SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Perekonomian di Indonesia”
Dosen Pengampu :
Bakhrul Huda, M.E.I
Disusun Oleh :
Muhammad Husein Alamul Huda Muhaimin (G04219047)
Rendi Trida Kusuma Mayora (G04219064)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, syukur tak terhingga penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. berkat
karunia sehat dan ilmu yang telah diberikanNya kepada penyusun, sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perekonomian di Indonesia yang berjudul “Pembangunan Ekonomi Daerah”. Makalah
tersebut telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
khususnya pengajar mata kuliah Perekonomian di Indonesia atas bimbingan dan arahannya.
Untuk itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih untuk semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas
makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk apapun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya harapkan untuk memberi saran dan kritik untuk makalah ini.
Surabaya, 20 Februari 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Distribusi PDB Nasional menurut Provinsi
B. Menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi
C. Menghitung indeks pembangunan manusia indonesia
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan
masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam
wilayah tersebut. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja masyarakat daerah. Dalam upaya
untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-
sama mngambil inisiatif pembangunan daerah dimana sumber daya yang ada harus
mampu menaksir potensi yang diperlukan untuk merancang dan membangun
perekonomian daerah.
Menurut alinea IV Pembukaan UUD 1945, Pembangunan sebagai salah satu cermin
pengamalan Pancasila terutama dijiwai sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada
tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.
Disebutkan bahwa arah dan kebijakan pembangunan daerah adalah untuk memacu
pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat, menggalakkan prakarsa dan peranserta aktif masyarakat serta meningkatkan
pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah
yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa. Karena itu penting dan sangat krusial untuk mewujudkan tercapainya
keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan kepuasan
batiniah sehingga keadilan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan merata di seluruh
tanah air merata di seluruh tanah air.
Beragamnya kondisi wilayah dan potensi sumberdaya yang ada di daerah
menyebabkan pembangunan dengan pendekatan sektoral menjadi pilihan utama dalam
menentukan strategi dan kebijakan pembangunan daerah. Menurut Sirojuzilam (2008),
pendekatan perencanaan regional dititikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan
dilakukan. Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dengan
instansi-instansi di pusat dalam melihat aspek ruang di suatu daerah. Artinya bahwa
dengan adanya perbedaan pertumbuhan dan disparitas antar wilayah, maka pendekatan
perencanaan parsial adalah sangat penting untuk diperhatikan. Dalam perencanaan
pembangunan daerah perlu diupayakan pilihan-pilihan alternatif pendekatan perencanaan,
sehingga potensi sumber daya yang ada akan dapat dioptimalkan pemanfaatannya.
B. Rumusan Masalah
1. Distribusi PDB nasional menurut provinsi
2. Menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi
3. Menghitung indeks pembangunan manusia indonesia
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui distribusi PDB nasional menurut provinsi
2. Bagaimana cara menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi
3. Bagaimana cara menghitung indeks pembangunan manusia indonesia1
1 http://eprints.ums.ac.id/49362/3/BAB%20I.pdf
http://digilib.unila.ac.id/7472/14/BAB%20I.pdf
BAB II
PEMBAHASAN
A. Distribusi PDB Nasional menurut Provinsi
Pola pertumbuhan dan tingkat disparitas regional dalam pembangunan yang
ditemui di beberapa provinsi di Indonesia dengan demikian bukanlah semata-mata
hanya terjadi karena perbedaan perkembangan PDRB per kapita antarprovinsi, namun
terkait juga dengan banyak aspek terutama adanya perbedaan faktor produksi yang
dimiliki. Selain itu, ternyata provinsi-provinsi yang memiliki laju pertumbuhan
ekonomi regional tinggi belum tentu memiliki PDRB per kapita yang tinggi pula,
karena dalam menghitung PDRB per kapita selain ditentukan oleh tinggi rendahnya
PDRB suatu wilayah juga ditentukan oleh jumlah penduduk wilayah tersebut.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 34 provinsi di Indonesia atas dasar
harga berlaku pada 2018 tumbuh 9,02% menjadi Rp 14.985,86 triliun dibanding tahun
sebelumnya Rp 13.742,29 triliun. Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan 2010
tumbuh 5,31% menjadi Rp 10.526,76 triliun dari sebelumnya Rp 9.995,62 triliun.
Dalam asumsi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2020-2024, PDRB diproyeksikan tumbuh 5,4% pada 2020 dan 6,1% pada 2024.
Untuk PDRB Sumatera diproyeksikan tumbuh 4,86%-5,57%, Jawa dan Bali 5,84% -
6,26%, Kalimantan 4,12%-5,24%. Kemudian Sulawesi tumbuh 6,98%-7,34%, Nusa
Tenggara tumbuh 3,74%-4,74%. Maluku 6,65%-7,61% dan Papua 5,95%-7,48%.
Adapun provinsi dengan PDRB terbesar 2018 adalah DKI Jakarta senilai Rp
2.599.17 triliun. Kemudian diikuti Jawa Timur dengan PDRB Rp 2.189,78 triliun di
urutan kedua. Sedangkan empat provinsi di Indonesia bagian timur memiliki PDRB
terendah. Keempat provinsi tersebut adalah Sulawesi Barat (Rp 43,55 triliun), Maluku
(Rp 43,06 triliun), Maluku Utara (Rp 36,5 triliun), dan Gorontalo (Rp 37,74 triliun)2
.
2 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/31/inilah-pdrb-34-provinsi-di-indonesia-pada-2018
Grafik PDRB Provinsi-Provinsi di Indonesia
a) Konsep PDRB
1. Produk domestik
Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang
beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya
berasal dari atau dimiliki oleh penduduk dareha tersebut, merupakan produk domestik
daerah yang bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan
produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Kenyataan menunjukkan bahwa
sebagian dari faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi di suatu
daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor
produksi yang dimilki oleh penduduk daerah tersebut ikut serta dalam proses produksi
di daerah lain atau di luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang
timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah
tersebut. Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah ini (termasuk
juga dari da ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden
dan keuntungan maka timbul perbedaan antara produk domestik dan produk regional.
2. Produk regional
Produk regional merupakan produk domestik ditambah dengan pendapatan
dari faktor produksi yang diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan
pendapatan dari faktor produksi yang dibayarkan ke luar daerah/negeri. Jadi produk
regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh
residen.
3. Residen dan Non-Residen
Unit institusi yang mencakup penduduk/rumah tangga, perusahaan,
pemerintah lembaga non-profit, dikatakan sebagai residen bila mempunyai/melakukan
kegiatan ekonomi di suatu wilayah (Indonesia). Suatu rumah tangga, perusahaan,
lembaga non profit tersebut mempunyai/melakukan kegiatan ekonomi di suatu
wilayah jika memiliki tanah/bangunan atau melakukan kegiatan produksi di wilayah
tersebut dalam jangka waktu tertentu (minimal satu tahun).
4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai
tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di
suatu wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari kombinasi faktor
produksi dan bahan baku dalam proses produksi. Penghitungan nilai tambah adalah
nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup
komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan
keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan
nlai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto
dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar
harga pasar.
5. Produk Domestik Regional Neto (PDRN)Atas Dasar Harga Pasar
Perbedaan antara konsep neto di sini dan konsep bruto di atas, ialah karena
pada konsep bruto di atas; penyusutan masih termasuk di dalamnya, sedangkan pada
konsep neto ini komponen penyusutan telah dikeluarkan. Jadi Produk Domestik
Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk
Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini
ialah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang-barang
modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barang-barang
modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan.
6. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor di sini dan konsep harga pasar di atas,
ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang
diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung ini
meliputi pajak penjualan, bea ekspor dan impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali
pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak langsung dari unit-unit
produksi dibebankan pada biaya produksi atau pada pembeli hingga langsung
berakibat menaikkan harga barang. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang
berakibat menaikkan harga tadi, ialah subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit-
unit produksi, yang bisa mengakibatkan penurunan harga. Jadi pajak tidak langsung
dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang, hanya yang satu
berpengaruh menaikkan sedang yang lain menurunkan harga, hingga kalau pajak
tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak langsung neto. Kalau
Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak
langsung neto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya
faktor.3
b) Konsep dan Definisi PDB Pengeluaran
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas
barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah
tangga berfungsi sebagai pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang
dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Rumah tangga didefinisikan sebagai
individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat
tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta
mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan
dan perumahan (UN, 1993).
2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah adalah nilai seluruh jenis output
pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai
penjualan barang/jasa (baik yang harganya signifikan dan tidak signifikan secara
ekonomi) ditambah nilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan
pada RT secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (social
transfer in kind-purchased market production.
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
Secara garis besar PMTB didefinisikan sebagai pengeluaran unit produksi
untuk menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas.
Penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal
baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri
(termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang modal).
3 https://jatim.bps.go.id/subject/52/produk-domestik-regional-bruto.html#subjekViewTab2
https://kaltim.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-regional-bruto--pengeluaran-.html#subjekViewTab1
Disebut sebagai pembentukan modal tetap bruto karena menggambarkan penambahan
serta pengurangan barang modal pada periode tertentu. Barang modal mempunyai
usia pakai lebih dari satu tahun serta akan mengalami penyusutan. Istilah ”bruto”
mengindikasikan bahwa didalamnya masih mengandung unsur penyusutan.
Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption of Fixed Capital)
menggambarkan penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi
secara normal selama satu periode.
B. Menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia masih ditopang oleh
komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh
produk domestik bruto (PDB) Indonesia yaitu sebesar 55,79%. Kepala BPS Suhariyanto
mengatakan angka kontribusi terhadap PDB tersebut lebih tinggi dibandingkan Kuartal II
2018 yang sebesar 55,23%.
Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua
anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga.
Data pengeluaran (dalam rupiah) yang dibedakan menurut kelompok makanan dan bukan
makanan dapat digunakan untuk melihat pola pengeluaran penduduk. Pada kondisi
pendapatan terbatas, pemenuhan kebutuhan makanan akan menjadi prioritas utama,
sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian
besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan
pendapatan maka lambat laun akan terjadi pergeseran pola pengeluaran, yaitu penurunan
porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan peningkatan porsi pendapatan
yang dibelanjakan untuk bukan makanan.
Pola pengeluaran dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai
tingkat kesejahteraan (ekonomi) penduduk, dimana semakin rendah persentase
pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran maka semakin baik tingkat
perekonomian penduduk. Seperti hukum yang dikemukakan oleh Ernst Engel (1857)
bahwa bila selera tidak berbeda maka persentase pengeluaran untuk makanan menurun
seiring dengan meningkatnya pendapatan, hukum ini ditemukan Engel dari perangkat
data survei pendapatan dan pengeluaran.
Rumusan:
Kegunaan:
Data pengeluaran dapat mengungkap tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum
menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi
pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran un tuk menilai tingkat kesejahteraan
ekonomi penduduk, makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total
pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan.
C. Menghitung indeks pembangunan manusia Indonesia
Apa Itu Indeks Pembangunan Manusia?
 IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam
memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
 IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada
tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human
Development Report (HDR).
Apa Saja Manfaat IPM?
 IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya
membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).
 IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.
 Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja
Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi
Umum (DAU).
Mengapa Metodologi IPM Diubah?
Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM.
PERTAMA
 Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM.
Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh
karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka
melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan
tingkat pendidikan antardaerah dengan baik.
 PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu
wilayah.
KEDUA, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan
bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi
lain.
Apa Saja yang Berubah?
Indikator
 Angka Melek Huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah.
 Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto
(PNB) per kapita.
Apa Keunggulan IPM Metode Baru?
Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).
 Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, dapat
diperoleh gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.
 PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada
suatu wilayah.
Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa
capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk
mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian
yang sama besar karena sama pentingnya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menurut United Nations Development
Programme (UNDP), adalah indeks yang mengukur capaian pembangunan manusia berbasis
pada komponen dasar kualitas hidup manusia. Komponen dasar kualitas hidup manusia
dilihat melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Tiga dimensi dasar tersebut adalah
1. Kesehatan
berupa umur panjang dan hidup sehat (a long life and healthy life). Indikator yang
diukur adalah (a) Angka Harapan Hidup (AHH).
2. Pendidikan berupa pengetahuan (knowledge). Indikator yang diukur adalah (b) Rata-
rata Lama Sekolah (RLS) dan (c) Harapan Lama Sekolah (HLS).
3. Pengeluaran
berupa standar hidup layak (decent standard aliving). Indikator yang diukur adalah
(d) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan.
i. Angka Harapan Hidup (AHH)
Angka harapan hidup (life expectancy) adalah rata-rata estimasi lamanya tahun
yang dapat dilalui oleh seseorang selama hidup. Angka harapan hidup dihitung
melalui pendekatan tidak langsung (indirect estimation), yaitu dengan
menggunakan pendekatan data Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih
Hidup (AMH).
ii. Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
Rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) adalah jumlah tahun yang
digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Penghitungan
dilakukan pada penduduk yang berusia 25 tahun ke atas dimana diasumsikan
seseorang yang telah berumur 25 tahun, maka proses pendidikannya telah
berakhir.
Pada kondisi normal rata-rata lama sekolah di suatu wilayah diasumsikan tidak
akan turun. Batas nilainya adalah minimum 0 dan maksimum 15 tahun. Langkah-
langkah penghitungannya adalah sebagai berikut:
 Dari data mikro yang digunakan, seleksi penduduk yang berusia 25 tahun ke
atas.
 Hitung lamanya sekolah setiap penduduk berumur 25 tahun ke atas tersebut.
 Hitung rata-rata lama sekolah menggunakan rumus rata-rata :
RLS=n1i=1∑nxi dimana RLS adalah rata-rata lama sekolah di suatu wilayah,
xix_ixi adalah lama sekolah penduduk ke-iii di suatu wilayah dan nnn jumlah
penduduk (i=1,2,3,...,n)(i = 1, 2, 3, ..., n)(i=1,2,3,...,n).
iii. Harapan Lama Sekolah (HLS)
Harapan lama sekolah (expected years of schooling) adalah lamanya
sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang. Penghitungan dilakukan pada penduduk yang berusia 7 tahun ke
atas karena adanya kebijakan program wajib belajar untuk usia tersebut. Batas
nilai harapan lama sekolah adalah minimum 0 dan maksimum 18 tahun.
Harapan lama sekolah dihitung menggunakan data Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas). Namun untuk penduduk yang tidak tercakup
dalam susenas yaitu siswa yang bersekolah di pesantren maka dilakukan
koreksi terhadap HLS.
dimana adalah harapan lama sekolah pada umur a di tahun t, FK
adalah faktor koreksi pesantren, jumlah penduduk usia i yang bersekolah
pada tahun t, adalah penduduk usia i pada thun t dan i adalah usia
(a,a+1,...,n).
Faktor koreksi pesantren dihitung dari
iv. Pengeluaran Perkapita
Pengeluaran perkapita dihitung menggunakan rata-rata pengeluaran
perkapita konstan/rill yang disesuaikan dengan paritas daya beli
(purchasing power parity) berbasis forumula Rao.
Menghitung Indeks Komponen
Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum
digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
 Dimensi Kesehatan
 Dimensi Pendidikan
 Dimensi Pengeluaran
Menghitung IPM
IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan
pengeluaran.
4Grafik Pertumbuhan IPM Indonesia dari Tahun ke Tahun
4 4 https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab2
https://www.rumusstatistik.com/2019/11/cara-menghitung-indeks-pembangunan-manusia.html
https://media.neliti.com/media/publications/48424-ID-ringkasan-eksekutif-pengeluaran-dan-konsumsi-
penduduk-indonesia-berdasarkan-hasi.pdf
https://data.metrokota.go.id/2017/05/16/pengeluaran-per-kapita/
https://mediaindonesia.com/read/detail/251322-konsumsi-rumah-tangga-masih-jadi-penopang-ekonomi-kuartal-
ii-2019
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pola
pertumbuhan dan tingkat disparitas regional dalam pembangunan yang
ditemui di beberapa provinsi di Indonesia dengan demikian bukanlah semata-
mata hanya terjadi karena perbedaan perkembangan PDRB per kapita
antarprovinsi, namun terkait juga dengan banyak aspek terutama adanya
perbedaan faktor produksi yang dimiliki. Paradigma pembangunan ekonomi
yang terlalu berat menekankan pada pertumbuhan ekonomi daripada
pemerataan pada masa-masa awal pembangunan ekonomi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
 http://eprints.ums.ac.id/49362/3/BAB%20I.pdf
 http://digilib.unila.ac.id/7472/14/BAB%20I.pdf
 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/31/inilah-pdrb-34-provinsi-di-indonesia-
pada-2018
 https://jatim.bps.go.id/subject/52/produk-domestik-regional-bruto.html#subjekViewTab2
 https://kaltim.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-regional-bruto--pengeluaran-
.html#subjekViewTab1
 https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab2
 https://www.rumusstatistik.com/2019/11/cara-menghitung-indeks-pembangunan-manusia.html
 https://media.neliti.com/media/publications/48424-ID-ringkasan-eksekutif-pengeluaran-dan-konsumsi-
penduduk-indonesia-berdasarkan-hasi.pdf
 https://data.metrokota.go.id/2017/05/16/pengeluaran-per-kapita/
 https://mediaindonesia.com/read/detail/251322-konsumsi-rumah-tangga-masih-jadi-penopang-
ekonomi-kuartal-ii-2019

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari
20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari
20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari
Isroah0410
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategik
nasruddien
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Yabniel Lit Jingga
 

Mais procurados (20)

20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari
20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari
20 contoh institusi sosial dalam kehidupan sehari hari
 
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan ManusiaCara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
 
Makalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesiaMakalah tentang pengangguran di indonesia
Makalah tentang pengangguran di indonesia
 
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan NasionalMakalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
Makalah Ekonomi Makro Pendapatan Nasional
 
Definisi manajemen strategik
Definisi  manajemen strategikDefinisi  manajemen strategik
Definisi manajemen strategik
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - Sosiologi
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawaiPenilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai
 
Review Jurnal
Review JurnalReview Jurnal
Review Jurnal
 
Ppt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomiPpt Pertumbuhan ekonomi
Ppt Pertumbuhan ekonomi
 
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
Sistem, Proses, Mekanisme, dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional Sesua...
 
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
018005403 nur awaluddin tugas 1 administrasi kepegawaian
 
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politikKekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
Kekuasaan, kewenangan dan legitimasi politik
 
Makalah organisasi
Makalah organisasiMakalah organisasi
Makalah organisasi
 
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan PembangunanPertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan
 
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016Tugas asp 2 analisis apbn 2016
Tugas asp 2 analisis apbn 2016
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
Format laporan-studi-lapangan-broadcasting-ke-jakarta-2015
Format laporan-studi-lapangan-broadcasting-ke-jakarta-2015Format laporan-studi-lapangan-broadcasting-ke-jakarta-2015
Format laporan-studi-lapangan-broadcasting-ke-jakarta-2015
 
Makalah pr kelompok 3
Makalah pr kelompok 3Makalah pr kelompok 3
Makalah pr kelompok 3
 
Review Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah PerkimReview Materi Kuliah Perkim
Review Materi Kuliah Perkim
 
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesiaPancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa indonesia
 

Semelhante a Makalah pembangunan ekonomi daerah

Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
novri7
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
novri7
 
M7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerahM7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerah
erlina na
 

Semelhante a Makalah pembangunan ekonomi daerah (20)

Revisi pdi kelompok 5
Revisi pdi kelompok 5Revisi pdi kelompok 5
Revisi pdi kelompok 5
 
Nailatur fitria.docx
Nailatur fitria.docxNailatur fitria.docx
Nailatur fitria.docx
 
Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional Makalah pendapatan nasional
Makalah pendapatan nasional
 
Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan Ekonomi DaerahPembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan Ekonomi Daerah
 
Pembangunan Ekonomi Daerah_eem
Pembangunan Ekonomi Daerah_eemPembangunan Ekonomi Daerah_eem
Pembangunan Ekonomi Daerah_eem
 
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahperekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerahTugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
Tugas perekonomian indonesia pembangunan ekonomi daerah
 
Pembangunan ekonoi daerah
Pembangunan ekonoi daerahPembangunan ekonoi daerah
Pembangunan ekonoi daerah
 
Revisi Perekonomian di Indonesia kelompok 5
Revisi Perekonomian di Indonesia kelompok 5Revisi Perekonomian di Indonesia kelompok 5
Revisi Perekonomian di Indonesia kelompok 5
 
278-Article Text-562-1-10-20220826.pdf
278-Article Text-562-1-10-20220826.pdf278-Article Text-562-1-10-20220826.pdf
278-Article Text-562-1-10-20220826.pdf
 
Abdul ajid 11140963
Abdul ajid 11140963Abdul ajid 11140963
Abdul ajid 11140963
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.pptPresentasi Tesis RUSDI.ppt
Presentasi Tesis RUSDI.ppt
 
Pembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerahPembangunan ekonomi daerah
Pembangunan ekonomi daerah
 
BAB 1 (Autosaved).docx
BAB 1 (Autosaved).docxBAB 1 (Autosaved).docx
BAB 1 (Autosaved).docx
 
Ekonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdfEkonomi - PB2.pdf
Ekonomi - PB2.pdf
 
M7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerahM7. pembangunan ekonomi daerah
M7. pembangunan ekonomi daerah
 
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerahTugas 7 pembangunan ekonomi daerah
Tugas 7 pembangunan ekonomi daerah
 

Último

presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
HALIABUTRA1
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
jaanualu31
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
galuhmutiara
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 

Último (18)

Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 

Makalah pembangunan ekonomi daerah

  • 1. PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Perekonomian di Indonesia” Dosen Pengampu : Bakhrul Huda, M.E.I Disusun Oleh : Muhammad Husein Alamul Huda Muhaimin (G04219047) Rendi Trida Kusuma Mayora (G04219064) PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2020
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, syukur tak terhingga penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. berkat karunia sehat dan ilmu yang telah diberikanNya kepada penyusun, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian di Indonesia yang berjudul “Pembangunan Ekonomi Daerah”. Makalah tersebut telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak khususnya pengajar mata kuliah Perekonomian di Indonesia atas bimbingan dan arahannya. Untuk itu penyusun mengucapkan banyak terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun tugas makalah ini. Harapan saya semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk apapun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya harapkan untuk memberi saran dan kritik untuk makalah ini. Surabaya, 20 Februari 2020 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Rumusan masalah C. Tujuan masalah BAB II PEMBAHASAN A. Distribusi PDB Nasional menurut Provinsi B. Menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi C. Menghitung indeks pembangunan manusia indonesia BAB III PENUTUP A. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama- sama mngambil inisiatif pembangunan daerah dimana sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. Menurut alinea IV Pembukaan UUD 1945, Pembangunan sebagai salah satu cermin pengamalan Pancasila terutama dijiwai sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia yaitu upaya peningkatan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada tercapainya kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Disebutkan bahwa arah dan kebijakan pembangunan daerah adalah untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, menggalakkan prakarsa dan peranserta aktif masyarakat serta meningkatkan pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu dalam mengisi otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu penting dan sangat krusial untuk mewujudkan tercapainya keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah sehingga keadilan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan merata di seluruh tanah air merata di seluruh tanah air. Beragamnya kondisi wilayah dan potensi sumberdaya yang ada di daerah menyebabkan pembangunan dengan pendekatan sektoral menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi dan kebijakan pembangunan daerah. Menurut Sirojuzilam (2008), pendekatan perencanaan regional dititikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan. Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbeda-beda dengan
  • 5. instansi-instansi di pusat dalam melihat aspek ruang di suatu daerah. Artinya bahwa dengan adanya perbedaan pertumbuhan dan disparitas antar wilayah, maka pendekatan perencanaan parsial adalah sangat penting untuk diperhatikan. Dalam perencanaan pembangunan daerah perlu diupayakan pilihan-pilihan alternatif pendekatan perencanaan, sehingga potensi sumber daya yang ada akan dapat dioptimalkan pemanfaatannya. B. Rumusan Masalah 1. Distribusi PDB nasional menurut provinsi 2. Menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi 3. Menghitung indeks pembangunan manusia indonesia C. Tujuan 1. Untuk mengetahui distribusi PDB nasional menurut provinsi 2. Bagaimana cara menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi 3. Bagaimana cara menghitung indeks pembangunan manusia indonesia1 1 http://eprints.ums.ac.id/49362/3/BAB%20I.pdf http://digilib.unila.ac.id/7472/14/BAB%20I.pdf
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Distribusi PDB Nasional menurut Provinsi Pola pertumbuhan dan tingkat disparitas regional dalam pembangunan yang ditemui di beberapa provinsi di Indonesia dengan demikian bukanlah semata-mata hanya terjadi karena perbedaan perkembangan PDRB per kapita antarprovinsi, namun terkait juga dengan banyak aspek terutama adanya perbedaan faktor produksi yang dimiliki. Selain itu, ternyata provinsi-provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi regional tinggi belum tentu memiliki PDRB per kapita yang tinggi pula, karena dalam menghitung PDRB per kapita selain ditentukan oleh tinggi rendahnya PDRB suatu wilayah juga ditentukan oleh jumlah penduduk wilayah tersebut. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 34 provinsi di Indonesia atas dasar harga berlaku pada 2018 tumbuh 9,02% menjadi Rp 14.985,86 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 13.742,29 triliun. Sementara itu, PDRB atas dasar harga konstan 2010 tumbuh 5,31% menjadi Rp 10.526,76 triliun dari sebelumnya Rp 9.995,62 triliun. Dalam asumsi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, PDRB diproyeksikan tumbuh 5,4% pada 2020 dan 6,1% pada 2024. Untuk PDRB Sumatera diproyeksikan tumbuh 4,86%-5,57%, Jawa dan Bali 5,84% - 6,26%, Kalimantan 4,12%-5,24%. Kemudian Sulawesi tumbuh 6,98%-7,34%, Nusa Tenggara tumbuh 3,74%-4,74%. Maluku 6,65%-7,61% dan Papua 5,95%-7,48%. Adapun provinsi dengan PDRB terbesar 2018 adalah DKI Jakarta senilai Rp 2.599.17 triliun. Kemudian diikuti Jawa Timur dengan PDRB Rp 2.189,78 triliun di urutan kedua. Sedangkan empat provinsi di Indonesia bagian timur memiliki PDRB terendah. Keempat provinsi tersebut adalah Sulawesi Barat (Rp 43,55 triliun), Maluku (Rp 43,06 triliun), Maluku Utara (Rp 36,5 triliun), dan Gorontalo (Rp 37,74 triliun)2 . 2 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/31/inilah-pdrb-34-provinsi-di-indonesia-pada-2018
  • 8. a) Konsep PDRB 1. Produk domestik Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk dareha tersebut, merupakan produk domestik daerah yang bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian dari faktor produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain atau dari luar negeri, demikian juga sebaliknya faktor produksi yang dimilki oleh penduduk daerah tersebut ikut serta dalam proses produksi di daerah lain atau di luar negeri. Hal ini menyebabkan nilai produk domestik yang timbul di suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah tersebut. Dengan adanya arus pendapatan yang mengalir antar daerah ini (termasuk juga dari da ke luar negeri) yang pada umumnya berupa upah/gaji, bunga, deviden dan keuntungan maka timbul perbedaan antara produk domestik dan produk regional. 2. Produk regional Produk regional merupakan produk domestik ditambah dengan pendapatan dari faktor produksi yang diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan dari faktor produksi yang dibayarkan ke luar daerah/negeri. Jadi produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh residen. 3. Residen dan Non-Residen Unit institusi yang mencakup penduduk/rumah tangga, perusahaan, pemerintah lembaga non-profit, dikatakan sebagai residen bila mempunyai/melakukan kegiatan ekonomi di suatu wilayah (Indonesia). Suatu rumah tangga, perusahaan, lembaga non profit tersebut mempunyai/melakukan kegiatan ekonomi di suatu wilayah jika memiliki tanah/bangunan atau melakukan kegiatan produksi di wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (minimal satu tahun).
  • 9. 4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Pasar Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Nilai tambah adalah nilai yang ditambahkan dari kombinasi faktor produksi dan bahan baku dalam proses produksi. Penghitungan nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah bruto di sini mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Jadi dengan menjumlahkan nlai tambah bruto dari masing-masing sektor dan menjumlahkan nilai tambah bruto dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. 5. Produk Domestik Regional Neto (PDRN)Atas Dasar Harga Pasar Perbedaan antara konsep neto di sini dan konsep bruto di atas, ialah karena pada konsep bruto di atas; penyusutan masih termasuk di dalamnya, sedangkan pada konsep neto ini komponen penyusutan telah dikeluarkan. Jadi Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini ialah nilai susutnya (ausnya) barang-barang modal yang terjadi selama barang-barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan. 6. Produk Domestik Regional Neto (PDRN) Atas Dasar Biaya Faktor Perbedaan antara konsep biaya faktor di sini dan konsep harga pasar di atas, ialah karena adanya pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tidak langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor dan impor, cukai dan lain-lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak perseorangan. Pajak tidak langsung dari unit-unit produksi dibebankan pada biaya produksi atau pada pembeli hingga langsung berakibat menaikkan harga barang. Berlawanan dengan pajak tidak langsung yang berakibat menaikkan harga tadi, ialah subsidi yang diberikan pemerintah kepada unit- unit produksi, yang bisa mengakibatkan penurunan harga. Jadi pajak tidak langsung dan subsidi mempunyai pengaruh terhadap harga barang-barang, hanya yang satu berpengaruh menaikkan sedang yang lain menurunkan harga, hingga kalau pajak
  • 10. tidak langsung dikurangi subsidi akan diperoleh pajak tidak langsung neto. Kalau Produk Domestik Regional Neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto, maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor.3 b) Konsep dan Definisi PDB Pengeluaran 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah tangga berfungsi sebagai pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan dan perumahan (UN, 1993). 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran Konsumsi Pemerintah adalah nilai seluruh jenis output pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang/jasa (baik yang harganya signifikan dan tidak signifikan secara ekonomi) ditambah nilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada RT secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (social transfer in kind-purchased market production. 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto Secara garis besar PMTB didefinisikan sebagai pengeluaran unit produksi untuk menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas. Penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang modal). 3 https://jatim.bps.go.id/subject/52/produk-domestik-regional-bruto.html#subjekViewTab2 https://kaltim.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-regional-bruto--pengeluaran-.html#subjekViewTab1
  • 11. Disebut sebagai pembentukan modal tetap bruto karena menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada periode tertentu. Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun serta akan mengalami penyusutan. Istilah ”bruto” mengindikasikan bahwa didalamnya masih mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal selama satu periode. B. Menghitung konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia masih ditopang oleh komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Indonesia yaitu sebesar 55,79%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan angka kontribusi terhadap PDB tersebut lebih tinggi dibandingkan Kuartal II 2018 yang sebesar 55,23%. Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga. Data pengeluaran (dalam rupiah) yang dibedakan menurut kelompok makanan dan bukan makanan dapat digunakan untuk melihat pola pengeluaran penduduk. Pada kondisi pendapatan terbatas, pemenuhan kebutuhan makanan akan menjadi prioritas utama, sehingga pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah akan terlihat bahwa sebagian besar pendapatannya digunakan untuk membeli makanan. Seiring dengan peningkatan pendapatan maka lambat laun akan terjadi pergeseran pola pengeluaran, yaitu penurunan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk makanan dan peningkatan porsi pendapatan yang dibelanjakan untuk bukan makanan. Pola pengeluaran dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat kesejahteraan (ekonomi) penduduk, dimana semakin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran maka semakin baik tingkat perekonomian penduduk. Seperti hukum yang dikemukakan oleh Ernst Engel (1857) bahwa bila selera tidak berbeda maka persentase pengeluaran untuk makanan menurun seiring dengan meningkatnya pendapatan, hukum ini ditemukan Engel dari perangkat data survei pendapatan dan pengeluaran.
  • 12. Rumusan: Kegunaan: Data pengeluaran dapat mengungkap tentang pola konsumsi rumah tangga secara umum menggunakan indikator proporsi pengeluaran untuk makanan dan non makanan. Komposisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan ukuran un tuk menilai tingkat kesejahteraan ekonomi penduduk, makin rendah persentase pengeluaran untuk makanan terhadap total pengeluaran makin membaik tingkat kesejahteraan. C. Menghitung indeks pembangunan manusia Indonesia Apa Itu Indeks Pembangunan Manusia?  IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.  IPM diperkenalkan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Apa Saja Manfaat IPM?  IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).  IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara.  Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum (DAU).
  • 13. Mengapa Metodologi IPM Diubah? Alasan yang dijadikan dasar perubahan metodologi penghitungan IPM. PERTAMA  Beberapa indikator sudah tidak tepat untuk digunakan dalam penghitungan IPM. Angka melek huruf sudah tidak relevan dalam mengukur pendidikan secara utuh karena tidak dapat menggambarkan kualitas pendidikan. Selain itu, karena angka melek huruf di sebagian besar daerah sudah tinggi, sehingga tidak dapat membedakan tingkat pendidikan antardaerah dengan baik.  PDB per kapita tidak dapat menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. KEDUA, penggunaan rumus rata-rata aritmatik dalam penghitungan IPM menggambarkan bahwa capaian yang rendah di suatu dimensi dapat ditutupi oleh capaian tinggi dari dimensi lain. Apa Saja yang Berubah? Indikator  Angka Melek Huruf pada metode lama diganti dengan Angka Harapan Lama Sekolah.  Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita diganti dengan Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita. Apa Keunggulan IPM Metode Baru? Menggunakan indikator yang lebih tepat dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif).  Dengan memasukkan rata-rata lama sekolah dan angka harapan lama sekolah, dapat diperoleh gambaran yang lebih relevan dalam pendidikan dan perubahan yang terjadi.  PNB menggantikan PDB karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada suatu wilayah. Dengan menggunakan rata-rata geometrik dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk
  • 14. mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menurut United Nations Development Programme (UNDP), adalah indeks yang mengukur capaian pembangunan manusia berbasis pada komponen dasar kualitas hidup manusia. Komponen dasar kualitas hidup manusia dilihat melalui pendekatan tiga dimensi dasar. Tiga dimensi dasar tersebut adalah 1. Kesehatan berupa umur panjang dan hidup sehat (a long life and healthy life). Indikator yang diukur adalah (a) Angka Harapan Hidup (AHH). 2. Pendidikan berupa pengetahuan (knowledge). Indikator yang diukur adalah (b) Rata- rata Lama Sekolah (RLS) dan (c) Harapan Lama Sekolah (HLS). 3. Pengeluaran berupa standar hidup layak (decent standard aliving). Indikator yang diukur adalah (d) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan. i. Angka Harapan Hidup (AHH) Angka harapan hidup (life expectancy) adalah rata-rata estimasi lamanya tahun yang dapat dilalui oleh seseorang selama hidup. Angka harapan hidup dihitung melalui pendekatan tidak langsung (indirect estimation), yaitu dengan menggunakan pendekatan data Angka Lahir Hidup (ALH) dan Angka Masih Hidup (AMH). ii. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Rata-rata lama sekolah (mean years of schooling) adalah jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Penghitungan dilakukan pada penduduk yang berusia 25 tahun ke atas dimana diasumsikan seseorang yang telah berumur 25 tahun, maka proses pendidikannya telah berakhir.
  • 15. Pada kondisi normal rata-rata lama sekolah di suatu wilayah diasumsikan tidak akan turun. Batas nilainya adalah minimum 0 dan maksimum 15 tahun. Langkah- langkah penghitungannya adalah sebagai berikut:  Dari data mikro yang digunakan, seleksi penduduk yang berusia 25 tahun ke atas.  Hitung lamanya sekolah setiap penduduk berumur 25 tahun ke atas tersebut.  Hitung rata-rata lama sekolah menggunakan rumus rata-rata : RLS=n1i=1∑nxi dimana RLS adalah rata-rata lama sekolah di suatu wilayah, xix_ixi adalah lama sekolah penduduk ke-iii di suatu wilayah dan nnn jumlah penduduk (i=1,2,3,...,n)(i = 1, 2, 3, ..., n)(i=1,2,3,...,n). iii. Harapan Lama Sekolah (HLS) Harapan lama sekolah (expected years of schooling) adalah lamanya sekolah yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa mendatang. Penghitungan dilakukan pada penduduk yang berusia 7 tahun ke atas karena adanya kebijakan program wajib belajar untuk usia tersebut. Batas nilai harapan lama sekolah adalah minimum 0 dan maksimum 18 tahun. Harapan lama sekolah dihitung menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Namun untuk penduduk yang tidak tercakup dalam susenas yaitu siswa yang bersekolah di pesantren maka dilakukan koreksi terhadap HLS. dimana adalah harapan lama sekolah pada umur a di tahun t, FK adalah faktor koreksi pesantren, jumlah penduduk usia i yang bersekolah pada tahun t, adalah penduduk usia i pada thun t dan i adalah usia (a,a+1,...,n). Faktor koreksi pesantren dihitung dari
  • 16. iv. Pengeluaran Perkapita Pengeluaran perkapita dihitung menggunakan rata-rata pengeluaran perkapita konstan/rill yang disesuaikan dengan paritas daya beli (purchasing power parity) berbasis forumula Rao. Menghitung Indeks Komponen Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.  Dimensi Kesehatan  Dimensi Pendidikan  Dimensi Pengeluaran Menghitung IPM IPM dihitung sebagai rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, pendidikan, dan pengeluaran.
  • 17. 4Grafik Pertumbuhan IPM Indonesia dari Tahun ke Tahun 4 4 https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab2 https://www.rumusstatistik.com/2019/11/cara-menghitung-indeks-pembangunan-manusia.html https://media.neliti.com/media/publications/48424-ID-ringkasan-eksekutif-pengeluaran-dan-konsumsi- penduduk-indonesia-berdasarkan-hasi.pdf https://data.metrokota.go.id/2017/05/16/pengeluaran-per-kapita/ https://mediaindonesia.com/read/detail/251322-konsumsi-rumah-tangga-masih-jadi-penopang-ekonomi-kuartal- ii-2019
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut. Pola pertumbuhan dan tingkat disparitas regional dalam pembangunan yang ditemui di beberapa provinsi di Indonesia dengan demikian bukanlah semata- mata hanya terjadi karena perbedaan perkembangan PDRB per kapita antarprovinsi, namun terkait juga dengan banyak aspek terutama adanya perbedaan faktor produksi yang dimiliki. Paradigma pembangunan ekonomi yang terlalu berat menekankan pada pertumbuhan ekonomi daripada pemerataan pada masa-masa awal pembangunan ekonomi di Indonesia.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA  http://eprints.ums.ac.id/49362/3/BAB%20I.pdf  http://digilib.unila.ac.id/7472/14/BAB%20I.pdf  https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/07/31/inilah-pdrb-34-provinsi-di-indonesia- pada-2018  https://jatim.bps.go.id/subject/52/produk-domestik-regional-bruto.html#subjekViewTab2  https://kaltim.bps.go.id/subject/11/produk-domestik-regional-bruto--pengeluaran- .html#subjekViewTab1  https://www.bps.go.id/subject/26/indeks-pembangunan-manusia.html#subjekViewTab2  https://www.rumusstatistik.com/2019/11/cara-menghitung-indeks-pembangunan-manusia.html  https://media.neliti.com/media/publications/48424-ID-ringkasan-eksekutif-pengeluaran-dan-konsumsi- penduduk-indonesia-berdasarkan-hasi.pdf  https://data.metrokota.go.id/2017/05/16/pengeluaran-per-kapita/  https://mediaindonesia.com/read/detail/251322-konsumsi-rumah-tangga-masih-jadi-penopang- ekonomi-kuartal-ii-2019