Dokumen tersebut membahas tentang produk, merk, fungsi merk, strategi pengembangan merk, pengemasan, label, dan pedoman pelabelan di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi produk dan merk, fungsi masing-masing untuk pembeli, produsen dan pedagang, serta berbagai strategi pengembangan merk dan pengemasan produk beserta tujuan dan jenis label yang digunakan perusahaan.
1. PRODUK
Dalam definisi
luas, produk
adalah segala
sesuatu yang
dapat ditawarkan
kepada pasaran
untuk daya tarik,
akusisi,
penggunaan,
atau komsumsi
yang bisa
memuaskan
suatu keinginan
atau kebutuhan
2. MERK
Merk adalah nama, istilah, tanda, simbol,
desain, atau suatu kombinasi dari atribut-
atribut produk yang dapat memberikan
identitas kepada suatu barang dan
membedakan barang tersebut dengan barang
yang lainnya.
Setiap barang memiliki merk yang berbeda-
beda, begitu juga fungsi merk bagi pembeli,
produsen, maupun pedagang.
3. FUNGSI MERK
Bagi Pembeli: sebagai dasar penentuan
pilihan, jaminan kualitas, kepuasan
Bagi Produsen: sebagai identitas, promosional,
membangun citra produk, dan mengendalikan
pasar
Bagi Pedagang: untuk pengendalian
persediaan, prestos, dan kompetitif
4. STRATEGI PENGEMBANGAN MERK
• · Line extension/Perluasan lini produk
• Strategi ini menggunakan nama merk yang sudah ada
ditambahkan variasi seperti diubah ke dalam bentuk baru,
ukuran kemasan yang berbeda, warna dan rasa yang baru
namun masih dengan nama merek yang sama.
• · Brand extension/Perluasan merk
• Strategi ini menggunakan nama merk yang sudah ada
dikembangkan dan diperkenalkan untuk meluncurkan
produk baru atau produk modifikasi.
• · Multi brand/Aneka merk
• Strategi ini memperkenalkan banyak merk baru namun
masih dalam kategori produk yang sama.
• · New brand/Merk baru
• Pada strategi ini adalah meluncurkan merk yang benar-benar
baru untuk kategori produk yang baru juga bagi perusahaan.
5. ALASAN-ALASAN UNTUK TIDAK
MENGGUNAKAN MERK
Pertimbangan Perusahaan
Dapat terjadi bahwa konsumen tidak merasa puas
terhadap barang yang telah dibelinya, baik mengenai
mutu, harga, maupun servis penjualan. Adanya ketidak
puasan konsumen tersebut akan berakibat tidak
menguntungkan bagi perusahaan/ pemilik merk.
Apabila pemiliknya produsen maka konsumen akan
mencari barang yang sama pada perantara. Di sini,
konsumen menjadi ragu-ragu untuk membeli kembali
tidak hanya barang yang sama tetapi juga barang yang
lain mempunyai merk yang sama.
6. Sifat Barang
Beberapa macam, barang sengaja tidak diberi
merk karena sulit dibedakan dengan barang yang
dihasilkan oleh perusahaan lain, seperti : paku,
bahan baku (kapas, gandum), buah-buahan,
sayur-sayuran, dan sebagainya. Jadi, termaksud
dalam kelompok ini adalah barang-barang yang
secara fisik mudah rusak, busuk, atau basi (buah-
buahan, sayur-sayuran). Apabila barang-barang
semacam ini diberi merk, maka resiko yang harus
ditanggung oleh perusahaan sangat besar karena
kerusakan barang sering merusak nama baik
merknya.
8. FUNGSI PENGEMASAN
(PEMBUNGKUSAN)
Ø Pelindung isi (dari kerusakan, kehilangan, dsb)
Ø Kemudahan menggunakan produk (alat pemegang,
tidak tumpah)
Ø Pemakaian ulang (dapat diisi kembali, untuk wadah
lain)
Ø Daya tarik (artistic, warna, atau desain)
Ø Identitas (berkesan kokoh, lembut, atau mewah)
Ø Distribusi (mudah disusun, dihitung, atau dipindahkan)
Ø Informasi (informasi isi, pemakaian, kualitas)
Ø Pengembangan (kemajuan teknologi, daur ulang)
9. STRATEGI PENGEMASAN
(PEMBUNGKUSAN)
Politik dan strategi pembungkusan ini meliputi
masalah-masalah :
(1) perubahan bungkus,
(2) pembungkusan product line,
(3) pembungkusan yang dapat digunakan lagi,
dan
(4) pembungkusan ganda.
10. PERUBAHAN BUNGKUS
Pada umumnya, menejemen mempunyai dua
alasan untuk mempertimbangkan perubahan
bungkus bagi barang-barang hasil produksinya.
· Untuk mengatasi penurunan dalam penjualan
· Untuk memperluas pasar dengan memasuki
kelompok konsumen yang baru.
Yang penting bagi menejemen adalah
memperbaiki segi-segi yang kurang baik pada
pembungkusnya. Disamping itu, kemasan baru
akan lebih banyak memberikan sumbangan untuk
program promosi perusahaan.
11. PEMBUNGKUSAN PRODUCT LINE
Ada perusahaan yang mengadakan pembungkusan untuk
beberapa jenis barangnya dalam kelompok yang sama,
disebut pembungkusan kelompok (family packaging). Di
sini, semua barang yang diproduksi diberi kemasan yang
sama. Hal ini seperti ini banyak kita jumpai pada
pembungkusan kosmetik. Penilaian menejemen terhadap
pembungkusan kelompok sama seperti penilaian terhadap
merk kelompok. Apabila perusahaan menambahkan barang
baru pada product line yang ada, maka promosinya akan
dilakukan seperti promosi untuk barang-barang yang sudah
ada. Strategi ini dapat pula dipakai apabila barang baru
tersebut mempunyai kualitas yang sama baiknya dengan
barang yang sudah ada.
12. PEMBUNGKUSAN YANG DAPAT
DIGUNAKAN LAGI
Strategi lain yang perlu dipertimbangkan adalah penggunaan
kembali kemasan suatu barang (reuse packaging)
Perlukah bagi perusahaan untuk membuat kemasan yang
dapat dipergunakan lagi setelah isinya dinikmati ?
Ada perusahaan yang mengambil strategi ini, misalnya : gelas
tempat madu. Sesudah madunya habis dipakai, tempatnya
(gelas) dapat digunakan untuk keperluan lain. Strategi
semacam ini dapat mendorong pembeli yang berkali-kali.
Tetapi kadang-kadang dapat terjadi, apabila seseorang sudah
membeli berkali-kali barang yang sama (madu) sehingga ia
mendapatkan satu set gelas, maka ia berpindah membeli
barang dengan merk lain yang mempunyai pembungkus lain
pula.
13. PEMBUNGKUSAN GANDA (MULTIPLE
PACKAGING)
Ada perusahaan yang menggunakan strategi
semacam ini, dimana satu macam kemasan
dipakai untuk membungkus beberapa satuan
barang, misalnya : rokok, lilin, kok, dan
sebagainya.
Hal ini dapat mendorong penjualan barang dalam
jumlah yang lebih besar. Biasanya pembungkusan
ganda ini digunakan untuk barang-barang yang
bentuknya lebih kecil. Bagi pengecer, strategi ini
sangat menguntungkan sebab akan memperingan
pemindahan barang dan memperkecil ongkosnya.
15. TUJUAN PELABELAN
1. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus
membuka kemasan.
2. Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen
tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh konsumen tentang produk
tersebut,terutama hal-hal yang kasat mata atau tak diketahui secara
fisik.
3. Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi
produkyang optimum.
4. Sarana periklanan bagi produsen.
5. Memberi ‘rasa aman’ bagi konsumen.
Mengingat label adalah alat penyampai informasi, sudah selayaknya
informasi yang termuat pada label adalah sebenar-benarnya dan tidak
menyesatkan. Hanyasaja, mengingat label juga berfungsi sebagai iklan,
disamping sudah menjadi sifatmanusia untuk mudah jatuh dalam
kekhilafan dengan berbuat “kecurangan” baikyang disengaja maupun
yang tidak disengaja, maka perlu dibuat rambu-rambu yangmengatur.
Dengan adanya rambu-rambu ini diharpkan fungsi label dalam
memberi “rasa aman” pada konsumen dapat tercapai.
16. PEDOMAN UMUM PELABELAN DI
INDONESIA
Peraturan pelabelan produk pangan olah di Indonesia diatur dalam
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 79/Menkes/PER/III/1978.
Dalam peraturantentang label dan periklanan makanan ini diatur
tentang tata cara pelabelan sertaketentuan-ketentuan yang
menyertainya. Peraturan ini telah dilengkapi dengankeputusan
Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM)
No.02240/B/S/SK//VII/1991 yang diterbitkan pada tanggal 2 Juli
1996.Sesuai dengan peraturan yang berlaku, label harus dapat
memberikaninformasi yang tidak menyesatkan mengenai sifat,
bahan kandungan, asal, dayatahan, nilai ataupun kegunaannya.
Label dan periklanan harus jelas dan berisiketerangan yang lengkap
serta mudah dibaca. Untuk itu dalam peraturan-peraturantersebut,
khususnya dalam surat keputusan Dirjen POM. Dimuat tatacara
terperinciyang perlu dipatuhi oleh pembuat label.Bagi produk-
produk pangan untuk tujuan ekspor, pelabelan tentunya harus juga
memperhatikan peraturan pelabelan yang berlaku di negara tujuan
ekspor.
17. MACAM-MACAM LABEL YANG
DIGUNAKAN PERUSAHAAN
1. Brand Label
Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand. Misalnya pada kain atau
tekstil, kita dapat mencari tulisan berbunyi : “sanforized, berkolin, tetoron”, dan
sebagainya. Nama-nama tersebut digunakan oleh semua perusahaan yang
memperoduksinya. Selain brand label ini, masing-masing perusahaan juga
mencantumkan merk yang dimilikinya pada tekstil yang diproduksi.
2. Grade Label
Grade label adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu
barang. Label ini dinyatakan dengan suatu tulisan atau kata-kata. Misalnya pada
terigu, sering tercantum tulisan yang berbunyi : “kualitas nomor 1, kualitas
superior”, dan sebagainya.
3. Descriptive Label
Descriptive label atau juga disebut informative label merupakan label yang
menggambarkan tentang cara penggunaan, susunan, pemeliharaan, hasil kerja
dari suatu barang. Pada barang jenis obat-obatan sering kita jumpai label seperti
ini pada pembungkusnya (