Laporan praktikum ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi korosi besi dengan melakukan eksperimen pada empat zat berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa air dan oksigen sangat mempengaruhi terjadinya korosi, sedangkan zat tanpa kandungan air atau oksigen dapat mencegah korosi.
1. KOROSI BESI
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
Disusun untuk melengkapi nilai
Praktikum Kimia Semester I
Oleh:
Feren Jessica R. XII IPA 3/10
Jessica XII IPA 3/15
Niko Hartanto XII IPA 3/24
Sri Mulyati XII IPA 3/31
Vina Arisandra XII IPA 3/35
SMA STRADA ST. THOMAS AQUINO
TANGERANG
2012
2. I. Judul : Korosi Besi
II. Tujuan : Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada korosi besi
III. Dasar Teori :
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam
dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi
yang paling lazim adalah perkaratan besi. Korosi besi memerlukan air dan oksigen. Hal
ini dikarenakan hampir semua jenis logam mudah teroksidasi dengan melepaskan
elektron ke oksigen di udara dan membentuk suatu oksida logam.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-
merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari
besi itu berlaku sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi. Fe(s) <--> Fe2+
(aq) +
2e Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang
bertindak sebagai katode, di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+
(aq) + 4e <--> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e <--> 4OH-
(aq).
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi.
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana
yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat
pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi pada besi dapat terjadi di suasana asam maupun basa, walau nantinya,suasana
asam akan menimbulkan reaksi pengkaratan yang lebih cepat dan korosif. Dalam
suasana netral/basa akan terjadi reaksi:
Anode: Fe(s) Fe2+
(aq)+ 2e-
Katode: ½ O2(g)+ H2O(l)+ 2e-2 OH-
(aq)
Dari reaksi ini, akan dihasilkan:
Fe(s)+ ½ O2(g)+ H2O(l)Fe2+
(aq)+ OH-(aq), yang akan membentuk endapan
Fe(OH)3 dari hasil oksidasi lanjutan.
Dari sinilah akan muncul reaksi:
Pada kondisi asam, korosi pada besi lebih besar karena terjadi reaksi reduksi dua tahap.
Berikut ini adalah tahapan reaksi korosi besi pada suasana asam:Anode: Fe
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih
mineralnya. Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk
senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan
besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja
tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi
3. senyawa besi oksida). Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat
mengetahui kemungkinan terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada
banyak faktor, seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial.
Setidaknya korosi dipengaruhi oleh 7 faktor lainnya. Zat lain yang dimaksud disini
adalah zat pengotor yang berada dalam lapisan besi. pH tentunya sangat
mempengaruhi reaksi korosi karena, untuk suasana asam,reaksi korosi terjadi lebih
cepat dibandingkan suasana netral maupun basa. Elektrolit juga dapat mempercepat
korosi karena adanya reaksi reduksi tambahan yang mungkin terjadi. Selain itu,
perbedaan suhu akan mempengaruhi keseimbangan dari cepat lambatnya suatu reaksi
terjadi. Lalu apa yang dimaksud dengan galvanic coupling? Galvanic coupling aalah
logam yang terhubung/ menempel pada logam lain yang kurang reaktif dikarenakan
perbedaan potensial sel, sehingga akan menyebabkan aliran elektron dari anode ke
katode. Walaupun korosi bersifat merugikan pada besi, tetapi kita harus
mempertahankan penggunaan besi karena kelimpahannya yang cukup besar,
pengolahannya relatif mudah, dan besi mudah dimodifikasi. Secara garis besar,
pencegahan korosi dapat dilakukan dalam 3 cara, yaitu:
1. Dengan lapisan pelindung yang mencegah kontak langsung dengan oksigenmaupun
air, seperti melalui pelumuran oli dan pembalutan dengan plastik.
2. Menggunakan pelindung Katode, misalnya dengan zink.
3. Menggunakan pelindung Anode, misalnya dengan magnesium, dimanamagnesium
dikorbankan untuk melakukan proses perkaratan yang dapatmelindungi besi dari
berkarat, yang dikarenakan potensial selnya lebihnegatif
IV. Alat dan Bahan :
No Alat Jumlah Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 4 buah Kapas -
2 Paku Besi 4 buah Air suling 5 ml
3 Prop karet 2 buah Air mendidih Sampai tabung reaksi penuh
4 Toples plastik 1 buah Kerosin 10 ml
5 2 gram
V. Langkah Kerja :
Mengambil keempat tabung reaksi dan menamakan tabung reaksi tersebut.
Misalnya “tabung 1”, “tabung 2”, dan seterusnya.
Menambahkan 5 mL air suling ke dalam Tabung 1
4. Menambahkan air yang sudah di didihkan ke dalam Tabung 3 hingga hampir penuh.
Menambahkan kira – kira 10 mL kerosin ke dalam Tabung 4.
Menambahkan 2 gram kristal kemudian kapas kering ke dalam Tabung 2.
Menyimpan tabung – tabung reaksi tersebut selama dua hari dan mengamati apa
yang terjadi, serta mencatat pengamatannya.
Menutup Tabung 2 dan 3 dengan prop (sumbat) karet sampai rapat.
Mengamplas keempat batang paku besi hingga bersih, kemudian memasukkannya
masing – masing satu ke dalam tabung reaksi pada keempat tabung reaksi tersebut.
5. VI. Hasil Pengamatan :
Hari 1: kerosin – air mendidih- Kristal-air suling
Air Suling Kristal CaCl2 Air mendidih Kerosin
Hari 2:
Air suling Kristal CaCl2 Air mendidih Kerosin
6. Hasil Percobaan
1. Terbentuk karat pada tabung nomor 1 dan 3, yang berisi air suling dan air mendidih
2. Tidak terbentuk karat pada tabung nomor 2 dan 4, yang berisi kristal CaCl2 dan
minyak tanah
Pertanyaan
1. Apakah tabung di mana paku berkarat terdapat oksigen dan air? Ya, terdapat oksigen
dan air. Karena tabung dibuka, terjadi perputaran udara dan adanya uap air.
2. Apakah tabung di mana paku tidak berkarat tidak terdapat oksigen dan air? Ya, tidak
terdapat oksigen maupun air. Karena tabung ditutup, udara tidak mengalami
perputaran dan tidak ada uap air.
VII. Analisis Data :
Pada percobaan kali ini, kami akan membahas mengenai Korosi Besi. Kami
akan menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi pada besi. Dalam
percobaan ini terdapat 4 zat yang ingin diketahui pengaruhnya terhadap terjadinya
korosi pada besi, antara lain air suling, kristal CaCl2, air mendidih, dan kerosin.
Pertama-tama, kami melakukan memasukkan terlebih dahulu keempat zat
tersebut (air suling 5 mL, kristal CaCl2 2 gram, air mendidih sampai tabung reaksi
penuh, dan kerosin 10 mL) secara berurutan dan memberinya nama Tabung 1, Tabung
2, Tabung 3, dan Tabung 4. Kemudian kami memasukkan 1 paku besi ke dalam
masing-masing tabung. Tabung ke 2 dan Tabung ke 3 di sumbat prop karet. Pada
Tabung ke 2 penyumbatan dilakukan agar Kristal CaCl2 pada tabung ke 2 dapat
mengikat oksigen yang ada dalam tabung tersebut. Pada penyumbatan dilakukan agar
air pada tabung ke 3 tidak kembali menarik atau berikatan dengan O2.
Pada hari pertama, kami tidak dapat melihat pengaruh dari keempat zat
tersebut sebab proses korosi terjadi relative lama. Maka, pengamatan kami lakukan
pada hari ke 2.
Pada hari kedua sudah dapat terlihat zat yang mempengaruhi terjadinya
korosi:
Tabung 1 yang berisi air suling memperlihatkan bahwa perkaratan terjadi
pada paku besi. Air yang semula bening menjadi sedikit kecoklatan akibat bagian dari
karat besi yang ikut larut dalam air. Selain itu, terlihat juga endapan karat besi yang
berwarna kecoklatan di bagian bawah tabung reaksi. Hal ini menandakan bahwa
percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori dimana terdapat 2 zat yang sangat
mempengaruhi yaitu air (air suling) dan oksigen.
Tabung 2 yang berisi Kristal CaCl2 tidak memperlihatkan adanya karat. Tidak
terjadinya karat dikarenakan sifat Kristal CaCl2 yang mengikat oksigen sehingga
membuat sistem tertutup ini tidak memiliki kadar oksigen, selain itu dalam tabung ini
juga tidak ada kandungan air. Hal ini menyebabkan reaksi pengkaratan tidak dapat
berlangsung. Dapat dikatakan percobaan kami sesuai dengan teori dimana dalam
perkaratan diperlukan oksigen dan air.
Tabung 3 yang berisi air mendidih memperlihatkan adanya sedikit karat dan
sangat sedikit endapan jika dibandingkan dengan tabung 1 yang berisi air suling
dengan suhu kamar. Hal ini diakibatkan air yang mendidih memiliki kadar O2 yang
7. rendah, sebab temperatur tinggi membuat oksigen di air mudah terlepas. Ketika sistem
ini ditutup, kadar oksigen di dalam air masih rendah sehingga peristiwa korosi
terhambat. Dapat dikatakan bahwa percobaan kami sesuai dengan teori bahwa oksigen
mempengaruhi pengkaratan termasuk jumlah oksigen berbanding lurus dengan karat
yang terbentuk.
Tabung 4 yang berisi kerosin tidak memperlihatkan adanya karat. Hal ini
dikarenakan
kerosin yang merupakan senyawa hidrokarbon tidak memiliki kandungan
oksigen dalam larutan, sehingga kerosin justru membantu melindungi permukaan paku
dari kontak langsung dengan oksigen (seperti prinsip pemberian oli). Dapat dikatakan
bahwa percobaan kami sesuai dengan teori yang ada dimana paku tersebut tidak
bereaksi dengan air atau oksigen sehingga tidak mengalami pengkaratan.
VIII. Simpulan :
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya karat pada besi adalah adanya atau jumlah air dan
oksigen dalam suatu zat yang bereaksi dengan besi. Tanpa salah satu senyawa tersebut
proses korosi tidak dapat berlangsung.
IX. Daftar Pustaka
Setiadi, Iskandar. 2010. www.scribd.com/doc/41441147/Iskandar-Setiadi-XII-ipa-2-
19-Laporan-Praktikum-Kimia-Korosi-Besi-Sel-Volta-Elektrolisis
id.wikipedia.org/wiki/Korosi
No. Kriteria Penilaian Skor Perolehan
1 Kerapihan 20
2 Kelengkapan data 20
3 Kreativitas 25
4 Ketepatan waktu 20
5 Ketertiban 10