Syair tergolong sebagai jenis puisi lama yang diadopsi dari bentuk puisi Arab. Syair memiliki perbedaan dari jenis puisi lain, seperti jumlah kata dan baris serta pola persajakannya. Syair memiliki unsur tema yang menjadi ide utama dan amanat atau pesan yang ingin disampaikan penyair.
2. Pengertian
Syair tergolong sebagai jenis puisi
lama. Syair diadopsi dari bentuk
puisi Arab.
Dari segi bentuk, syair memiliki
perbedaan dengan jenis puisi
lainnya.
3. Perhatikan contoh syair berikut !
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah paduka sultan
Duduklah baginda bersuka-sukaan
Abdul Malik Putera baginda
Besarlah sudah bangsawan muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
Contoh pantun:
Akika kuka kahuka ku
Susi anti similikiti
Marilah kita mencari ilmu
Untuk menggapai mimpi
4. Ciri-ciri syair
No. Ciri-ciri fisik syair Keterangan
1. Jumlah kata tiap baris
Satu baris biasanya terdiri dari
4 – 6 kata.
2. Jumlah baris tiap bait
Tiap bait terdiri dari 4 baris.
3. Pola persajakan/rima
a – a – a - a
4.
Baris yang merupakan
sampiran
Tidak ada baris sampiran.
Semuanya adalah baris isi
5. Unsur-unsur syair
Tema
Gagasan pokok yang menjadi ide
penulisan syair tersebut
Amanat
Pesan yang ingin disampaikan
penyair kepada pembacanya.
6. Dengarkanlah pembacaan syair berikut!
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Syair Perahu (Hamzah Fansuri)
7. Dengarkanlah pembacaan syair berikut!
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah
Wahai muda, kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu
Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan
Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu
Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir
Syair Perahu (Hamzah Fansuri)