Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh budaya organisasi dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di PT PLN Persero Rayon Kuningan. Penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dan motivasi kerja di PT PLN tersebut sudah baik, namun kinerja pegawai masih perlu ditingkatkan. Penelitian menyimpulkan bahwa budaya organisasi dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
2. Masalah Penelitian
Masih belum optimalnya kinerja pegawai di
PT PLN Persero Rayon Kuningan, hal ini dapat
terlihat dari masih ada pegawai yang belum bisa
menyelesaikan tugas yang dibebankan tepat sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan, masih adanya
ketidaksesuaian antara hasil pekerjaan dengan target
atau standar yang telah ditetapkan, adanya keluhan
dari pelanggan mengenai pelayanan baca meter dan
banyak melakukan kesalahan dalam pekerjaan.
Hal tersebut menunujukan rendahnya kinerja
pegawai dan harus dicari solusinya.
( Sumber: Seksi adm- analis pembaca meter).
3. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran budaya organisasi di
PT PLN Persero - Rayon Kuningan?
2. Bagaimana gambaran motivasi kerja di PT
PLN Persero - Rayon Kuningan?
3. Bagaimana gambaran kinerja pegawai di PT
PLN Persero - Rayon Kuningan?
4. Bagaimana pengaruh budaya organisasi
dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
di PT PLN Persero - Rayon Kuningan?
4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui gambaran budaya
organisasi di PT PLN Persero - Rayon
Kuningan.
2. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja
di PT PLN Persero - Rayon Kuningan.
3. Untuk mengetahui gambaran kinerja
pegawai di PT PLN Persero - Rayon
Kuningan.
4. Untuk mengetahui pengaruh budaya
organisasi dan motivasi kerja terhadap
kinerja pegawai di PT PLN Persero - Rayon
Kuningan.
6. Hipotesis
Hipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap suatu permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul
Penulis memberikan hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Teradapat pengaruh yang positif antara budaya organisasi
dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai ”.
Metode Penelitian
Metode deskriptif korelasional
Merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa
fakta-fakta saat ini dari suatu populasi, dengan karakteristik
masalah-masalah berupa hubungan korelasi antara dua
variabel atau lebih.
7. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai PT PLN Persero – Rayon Kuningan
yang berjumlah 75 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang
ada. Menurut Sugiyono (2008:116), menyatakan
bahwa: “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Berdasakan pendapat tersebut, karena di PT
PLN (Persero) – Rayon Kuningan mempunyai
karakteristik yang sangat berbeda antar pegawai
yang bekerja dibagian administratif dan bagian
lapangannya, maka sampel yang diambil oleh
8. Indikator
1. Budaya Organisasi (X1)
1) Inisiatif individu
2) Toleransi terhadap resiko
3) Pengarahan
4) Integrasi
5) Dukungan Manajemen
6) Pengawasan
7) Identitas
8) Sistem Penghargaan
9) Toleransi terhadap resiko
10) Pola komunikasi
( Sumber : Stephen P. Robbins, 2003:305 )
9. 2. Motivasi Kerja ( X2)
1) Harga diri
2) Harapan pribadi
3) Kebutuhan
4) Keinginan
5) Kepuasan kerja
6) Prestasi kerja ynag dihasilkan
7) Jenis dan sifat pekerjaannya
8) Kelompok kerja
9) Organisasi tempat bekerja
10) Situasi lingkungan
11) Sisitem imbalan yang berlaku
( Sumber : Sondang P. Siagan, 2003:294)
10. 3. Kinerja Pegawai ( Y)
1) Kuantitas
2) Kualitas
3) Eefektivitas
4) Efisiensi
( Sumber : Hadari Nawawi, 2006:67)
11. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
a. Variabel X1 : (20 Valid)
b. Variabel X2 : (18 Valid, 2 Tidak Valid)
c. Variabel Y : (19 Valid, 1 Tidak Valid)
2. Uji Reliabilitas
a. Variabel X1 = 0,915 (Sangat Kuat)
b. Variabel X2 = 0,784 (Kuat)
c. Variabel Y = 0,869 (Sangat Kuat)
12. 3. Gambaran Variabel
a. Variabel X1 : 82,66% (Tinggi)
b. Variabel X2 : 87,47% (Tinggi)
c. Variabel Y : 92,41% (Tinggi)
4. Konversi Data
Menggunakan Method of Successive Interval
(MSI)
5. Uji Normalitas / (p > 0,05 = Normal)
a. Variabel X1 : 0,360 (Normal)
b. Variabel X2 : 0,509 (Normal)
c. Variabel Y : 0,415 (Normal)
13. Pengujian Hipotesis
1. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
- Uji Korelasi = 0,987 (Sangat Kuat)
- Koefisien Determinasi = 97,5% (sisanya 2,5% oleh
faktor lain)
- Persamaan Regresi
Y = 15,419 + 1,074X1.
- Uji Signifikansi
P < 0,05 (signifikan)
2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
- Uji Korelasi = 0,768 (Kuat)
- Koefisien Determinasi = 59,0% (sisanya 41,0%oleh
faktor lain)
- Persamaan Regresi
Y= 23,216 + 0,726X2
- Uji Signifikansi
P < 0,05 (signifikan)
14. 3. Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
- Uji Korelasi = 0,813 (Sangat Kuat)
- Koefisien Determinasi = 66,1% (sisanya 33,9%
oleh faktor lain)
- Persamaan Regresi
Y = 19,784 + 0,724X1 + 0,835X2
- Uji Signifikansi
P < 0,05 (Signifikan)
15. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data, penulis
menyimpulkan sebagai berikut:
1. Budaya organisasi di PT PLN Persero - Rayon
Kuningan sudah baik (82,66%) termasuk
kriterium tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari
inisiatif individu, toleransi terhadap resiko,
pengarahan yang diberikan oleh pimpinan,
integrasi, dukungan dari manajemen,
pengawasan, identitas, sistem penghargaan
yang diberikan, toleransi terhadap konflik, dan
pola komunikasi.
2. Motivasi kerja pada PT PLN Persero - Rayon
Kuningan sudah baik (87,47%) termasuk
kriterium tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari
Harga diri, Harapan pribadi pegawai, Kebutuhan,
Keinginan, Kepuasan kerja, Prestasi kerja yang
dihasilkan, Jenis dan sifat pekerjaanya,
16. 3. Kinerja pegawai pada PT PLN Persero - Rayon Kuningan
sudah baik (92,41%) termasuk kriterium tinggi, hal tersebut
dapat dilihat dari kuantitas, kualitas, efektivitas, dan efisiensi
yang dilakukan oleh pegawai.
17. 4. Budaya organisasi dan motivasi kerja secara
bersama- sama memiliki hubungan positif dengan
kinerja pegawai. Koefisien Determinasi
menunjukkan kinerja pegawai dipengaruhi oleh
budaya organisasi dan motivasi kerja.
Persamaan regresi Y atas X1 dan X2
menunjukan bahwa setiap kenaikan budaya
organisasi, dapat menyebabkan kenaikan
kinerja pegawai dan setiap kenaikan motivasi
kerja, dapat menyebabkan kenaikan kinerja
pegawai. Dengan kata lain bahwa kinerja pegawai
ditentukan oleh budaya organisasi dan
motivasi kerja. Hasil uji Anova atau F test adalah
signifikan, artinya bahwa budaya organisasi dan
motivasi kerja secara bersama-sama dapat
berpengaruh terhadap kinerja pegawai, maka
18. Saran
1. Pimpinan sebaiknya memberikan dorongan yang
maksimal kepada para pegawai utnuk bekerja dengan
inovatif. Hal ini dimaksudkan agar tumbuh semangat
kerja dari para pegawai dengan penemuan metode
baru dalam mengerjakan tugas.
2. Pimpinan harus tegas dalam menegakkan aturan. Hal
ini sangat penting agar para pegawai merasa
diperhatikan melalui penegakkan aturan, sehingga
dengan hal tersebut diharapkan para pegawai taat dan
patuh pada aturan yang akan mendukung upaya
pencapaian tujuan organisasi.
3. Pimpinan harus mampu menciptakan kebiasaan agar
para pegawai bekerja sama dengan rekan kerjanya,
agar pekerjaan terasa ringan. Jadi ketika ada pekerjaan
yang rumit, pegawai tidak usah segan untu meminta
bantuan pada rekan yang lain. Di sisi lain, pengawasan
dari pimpinan sangat diperlukan agar diketahui ketika
19. 4. Pimpinan seharusnya memberikan pujian atas
keberhasilan pegawai, sekecil apapun prestasi tetap
harus diapresiasi secara positif. Hal ini penting agar
para pegawai merasa dihargai, sehingga motivasi
untuk berprestasipun akan muncul dari para pegawai.
5. Manajemen harus mampu mendorong pegawainya
untuk mengikuti pelatihan dan mengembangkan
potensi yang dimiliki agar hasil pekerjaan sesuai
dengan yang diharapkan. Di sini dibutuhkan
peran dari pimpinan untuk terus memotivasi para
pegawai.
6. Pembinaan terhadap para pegawai harus secara rutin
dilaksanakan, khususnya oleh pimpinan. Hal ini sangat
perlu agar pegawai merasa diperhatikan, sehingga
akan meningkatkan kinerja dari para pegawai.