Dokumen tersebut membahas masalah transportasi di Indonesia dengan fokus kasus Kota Pekanbaru. Beberapa poin penting yang diangkat adalah permasalahan transportasi umum di Kota Pekanbaru seperti kemacetan dan parkir, upaya pemerintah mengembangkan sistem bus massal, serta strategi pengembangan transportasi seperti penataan parkir, penambahan terminal, dan manajemen lalu lintas.
2. MASALAH TRANSPORTASI
Pengertian Masalah
Masalah (bahasa Inggris: problem) didefinisikan sebagai suatu
pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai dengan yang
diharapkan. Bisa jadi kata yang digunakan untuk menggambarkan
suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor
atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.
Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus
diselesaikan.
Pengertian Transportasi
Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan
yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan
untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-
hari.
Pengertian Masalah Transportasi
Dari kedua pengertian tersebut, dapat diartikan sebagai
ketidaksesuaian pergerakan atau perpindahan manusia dan/atau
barang yang diharapkan dan memerlukan alternatif pemecahan
permasalahan tersebut.
3. ISU PERMASALAHAN
TRANSPORTASI
Transportasi Di
Indonesia
Efisiensi Sistem
Transportasi
Masalah Energi
dalam
Transportasi di
Indonesia
Rendahnya
Disiplin dan
Tingkat
Penegakan
Hukum
Sumber Daya
Manusia dalam
Sektor
Transportasi
Pendanaan
Sektor
Transportasi
Perundangan
dan Regulasi
Keselamatan
Transportasi dan
Aspek
Lingkungan
5. KEBIJAKAN
TRANSPORTASI
PERKOTAAN
Pembangunan angkutan
perkotaan diarahkan pada
pemulihan kondisi pelayanan
armada bus kota, sesuai
dengan standar pelayanan
minimal
Pengembangan dan peningkatan
angkutan umum perkotaan
diarahkan melalui pemaduan
pengembangan kawasan dengan
sistem transportasi kota.
Pengembangan transportasi
perkotaan juga memperhatikan
pejalan kaki dan orang cacat;
Pembatasan penggunaan
kendaraam pribadi
melalui perketatan
persyaratan Ranmor
(Pribadi)
Arah transportasi perkotaan di wilayah
Jabodetabek dan di beberapa kawasan
seperti Gerbang Kertosusila, Malang
Raya, Gelangban, dan Mebidang, selain
ang-kutan jalan juga diarahkan pada
penggunaan angkutan massal yang
berbasis BRT atau jalan rel/kereta api;
Mendukung pengembangan
transportasi yang berkelanjutan,
terutama penggunaan transportasi
umum massal di perkotaan yang
padat, terjangkau dan efisien,
berbasis masyarakat dan terpadu
dengan pengembangan wilayah
Diversifikasi Bahan
Bakar melalui
Pengembangan Bahan
Bakar Gas, Bio Fuel dan
Listrik
Mendorong pengembangan sistem
manajemen lalu lintas di perkotaan
dengan menggunakan Intelligent
Transport System (ITS) untuk kota-
kota metropolitan dan Area Traffic
Control System (ATCS) untuk kota
besar di Indonesia
Mendorong pengembangan
teknologi untuk membatasi
penggunaan kendaraan
pribadi, seperti electronic
road pricing (ERP)
Pengembangan transportasi
perkotaan dengan memperhatikan
pejalan kaki dan orang cacat
melalui pemberikan fasilitas yang
lebih aman dan nyaman untuk
pejalan kaki, untuk mendorong
intensitas berjalan kaki
Mendorong penggunaan off
street parking (kantong parkir
dan gedung parkir) dengan
melakukan pembatasan on
street parking pada jalan-
jalan utama di perkotaan
6. ◦ Pentingnya Sistem Transportasi Regional
Provinsi
Keberhasilan pembangunan akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang berdampak nyata pada
perubahan yang konstruktif dalam masyarakat di semua
aspek kehidupan, serta menjadikan situasi dan kondisi
lingkungannya mengalami perubahan yang fundamental
ke arah peningkatan yang lebih baik dan lebih maju.
Pelaksanaan pembangunan yang kini sedang berlangsung,
baik secara regional maupun secara nasional, akan terus
berlanjut sesuai dengan pola kebijaksanaan pemerintah
atas dasar arahan Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN).
7. Di negara Republik Indonesia yang berbentuk kepulauan dengan daerah yang
sangat luas, sangat dirasakan kebutuhan akan sistem transportasi (perhubungan)
yang efektif dalam arti murah, lancar, cepat, mudah, teratur, dan nyaman untuk
pergerakan manusia dan/atau barang. Setiap tahap pembangunan sangat
memerlukan sistem transportasi yang efisien sebagai salah satu prasyarat guna
kelangsungan dan terjaminnya pelaksanaan pembangunan tersebut. Jadi,
pembangunan sektor perhubungan harus direncanakan, dijabarkan, dan
dilaksanakan secara terkoordinasi, terpadu, dan sesuai dengan perkembangan dan
perubahan tuntutan di masa mendatang.
Salah satu komponen penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi adalah
jaringan prasarana dasar, dalam hal ini prasarana sistem jaringan transportasi.
Sejak Pembangunan Jangka Panjang (PJP) tahap I sampai sekarang,
pembangunan prasarana jalan raya mendapat prioritas utama agar kegiatan
ekonomi dapat bertumbuh kembang sesuai dengan yang diharapkan.
8. ◦ Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
(RTRWP)
Pembangunan daerah pada dasamya merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional; pembangunan daerah
merupakan upaya pencapaian sasaran nasional di daerah,
menyangkut masalah, potensi, aspirasi, dan prioritas
masyarakat daerah. Sebaliknya, keseluruhan pembangunan
di daerah merupakan satu kesatuan pembangunan
nasional. Dengan demikian, keduanya harus dilaksanakan
secara serasi serta diarahkan agar dapat berlangsung secara
berdaya guna dan berhasil guna di semua tingkat
administrasi daerah.
9. Jika kita mengambil kasus Propinsi Jawa Barat, maka pembangunan
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat terutama ditekankan pada upaya
meningkatkan daya guna dan hasil guna pembangunan sektoral sesuai
dengan potensi dan prioritas daerah yang bersangkutan, meningkatkan daya
guna sarana dan prasarana sosial ekonomi yang telah ada, serta
meningkatkan kemampuan partisipasi daerah dalam pelaksanaan
pembangunan.
Dalam hal ini terlihat bahwa Pemda Tingkat I Jawa Barat mempunyai
peranan sangat penting, terutama dalam rangka koordinasi kegiatan
pembangunan yang dilakukan instansi vertikal, unsur pemerintah daerah,
dunia usaha, dan masyarakat daerah. Dengan luas wilayah 44.355 km2,
mencakup 25 Daerah Tingkat II (20 Kabupaten dan 5 Kotamadya) dan 6
Wilayah Administratif, Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat merupakan
propinsi yang berbatasan langsung dengan DKI-Jakarta. Karena itu,
mempunyai posisi yang penting dalam konteks nasional sebagai pendukung
utama ibukota negara.
10. ◦ Sistem Transportasi Regional Provinsi
Pergerakan barang dan manusia dapat mencerminkan
keterhubungan satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Keterhubungan ini sangat penting bagi perkembangan
suatu daerah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
hubungan wilayah, baik secara eksternal maupun internal,
akan banyak mempengaruhi kehidupan wilayah itu sendiri
dan wilayah lain di sekitamya.
11. Untuk mendukung pengembangan pariwisata di
Jawa Barat, dukungan dari prasarana dan sarana
transportasi juga diperlukan. Baiknya sistem
transportasi yang untuk mencapai lokasi
pariwisata, atau dengan kata lain baiknya
aksesibilitas lokasi pariwisata, akan menjadi salah
satu penambah daya tarik potensi wisata.
Tingginya mobilitas penduduk menyebabkan
adanya persaingan antara sarana transportasi
untuk kegiatan wisata dengan kegiatan
ekonomi lainnya. Selanjutnya, hal ini akan
menyebabkan:
• kepadatan lalulintas tinggi
• transportasi umum regional kurang terjamin
• fasilitas antarmoda kurang mendukung
mobilitas wisatawan.
12. TRANSPORTASI DI WILAYAH LOKAL
Transportasi Kota Pekanbaru
Pesatnya perkembangan Kota Pekanbaru adalah suatu
hal yang tidak dapat dielakkan lagi. Perkembangan
zaman dan kemajuan teknologi menuntut Kota
Pekanbaru untuk semakin besar.
Salah satu permasalahan yang dapat dilihat di
Pekanbaru adalah transportasi. Upaya pemerintah
dengan mengadakan angkutan umum masal seperti
dengan diresmikannya pemakaian Sistim Angkutan
Umum Masal Trans Metro Pekanbaru diharapkan akan
memecahkan permasalahan angkutan umum di Kota
Pekanbaru
13. Penataan Parkir Penataan Jalur Angkutan Kota
Tempat-tempat parkir terutama yang
ada di badan jalan (on street parking)
harus ditata kembali, seperti
pemberlakuan larangan parkir di
badan jalan pad ruas-ruas tertentu,
sehingga jalur bus Trans Metro
Pekanbaru ini bersih dari parkir
sehingga bus dapat berjalan dengan
lancar tidak ada hambatan di jalan.
Diharapkan ke depannya
direncanakan kantong-kantong parkir
di sekitar pusat-pusat keramaian,
sehingga di pusat-pusat keramaian ini
tidak lagi ditemukan kendaraan yang
parkir di badan jalan.
Jalur angkutan kota yang ada di Kota Pekanbaru
sudah semestinya ditata kembali, misalkan Kota
Pekanbaru memiliki jalur utama transportasi yang
hanya dilayani oleh Trans Metro Pekanbaru
sedangkan mikrolet angkutan kota akan berfungsi
sebagai angkutan pengumpan (feeder) dari kantong-
kantong penumpang menuju halte-halte terdekat.
Dengan adanya perubahan ini tentunya akan terjadi
perubahan tentunya akan menimbulkan pro dan
kontra di kalangan pengusaha angkutan umum yang
ada saat ini, untuk hal ini tentunya pemerintah
diharapkan bekerja sama dengan perguruan tinggi
yang ada melakukan pengkajian mengenai
kelayakan sebuah jalur angkutan kota yang baru,
sehingga nantinya tidak ada lagi istilah jalur basah
dan jalur kering.
Dalam hal ini, adanya rencana strategi
pengembangan trasnportasi sebagai berikut:
14. Penambahan Terminal Angkutan
Umum
Pemilikan Kendaraan Bermotor
Pertumbuhan penduduk dan perkembangan
pembangunan perkotaan yang semakin pesat menuntut
Kota Pekanbaru tidak hanya memiliki 1 (satu) buah
terminal penumpang angkutan umum. Minimal Kota
Pekanbaru harus memiliki 3 (tiga) buah terminal. Di
Bagian Barat Kota Pekanbaru telah ada Terminal
Bandar Raya Payung Sekaki, sebaiknya di bagian
Timur seperti di daerah Tenayan Raya dan di Selatan
di Wilayah Rumbai terdapat juga terminal angkutan
penumpang, sehingga seluruh bagian Kota Pekanbaru
terlayani oleh angkutan umum. Terminal Angkutan
Umum ini akan berfungsi sebagai gerbang kedatangan
di Kota Pekanbaru, seperti seluruh kendaraan umum
yang menuju ke Timur ( Pelalawan, Air Molek,
Rengat dll ) dipusatkan di Terminal Tenayan Raya ini
sehingga tidak lagi ditemukan banyaknya angkutan
menuju Timur mencari penumpang di sepanjang Jl.
Harapan Raya, begitu juga untuk angkutan umum
yang menuju Duri, Dumai, Bagan Siapi-api dan
sebagainya dipusatkan di Terminal Rumbai. Terminal
Bandarraya sendiri nantinya selain melayani angkutan
antar kota dalam propinsi juga melayani angkutan
antar kota antar antar propinsi, tentunya akses dari dan
ke terminal ini harus dapat diperoleh dengan mudah.
Kepemilikan kendaraan bermotor di Kota
Pekanbaru saat ini cukup tinggi. Hal ini
juga semestinya sudah menjadi perhatian
pemerintah mengenai dampak yang akan
terjadi bila pertumbuhan kepemilikan
kendaraan bermotor ini tidak diimbangi
dengan tingkat pertumbuhan jalan yang
ada. Kasus Kota Jakarta bisa saja terjadi di
Kota Pekanbaru bila hal ini tidak
diantisipasi sejak dini. Sudah saatnya
pemerintah membatasi kepemilikan
kendaraan bermotor, misalkan dengan
memberlakukan regulasi uang muka
minimal untuk dapat kendaraan bermotor
dengan sistim pembayaran mencicil
(kredit). Bila pemerintah memberlakukan
sistim ini tentunya pemerintah harus
menyiapkan sistim angkutan umum massal
yang aman dan nyaman
15. Manajeman Lalulintas Pedestrian dan Jalur Hijau
Manajemen lalulintas sudah sebaiknya
dimulai, seperti dengan pembatasan akses
masuk (jalan searah), pengaturan akses
berbalik arah (U Turn) di sepanjang jalan
utama, pembangunan jalan dengan median
permanen termasuk dengan sistim pengaturan
jam masuk dan pulang kerja serta cara lainnya
yang di anggap sesuai dengan kondisi yang
ada. Dalam hal ini pemerintah diharapkan
tidak henti-hentinya melakukan riset
manajemen lalulintas. Seperti kasus Sekolah
Santa Maria di Jalan Ahmad Yani, untuk
jangka pendek pemerintah bekerja sama
dengan penyelenggara sekolah menyiapkan
tempat untuk mengantar dan menjemput anak
sekolah seperti terminal mini di suatu tempat.
Jadi tidak lagi ditemukan kendaraan
penjemput yang parkir di Jalan Ahmad Yani.
Untuk jangka panjang pemerintah diharapkan
dapat mempertimbangkan memindahkan
lokasi sekolah ke tempat yang lebih baik.
Jumlah jalur hijau agar lebih
ditingkatkan. Bila sepanjang
jalan itu teduh dan ditunjang
lagi dengan adanya
pedestrian yang baik tentunya
masyarakat akan senang
untuk berjalan kaki untuk
jarak-jarak tertentu. Selain
berfungsi sebagai peneduh
jalur hijau juga berfungsi
untuk mereduksi gas CO2
sebagai polutan utama di
jalan raya
16. KESIMPULAN
Beberapa tantangan di sektor transportasi yang akan
dihadapi oleh Indonesia pada masa mendatang
sebagai akibat dari adanya perubahan kebijakan
global baik eksternal maupun internal berupa
kebijakan globalisasi, isu otonomi, dampak krisis
moneter, serta beberapa isu lainnya telah dijelaskan.
Upaya pemerintah Kota Pekanbaru dengan
mengadakan angkutan umum masal seperti dengan
diresmikannya pemakaian Sistem Angkutan Umum
Masal Trans Metro Pekanbaru diharapkan akan
memecahkan permasalahan angkutan umum di Kota
Pekanbaru.
17. Trans Metro Pekanbaru, jika diibaratkan sebuah sapu lidi adalah
sebatang lidi. Kita tidak akan dapat membersihkan sampah di
halaman bila hanya menggunakan sebatang lidi. Lidi ini harus
disatukan dengan lidi-lidi lainnya menjadi sebuah sapu yang
utuh. Pengoperasian Trans Metro Pekanbaru tidak akan dapat
memecahkan masalah transportasi Kota Pekanbaru bila tidak
didukung oleh komponen lain yang terkait. Dalam hal ini,
adanya rencana strategi pengembangan trasnportasi sebagai
berikut:
Penataan Parkir
Penataan Jalur Angkutan Kota
Penambahan Terminal Angkutan Umum
Pemilikan Kendaraan Bermotor
Manajeman Lalulintas
Pedestrian dan Jalur Hijau