SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
PENURUNAN TITIK
BEKU LARUTAN
NAMA :
- Aficena Himdani ( 02 )
- Irsyad Azhar ( 15 )
- Meirsa Sawitri Hayyusari ( 19 )
- Riska Rizki Zetta Adeli ( 24 )
- Riska Dewi Noviana ( 25 )
XII IPA 5
I. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakan hubungan antara titik beku larutan dengan jumlah partikel dan
molalitas ?
II. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami, mengetahui dan
mengamati pengaruh dari faktor jumlah partikel dan molalitas suatu larutan yang
sejenis ataupun tidak terhadap penurunan titik bekunya.
III. DASAR TEORI
Larutan merupakan suatu campuran yang homogen, dan dapat berwujud padatan, atau
cairan. Akan tetapi, larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan berbentuk cairan,
dimana suatu zat tertentu dilarutkan ke dalam pelarut yang berbentuk cairan yang sesuai
hingga konsentrasi tertentu (James Brady, 2003).
Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira-kira pada
larutan yang ada. Jadi, sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat
sifat tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku,
dan tekanan osmotik yang semuanya dinamakan sifat-sifat koligatif (Petrucci, 1987).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi bergantung pada banyaknya jumlah partikel zat terlarut dalam larutan (Syukri,
1999).
Titik beku adalah suhu pada saat larutan mulai membeku pada tekanan luar 1 atm.
Titik beku normal air adalah 0°C yang diukur pada tekanan 1 atm. Titik beku merupakan
suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya, atau dengan kata
lain titik beku adalah suhu dimana pada suhu tersebut, zat cair berubah menjadi padat.
Jika air murni didinginkan pada suhu 0°C, maka air tersebut akan membeku dan
tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm. Tetapi, bila kedalamnya dilarutkan zat terlarut
yang sukar menguap, maka pada suhu 0°C ternyata belum membeku dan tekanan uap
permukaannya lebih kecil dari 1atm. Supaya larutan membeku tekanan uap
permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat dicapai bila suhu larutan diturunkan
(Yazid, 2005).
Setiap larutan memiliki nilai titik didih dan titik beku. Nilai titik didih dan titik beku
larutan masing-masing berbeda. Misalnya saja air, air meiliki titik didih sebesar 100˚C
dan mempunyai nilai titik beku sebesar 0˚C. Titik didih dan titik beku air tadi tentu
berbeda dengan larutan lainnya (Annisa, 2008).
Karena setiap cairan mempunyai suhu beku tertentu,maka jika suatu cairan digunakan
sebagai pelarut, dapat diamati bahwa titik beku larutan tersebut ternyata selalu lebih
rendah dibandingkan titik beku cairan murninya (pelarut). Hal ini disebut penurunan titik
beku.
Sebagai contoh, suhu air ketika air tersebut berubah menjadi es disebut titik beku air.
Titik beku suatu pelarut dalam larutannya juga bergantung pada konsentrasi zat terlarut
dan sifat pelarut tersebut. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada
suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Keberadaan zat terlarut dalam suatu
larutan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan uap jenuh pelarutnya dalam larutan
tersebut dan hal ini menyebabkan titik beku larutan berkurang. Besarnya pengurangan
titik beku suatu pelarut dalam larutannya tersebut kemudian dikenal dengan sebagai
penurunan titik beku (∆Tf). Jika zat telarutnya merupakan zat non elektrolit, maka
penurunan titik bekunya sebanding dengan molalitas larutan (m). Titik beku (Tf) pelarut
murni lebih tinggi daripada titik beku larutan.
Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi
atau mengakibatkan suatu pelarut semakin sulit membeku. Dengan demikian, untuk
mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan usaha ekstra. Hal ini
mengakibatkan titik beku larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku
pelarut murninya. Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya
disebut penurunan titik beku larutan. Berikut ini adalah persamaan dari penurunan titik
beku.
∆Tf = Tf
o
– Tf
ΔTf = penurunan titik beku
Tf = titik beku larutan
Tfº = titik beku pelarut murni
Titik beku tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi tergantung pada konsentrasi
atau jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Semakin besar konsentrasi larutan, maka
semakin besar penurunan titik bekunya.
Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi
yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya. Jadi, makin besar molaritas larutan,
makin tinggi kenaikan titik didih larutan dan makin tinggi pula penurunan titik beku
larutan. Jumlah partikel yang lebih banyak, akan membuat larutan elektrolit lebih sukar
membeku, sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal
inilah yang membuat titik beku larutan elektrolit lebih rendah.
∆Tf ~ m
Untuk larutan nonelektrolit berlaku persamaan :
∆Tf = Kf . m
ΔTf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku zat pelarut
m = molal larutan
Untuk larutan elektrolit berlaku persamaan :
∆Tf = Kf . m . � = Kf . m . [ 1 + (n – 1) α ]
ΔTf = penurunan titik beku
= faktor Van't Hoff
Kf = konstanta penurunan titik beku molal
n = jumlah koefisien
m = molalitas zat terlarut
= derajat ionisasi
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat-alat:
• Kaca arloji
• Termometer
• Tabung reaksi
• Plastik
• Neraca Ohauss
• Beaker glass
• Neraca Triple Beam
Bahan:
• Aquades • Larutan urea 0,1 molal
• Larutan urea 1 molal
• Larutan NaCl 0,1 molal
• Es Batu
• Garam dapur
V. CARA KERJA :
1) Masukkan pecahan kecil – kecil es batu dalam gelas kimia hingga ¾ bagian dan beri
10 sendok garam dapur, aduk hingga rata !
2) Masukkan larutan urea ( CO(NH2)2 0,5 m hingga ½ bagian pada tabung reaksi,
kemudian masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi pecahan
es !
3) Masukkan termometer kedalam mulut tabung reaksi tersebut
4) Amati penurunan suhu pada larutan urea tersebut tiap 30 menit sekali , hingga
larutan tersebut mencapai kesetimbangan atau membeku
5) Ukur suhu konstan dari urea tersebut dan catat sebagai titik beku larutan
6) Ulangi langkah 1 – 5 untuk larutan aquades, urea 1 m dan NaCl 0,5 m !
VI. HASIL PENGAMATAN
NO UREA
(0,1 m)
UREA
( 1 m)
NaCl
( 0,1 m )
Aquades
Temperatur
Awal(T o )
0 °C 0 °C 0 °C 0 °C
Temperatur
Akhir(T )
- 3 °C - 4 °C - 4 °C 0 °C
Perubahan
Temperatur
VII.PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang telah di lakukan, masing-masing zat mempunyai titik beku
yang berbeda. Tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi pada konsentrasi atau jumah
partikel zat terlarut dalam larutan. Semakin besar jumlah partikel zat terlarut dalam larutan,
maka akan semakin besar penurunan titik bekunya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan, maka akan semakin kecil penurunan titik bekunya. Pada
percobaan di dapat data sebagai berikut :
NO LARUTAN PENURUNAN TITIK
BEKU
1 AQUADES 0 °C
2 UREA 0,1 m - 3 °C
3 UREA 1 m - 4 °C
4 NaCl 0,1 m - 4 °C
Dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat kita lihat Aquades (murni tidak ada
campuran bahan lain) memiliki penurunan titik beku sebesar 0 °C. Urea 0,1 M dengan Urea
1 M mengalami perbedaan titik beku di karenakan adanya perbedaan jumlah partikel pada
kedua larutan. Urea 1 M memiliki jumlah partikel yang lebih banyak di bandingkan dengan
Urea 0,1 M. Sehingga penurunan titik beku larutan Urea 1 M lebih besar di bandingkan
denga Urea 0,1 M. Urea 1 M penurunan titik beku - 4 °C sedangkan Urea 0,1 M penurunan
titik beku hanya mencapai – 3 °C.
Pada larutan NaCl penurunan titik beku lebih besar di banding larutan Urea yang sama-
sama memiliki molaritas 0,1 M. Ini disebabkan karena NaCl merupakan salah satu larutan
elektrolit, dan larutan elektrolit memiliki penurunan titik didih yang lebih besar dari larutan
nonelektrolit. Dikarenakan larutan elektrolit memiliki derajat ionisasi (α) = 1 sehingga
mudah mengion, yang mengakibatkan jumlah partikel pada larutan elektrolit bertambah
banyak, jadi semakin tinggi penurunan titik bekunya
VIII. PENUTUP
a. KESIMPULAN :
Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa setiap larutan memiliki
penurunan titik beku yang berbeda-beda tergantung pada jumlah partikel dalam
larutan tersebut. Semakin besar jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, maka akan
semakin besar penurunan titik bekunya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah partikel
zat terlarut dalam larutan, maka akan semakin kecil penurunan titik bekunya.
Penurunan titik beku pada larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit terdapat
perbedaan. Ini dikarenakan larutan elektrolit memiliki derajat ionisasi (α) = 1
sehingga mudah mengion, yang mengakibatkan jumlah partikel pada larutan
elektrolit bertambah banyak, jadi semakin tinggi penurunan titik bekunya.
Sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengion sehingga penurunan titik bekunya
akan cenderung lebih rendah dibandingakan dengan larutan elektrolit.
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es
batu tidak akan membeku pada suhu 0 °C, jadi ketika sebuah tabung reaksi
diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu
yang suhunya 0 °C dengan larutan uji yang ada di dalam tabung reaksi.
b. SARAN
 Sebaiknya para siswa lebih berhati hati dalam mengukur penurunan suhu pada setiap
larutan
 Disarankan lebih berhati hati dalam penimbangan setiap larutan untuk mendaatkan
data yang lebih akurat

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaZahro Dhila
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didihPT. SASA
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLinda Rosita
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)Mutiara Nanda
 
alkohol & eter
alkohol & eteralkohol & eter
alkohol & eterKlik Bayoe
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang Fera Fajrin
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturqlp
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)nailaamaliaa
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Asriani Buhari Noni
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Tata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksTata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksAli Husni
 

Mais procurados (20)

Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar KeporalannyaKimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
Kimia Organik Kelarutan Senyawa Berdasar Keporalannya
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometriTitrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri
 
Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
alkohol & eter
alkohol & eteralkohol & eter
alkohol & eter
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
anorganik Belerang
anorganik Belerang anorganik Belerang
anorganik Belerang
 
Amina
AminaAmina
Amina
 
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperaturlaporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
Laporan lengkap hidrasi air klpk 1 gol.1
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Tata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksTata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleks
 

Destaque

Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didihworodyah
 
Membedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit
Membedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolitMembedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit
Membedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolitNaflah Ariqah
 
Kimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnantoKimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnantoAndi Rahim
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutanriza sofia
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTriza sofia
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanArsyi Nurani
 
Daily routines by Valerie
Daily routines by ValerieDaily routines by Valerie
Daily routines by Valerielledocursotic
 
Aiducation catalogue feb 28 version
Aiducation catalogue feb 28 versionAiducation catalogue feb 28 version
Aiducation catalogue feb 28 versionElaine Chow
 
Health Status of Children in Isabel, Leyte
Health Status of Children in Isabel, LeyteHealth Status of Children in Isabel, Leyte
Health Status of Children in Isabel, LeyteMarc Macalua
 
Product Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組み
Product Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組みProduct Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組み
Product Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組みshibao800
 
Lengua anuncio
Lengua anuncioLengua anuncio
Lengua anunciofranky226
 
Microinvest Warehouse Open
Microinvest Warehouse OpenMicroinvest Warehouse Open
Microinvest Warehouse OpenOpenFest team
 
State of the safety net 2014
State of the safety net 2014State of the safety net 2014
State of the safety net 2014Direct Relief
 

Destaque (20)

Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
 
Membedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit
Membedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolitMembedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit
Membedakan sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit
 
Kimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnantoKimia kelas 12 _ari_harnanto
Kimia kelas 12 _ari_harnanto
 
Sifat Koligatif Larutan
 Sifat Koligatif Larutan Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Sifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPTSifat Koligatif Larutan PPT
Sifat Koligatif Larutan PPT
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + PembahasanSoal Laju Reaksi + Pembahasan
Soal Laju Reaksi + Pembahasan
 
Daily routines by Valerie
Daily routines by ValerieDaily routines by Valerie
Daily routines by Valerie
 
Aiducation catalogue feb 28 version
Aiducation catalogue feb 28 versionAiducation catalogue feb 28 version
Aiducation catalogue feb 28 version
 
Health Status of Children in Isabel, Leyte
Health Status of Children in Isabel, LeyteHealth Status of Children in Isabel, Leyte
Health Status of Children in Isabel, Leyte
 
Fall newsletter-2003
Fall newsletter-2003Fall newsletter-2003
Fall newsletter-2003
 
Product Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組み
Product Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組みProduct Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組み
Product Ownership~NTTデータと楽天それぞれの文脈でのサービスづくり、人づくり、チームづくりの取り組み
 
2009 annual report
2009  annual report2009  annual report
2009 annual report
 
Lengua anuncio
Lengua anuncioLengua anuncio
Lengua anuncio
 
SchaalX
SchaalXSchaalX
SchaalX
 
Recount text2
Recount text2Recount text2
Recount text2
 
Microinvest Warehouse Open
Microinvest Warehouse OpenMicroinvest Warehouse Open
Microinvest Warehouse Open
 
Estonia
EstoniaEstonia
Estonia
 
State of the safety net 2014
State of the safety net 2014State of the safety net 2014
State of the safety net 2014
 
Pf sense 2.0
Pf sense 2.0Pf sense 2.0
Pf sense 2.0
 

Semelhante a Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas

Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku21 Memento
 
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutanLaporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutanNita Mardiana
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)shellawidiyanti
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanadinugroho wisnu
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyendri59
 
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxSIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxdanny110359
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptNanangWijaya9
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptEmiLiawati7
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptDewiSri20
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolitcatatantutor
 
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Muhammad Fadhillah
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptWidiaRahmi2
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfssuser8cafc5
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanyunita97544748
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan AyubDovaRiady
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitEko Supriyadi
 

Semelhante a Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas (20)

Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutanLaporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
 
Penurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutanPenurunan titik beku larutan
Penurunan titik beku larutan
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxSIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit (1).ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.pptsifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
sifat-koligatif-elektrolit-dan-non-elektrolit.ppt
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 
LKS titik beku
LKS titik bekuLKS titik beku
LKS titik beku
 
Lks titik beku
Lks titik bekuLks titik beku
Lks titik beku
 
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
Larutan m.irfan fadhillah xi tkj 1
 
Sifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.pptSifat Koligatif.ppt
Sifat Koligatif.ppt
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
 
Kimia
KimiaKimia
Kimia
 
Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutanSifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
Lembar kerja peserta didik sifat koligatif larutan
 
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolitSifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
Sifat koligatifelektrolitdannonelektrolit
 

Mais de 21 Memento

Gelombang Stasioner
Gelombang StasionerGelombang Stasioner
Gelombang Stasioner21 Memento
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit21 Memento
 
Colligative Properties
Colligative PropertiesColligative Properties
Colligative Properties21 Memento
 
KTI Perkembangan Smartphone di Jember
KTI   Perkembangan Smartphone di JemberKTI   Perkembangan Smartphone di Jember
KTI Perkembangan Smartphone di Jember21 Memento
 
Rekayasa genetika
Rekayasa genetikaRekayasa genetika
Rekayasa genetika21 Memento
 
Sistem Pencernaan Manusia dan Hewan
Sistem Pencernaan Manusia dan HewanSistem Pencernaan Manusia dan Hewan
Sistem Pencernaan Manusia dan Hewan21 Memento
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah21 Memento
 
Kimia Terapan - Laporan CASSACE
Kimia Terapan - Laporan CASSACEKimia Terapan - Laporan CASSACE
Kimia Terapan - Laporan CASSACE21 Memento
 
Dasar teori katalase
Dasar teori katalaseDasar teori katalase
Dasar teori katalase21 Memento
 
Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam Terhadap Produktivi...
Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam  Terhadap Produktivi...Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam  Terhadap Produktivi...
Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam Terhadap Produktivi...21 Memento
 
Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)
Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)
Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)21 Memento
 
Artikel Wirausaha
Artikel WirausahaArtikel Wirausaha
Artikel Wirausaha21 Memento
 
Biologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materiBiologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materi21 Memento
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi21 Memento
 
Soal dan Jawaban Kimia Terapan
Soal dan Jawaban Kimia TerapanSoal dan Jawaban Kimia Terapan
Soal dan Jawaban Kimia Terapan21 Memento
 
Praktikum Kimia - Laporan Elektrolisis
Praktikum Kimia - Laporan ElektrolisisPraktikum Kimia - Laporan Elektrolisis
Praktikum Kimia - Laporan Elektrolisis21 Memento
 

Mais de 21 Memento (20)

Gelombang Stasioner
Gelombang StasionerGelombang Stasioner
Gelombang Stasioner
 
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolitSifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
Sifat koligatif elektrolit dan non elektrolit
 
Colligative Properties
Colligative PropertiesColligative Properties
Colligative Properties
 
KTI Perkembangan Smartphone di Jember
KTI   Perkembangan Smartphone di JemberKTI   Perkembangan Smartphone di Jember
KTI Perkembangan Smartphone di Jember
 
Rekayasa genetika
Rekayasa genetikaRekayasa genetika
Rekayasa genetika
 
Sistem Pencernaan Manusia dan Hewan
Sistem Pencernaan Manusia dan HewanSistem Pencernaan Manusia dan Hewan
Sistem Pencernaan Manusia dan Hewan
 
Tata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya IlmiahTata Tulis Karya Ilmiah
Tata Tulis Karya Ilmiah
 
Proposal 2014
Proposal 2014Proposal 2014
Proposal 2014
 
Kimia Terapan - Laporan CASSACE
Kimia Terapan - Laporan CASSACEKimia Terapan - Laporan CASSACE
Kimia Terapan - Laporan CASSACE
 
Dasar teori katalase
Dasar teori katalaseDasar teori katalase
Dasar teori katalase
 
Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam Terhadap Produktivi...
Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam  Terhadap Produktivi...Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam  Terhadap Produktivi...
Biologi Terapan - Laporan Perbedaan Pengaruh Bahan Tanam Terhadap Produktivi...
 
Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)
Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)
Kimia Terapan - Cassace (Cassava Rice/Nasi Singkong)
 
Artikel Wirausaha
Artikel WirausahaArtikel Wirausaha
Artikel Wirausaha
 
Lemak final
Lemak finalLemak final
Lemak final
 
Biologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materiBiologi un 2014 materi
Biologi un 2014 materi
 
Uji molisch
Uji molischUji molisch
Uji molisch
 
Uas tik
Uas tikUas tik
Uas tik
 
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan KorosiPraktikum Kimia - Laporan Korosi
Praktikum Kimia - Laporan Korosi
 
Soal dan Jawaban Kimia Terapan
Soal dan Jawaban Kimia TerapanSoal dan Jawaban Kimia Terapan
Soal dan Jawaban Kimia Terapan
 
Praktikum Kimia - Laporan Elektrolisis
Praktikum Kimia - Laporan ElektrolisisPraktikum Kimia - Laporan Elektrolisis
Praktikum Kimia - Laporan Elektrolisis
 

Último

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Último (20)

Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas

  • 1. PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN NAMA : - Aficena Himdani ( 02 ) - Irsyad Azhar ( 15 ) - Meirsa Sawitri Hayyusari ( 19 ) - Riska Rizki Zetta Adeli ( 24 ) - Riska Dewi Noviana ( 25 ) XII IPA 5
  • 2. I. RUMUSAN MASALAH Bagaimanakan hubungan antara titik beku larutan dengan jumlah partikel dan molalitas ? II. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memahami, mengetahui dan mengamati pengaruh dari faktor jumlah partikel dan molalitas suatu larutan yang sejenis ataupun tidak terhadap penurunan titik bekunya. III. DASAR TEORI Larutan merupakan suatu campuran yang homogen, dan dapat berwujud padatan, atau cairan. Akan tetapi, larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan berbentuk cairan, dimana suatu zat tertentu dilarutkan ke dalam pelarut yang berbentuk cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu (James Brady, 2003). Terdapat empat sifat yang berhubungan dengan larutan encer, atau kira-kira pada larutan yang ada. Jadi, sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis terlarut. Keempat sifat tersebut ialah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik yang semuanya dinamakan sifat-sifat koligatif (Petrucci, 1987). Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi bergantung pada banyaknya jumlah partikel zat terlarut dalam larutan (Syukri, 1999). Titik beku adalah suhu pada saat larutan mulai membeku pada tekanan luar 1 atm. Titik beku normal air adalah 0°C yang diukur pada tekanan 1 atm. Titik beku merupakan suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatnya, atau dengan kata lain titik beku adalah suhu dimana pada suhu tersebut, zat cair berubah menjadi padat. Jika air murni didinginkan pada suhu 0°C, maka air tersebut akan membeku dan tekanan uap permukaannya sebesar 1 atm. Tetapi, bila kedalamnya dilarutkan zat terlarut yang sukar menguap, maka pada suhu 0°C ternyata belum membeku dan tekanan uap permukaannya lebih kecil dari 1atm. Supaya larutan membeku tekanan uap permukaannya harus mencapai 1 atm. Hal ini dapat dicapai bila suhu larutan diturunkan (Yazid, 2005). Setiap larutan memiliki nilai titik didih dan titik beku. Nilai titik didih dan titik beku larutan masing-masing berbeda. Misalnya saja air, air meiliki titik didih sebesar 100˚C dan mempunyai nilai titik beku sebesar 0˚C. Titik didih dan titik beku air tadi tentu berbeda dengan larutan lainnya (Annisa, 2008).
  • 3. Karena setiap cairan mempunyai suhu beku tertentu,maka jika suatu cairan digunakan sebagai pelarut, dapat diamati bahwa titik beku larutan tersebut ternyata selalu lebih rendah dibandingkan titik beku cairan murninya (pelarut). Hal ini disebut penurunan titik beku. Sebagai contoh, suhu air ketika air tersebut berubah menjadi es disebut titik beku air. Titik beku suatu pelarut dalam larutannya juga bergantung pada konsentrasi zat terlarut dan sifat pelarut tersebut. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap air sama dengan tekanan uap es. Keberadaan zat terlarut dalam suatu larutan menyebabkan terjadinya penurunan tekanan uap jenuh pelarutnya dalam larutan tersebut dan hal ini menyebabkan titik beku larutan berkurang. Besarnya pengurangan titik beku suatu pelarut dalam larutannya tersebut kemudian dikenal dengan sebagai penurunan titik beku (∆Tf). Jika zat telarutnya merupakan zat non elektrolit, maka penurunan titik bekunya sebanding dengan molalitas larutan (m). Titik beku (Tf) pelarut murni lebih tinggi daripada titik beku larutan. Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi atau mengakibatkan suatu pelarut semakin sulit membeku. Dengan demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik beku larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya. Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut penurunan titik beku larutan. Berikut ini adalah persamaan dari penurunan titik beku. ∆Tf = Tf o – Tf ΔTf = penurunan titik beku Tf = titik beku larutan Tfº = titik beku pelarut murni Titik beku tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi tergantung pada konsentrasi atau jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. Semakin besar konsentrasi larutan, maka semakin besar penurunan titik bekunya. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya. Jadi, makin besar molaritas larutan, makin tinggi kenaikan titik didih larutan dan makin tinggi pula penurunan titik beku larutan. Jumlah partikel yang lebih banyak, akan membuat larutan elektrolit lebih sukar membeku, sehingga membutuhkan suhu yang lebih rendah, dan waktu yang lama. Hal inilah yang membuat titik beku larutan elektrolit lebih rendah. ∆Tf ~ m Untuk larutan nonelektrolit berlaku persamaan :
  • 4. ∆Tf = Kf . m ΔTf = penurunan titik beku Kf = tetapan penurunan titik beku zat pelarut m = molal larutan Untuk larutan elektrolit berlaku persamaan : ∆Tf = Kf . m . � = Kf . m . [ 1 + (n – 1) α ] ΔTf = penurunan titik beku = faktor Van't Hoff Kf = konstanta penurunan titik beku molal n = jumlah koefisien m = molalitas zat terlarut = derajat ionisasi IV. ALAT DAN BAHAN Alat-alat: • Kaca arloji • Termometer • Tabung reaksi • Plastik • Neraca Ohauss • Beaker glass • Neraca Triple Beam Bahan: • Aquades • Larutan urea 0,1 molal
  • 5. • Larutan urea 1 molal • Larutan NaCl 0,1 molal • Es Batu • Garam dapur V. CARA KERJA : 1) Masukkan pecahan kecil – kecil es batu dalam gelas kimia hingga ¾ bagian dan beri 10 sendok garam dapur, aduk hingga rata ! 2) Masukkan larutan urea ( CO(NH2)2 0,5 m hingga ½ bagian pada tabung reaksi, kemudian masukkan tabung reaksi tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi pecahan es ! 3) Masukkan termometer kedalam mulut tabung reaksi tersebut 4) Amati penurunan suhu pada larutan urea tersebut tiap 30 menit sekali , hingga larutan tersebut mencapai kesetimbangan atau membeku 5) Ukur suhu konstan dari urea tersebut dan catat sebagai titik beku larutan 6) Ulangi langkah 1 – 5 untuk larutan aquades, urea 1 m dan NaCl 0,5 m ! VI. HASIL PENGAMATAN NO UREA (0,1 m) UREA ( 1 m) NaCl ( 0,1 m ) Aquades Temperatur Awal(T o ) 0 °C 0 °C 0 °C 0 °C Temperatur Akhir(T ) - 3 °C - 4 °C - 4 °C 0 °C Perubahan Temperatur VII.PEMBAHASAN
  • 6. Dari hasil percobaan yang telah di lakukan, masing-masing zat mempunyai titik beku yang berbeda. Tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi pada konsentrasi atau jumah partikel zat terlarut dalam larutan. Semakin besar jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, maka akan semakin besar penurunan titik bekunya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, maka akan semakin kecil penurunan titik bekunya. Pada percobaan di dapat data sebagai berikut : NO LARUTAN PENURUNAN TITIK BEKU 1 AQUADES 0 °C 2 UREA 0,1 m - 3 °C 3 UREA 1 m - 4 °C 4 NaCl 0,1 m - 4 °C Dari data eksperimen yang telah dilakukan, dapat kita lihat Aquades (murni tidak ada campuran bahan lain) memiliki penurunan titik beku sebesar 0 °C. Urea 0,1 M dengan Urea 1 M mengalami perbedaan titik beku di karenakan adanya perbedaan jumlah partikel pada kedua larutan. Urea 1 M memiliki jumlah partikel yang lebih banyak di bandingkan dengan Urea 0,1 M. Sehingga penurunan titik beku larutan Urea 1 M lebih besar di bandingkan denga Urea 0,1 M. Urea 1 M penurunan titik beku - 4 °C sedangkan Urea 0,1 M penurunan titik beku hanya mencapai – 3 °C. Pada larutan NaCl penurunan titik beku lebih besar di banding larutan Urea yang sama- sama memiliki molaritas 0,1 M. Ini disebabkan karena NaCl merupakan salah satu larutan elektrolit, dan larutan elektrolit memiliki penurunan titik didih yang lebih besar dari larutan nonelektrolit. Dikarenakan larutan elektrolit memiliki derajat ionisasi (α) = 1 sehingga mudah mengion, yang mengakibatkan jumlah partikel pada larutan elektrolit bertambah banyak, jadi semakin tinggi penurunan titik bekunya VIII. PENUTUP a. KESIMPULAN :
  • 7. Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan bahwa setiap larutan memiliki penurunan titik beku yang berbeda-beda tergantung pada jumlah partikel dalam larutan tersebut. Semakin besar jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, maka akan semakin besar penurunan titik bekunya. Sebaliknya, semakin kecil jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, maka akan semakin kecil penurunan titik bekunya. Penurunan titik beku pada larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit terdapat perbedaan. Ini dikarenakan larutan elektrolit memiliki derajat ionisasi (α) = 1 sehingga mudah mengion, yang mengakibatkan jumlah partikel pada larutan elektrolit bertambah banyak, jadi semakin tinggi penurunan titik bekunya. Sedangkan larutan nonelektrolit tidak mengion sehingga penurunan titik bekunya akan cenderung lebih rendah dibandingakan dengan larutan elektrolit. Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es batu tidak akan membeku pada suhu 0 °C, jadi ketika sebuah tabung reaksi diletakkan didalam gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0 °C dengan larutan uji yang ada di dalam tabung reaksi. b. SARAN  Sebaiknya para siswa lebih berhati hati dalam mengukur penurunan suhu pada setiap larutan  Disarankan lebih berhati hati dalam penimbangan setiap larutan untuk mendaatkan data yang lebih akurat