SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
Baixar para ler offline
Analisis Karakteristik Sensor Magnetic
Inductance Tomography (MIT) untuk
Aplikasi Inspeksi Cacat Logam
Rifa’atul Fadilah
Dosen Pembimbing : Elvan Yuniarti, M.Si
Pembimbing Lapangan : Dr. Mahfudz Al Huda M. Eng
S1 Fisika Instrumentasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
C-TECH LABS
EDWAR TECHNOLOGY
Outline
▪Latar Belakang
▪Tujuan dan Manfaat
▪Dasar Teori
▪Metodologi Penelitian
▪Metode Pengambilan Data
▪Hasil dan Pembahasan
▪Kesimpulan dan Saran
Latar Belakang
Logam
Production
Casting
Defects
Cacat
bentuk
Cacat luar
Cacat
dalam
NDT
Quality Control
Memelihara kualitas
Meminimalisir reject
Menekan biaya produksi
Penyempurnaan teknik
Non Destructive Testing (NDT)
Metode Inspeksi
X-Radiography
Ultrasonic
Eddy Current
Magnetic Particle
Liquid Penetrant
MIT
Teknik tomografi elektrik berbasis
induksi magnetik untuk
pencitraan parameter
elektromagnetik pasif pada
frekuensi rendah secara non-
invasive dan non-destructive.
Visual
Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui karakteristik hubungan antara sensor
MIT dengan material menggunakan metode Lift-off.
2. Mengetahui karakteristik perbandingan data baja
normal dan cacat dengan perbandingan variasi tebal
pelat.
3. Membandingkan metode pengukuran yang tepat
pada MIT untuk deteksi cacat dengan metode
pengambilan data secara sweeping.
4. Bagaimana batasan dan kemampuan hasil
pengukuran nilai ∆V imajiner untuk mendeteksi
cacat.
1. Memberikan kontribusi dalam bidang
riset Non Destructive Testing (NDT)
mengenai teknologi flaw detection
pada logam.
2. Dapat dijadikan referensi untuk
penelitian deteksi cacat pada logam
hasil lasan.
Induksi Elektromagnetik
Persamaan Ampere-Maxwell
𝛻 × 𝑯 = 𝑱 +
𝜕𝑫
𝜕𝑡
Hukum Faraday
𝛻 × 𝑬 = −
𝜕𝑩
𝜕𝑡
Biot Savart
𝑑𝑩 =
𝜇0𝐼 𝑑𝑙 × 𝐼𝑟
4𝜋𝑟2
𝑩 = 𝜇0𝜇𝑟𝑯
𝑫 = 𝜀0𝜀𝑟𝑬
D = rapat flux listrik
𝐶
𝑚2
E = medan listrik (V/m)
B = rapat fluks magnet (T)
H = medan magnet (A/m)
J = rapat arus listrik
𝐴
𝑚2
Source: Communications Museum of Macao
Eddy Currents
Material Konduktif
Eddy Currents
Mf primer
Mf sekunder
(Griffiths, 2001)
Source: Olympus Corporation
Phasor Response of Different Objects in MIT (A. J. Peyton)
1. Tidak ada objek → hanya background signal (sinyal
langsung antara dua kumparan)
2. Objek magnetik, non-conducting → terdapat sinyal
tambahan dari objek yang se-fase dengan
background sinyal.
3. Objek konduktif, non-magnetic → sinyal yang
disebabkan objek memiliki komponen yang se-fasa
dan kuadratur (fase antara background sinyal dan
sinyal objek sekitar 90° − 180° )
4. Objek magnetik mengandung besi → Fase antara
sinyal background dan sinyal objek 0° − 180°
5. Objek berkonduktivitas rendah (biologis) → interaksi
lemah antara medan yang ada dengan objek. (fase
hanya sekitar 90° dari fase background.
Magnetic Indutance Tomography :forward model
Hoe Cher Wee (2010)
Terdapat dua metode untuk menterjemahkan signal perturbation:
- dengan mengukur real part dan imaginary part pada Vo (total voltage)
- mengukur phase antara Vo dan Vtotal.
Metodologi
Penelitian
Eksperimen Karakterisasi
Sinyal
Eksperimen Deteksi Cacat Subsurface
Studi Literatur
-Metode yang dapat digunakan untuk
deteksi cacat
-Perbandingan data terhadap variasi
dimensi cacat
-Karakteristik sensor terhadap
perubahan frekuensi
-Karakteristik lift off pada bahan
yang berbeda
Grafik Hasil Inspeksi Cacat
Karakteristik Sensor
Eksperimen Variasi Tebal Pelat
-Perbandingan konduktivitas
pada frekuensi tinggi dan
rendah
-Perbandingan tebal pelat
Literatur
Literatur
Perbandingan Variasi Tebal
terhadap Sinyal Output
Kesimpulan
Literatur
Sensor, Benda Uji, Eddy Current Generator, Osiloskop, dan Komputer
Preparasi sistem pengukuran :
Menghubungkan Sensor-Eddy Current Generator- Osiloskop-Komputer)
Eddy Current Generator menembakan sinyal AC ke
Transmitter
Receiver menerima medan total primer dan
sekunder dalam bentuk tegangan
Tegangan terhadap waktu yang ditangkap receiver
ditampilkan pada osiloskop
Data dari osiloskop di capture dan
disimpan dalam komputer
Setup Eksperimen
D dalam: 20mm
D luar: 40mm
D kawat: 0,15mm
Tebal: 12mm
Induktansi: 200mH
Shyahrul Ulum (2010)
ɸ20
2,500
2,500
12
METODE DAN HASIL
EKSPERIMEN
1
Eksperimen pendahuluan
untuk mengetahui
karakteristik hubungan
sensor dengan sifat
magnetik material terhadap
perubahan frekuensi dengan
metode Lift-Off
Objek uji:
Baja 30x30x0,3 cm
Alumunium 30x30x0,3 cm
Lift Off
Measurement of Imaginary Perturbtion
Signal
ΔV= Re(ΔV) + j im (ΔV)
dx Vtotal ∆𝑉 𝜃(ns) ∆𝜃° polar delta R rect delta x rect
0 0,72 0,12 780 14,310410 0,116277 0,029661
1 0,68 0,08 60 1,100801 0,079985 0,001537
2 0,68 0,08 80 1,467734 0,079974 0,002049
3 0,64 0,04 60 1,100801 0,039993 0,000768
4 0,64 0,04 40 0,733867 0,039997 0,000512
5 0,64 0,04 20 0,366934 0,039999 0,000256
6 0,62 0,02 30 0,550400 0,019999 0,000192
7 0,6 0 0 0 0 0
8 0,6 0 0 0 0 0
9 0,6 0 0 0 0 0
Vtotal-V0 𝜃 ∗ 2π. 𝑓 ∆𝑉 ∗ 𝐶𝑂𝑆(∆𝜃°) ∆𝑉 ∗ 𝑆𝐼𝑁(∆𝜃°)
Polar → rectangular
rectangular→ polar
Contoh: frekuensi 50.963KHz
Bentuk polar
∆𝑉 = 𝑅𝑒(∆𝑉)2 + 𝐼𝑚(∆𝑉)2
-2
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
∆V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Imajiner
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-4
-2
0
2
4
6
8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
∆V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Riil
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
Alumunium
Hasil dan
Pembahasan 1
-2
-1
0
1
2
3
4
5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
∆V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Imajiner
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
0 2 4 6 8 10 12
∆V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Riil
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
Baja
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
0 2 4 6 8 10 12
∆V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Baja
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-4
-2
0
2
4
6
8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
∆V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Alumunium
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-2
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
∆V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Alumunium
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-2
-1
0
1
2
3
4
5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
∆V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Baja
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
≤ 58.512KHz dan ≥
68.680𝐾𝐻𝑧 →dapat
digunakan untuk pengukuran
Frekuensi resonansi → 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶
Reaktansi Kapasitif 𝑋𝐶
Reaktansi Induktif 𝑋𝐿
Eksperimental
Characterization
HASIL DAN PEMBAHASAN
Source: Basic Electronic Tutorials
Source: NDT Research Center
2
Dengan asumsi bahwa semakin besar
ukuran cacat, semakin tipis tebal pelat.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran
cacat terhadap peak yang dihasilkan,
dilakukan ekperimen dengan beda
tebal pelat untuk mensimulasikan
perbandingan volume cacat.
(1) (2)
(3)
(4) (5) (6)
Material Vpp (V)
Alumunium 3mm 0,9
Baja 3mm (30x30cm) 1,14
Baja 3mm (panjang) 1,24
Baja 5mm 1,22
Baja 8mm 1,32
Baja 10mm 1,30
Material Vpp (V)
Alumunium 3mm 1,86
Baja 3mm (30x30cm) 1,10
Baja 3mm (panjang) 1,06
Baja 5mm 1,16
Baja 8mm 1,06
Baja 10mm 1,02
45kHz 80kHz
V yang diterima Rx memiliki pola yang berlawanan antara frekuensi dibawah frekuensi resonansi dan diatas frekuensi
resonansi, sebagaimana percobaan pertama pada eksperimen lift off
Hasil dan
Pembahasan 2
𝛻 × 𝑯 = 𝑱 +
𝜕𝑫
𝜕𝑡
Baja tipis Baja tebal
Semakin rapat arus ( 𝐽 semakin besar)
Semakin renggang arus ( 𝐽 semakin kecil)
𝑩 = 𝜇0𝜇𝑟𝑯
Medan sekunder semakin besar Medan sekunder semakin kecil
Ampere-Maxwell
3
Eksperimen: Analisis sinyal pada
receiver saat melewati baja
yang berlubang. Dilakukan
dengan menghitung nilai ∆𝜃
dan 𝑖𝑚(∆𝑉).
6cm 6cm
D=5mm D=10mm
10cm 10cm
8mm 8mm
10mm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tx Rx
Baris1
Baris2
Baris3
Baris4
Baris5
Pemetaan Titik Pengukuran
Pengambilan Data Pergeseran Fase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Baris1
Baris2
Baris3
Baris4
Baris5
-0.12
-0.07
-0.02
0.03
0.08
-1.50E-06 -1.00E-06 -5.00E-07 0.00E+00
Amplitudo
(V)
t (s)
Cacat
Normal
Hasil dan
Pembahasan 3
690
700
710
720
730
740
750
760
770
780
790
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Normal
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
Baris 5
670
680
690
700
710
720
730
740
750
760
770
780
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Cacat
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
Baris 5
670
680
690
700
710
720
730
740
750
760
770
780
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Baris 3
Cacat
Normal
Perbandingan Ukuran Cacat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tx Rx
Baris1
Baris2
Baris3
Baris4
Baris5
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
Baris 5
Hasil Normalisasi Pergeseran Sinyal (normal-cacat)
(Mook, G.- Michel, F – Simonin, J.)
-1E-10
0
1E-10
2E-10
3E-10
4E-10
5E-10
6E-10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
∆V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 1
-8E-11
-6E-11
-4E-11
-2E-11
0
2E-11
4E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
∆V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 2
-4E-11
-2E-11
0
2E-11
4E-11
6E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
∆V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 3
-1.5E-11
-1E-11
-5E-12
0
5E-12
1E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
∆V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 4
-8E-12
-6E-12
-4E-12
-2E-12
0
2E-12
4E-12
6E-12
8E-12
1E-11
1.2E-11
1.4E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
∆V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 5
Grafik ∆𝑉 imajiner
Kesimpulan
1. Pada frekuensi dibawah frekuensi resonansi <63,924 kHz
nilai imajiner tegangan sekunder baja lebih besar dari
alumunium, sedangkan pada frekuensi diatas frekuensi
resonansi >63,924 kHz nilai imajiner tegangan sekunder baja
lebih kecil dari alumunium.
2. Frekuensi yang sesuai untuk pengukuran adalah 80 kHz atau
diatas frekuensi resonansi, dimana tegangan yang terbaca
pada receiver akan lebih besar pada pelat yang semakin
tipis.
3. Untuk melihat pengaruh medan sekunder yang kecil dapat
dilakukan dengan menganalisis perubahan fase dan ∆V
imajinernya, namun menganalisis pergeseran sinyal
merupakan metode yang lebih simpel dan akurat.
4. Hasil pengukuran ∆V imajiner sudah mampu melihat adanya
cacat namun belum dapat mengetahui letak cacatnya.
Dari ketiga eksperimen yang
telah dilakukan, telah ditarik
beberapa kesimpulan
Saran
1. Perlu diperhatikan lagi pengaruh skin depth penetration
pada masing-masing objek
2. Objek yang digunakan lebih baik memiliki campuran yang
sama agar lebih mudah menganalisis perbandingan-
pernbandingan.
3. Masih perlu dilakukan eksperimen lebih lanjut untuk
mencari metode pengambilan data untuk inspeksi cacat
pada logam
4. Perlu dilakukan eksperimen dengan dimensi cacat yang
lebih kecil.
Masih banyaknya penelitian
yang harus dilakukan sehingga
terdapat beberapa saran.
Wassalamu’alaykum Wr.Wb.

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam

14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan ElektronikIPA 2014
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utdinabihaqqi
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...ayu bekti
 
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-pptmuhammad Mukri
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"Varilia Wardani
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawiesu Herman
 
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01yogi aditiya
 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivIis Ragiel
 
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptPertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptLailaa17
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breakerbernadus lokaputra
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikkemenag
 
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3Alqharomi
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaYuwan Kilmi
 

Semelhante a Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam (20)

Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
 
Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
 
Function generator
Function generatorFunction generator
Function generator
 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode ut
 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
 
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
 
Soleh 2078
Soleh 2078Soleh 2078
Soleh 2078
 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
 
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
 
BAB VI
BAB VIBAB VI
BAB VI
 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan iv
 
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptPertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
 
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxMateri_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
 
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
 

Último

Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierbudi194705
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf114210034
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASMuhammadFiqi8
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompeteIwanBasinu1
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 

Último (20)

Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 

Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam

  • 1. Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam Rifa’atul Fadilah Dosen Pembimbing : Elvan Yuniarti, M.Si Pembimbing Lapangan : Dr. Mahfudz Al Huda M. Eng S1 Fisika Instrumentasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta C-TECH LABS EDWAR TECHNOLOGY
  • 2. Outline ▪Latar Belakang ▪Tujuan dan Manfaat ▪Dasar Teori ▪Metodologi Penelitian ▪Metode Pengambilan Data ▪Hasil dan Pembahasan ▪Kesimpulan dan Saran
  • 3. Latar Belakang Logam Production Casting Defects Cacat bentuk Cacat luar Cacat dalam NDT Quality Control Memelihara kualitas Meminimalisir reject Menekan biaya produksi Penyempurnaan teknik
  • 4. Non Destructive Testing (NDT) Metode Inspeksi X-Radiography Ultrasonic Eddy Current Magnetic Particle Liquid Penetrant MIT Teknik tomografi elektrik berbasis induksi magnetik untuk pencitraan parameter elektromagnetik pasif pada frekuensi rendah secara non- invasive dan non-destructive. Visual
  • 5. Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui karakteristik hubungan antara sensor MIT dengan material menggunakan metode Lift-off. 2. Mengetahui karakteristik perbandingan data baja normal dan cacat dengan perbandingan variasi tebal pelat. 3. Membandingkan metode pengukuran yang tepat pada MIT untuk deteksi cacat dengan metode pengambilan data secara sweeping. 4. Bagaimana batasan dan kemampuan hasil pengukuran nilai ∆V imajiner untuk mendeteksi cacat. 1. Memberikan kontribusi dalam bidang riset Non Destructive Testing (NDT) mengenai teknologi flaw detection pada logam. 2. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian deteksi cacat pada logam hasil lasan.
  • 6. Induksi Elektromagnetik Persamaan Ampere-Maxwell 𝛻 × 𝑯 = 𝑱 + 𝜕𝑫 𝜕𝑡 Hukum Faraday 𝛻 × 𝑬 = − 𝜕𝑩 𝜕𝑡 Biot Savart 𝑑𝑩 = 𝜇0𝐼 𝑑𝑙 × 𝐼𝑟 4𝜋𝑟2 𝑩 = 𝜇0𝜇𝑟𝑯 𝑫 = 𝜀0𝜀𝑟𝑬 D = rapat flux listrik 𝐶 𝑚2 E = medan listrik (V/m) B = rapat fluks magnet (T) H = medan magnet (A/m) J = rapat arus listrik 𝐴 𝑚2 Source: Communications Museum of Macao
  • 7. Eddy Currents Material Konduktif Eddy Currents Mf primer Mf sekunder (Griffiths, 2001) Source: Olympus Corporation
  • 8. Phasor Response of Different Objects in MIT (A. J. Peyton) 1. Tidak ada objek → hanya background signal (sinyal langsung antara dua kumparan) 2. Objek magnetik, non-conducting → terdapat sinyal tambahan dari objek yang se-fase dengan background sinyal. 3. Objek konduktif, non-magnetic → sinyal yang disebabkan objek memiliki komponen yang se-fasa dan kuadratur (fase antara background sinyal dan sinyal objek sekitar 90° − 180° ) 4. Objek magnetik mengandung besi → Fase antara sinyal background dan sinyal objek 0° − 180° 5. Objek berkonduktivitas rendah (biologis) → interaksi lemah antara medan yang ada dengan objek. (fase hanya sekitar 90° dari fase background.
  • 9. Magnetic Indutance Tomography :forward model Hoe Cher Wee (2010) Terdapat dua metode untuk menterjemahkan signal perturbation: - dengan mengukur real part dan imaginary part pada Vo (total voltage) - mengukur phase antara Vo dan Vtotal.
  • 10. Metodologi Penelitian Eksperimen Karakterisasi Sinyal Eksperimen Deteksi Cacat Subsurface Studi Literatur -Metode yang dapat digunakan untuk deteksi cacat -Perbandingan data terhadap variasi dimensi cacat -Karakteristik sensor terhadap perubahan frekuensi -Karakteristik lift off pada bahan yang berbeda Grafik Hasil Inspeksi Cacat Karakteristik Sensor Eksperimen Variasi Tebal Pelat -Perbandingan konduktivitas pada frekuensi tinggi dan rendah -Perbandingan tebal pelat Literatur Literatur Perbandingan Variasi Tebal terhadap Sinyal Output Kesimpulan Literatur
  • 11. Sensor, Benda Uji, Eddy Current Generator, Osiloskop, dan Komputer Preparasi sistem pengukuran : Menghubungkan Sensor-Eddy Current Generator- Osiloskop-Komputer) Eddy Current Generator menembakan sinyal AC ke Transmitter Receiver menerima medan total primer dan sekunder dalam bentuk tegangan Tegangan terhadap waktu yang ditangkap receiver ditampilkan pada osiloskop Data dari osiloskop di capture dan disimpan dalam komputer Setup Eksperimen
  • 12. D dalam: 20mm D luar: 40mm D kawat: 0,15mm Tebal: 12mm Induktansi: 200mH Shyahrul Ulum (2010) ɸ20 2,500 2,500 12
  • 14. 1 Eksperimen pendahuluan untuk mengetahui karakteristik hubungan sensor dengan sifat magnetik material terhadap perubahan frekuensi dengan metode Lift-Off Objek uji: Baja 30x30x0,3 cm Alumunium 30x30x0,3 cm Lift Off
  • 15. Measurement of Imaginary Perturbtion Signal ΔV= Re(ΔV) + j im (ΔV) dx Vtotal ∆𝑉 𝜃(ns) ∆𝜃° polar delta R rect delta x rect 0 0,72 0,12 780 14,310410 0,116277 0,029661 1 0,68 0,08 60 1,100801 0,079985 0,001537 2 0,68 0,08 80 1,467734 0,079974 0,002049 3 0,64 0,04 60 1,100801 0,039993 0,000768 4 0,64 0,04 40 0,733867 0,039997 0,000512 5 0,64 0,04 20 0,366934 0,039999 0,000256 6 0,62 0,02 30 0,550400 0,019999 0,000192 7 0,6 0 0 0 0 0 8 0,6 0 0 0 0 0 9 0,6 0 0 0 0 0 Vtotal-V0 𝜃 ∗ 2π. 𝑓 ∆𝑉 ∗ 𝐶𝑂𝑆(∆𝜃°) ∆𝑉 ∗ 𝑆𝐼𝑁(∆𝜃°) Polar → rectangular rectangular→ polar Contoh: frekuensi 50.963KHz Bentuk polar ∆𝑉 = 𝑅𝑒(∆𝑉)2 + 𝐼𝑚(∆𝑉)2
  • 16. -2 0 2 4 6 8 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∆V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Imajiner 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -4 -2 0 2 4 6 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∆V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Riil 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz Alumunium Hasil dan Pembahasan 1
  • 17. -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∆V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Imajiner 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 0 2 4 6 8 10 12 ∆V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Riil 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz Baja
  • 18. -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 0 2 4 6 8 10 12 ∆V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Baja 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -4 -2 0 2 4 6 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∆V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Alumunium 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -2 0 2 4 6 8 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∆V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Alumunium 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∆V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Baja 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz ≤ 58.512KHz dan ≥ 68.680𝐾𝐻𝑧 →dapat digunakan untuk pengukuran Frekuensi resonansi → 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 Reaktansi Kapasitif 𝑋𝐶 Reaktansi Induktif 𝑋𝐿 Eksperimental Characterization HASIL DAN PEMBAHASAN
  • 19.
  • 20. Source: Basic Electronic Tutorials Source: NDT Research Center
  • 21. 2 Dengan asumsi bahwa semakin besar ukuran cacat, semakin tipis tebal pelat. Untuk mengetahui pengaruh ukuran cacat terhadap peak yang dihasilkan, dilakukan ekperimen dengan beda tebal pelat untuk mensimulasikan perbandingan volume cacat. (1) (2) (3) (4) (5) (6)
  • 22. Material Vpp (V) Alumunium 3mm 0,9 Baja 3mm (30x30cm) 1,14 Baja 3mm (panjang) 1,24 Baja 5mm 1,22 Baja 8mm 1,32 Baja 10mm 1,30 Material Vpp (V) Alumunium 3mm 1,86 Baja 3mm (30x30cm) 1,10 Baja 3mm (panjang) 1,06 Baja 5mm 1,16 Baja 8mm 1,06 Baja 10mm 1,02 45kHz 80kHz V yang diterima Rx memiliki pola yang berlawanan antara frekuensi dibawah frekuensi resonansi dan diatas frekuensi resonansi, sebagaimana percobaan pertama pada eksperimen lift off Hasil dan Pembahasan 2
  • 23. 𝛻 × 𝑯 = 𝑱 + 𝜕𝑫 𝜕𝑡 Baja tipis Baja tebal Semakin rapat arus ( 𝐽 semakin besar) Semakin renggang arus ( 𝐽 semakin kecil) 𝑩 = 𝜇0𝜇𝑟𝑯 Medan sekunder semakin besar Medan sekunder semakin kecil Ampere-Maxwell
  • 24. 3 Eksperimen: Analisis sinyal pada receiver saat melewati baja yang berlubang. Dilakukan dengan menghitung nilai ∆𝜃 dan 𝑖𝑚(∆𝑉). 6cm 6cm D=5mm D=10mm 10cm 10cm 8mm 8mm 10mm
  • 25. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Tx Rx Baris1 Baris2 Baris3 Baris4 Baris5 Pemetaan Titik Pengukuran
  • 26. Pengambilan Data Pergeseran Fase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Baris1 Baris2 Baris3 Baris4 Baris5 -0.12 -0.07 -0.02 0.03 0.08 -1.50E-06 -1.00E-06 -5.00E-07 0.00E+00 Amplitudo (V) t (s) Cacat Normal
  • 27. Hasil dan Pembahasan 3 690 700 710 720 730 740 750 760 770 780 790 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 dT ( S) Titik Pengukuran Normal Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 670 680 690 700 710 720 730 740 750 760 770 780 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 dT ( S) Titik Pengukuran Cacat Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5
  • 28. 670 680 690 700 710 720 730 740 750 760 770 780 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 dT ( S) Titik Pengukuran Baris 3 Cacat Normal Perbandingan Ukuran Cacat
  • 29. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Tx Rx Baris1 Baris2 Baris3 Baris4 Baris5 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 dT ( S) Titik Pengukuran Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 Hasil Normalisasi Pergeseran Sinyal (normal-cacat) (Mook, G.- Michel, F – Simonin, J.)
  • 30. -1E-10 0 1E-10 2E-10 3E-10 4E-10 5E-10 6E-10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∆V Im (V) Titik Pengukuran Baris 1 -8E-11 -6E-11 -4E-11 -2E-11 0 2E-11 4E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ∆V Im (V) Titik Pengukuran Baris 2 -4E-11 -2E-11 0 2E-11 4E-11 6E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ∆V Im (V) Titik Pengukuran Baris 3 -1.5E-11 -1E-11 -5E-12 0 5E-12 1E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ∆V Im (V) Titik Pengukuran Baris 4 -8E-12 -6E-12 -4E-12 -2E-12 0 2E-12 4E-12 6E-12 8E-12 1E-11 1.2E-11 1.4E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 ∆V Im (V) Titik Pengukuran Baris 5 Grafik ∆𝑉 imajiner
  • 31. Kesimpulan 1. Pada frekuensi dibawah frekuensi resonansi <63,924 kHz nilai imajiner tegangan sekunder baja lebih besar dari alumunium, sedangkan pada frekuensi diatas frekuensi resonansi >63,924 kHz nilai imajiner tegangan sekunder baja lebih kecil dari alumunium. 2. Frekuensi yang sesuai untuk pengukuran adalah 80 kHz atau diatas frekuensi resonansi, dimana tegangan yang terbaca pada receiver akan lebih besar pada pelat yang semakin tipis. 3. Untuk melihat pengaruh medan sekunder yang kecil dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan fase dan ∆V imajinernya, namun menganalisis pergeseran sinyal merupakan metode yang lebih simpel dan akurat. 4. Hasil pengukuran ∆V imajiner sudah mampu melihat adanya cacat namun belum dapat mengetahui letak cacatnya. Dari ketiga eksperimen yang telah dilakukan, telah ditarik beberapa kesimpulan
  • 32. Saran 1. Perlu diperhatikan lagi pengaruh skin depth penetration pada masing-masing objek 2. Objek yang digunakan lebih baik memiliki campuran yang sama agar lebih mudah menganalisis perbandingan- pernbandingan. 3. Masih perlu dilakukan eksperimen lebih lanjut untuk mencari metode pengambilan data untuk inspeksi cacat pada logam 4. Perlu dilakukan eksperimen dengan dimensi cacat yang lebih kecil. Masih banyaknya penelitian yang harus dilakukan sehingga terdapat beberapa saran.