SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 47
PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI
Orientasi Mentoring
Program HIV AIDS dan PIMS
Di 514 KAB/KOTA
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta mampu menerapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi di tempat bekerja
Tujuan Pembelajaran Khusus
Peserta mampu:
1. Melakukan Kewaspadaan standar
2. Melakukan Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan
(PPP)
Pokok Bahasan
1. Kewaspadaan standar
2. Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan
(PPP)
KEWASPADAAN STANDAR
Pengendalian
Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan yang
memerlukan penerapan prosedur dan protokol.
• Pengendalian administratif. Penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur
dalam mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama perawatan
kesehatan. Bukti terlaksananya pengendalian ini adalah ketersediaan SPO dan
Tim PPI
• Pengendalian dan rekayasa lingkungan. Untuk menurunkan risiko penularan
didalam fasilitas pelayanan kesehatan serta di rumah tangga, serta kebersihan
lingkungan yang memadai.
• Alat Perlindungan Diri (APD). Penggunaan secara rasional dan konsisten APD
yang tersedia.
Kewaspadaan Standar
Penerapan Kewaspadaan Standar antara lain :
1. Kebersihan Tangan
2. Alat Pelindung Diri (APD)
3. Etika Batuk/ Kebersihan Pernafasan
4. Pengelolaan Alat Kesehatan Bekas Pakai
5. Pengendalian Lingkungan
6. Praktik Penyuntikan yang Aman
Kebersihan Tangan
• Kebersihan tangan menggunakan antiseptik berbasis alkohol atau
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
• Bila tangan tampak kotor setelah kontak dengan cairan tubuh/diduga
terpajan organisme berspora/setelah menggunakan toilet, tangan
harus dibersihkan dengan sabun atau antiseptik dan air mengalir.
• Bila tidak tampak kotor, tangan dapat dicuci dengan antiseptik
berbasis alkohol.
Indikasi Kebersihan Tangan :
5 Momen Kebersihan Tangan
Indikasi Lainnya
1. Segera: setelah tiba di tempat kerja
2. Sebelum:
a. Mempersiapkan obat-obatan;
b. Mempersiapkan makanan;
c. Memberi makan pasien;
d. Meninggalkan rumah sakit/ puskes
3. Di antara: Prosedur tertentu pada pasien yang
sama
4. Setelah:
a. Melepas sarung tangan/APD
b. Menggunakan toilet
c. Melap hidung dengan tangan
Sarana Kebersihan Tangan
a. Air mengalir
b. Sabun cair / sabun cair antiseptik, yang memenuhi
kriteria
c. Pengeringan tangan (handuk sekali pakai atau tisu)
d. Tempat handuk bekas sekali pakai (dalam wadah
tertutup dgn injakan kaki)
e. Handrub Antiseptik (handrub berbasis alkohol)
Prosedur
Standar Cuci
Tangan
Alat Pelindung Diri
Jenis APD:
a. Sarung Tangan
b. Pelindung Mulut, Hidung dan Mata
c. Gaun Pelindung dan Apron
d. Pelindung kaki
Sarung Tangan
• Kapan Menggunakan
• Kapan Mengganti
• Kapan Melepaskan
• Membersihkan tangan segera setelah melepaskan sarung tangan.
• Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien,
untuk menghindari kontaminasi silang (CDC 1987).
• Tujuan pemakaian sarung tangan :
Melindungi tangan petugas dari transmisi mikroorganisme pasien
dan mikroorganisme dari tangan petugas ke pasien.
Indikasi Penggunaan Sarung Tangan
• Kontak dengan darah/ cairan tubuh lain/selaput
mukosa / kulit yang tidak utuh
• Melakukan prosedur medis yang invasif
• Menangani bahan bekas pakai yang telah
terkontaminasi atau menyentuh permukaan
yang tercemar.
 Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai
 Jaga agar kuku selalu pendek
 Tarik sarung tangan bedah ke atas manset gaun operasi.
 Gunakan pelembab mencegah kulit tangan kering/berkerut
 Jangan menggunakan lotion atau krim berbasis minyak
 Jangan gunakan cairan pelembab yang mengandung parfum
 Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu
yang terlalu panas atau terlalu dingin
 Jangan menggunakan sarung tangan pakai ulang
Pelindung Mulut, Hidung dan Mata
• Masker bedah dan pelindung mata atau pelindung
wajah untuk melindungi membran mukosa mata,
hidung, dan mulut selama tindakan
• Masker dipakai untuk menahan cipratan sewaktu
berbicara, batuk atau bersin. Diperlukan pelindung
wajah (face shield, goggles).
Gaun Pelindung dan Apron
• Bertujuan untuk memproteksi kulit dan mencegah
kotornya pakaian selama tindakan yang umumnya
bisa menimbulkan percikan darah, cairan tubuh,
sekret, dan ekskresi.
• Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera
mungkin dan bersihkan tangan.
Pelindung kaki
• Pelindung kaki: untuk melindungi kaki dari cidera
akibat benda tajam atau benda berat tercemar
darah atau cairan tubuh yang mungkin jatuh secara
tidak sengaja.
• Gunakan sepatu tertutup yang tahan tusukan dan
kedap air. Tidak dibenarkan menggunakan sandal
atau sepatu yang terbuka atau berlubang-lubang
Alat Pelindung
Perlindungan Terhadap Pasien Perlindungan Terhadap Petugas Kesehatan
Sarung tangan Mencegah kontak mikroorganisme yang
terdapat pada tangan petugas kesehatan
kepada pasien
Mencegah kontak tangan petugas kesehatan
dengan darah dan cairan tubuh penderita lainnya,
selaput lendir, kulit yang tidak utuh atau alat
kesehatan/permukaan yang telah terkontaminasi
Masker Mencegah droplet dari mulut dan hidung
petugas kesehatan yang mengandung
mikroorganisme dan terpercik saat bernafas,
bicara atau batuk kepada pasien
Mencegah membran mukosa petugas kesehatan
(hidung dan mulut) kontak dengan percikan darah
atau cairan tubuh penderita
Kacamata
pelindung
Mencegah membran mukosa petugas kesehatan
(hidung dan mulut) kontak dengan percikan darah
atau cairan tubuh penderita
Tutup kepala Mencegah jatuhnya mikroorganisme dari
rambut dan kulit kepala petugas ke daerah
steril
Jas dan apron Mencegah kontak mikroorganisme dari
tangan, tubuh dan pakaian petugas
kesehatan ke pasien
Mencegah kulit petugas kesehatan kontak dengan
percikan darah atau cairan tubuh penderita
Sepatu pelindung Sepatu yang bersih mengurangi
kemungkinan terbawanya mikroorganisme
dari ruangan lain atua luar ruangan
Mencegah perlukaan kaki oleh benda tajam yang
terkontaminasi atau terjepit benda berat dan
mencegah kontak dengan darah dan cairan tubuh.
Etika
Batuk
Pemrosesan Alat
Tujuan: untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat
kesehatan, atau untuk menjamin alat tersebut dalam kondisi
steril dan siap pakai.
Tatalaksana:
• Perendaman (precleaning)
• Pembersihan (cleaning)
• Disinfeksi
• Sterilisasi
Pemilihan cara pemrosesan alat kesehatan
Tingkat risiko Jenis Penggunaan Alat Cara Pengelolaan
Risiko tinggi Alat yang masuk kedalam
pembuluh darah atau
jaringan steril
Sterilisasi atau
menggunakan alat
steril sekali pakai
Risiko sedang Alat yang masuk kedalam
membran mukosa atau kulit
yang tidak utuh
Minimal dilakukan
disinfeksi tingkat
tinggi lebih baik
dengan sterilisasi
Risiko rendah Alat yang digunakan pada
kulit utuh tanpa menembus
Dibersihkan
Karakteristik disinfektan yang ideal
1. Berspektrum luas
2. Membunuh kuman secara cepat
3. Tidak dipengaruh faktor ling
kungan: tetap aktif dengan ada
nya zat organik (darah, sputum,
feses), tidak rusak oleh sabun,
deterjen, dan zat kimia lain
4. Tidak toksis
5. Tidak korosif atau merusak
bahan
6. Meninggalkan lapisan
antimikrobial pada
permukaan yang diproses
7. Mudah pemakaiannya
8. Tidak berbau
9. Ekonomis
10. Larut dalam air
11. Stabil dalam konsentrasi
aktifnya
12. Mempunyai efek pembersih
Contoh disinfektan kimiawi
• Alkohol
• Klorin
• Formaldehid
• Glutaraldehid
• Hidrogen peroksida (H2O2)
• Yodofora.
• Asam Parasetat
• Fenol
Tahapan pembersihan percikan darah di
permukaan meja kerja dan lantai
• Menggunakan sarung tangan, (masker sesuai indikasi)
misalnya tumpahan permukaan luas
• Tumpahan darah diserap dengan bahan yang menyerap
(tisu, kain), kemudian dibuang dalam kantong infeksius
kuning
• Daerah permukaan tumpahan: tuangkan cairan
enzymatic/ cairan deterjen mengandung enzymatic
selama 5-10 menit , kemudian diserap sampai kering
• Selanjutnya tuangkan klorin, 0,5% selama 5-10 menit,
kemudian diserap dan dibersihkan kembali
• Kemudian dituang dengan air bersih dan lap sampai
kering
Sterilisasi
• Sterilisasi adalah proses pengelolaan suatu alat atau
bahan dengan tujuan mematikan semua
mikroorganisme termasuk endospora.
• Dapat digunakan dengan suhu tinggi dan suhu rendah
• Penting Penyimpanan yang baik
• Umur steril (shelf life) – selama alat masih terbungkus,
semua alat steril dianggap tetap steril.
Pengendalian Lingkungan
• Tujuan Pengendalian lingkungan
• Meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi
mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar
sarana kesehatan sehingga infeksi nosokomial dapat
di cegah
• Menciptakan lingkungan bersih aman dan nyaman
• Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Pengendalian lingkungan meliputi:
• Udara
• Air
• Permukaan lingkungan
• Laundry dan pengelolaan linen ( sprei, selimut, sarung
bantal)
• Binatang
• Pengelolaan sampah
Limbah Fasyankes
1) Limbah non infeksius
2) Limbah infeksius:
• Limbah klinis
• Limbah laboratorium
3) Limbah berbahaya, adalah limbah kimia yang mempunyai
sifat beracun.
Upaya penanganan limbah di pelayanan kesehatan meliputi
penanganan limbah cair dan limbah padat (sampah).
Teknik penanganan sampah meliputi pemisahan, penanganan,
penampungan sementara dan pembuangan
Pemilahan Limbah
tajam medis non-tajam non-medis
Penanganan Sampah
• Wadah tidak boleh penuh atau luber. Bila isi sudah mencapai ¾ segera
dibawa ke tempat pembuangan akhir
• Wadah berupa kantung plastik dapat diikat rapat pada saat
pengangkutan, dan akan dibuang berikut wadahnya.
• Pengumpulan sampah dari ruang perawatan atau pengobatan harus
tetap pada wadahnya dan jangan dituangkan pada gerobak (kereta
sampah) yang terbuka.
• Petugas yang menangani harus selalu menggunakan sarung tangan dan
sepatu, serta harus mencuci tangan dengan sabun setiap selesai
mengambil sampah.
Penampungan Sementara
• Ditempatkan pada daerah yang mudah dijangkau petugas,
pasien dan pengunjung
• Harus bertutup dan kedap air serta tidak mudah bocor agar
terhindar dari jangkauan serangga, tikus dan binatang lainnya
• Hanya besifat sementara dan tidak boleh lebih dari satu hari
Wadah Limbah Padat
• Gunakan wadah yang mudah dicuci, tidak mudah bocor, (dapat dari jenis
plastik atau paling baik, logam galvanis)
• Dilengkapi dengan tutup, lebih baik jika tersedia wadah yang dilengkapi
dengan pedal pembuka.
• Tempatkan wadah limbah padat di tempat yang sesuai (gampang
dijangkau, tahan tusuk dan tahan air)
• Kosongkan wadah setiap hari atau saat ¾ bagiannya sudah penuh
• Cucilah wadah limbah medis dengan larutan desinfektan dan bilas dengan
air setiap hari atau lebih sering
Wadah Penampung Limbah Benda Tajam
• Tahan bocor dan tahan tusukan
• Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan
• Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
• Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan
• Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah
• Ditangani bersama limbah medis
Pembuangan Limbah Cair
• Sistem penyaluran harus tertutup.
• Kemiringan saluran 20-40 untuk menjaga endapan
dalam saluran
• Belokan (elbow) saluran harus lebih besar dari 900
• Bangunan penampung (septic tank) harus kedap air,
kuat, dilengkapi dengan mainhole dan lubang hawa
(ventilasi).
• Penempatan lokasi harus mempertimbangkan keadaan
muka air tanah dan jarak dari sumber air.
Praktik Penyuntikan yang Aman
TATALAKSANA PASCA
PAJANAN
Tujuan Tatalaksana Pajanan
Tujuan tatalaksana pajanan adalah:
Untuk mengurangi waktu kontak dengan darah,
cairan tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan
untuk membersihkan dan melakukan
dekontaminasi tempat pajanan.
Upaya menurunkan risiko terpajan patogen
melalui darah
 Menggunakan APD sesuai indikasi
 Menggunakan peralatan dengan aman
 Membuang limbah pada wadah yang tepat
 Edukasi petugas tentang praktek aman
menggunakan jarum, benda tajam
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI
TEMPAT KERJA
• Langkah 1: Cuci
• Tindakan darurat pada bagian terpajan
• Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang
berwenang yaitu atasan langsung dan Komite PPI atau K3.
Memulai PPP sebaiknya secepatnya (< 4 jam) dan tidak lebih
dari 72 jam.
• Langkah 2: Telaah pajanan
• Pajanan
• Bahan Pajanan
• Status Infeksi
• Kerentanan
• Pajanan
Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi :
• Perlukaan kulit
• Pajanan pada selaput mukosa
• Pajanan melalui kulit yang luka
• Bahan Pajanan
Bahan yang memberikan risiko penularan infeksi:
• Darah
• Cairan bercampur darah yang kasat mata
• Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan: vagina, serebrospinal, sinovia, pleura,
peritoneal, perickardial, amnion
• Virus yang terkonsentrasi
• Status Infeksi
Tentukan status infeksi sumber pajanan (bila belum diketahui),
dilakukan pemeriksaan:
• HbsAg untuk Hepatitis B
• Anti HCV untuk Hepatitis C
• Anti HIV untuk HIV
• Untuk sumber yang tidak diketahui, pertimbangkan adanya
faktor risiko yang tinggi atas ketiga infeksi di atas
• Kerentanan
Tentukan kerentanan orang yang terpajan
• Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis B
• Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs) bila
pernah mendapatkan vaksin.
• Pemeriksaan Anti HCV (untuk hepatitis C)
• Anti HIV (untuk infeksi HIV)
LANGKAH DASAR TATALAKSANA KLINIS PROFILAKSIS PASCA
PAJANAN HIV PADA KASUS KECELAKAAN KERJA
1. Menetapkan kriteria yang dapat menerima Profilaksis Pasca
Pajanan HIV
2. Memberikan informasi singkat mengenai HIV untuk mendapatkan
persetujuan (informed consent)
3. Memastikan bahwa korban tidak menderita infeksi HIV dengan
melakukan tes HIV terlebih dahulu.
4. Pemberian obat-obat untuk Profilaksis Pasca Pajanan HIV
5. Melaksanakan evaluasi laboratorium
6. Menjamin pencatatan
7. Memberikan follow-up dan dukungan
Kriteria yang dapat menerima Profilaksis Pasca Pajanan HIV
• Waktu terpajan (secepat mungkin)
• Status HIV orang terpajan
• Jenis dan risiko pajanan (mukosa dan kulit tidak utuh)
• Status HIV sumber pajanan
Pemberian obat untuk Profilaksis Pasca Pajanan
Orang yang terpajan Paduan ARV
Remaja dan dewasa
Pilihan TDF + 3TC (FTC) + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC (FTC) + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
Anak (< 10 tahun)
Pilihan AZT + 3TC + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC (FTC) + LPV/r
Dapat menggunakan EFV/NVP
untuk NNRTI
Panduan Obat ARV
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a 6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx

04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf
04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf
04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf
StefanusTabbo1
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
annisamelhannah1
 
Prisip pencegahan infeksi
Prisip pencegahan infeksiPrisip pencegahan infeksi
Prisip pencegahan infeksi
Vhe Fransisca
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Septian Muna Barakati
 
Panduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diriPanduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diri
Yudhaafrizal
 

Semelhante a 6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx (20)

Pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
Pencegahan infeksi dalam praktik kebidananPencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
Pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
 
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptxSOSIS PPI DOKTER (1).pptx
SOSIS PPI DOKTER (1).pptx
 
527825435 (2).ppt
527825435 (2).ppt527825435 (2).ppt
527825435 (2).ppt
 
04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf
04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf
04.-COVID19-ITS-Pencegahan-dan-Pengendalian-Infeksi.pdf
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
 
PPI dr. Siti.pptx
PPI dr. Siti.pptxPPI dr. Siti.pptx
PPI dr. Siti.pptx
 
HH - EDIT.pptx
HH - EDIT.pptxHH - EDIT.pptx
HH - EDIT.pptx
 
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptxMateri-PPI-untuk-Umum.pptx
Materi-PPI-untuk-Umum.pptx
 
Prisip pencegahan infeksi
Prisip pencegahan infeksiPrisip pencegahan infeksi
Prisip pencegahan infeksi
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteranPeranan sterilisasi dalam kedokteran
Peranan sterilisasi dalam kedokteran
 
PPI DASAR UNTUK IHT.pptx
PPI DASAR UNTUK IHT.pptxPPI DASAR UNTUK IHT.pptx
PPI DASAR UNTUK IHT.pptx
 
Panduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diriPanduan alat pelindung diri
Panduan alat pelindung diri
 
PPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptxPPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptx
 
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN KESEHATAN SMK
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN  KESEHATAN SMKDESINFEKSI PERALATAN LAYANAN  KESEHATAN SMK
DESINFEKSI PERALATAN LAYANAN KESEHATAN SMK
 
Mencuci Tangan.ppt
Mencuci Tangan.pptMencuci Tangan.ppt
Mencuci Tangan.ppt
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 

Último

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Último (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 

6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx

  • 1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI Orientasi Mentoring Program HIV AIDS dan PIMS Di 514 KAB/KOTA
  • 2. Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran Umum: Peserta mampu menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi di tempat bekerja Tujuan Pembelajaran Khusus Peserta mampu: 1. Melakukan Kewaspadaan standar 2. Melakukan Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
  • 3. Pokok Bahasan 1. Kewaspadaan standar 2. Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
  • 5. Pengendalian Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan yang memerlukan penerapan prosedur dan protokol. • Pengendalian administratif. Penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur dalam mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama perawatan kesehatan. Bukti terlaksananya pengendalian ini adalah ketersediaan SPO dan Tim PPI • Pengendalian dan rekayasa lingkungan. Untuk menurunkan risiko penularan didalam fasilitas pelayanan kesehatan serta di rumah tangga, serta kebersihan lingkungan yang memadai. • Alat Perlindungan Diri (APD). Penggunaan secara rasional dan konsisten APD yang tersedia.
  • 6. Kewaspadaan Standar Penerapan Kewaspadaan Standar antara lain : 1. Kebersihan Tangan 2. Alat Pelindung Diri (APD) 3. Etika Batuk/ Kebersihan Pernafasan 4. Pengelolaan Alat Kesehatan Bekas Pakai 5. Pengendalian Lingkungan 6. Praktik Penyuntikan yang Aman
  • 7. Kebersihan Tangan • Kebersihan tangan menggunakan antiseptik berbasis alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir • Bila tangan tampak kotor setelah kontak dengan cairan tubuh/diduga terpajan organisme berspora/setelah menggunakan toilet, tangan harus dibersihkan dengan sabun atau antiseptik dan air mengalir. • Bila tidak tampak kotor, tangan dapat dicuci dengan antiseptik berbasis alkohol.
  • 8. Indikasi Kebersihan Tangan : 5 Momen Kebersihan Tangan
  • 9. Indikasi Lainnya 1. Segera: setelah tiba di tempat kerja 2. Sebelum: a. Mempersiapkan obat-obatan; b. Mempersiapkan makanan; c. Memberi makan pasien; d. Meninggalkan rumah sakit/ puskes 3. Di antara: Prosedur tertentu pada pasien yang sama 4. Setelah: a. Melepas sarung tangan/APD b. Menggunakan toilet c. Melap hidung dengan tangan
  • 10. Sarana Kebersihan Tangan a. Air mengalir b. Sabun cair / sabun cair antiseptik, yang memenuhi kriteria c. Pengeringan tangan (handuk sekali pakai atau tisu) d. Tempat handuk bekas sekali pakai (dalam wadah tertutup dgn injakan kaki) e. Handrub Antiseptik (handrub berbasis alkohol)
  • 12. Alat Pelindung Diri Jenis APD: a. Sarung Tangan b. Pelindung Mulut, Hidung dan Mata c. Gaun Pelindung dan Apron d. Pelindung kaki
  • 13. Sarung Tangan • Kapan Menggunakan • Kapan Mengganti • Kapan Melepaskan • Membersihkan tangan segera setelah melepaskan sarung tangan. • Satu pasang sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, untuk menghindari kontaminasi silang (CDC 1987). • Tujuan pemakaian sarung tangan : Melindungi tangan petugas dari transmisi mikroorganisme pasien dan mikroorganisme dari tangan petugas ke pasien.
  • 14. Indikasi Penggunaan Sarung Tangan • Kontak dengan darah/ cairan tubuh lain/selaput mukosa / kulit yang tidak utuh • Melakukan prosedur medis yang invasif • Menangani bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang tercemar.
  • 15.  Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai  Jaga agar kuku selalu pendek  Tarik sarung tangan bedah ke atas manset gaun operasi.  Gunakan pelembab mencegah kulit tangan kering/berkerut  Jangan menggunakan lotion atau krim berbasis minyak  Jangan gunakan cairan pelembab yang mengandung parfum  Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin  Jangan menggunakan sarung tangan pakai ulang
  • 16. Pelindung Mulut, Hidung dan Mata • Masker bedah dan pelindung mata atau pelindung wajah untuk melindungi membran mukosa mata, hidung, dan mulut selama tindakan • Masker dipakai untuk menahan cipratan sewaktu berbicara, batuk atau bersin. Diperlukan pelindung wajah (face shield, goggles).
  • 17. Gaun Pelindung dan Apron • Bertujuan untuk memproteksi kulit dan mencegah kotornya pakaian selama tindakan yang umumnya bisa menimbulkan percikan darah, cairan tubuh, sekret, dan ekskresi. • Lepaskan gaun pelindung yang kotor sesegera mungkin dan bersihkan tangan.
  • 18. Pelindung kaki • Pelindung kaki: untuk melindungi kaki dari cidera akibat benda tajam atau benda berat tercemar darah atau cairan tubuh yang mungkin jatuh secara tidak sengaja. • Gunakan sepatu tertutup yang tahan tusukan dan kedap air. Tidak dibenarkan menggunakan sandal atau sepatu yang terbuka atau berlubang-lubang
  • 19. Alat Pelindung Perlindungan Terhadap Pasien Perlindungan Terhadap Petugas Kesehatan Sarung tangan Mencegah kontak mikroorganisme yang terdapat pada tangan petugas kesehatan kepada pasien Mencegah kontak tangan petugas kesehatan dengan darah dan cairan tubuh penderita lainnya, selaput lendir, kulit yang tidak utuh atau alat kesehatan/permukaan yang telah terkontaminasi Masker Mencegah droplet dari mulut dan hidung petugas kesehatan yang mengandung mikroorganisme dan terpercik saat bernafas, bicara atau batuk kepada pasien Mencegah membran mukosa petugas kesehatan (hidung dan mulut) kontak dengan percikan darah atau cairan tubuh penderita Kacamata pelindung Mencegah membran mukosa petugas kesehatan (hidung dan mulut) kontak dengan percikan darah atau cairan tubuh penderita Tutup kepala Mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit kepala petugas ke daerah steril Jas dan apron Mencegah kontak mikroorganisme dari tangan, tubuh dan pakaian petugas kesehatan ke pasien Mencegah kulit petugas kesehatan kontak dengan percikan darah atau cairan tubuh penderita Sepatu pelindung Sepatu yang bersih mengurangi kemungkinan terbawanya mikroorganisme dari ruangan lain atua luar ruangan Mencegah perlukaan kaki oleh benda tajam yang terkontaminasi atau terjepit benda berat dan mencegah kontak dengan darah dan cairan tubuh.
  • 21. Pemrosesan Alat Tujuan: untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat kesehatan, atau untuk menjamin alat tersebut dalam kondisi steril dan siap pakai. Tatalaksana: • Perendaman (precleaning) • Pembersihan (cleaning) • Disinfeksi • Sterilisasi
  • 22. Pemilihan cara pemrosesan alat kesehatan Tingkat risiko Jenis Penggunaan Alat Cara Pengelolaan Risiko tinggi Alat yang masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan steril Sterilisasi atau menggunakan alat steril sekali pakai Risiko sedang Alat yang masuk kedalam membran mukosa atau kulit yang tidak utuh Minimal dilakukan disinfeksi tingkat tinggi lebih baik dengan sterilisasi Risiko rendah Alat yang digunakan pada kulit utuh tanpa menembus Dibersihkan
  • 23. Karakteristik disinfektan yang ideal 1. Berspektrum luas 2. Membunuh kuman secara cepat 3. Tidak dipengaruh faktor ling kungan: tetap aktif dengan ada nya zat organik (darah, sputum, feses), tidak rusak oleh sabun, deterjen, dan zat kimia lain 4. Tidak toksis 5. Tidak korosif atau merusak bahan 6. Meninggalkan lapisan antimikrobial pada permukaan yang diproses 7. Mudah pemakaiannya 8. Tidak berbau 9. Ekonomis 10. Larut dalam air 11. Stabil dalam konsentrasi aktifnya 12. Mempunyai efek pembersih
  • 24. Contoh disinfektan kimiawi • Alkohol • Klorin • Formaldehid • Glutaraldehid • Hidrogen peroksida (H2O2) • Yodofora. • Asam Parasetat • Fenol
  • 25. Tahapan pembersihan percikan darah di permukaan meja kerja dan lantai • Menggunakan sarung tangan, (masker sesuai indikasi) misalnya tumpahan permukaan luas • Tumpahan darah diserap dengan bahan yang menyerap (tisu, kain), kemudian dibuang dalam kantong infeksius kuning • Daerah permukaan tumpahan: tuangkan cairan enzymatic/ cairan deterjen mengandung enzymatic selama 5-10 menit , kemudian diserap sampai kering • Selanjutnya tuangkan klorin, 0,5% selama 5-10 menit, kemudian diserap dan dibersihkan kembali • Kemudian dituang dengan air bersih dan lap sampai kering
  • 26. Sterilisasi • Sterilisasi adalah proses pengelolaan suatu alat atau bahan dengan tujuan mematikan semua mikroorganisme termasuk endospora. • Dapat digunakan dengan suhu tinggi dan suhu rendah • Penting Penyimpanan yang baik • Umur steril (shelf life) – selama alat masih terbungkus, semua alat steril dianggap tetap steril.
  • 27. Pengendalian Lingkungan • Tujuan Pengendalian lingkungan • Meminimalkan atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar sarana kesehatan sehingga infeksi nosokomial dapat di cegah • Menciptakan lingkungan bersih aman dan nyaman • Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
  • 28. Pengendalian lingkungan meliputi: • Udara • Air • Permukaan lingkungan • Laundry dan pengelolaan linen ( sprei, selimut, sarung bantal) • Binatang • Pengelolaan sampah
  • 29. Limbah Fasyankes 1) Limbah non infeksius 2) Limbah infeksius: • Limbah klinis • Limbah laboratorium 3) Limbah berbahaya, adalah limbah kimia yang mempunyai sifat beracun. Upaya penanganan limbah di pelayanan kesehatan meliputi penanganan limbah cair dan limbah padat (sampah). Teknik penanganan sampah meliputi pemisahan, penanganan, penampungan sementara dan pembuangan
  • 30. Pemilahan Limbah tajam medis non-tajam non-medis
  • 31. Penanganan Sampah • Wadah tidak boleh penuh atau luber. Bila isi sudah mencapai ¾ segera dibawa ke tempat pembuangan akhir • Wadah berupa kantung plastik dapat diikat rapat pada saat pengangkutan, dan akan dibuang berikut wadahnya. • Pengumpulan sampah dari ruang perawatan atau pengobatan harus tetap pada wadahnya dan jangan dituangkan pada gerobak (kereta sampah) yang terbuka. • Petugas yang menangani harus selalu menggunakan sarung tangan dan sepatu, serta harus mencuci tangan dengan sabun setiap selesai mengambil sampah.
  • 32. Penampungan Sementara • Ditempatkan pada daerah yang mudah dijangkau petugas, pasien dan pengunjung • Harus bertutup dan kedap air serta tidak mudah bocor agar terhindar dari jangkauan serangga, tikus dan binatang lainnya • Hanya besifat sementara dan tidak boleh lebih dari satu hari
  • 33. Wadah Limbah Padat • Gunakan wadah yang mudah dicuci, tidak mudah bocor, (dapat dari jenis plastik atau paling baik, logam galvanis) • Dilengkapi dengan tutup, lebih baik jika tersedia wadah yang dilengkapi dengan pedal pembuka. • Tempatkan wadah limbah padat di tempat yang sesuai (gampang dijangkau, tahan tusuk dan tahan air) • Kosongkan wadah setiap hari atau saat ¾ bagiannya sudah penuh • Cucilah wadah limbah medis dengan larutan desinfektan dan bilas dengan air setiap hari atau lebih sering
  • 34. Wadah Penampung Limbah Benda Tajam • Tahan bocor dan tahan tusukan • Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan satu tangan • Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi • Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan satu tangan • Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah • Ditangani bersama limbah medis
  • 35. Pembuangan Limbah Cair • Sistem penyaluran harus tertutup. • Kemiringan saluran 20-40 untuk menjaga endapan dalam saluran • Belokan (elbow) saluran harus lebih besar dari 900 • Bangunan penampung (septic tank) harus kedap air, kuat, dilengkapi dengan mainhole dan lubang hawa (ventilasi). • Penempatan lokasi harus mempertimbangkan keadaan muka air tanah dan jarak dari sumber air.
  • 38. Tujuan Tatalaksana Pajanan Tujuan tatalaksana pajanan adalah: Untuk mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan untuk membersihkan dan melakukan dekontaminasi tempat pajanan.
  • 39. Upaya menurunkan risiko terpajan patogen melalui darah  Menggunakan APD sesuai indikasi  Menggunakan peralatan dengan aman  Membuang limbah pada wadah yang tepat  Edukasi petugas tentang praktek aman menggunakan jarum, benda tajam
  • 40. TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT KERJA • Langkah 1: Cuci • Tindakan darurat pada bagian terpajan • Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang berwenang yaitu atasan langsung dan Komite PPI atau K3. Memulai PPP sebaiknya secepatnya (< 4 jam) dan tidak lebih dari 72 jam. • Langkah 2: Telaah pajanan • Pajanan • Bahan Pajanan • Status Infeksi • Kerentanan
  • 41. • Pajanan Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi : • Perlukaan kulit • Pajanan pada selaput mukosa • Pajanan melalui kulit yang luka • Bahan Pajanan Bahan yang memberikan risiko penularan infeksi: • Darah • Cairan bercampur darah yang kasat mata • Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan: vagina, serebrospinal, sinovia, pleura, peritoneal, perickardial, amnion • Virus yang terkonsentrasi
  • 42. • Status Infeksi Tentukan status infeksi sumber pajanan (bila belum diketahui), dilakukan pemeriksaan: • HbsAg untuk Hepatitis B • Anti HCV untuk Hepatitis C • Anti HIV untuk HIV • Untuk sumber yang tidak diketahui, pertimbangkan adanya faktor risiko yang tinggi atas ketiga infeksi di atas
  • 43. • Kerentanan Tentukan kerentanan orang yang terpajan • Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis B • Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs) bila pernah mendapatkan vaksin. • Pemeriksaan Anti HCV (untuk hepatitis C) • Anti HIV (untuk infeksi HIV)
  • 44. LANGKAH DASAR TATALAKSANA KLINIS PROFILAKSIS PASCA PAJANAN HIV PADA KASUS KECELAKAAN KERJA 1. Menetapkan kriteria yang dapat menerima Profilaksis Pasca Pajanan HIV 2. Memberikan informasi singkat mengenai HIV untuk mendapatkan persetujuan (informed consent) 3. Memastikan bahwa korban tidak menderita infeksi HIV dengan melakukan tes HIV terlebih dahulu. 4. Pemberian obat-obat untuk Profilaksis Pasca Pajanan HIV 5. Melaksanakan evaluasi laboratorium 6. Menjamin pencatatan 7. Memberikan follow-up dan dukungan
  • 45. Kriteria yang dapat menerima Profilaksis Pasca Pajanan HIV • Waktu terpajan (secepat mungkin) • Status HIV orang terpajan • Jenis dan risiko pajanan (mukosa dan kulit tidak utuh) • Status HIV sumber pajanan
  • 46. Pemberian obat untuk Profilaksis Pasca Pajanan Orang yang terpajan Paduan ARV Remaja dan dewasa Pilihan TDF + 3TC (FTC) + LPV/r Alternatif TDF + 3TC (FTC) + EFV AZT + 3TC + LPV/r Anak (< 10 tahun) Pilihan AZT + 3TC + LPV/r Alternatif TDF + 3TC (FTC) + LPV/r Dapat menggunakan EFV/NVP untuk NNRTI Panduan Obat ARV