SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 41
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
Rotasi Faktor
Rotasi Faktor (1)
Tujuan Rotasi Faktor :
 Untuk memberikan representasi nilai loading suatu faktor
sehingga memudahkan dalam interpretasi
 Tidak mempengaruhi komunalitas
 Merubah nilai muatan faktor
T, matriks orthogonal
Rotasi Faktor (2)
Rotasi Faktor
 Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke
dalam matrik yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah
diinterpretasikan.
 Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading.
 Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya
korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor
dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang
terbentuk.
 Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor
yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan
besar korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel.
Rotasi Faktor (2)
Rotasi Faktor
Jenis Rotasi Faktor:
• Orthogonal Rotation (cocok digunakan untuk factor model yang dimana
factor-faktornya diasumsikan independen)
 Quartimax
 Varimax
 Equimax
• Oblique Rotation (non orthogonal factor)
Example 9.8
Diketahui bahwa p=6 dan n=220
Dengan m=2
Rotasi Faktor
rotasi
Rotasi Faktor
Rotasi Faktor
Example 9.6
Dengan m=2
Diketahui bahwa p=10 dan n=280
Rotasi Faktor
(before rotation)
Rotasi Faktor
(after rotation)
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
Nilai Faktor
 Skor faktor tidak mengestimasi parameter yang tidak diketahui dari variabel asal, tetapi
mengestimasi nilai dari vektor faktor random yang tidak terobservasi Fj, j=1, 2, …, n.
 𝑓𝑗 = estimasi nilai fj yang diperoleh dari Fj (kasus ke-j)
 Estimasi ini rumit karena kuantitas fj dan εj yang tidak terobservasi melebihi observasi xj.
Oleh karena itu dilakukan pendekatan.
 Pendekatan skor faktor mempunyai 2 elemen :
1. Memperlakukan estimasi loading faktor ℓ𝑖𝑗 dan spesifik varians 𝜓𝑖 seperti nilai yang
sebenarnya.
2. Melibatkan transformasi linier dari data asli, seperti pemusatan / standardisasi.
Nilai Faktor
Nilai Faktor
 Misal mean vector μ, loading faktor L, dan spesifik varians ψ diketahui untuk model
factor
 Spesifik faktor ε’ = [ε1, ε2, …, εp] sebagai error. Karena Var(εi) = ψi, i=1, 2, …, p, tidak
perlu sama, Bartlett menyarankan weighted least squares digunakan untuk
mengestimasi nilai common faktor.
 Jumlah kuadrat error, tertimbang berbanding terbalik dengan variansnya adalah
Weighted Least Square Method
Nilai Faktor
Weighted Least Square Method
 Bartlett menganjurkan estimasi 𝑓 untuk f sehingga menjadi
 Estimasi 𝐿, 𝜓, dan 𝜇 = 𝑥 merupakan nilai yang sebenarnya dan mendapatkan skor
faktor untuk kasus ke-j adalah
 Ketika 𝐿 dan 𝜓 ditentukan oleh metode maximum likelihood, estimasi harus memenuhi
kondisi yang unik, 𝐿′ 𝜓−1
𝐿 = Δ, sebuah matriks diagonal.
Factor Scores Obtained by Weighted Least Squares from the
Maximum Likelihood Estimates
Nilai Faktor
 atau jika matriks korelasi yang difaktorkan
 Dimana 𝑧𝑗 = 𝐷−
1
2(𝑥𝑗 − 𝑥) dan 𝜌 = 𝐿 𝑧 𝐿 𝑧
′
+ 𝜓 𝑧
Nilai Faktor
 Skor faktor dari slide sebelumnya memiliki mean vector 0 dan
sample covarians 0.
 Jika rotasi loading 𝐿∗
= 𝐿𝑇 digunakan untuk menggantikan loading
asli, maka subsequent skor faktor 𝑓𝑗 berubah menjadi 𝑓𝑗
∗
= 𝑇′ 𝑓𝑗 ,
j=1, 2, …, n.
Nilai Faktor
Factor Scores Obtained by Weighted Least Squares from the
Maximum Likelihood Estimates
 Sedangkan untuk loading faktor yang diestimasi menggunakan metode komponen
utama, tidak perlu menggunakan prosedur weighted least squares. Dan skor faktornya
menjadi
 Atau
 Dengan mengubah 𝐿 maka menjadi
The Regression Method
Nilai Faktor
 Joint distribution dari (X-μ) dan F adalah Nm+p(0,Σ*) dimana
 dengan mean
 dan covarians
Nilai Faktor
Skor Faktor Menggunakan Regresi
Dimana :
atau
Original Loadings
Rotated Loadings
Jika rotated loadings digunakan pada original loadings, maka skor faktor 𝒇𝒋
∗
akan terkait
dengan 𝒇𝒋 sehingga :
Nilai Faktor
Nilai Faktor
 Dalam kasus tersebut, kedua metode yang digunakan menunjukkan hasil yang hampir
sama. Berikut ini merupakan plot dari skor faktor regresi yang dihasilkan dari proses
perhitungan menggunakan rumus original loadings.
Nilai Faktor
Nilai Faktor
 Ambil loadings yang besar dan abaikan loadings yang kecil sehingga
kombinasi linear yang terbentuk yakni :
Kombinasi linear dari 𝐋
Kombinasi linear dari 𝐋∗
“
Cakupan Materi
Pendahuluan
Model Faktor Ortogonal
Metode Estimasi
Rotasi Faktor
Nilai Faktor
Perspektif dan Strategi untuk AF
Strategi
Perspektif dan Strategi dalam Analisis Faktor
 Keputusan yang paling penting dalam analisis ini adalah pemilihan m (banyaknya
common factor).
 Uji sampel besar tersedia untuk memberikan m, akan tetapi uji ini hanya cocok
untuk data yang mendekati distribusi normal.
 Tes tersebut akan menolak model untuk m kecil, jumlah variabel dan
pengamatannya besar
Strategi
Strategi untuk Analisis Faktor :
1. Lakukan analisis faktor komponen utama
a. Mencari pengamatan yang mencurigakan dengan memplot nilai faktor ; menghitung
skor standar untuk setiap observasi dan jarak kuadrat
b. Mencoba rotasi varimax.
2. Melakukan analisis faktor maximum likelihood, termasuk rotasi varimax
3. Membandingkan solusi yang diperoleh dari dua faktor analisis
a. Melakukan kelompok loadings dengan cara yang sama ?
b. Plot skor faktor yang diperoleh untuk mencari komponen utama dari analisis
maximum likelihood
4. Ulangi ketiga langkah diatas, untuk m (common factors) yang lain.
5. Untuk data yang besar, bagi data tersebut menjadi 2 (setengah) dan lakukan analisis
faktor pada setiap bagian.
Strategi
Strategi
m=3
Strategi
Strategi
Strategi
 Dari model principal component faktor utama berupa faktor body size. Faktor dua dan
tiga bersama-sama merepresentasikan skull breadth dan skull length
 Dari model maksimum likelihood faktor utama yg dihasilkan konsisten dengan model
principal component. Faktor kedua merepresentasikan head size . Faktor ketiga tidak
dibutuhkan
Interpretasi
Strategi
Plot antara faktor
pertama dan
kedua
Strategi
Plot nilai faktor antara metode
principal component dengan
metode maksimum likelihood
Strategi
Strategi
Strategi
Strategi
Ketika data terlalu besar, data dibagi menjadi 2 bagian. n1= 137, n2= 139 dengan matriks
korelasi sebagai berikut
Strategi
Strategi
Hasil analisis faktor model principal component tidak
jauh berbeda. Faktor utama sama yaitu faktor body
size, sedangkan faktor kedua dan ketiga bersama-
sama merepresentasikan head size.
Interpretasi
“
Thanks for your
attention
ANY QUESTION..???
?
Analisis Faktor (2.2)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Analisis Faktor.Ppt 2
Analisis Faktor.Ppt 2Analisis Faktor.Ppt 2
Analisis Faktor.Ppt 2
guestfda73f8
 

Mais procurados (20)

APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
 
Analisis Klaster (1)
Analisis Klaster (1)Analisis Klaster (1)
Analisis Klaster (1)
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
 
Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)Analisis Diskriminan (2)
Analisis Diskriminan (2)
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Vektor Rata-rata
 
APG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : ManovaAPG Pertemuan 7 : Manova
APG Pertemuan 7 : Manova
 
Analisis faktor
Analisis faktorAnalisis faktor
Analisis faktor
 
Analisis Komponen Utama (2)
Analisis Komponen Utama (2)Analisis Komponen Utama (2)
Analisis Komponen Utama (2)
 
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
APG Pertemuan 1 dan 2 (3)
 
Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)Analisis Diskriminan (1)
Analisis Diskriminan (1)
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 PopulasiAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
 
Presentasi uji manova
Presentasi uji manovaPresentasi uji manova
Presentasi uji manova
 
APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)APG Pertemuan 1-2 (1)
APG Pertemuan 1-2 (1)
 
Langkah langkah analisis korespondensi
Langkah langkah analisis korespondensiLangkah langkah analisis korespondensi
Langkah langkah analisis korespondensi
 
Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)Analisis Korelasi Kanonik (2)
Analisis Korelasi Kanonik (2)
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
Analisis Faktor.Ppt 2
Analisis Faktor.Ppt 2Analisis Faktor.Ppt 2
Analisis Faktor.Ppt 2
 
Materi p15 nonpar_korelasi
Materi p15 nonpar_korelasiMateri p15 nonpar_korelasi
Materi p15 nonpar_korelasi
 

Semelhante a Analisis Faktor (2.2)

Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritas
Eka Siskawati
 
3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers
Gede Arjana
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
fitriunissula
 

Semelhante a Analisis Faktor (2.2) (20)

Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
Analisis komponen utama (Principal Component Analysis)
 
ANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTOR
 
Jurnal multikolinearitas
Jurnal multikolinearitasJurnal multikolinearitas
Jurnal multikolinearitas
 
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
Perbandingan Metode Partial Least Square (PLS) dengan Regresi Komponen Utama ...
 
Jurnal agus-priyanto
Jurnal agus-priyantoJurnal agus-priyanto
Jurnal agus-priyanto
 
06 analisis faktor
06 analisis faktor06 analisis faktor
06 analisis faktor
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Logistic regression (generalized linear model)
Logistic regression (generalized linear model)Logistic regression (generalized linear model)
Logistic regression (generalized linear model)
 
104587 (1)
104587 (1)104587 (1)
104587 (1)
 
analisis-faktor
analisis-faktoranalisis-faktor
analisis-faktor
 
Makalah ipb
Makalah ipbMakalah ipb
Makalah ipb
 
Mengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritasMengatasi multikolonieritas
Mengatasi multikolonieritas
 
bahan sidang
bahan sidangbahan sidang
bahan sidang
 
statistik tugas 4 pdf.pdf
statistik tugas 4 pdf.pdfstatistik tugas 4 pdf.pdf
statistik tugas 4 pdf.pdf
 
Regresi Logistik
Regresi LogistikRegresi Logistik
Regresi Logistik
 
3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers
 
3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers3 lagrange-multipliers
3 lagrange-multipliers
 
langar
langarlangar
langar
 
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdfMakalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
Makalah_Analisis_Regresi_Berganda.pdf
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 

Último

Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
sd1patukangan
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Último (15)

Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptxZulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 

Analisis Faktor (2.2)

  • 1. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 2. Rotasi Faktor Rotasi Faktor (1) Tujuan Rotasi Faktor :  Untuk memberikan representasi nilai loading suatu faktor sehingga memudahkan dalam interpretasi  Tidak mempengaruhi komunalitas  Merubah nilai muatan faktor T, matriks orthogonal
  • 3. Rotasi Faktor (2) Rotasi Faktor  Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan.  Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat faktor Loading.  Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang terbentuk.  Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel.
  • 4. Rotasi Faktor (2) Rotasi Faktor Jenis Rotasi Faktor: • Orthogonal Rotation (cocok digunakan untuk factor model yang dimana factor-faktornya diasumsikan independen)  Quartimax  Varimax  Equimax • Oblique Rotation (non orthogonal factor)
  • 5. Example 9.8 Diketahui bahwa p=6 dan n=220 Dengan m=2 Rotasi Faktor
  • 7. Rotasi Faktor Example 9.6 Dengan m=2 Diketahui bahwa p=10 dan n=280
  • 10. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 11. Nilai Faktor  Skor faktor tidak mengestimasi parameter yang tidak diketahui dari variabel asal, tetapi mengestimasi nilai dari vektor faktor random yang tidak terobservasi Fj, j=1, 2, …, n.  𝑓𝑗 = estimasi nilai fj yang diperoleh dari Fj (kasus ke-j)  Estimasi ini rumit karena kuantitas fj dan εj yang tidak terobservasi melebihi observasi xj. Oleh karena itu dilakukan pendekatan.  Pendekatan skor faktor mempunyai 2 elemen : 1. Memperlakukan estimasi loading faktor ℓ𝑖𝑗 dan spesifik varians 𝜓𝑖 seperti nilai yang sebenarnya. 2. Melibatkan transformasi linier dari data asli, seperti pemusatan / standardisasi. Nilai Faktor
  • 12. Nilai Faktor  Misal mean vector μ, loading faktor L, dan spesifik varians ψ diketahui untuk model factor  Spesifik faktor ε’ = [ε1, ε2, …, εp] sebagai error. Karena Var(εi) = ψi, i=1, 2, …, p, tidak perlu sama, Bartlett menyarankan weighted least squares digunakan untuk mengestimasi nilai common faktor.  Jumlah kuadrat error, tertimbang berbanding terbalik dengan variansnya adalah Weighted Least Square Method
  • 13. Nilai Faktor Weighted Least Square Method  Bartlett menganjurkan estimasi 𝑓 untuk f sehingga menjadi  Estimasi 𝐿, 𝜓, dan 𝜇 = 𝑥 merupakan nilai yang sebenarnya dan mendapatkan skor faktor untuk kasus ke-j adalah  Ketika 𝐿 dan 𝜓 ditentukan oleh metode maximum likelihood, estimasi harus memenuhi kondisi yang unik, 𝐿′ 𝜓−1 𝐿 = Δ, sebuah matriks diagonal.
  • 14. Factor Scores Obtained by Weighted Least Squares from the Maximum Likelihood Estimates Nilai Faktor  atau jika matriks korelasi yang difaktorkan  Dimana 𝑧𝑗 = 𝐷− 1 2(𝑥𝑗 − 𝑥) dan 𝜌 = 𝐿 𝑧 𝐿 𝑧 ′ + 𝜓 𝑧
  • 15. Nilai Faktor  Skor faktor dari slide sebelumnya memiliki mean vector 0 dan sample covarians 0.  Jika rotasi loading 𝐿∗ = 𝐿𝑇 digunakan untuk menggantikan loading asli, maka subsequent skor faktor 𝑓𝑗 berubah menjadi 𝑓𝑗 ∗ = 𝑇′ 𝑓𝑗 , j=1, 2, …, n.
  • 16. Nilai Faktor Factor Scores Obtained by Weighted Least Squares from the Maximum Likelihood Estimates  Sedangkan untuk loading faktor yang diestimasi menggunakan metode komponen utama, tidak perlu menggunakan prosedur weighted least squares. Dan skor faktornya menjadi  Atau  Dengan mengubah 𝐿 maka menjadi
  • 17. The Regression Method Nilai Faktor  Joint distribution dari (X-μ) dan F adalah Nm+p(0,Σ*) dimana  dengan mean  dan covarians
  • 18. Nilai Faktor Skor Faktor Menggunakan Regresi Dimana : atau Original Loadings Rotated Loadings Jika rotated loadings digunakan pada original loadings, maka skor faktor 𝒇𝒋 ∗ akan terkait dengan 𝒇𝒋 sehingga :
  • 20. Nilai Faktor  Dalam kasus tersebut, kedua metode yang digunakan menunjukkan hasil yang hampir sama. Berikut ini merupakan plot dari skor faktor regresi yang dihasilkan dari proses perhitungan menggunakan rumus original loadings.
  • 22. Nilai Faktor  Ambil loadings yang besar dan abaikan loadings yang kecil sehingga kombinasi linear yang terbentuk yakni : Kombinasi linear dari 𝐋 Kombinasi linear dari 𝐋∗
  • 23. “ Cakupan Materi Pendahuluan Model Faktor Ortogonal Metode Estimasi Rotasi Faktor Nilai Faktor Perspektif dan Strategi untuk AF
  • 24. Strategi Perspektif dan Strategi dalam Analisis Faktor  Keputusan yang paling penting dalam analisis ini adalah pemilihan m (banyaknya common factor).  Uji sampel besar tersedia untuk memberikan m, akan tetapi uji ini hanya cocok untuk data yang mendekati distribusi normal.  Tes tersebut akan menolak model untuk m kecil, jumlah variabel dan pengamatannya besar
  • 25. Strategi Strategi untuk Analisis Faktor : 1. Lakukan analisis faktor komponen utama a. Mencari pengamatan yang mencurigakan dengan memplot nilai faktor ; menghitung skor standar untuk setiap observasi dan jarak kuadrat b. Mencoba rotasi varimax. 2. Melakukan analisis faktor maximum likelihood, termasuk rotasi varimax 3. Membandingkan solusi yang diperoleh dari dua faktor analisis a. Melakukan kelompok loadings dengan cara yang sama ? b. Plot skor faktor yang diperoleh untuk mencari komponen utama dari analisis maximum likelihood 4. Ulangi ketiga langkah diatas, untuk m (common factors) yang lain. 5. Untuk data yang besar, bagi data tersebut menjadi 2 (setengah) dan lakukan analisis faktor pada setiap bagian.
  • 30. Strategi  Dari model principal component faktor utama berupa faktor body size. Faktor dua dan tiga bersama-sama merepresentasikan skull breadth dan skull length  Dari model maksimum likelihood faktor utama yg dihasilkan konsisten dengan model principal component. Faktor kedua merepresentasikan head size . Faktor ketiga tidak dibutuhkan Interpretasi
  • 32. Strategi Plot nilai faktor antara metode principal component dengan metode maksimum likelihood
  • 36. Strategi Ketika data terlalu besar, data dibagi menjadi 2 bagian. n1= 137, n2= 139 dengan matriks korelasi sebagai berikut
  • 38. Strategi Hasil analisis faktor model principal component tidak jauh berbeda. Faktor utama sama yaitu faktor body size, sedangkan faktor kedua dan ketiga bersama- sama merepresentasikan head size. Interpretasi