SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 37
Memersepsikan dan Memahami Orang Lain
“Wajah adalah gambaran jiwa.”
–Cicero
 Persepsi sosial melibatkan
proses-proses di mana kita
mencoba memahami orang
lain dengan mempelajari
komunikasi verbal, atribusi,
serta pembentukan kesan
dan manajemen kesan
(presentasi diri).
 Persepsi sosial adalah
faktor penting dalam
perilaku dan pola pikir
sosial.
Persepsi Sosial
Proses yang kita gunakan untuk mencoba
mengetahui dan memahami orang lain.
Persepsi
Sosial
Komunikasi
Nonverbal
Atribusi
Pembentukan
Kesan &
Manajemen
Kesan
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi antarindividu tanpa
melibatkan isi bahasa lisan, tetapi
mengandalkan bahasa-bahasa nonlisan
melalui ekspresi wajah, kontak mata,
dan bahasa tubuh.
Source of image: Microsoft Office Online.
Ekspresi
Wajah
Kontak
Mata
Gerak
Tubuh
Postur
Sentuhan
Meskipun ekspresi wajah tidak sepenuhnya
universal, namun sering kali ekspresi wajah
menjadi sumber informasi yang berharga
untuk mengetahui emosi seseorang.
Informasi lainnya bisa didapat
melalui kontak mata, bahasa
tubuh, sentuhan, dan bahkan bau.
Bau juga berperan sebagai petunjuk
nonverbal, dan petunjuk samar
terkait siklus menstruasi wanita
dapat ditransmisikan melalui bau.
Miller & Maner, 2010. Used with permission.
Bukti yang mengindikasikan bahwa ekspresi wajah
adalah sumber informasi nonverbal yang sangat
penting mengenai orang lain:
(1) Ekspresi wajah tetap lebih mudah untuk dikenali
daripada stimulus lain,
(2) Ekspresi wajah memersepsikan lebih banyak hal dari
yang sebenarnya ada; menginterpretasikan ekspresi
emosi tertentu meskipun emosi ini tidak benar-benar
muncul,
(3) Ekspresi wajah memunculkan emosi atau perasaan
orang yang menampilkannya.
Hipotesis facial feedback menyatakan bahwa
kita tidak hanya menunjukkan apa yang kita
rasakan pada ekspresi wajah kita, tetapi
ekspresi-ekspresi ini memengaruhi kondisi
emosional kita.
Source of image: Microsoft Office Online.
Bukti untuk hipotesis facial feedback.
Isyarat (Petunjuk) Nonverbal
 Jika kita memerhatikan petunjuk-
petunjuk nonverbal tertentu
dengan saksama, kita dapat
mengenali upaya tipuan yang
dilakukan orang lain—bahkan
jika orang-orang ini berasal dari
budaya yang berbeda dengan
kita.
Ekspresi mikro
Ketidaksesuaian
antarsaluran
Kontak mata
Ekspresi wajah
yang berlebihan
• Selain petunjuk-petunjuk nonverbal di samping, tanda-
tanda tipuan lainnya terkadang muncul dalam gaya
linguistik seseorang.
Efek Tipuan terhadap Hubungan Sosial
 Orang yang pernah dibohongi cenderung lebih
mudah berbohong tidak hanya pada orang yang
telah membohongi mereka, tetapi juga pada
orang lain.
 Tipuan (kebohongan) dalam hubungan sosial
mengakibatkan penurunan drastis dalam hal
kepercayaan dan keyakinan satu sama lain.
Dalam rangka memperoleh informasi
tentang sifat-sifat, motif, dan intensi
seseorang, kita melakukan proses atribusi.
Atribusi:
Proses di mana kita mencoba mengidentifikasi penyebab
perilaku orang lain (Kesimpulan Yang Dibuat Seseorang
Untuk Menerangkan Mengapa Orang Lain Melakukan
Suatu Perbuatan) → Bagaimana Sebab Dapat
Menimbulkan Perilaku Tertentu
 Fritz Heider pencetus teori atribusi. Dalam
tulisannya yang berjudul “Psychology of
Interpersonal Relations” menjelaskan
bahwa perilaku manusia itu bisa disebabkan
karena faktor-faktor internal (disebut
atribusi internal) dan dapat pula
disebabkan oleh faktor ekternal (atribusi
ekternal)”.
 Menurut Fritz Heider, dasar untuk mencari penjelasan
mengenai perilaku orang adalah akal sehat
(commonsense). Orang tidaklah memerlukan suatu
analisis psikologi yang mendalam tentang motivasi
seseorang melakukan suatu hal. Heider pun
menyebutnya Naïve Psychology.
 Secara akal sehat, ada dua golongan yang menjelaskan
suatu perilaku
Pertama, yang berasal dari orang yang bersangkutan
(atribusi internal), seperti suasan hati, kepribadian,
kemampuan, kondisi kesehatan atau keinginan.
Kedua, yang berasal dari lingkungan atau luar diri orang
yang bersangkutan (atribusi eksternal), seperti tekanan
dari luar, ancaman, keadaan cuaca, kondisi
perekonomian ataupun pengaruh lingkungan.
Misalnya, seseorang mahasiswa memperoleh IP jelek.
Penyebabnya dapat saja karena mahasiswa tersebut
malas, tidak pernah belajar atau bodoh (atribusi
internal) mengalami kesulitan ekonomi atau cara
mengajar dosen yang kurang menarik baginya (atribusi
eksternal).
Faktor-faktor internal atau eksternal yang menjadi
penyebab perilaku orang juga dapat dilihat dari dimensi
apakah factor tersebut stabil (stable, tetap) atau
sebaiknya tidak stabil (unstable, tidak tetap). Misalnya,
tingkat intelegensi seseorang adalah factor internal yang
stabil, sementara suasana hatinya merupakan factor
internal yang tidak stabil atau bisa berubah.
A. Teori Korespondensi Inferensial
 Teori ini dicetuskan oleh Jones dan Davis.
 Apabila perilaku berhubungan dengan sikap atau
karakteristik personal, berarti dengan melihat
perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap
atau karakteristik orang tersebut
SIKAP/KARAKTERISTIK
PERILAKU
 Bagaimana mengetahui bahwa perilaku berhubungan dengan
sikap/karakteristiknya?
1. Dengan melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak
wajar sesuai dengan keinginan masyarakat, sulit untuk
dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan dari karakternya.
 Perilaku yang tidak lazim biasanya lebih mencerminkan
karakternya. Misal: Sso yang melanggar peraturan lalu
lintas
2. Non-Common Effect (pilihan yang tidak biasa). Begitu ada
pilihan yang tidak umum maka dicap sebagai karakternya.
Misal: Jejaka yang menikah dengan janda yang tua tp kaya ( di
cap sbg cowok matre).
B. Teori Atribusi Kausal
 Teori ini dicetuskan oleh Kelley.
 Untuk sampai pada suatu kesimpulan
atribusi seseorang, diperlukan tiga informasi
penting. Masing-masing informasi juga harus
menggambarkan tinggi-rendahnya. Tiga
informasi itu adalah Distinctiveness,
Konsistensi, Konsensus.
 Dari ketiga informasi diatas, dapat ditentukan atribusi
pada seseorang. Menurut Kelley ada 2 atribusi, yaitu:
1. Atribusi Internal, dikatakan, perilaku seseorang
merupakan gambaran dari
KARAKTERNYA/SIFATNYA/MOTIF/INTENSINYA
bila distinctivenessnya rendah, konsensusnya
rendah, dan konsistensinya tinggi. Jadi bila
seseorang memiliki atribusi ini bisa dikatakan
sebagai akibat dari keadaan diri orang tsb.
2. Atribusi Eksternal, bila disebabkan oleh aspek
SITUASI/SOSIAL ( distinctiveness yang tinggi,
consensus tinggi, dan konsistensinya juga
tinggi.)
›
Konsep ini merujuk pada bagaimana seorang
berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda.
Distinctiveness yang tinggi terjadi apabila orang
yang bersangkutan mereaksi secara khusus/beda
untuk suatu peristiwa.. Mis: seorang pelayan
bernama Agung hanya menggoda pelanggan
bernama Sari tapi tidak menggoda pelanggan yang
lainnya
Distinctiveness rendah apabila seseorang
merespon sama terhadap stimulus yang berbeda.”.
Mis: Pelayan si Agung menggoda semua pelanggan
yang datang
Hal ini menunjuk pada pentingnya waktu
sehubungan dengan suatu peristiwa.
Konsistensi dikatakan tinggi apabila seseorang
merespon sama untuk stimulus yang sama pada
waktu yang berbeda.. Mis: Pelayan si Agung
menggoda pelanggan si Sari hari ini maupun
sebelumnya
 Apabila responnya tidak menentu maka
seseorang dikatakan konsistensinya rendah. Mis:
Pelayan si Agung sebelumnya tidak pernah
menggoda pelanggan si Sari
 Apabila orang lain bereaksi sama dengan
seseorang, berarti konsensusnya tinggi.
Mis: Pelayan lainnya yang juga menggoda
si pelanggan Sari
 Apabila orang lain tidak bereaksi sama
dengan seseorang, berarti
konsensusnya rendah. Mis:Tidak ada
satupun pelayan lain yang menggoda
pelanggan si Sari tersebut
 Dari contoh kasus diatas, dapat ditentukan atribusi
pada pelayan tersebut. Menurut Kelley ada 2 atribusi,
yaitu:
1. Atribusi Internal, dikatakan, perilaku pelayan
tersebut karena KARAKTERNYA yaitu pelayan tsb
memang orang yang gemar menggoda
(distinctivenessnya rendah, konsensusnya
rendah, dan konsistensinya tinggi.)
2. Atribusi Eksternal, dikatakan pelanggan tersebut
memang sangat atraktif (distinctiveness yang
tinggi, consensus tinggi, dan konsistensinya
juga tinggi)
Isu lainnya yang berhubungan
dengan atribusi membahas
tentang sejauh mana kita
mengatribusikan kejadian dalam
hidup kita pada nasib—apa
yang “sudah ditakdirkan”—atau
pada sebab-sebab personal.
• Atribusi bukanlah sekadar mengamati nilai tindakan
orang lain, melainkan interpretasi kita terhadap
tindakan tersebut.
• Tingkat interpretasi yang kita gunakan dikenal dengan
sebutan identifikasi tindakan.
1. Bias Fundamental Atribusi
› Dalam memberi atribusi kepada sso, si pengamat
lebih banyak menekankan pada factor disposisi
(internal) daripada factor situasi (eksternal).
› Walaupun sebenarnya factor situasional
mempunyai peranan yang besar. Mis: Orang
marah-marah disebut sebagai temperamental
tanpa mempertimbangkan situasi penyebab dia
marah.
2. Bias Self Serving
› Ada suatu kecenderungan yang sifatnya umum
pada sso yaitu menghindari celaan karena
kesalahannya. Cara menghindar celaan ini
selalu menimpakan situasi di luar dirinya.
› Mis: orang yang tidak berhasil dalam
ujiannya disebabkan krn dosennya tidak
pandai mengajar.
3. Menyalahkan Diri Sendiri
› Orang sering menyalahkan dirinya sendiri
terutama mengamati suatu kegagalan yg
dialami. Juga sulit untuk melihat permasalahan
secara obyektif sehingga proses atribusi sering
terjadi bias
4. Hedonic Relevan
› Pengamatan seringkali subyektif memberikan
penilaian terhadap peristiwa yang menyangkut
dirinya.
› Bila peristiwa menguntungkannya maka
penilaiannya kelihatan (+)
› Bila peristiwa merugikannya maka penilaiannya
kelihatan (-)
5. Bias Ego Sentris
› Orang menilai dirinya itu sbg
patokan/beranggapan bahwa orang akan
berbuat seperti dirinya.
› Mis: Orang tua → Anak2nya.
 Atribusi telah diterapkan pada berbagai
permasalahan praktis, dan seringnya sukses
besar.
 Atribusi telah diterapkan pada proses
memahami sebab-sebab depresi, dan pada
terapi terhadap penyakit mental yang penting
ini.
 Atribusi juga tampaknya bekerja dalam
komunikasi elektronik di Internet (misalnya
melalui surel).
 Kebanyakan orang sangat mempedulikan
tata cara membentuk kesan pertama yang
baik pada orang lain karena mereka percaya
bahwa kesan pertama akan memberi efek
yang lama dan menetap dalam ingatan
orang.
 Usaha yang dilakukan individu untuk
menghasilkan kesan pertama yang baik bagi
orang lain disebut manajemen kesan.
Pembentukan Kesan
Proses di mana kita membentuk kesan bagi
orang lain.
Source of image: Microsoft Office Online.
 Penelitian tentang pembentukan menyatakan
bahwa kesan pertama memang penting.
 Penelitian klasik Asch mengenai pembentukan
kesan mengindikasikan bahwa kesan terhadap
orang lain melibatkan lebih dari sekadar
rangkuman sederhana dari sifat mereka dan
bahwa beberapa sifat (sifat inti) dapat
memengaruhi interpretasi sifat lainnya.
 Kesan pertama dibentuk
dengan amat cepat dan
meski didasarkan pada
informasi yang terbatas, tetap
cukup akurat.
 Akan tetapi, keyakinan
terhadap akurasi kesan tidak
menunjukkan hubungan
terhadap akurasi yang
sebenarnya.
Teori Kepribadian Implisit
Keyakinan tentang trait atau karakteristik
apa yang cenderung berpadanan.
Contoh:
Dalam banyak kelompok masyarakat
diasumsikan bahwa “sesuatu yang cantik itu
baik”—bahwa orang yang berpenampilan
menarik juga memiliki sifat yang positif,
seperti kecakapan sosial yang baik dan
ketertarikan dalam menikmati hal-hal yang
indah dalam kehidupan.
Source of image: Microsoft Office Online.
Dalam rangka membuat kesan yang baik
terhadap orang lain, individu sering kali
melakukan manajemen kesan (presentasi
diri).
Source of image: Social Psychology, 13e, Baron & Branscombe.
Self-enhancement—upaya untuk menambah daya tarik
diri pada orang lain dengan:
 Meningkatkan penampilan diri secara fisik (berkaitan
dengan daya tarik penampilan dan fisik seseorang),
 Meningkatkan penampilan diri secara profesional
(berkaitan dengan perawatan diri, pakaian yang
pantas, dan kebersihan diri).
Other-enhancement—upaya untuk membuat orang yang
dituju merasa nyaman dalam berbagai cara, seperti:
 Memberi pujian,
 Memberi bantuan kecil,
 Meminta nasihat dan umpan balik,
 Menunjukkan kesukaan (minat) yang besar.
Source of image: Microsoft Office Online.
Mengapa orang melakukan manajemen kesan?
1. Untuk meningkatkan reaksi orang lain
terhadap mereka.
2. Untuk meningkatkan suasana hati orang
yang terlibat dalam proses tersebut
3. Untuk meningkatkan penilaian orang lain
terhadap diri kita.
Bukti yang ada saat ini mengindikasikan
bahwa manajemen kesan memang
berguna; hal tersebut sering berhasil
dilakukan dalam menimbulkan kesan
pertama yang positif terhadap orang
yang menggunakannya.
 Akan tetapi, penggunaan taktik
semacam itu tidak berhubungan dengan
perilaku selanjutnya.
 Sebagai contoh, orang-orang yang
diterima kerja karena berhasil
menggunakan manajemen kesan
secara efektif tidak selalu menjadi
karyawan dengan performa kinerja
tinggi.
Source of image: Microsoft Office Online.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial tyaadhietz
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltnindypratiwi
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Tri Astuti Utomo (iyas)
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialDiana Amelia Bagti
 
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptxTeori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptxBellaDwiLestari2
 
Ppt persepsi
Ppt persepsiPpt persepsi
Ppt persepsimuji3228
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Fauziah Mahir
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikFauzi Taha Ush
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)atone_lotus
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungVivia Maya Rafica
 
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)coryditapratiwi
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialistiyuliawati
 
Presentasi kepribadian walter mischel
Presentasi kepribadian walter mischelPresentasi kepribadian walter mischel
Presentasi kepribadian walter mischelyohana purwa c
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosialajengseptiana
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freudelmakrufi
 

Mais procurados (20)

Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial
 
teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Julian Rotter
Julian RotterJulian Rotter
Julian Rotter
 
Power point psikologi gestalt
Power point psikologi gestaltPower point psikologi gestalt
Power point psikologi gestalt
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptxTeori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
Teori Kepribadian Eksistensial Rollo May.pptx
 
Ppt persepsi
Ppt persepsiPpt persepsi
Ppt persepsi
 
Psikologi_Kesadaran
Psikologi_KesadaranPsikologi_Kesadaran
Psikologi_Kesadaran
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
 
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristikGangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
Gangguan jiwa dalam perspektif behavioristik
 
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
Tugas 1 (Psikologi Lintas Budaya)
 
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIOOrganisasi dan Kelompok Kerja - PIO
Organisasi dan Kelompok Kerja - PIO
 
Makalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosialMakalah atribusi sosial
Makalah atribusi sosial
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
 
Presentasi kepribadian walter mischel
Presentasi kepribadian walter mischelPresentasi kepribadian walter mischel
Presentasi kepribadian walter mischel
 
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi SosialSELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
SELF dari Sudut Pandang Psikologi Sosial
 
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund FreudDinamika Kepribadian Sigmund Freud
Dinamika Kepribadian Sigmund Freud
 

Semelhante a Persepsi Sosial

TUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptxTUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptxziaulfatwa2
 
Atribusi sosial univ mercu buana
Atribusi sosial   univ mercu buanaAtribusi sosial   univ mercu buana
Atribusi sosial univ mercu buanaistiyuliawati
 
Menerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi Sosial
Menerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi SosialMenerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi Sosial
Menerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi Sosialatone_lotus
 
Psikologi sosial - persepsi terhadap orang lain
Psikologi sosial  - persepsi terhadap orang lainPsikologi sosial  - persepsi terhadap orang lain
Psikologi sosial - persepsi terhadap orang lainBagus Aji
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
PSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lain
PSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lainPSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lain
PSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lainAmin Upsi
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfSeta Wicaksana
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiJihan Ineke
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosialiin70
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosialiin70
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualForum Tunas Bangsa (FORTUNA)
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial tyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialtyaadhietz
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosialmuji3228
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtvarizalamir
 

Semelhante a Persepsi Sosial (20)

MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIALMAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
MAKALAH ATRIBUSI SOSIAL
 
Persepsi
PersepsiPersepsi
Persepsi
 
TUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptxTUGAS ATRIBUSI.pptx
TUGAS ATRIBUSI.pptx
 
Atribusi sosial univ mercu buana
Atribusi sosial   univ mercu buanaAtribusi sosial   univ mercu buana
Atribusi sosial univ mercu buana
 
Menerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi Sosial
Menerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi SosialMenerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi Sosial
Menerima dan Memahami Orang Lain (Pengaruh Sosial) Psikologi Sosial
 
Psikologi sosial - persepsi terhadap orang lain
Psikologi sosial  - persepsi terhadap orang lainPsikologi sosial  - persepsi terhadap orang lain
Psikologi sosial - persepsi terhadap orang lain
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
 
Persepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspitaPersepsi novi catur muspita
Persepsi novi catur muspita
 
PSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lain
PSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lainPSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lain
PSIKOLOGI SOSIAL persepsi sosial ; memahami orang lain
 
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourselfBig 5 Personality : Learn How to know yourself
Big 5 Personality : Learn How to know yourself
 
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku OrganisasiMakalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
Makalah Kepribadian dan Nilai-Perilaku Organisasi
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosial
 
Identitas sosial
Identitas sosialIdentitas sosial
Identitas sosial
 
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individualDasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
Dasar perilaku individu serta persepsi dan pengambilan keputusan individual
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosial Persepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Persepsi sosial
Persepsi sosialPersepsi sosial
Persepsi sosial
 
Pendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebtPendekatan konseling rebt
Pendekatan konseling rebt
 
Diri sosial
Diri sosialDiri sosial
Diri sosial
 

Último

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 

Último (9)

sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 

Persepsi Sosial

  • 1. Memersepsikan dan Memahami Orang Lain “Wajah adalah gambaran jiwa.” –Cicero
  • 2.  Persepsi sosial melibatkan proses-proses di mana kita mencoba memahami orang lain dengan mempelajari komunikasi verbal, atribusi, serta pembentukan kesan dan manajemen kesan (presentasi diri).  Persepsi sosial adalah faktor penting dalam perilaku dan pola pikir sosial. Persepsi Sosial Proses yang kita gunakan untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain. Persepsi Sosial Komunikasi Nonverbal Atribusi Pembentukan Kesan & Manajemen Kesan
  • 3. Komunikasi Nonverbal Komunikasi antarindividu tanpa melibatkan isi bahasa lisan, tetapi mengandalkan bahasa-bahasa nonlisan melalui ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh. Source of image: Microsoft Office Online.
  • 5. Meskipun ekspresi wajah tidak sepenuhnya universal, namun sering kali ekspresi wajah menjadi sumber informasi yang berharga untuk mengetahui emosi seseorang. Informasi lainnya bisa didapat melalui kontak mata, bahasa tubuh, sentuhan, dan bahkan bau. Bau juga berperan sebagai petunjuk nonverbal, dan petunjuk samar terkait siklus menstruasi wanita dapat ditransmisikan melalui bau. Miller & Maner, 2010. Used with permission.
  • 6. Bukti yang mengindikasikan bahwa ekspresi wajah adalah sumber informasi nonverbal yang sangat penting mengenai orang lain: (1) Ekspresi wajah tetap lebih mudah untuk dikenali daripada stimulus lain, (2) Ekspresi wajah memersepsikan lebih banyak hal dari yang sebenarnya ada; menginterpretasikan ekspresi emosi tertentu meskipun emosi ini tidak benar-benar muncul, (3) Ekspresi wajah memunculkan emosi atau perasaan orang yang menampilkannya.
  • 7. Hipotesis facial feedback menyatakan bahwa kita tidak hanya menunjukkan apa yang kita rasakan pada ekspresi wajah kita, tetapi ekspresi-ekspresi ini memengaruhi kondisi emosional kita. Source of image: Microsoft Office Online.
  • 8. Bukti untuk hipotesis facial feedback.
  • 9. Isyarat (Petunjuk) Nonverbal  Jika kita memerhatikan petunjuk- petunjuk nonverbal tertentu dengan saksama, kita dapat mengenali upaya tipuan yang dilakukan orang lain—bahkan jika orang-orang ini berasal dari budaya yang berbeda dengan kita. Ekspresi mikro Ketidaksesuaian antarsaluran Kontak mata Ekspresi wajah yang berlebihan • Selain petunjuk-petunjuk nonverbal di samping, tanda- tanda tipuan lainnya terkadang muncul dalam gaya linguistik seseorang.
  • 10. Efek Tipuan terhadap Hubungan Sosial  Orang yang pernah dibohongi cenderung lebih mudah berbohong tidak hanya pada orang yang telah membohongi mereka, tetapi juga pada orang lain.  Tipuan (kebohongan) dalam hubungan sosial mengakibatkan penurunan drastis dalam hal kepercayaan dan keyakinan satu sama lain.
  • 11. Dalam rangka memperoleh informasi tentang sifat-sifat, motif, dan intensi seseorang, kita melakukan proses atribusi. Atribusi: Proses di mana kita mencoba mengidentifikasi penyebab perilaku orang lain (Kesimpulan Yang Dibuat Seseorang Untuk Menerangkan Mengapa Orang Lain Melakukan Suatu Perbuatan) → Bagaimana Sebab Dapat Menimbulkan Perilaku Tertentu
  • 12.  Fritz Heider pencetus teori atribusi. Dalam tulisannya yang berjudul “Psychology of Interpersonal Relations” menjelaskan bahwa perilaku manusia itu bisa disebabkan karena faktor-faktor internal (disebut atribusi internal) dan dapat pula disebabkan oleh faktor ekternal (atribusi ekternal)”.
  • 13.  Menurut Fritz Heider, dasar untuk mencari penjelasan mengenai perilaku orang adalah akal sehat (commonsense). Orang tidaklah memerlukan suatu analisis psikologi yang mendalam tentang motivasi seseorang melakukan suatu hal. Heider pun menyebutnya Naïve Psychology.  Secara akal sehat, ada dua golongan yang menjelaskan suatu perilaku Pertama, yang berasal dari orang yang bersangkutan (atribusi internal), seperti suasan hati, kepribadian, kemampuan, kondisi kesehatan atau keinginan. Kedua, yang berasal dari lingkungan atau luar diri orang yang bersangkutan (atribusi eksternal), seperti tekanan dari luar, ancaman, keadaan cuaca, kondisi perekonomian ataupun pengaruh lingkungan.
  • 14. Misalnya, seseorang mahasiswa memperoleh IP jelek. Penyebabnya dapat saja karena mahasiswa tersebut malas, tidak pernah belajar atau bodoh (atribusi internal) mengalami kesulitan ekonomi atau cara mengajar dosen yang kurang menarik baginya (atribusi eksternal). Faktor-faktor internal atau eksternal yang menjadi penyebab perilaku orang juga dapat dilihat dari dimensi apakah factor tersebut stabil (stable, tetap) atau sebaiknya tidak stabil (unstable, tidak tetap). Misalnya, tingkat intelegensi seseorang adalah factor internal yang stabil, sementara suasana hatinya merupakan factor internal yang tidak stabil atau bisa berubah.
  • 15. A. Teori Korespondensi Inferensial  Teori ini dicetuskan oleh Jones dan Davis.  Apabila perilaku berhubungan dengan sikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang tersebut SIKAP/KARAKTERISTIK PERILAKU
  • 16.  Bagaimana mengetahui bahwa perilaku berhubungan dengan sikap/karakteristiknya? 1. Dengan melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinginan masyarakat, sulit untuk dikatakan bahwa tindakannya itu cerminan dari karakternya.  Perilaku yang tidak lazim biasanya lebih mencerminkan karakternya. Misal: Sso yang melanggar peraturan lalu lintas 2. Non-Common Effect (pilihan yang tidak biasa). Begitu ada pilihan yang tidak umum maka dicap sebagai karakternya. Misal: Jejaka yang menikah dengan janda yang tua tp kaya ( di cap sbg cowok matre).
  • 17. B. Teori Atribusi Kausal  Teori ini dicetuskan oleh Kelley.  Untuk sampai pada suatu kesimpulan atribusi seseorang, diperlukan tiga informasi penting. Masing-masing informasi juga harus menggambarkan tinggi-rendahnya. Tiga informasi itu adalah Distinctiveness, Konsistensi, Konsensus.
  • 18.  Dari ketiga informasi diatas, dapat ditentukan atribusi pada seseorang. Menurut Kelley ada 2 atribusi, yaitu: 1. Atribusi Internal, dikatakan, perilaku seseorang merupakan gambaran dari KARAKTERNYA/SIFATNYA/MOTIF/INTENSINYA bila distinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah, dan konsistensinya tinggi. Jadi bila seseorang memiliki atribusi ini bisa dikatakan sebagai akibat dari keadaan diri orang tsb. 2. Atribusi Eksternal, bila disebabkan oleh aspek SITUASI/SOSIAL ( distinctiveness yang tinggi, consensus tinggi, dan konsistensinya juga tinggi.)
  • 19. › Konsep ini merujuk pada bagaimana seorang berperilaku dalam kondisi yang berbeda-beda. Distinctiveness yang tinggi terjadi apabila orang yang bersangkutan mereaksi secara khusus/beda untuk suatu peristiwa.. Mis: seorang pelayan bernama Agung hanya menggoda pelanggan bernama Sari tapi tidak menggoda pelanggan yang lainnya Distinctiveness rendah apabila seseorang merespon sama terhadap stimulus yang berbeda.”. Mis: Pelayan si Agung menggoda semua pelanggan yang datang
  • 20. Hal ini menunjuk pada pentingnya waktu sehubungan dengan suatu peristiwa. Konsistensi dikatakan tinggi apabila seseorang merespon sama untuk stimulus yang sama pada waktu yang berbeda.. Mis: Pelayan si Agung menggoda pelanggan si Sari hari ini maupun sebelumnya  Apabila responnya tidak menentu maka seseorang dikatakan konsistensinya rendah. Mis: Pelayan si Agung sebelumnya tidak pernah menggoda pelanggan si Sari
  • 21.  Apabila orang lain bereaksi sama dengan seseorang, berarti konsensusnya tinggi. Mis: Pelayan lainnya yang juga menggoda si pelanggan Sari  Apabila orang lain tidak bereaksi sama dengan seseorang, berarti konsensusnya rendah. Mis:Tidak ada satupun pelayan lain yang menggoda pelanggan si Sari tersebut
  • 22.  Dari contoh kasus diatas, dapat ditentukan atribusi pada pelayan tersebut. Menurut Kelley ada 2 atribusi, yaitu: 1. Atribusi Internal, dikatakan, perilaku pelayan tersebut karena KARAKTERNYA yaitu pelayan tsb memang orang yang gemar menggoda (distinctivenessnya rendah, konsensusnya rendah, dan konsistensinya tinggi.) 2. Atribusi Eksternal, dikatakan pelanggan tersebut memang sangat atraktif (distinctiveness yang tinggi, consensus tinggi, dan konsistensinya juga tinggi)
  • 23. Isu lainnya yang berhubungan dengan atribusi membahas tentang sejauh mana kita mengatribusikan kejadian dalam hidup kita pada nasib—apa yang “sudah ditakdirkan”—atau pada sebab-sebab personal. • Atribusi bukanlah sekadar mengamati nilai tindakan orang lain, melainkan interpretasi kita terhadap tindakan tersebut. • Tingkat interpretasi yang kita gunakan dikenal dengan sebutan identifikasi tindakan.
  • 24. 1. Bias Fundamental Atribusi › Dalam memberi atribusi kepada sso, si pengamat lebih banyak menekankan pada factor disposisi (internal) daripada factor situasi (eksternal). › Walaupun sebenarnya factor situasional mempunyai peranan yang besar. Mis: Orang marah-marah disebut sebagai temperamental tanpa mempertimbangkan situasi penyebab dia marah.
  • 25. 2. Bias Self Serving › Ada suatu kecenderungan yang sifatnya umum pada sso yaitu menghindari celaan karena kesalahannya. Cara menghindar celaan ini selalu menimpakan situasi di luar dirinya. › Mis: orang yang tidak berhasil dalam ujiannya disebabkan krn dosennya tidak pandai mengajar.
  • 26. 3. Menyalahkan Diri Sendiri › Orang sering menyalahkan dirinya sendiri terutama mengamati suatu kegagalan yg dialami. Juga sulit untuk melihat permasalahan secara obyektif sehingga proses atribusi sering terjadi bias
  • 27. 4. Hedonic Relevan › Pengamatan seringkali subyektif memberikan penilaian terhadap peristiwa yang menyangkut dirinya. › Bila peristiwa menguntungkannya maka penilaiannya kelihatan (+) › Bila peristiwa merugikannya maka penilaiannya kelihatan (-)
  • 28. 5. Bias Ego Sentris › Orang menilai dirinya itu sbg patokan/beranggapan bahwa orang akan berbuat seperti dirinya. › Mis: Orang tua → Anak2nya.
  • 29.  Atribusi telah diterapkan pada berbagai permasalahan praktis, dan seringnya sukses besar.  Atribusi telah diterapkan pada proses memahami sebab-sebab depresi, dan pada terapi terhadap penyakit mental yang penting ini.  Atribusi juga tampaknya bekerja dalam komunikasi elektronik di Internet (misalnya melalui surel).
  • 30.  Kebanyakan orang sangat mempedulikan tata cara membentuk kesan pertama yang baik pada orang lain karena mereka percaya bahwa kesan pertama akan memberi efek yang lama dan menetap dalam ingatan orang.  Usaha yang dilakukan individu untuk menghasilkan kesan pertama yang baik bagi orang lain disebut manajemen kesan. Pembentukan Kesan Proses di mana kita membentuk kesan bagi orang lain. Source of image: Microsoft Office Online.
  • 31.  Penelitian tentang pembentukan menyatakan bahwa kesan pertama memang penting.  Penelitian klasik Asch mengenai pembentukan kesan mengindikasikan bahwa kesan terhadap orang lain melibatkan lebih dari sekadar rangkuman sederhana dari sifat mereka dan bahwa beberapa sifat (sifat inti) dapat memengaruhi interpretasi sifat lainnya.
  • 32.  Kesan pertama dibentuk dengan amat cepat dan meski didasarkan pada informasi yang terbatas, tetap cukup akurat.  Akan tetapi, keyakinan terhadap akurasi kesan tidak menunjukkan hubungan terhadap akurasi yang sebenarnya.
  • 33. Teori Kepribadian Implisit Keyakinan tentang trait atau karakteristik apa yang cenderung berpadanan. Contoh: Dalam banyak kelompok masyarakat diasumsikan bahwa “sesuatu yang cantik itu baik”—bahwa orang yang berpenampilan menarik juga memiliki sifat yang positif, seperti kecakapan sosial yang baik dan ketertarikan dalam menikmati hal-hal yang indah dalam kehidupan. Source of image: Microsoft Office Online.
  • 34. Dalam rangka membuat kesan yang baik terhadap orang lain, individu sering kali melakukan manajemen kesan (presentasi diri). Source of image: Social Psychology, 13e, Baron & Branscombe.
  • 35. Self-enhancement—upaya untuk menambah daya tarik diri pada orang lain dengan:  Meningkatkan penampilan diri secara fisik (berkaitan dengan daya tarik penampilan dan fisik seseorang),  Meningkatkan penampilan diri secara profesional (berkaitan dengan perawatan diri, pakaian yang pantas, dan kebersihan diri). Other-enhancement—upaya untuk membuat orang yang dituju merasa nyaman dalam berbagai cara, seperti:  Memberi pujian,  Memberi bantuan kecil,  Meminta nasihat dan umpan balik,  Menunjukkan kesukaan (minat) yang besar. Source of image: Microsoft Office Online.
  • 36. Mengapa orang melakukan manajemen kesan? 1. Untuk meningkatkan reaksi orang lain terhadap mereka. 2. Untuk meningkatkan suasana hati orang yang terlibat dalam proses tersebut 3. Untuk meningkatkan penilaian orang lain terhadap diri kita.
  • 37. Bukti yang ada saat ini mengindikasikan bahwa manajemen kesan memang berguna; hal tersebut sering berhasil dilakukan dalam menimbulkan kesan pertama yang positif terhadap orang yang menggunakannya.  Akan tetapi, penggunaan taktik semacam itu tidak berhubungan dengan perilaku selanjutnya.  Sebagai contoh, orang-orang yang diterima kerja karena berhasil menggunakan manajemen kesan secara efektif tidak selalu menjadi karyawan dengan performa kinerja tinggi. Source of image: Microsoft Office Online.