluar dari mulut-mulut polybag. Tidak lama setelah itu, selang tiga hari kemudian jamur tiram pun mekar dan panen pertama pun bisa dimulai. Selain menjual jamur segar, Mahrup juga menyediakan polybag-polybag berisi jamur tiram berumur sehari untuk dijual. “Artinya, kami menjual jamur yang sudah keluar dan kemungkinan sudah tidak lagi terkontaminasi,” katanya. Untuk pemasaran polybag jamur siap panen ini, Mahrup memakai sistem mitra, mereka yang sengaja membeli polybag-polybag jamur siap panen tersebut. Sampai saat ini, ia memiliki setidaknya enam mitra yang rutin mengambil masing-masing 200 polybag tiap bulannya. Di samping itu, pemasaran dilakukan di pasar-pasar
  • 7. tradisional sekitar Mataram. Permintaan akan jamur siap panen dalam polybag tersebut, menurutnya, sangat tinggi, hanya saja ia belum mampu menyediakannya. Tahun 2005 ini ia telah membuat bibit lebih banyak dari biasanya, serta sedang melakukan proses percobaan pada kemungkinan bisa menambah berat jamur tiram saat dipanen setidaknya dua ons. Di rumahnya, tempat budidaya jamur tiram sampai saat ini, Mahrup telah banyak memberikan pelatihan-pelatihan pada mahasiswa tentang budidaya jamur tiram juga sebagai tempat PKL, sumber bahan penelitian dan konsultasi teknologi serta menjadi tempat tujuan agrowisata yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah di NTB. –niek Cara Membudidayakan Jamur Merang Nie....bagi para pecinta alam tapi juga menghasilkan uang.......kalian bs pake ni usaha... yessss....nanem jamur merang. Emang agak aneh sih...tapi justru keanehan itu membuat peluang bisnis semakin besar karena masih sedikit orang yang kepikiran usaha ini....hehe....let's do it....(sok british hehehe...) bahan: Jerami padi Abu sekam padi Air kapur sirih Bedeng-bedeng atap dari daun kelapa Sebidang tanah yang dekat perairan pembibitan : 1. cari jamur payung di peranian bibit jamur merang 2. iris-iris jamur, payungnya saja lalu masukkan dalam panci siramlah air hangat supaya steril 3. aduk abu sekam, sekam mentah dan irisan jamur dicampur air bersih dengan banyak irisan 3/4 Kg. Tutup rapat pada tempat teduh selama 2-4 hari 4. setelah 2-4 hari dibuka tutupnya akan terlihat serabut benang putih seperti sarang laba-laba. Apabila tidak terlihat serabut putih berarti gagal. cara : 1. Jerami padi, abu sekam, sekam padi dicampur air kapur yang banyak diaduk-aduk merata, dikomposkan dulu 3-4 hari hingga membusuk. 2. Buatlah bedengan jerami padi yang sudah dikompos diikat, ditumpuk melintang bersilangan 2 lapis diatas tanah ukuran 5 X 1 meter, beri alas batu bata/ batu kali tinggi 20 cm 3. Selang 2 lapis susunan merang jerami taburlah sekam segar, abu sekam di atas permukaan, siramlah 1 kaleng minyak tanah di atas permukaan. 4. Taburkan bibit jamur merang secara merata ditepi permukaan bedengan, ditutup dengan sekam tipis-tipis saja. Siramlah dengan air secukupnya pergunakan gembor air.
  • 8. Perawatan dan Panen 1. Bedengan disiram air bersih 1 minggu pagi dan sore. setelah itu selang 2 hari sekali diatur suhunya supaya konstan (bila kurang air disiram lagi/ bila lebih maka katup jendela dibuka) 2. Setelah 20 hari, jamur-jamur sudah tumbuh dan siap dipanen. Panen dapat dilakukan terus menerus sampai 3 bulan hanya membutuhkan pembbibitan baru laagi. Teknik Budidaya Jamur Tiram By galeriukm -- Category: Agrobisnis Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain Jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Namun sebagian orang menjalankan bisnis olahan jamur tiram misalnya berbentuk keripik jamur tiram dan bentuk lain. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol Budidaya jamur tiram memiliki beberapa keunggulan dan kemudahan dalam proses budidayanya sehingga dapat dikelola sebagai usaha sampingan ataupun usaha ekonomis skala kecil, menengah dan besar (Industri). Negara-negara yang telah mengembangkan budidaya jamur tiram sebagai agrobisnis andalan dan unggulan adalah Cina, belanda, Spanyol, Prancis, Belgia dan Thailand. Negara-negara tersebut trermasuk produsen jamur terbesar di dunia. Jika anda tertarik menekuni usaha budidaya jamur tiram ini, hal penting yang harus dipenuhi adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang pembudidaya jamur tiram mendapati baglog(kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik dan lingkungan yang tidak kondusif. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tahapan pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan sarana produksi dan tahapan budidaya jamur tiram. Tahapan ini merupakan proses budidaya jamur tiram dari mulai pembuatan media sampai proses pemanenan jamur tiram. Jika anda tidak ingin repot menyemai benih, anda bisa membeli baglog yang sudah siap dengan benih jamur tiram yang sudah siap dibudidayakan. Persiapan Budidaya Jamur Tiram Bangunan/Ruangan Budidaya Jamur Tiram
  • 9. Pada dasarnya bangunan bisa memanfaatkan ruangan yang ada dalm rumah, biasanya bangunan untuk budidaya Jamur Tiram bangunan jamur terdiri dari beberapa ruangan, diantaranya: 1. Ruang persiapan Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan Pengayakan, Pencampuran, Pewadahan, dan Sterilisasi. 2. Ruang Inokulasi Ruang Inokulasi adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain). 3. Ruang Inkubasi Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28 derajat C dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi. 4.Ruang Penanaman Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal 16 – 22 derajat C dengan kelembaban 80 – 90%. Peralatan Dan Bahan Budidaya Jamur Tiram Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong. Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik. Proses dan Teknik Budidaya Jamur Tiram Dalam melaksanakan Budidaya Jamur Tiram ada beberapa proses dan kegiatan yang dilaksanakan antara lain: 1. Persiapan Bahan Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung, dan glukosa. 2. Pengayakan Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir
  • 10. 3. Pencampuran Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup. 4. Pengomposan Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic 5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog) Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan. 6. Sterilisasi Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100 derajat C selama 12 jam. 7. Inokulasi (Pemberian Bibit) Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu: - Varitas unggul - Umur bibit optimal 45 – 60 hari - Warna bibit merata - Tidak terkontaminasi 8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium) Jamur Tiram Inkubasi Jamur Tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari. 9. Panen Jamur Tiram Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah pemasaran. (Galeriukm). Sumber: