Melalui film, hanung bramantyo merusak dan memanipulasi sejarah islam
1. 19/12/13
Melalui Film, Hanung Bramantyo Merusak dan Memanipulasi Sejarah Islam | Islam Will Dominate
Siapa yang tak kenal Hanung Bramantyo? Sutradara perfilman yg sudah banyak menghasilkan karyanya di bioskopbioskop Indonesia. Namun, ada kejanggalan dari hasil-hasil karyanya. Semakin hari, karya sutradara Hanung
Bramantyo semakin menunjukkan upaya untuk memojokkan umat Islam di Indonesia.
Dalam film Sang Pencerah misalnya, Hanung begitu berambisi mereduksi
perjuangan gerakan Islam modernis menjadi sekedar persoalan pemahaman
tekstual dan kontekstual belaka. Sementara dalam film Perempuan Berk alung
Sorban, Hanung begitu bersemangat menyudutkan sistem pendidikan Islam
yang sudah lama mengakar dan memberikan kontribusi pada pembangunan
karakter bangsa.
Kini, kata aktivis muda Muhammadiyah, Supriadi Jae, upaya Hanung
menyudutkan umat Islam Indonesia terlihat semakin jelas dalam film Soek arno.
Dalam film itu ada salah satu adegan yang mempertontonkan sidang Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam
sidang ini, Hanung menggambarkan ada sosok yang bersorban kemudian
berteriak-teriak mau menegakkan syariat Islam Indonesia dengan alasan
pemeluk Islam Indonesia merupakan mayoritas. Pasca orang ini berpidato,
suasana menjadi rusuh, sebelum akhirnya ditenangkan oleh Soekarno.
Menurut Suja, biasa
Supriadi Jae disapa,
adagen ini benar-benar
membalikkan sejarah.
Secara faktual berdasarkan data-data sejarah, sidang yang
digelar pada 29 Mei-1 Juni 1945 ini berjalan tertib, dengan
gagasan ideologis kebangsaan yang menonjol. Sidang ini
pada awalnya dihadiri oleh 60 anggota, dengan tiga
pimpinan sidang, yaitu Radjiman Wediodinigrat sebagai
ketua, serta Itibangase Yosio dan RP Soeroso sebagai
wakil ketua sidang. Pada masa berikutnya, sidang dihadiri
oleh 69 anggota, karena ada enam anggota tambahan yang
terdiri dari orang-orang Jepang.
Anggota BPUPKI itu, lanjut Suja, kemudian dibagi menjadi
lima golongan, yaitu golongan pergerakan, golongan Islam,
golongan birokrat, wakil kerajaan, pangreh praja, dan
golongan peranakan. Untuk golongan peranakan, hadir
empat orang peranakan Tionghoa, satu orang peranakan
Arab dan satu orang peranakan Belanda.
Dalam hal merespons permintaan ketua sidang mengenai dasar negara, ada beberapa tokoh yang mengemukakan
tentang pentingnya Ketuhanan sebagai dasar kenegaraan. Mereka adalah Muhammad Yamin, Wiranatakoesuma,
Soerio, Soesanto Tirtoprodjo, Dasaad, KS Agoes Salim, Abdoelrachim Pratalykarama, Abdul Kadir, KS Sanoesi, Ki
Bagoes Hadikoesoemo, Soepomo dan Muhammad Hatta.
“Lalu siapa orang yang bersorban apa adanya di film Hanung yang berteriak-teriak mau menegakkan syariat Islam
itu? Benar-benar film murahan, karena sejatinya dasar-dasar negara itu di dialogkan secara elegan dan penuh
kesantunan, dan masih dalam bingkai kebangsaan,” kata Suja kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu
(Rabu, 19/12).
Suja pun bertanya, apa motif dan alasan Hanung menampilkan perwakilan Islam dalam sidang BPUPKI itu secara
murahan.
“Apakah Hanung tidak paham sejarah atau secara sadar dan sengaja memutarbalikkan sejarah? Bila dasar pertama
yang menjadi alasan, maka Hanung tak pantas membuat film sejarah. Bila alasan kedua yang menjadi alasan, maka
Hanung benar-benar berbuat kejahatan kenegaraan karena mau memanipulasi sejarah,” sambung Suja dengan tegas.
Bahkan, Suja menambahkan, penggemaran sosok Fatwamati dalam film itu benar-benar nista. Fatmawati, kader
Muhammadiyah yang juga puteri dari tokoh Muhammadiyah Bengkulu, Hassan Din, digambarkan oleh Hanung
sebagai sosok yang tidak jauh beda dengan figur Abege dalam sinetron-sinetron kacangan yang selama ini beredar.
“Memang tak aneh, produser film Soekarno ini juga adalah Ram Punjabi, yang biasa membuat film kacangan,”
www.globalmuslim.web.id/2013/12/melalui-film-hanung-bramantyo-merusak.html
1/2
2. 19/12/13
Melalui Film, Hanung Bramantyo Merusak dan Memanipulasi Sejarah Islam | Islam Will Dominate
demikian Suja. [ysa/rmol/dp/daisDAULAH/www.globalmuslim.web.id]
www.globalmuslim.web.id/2013/12/melalui-film-hanung-bramantyo-merusak.html
2/2