1. 06/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Perjuangan di Mesir Butuh Pada Kepemimpinan Pemikiran
Perjuangan di Mesir Butuh Pada Kepemimpinan
Pemikiran
December 6th, 2013 by kafi
Komite Lima Puluh telah selesai mengamandemen
Konstitusi Mesir, dengan selesainya amandemen
pasal yang menetapkan pengangkatan dan
pemberhentian Menteri Pertahanan melalui lembaga
militer (aljazeera.net, 30/11/2013), di tengah eskalasi
berbagai insiden politik dan populeritas.
Aljazeera.net mengatakan bahwa “Penahanan para
perempuan dan undang-undang tentang
demonstrasi, telah memicu berbagai protes di
Mesir.” (29/11/20213). Pada edisi (1/12), aljazeera.net mengutip dari sumber keamanan
bahwa “telah menangkap 85 pengunjuk rasa di sejumlah daerah di Mesir atas tuduhan
pelanggaran undang-undang tentang demonstrasi.” Aljazeera.net juga mengutip dari para
keluarga gadis-gadis Alexandria yang dijatuhi hukuman penjara, sebuah pertanyaan yang
bernada kecaman, “Bagaimana orang-orang zalim itu akan bisa tidur?!” Sementara itu,
Sumaiyah salah seorang dari gadis-gadis tersebut menegaskan bahwa penjara tidak akan
melemahkan tekadnya sedikitpun.
*** *** ***
Dikatakan bahwa “Sebesar apapun pasukan tidak akan mampu mengalahkan pemikiran yang
saatnya telah tiba.” Sehingga, berdasarkan pemberitaan fakta di atas, harus ada perhatian
serius terhadap pemikiran politik dalam menghadapi realitas krisis Mesir, sebagai upaya untuk
mengembalikan konflik pada konteks perjuangan yang tepat dan benar.
Berbagai peristiwa tersebut mengungkapkan eskalasi buruknya keamanan dan pengembalian
hobi melakukankekerasan dan penyiksaan yang biasa mewarnai perjalanan kepolisian Mesir,
serta mengembalikan peran peradilan dalam melayani agenda represif. Sejauh ini, mereka
terus mengadili dan mengkriminalkan para gadis yang tidak bersalah, dimana mereka
menuntut masa depan yang lebih baik. Di sisi lain, rezim kudeta Mesir masih belum mampu
untuk mengadili mantan Presiden Mesir Mubarak, yang pantas mendapatkan hukuman berat
dengan kejahatannya yang berlangsung lama dalam menenggelamkan Mesir dalam rawa
perbudakan dan penderitaan selama beberapa dekade terakhir.
Di samping itu ada penyesatan politik oleh sejumlah kekuatan politik dan corong-corong media
yang berada dalam genggaman militer, yang terus melakukan pembelaan atas kudeta militer,
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/06/perjuangan-di-mesir-butuh-pada-kepemimpinan-pemikiran/
1/3
2. 06/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Perjuangan di Mesir Butuh Pada Kepemimpinan Pemikiran
dan bersamanya sibuk pula melakukan upaya “demonisasi Islam politik” yang bertujuan
melawan kekuasaan Ikhwanul Muslimin. Semua itu sejalan dengan penyesatan pemikiran, yang
semuanya dilakukan oleh kekuatan-kekuatan tersebut untuk memperkuat sekulerisme moderat
dalam konstitusi rezim kudeta, yang sebelumnya merupakan sekulerisme murni.
Namun dengan keberanian para pejuang revolusi di antara rakyat Mesir untuk menghadapi
penyesatan tersebut, terlihat jelas adanya kebutuhan revolusi Mesir—yang begitu mendesak—
terhadap kepemimpinan pemikiran, yang dengannya kekuatan revolusi akan mampu membalik
meja di atas kepala para antek yang selama ini mengontrol dan melakukan penyesatan.
Sementara kepemimpinan pemikiran yang dicari bukanlah para tokoh politik atau para
pemimpin populer yang mengemban gagasan pembebasan, namun ia merupakan gagasan
yang kuat dan berpengaruh, serta mampu meyakinkan pikiran dan menerangi hati. Dan dalam
hal ini tidak ada yang lebih tinggi dari akidah Islam, serta pemikiran politiknya yang bersih
dengan sifat agresifnya yang tinggi.
Ini kepemimpinan pemikiran Islam yang diperlukan untuk menyelamatkan Mesir, dan dapat
diterjemahkan ke dalam proyek politik yang tercermin dalam empat poin, dan merupakan inti
adopsi dakwah pemikiran politik bagi proyek umat, yaitu:
1). Beraktivitas untuk mengembalikan kekuasan umat yang dirampas, dari tangan para
pemimpin militer yang rela menghinakan dirinya dalam pelukan hegemoni Amerika, ke tangan
umat yang akan memilih sendiri penguasanya.
2). Beraktivitas untuk mengembalikan Islam sebagai sistem politik yang sempurna, yang
berbeda dari semua sistem pemerintahan yang lainnya. Mengingat, dalam sistem Islam
kedaulatan ada di tangan syara’ semata (dan Islam sebagai satu-satunya sumber Konstitusi),
serta menolakan semua upaya untuk menjauh dari sistem Islam melalui propagandapropaganda demokrasi yang busuk, yang telah terbukti kebusukannya dengan telanjang setelah
kudeta militer terhadap klaim “presiden yang dipilih secara demokratis”.
3). Beraktivitas untuk menjadikan otoritas melegislasi undang-undang bagi penguasa Muslim,
yaitu Khalifah. Sehingga undang-undang merupakan perwujudan dari hukum-hukum syariah
yang memiliki landasan dalil, bukan untuk memuluskan kepentingan-kepentingan partai, atau
agar sejalan dengan tuntutan internasional. Undang-undang dan hukum-hukum itulah satusatunya yang menjamin terwujudnya kebangkitan politik dan ekonomi yang diimpikan oleh
masyarakat.
4). Melakukan aktivitas politik agar Mesir menjadi bagian dari negara Islam, dan menjadi titik
pusat bagi proyek penyatuan umat, bukan untuk melanjutkan seruan yang mengkultuskan
perbatasan, dan mengisolasi Mesir dari umat dengan dalih urusan dalam negeri. Sehingga
dengan semua itu umat tercabik-cabik menjadi potongan-potongan kecil yang tidak berarti.
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/06/perjuangan-di-mesir-butuh-pada-kepemimpinan-pemikiran/
2/3
3. 06/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Perjuangan di Mesir Butuh Pada Kepemimpinan Pemikiran
Mesir sangat membutuhkan kristalisasi poin-poin ini dalam program perjuangan politik yang
akan mengembalikan Mesir sebagai pelopor dan peran yang diimpikannya dalam
pembebasan umat. Inilah dakwah yang sebenarnya bagi para pejuang revolusi di Mesir untuk
menerjemahkan akidah Islam sebagai akidah politik dalam kerangka perjuangannya, sehingga
pengorbanan yang dipersembahkannya sejalan dengan pemikiran yang diembannya.
Namun semua itu tidak akan berjalan sempurna kecuali dengan menyatunya kepemimpinan
pemikiran dalam hati nurani dengan kepemimpinan politik di lapangan, dan berbicara lantang
bahwa tidak ada suara yang lebih tinggi dari suara Islam. Dengan semua ini, maka setiap tirani
militer tidak akan mampu mencegah umat yang memiliki kepemimpinan pemikiran dari
mengambil alih kendali semua urusannya, dan membebaskan umat dari dominasi
imperilaisme. [Dr. Maher Ja’bari]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 3/12/2013.
Baca juga :
1. MUI Riau: Semestinya Kepemimpinan Umat Menyatu dengan Kepemimpinan Negara
untuk Terapkan Syariah
2. Obama Siap Dukung Kepemimpinan Morsi di Mesir
3. Kepemimpinan Militer di Mesir Mengkhianati Aspirasi Umat Islam
4. Dua Tahun Pasca-Revolusi Mesir, Perempuan Mesir Masih dalam Keterpurukan
Seperti pada Era Mubarak
5. Utusan Khusus AS: Mesir Masih Butuh Mubarak
m.hizbut-tahrir.or.id/2013/12/06/perjuangan-di-mesir-butuh-pada-kepemimpinan-pemikiran/
3/3