1. Ilmu Sosial Dasar
pengaruh pola asuh orang tua
terhadap perkembangan kepribadian
anak
1IA20
Bayu radityo
Universitas gunadarma
2. Latar Belakang
Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan manusia baru ( anak ) serta mempunyai
kewajiban untuk mengasuh, merawat dan mendidik anak tersebut guna menjadi generasi yang
baik. Orang tua mempunyai peran yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
mental dan spiritual anaknya.
Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam kehidupan anak, karena dari
merekalah anak mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya serta menjadi dasar
perkembangan dan kehidupan anak di kemudian hari. Orang tua bertugas sebagai pengasuh,
pembimbing, pemelihara dan sebagai pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti
menginginkan anak-anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlak. Akan tetapi
banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik membuat anak merasa
tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada yang merasa tidak disayang oleh orang
tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir
bahkan kecerdasan mereka.
Macam-macam Pola Asuh
1. Pola Asuh Demokratis
Orang tua yang demokratis berperilku hangat namun tegas. Pola asuh ini mendorong anaknya
agarmenjadi mandiri tetap memiliki kebebasan namun tetap ada batas dan kontrol pada
anaknya. Mereka memiliki standard namun juga memberi harapan yang disesuaikan dengan
perkembangan anak. Mereka menunjukkan kasih sayang, sabar mendengarkan anaknya,
mendukung keterlibatan anak dalam membuat keputusan keluarga, dan menanamkan
kebiasaan saling menghargai hak-hak orang tua dan anak. Hal ini mampu memberi
kesempatan kedua pihak (orang tua dan anak) untuk dapat saling memahami satu sama lain
dan menghasilkan keputusan yang dapat diterima kedua pihak.
Kualitas pengasuhan ini diyakini dapat lebih memicu keberanian, motivasi, dan kemandirian.
Pola asuh ini juga dapat mendorong tumbuhnya kemampuan sosial, meningkatkan rasa
percaya diri, dan tanggung jawab sosial. Mereka juga tumbuh dengan baik, bahagia, penuh
semangat, dan memiliki kemampuan pengendalian diri sehingga mereka memiliki
kematangan sosial dan moral, lincah bersosial, adaptif, kreatif, tekun belajar di sekolah, serta
mencapai prestasi belajar yang tinggi. Pada intinya, orang tua yang menggunakan pola
3. authoritative dapat meningkatkan perasaan positif anak, memiliki kapabilitas untuk
bertanggung jawab, dan mandiri.
2. Pola Asuh Otoriter
Orang tua authoritarian menuntut kepatuhan dan konformitas yang tinggi dari anak-anak.
Mereka lebih banyak menggunakan hukuman, batasan, kediktatoran, dan kaku. Mereka
memiliki standard yang dibuat sendiri baik dalam aturan, keputusan, dan tuntutan yang harus
ditaati anaknya. Bila dibandingkan dengan pola asuh lainnya, orang tua authoritarian
cenderung kurang hangat, tidak ramah, kurang menerima, dan kurang mendukung kemauan
anak, bahkan lebih suka melarang anaknya mendapat otonomi ataupun terlibat dalam
pembuatan keputusan.
Pengasuhan dengan pola ini berpotensi memunculkan pemberontakan pada saat remaja,
ketergantungan anak apada orang tua, merasa cemas dalam pembandingan sosial, gagal
dalam aktivitas kreatif, dan tidak efektif dalam interaksi sosial. Ia juga cenderung kehilangan
kemampuan bereksplorasi, mengucilkan diri, frustasi, tidak berani menghadapi tantangan,
kurang berkeinginan mengetahi secara intelektual, kurang percaya diri, serta tidak bahagia.
3. Pola Asuh Memanjakan
Orang tua yang memanjakan berperilaku highly involved (sangat terlibat) pada anaknya.
Mereka cenderung menerima, lunak, dan lebih pasif dalam kedisiplinan. Mereka mengumbar
cinta kasih tetapi menempatkan sangat sedikit tuntutan terhadap perilaku anak dan memberi
kebebasan tinggi pada anak untuk bertindak sesuai keinginannya, terkadang orang tua
mengizinkan ia mengambil keputusn meski belum mampu melakukannya.
Orang tua semacam ini cenderung memanjakan anak, ia membiarkan anaknya mengganggu
orang lain, melindungi anak secara berlebihan, membiarkan kesalahan diperbuat anaknya,
menjauhkan anak dari paksaan, keharusan, hukuman, dan enggan meluruskan
penyimpangan perilaku anak.
4. 4. Pola Asuh Lalai / Membiarkan
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anakanaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja,
dan juga kadangkala biayapun dihemat-hemat untuk anak mereka.
Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang
depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik maupun
psikis pada anak-anaknya.
Pengaruh Pola Asuh Orang tua terhadap perkembangan
kepribadian anak
Pola asuh orang tua berpendidikan tinggi:
1. Perbedaan antara orang tua yang bekerja dan yang tidak bekerja terhadap pembentukan
kepribadian anak. Orang tua yang bekerja cenderung kurangnya memberi perhatian terhadap
anaknya karena kedua orang tuanya hampir setiap waktu sibuk dalam bekerja untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Akibatnyainteraksi langsung antara anak dan orang tua
berkurang yang juga dapat menyebabkan berkurangnya keharmonisan anak dengan orangtua.
Kurangnya perhatian orang tua juga dapat menyebabkan anak mencari perhatian di luar
lingkungan keluarga, serta menanggap orangtuanya serba mampu memenuhi kebutuhan sang
anak sehingga bisa menjadi anak yang manja.
Orangtua yang tidak bekerja cenderung memberikan gagasan-gagasan terhadap anaknya agar
mengerti keadaan ekonomi orangtua, sehingga sang anak dapat memahami kekurangan
ekonomi terhadap orangtua. Sang anak bisa saja menerima hal tersebut namun terkadang
juga memiliki rasa iri terhadap teman-temannya jika memiliki ekonomi lebih mampu.
2. Perbedaan antara orang tua yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah terhadap
pembentukan kepribadian anak. Orang tua yang memiliki latar pendidikan yang tinggi akan
memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada anaknya. Pada umumnya
orang tua tahu bagaimana tingkat perkembangan anaknya dan tahu teknik/cara mendidik
anak yang baik dan benar.
Berbeda dengan orang tua yang berlatar belakang pendidikan yang rendah. Pada umumnya
dalam pengasuhan anak orang tua tidak memperhatikan tingkat perkembangan anak. Ini
dikarenakan orang tua yang awam dan tidak mengerti tingkat perkembangan anak. Namun
orang tua tetap mimiliki rasa kasih sayang terhadap anak, terkadang berusaha untuk lebih
5. dekat dengan sang anak agar lebih mengerti apa yang sedang terjadi dalam kepribadian sang
anak.
Kesimpulan
Pada dasarnya, setiap orangtua memiliki cara yang berbeda untuk mengasuh anaknya dalam
membentuk kepribadiannya, sang anak-pun terkadang cenderung menerima/merekam sifatsifat dari orangtuanya sehingga akan terbentuk sifat dari orangtua terhadap anak di masa
mendatang.