SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
MAKALAH LAPORAN DASAR PRODUKSI TANAMAN 1
KLIMOGRAM DAN KLASIFIKASI IKLIM UNTUK INTRODUKSI DAN
EKSTENSIFIKASI TANAMAN JARAK PAGAR
SEMESTER 2 TAHUN 2009
KELOMPOK 3
RADEN BONDAN E.B ( 150110080162 )
FAJAR D ( 150110080132 )
DELFRITA NAHAMPUN ( 150110080140 )
RIZKY AHMAD ANUGRAH ( 150110080145 )
REZKA FRADZAN ( 150110080149 )
WINDY LASTRI P ( 150110080152 )
KELOMPOK 4
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai wilayah cukup luas sekitar 188,2 juta ha, yang terdiri dari 148 juta ha
lahan kering dan 40,2 juta ha lahan basah, didukung oleh sifat tanah, bahan induk, fisiografi,
elevasi, iklim dan lingkungannya yang beragam.
Wilayah barat relatif beriklim basah dan makin ke timur yang makin beriklim kering, dengan
tanah berasal dari bahan volkan yang subur merupakan salah satu keuntungan wilayah
Indonesia. Keragaman tanah dan iklim ini memberikan peluang cukup besar untuk
memproduksi berbagai komoditas pertanian termasuk untuk pengembangan komoditas
penghasil bahan bakar nabati (bio-fuel). Seiring dengan adanya isue nasional, terutama tentang
alternatif pengganti BBM maka energi alternatif yang dipilih adalah dari sumber-sumber
terbarukan dan ramah lingkungan tetapi harga relatif terjangkau. Sumber yang paling
memenuhi syarat tersebut adalah bio-fuel. Banyak tanaman yang potensial sebagai penghasil
bio-fuel antara lain kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, biji kapas, canola, dan rapeseed (untuk
bio-diesel), serta singkong, tebu, dan sagu (untuk bio-etanol). Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat dan penghasil minyak.
Manfaat lain dari minyaknya selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahan untuk pembuatan
sabun dan bahan industri kosmetika. Jarak pagar merupakan tanaman serba guna, tahan
kering, dan tumbuh dengan cepat, dapat juga digunakan untuk kayu bakar, mereklamasi
lahanlahan tererosi atau sebagai pagar hidup di pekarangan atau sebagai pembatas lahan
pertanian (Puslitbangbun, 2006a). Penanaman jarak pagar untuk memproduksi bahan baku
minyak sebaiknya menggunakan bahan tanaman hasil pembibitan dari biji,
karena tanamannya hidup lebih lama dan produksinya lebih tinggi daripada tanaman asal stek.
Sedangkan untuk tanaman pagar dan pencegah erosi dapat digunakan bahan tanaman yang
ditanam langsung baik berupa stek maupun biji (Mahmud et al.2006).
tingkat produktivitas dipengaruhi oleh potensi genetik, kondisi lingkungan, dan teknologi
(manajemen) pengelolaan tanaman. Meskipun tanaman jarak pagar dikenal dapat
tumbuh di daerah iklim kering dan lahan marginal , tidak berarti ia tidak membutuhkan
air dan suplai hara yang optimal untuk berproduksi secara optimal (Allolerung et al. 2006).
PENYEBARAN DAN SYARAT TUMBUH
Jarak pagar (Jatropha curcas L.) diperkirakan berasal dari kawasan Amerika Tengah,
khususnya Meksiko. Tanaman jarak pagar tumbuh secara alami di kawasan hutan
daerah-daerah pinggiran pantai. Sedangkan di Afrika dan Asia, hanya ditemukan dalam
bentuk pertanaman pada pagar-pagar rumah atau batas-batas lahan pertanian (Heller 1996;
Heyne 1950). Penyebaran jarak pagar ke Malaka sekitar tahun 1700-an dan di Philippina
diperkirakan sebelum tahun 1750 (Heller 1996), sedangkan di Thailand penyebarannya juga
terjadi pada waktu yang hamper bersamaan yang dibawa oleh saudagar-saudagar Portugis.
Terdapat 5 species jarak di Thailand, yaitu Jatropha curcas L., J. gossypifolia L., J. multifida L.,
J. integrrima L., dan J. podagrica. Orang Portugis menggunakan biji jarak untuk membuat
sabun
pencuci pakaian dan lainnya (Sadakorn 1984). Sedangkan di Indonesia tidak ada catatan yang
pasti kapan jarak pagar ini mulai dimasukkan ke wilayah nusantara.
Jarak pagar telah menyebar luas di daerah tropis dan sub-tropis, kisaran curahhujan
bervariasi yaitu dari 200-2.000 mm/tahun (Heller, 1996), 480-2.380 mm/tahun
(Jones dan Miller, 1992), tetapi pertumbuhan terbaik dengan curah hujan 900 –
1.200 mm/tahun (Beeker dan Makkar, 1999). Di Indonesia dijumpai dibeberapa
daerah dengan curah hujan lebih dari 3.000 mm/tahun seperti di Bogor,
Sumatera Barat, dan Minahasa. Dijumpai pada ketinggian 0-1.700 m dpl, dengan suhu 11-
38oC. Jarak pagar tidak tahan cuaca yang sangat dingin (frost) dan tidak sensitif terhadap
panjang hari (daylength). Hal ini bisa dipahami karena tanaman ini berasal dari daerah tropis,
sehingga tidak tergolong tanaman ”long day” (Heller1996). Menurut Henning (2004) jarak
pagar membutuhkan curah hujan paling sedikit 600 mm/tahun untuk tumbuh baik
dan jika curah hujan kurang dari 600 mm/tahun tidak dapat tumbuh . Di daerah-
daerah dengan kelengasan tanah tidak menjadi factor pembatas (misalnya irigasi atau curah
hujan cukup merata) jarak pagar dapat berproduksi sepanjang tahun, tetapi tidak dapat
bertahan dalam kondisi tanah jenuh air. Meskipun iklim kering meningkatkan kadar minyak
biji, masa kekeringan yang berkepanjangan akan menyebabkan jarak menggugurkan daunnya
untuk menghemat air yang akan menyebabkan stagnasi pertumbuhannya (Jones dan Miller,
1992). Sebaliknya, pada daerah-daerah basah dengan curah hujan yang terlalu
tinggi seperti di Bogor, maka tanaman jarak pagar akan memiliki pertumbuhan
vegetative lebat tetapi pembentukan bunga dan buah kurang .
Arivin et al. (2006) melaporkan bahwa di Desa Cikeusik Malingping, Banten dengan
curah hujan 2.500-3.000 mm/tahun, umumnya ditemukan tanaman jarak pagar
yang memiliki bunga, buah muda, buah tua dan buah kering dalam satu cabang .
Akan tetapi hal ini masih perlu diamati dalam jangka waktu satu atau beberapa tahun untuk
memastikan apakah pembungaan tersebut berlangsung sepanjang tahun. Walaupun curah
hujan daerah ini cukup tinggi, yang memungkinkan radiasi rendah, pembuahan tampaknya
cukup baik. Hal ini diduga merupakan hasil interaksi potensi genetik dengan faktor-faktor
lingkungan seperti temperatur yang selalu panas (±27oC) karena letaknya di tepi pantai, serta
tekstur tanahnya yang berpasir sangat menjamin drainase dan aerasi yang baik
Puslitbangbun (2006b) mengemukakan bahwa tipe iklim sangat
berpengaruhterhadap pertumbuhan dan produksi jarak pagar. Jarak pagar
tumbuh baik di lahan kering dataran rendah beriklim kering dengan ketinggian
tempat < 500 m dpl., dan curah hujan 300-1.000 mm/tahun, serta suhu > 20ºC.
Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan
yang lebih baik dijumpai pada tanah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan
drainase dan aerasi yang baik (terbaik mengandung pasir 60-90%). Tanaman
jarak pagar dapat beradaptasi di lahan marginal dan dapat tumbuh pada tanah
berbatu, berpasir, berliat, dan pada lahan yang tererosi (Mal dan Joshi, 1991).
Tanaman ini dapat pula dijumpai pada daerah-daerah berbatu, wilayah perbukitan atau
sepanjang saluran air dan batas-batas kebun (Heller 1996; Arivin et al. 2006). Menurut Okabe
dan Somabhi (1989) tanaman jarak pagar yang ditanam pada tanah bertekstur lempung
berpasir memberikan hasil biji tertinggi daripada tanah bertekstur lainnya. Selanjutnya Jones
dan Miller (1992) mengemukakan bahwa
meskipun jarak pagar terkenal dapat tumbuh dengan baik di tanah yang dangkal dan pada
umumnya ditemukan tumbuh di tanah berkerikil, berpasir, dan berliat, tetapi pada tanah yang
tererosi berat pertumbuhannya mungkin kerdil. Jarak pagar yang ditemukan di daerah sangat
kering, umumnya tidak lebih dari 2 – 3 m tingginya. Jarak pagar dapat tumbuh pada tanah-
tanah yang ketersediaan air dan
unsur-unsur haranya terbatas atau lahan-lahan marginal, tetapi lahan dengan air tidak
tergenang merupakan tempat yang optimal bagi tanaman ini untuk tumbuh dan berproduksi
secara optimal. Bila perakarannya sudah cukup berkembang, jarak pagar dapat toleran
terhadap kondisi tanah-tanah masam atau alkalin (terbaik pada pH tanah 5.5-6.5) (Heller, 1996;
Arivin et al., 2006). Jones dan Miller (1998)
menyatakan untuk mendapatkan produksi yang baik pada tanah miskin hara dan alkalin,
tanaman ini perlu dipupuk dengan pupuk buatan atau pupuk organic (kandang), yang
mengandung sedikit kalsium, magnesium dan sulfur. Sedangkan pada daerah-daerah dengan
kandungan fosfat yang rendah, penggunaan mikoriza dapat membantu pertumbuhan tanaman
jarak.
KELAS KESESUAIAN LAHAN
sumber (Heyne 1950; Heller 1996; Jones dan Miller 1992; Henning 2004; Arivin et al. 2006).
Kelas kesesuaian lahan digolongkan atas 4 kelas yaitu sangat sesuai (S1), cukup sesuai
(S2), kurang sesuai atau sesuai marginal (S3), dan tidak sesuai (N) . S1 terdapat
pada lahan dengan ketinggian tempat < 400 m dpl, curah hujan tahunan 1.000-
2.000 mm dengan bulan kering 4-5 bulan (tipe iklim II-B dan IIC) atau curah
hujan 2.000-3.000 mm dengan bulan kering 5-6 bulan (tipe iklim IIIA). S2
terdapat pada lahan pada ketinggian tempat < 400 m dpl, curah hujan 1.000-
2.000 mm dengan bulan kering 6-8 bulan (tipe iklim II-A) atau curah hujan 2.000-
3.000 mm dengan tipe iklim III-B. Sedangkan yang termasuk kelas S3 adalah
lahan yang terdapat pada ketinggian < 700 m dpl., curah hujan < 1.000 dengan
bulan kering > 8 bulan (tipe iklim I-A, I-B, dan I-C), atau curah hujan 2.000-3.000
mm dengan bulan kering 3-4 bulan (tipe iklim III-C), atau curah hujan 3.000-
4.000 mm dengan bulan kering 3 bulan (tipe iklim IV-C). Daerah yang tidak
sesuai (N) adalah lahan yang terletak pada ketinggian tempat > 700 m dpl, curah
hujan 3.000- 4.000 mm dengan bulan kering 0-2 bulan (tipe iklim IV-A, IV-B, dan
IV-C), atau curah hujan > 4.000 mm dengan tipe iklim V-A, B, C, D; VI-A, B, C,
D).
Kriteria selengkapnya disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan dan Iklim untuk Tanaman Jarak Pagar
Pengembangan jarak pagar secara besar-besaran (perkebunan), dapat diarahkan ke lahan
yang saat ini terlantar dan belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian besar berupa alang-
alang dan semak belukar. Lahan-lahan terlantar tersebut sudah diidentifikasi kesesuaiannya
untuk pengembangan lahan pertanian, yaitu seluas 1,08 juta ha (Mulyani et al. 2000). Lahan
alang-alang tersebut berada pada ketinggian tempat < 400 m dpl, dengan bentuk wilayah datar-
bergelombang (lereng < 15%). Lahan alang-alang yang dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan jarak pagar adalah yang mempunyai curah hujan < 3.000
mm/tahun, sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan jarak pagar. Sebagian lahan
terlantar tersebut, terletak pada kawasan transmigrasi dan dimiliki oleh petani transmigran yang
belum dimanfaatkan secara optimal, dan saat ini masih berupa alang-alang seperti banyak
dijumpai di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu di Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Tanah
Bumbu, serta di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten Kendari, Buton, dan Kolaka.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com / klasifikasi iklim untuk ekstensifikasi tanaman
Allolerung, D., Z. Mahmud, A.A. Rivaie, D.S. Effendi dan A. Mulyani. 2006. Peta kesesuaian
lahan dan iklim jarak pagar (Jatropha curcas L.). Makalah disampaikan pada Lokakarya Status
Teknologi Budidaya Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Badan Litbang Pertanian, Jakarta, 11-12
April 2006. 14 hal.
Arivin, A. R., Allorerung, D., Mahmud, Z., Effendi, D. S., Sumanto, dan Isa, F. 2006.
Karakterisasi Faktor Iklim dan Tanah Pada Pertanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) di
Desa Cikeusik-Banten (in press).
Arivin, R.A. 2006. Teknik Pemangkasan Tanaman Jarak

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Persebaran Flora dan Fauna di muka bumi
Persebaran Flora dan Fauna di muka bumiPersebaran Flora dan Fauna di muka bumi
Persebaran Flora dan Fauna di muka bumi
Dwyce Munthe
 
Macam macam bioma koni
Macam macam bioma koniMacam macam bioma koni
Macam macam bioma koni
Koni Saputra
 
Bioma Padang Rumput
Bioma Padang RumputBioma Padang Rumput
Bioma Padang Rumput
Deni Kurnia
 
Persebaran flora & fauna
Persebaran flora & faunaPersebaran flora & fauna
Persebaran flora & fauna
Ay Rontini
 
Bioma Hutan Tropis
Bioma Hutan TropisBioma Hutan Tropis
Bioma Hutan Tropis
betriscan
 

Mais procurados (20)

Persebaran Flora dan Fauna di muka bumi
Persebaran Flora dan Fauna di muka bumiPersebaran Flora dan Fauna di muka bumi
Persebaran Flora dan Fauna di muka bumi
 
Bioma
BiomaBioma
Bioma
 
Ekosistem bioma
Ekosistem biomaEkosistem bioma
Ekosistem bioma
 
Kelompok 4 'fisiografis'
Kelompok 4 'fisiografis'Kelompok 4 'fisiografis'
Kelompok 4 'fisiografis'
 
vegetasi tumbuhan
vegetasi tumbuhanvegetasi tumbuhan
vegetasi tumbuhan
 
Persebaran flora dan fauna didunia
Persebaran flora dan fauna diduniaPersebaran flora dan fauna didunia
Persebaran flora dan fauna didunia
 
Persebaran Flora dan Fauna
Persebaran Flora dan FaunaPersebaran Flora dan Fauna
Persebaran Flora dan Fauna
 
Bioma Hutan Hujan Tropis
Bioma Hutan Hujan TropisBioma Hutan Hujan Tropis
Bioma Hutan Hujan Tropis
 
Bioma.pptx
Bioma.pptxBioma.pptx
Bioma.pptx
 
Persebaran flora dan fauna di dunia
Persebaran flora dan fauna di duniaPersebaran flora dan fauna di dunia
Persebaran flora dan fauna di dunia
 
Macam macam bioma koni
Macam macam bioma koniMacam macam bioma koni
Macam macam bioma koni
 
Bioma Padang Rumput
Bioma Padang RumputBioma Padang Rumput
Bioma Padang Rumput
 
Persebaran flora & fauna
Persebaran flora & faunaPersebaran flora & fauna
Persebaran flora & fauna
 
Tugas Geografi - Wilayah Persebaran Flora di Dunia
Tugas Geografi - Wilayah Persebaran Flora di DuniaTugas Geografi - Wilayah Persebaran Flora di Dunia
Tugas Geografi - Wilayah Persebaran Flora di Dunia
 
Flora fauna
Flora faunaFlora fauna
Flora fauna
 
Bioma Hutan Tropis
Bioma Hutan TropisBioma Hutan Tropis
Bioma Hutan Tropis
 
Persebaran flora dunia dan indonesia
Persebaran flora dunia dan indonesiaPersebaran flora dunia dan indonesia
Persebaran flora dunia dan indonesia
 
Agroforestri kelas a (angga, dio, jiyan)
Agroforestri kelas a (angga, dio, jiyan)Agroforestri kelas a (angga, dio, jiyan)
Agroforestri kelas a (angga, dio, jiyan)
 
Hutan hujan tropis
Hutan hujan tropisHutan hujan tropis
Hutan hujan tropis
 
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 UngaranBioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
Bioma Hutan Hujan Tropis oleh Kelompok 1 XI MIA 3 SMA N 1 Ungaran
 

Semelhante a Makalah_9 Makalah diskusi 4 kel 3 4 klimogram dan klasifikasi iklim 2003

MODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docxMODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
WerenRano
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
rizky hadi
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Chan Maro
 

Semelhante a Makalah_9 Makalah diskusi 4 kel 3 4 klimogram dan klasifikasi iklim 2003 (20)

Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian TapakPemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
Pemilihan Jenis Pohon dan Kesesuaian Tapak
 
61706891 makalah
61706891 makalah61706891 makalah
61706891 makalah
 
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docxMODUL sebaran flora dan fauna.docx
MODUL sebaran flora dan fauna.docx
 
PPT EKOLAKER GODAM.pptx
PPT EKOLAKER GODAM.pptxPPT EKOLAKER GODAM.pptx
PPT EKOLAKER GODAM.pptx
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
A
AA
A
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
 
Makalah_5 Tugas makalah ktnt 3 2003
Makalah_5 Tugas makalah ktnt 3 2003Makalah_5 Tugas makalah ktnt 3 2003
Makalah_5 Tugas makalah ktnt 3 2003
 
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
Makalah Biosfer "persebaran flora dan fauna"
 
Bioma.pptx
Bioma.pptxBioma.pptx
Bioma.pptx
 
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Kesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptx
Kesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptxKesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptx
Kesesuaian iklim untuk tanaman perkebunan.pptx
 
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora  dan fauna di dunia & indonesiaPersebaran flora  dan fauna di dunia & indonesia
Persebaran flora dan fauna di dunia & indonesia
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
 
Lahan kering revisi
Lahan kering revisiLahan kering revisi
Lahan kering revisi
 
Persebaran flora dan fauna
Persebaran flora dan faunaPersebaran flora dan fauna
Persebaran flora dan fauna
 
Makalah iklim tropis
Makalah iklim tropisMakalah iklim tropis
Makalah iklim tropis
 

Mais de Bondan the Planter of Palm Oil

Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Bondan the Planter of Palm Oil
 

Mais de Bondan the Planter of Palm Oil (20)

Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptxStruktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Makalah_9 Makalah diskusi 4 kel 3 4 klimogram dan klasifikasi iklim 2003

  • 1. MAKALAH LAPORAN DASAR PRODUKSI TANAMAN 1 KLIMOGRAM DAN KLASIFIKASI IKLIM UNTUK INTRODUKSI DAN EKSTENSIFIKASI TANAMAN JARAK PAGAR SEMESTER 2 TAHUN 2009
  • 2. KELOMPOK 3 RADEN BONDAN E.B ( 150110080162 ) FAJAR D ( 150110080132 ) DELFRITA NAHAMPUN ( 150110080140 ) RIZKY AHMAD ANUGRAH ( 150110080145 ) REZKA FRADZAN ( 150110080149 )
  • 3. WINDY LASTRI P ( 150110080152 ) KELOMPOK 4
  • 4. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR PENDAHULUAN Indonesia mempunyai wilayah cukup luas sekitar 188,2 juta ha, yang terdiri dari 148 juta ha lahan kering dan 40,2 juta ha lahan basah, didukung oleh sifat tanah, bahan induk, fisiografi, elevasi, iklim dan lingkungannya yang beragam. Wilayah barat relatif beriklim basah dan makin ke timur yang makin beriklim kering, dengan tanah berasal dari bahan volkan yang subur merupakan salah satu keuntungan wilayah
  • 5. Indonesia. Keragaman tanah dan iklim ini memberikan peluang cukup besar untuk memproduksi berbagai komoditas pertanian termasuk untuk pengembangan komoditas penghasil bahan bakar nabati (bio-fuel). Seiring dengan adanya isue nasional, terutama tentang alternatif pengganti BBM maka energi alternatif yang dipilih adalah dari sumber-sumber terbarukan dan ramah lingkungan tetapi harga relatif terjangkau. Sumber yang paling memenuhi syarat tersebut adalah bio-fuel. Banyak tanaman yang potensial sebagai penghasil bio-fuel antara lain kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, biji kapas, canola, dan rapeseed (untuk bio-diesel), serta singkong, tebu, dan sagu (untuk bio-etanol). Jarak pagar (Jatropha curcas L.) sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat dan penghasil minyak. Manfaat lain dari minyaknya selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahan untuk pembuatan sabun dan bahan industri kosmetika. Jarak pagar merupakan tanaman serba guna, tahan kering, dan tumbuh dengan cepat, dapat juga digunakan untuk kayu bakar, mereklamasi lahanlahan tererosi atau sebagai pagar hidup di pekarangan atau sebagai pembatas lahan pertanian (Puslitbangbun, 2006a). Penanaman jarak pagar untuk memproduksi bahan baku minyak sebaiknya menggunakan bahan tanaman hasil pembibitan dari biji, karena tanamannya hidup lebih lama dan produksinya lebih tinggi daripada tanaman asal stek. Sedangkan untuk tanaman pagar dan pencegah erosi dapat digunakan bahan tanaman yang ditanam langsung baik berupa stek maupun biji (Mahmud et al.2006). tingkat produktivitas dipengaruhi oleh potensi genetik, kondisi lingkungan, dan teknologi (manajemen) pengelolaan tanaman. Meskipun tanaman jarak pagar dikenal dapat tumbuh di daerah iklim kering dan lahan marginal , tidak berarti ia tidak membutuhkan air dan suplai hara yang optimal untuk berproduksi secara optimal (Allolerung et al. 2006).
  • 6. PENYEBARAN DAN SYARAT TUMBUH Jarak pagar (Jatropha curcas L.) diperkirakan berasal dari kawasan Amerika Tengah, khususnya Meksiko. Tanaman jarak pagar tumbuh secara alami di kawasan hutan daerah-daerah pinggiran pantai. Sedangkan di Afrika dan Asia, hanya ditemukan dalam bentuk pertanaman pada pagar-pagar rumah atau batas-batas lahan pertanian (Heller 1996; Heyne 1950). Penyebaran jarak pagar ke Malaka sekitar tahun 1700-an dan di Philippina diperkirakan sebelum tahun 1750 (Heller 1996), sedangkan di Thailand penyebarannya juga terjadi pada waktu yang hamper bersamaan yang dibawa oleh saudagar-saudagar Portugis. Terdapat 5 species jarak di Thailand, yaitu Jatropha curcas L., J. gossypifolia L., J. multifida L., J. integrrima L., dan J. podagrica. Orang Portugis menggunakan biji jarak untuk membuat sabun pencuci pakaian dan lainnya (Sadakorn 1984). Sedangkan di Indonesia tidak ada catatan yang pasti kapan jarak pagar ini mulai dimasukkan ke wilayah nusantara. Jarak pagar telah menyebar luas di daerah tropis dan sub-tropis, kisaran curahhujan bervariasi yaitu dari 200-2.000 mm/tahun (Heller, 1996), 480-2.380 mm/tahun (Jones dan Miller, 1992), tetapi pertumbuhan terbaik dengan curah hujan 900 – 1.200 mm/tahun (Beeker dan Makkar, 1999). Di Indonesia dijumpai dibeberapa daerah dengan curah hujan lebih dari 3.000 mm/tahun seperti di Bogor, Sumatera Barat, dan Minahasa. Dijumpai pada ketinggian 0-1.700 m dpl, dengan suhu 11- 38oC. Jarak pagar tidak tahan cuaca yang sangat dingin (frost) dan tidak sensitif terhadap panjang hari (daylength). Hal ini bisa dipahami karena tanaman ini berasal dari daerah tropis, sehingga tidak tergolong tanaman ”long day” (Heller1996). Menurut Henning (2004) jarak
  • 7. pagar membutuhkan curah hujan paling sedikit 600 mm/tahun untuk tumbuh baik dan jika curah hujan kurang dari 600 mm/tahun tidak dapat tumbuh . Di daerah- daerah dengan kelengasan tanah tidak menjadi factor pembatas (misalnya irigasi atau curah hujan cukup merata) jarak pagar dapat berproduksi sepanjang tahun, tetapi tidak dapat bertahan dalam kondisi tanah jenuh air. Meskipun iklim kering meningkatkan kadar minyak biji, masa kekeringan yang berkepanjangan akan menyebabkan jarak menggugurkan daunnya untuk menghemat air yang akan menyebabkan stagnasi pertumbuhannya (Jones dan Miller, 1992). Sebaliknya, pada daerah-daerah basah dengan curah hujan yang terlalu tinggi seperti di Bogor, maka tanaman jarak pagar akan memiliki pertumbuhan vegetative lebat tetapi pembentukan bunga dan buah kurang . Arivin et al. (2006) melaporkan bahwa di Desa Cikeusik Malingping, Banten dengan curah hujan 2.500-3.000 mm/tahun, umumnya ditemukan tanaman jarak pagar yang memiliki bunga, buah muda, buah tua dan buah kering dalam satu cabang . Akan tetapi hal ini masih perlu diamati dalam jangka waktu satu atau beberapa tahun untuk memastikan apakah pembungaan tersebut berlangsung sepanjang tahun. Walaupun curah hujan daerah ini cukup tinggi, yang memungkinkan radiasi rendah, pembuahan tampaknya cukup baik. Hal ini diduga merupakan hasil interaksi potensi genetik dengan faktor-faktor lingkungan seperti temperatur yang selalu panas (±27oC) karena letaknya di tepi pantai, serta tekstur tanahnya yang berpasir sangat menjamin drainase dan aerasi yang baik Puslitbangbun (2006b) mengemukakan bahwa tipe iklim sangat berpengaruhterhadap pertumbuhan dan produksi jarak pagar. Jarak pagar tumbuh baik di lahan kering dataran rendah beriklim kering dengan ketinggian
  • 8. tempat < 500 m dpl., dan curah hujan 300-1.000 mm/tahun, serta suhu > 20ºC. Tanaman jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan yang lebih baik dijumpai pada tanah-tanah ringan atau lahan-lahan dengan drainase dan aerasi yang baik (terbaik mengandung pasir 60-90%). Tanaman jarak pagar dapat beradaptasi di lahan marginal dan dapat tumbuh pada tanah berbatu, berpasir, berliat, dan pada lahan yang tererosi (Mal dan Joshi, 1991). Tanaman ini dapat pula dijumpai pada daerah-daerah berbatu, wilayah perbukitan atau sepanjang saluran air dan batas-batas kebun (Heller 1996; Arivin et al. 2006). Menurut Okabe dan Somabhi (1989) tanaman jarak pagar yang ditanam pada tanah bertekstur lempung berpasir memberikan hasil biji tertinggi daripada tanah bertekstur lainnya. Selanjutnya Jones dan Miller (1992) mengemukakan bahwa meskipun jarak pagar terkenal dapat tumbuh dengan baik di tanah yang dangkal dan pada umumnya ditemukan tumbuh di tanah berkerikil, berpasir, dan berliat, tetapi pada tanah yang tererosi berat pertumbuhannya mungkin kerdil. Jarak pagar yang ditemukan di daerah sangat kering, umumnya tidak lebih dari 2 – 3 m tingginya. Jarak pagar dapat tumbuh pada tanah- tanah yang ketersediaan air dan unsur-unsur haranya terbatas atau lahan-lahan marginal, tetapi lahan dengan air tidak tergenang merupakan tempat yang optimal bagi tanaman ini untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal. Bila perakarannya sudah cukup berkembang, jarak pagar dapat toleran terhadap kondisi tanah-tanah masam atau alkalin (terbaik pada pH tanah 5.5-6.5) (Heller, 1996; Arivin et al., 2006). Jones dan Miller (1998)
  • 9. menyatakan untuk mendapatkan produksi yang baik pada tanah miskin hara dan alkalin, tanaman ini perlu dipupuk dengan pupuk buatan atau pupuk organic (kandang), yang mengandung sedikit kalsium, magnesium dan sulfur. Sedangkan pada daerah-daerah dengan kandungan fosfat yang rendah, penggunaan mikoriza dapat membantu pertumbuhan tanaman jarak. KELAS KESESUAIAN LAHAN sumber (Heyne 1950; Heller 1996; Jones dan Miller 1992; Henning 2004; Arivin et al. 2006). Kelas kesesuaian lahan digolongkan atas 4 kelas yaitu sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), kurang sesuai atau sesuai marginal (S3), dan tidak sesuai (N) . S1 terdapat pada lahan dengan ketinggian tempat < 400 m dpl, curah hujan tahunan 1.000- 2.000 mm dengan bulan kering 4-5 bulan (tipe iklim II-B dan IIC) atau curah hujan 2.000-3.000 mm dengan bulan kering 5-6 bulan (tipe iklim IIIA). S2 terdapat pada lahan pada ketinggian tempat < 400 m dpl, curah hujan 1.000- 2.000 mm dengan bulan kering 6-8 bulan (tipe iklim II-A) atau curah hujan 2.000- 3.000 mm dengan tipe iklim III-B. Sedangkan yang termasuk kelas S3 adalah lahan yang terdapat pada ketinggian < 700 m dpl., curah hujan < 1.000 dengan bulan kering > 8 bulan (tipe iklim I-A, I-B, dan I-C), atau curah hujan 2.000-3.000 mm dengan bulan kering 3-4 bulan (tipe iklim III-C), atau curah hujan 3.000- 4.000 mm dengan bulan kering 3 bulan (tipe iklim IV-C). Daerah yang tidak sesuai (N) adalah lahan yang terletak pada ketinggian tempat > 700 m dpl, curah hujan 3.000- 4.000 mm dengan bulan kering 0-2 bulan (tipe iklim IV-A, IV-B, dan
  • 10. IV-C), atau curah hujan > 4.000 mm dengan tipe iklim V-A, B, C, D; VI-A, B, C, D). Kriteria selengkapnya disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Klasifikasi Kesesuaian Lahan dan Iklim untuk Tanaman Jarak Pagar
  • 11.
  • 12. Pengembangan jarak pagar secara besar-besaran (perkebunan), dapat diarahkan ke lahan yang saat ini terlantar dan belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian besar berupa alang- alang dan semak belukar. Lahan-lahan terlantar tersebut sudah diidentifikasi kesesuaiannya untuk pengembangan lahan pertanian, yaitu seluas 1,08 juta ha (Mulyani et al. 2000). Lahan alang-alang tersebut berada pada ketinggian tempat < 400 m dpl, dengan bentuk wilayah datar-
  • 13. bergelombang (lereng < 15%). Lahan alang-alang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan jarak pagar adalah yang mempunyai curah hujan < 3.000 mm/tahun, sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan jarak pagar. Sebagian lahan terlantar tersebut, terletak pada kawasan transmigrasi dan dimiliki oleh petani transmigran yang belum dimanfaatkan secara optimal, dan saat ini masih berupa alang-alang seperti banyak dijumpai di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu di Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan Tanah Bumbu, serta di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu di Kabupaten Kendari, Buton, dan Kolaka.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA www.google.com / klasifikasi iklim untuk ekstensifikasi tanaman Allolerung, D., Z. Mahmud, A.A. Rivaie, D.S. Effendi dan A. Mulyani. 2006. Peta kesesuaian lahan dan iklim jarak pagar (Jatropha curcas L.). Makalah disampaikan pada Lokakarya Status Teknologi Budidaya Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Badan Litbang Pertanian, Jakarta, 11-12 April 2006. 14 hal. Arivin, A. R., Allorerung, D., Mahmud, Z., Effendi, D. S., Sumanto, dan Isa, F. 2006. Karakterisasi Faktor Iklim dan Tanah Pada Pertanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) di Desa Cikeusik-Banten (in press). Arivin, R.A. 2006. Teknik Pemangkasan Tanaman Jarak