Tulisan ini membahas pernyataan Presiden SBY yang mengkaitkan terorisme dengan upaya penegakan negara Islam. Tulisan ini berargumen bahwa negara Islam adalah kewajiban agama bagi umat Islam dan bukan hanya masalah sejarah. Tulisan ini juga menolak klaim bahwa upaya penegakan negara Islam dilakukan dengan kekerasan, dan menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan propaganda Barat yang anti terhadap Islam.
1. 29/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Terorisme dan Negara Islam
Terorisme dan Negara Islam
May 19th, 2010 by farid
Kita tentu tidak bisa menolak takdir perubahan, kalau
ternyata rakyat Indonesia yang mayoritas Islam ini
kemudian mendukung penegakan negara Islam
Presiden SBY dalam keterangan persnya Bandara
Halim Perdanakusumah, Senin (17/5) sebelum bertolak
ke Singapura dan Malaysia menegaskan tujuan dari
para teroris adalah mendirikan negara Islam. Padahal,
menurut SBY, pendirian negara Islam sudah rampung
dalam sejarah Indonesia. Aksi teroris juga bergeser dari
target asing ke pemerintah. Ciri lain, menurut Presiden,
para teroris menolak kehidupan berdemokrasi yang ada
di negeri ini. Padahal, demokrasi adalah sebuah pilihan
atau hasil dari sebuah reformasi. Karena itu menurut presiden keinginan mendirikan negara
Islam dan sikap anti demokrasi tidak bisa diterima rakyat Indonesia .
Ada beberapa catatan penting kita dari pernyataan SBY ini. Antara lain , masalah pendirian
negara Islam. Negara Islam adalah negara yang menjadikan Islam sebagai asasnya dan syariat
Islam sebagai aturan segala aspek kehidupan. Hal ini bukanlah persoalan sejarah, atau
masalah diterima oleh mayoritas rakyat banyak atau tidak. Tapi ini adalah masalah kewajiban
dalam agama. Sudah seharusnya siapapun yang menjadi muslim terikat pada syariat Islam
dalam seluruh aspek kehidupannya termasuk bernegara, politik, ekonomi, dan pendidikan.
Kewajiban ini merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim kepada Allah dan juga
cerminan dari kecintaan kepada Allah SWT dan Rosul-Nya yang seharusnya dijadikan teladan.
Semuanya itu diwujudkan dengan terikat pada hukum-hukum Allah SWT yang bersumber dari
Al Qur’an dan as Sunnah.
Bukankah dalam berbagai kesempatan presiden SBY sering mengatakan kita harus
menjadikan Rosulullah SAW sebagai teladan kehidupan kita ? Kita tentu masih ingat ketika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membacakan sambutan pembukaan Kongres Umat
Islam Indonesia (KUII) V, Jum’at (7/5) di Jakarta. Dalam pidatonya, presiden sendiri
mengatakan Islam hadir sebagai jalan kehidupan manusia dan rahmat bagi seluruh alam.
Tuntunan Alquran dan Sunnah adalah pedoman hidup dan jalan yang lurus untuk mendapatkan
kebahagiaan dunia dan akhirat.Rasulullah pun telah mencontohkan tatanan peradaban yang
dibangun atas dasar iman dan takwa. “Kita memiliki tugas sejarah untuk membangun dan
mengembalikan kejayaan Islam!” tegas Presiden saat itu.
m.hizbut-tahrir.or.id/2010/05/19/terorisme-dan-negara-islam/
1/3
2. 29/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Terorisme dan Negara Islam
Kita juga ingat, ketika SBY memberikan kata sambutannya dalam Forum Ekonomi Islam
Sedunia di Jakarta (2 /3/2009),SBY juga mengajak negara Islam bersatu atasi krisis dengan
bersatu, negara-negara Islam akan bisa mengenang kembali kejayaan abad 13. Kalau bicara
kejayaan Islam abad 13, tentu tidak bisa dipisahkan bahwa saat itu negara Islam yang dikenal
dengan Khilafah Islam tegak dan menjalankan syariah Islam.
Menjadikan Al Qur’an dan as Sunnah sebagai pedoman hidup tentu bukan hanya dalam
masalah ibadah ritual, moral, atau individual saja tetapi dalam seluruh aspek kehidupan.
Disinilah urgensi negara Islam yang akan menerapkan syariah Islam secara keseluruhan.
Adalah mustahil menerapkan syariah Islam secara keseluruhan kalau negaranya tidak
berdasarkan kepada Islam.
Tentu saja meskipun mendirikan negara Islam adalah kewajiban agama (syar’i), kita sepakat
secara realita sosiologis, apakah negara Islam tegak atau tidak, sangat tergantung kepada
masyarakat, dalam pengertian dukungan dan kesadaran masyarakat. Sistem apapun akan
berjalan akan tegak dan berjalan baik kalau di dukung oleh kesadaran masyarakat. Sistem
demokrasi yang saat ini masih kita jadikan panutan karena masyarakat kita masih
mendukungnya. Artinya, kita tentu tidak bisa menolak takdir perubahan, kalau ternyata rakyat
Indonesia yang mayoritas Islam ini kemudian mendukung penegakan negara Islam.
Namun, kita setuju bahwa upaya membangun kesadaran masyarakat untuk menegakkan
negara Islam dilakukan bukan dengan jalan teror. Jalan ini , bukanlah jalan yang ditempuh oleh
Rosulullah SAW. Jalan ini bahkan bisa kontraproduktif. Bagaimana mungkin rakyat akan
mendukung syariat Islam kalau mereka ditakut-takuti dengan bom atau pembunuhan ? Hizbut
Tahrir sendiri yang memang menginginkan negara Islam global berupa Khilafah dengan sangat
tegas menggariskan metode perjuangannya yang tidak menggunakan jalan kekerasan atau
angkat senjata (non violence)
Takdir perubahan ini tidak bisa dicegah, apalagi kalau perubahan ini mengantarkan kepada
kebaikan. Adalah sangat bodoh siapapun yang tidak mau berubah, gigih mempertahankan
status-quo yang buruk padahal ada sistem yang lebih baik di depan matanya. Justru kita
mempertanyakan sikap-sikap mempertahankan sistem demokrasi dan kapitalisme yang jelasjelas didepan mata tampak kebobrokannya. Berbagai persoalan yang diderita rakyat sekarang
ini seperti kemiskinan ,pengangguran yang tinggi, kebodohan ,kriminalitas, adalah buah dari
sistem kapitalisme dimana diantara pilar pentingnya adalah sistem demokrasi?
Alih-alih mensejahterakan masyarakat , sistem demokrasi justru telah menjadi alat penjajahan
baru yang melahirkan berbagai UU dan kebijakan yang mengokohkan penjajahan asing.
Demokrasi ternyata juga melahirkan corporation state, hanya menguntungkan segelintir pemilik
modal dan elit politisi bermoral bejat yang menumbuh suburkan praktik suap menyuap dan tipu
menipu .
Disisi lain, adalah suatu kebohongangan sekaligus kebodohan mengkaitkan kewajiban
m.hizbut-tahrir.or.id/2010/05/19/terorisme-dan-negara-islam/
2/3
3. 29/12/13
Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Terorisme dan Negara Islam
penegakan negara Islam dengan tindakan terorisme. Kita melihat ada agenda busuk dibalik
pengkaitan ini, agenda agar masyarakat kemudian takut , tertipu dan akhirnya tidak setuju
dengan penegakan negara Islam. Upaya ini memang secara sistematis dilakukan oleh
kekuatan-kekuatan imperialism yang khawatir akan kebangkitan Islam.
Upaya memberikan citra jelek terhadap syariah Islam ini disebutkan dalam rekomendasi Ariel
Cohen (The Heritage Foundation). Dia menulis : AS harus menyediakan dukungan pada media
lokal untuk membeberkan contoh-contoh negatif dari aplikasi syariah, seperti potong tangan
untuk kejahatan ringan atau kepemilikan alkohol di Chechnya, keadaan Afghanistan di bawah
Taliban atau Saudi Arabia, dan tempat lainnya. Perlu juga diekspose perang sipil yang
dituduhkan kepada gerakan Islam di Aljazair. (Hizb ut-Tahrir: An Emerging Threat to US
Interests in Central Asia )
Memang tegaknya negara Islam apalagi dalam wujud negara Islam global (al Khilafah al
Islamiyah) sangat ditakuti oleh Barat. Mereka tahu persis tegaknya Khilafah akan menghentikan
agenda penjajahan mereka di negari Islam. Pada 14/5/2010, salah seorang mantan petinggi
Angkatan Bersenjata Inggris yang baru saja pensiun, Jenderal Richard Dannat dalam BBC’s
Today Program dengan sangat gamblang menyatakan perang di Afghanistan adalah perang
melawan Islam.
Ketika ditanya tentang alasan pendudukan Afghanistan dengan tegas dinyatakan untuk
mencegah agenda Islamist yang ingin menegakkan Khilafah Islam abad ke 14 dan 15, yang
sekarang bergerak tumbuh dari Asia Selatan, Timur Tengah hingga Afrika Utara. Karena itu
kita tentu sangat kita sayangkan kalau SBY terjebak dalam propaganda Barat ini yang
mengkaitkan terorisme dengan upaya penegakan syariah Islam atau negara Islam. (Farid
Wadjdi)
Baca juga :
1.
2.
3.
4.
5.
SBY dan Negara Islam
Separatisme, Terorisme dan Negara Islam dalam Sorotan
Isu Terorisme: Langgengkan Sekulerisme, Babat Islam
Tauhid, Universalisme Islam dan Negara Global Khilafah
Hijrah Rosulullah SAW dan Kebutuhan Negara Islam!
m.hizbut-tahrir.or.id/2010/05/19/terorisme-dan-negara-islam/
3/3