1. 09/12/13
Dokter Mogok di Mata Muffakirun Siyasiyuun | BringIslam.web.id
Dokter Mogok di Mata Muffakirun Siyasiyuun
Ditulis oleh: Syarif Lee - Kamis, 28 November 2013
Dokter Moogok Bayi Lahir di Toilet :(
Ironisnya, Ibu yang bernama Paji Djera (26), asal Dusun Kilimbatu proses persalinannya tak ditolong oleh dokter,
karena para dokter melakukan aksi mogok.
Paji Djera harus melahirkan anak di WC Puskesmas Kawangu, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, NTT
sekira pukul 11.00 Wita siang kemaren.
Hal itu, membuat Domu Hukapati (28) Ayah sang bayi sangat teriris hatinya, karena sang anak lahir di WC atau
toilet. “Saya mau bagaimana lagi, tak bisa omong apa-apa. Saya tetap bersyukur pada Tuhan, bayi saya selamat.
Kelaminnya perempuan dan itu anak kedua saya,” tuturnya.
Sementara itu, Lapir (72) nenek sang Bayi tak bisa menerima dan menyesalkan kelahiran cucunya dengan cara yang
memilukan.
”Pemerintah wajibkan kalau melahirkan dibawa ke Rumah sakit atau Puskesmas, tapi jadinya begini. Kami bawa
anak mantu saya dengan truk yang muat kayu bakar, hanya untuk ke Puskesmas, sampai sini dokter dan bidan
tidak ada, apa karena kami miskin jadi dibuat begini? Tuhan kenapa saya punya cucu harus lahir di WC, saya sakit
hati dan kecewa,” paparnya.
Padji Djera dan bayinya, walau harus melalui proses melahirkan dan dilahirkan dengan cara yang tragis, namun
beruntung, keduanya selamat. (*/ant).
Dokter Mogok di Mata Muffakirun Siyasiyuun
Prof Ing Fahmi Amhar
Para dokter itu tidak mogok penuh seperti buruh menuntut kenaikan upah. Dokter itu hanya protes beberapa jam
saja, demi sebuah pelurusan atas sebuah peradilan sesat. Mereka sangat tahu, tentang susahnya orang sakit.
Tuduhan membabibuta bahwa mereka tidak berhati nurani adalah sebuah kezaliman.
Saya hanya suami dokter. Saya berkali-kali malam hari pukul 2 dini hari, harus ikut bangun, ketika ada pasien kritis
datang ke rumah. Saya ikut ngantar dengan mobil saya ke rumah sakit yang jauh. Pernahkah Antum mengalami
seperti ini?
Pasien itu banyak yang miskin. Saya ikut membayar biaya tanggungan di awal. Dan saya tidak akan berharap
pasien itu mengembalikan. Beberapa di antaranya datang sudah amat kritis. Akhirnya meninggal. Akankah kami
www.bringislam.web.id/2013/11/dokter-mogok-di-mata-muffakirun-siyasiyuun.html
1/2
2. 09/12/13
Dokter Mogok di Mata Muffakirun Siyasiyuun | BringIslam.web.id
menagih biaya yang telah kami keluarkan ke ahli warisnya?
Pernahkah Anda mengalami hal ini? Berapa kali?
Serangan baliknya---> Afwan ga perlu emosi prof sy hanya sedih melihat beberapa kecil yg mengklaim pejuang
syariah yang tidak ada keberpihakan kepada ummat mayoritas yg didzolimi atas hal yg tidak pernah mereka lakukan
gara gara sang pejuang punya 'interest' profesi ...itu saja... takutlah sama Allah akhi fillah!
Tanggapan balik Pak Fahmi: Itu prasangka Antum saja. Ingat, sebagian besar prasangka itu dosa. Istighfarlah. Tak
pantas pejuang syariah memojokkan sebuah profesi. Kita semua ini korban sistem. Pasien maupun dokter semua
korban sistem.
Para dokter yang ikut aksi itu juga ketika hp-nya menjerit bahwa ada pasien yang memerlukannya, mereka juga
segera lari ke pasiennya. Tidak ada yang bertahan di tempat protes. Tetapi Antum terlalu membesar-besarkan
persoalan. Antum terseret oleh opini media sekuler.... Kalau para dokter itu egois-profesi, justru mereka tidak akan
mogok & protes. Mungkin mereka malah sibuk di ruang prakteknya, dapat limpahan pasien dari dokter yang tutup.
Yang nggak paham komentar, "Wah baru kali ini sy menyaksikan seorang profesor yg katanya ideologis "mengeluh"
gara gara istrinya berprofesi sebagai dokter...maaf prof kayaknya antum harus belajar lagi konsekwensi dari satu
profesi mulia tanpa harus mengeluh...ya hemat sy kalo dirasa antum terganggu oleh minta tolongnya pasien dan prof
sbagai suami merasa cukup nafkahi istri...silahkan sj sang istri suruh memilih tinggalkan profesi dokter daripada
mengeluh ...ga bijak prof dan jauh dari akhlak seorang muslim..."
Tanggapan balik Pak Fahmi, " Anda yang memang kurang empati. kurang peduli. Istri saya itu tidak bekerja penuh
waktu di manapun. Dia saya nafkahi cukup. Hidupnya hanya untuk dakwah. Tetapi semua orang di lingkungan saya
tahu, bahwa dia seorang dokter yang wajib menolong siapapun. Apakah boleh, saya menolak pasien yang datang ke
rumah dini hari, dengan mengatakan, "maaf, istri saya tidak menjalankan profesinya lagi". Nanti anda bilang istri
saya dokter yang menelantarkan pasien.
Untuk Anda ketahui, istri saya bahkan tidak mengambil PNS-nya dulu, juga keluar dari RS swasta tempat dia pernah
kerja dulu, untuk full dakwah. Tetapi, dia telah bersumpah untuk menolong siapapun dengan keahlian yang
dimilikinya.
cobalah terbang melihat tinggi, melihat persoalan dengan wawasan yang lebih luas. Kalau sekedar menyalahkan
atau memvonis itu gampang. Tetapi mendudukkan persoalan, dan menarik ke akar ideologis perosalan, itulah yang
dibutuhkan oleh seorang mufakkirun-siyasiyyun.
Tanpa memahami fakta, maka fiqih manapun akan mandul. Dengan fiqih yang mandul, maka dakwah akan mandul.
Camkan kata-kata saya. Salam. ****
Korban sistem, opini media sekuler, mufakkiruun-siyasiyuun, fakta, fiqih, dakwah, dan kesabaran tak berbatas...
[www.bringislam.web.id]
www.bringislam.web.id/2013/11/dokter-mogok-di-mata-muffakirun-siyasiyuun.html
2/2