SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 39
ASKEP WAHAM




  By
  Rini Neria Ayu Safitri
KONSEP DASAR WAHAM

   PENGERTIAN
    - Waham/Delusi adalah keyakinan klien yang
    tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
    dipertahankan dan tidak dapat dirubah
    secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
    berasal dari pemikiran klien yang sudah
    tidak bisa dikontrol.
-   Delusi/Waham merupakan kelainan jiwa
    yang ditunjukkan dengan adanya ide-ide
    atau keyakinan-keyakinan yang salah. (
    Mary C, Tonsen, 149)
-   Delusi/Waham adalah keyakinan yang
    salah yang secara kokoh dipertahankan
    walaupun tidak diyakini oleh orang dan
    bertentangan dengan realita social. ( Gail
    Stuart, 98)
JENIS-JENIS WAHAM

a)   Waham Kebesaran
     Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
     kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi
     tidak sesuai kenyataan.
     Ex : “Saya ini pejabat di departemen kesehatan
     lho.”
b)   Waham Curiga
     meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok
     yang berusaha merugikan/mencederai dirinya,
     diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
     kenyataan.
     Ex : “Saya tahu. Anda ingin menghancurkan hidup
     saya karena iri dengan kesuksesan saya.”
c)   Waham Agama
     Memiliki keyakinan terhadap
     suatu agama secara berlebihan,
     diucapkan berulangkali tetapi
     tidak sesuai kenyataa.
     Ex : “Kalau saya masuk surga
     saya harus menggunakan
     pakaian putih setiap hari”
d)   Waham Somatik
     Meyakini bahwa tubuh atau bagian
     tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
     diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
     kenyataan.
     Ex : “Saya sakit kanker”. Setelah
     pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan
     tanda2 kanker namun pasien terus
     mengatakan bahwa ia terserang kanker
e)   Waham Nihilistik
     Meyakini bahwa dirinya sudah tidak
     ada di dunia/meninggal, diucapkan
     berulangkali tetapi tidak sesuai
     kenyataan.
     Ex : “Ini kan alam kubur ya, semua
     yang ada disini adalah roh-roh.”
f)   Waham Berdosa
     Timbul perasaan bersalah yang
     luar biasa dan merasakan suatu
     dosa yang besar. Penderita
     percaya selayaknya ia di hukum
     berat.
g)   Waham Dikejar
     Individu merasa dirinya senantiasa
     dikejar-kejar oleh orang lain atau
     kelompok orang yang berbuat jahat
     padanya.
h)   Waham Cemburu
     Selalu cemburu pada orang lain
i)   Waham Pengaruh
     Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya
     diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
WAHAM ADALAH :
1.   Gagal melalui tahapan perkembangan dengan
     sehat
2.   Disingkirkan oleh orang lain dan merasa
     kesepian
3.   Hubungan yang tidak harmonis dengan orang
     lain
4.   Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5.   Kegagalan yang sering dialami
6.   Keturunan, paling sering pada kembar satu
     telur
7.   Sering menggunakan penyelesaian masalah
     yang tidak sehat, misalnya; menyalahkan
     orang lain
TANDA-TANDA DAN GEJALA
1.     Kognitif :
a.   Tidak mampu membedakan nyata dengan
     tidak nyata
b.   Individu sangat percaya pada keyakinannya
c.   Sulit berfikir realita
d.   Tidak mampu mengambil keputusan

2.    Afektif
a.    Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b.    Afek tumpul
3.Perilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4.   Fisik
a.     Higiene kurang
b.    Muka pucat
c.     Sering menguap
d.    BB menurun
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN WAHAM (DELUSI)
 1. PENGKAJIAN
 a. Faktor predisposisi
 - Genetik : diturunkan
 - Neurobiologis : adanya gangguan pada
   konteks pre frontal dan konteks limbik
 - Neurotransmiter: abnormalitas pada
   dopamin, serotonin ,dan glutamat.
 - Virus : paparan virus influinsa pada trimester
   III
 - Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi,
b. Faktor presipitasi
- Proses pengolahan informasi yang
  berlebihan
- Mekanisme penghantaran listrik yang
  abnormal
- Adanya gejala pemicu
SETIAP MELAKUKAN PENGKAJIAN, TULIS
TEMPAT KLIEN DIRAWAT DAN TANGGAL
DIRAWAT. ISI PENGKAJIANNYA MELIPUTI:
a. Identifikasi klien
1)    Perawat yang merawat klien
  melakukan perkenalan dan kontrak
  dengan klien tentang: Nama klien,
  panggilan klien, Nama perawat, tujuan,
  waktu pertemuan, topik pembicaraan.
B. KELUHAN UTAMA / ALASAN MASUK

Tanyakan pada keluarga / klien hal
yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah
dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang
dicapai.
C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

   Tanyakan pada klien / keluarga,
    apakah klien pernah mengalami
    gangguan jiwa pada masa lalu,
    pernah melakukan, mengalami,
    penganiayaan fisik, seksual,
    penolakan dari lingkungan,
    kekerasan dalam keluarga dan
    tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga
  faktor yang mungkin mengakibatkan
  terjadinya gangguan:
1) Psikologis : Keluarga, pengasuh dan
  lingkungan klien sangat mempengaruhi
  respon psikologis dari klien.
2) Biologis: Gangguan perkembangan dan
  fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
  perkembangan individu pada prenatal,
  neonatus dan anak-anak.
3) Sosial Budaya : Seperti kemiskinan, konflik
  sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
  kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta
  stress yang menumpuk.
D. ASPEK FISIK / BIOLOGIS

   Mengukur dan mengobservasi
    tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu,
    pernafasan. Ukur tinggi badan dan
    berat badan, kalau perlu kaji fungsi
    organ kalau ada keluhan.
E. ASPEK PSIKOSOSIAL

   1)   Membuat genogram yang
    memuat paling sedikit tiga generasi
    yang dapat menggambarkan
    hubungan klien dan keluarga,
    masalah yang terkait dengan
    komunikasi, pengambilan keputusan
    dan pola asuh.
2) KONSEP DIRI

a) Citra tubuh: mengenai persepsi klien
  terhadap tubuhnya, bagian yang disukai
  dan tidak disukai.
b) Identitas diri: status dan posisi klien
  sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap
  status dan posisinya dan kepuasan klien
  sebagai laki-laki / perempuan.
c) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga /
  kelompok dan masyarakat dan kemampuan
  klien dalam melaksanakan tugas tersebut.
d) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi,
  status, tugas, lingkungan dan penyakitnya.
e) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain,
  penilaian dan penghargaan orang lain terhadap
  dirinya, biasanya terjadi pengungkapan
  kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud
  harga diri rendah.
3) Hubungan sosial dengan orang lain yang
  terdekat dalam kehidupan, kelompok yang
  diikuti dalam masyarakat.
4)Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan
  kegiatan ibadah
F. STATUS MENTAL

   Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati
    pembicaraan klien, aktivitas motorik klien,
    alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir),
    afek klien, interaksi selama wawancara,
    persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat
    kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan
    berhitung, kemampuan penilaian dan daya
    tilik diri.
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1) Kemampuan makan klien, klien mampu
  menyiapkan dan membersihkan alat makan.
2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan
  dan membersihkan WC serta membersihkan
  dan merapikan pakaian.
3) Mandi klien dengan cara berpakaian,
  observasi kebersihan tubuh klien.
4) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam
  dan di luar rumah.
5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan
  reaksi yang dirasakan setelah minum obat.
h. Masalah psikososial dan lingkungan
 Dari data keluarga atau klien mengenai
  masalah yang dimiliki klien.

i. Pengetahuan
 Data didapatkan melalui wawancara
   dengan klien kemudian tiap bagian yang
   dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
J. ASPEK MEDIK

   Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi
    antara lain seperti terapi psikomotor, terapi
    tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual,
    terapi okupasi, terapi lingkungan.
    Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi
    dan perkembangan klien supaya dapat
    melaksanakan sosialisasi secara wajar
    dalam kehidupan bermasyarakat.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.   Resiko mencederai diri, orang lain dan
     lingkungan berhubungan dengan waham.
2.   Perubahan proses pikir : waham
     berhubungan dengan harga diri rendah.
3.INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain
  dan lingkungan berubungan dengan waham.
 Tujuan :

 * Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan
  lingkungan.
1.Klien dapat membina hubungan saling
  percaya dengan perawat.
 Rasional : Hubungan saling percaya
  merupakan dasar untuk kelancaran
  hubungan interaksinya.
 Tindakan :
- Bina hubungan saling percaya
- Jangan membantah dan mendukung waham
  klien
- Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
  dan terlindungi
- Observasi apakah wahamnya mengganggu
  aktivitas harian dan perawatan diri.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang
   dimiliki.
 Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang
   dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat
   untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat
   bagi klien dari pada hanya memikirkannya.
 Tindakan :
- Beri pujian pada penampilan dan kemampuan
   klien yang realistis.
- Diskusikan bersama klien kemampuan yang
   dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
- Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian
   anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan
   dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
3.Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan
  yang tidak terpenuhi.
 Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan
  klien yang belum terpenuhi perawat dapat
  merencanakan untuk memenuhinya dan
  lebih memperhatikan kebutuhan klien
  tersebut sehingga klien merasa nyaman
  dan aman.
   Tindakan :
-   Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
-   Diskusikan kebutuhan klien yang tidak
    terpenuhi baik selama di rumah maupun di
    rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
-   Hubungkan kebutuhan yang tidak
    terpenuhi dan timbulnya waham.
-   Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi
    kebutuhan klien dan memerlukan waktu
    dan tenaga (buat jadwal jika mungkin)
-   Atur situasi agar klien tidak mempunyai
    waktu untuk menggunakan wahamnya.
4.Klien dapat berhubungan dengan realitas.
 Rasional : Menghadirkan realitas dapat
  membuka pikiran bahwa realita itu lebih
  benar dari pada apa yang dipikirkan klien
  sehingga klien dapat menghilangkan waham
  yang ada.
 Tindakan :
- Berbicara dengan klien dalam konteks
  realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
- Sertakan klien dalam terapi aktivitas
  kelompok : orientasi realitas.
- Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang
  dilakukan klien.
5.Klien dapat menggunakan obat dengan
  benar.
 Rasional : Penggunaan obat yang
  secara teratur dan benar akan
  mempengaruhi proses penyembuhan
  dan memberikan efek dan efek samping
  obat.
   Tindakan :
-   Diskusikan dengan klien tentang nama obat,
    dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum
    obat.
-    Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip
    5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan
    waktu).
-   Anjurkan klien membicarakan efek dan efek
    samping obat yang dirasakan.
-   Beri reinforcement bila klien minum obat yang
    benar.
6.Klien dapat dukungan dari keluarga.
 Rasional : Dukungan dan perhatian
  keluarga dalam merawat klien akan
  mambentu proses penyembuhan klien.
 Tindakan:
- Diskusikan dengan keluarga melalui
  pertemuan keluarga tentang : gejala
  waham, cara merawat klien, lingkungan
  keluarga dan follow up obat.
- Beri reinforcement atas keterlibatan
  keluarga
EVALUASI
1.   Klien percaya dengan perawat, terbuka
     untuk ekspresi waham
2.   Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk
     terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat ini
3.   Klien dapat melakukan upaya untuk
     mengontrol waham
4.   Keluarga mendukung dan bersikap
     terapeutik terhadap klien
5.   Klien menggunakan obat sesuai program
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT!!!

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Askep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zosterAskep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zosterervinpramita
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaCahya
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Fransiska Oktafiani
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragikHusen Aminudin
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Amalia Senja
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanI Gede Purnawinadi
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalMitha Khair
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSulistia Rini
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemiaandalizah
 

Mais procurados (20)

Askep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zosterAskep dengan kasus Herpes zoster
Askep dengan kasus Herpes zoster
 
Macam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikanMacam2 dan cara penyuntikan
Macam2 dan cara penyuntikan
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien jiwa
 
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
Alat Ukur Pengkajain Manula Short Portable Mental Questionneire (SPMSQ)
 
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
262578620 laporan-pendahuluan-stroke-non-hemoragik
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa Proses keperawatan kesehatan jiwa
Proses keperawatan kesehatan jiwa
 
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalPemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletal
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Laminektomi
LaminektomiLaminektomi
Laminektomi
 
SOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mataSOP Irigasi telinga dan mata
SOP Irigasi telinga dan mata
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6Pengkajian b1 b6
Pengkajian b1 b6
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Bahan ekg
Bahan ekgBahan ekg
Bahan ekg
 

Semelhante a Askep waham

LP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docxLP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docxAingmaung5
 
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...Warung Bidan
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamMas Mawon
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxMuhammadDidikJasaGb
 
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptxAsuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptxEndahSari28
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanYusuf Saktian
 
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasan
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasanLaporan pendahuluan perilaku_kekerasan
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasanYusuf Saktian
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaZha Sarimurni
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendahf' yagami
 
MATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.ppt
MATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.pptMATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.ppt
MATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.pptSRIYULIANA21
 
idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf
idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdfidoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf
idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdfHoirulIhsan
 
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)Andre Vano
 
Askep pasien terminal
Askep pasien terminalAskep pasien terminal
Askep pasien terminalAnitha Bunga
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiYusuf Saktian
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiYusuf Saktian
 

Semelhante a Askep waham (20)

LP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docxLP Waham (ineu).docx
LP Waham (ineu).docx
 
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...
Konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan menarik diri akibat skizofr...
 
Askep waham 1
Askep waham 1Askep waham 1
Askep waham 1
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan waham
 
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptxASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
ASKEP WAHAM KELOMPOK 4 vvvvvvvvvPPT.pptx
 
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptxAsuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
Asuhan Keperawatan Dengan Waham.pptx
 
Konsep diri
Konsep diriKonsep diri
Konsep diri
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
 
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasan
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasanLaporan pendahuluan perilaku_kekerasan
Laporan pendahuluan perilaku_kekerasan
 
Askep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkapAskep jiwa lengkap
Askep jiwa lengkap
 
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwaKonsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa
 
Mnia AKPER PEMKAB MUNA
Mnia AKPER PEMKAB MUNA Mnia AKPER PEMKAB MUNA
Mnia AKPER PEMKAB MUNA
 
Mnia
MniaMnia
Mnia
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendah
 
MATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.ppt
MATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.pptMATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.ppt
MATERI-7.-ASUHAN-KEPERAWATAN-DEPRESI.ppt
 
idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf
idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdfidoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf
idoc.pub_asuhan-keperawatan-teoritis-isolasi-sosial.pdf
 
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
Watak dan konsep diri negatif (agama Kristen)
 
Askep pasien terminal
Askep pasien terminalAskep pasien terminal
Askep pasien terminal
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Laporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasiLaporan pendahuluan halusinasi
Laporan pendahuluan halusinasi
 

Askep waham

  • 1. ASKEP WAHAM By Rini Neria Ayu Safitri
  • 2. KONSEP DASAR WAHAM  PENGERTIAN - Waham/Delusi adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah tidak bisa dikontrol.
  • 3. - Delusi/Waham merupakan kelainan jiwa yang ditunjukkan dengan adanya ide-ide atau keyakinan-keyakinan yang salah. ( Mary C, Tonsen, 149) - Delusi/Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang dan bertentangan dengan realita social. ( Gail Stuart, 98)
  • 4. JENIS-JENIS WAHAM a) Waham Kebesaran Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Ex : “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho.” b) Waham Curiga meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Ex : “Saya tahu. Anda ingin menghancurkan hidup saya karena iri dengan kesuksesan saya.”
  • 5. c) Waham Agama Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataa. Ex : “Kalau saya masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari”
  • 6. d) Waham Somatik Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Ex : “Saya sakit kanker”. Setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda2 kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker
  • 7. e) Waham Nihilistik Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Ex : “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.” f) Waham Berdosa Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar. Penderita percaya selayaknya ia di hukum berat.
  • 8. g) Waham Dikejar Individu merasa dirinya senantiasa dikejar-kejar oleh orang lain atau kelompok orang yang berbuat jahat padanya. h) Waham Cemburu Selalu cemburu pada orang lain i) Waham Pengaruh Yaitu pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh orang lain
  • 9. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA WAHAM ADALAH : 1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat 2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian 3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain 4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya 5. Kegagalan yang sering dialami 6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur 7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat, misalnya; menyalahkan orang lain
  • 10. TANDA-TANDA DAN GEJALA 1. Kognitif : a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata b. Individu sangat percaya pada keyakinannya c. Sulit berfikir realita d. Tidak mampu mengambil keputusan 2. Afektif a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan b. Afek tumpul
  • 11. 3.Perilaku dan Hubungan Sosial a. Hipersensitif b. Interpersonal dengan orang lain dangkal c. Depresi d. Ragu-ragu e. Mengancam secara verbal f. Aktifitas tidak tepat g. Streotif h. Impulsive i. Curiga
  • 12. 4. Fisik a. Higiene kurang b. Muka pucat c. Sering menguap d. BB menurun
  • 13. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM (DELUSI) 1. PENGKAJIAN a. Faktor predisposisi - Genetik : diturunkan - Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan konteks limbik - Neurotransmiter: abnormalitas pada dopamin, serotonin ,dan glutamat. - Virus : paparan virus influinsa pada trimester III - Psikologi : ibu pencemas ,terlalu melindungi,
  • 14. b. Faktor presipitasi - Proses pengolahan informasi yang berlebihan - Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal - Adanya gejala pemicu
  • 15. SETIAP MELAKUKAN PENGKAJIAN, TULIS TEMPAT KLIEN DIRAWAT DAN TANGGAL DIRAWAT. ISI PENGKAJIANNYA MELIPUTI: a. Identifikasi klien 1) Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang: Nama klien, panggilan klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik pembicaraan.
  • 16. B. KELUHAN UTAMA / ALASAN MASUK Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang dicapai.
  • 17. C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG  Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
  • 18. Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya gangguan: 1) Psikologis : Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. 2) Biologis: Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak. 3) Sosial Budaya : Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
  • 19. D. ASPEK FISIK / BIOLOGIS  Mengukur dan mengobservasi tanda-tanda vital: TD, nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, kalau perlu kaji fungsi organ kalau ada keluhan.
  • 20. E. ASPEK PSIKOSOSIAL  1) Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
  • 21. 2) KONSEP DIRI a) Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang disukai dan tidak disukai. b) Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan.
  • 22. c) Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut. d) Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan penyakitnya. e) Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga diri rendah.
  • 23. 3) Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat. 4)Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
  • 24. F. STATUS MENTAL  Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
  • 25. G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1) Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan. 2) Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta membersihkan dan merapikan pakaian. 3) Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien. 4) Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah. 5) Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah minum obat.
  • 26. h. Masalah psikososial dan lingkungan  Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien. i. Pengetahuan  Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
  • 27. J. ASPEK MEDIK  Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
  • 28. 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham. 2. Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.
  • 29. 3.INTERVENSI KEPERAWATAN Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.  Tujuan :  * Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
  • 30. 1.Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.  Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.  Tindakan : - Bina hubungan saling percaya - Jangan membantah dan mendukung waham klien - Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi - Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
  • 31. 2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.  Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya.  Tindakan : - Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis. - Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis. - Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
  • 32. 3.Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.  Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.
  • 33. Tindakan : - Observasi kebutuhan klien sehari-hari. - Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah). - Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham. - Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin) - Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
  • 34. 4.Klien dapat berhubungan dengan realitas.  Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada.  Tindakan : - Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu). - Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas. - Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
  • 35. 5.Klien dapat menggunakan obat dengan benar.  Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.
  • 36. Tindakan : - Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat. - Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu). - Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan. - Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
  • 37. 6.Klien dapat dukungan dari keluarga.  Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.  Tindakan: - Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat. - Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
  • 38. EVALUASI 1. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham 2. Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat ini 3. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham 4. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien 5. Klien menggunakan obat sesuai program