SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 24
Baixar para ler offline
DIVISI PENUNJANG OPERASI DAN
KESELAMATAN MINYAK DAN GAS BUMI
JAKARTA, 16 JULI 2020
Pembinaan Penyelenggaraan Minyak
dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas
Pantai dan Pipa Bawah Air
Oleh:
Putu Indra Mahatrisna
Manajer Kebandaran Laut dan Kemaritiman
Presenter
• Nama : Putu Indra Mahatrisna
• Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Mei 1979
• Pendidikan :
• Magister Teknik (MT), Manajemen Gas, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
(2017)
• Sarjana Teknik (ST), Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan,
ITS Surabaya (2003)
• Jabatan & Pengalaman :
• Manajer Kebandaran Laut & Kemaritiman SKK Migas (2019 – sekarang)
• Staf Senior Perkapalan SKK Migas (2009 - 2019)
• Lead Production Engineer di J. Ray McDermott Asia Pacific (2005-2009), pengalaman proyek:
• Chevron Platong Gas II CPP Topside Construction, Thailand
• North Belut CPP Topside Construction, Natuna
• Woodside LNG Train, Phase V Expansion Project, Australia
• Junior Marine Superintendent – Proyek Pembangunan Kapal Patroli Cepat FPB 57 dan FPB
36 di Galangan Sembawang, Singapura (2003-2004)
• Sertifikasi/Keanggotaan:
• National Association of Corrosion Engineer (NACE), Texas, AS
• National Association of Underwater Instructor (NAUI), Florida, AS
• IMO OPRC (Oil Pollution Preparedness, Response, and Cooperation Convention), London,
UK
• NEBOSH International Technical Certificate in Oil and Gas Operational Safety, London, UK
± 1000 O&G Fields
± 30.000 Wells
126Proven Play
832Field/Structure, and
113 BBOE Discovered Vol.
Inplace
3.2 BBO and
102.9 TCFReserves
201Working Area
91 Production WA
110 Exploration WA
630Platform
~20.300km
Pipeline
750.000km2
Working Area
5X Oil Palm Plant
3LNG Plant
5LPG Plant
26FPSO/FSO/FPU
3
128
BASINS
Rp 841 Trillion Total Upstream Assets
20 Basins: Produced
35Basins: Explored & 73Basins : To Be Explored
*) Per 31 Desember 2018 dari KESDM
*) Per 31 Desember 2019
INDONESIA O&G 2019
CLEAR VISION
Produksi 1 Juta Barrel Oil Perhari di 2030
ORGANIZATION AS CENTER OF
EXCELLENT
Penataan Organisasi & SDM Lebih Baik
ONE DOOR SERVICE POLICY
Berperan Aktif Dalam Setiap Pengurusan Izin
COMMERSIALIZATION
Mengakselerasi Komersialiasi Potensi yang ada
DIGITALISASI
Mewujudkan Integrated Operation Center
1
2
3
4
5
TOGETHER
WE CAN !
1,000,000
BOPD
TRANSFORMASI SKK MIGAS
PRODUKSI
PIPA
EKSPLORASI &
PENGEMBANGAN
Pengapalan
REFINERY
DEVISA
DEPO
EXPORT
INDUSTRI
SPBU
TRANSPORTASI
EXPORT
UPSTREAM (HULU)
DOWN STREAM (HILIR)
LNG/LPG Plant
BBM
Minyak/Gas
Pengguna Akhir
Skema Operasi Usaha Hulu dan Hilir Migas
Platform
Fasilitas Penunjang Operasi Hulu Migas
Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri
(TUKS) Hulu Migas
51 Terminal terdiri dari 36 Tersus dan 15 TUKS
51 Tersus dan TUKS SKK Migas
Jenis Pekerjaan Bawah Air di Kegiatan Usaha Hulu Migas
Berdasarkan personel / peralatan
yang digunakan; Pekerjaan
bawah air dibagi menjadi 2 yakni
A. Manned (dilakukan oleh Diver
/ Penyelam)
B. Unmanned (menggunakan
peralatan / ROV – Remotely
Operated underwater
Vehicle)
Penggelaran Pipa, Umbilical, Riser
Instalasi Platform
Pemeliharaan dan Perbaikan Pipa, Umbilical, Riser
Pemasangan Kepala Sumur
Pembongkaran Platform, Pipa, Umbilical dan Riser
Inspeksi Bawah Air FPSO/FSO (UWILD) sebagai pengganti
docking
Contoh Peralatan Pekerjaan Bawah Air
Surface Supplied
Breathing Apparatus
Diving Chamber
Jenis Pekerjaan Bawah Air di Kegiatan Usaha Hulu Migas
menggunakan ROV
UWILD Philosophy
- Docking substitution, conducted every
2.5 years
- To confirm hull exterior corrosion
protection system is working properly,
- Structural hull integrity is fit for
purpose
- Inspection method by Diver/Remote
Operation Vehicle (ROV)
Rules
- ABS Mobile Offshore Drilling Unit
- ABS Rules for Building and Classing
Floating Production Installations 2015
- ABS Part 7 Rules for Survey after
Construction Appendix Section 1
Underwater Inspection In lieu of
Drydocking Surveys
- Peraturan Dirjen Perhubungan Laut
No.HK.103/1/3/DJPL-17
- BKI, Bab 2 Survey Mempertahankan
Kelas 2.4.4 Survey Bawah Air
Underwater Inspection in Lieu of Dry Docking (UWILD)
Inspeksi Pipeline
Instalasi Pipa Bawah Air
Metode instalasi Pipeline bawah laut dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi
lingkungan pada saat proses instalasi berlangsung, ketersediaan dan biaya penggunaan
peralatan instalasi, serta bentuk dan karakteristik struktur pipeline.
Metode Umum Kedalaman Catatan
S-lay 500 ft <
J-lay 500 ft – 1.000 ft
Reel lay 1.000 ft > Hanya untuk jenis
konstruksi pipa tertentu
Tow and Pull (Variation) - Tergantung Kebutuhan
Melakukan instalasi menggunakan Kapal (Ship) maupun Tongkang (Barge)
S-Lay Installation J-Lay Installation
Reel Lay Installation
Metode Instalasi Pipa Bawah Air
Gambar Metode
Concrete Coated Pipeline
Engineering Backfill on the
expose pipeline
Protection on the expose
pipeline with concrete armor
Protection on the expose
pipeline with shaped concrete
armor
Pipe in pipe
Metode Proteksi Pipeline Terhadap Jangkar Kapal
– Exposed Pipeline
Metode Konstruksi Pemendaman Installasi Bawah Laut
Pre-Trench
- Di terapkan pada tanah dasar laut yg cukup stabil (Cohesion soil)
- Dilakukan sebelum penggelaran Pipeline
- Biasanya dikonstruksi pada bagian shoreapproach
Metode Konstruksi Pemendaman Installasi Bawah Laut
Post – Trench dan Backfilling
- Hampir dapat diterapkan pada cohesion dan non-cohesion soil
- Dilakukan setelah penggelaran Pipeline
- Dapat dikonstruksi pada semua bagian sepanjang rute pipeline (shore approach,
nearshore, offshore/subsea)
Peraturan Terkait Pekerjaan Bawah Air
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2020
tentang Bangunan dan Instalasi di Laut
• Peraturan Menteri Perhubungan No. 71 Tahun 2013 tentang Salvage
dan/atau Pekerjaan Bawah Air
• Peraturan Menteri Perhubungan No. 129 Tahun 2016 tentang Alur –
Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan
• Peraturan Menteri No. 15 Tahun 2018 Tentang Kegiatan Pasca
Operasi pada Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
• Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
300.K/38/M.PE/1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur
Minyak dan Gas Bumi
Peraturan Terkait Pekerjaan Bawah Air
Peraturan Internasional :
• OSHA / Occupational Safety & Health Administration (Commercial
diving operations, 29 CFR Part 1910, Subpart T
• Association of Diving Contractors International (International
Consensus Standards for Commercial Diving & Underwater
Operation)
• American National Standard - ANSI/ACDE-01-2015 (Commercial
Diver Training – Minimum Standard)
Class (Regulasi Pekerjaan Bawah Air)
• Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No Kep.64/PPK/XI/2013 tentang Pedoman
Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerjaan
Penyelaman di Dalam Air
Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 6
Tahun 2020 tentang
Bangunan dan Instalasi di
Laut
BAB II. Kriteria Bangunan
dan Instalasi di Laut
Pasal 2. Jenis bangunan dan Instalasi di Laut untuk
kegiatan usaha minyak dan gas bumi berupa:
a. Anjungan lepas pantai
b. Anjungan Apung
c. Anjungan Bawah Laut
d. Pipa bawah laut migas
e. Fasilitas penunjang kegiatan usaha migas
Pasal 5. Ketentuan mengenai pendirian dan/atau
penempatan Bangunan dan Instalasi di Laut di Kawasan
Pelabuhan dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang Pelayaran
Pasal 19. Persyaratan teknis pendirian dan/atau
penempatan Bangunan dan Instalasi di Laut dengan
fungsi kegiatan usaha minyak dan gas bumi ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang minyak dan gas bumi
Peraturan Bangunan dan Instalasi di Laut
KEPMENTAMBEN
No. 300.K/38/M.PE/1997
PERMENHUB
No. PM 129 TAHUN 2016
Pasal 13 (3) :
Pemendaman
0 – <13 m = dipendam 2 meter
≥13m = 0 meter (digelar di sea bed)
Pasal 64 (2) :
Pemendaman
0 – <20 m = dipendam 2 meter
≥20m = 0 meter (digelar di sea bed)
Pasal 15 (1):
Dalam hal terjadi perubahan kondisi
lingkungan pada jalur pipa, Pengusaha wajib
melakukan analisis risiko untuk menetapkan
langkah pengaman tambahan
Pasal 65:
Pada lokasi tertentu dapat tidak dipendam
setelah melakukan risk assessment. Lokasi:
• Dasar perairan yang keras
• Crossing dengan instalasi eksisting
• Pengaruh terhadap daya hantar
• Daerah lain sesuai perundang-undangan
Aturan Pemendaman Pipa Bawah Air
Garis Besar Metode Penentuan Kedalaman Pemendaman
Installasi Bawah Laut
Kesimpulan dan Saran
1. Pekerjaan bawah air di Industri hulu migas memiliki prospek yang sangat
besar dan akan semakin berkembang di Indonesia sebagai negara maritim.
2. Dukungan dan bimbingan dari Dit. KPLP, Ditjen Hubla sebagai Regulator
dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan bawah air di bidang hulu migas
agar dapat terselenggara dengan aman, efektif, dan efisien sangat
dibutuhkan.
3. Keperluan peningkatan kompetensi para pekerja bawah air tidak hanya
terbatas pada kemampuan penyelaman, tetapi juga pada peningkatan
kompetensi pendukung lainnya.
4. Minimnya panduan praktek kerja bawah air yang dimiliki di Indonesia,
Pemerintah dapat mengadopsi panduan yang telah berlaku di negara-
negara maju, untuk menjamin pekerjaan bawah air yang selamat, efektif,
dan efisien.
5. Diharapkan ada sinkronisasi peraturan yang ada antar Instansi/Kementerian
sebagai bagian dari proses penyederhanaan regulasi dan kemudahan
investasi.
TERIMA KASIH

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutAl Marson
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxZedanaDwiP
 
KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptYubiRestu
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdf
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdfidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdf
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdfEkoWahyudi366077
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoAl Marson
 
Presentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdfPresentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdfbajingan2
 
10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forklift10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forkliftmasruhan
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptdennisjuntak
 
k3 di petrokimia gresik
k3 di petrokimia gresik k3 di petrokimia gresik
k3 di petrokimia gresik afia deifitita
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundanganWinarso Arso
 
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranPencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranMn Hidayat
 

Mais procurados (20)

Risk manajemen
Risk manajemenRisk manajemen
Risk manajemen
 
K3 konstruksi
K3 konstruksiK3 konstruksi
K3 konstruksi
 
K3 Angkat Angkut
K3 Angkat AngkutK3 Angkat Angkut
K3 Angkat Angkut
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.Presentasi K3 Proyek.
Presentasi K3 Proyek.
 
Hot work permit
Hot work permitHot work permit
Hot work permit
 
K3
K3K3
K3
 
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptxK3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN.pptx
 
KOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .pptKOMUNIKASI K3 .ppt
KOMUNIKASI K3 .ppt
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdf
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdfidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdf
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pdf
 
Audit SMK3
Audit SMK3Audit SMK3
Audit SMK3
 
Materi Training Safety
Materi Training SafetyMateri Training Safety
Materi Training Safety
 
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resikoIdentifikasi bahaya dan penilaian resiko
Identifikasi bahaya dan penilaian resiko
 
Job Safety Analysis
Job Safety AnalysisJob Safety Analysis
Job Safety Analysis
 
Presentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdfPresentasi Basic HSE Awareness.pdf
Presentasi Basic HSE Awareness.pdf
 
10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forklift10 aturan keselamatan forklift
10 aturan keselamatan forklift
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
 
k3 di petrokimia gresik
k3 di petrokimia gresik k3 di petrokimia gresik
k3 di petrokimia gresik
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan
 
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaranPencegahan dan penanggulangan kebakaran
Pencegahan dan penanggulangan kebakaran
 

Semelhante a Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai dan Pipa Bawah Air.pdf

01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptxRafiPutra35
 
20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdf
20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdf20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdf
20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdfNurkhalifahUmardani
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan strukturDevian Tri Andriana
 
Sdm dan pengawasan pandu tg perak
Sdm dan pengawasan pandu tg perakSdm dan pengawasan pandu tg perak
Sdm dan pengawasan pandu tg perakYuliansyah Haroni
 
deepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptxdeepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptxcemjakarta
 
Laporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing Tinggi
Laporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing TinggiLaporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing Tinggi
Laporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing TinggiFhitriaFhitria1
 
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptxAriska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptxAriskaAnisa3
 
Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan Sekitarnya
Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan SekitarnyaGambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan Sekitarnya
Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan SekitarnyaFitri Indra Wardhono
 
Persiapan ULF JC WA.pptx
Persiapan ULF JC WA.pptxPersiapan ULF JC WA.pptx
Persiapan ULF JC WA.pptxsubditmrll
 
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptxPPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptxAlVAn6
 
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdfUBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdfMuhammadUbaid49
 
PPT NATUNA (1).pptx
PPT NATUNA (1).pptxPPT NATUNA (1).pptx
PPT NATUNA (1).pptxFadliST
 
power point jalan dan jembatannnnnnnnnnn
power point jalan dan jembatannnnnnnnnnnpower point jalan dan jembatannnnnnnnnnn
power point jalan dan jembatannnnnnnnnnnHeri Susanto
 
LAP AKHIR Kegiatan.pptx
LAP AKHIR Kegiatan.pptxLAP AKHIR Kegiatan.pptx
LAP AKHIR Kegiatan.pptxYudi98122
 
PAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptx
PAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptxPAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptx
PAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptxAlfanAzatur1
 

Semelhante a Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai dan Pipa Bawah Air.pdf (20)

01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
01 BAGUS WIBOWO - 2019250065 - PKL.pptx
 
20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdf
20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdf20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdf
20180409-03-Penerapan K3 pada Proyek Infrastruktur Jalan dan Jembatan.pdf
 
Bab 4 amdal
Bab 4 amdalBab 4 amdal
Bab 4 amdal
 
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur06. bab 6 kajian perencanaan struktur
06. bab 6 kajian perencanaan struktur
 
Sdm dan pengawasan pandu tg perak
Sdm dan pengawasan pandu tg perakSdm dan pengawasan pandu tg perak
Sdm dan pengawasan pandu tg perak
 
Seminar kel
Seminar kelSeminar kel
Seminar kel
 
deepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptxdeepwater drilling.pptx
deepwater drilling.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Laporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing Tinggi
Laporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing TinggiLaporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing Tinggi
Laporan Tebing Tinggi Minggu ke 40 Kota Tebing Tinggi
 
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptxAriska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
Ariska Anisa_Tugas14_Metodologi Penelitian1.pptx
 
Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan Sekitarnya
Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan SekitarnyaGambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan Sekitarnya
Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Priok dan Sekitarnya
 
Persiapan ULF JC WA.pptx
Persiapan ULF JC WA.pptxPersiapan ULF JC WA.pptx
Persiapan ULF JC WA.pptx
 
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptxPPT SIAP PERSENTASI.pptx
PPT SIAP PERSENTASI.pptx
 
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdfUBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
UBB - Cadangan Tambang Bijih Emas_DRAFT-04.pdf
 
Justek situ tlajung udik hilir
Justek situ tlajung udik hilirJustek situ tlajung udik hilir
Justek situ tlajung udik hilir
 
PPT NATUNA (1).pptx
PPT NATUNA (1).pptxPPT NATUNA (1).pptx
PPT NATUNA (1).pptx
 
power point jalan dan jembatannnnnnnnnnn
power point jalan dan jembatannnnnnnnnnnpower point jalan dan jembatannnnnnnnnnn
power point jalan dan jembatannnnnnnnnnn
 
LAP AKHIR Kegiatan.pptx
LAP AKHIR Kegiatan.pptxLAP AKHIR Kegiatan.pptx
LAP AKHIR Kegiatan.pptx
 
Bab i adv pantai
Bab i adv pantaiBab i adv pantai
Bab i adv pantai
 
PAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptx
PAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptxPAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptx
PAPARAN PEKERJAAN POTOTANO.pptx
 

Último

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Último (8)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai dan Pipa Bawah Air.pdf

  • 1. DIVISI PENUNJANG OPERASI DAN KESELAMATAN MINYAK DAN GAS BUMI JAKARTA, 16 JULI 2020 Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai dan Pipa Bawah Air Oleh: Putu Indra Mahatrisna Manajer Kebandaran Laut dan Kemaritiman
  • 2. Presenter • Nama : Putu Indra Mahatrisna • Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Mei 1979 • Pendidikan : • Magister Teknik (MT), Manajemen Gas, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (2017) • Sarjana Teknik (ST), Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, ITS Surabaya (2003) • Jabatan & Pengalaman : • Manajer Kebandaran Laut & Kemaritiman SKK Migas (2019 – sekarang) • Staf Senior Perkapalan SKK Migas (2009 - 2019) • Lead Production Engineer di J. Ray McDermott Asia Pacific (2005-2009), pengalaman proyek: • Chevron Platong Gas II CPP Topside Construction, Thailand • North Belut CPP Topside Construction, Natuna • Woodside LNG Train, Phase V Expansion Project, Australia • Junior Marine Superintendent – Proyek Pembangunan Kapal Patroli Cepat FPB 57 dan FPB 36 di Galangan Sembawang, Singapura (2003-2004) • Sertifikasi/Keanggotaan: • National Association of Corrosion Engineer (NACE), Texas, AS • National Association of Underwater Instructor (NAUI), Florida, AS • IMO OPRC (Oil Pollution Preparedness, Response, and Cooperation Convention), London, UK • NEBOSH International Technical Certificate in Oil and Gas Operational Safety, London, UK
  • 3. ± 1000 O&G Fields ± 30.000 Wells 126Proven Play 832Field/Structure, and 113 BBOE Discovered Vol. Inplace 3.2 BBO and 102.9 TCFReserves 201Working Area 91 Production WA 110 Exploration WA 630Platform ~20.300km Pipeline 750.000km2 Working Area 5X Oil Palm Plant 3LNG Plant 5LPG Plant 26FPSO/FSO/FPU 3 128 BASINS Rp 841 Trillion Total Upstream Assets 20 Basins: Produced 35Basins: Explored & 73Basins : To Be Explored *) Per 31 Desember 2018 dari KESDM *) Per 31 Desember 2019 INDONESIA O&G 2019
  • 4. CLEAR VISION Produksi 1 Juta Barrel Oil Perhari di 2030 ORGANIZATION AS CENTER OF EXCELLENT Penataan Organisasi & SDM Lebih Baik ONE DOOR SERVICE POLICY Berperan Aktif Dalam Setiap Pengurusan Izin COMMERSIALIZATION Mengakselerasi Komersialiasi Potensi yang ada DIGITALISASI Mewujudkan Integrated Operation Center 1 2 3 4 5 TOGETHER WE CAN ! 1,000,000 BOPD TRANSFORMASI SKK MIGAS
  • 5. PRODUKSI PIPA EKSPLORASI & PENGEMBANGAN Pengapalan REFINERY DEVISA DEPO EXPORT INDUSTRI SPBU TRANSPORTASI EXPORT UPSTREAM (HULU) DOWN STREAM (HILIR) LNG/LPG Plant BBM Minyak/Gas Pengguna Akhir Skema Operasi Usaha Hulu dan Hilir Migas
  • 7. Terminal Khusus (Tersus) dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) Hulu Migas 51 Terminal terdiri dari 36 Tersus dan 15 TUKS 51 Tersus dan TUKS SKK Migas
  • 8. Jenis Pekerjaan Bawah Air di Kegiatan Usaha Hulu Migas Berdasarkan personel / peralatan yang digunakan; Pekerjaan bawah air dibagi menjadi 2 yakni A. Manned (dilakukan oleh Diver / Penyelam) B. Unmanned (menggunakan peralatan / ROV – Remotely Operated underwater Vehicle) Penggelaran Pipa, Umbilical, Riser Instalasi Platform Pemeliharaan dan Perbaikan Pipa, Umbilical, Riser Pemasangan Kepala Sumur Pembongkaran Platform, Pipa, Umbilical dan Riser Inspeksi Bawah Air FPSO/FSO (UWILD) sebagai pengganti docking
  • 9. Contoh Peralatan Pekerjaan Bawah Air Surface Supplied Breathing Apparatus Diving Chamber
  • 10. Jenis Pekerjaan Bawah Air di Kegiatan Usaha Hulu Migas menggunakan ROV
  • 11. UWILD Philosophy - Docking substitution, conducted every 2.5 years - To confirm hull exterior corrosion protection system is working properly, - Structural hull integrity is fit for purpose - Inspection method by Diver/Remote Operation Vehicle (ROV) Rules - ABS Mobile Offshore Drilling Unit - ABS Rules for Building and Classing Floating Production Installations 2015 - ABS Part 7 Rules for Survey after Construction Appendix Section 1 Underwater Inspection In lieu of Drydocking Surveys - Peraturan Dirjen Perhubungan Laut No.HK.103/1/3/DJPL-17 - BKI, Bab 2 Survey Mempertahankan Kelas 2.4.4 Survey Bawah Air Underwater Inspection in Lieu of Dry Docking (UWILD)
  • 13. Instalasi Pipa Bawah Air Metode instalasi Pipeline bawah laut dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan pada saat proses instalasi berlangsung, ketersediaan dan biaya penggunaan peralatan instalasi, serta bentuk dan karakteristik struktur pipeline. Metode Umum Kedalaman Catatan S-lay 500 ft < J-lay 500 ft – 1.000 ft Reel lay 1.000 ft > Hanya untuk jenis konstruksi pipa tertentu Tow and Pull (Variation) - Tergantung Kebutuhan Melakukan instalasi menggunakan Kapal (Ship) maupun Tongkang (Barge)
  • 14. S-Lay Installation J-Lay Installation Reel Lay Installation Metode Instalasi Pipa Bawah Air
  • 15. Gambar Metode Concrete Coated Pipeline Engineering Backfill on the expose pipeline Protection on the expose pipeline with concrete armor Protection on the expose pipeline with shaped concrete armor Pipe in pipe Metode Proteksi Pipeline Terhadap Jangkar Kapal – Exposed Pipeline
  • 16. Metode Konstruksi Pemendaman Installasi Bawah Laut Pre-Trench - Di terapkan pada tanah dasar laut yg cukup stabil (Cohesion soil) - Dilakukan sebelum penggelaran Pipeline - Biasanya dikonstruksi pada bagian shoreapproach
  • 17. Metode Konstruksi Pemendaman Installasi Bawah Laut Post – Trench dan Backfilling - Hampir dapat diterapkan pada cohesion dan non-cohesion soil - Dilakukan setelah penggelaran Pipeline - Dapat dikonstruksi pada semua bagian sepanjang rute pipeline (shore approach, nearshore, offshore/subsea)
  • 18. Peraturan Terkait Pekerjaan Bawah Air • Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2020 tentang Bangunan dan Instalasi di Laut • Peraturan Menteri Perhubungan No. 71 Tahun 2013 tentang Salvage dan/atau Pekerjaan Bawah Air • Peraturan Menteri Perhubungan No. 129 Tahun 2016 tentang Alur – Pelayaran di Laut dan Bangunan dan/atau Instalasi di Perairan • Peraturan Menteri No. 15 Tahun 2018 Tentang Kegiatan Pasca Operasi pada Kegiatan Minyak dan Gas Bumi • Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak dan Gas Bumi
  • 19. Peraturan Terkait Pekerjaan Bawah Air Peraturan Internasional : • OSHA / Occupational Safety & Health Administration (Commercial diving operations, 29 CFR Part 1910, Subpart T • Association of Diving Contractors International (International Consensus Standards for Commercial Diving & Underwater Operation) • American National Standard - ANSI/ACDE-01-2015 (Commercial Diver Training – Minimum Standard) Class (Regulasi Pekerjaan Bawah Air) • Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No Kep.64/PPK/XI/2013 tentang Pedoman Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerjaan Penyelaman di Dalam Air
  • 20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 6 Tahun 2020 tentang Bangunan dan Instalasi di Laut BAB II. Kriteria Bangunan dan Instalasi di Laut Pasal 2. Jenis bangunan dan Instalasi di Laut untuk kegiatan usaha minyak dan gas bumi berupa: a. Anjungan lepas pantai b. Anjungan Apung c. Anjungan Bawah Laut d. Pipa bawah laut migas e. Fasilitas penunjang kegiatan usaha migas Pasal 5. Ketentuan mengenai pendirian dan/atau penempatan Bangunan dan Instalasi di Laut di Kawasan Pelabuhan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pelayaran Pasal 19. Persyaratan teknis pendirian dan/atau penempatan Bangunan dan Instalasi di Laut dengan fungsi kegiatan usaha minyak dan gas bumi ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang minyak dan gas bumi Peraturan Bangunan dan Instalasi di Laut
  • 21. KEPMENTAMBEN No. 300.K/38/M.PE/1997 PERMENHUB No. PM 129 TAHUN 2016 Pasal 13 (3) : Pemendaman 0 – <13 m = dipendam 2 meter ≥13m = 0 meter (digelar di sea bed) Pasal 64 (2) : Pemendaman 0 – <20 m = dipendam 2 meter ≥20m = 0 meter (digelar di sea bed) Pasal 15 (1): Dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan pada jalur pipa, Pengusaha wajib melakukan analisis risiko untuk menetapkan langkah pengaman tambahan Pasal 65: Pada lokasi tertentu dapat tidak dipendam setelah melakukan risk assessment. Lokasi: • Dasar perairan yang keras • Crossing dengan instalasi eksisting • Pengaruh terhadap daya hantar • Daerah lain sesuai perundang-undangan Aturan Pemendaman Pipa Bawah Air
  • 22. Garis Besar Metode Penentuan Kedalaman Pemendaman Installasi Bawah Laut
  • 23. Kesimpulan dan Saran 1. Pekerjaan bawah air di Industri hulu migas memiliki prospek yang sangat besar dan akan semakin berkembang di Indonesia sebagai negara maritim. 2. Dukungan dan bimbingan dari Dit. KPLP, Ditjen Hubla sebagai Regulator dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan bawah air di bidang hulu migas agar dapat terselenggara dengan aman, efektif, dan efisien sangat dibutuhkan. 3. Keperluan peningkatan kompetensi para pekerja bawah air tidak hanya terbatas pada kemampuan penyelaman, tetapi juga pada peningkatan kompetensi pendukung lainnya. 4. Minimnya panduan praktek kerja bawah air yang dimiliki di Indonesia, Pemerintah dapat mengadopsi panduan yang telah berlaku di negara- negara maju, untuk menjamin pekerjaan bawah air yang selamat, efektif, dan efisien. 5. Diharapkan ada sinkronisasi peraturan yang ada antar Instansi/Kementerian sebagai bagian dari proses penyederhanaan regulasi dan kemudahan investasi.