SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 28
KATA PENGANTAR



       Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
tuntunan, rahmat, dan karunia-Nyalah kita dapat melanjutkan kehidupan
kita terutama kita tetap dapat menjalani aktivitas kita sehari-hari sebagai
seorang mahasiswa, dan oleh karena perkenaannya pula penulis dapat
menyelesaikan    makalah       ini   sebagai   bentuk   tugas   mata   kuliah
“Entrepreneurship (Kewirausahaan)” yang dibawakan oleh Bapak Masruni,
SE., M.M.

       Makalah ini berjudul “Pelanggaran Etika Bisnis”. Dalam menyusun
makalah ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin                 untuk
menyajikan yang terbaik sesuai kemampuan penulis. Harapannya, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya
mahasiswa terutama dalam menyusun makalah selanjutnya yang dapat
digunakan sebagai referensi.

       Akhir kata pengantar ini penulis mengucapakan terimakasih kepada
Bapak Masruni, SE., M.M. yang telah membimbing kami dalam proses
belajar-mengajar, dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, dan jika ada kritik dan saran yang bersifat
membangun penulis akan menerimanya sebagai bahan acuan mengoreksi
diri dan kedepannya dapat menyajikan yang lebih baik lagi dari makalah
ini.




                                                          Penulis




                                                                          22
DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL                                              i
KATA PENGANTAR                                            1
DAFTAR ISI                                                2
BAB I PENDAHULUAN                                         3
   1.1 Latar Belakang                                     3
   1.2 Rumusan Masalah                                    4
   1.3Tujuan Penulisan                                    4
   1.4 Manfaat Penulisan                                  5
BAB II PEMBAHASAN                                         6
   2.1 Pengertian Pelanggaran Etika Bisnis                6
   2.2 Prinsip – prinsip Etika dalam Bisnis               6
   2.3 Kasus Pelanggaran Etika dalam Bisnis               8
   2.4 Pentingnya Etika Dalam Menjalankan sebuah bisnis   21
   2.5 Langkah – langkah Dalam Menciptakan Etika Bisnis   22
BAB III KESIMPULAN                                        26
   3.1 Kesimpulan                                         26
   3.2 Saran                                              27
DAFTAR PUSTAKA                                            28




                                                               22
BAB I

                             PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah

       Seiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis
menyebabkan dunia perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera
dibenahi agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Sebuah bisnis
yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial sesuai dengan
fungsinya baik secara mikro maupun makro. Dalam bisnis tidak jarang
berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan tindakan yang
identik dengan kriminalpun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan.
Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak
menampakkan kecendrungan tetapi sebaliknya, semakin hari semakin
meningkat.

       Sebagai bagian dalam masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-
norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat
yang tidak dapat dipisahkan tersebut membawa serta etika-etika tertentu
dalam kegiatan bisnis, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun
etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak
langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat
dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam sutu pola
hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya berlaku dalam
satu Negara, tetapi meliputi berbagai Negara yang terintegrasi dalam
hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah.
Perubahan nuansa perkembangan dunia ini menuntut segera dibenahinya
etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha sangat
jauh tertinggal dari pertumbuhan dan perkembangan dibidang ekonomi.


                                                                      22
2.2 Rumusan Maslah

          Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:

          1.   Apa yang dimaksud dengan Etika, Etika Bisnis dan Pelanggaran
               Etika Bisnis?
          2.   Apa Prinsip – prinsip Etika Bisnis yang harus ditempuh oleh
               sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya?
          3.   Kasus – kasus apa saja yang pernah terjadi dan menunjukkan
               adanya pelanggaran dalam Etika Bisnis?
          4.   Mengapa Etika dikatakan sangat penting dalam menjalankan
               sebuah bisnis?
          5.   Bagaimanakah upaya atau langkah – langkah dalam menciptakan
               Etika Bisnis?”
1.3 Tujuan Penulisan

          Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

          1.   Untuk     mengetahui   pengertian   Etika,   Etika   Bisnis   dan
               Pelanggaran Etika Bisnis.
          2.   Untuk mengetahui Prinsip – prinsip Etika Bisnis yang harus
               ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya.
          3.   Untuk mengetahui beberapa cotoh kasus pelanggaran Etika
               Bisnis.
          4.   Untuk mengetahui pentingnya Etika dalam menjalankan bisnis.
          5.   Mengetahui langkah - langkah dalam menciptakan Etika Bisnis.
1.4 Manfaat Penulisan

    1.   Bagi penulis; menambah wawasan dan pemahaman tentang
         pentingnya Etika dalam menjalankan sebuah bisnis yang berorientasi



                                                                              22
pada prospek jangka panjang, dan adanya pelanggaran – pelanggaran
     etika yang terjadi dalam bisnis oleh perusahaan – perusahaan tertentu
     membuat penulis menyadari bahwa kurangnya implementasi Etika
     Bisnis dan lemahnya hukum yang mengatur standar etika bisnis.
2.   Bagi   dunia   pendidikan,     menambah    koleksi   dan   khasanah
     pengetahuan terutama dibidang Entrepreneurship (kewiraushaan)
     khususnya tentang pelanggaran etika dalam bisnis, sehingga dapat
     menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan menyusun makalah
     selanjutnya.
3.   Bagi industri atau perusahaan yang bersangkutan, sebagai bahan
     pertimbangan bagi instansi-intansi terkait dalam mencapai tujuannya
     agar lebih mengorientasikan kegiatan bisnisnya pada prospek jangka
     panjang dan sesuai dengan standar Etika Bisnis, karena kunci utama
     kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang
     memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.




                                  BAB II

                           PEMBAHASAN




                                                                       22
2.1 Pengertian Pelanggaran Etika Bisnis

           Kata “etika” berasal dari bahasa yunani “ethos” yaitu ilmu yang
secara khusus menyoroti perilaku manusia dari segi moral. Etika adalah
cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau
moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika
diartikan sebagai aturan – aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku
yang diterima masyarakat. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang
menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan dalam pengambilan
keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Pelanggaran etika bisnis
adalah penyimpangan standar – standar nilai (moral) yang menjadi
pedoman       atau   acuan   sebuah   perusahaan   (manajer   dan   segenap
karyawannya) dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis
yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia berbeda yang sudah
saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau
mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat
ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis
merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu,
perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah
bisnis.
2.2 Pinsip – prinsip Etka Bisnis
           Etika bisnis memiliki prinsip – prinsip yang harus ditempuh oleh
perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar
memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam
memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan.
Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai
berikut:
1.   Prinsip Otonomi




                                                                         22
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas
memiliki      wewenang      sesuai   dengan      bidang   yang    dilakukan     dan
pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang
diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi
perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan
karyawan dan komunitasnya.
2.   Prinsip Kejujuran
          Kejujuran      merupakan      nilai   yang   paling    mendasar     dalam
mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada
semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip
kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat
meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut.
3.   Prinsip tidak berniat jahat
          Prinsip ini berhubungan dengan prinsip kejujuran. Penerapan
prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan
(manajer dan segenap karyawan).
4.   Prinsip keadilan
          Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait
dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
5.   Prinsip hormat pada diri sendiri
          Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip
kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan. Hormat pada diri sendiri
maksudnya adalah perusahaan harus menjaga nama baiknya dengan
menerapkan prinsip jujur, tidak berniat jahat, dan melakukan prinsip
keadilan sehingga mendatangkan apresiasi yang baik dari lingkungan.
2.3 Kasus – kasus Pelanggaran dalam Etika Bisnis
          Adapun beberapa contoh kasus – kasus pelanggaran Etika dalam
berbisnis, antaralain sebagai berikut:

                                                                                 22
a.   Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI; dalam kasus tersebut, terdeteksi
     adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan
     suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder
     lainnya. Kasus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik
     profesi akuntansi.
          Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI
tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp,
6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan
seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar. Komisaris PT KAI
Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur Informasi dan Akuntansi
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan
mengatakan, laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik
S. Manan. Audit terhadap laporan keuangan PT KAI untuk tahun 2003 dan
tahun-tahun sebelumnya dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan
(BPK), untuk tahun 2004 diaudit oleh BPK dan akuntan publik.
          Hasil audit tersebut kemudian diserahkan direksi PT KAI untuk
disetujui sebelum disampaikan dalam rapat umum pemegang saham, dan
komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak menyetujui laporan
keuangan PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik.
Setelah hasil audit diteliti dengan seksama, ditemukan adanya
kejanggalan dari laporan keuangan PT KAI tahun 2005 :
1.   Pajak pihak ke tiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih, tetapi dalam
     laporan keuangan itu dimasukkan sebagai pendapatan PT KAI selama
     tahun 2005.
2.   Kewajiban PT KAI untuk membayar surat ketetapan pajak (SKP) pajak
     pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 95,2 Miliar yang diterbitkan oleh
     Direktorat Jenderal Pajak pada akhir tahun 2003 disajikan dalam laporan
     keuangan sebagai piutang atau tagihan kepada beberapa pelanggan yang
     seharusnya menanggung beban pajak itu. Padahal berdasarkan Standart

                                                                         22
Akuntansi, pajak pihak ketiga yang tidak pernah ditagih itu tidak bisa
     dimasukkan sebagai aset. Di PT KAI ada kekeliruan direksi dalam
     mencatat penerimaan perusahaan selama tahun 2005.
3.   Penurunan nilai persediaan suku cadang dan perlengkapan sebesar Rp 24
     Miliar yang diketahui pada saat dilakukan inventarisasi tahun 2002
     diakui manajemen PT KAI sebagai kerugian secara bertahap selama lima
     tahun. Pada akhir tahun 2005 masih tersisa saldo penurunan nilai yang
     belum dibebankan sebagai kerugian sebesar Rp 6 Miliar, yang
     seharusnya dibebankan seluruhnya dalam tahun 2005.
4.   Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dengan modal total
     nilai komulatif sebesar Rp 674,5 Miliar dan penyertaan modal negara
     sebesar Rp 70 Miliar oleh manajemen PT KAI disajikan dalam neraca
     per 31 Desember 2005 sebagai bagian dari hutang. Akan tetapi menurut
     Hekinus bantuan pemerintah dan penyertaan modal harus disajikan
     sebagai bagian dari modal perseroan.
5.   Manajemen PT KAI tidak melakukan pencadangan kerugian terhadap
     kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban pajak yang seharusnya telah
     dibebankan kepada pelanggan pada saat jasa angkutannya diberikan PT
     KAI tahun 1998 sampai 2003.
          Perbedaan pendapat terhadap laporan keuangan antara komisaris
dan auditor akuntan publik terjadi karena PT KAI tidak memiliki tata kelola
perusahaan yang baik. Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga membuat
komite audit (komisaris) PT KAI baru bisa dibuka akses terhadap laporan
keuangan setelah diaudit akuntan publik. Akuntan publik yang telah
mengaudit laporan keuangan PT KAI tahun 2005 segera diperiksa oleh
Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik. Jika terbukti bersalah, akuntan
publik itu diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek. (Harian
KOMPAS Tanggal 5 Agustus 2006 dan 8 Agustus 2006)
Ulasan Kasus

                                                                        22
Kasus PT KAI di atas menurut kami berawal dari pembukuan yang
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai akuntan sudah
selayaknya menguasai prinsip akuntansi berterima umum sebagai salah satu
penerapan etika profesi. Kesalahan karena tidak menguasai prinsip
akuntansi berterima umum bisa menyebabkan masalah yang sangat
menyesatkan.

        Laporan Keuangan       PT KAI tahun 2005 disinyalir telah
dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu. Banyak terdapat kejanggalan dalam
laporan keuangannya. Beberapa data disajikan tidak sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. Hal ini mungkin sudah biasa terjadi dan masih bisa
diperbaiki. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pihak auditor
menyatakan Laporan Keuangan itu wajar. Tidak ada penyimpangan dari
standar akuntansi keuangan. Hal ini lah yang patut dipertanyakan.

        Dari informasi yang didapat, sejak tahun 2004 laporan PT KAI
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya yang melibatkan BPK sebagai auditor perusahaan kereta api
tersebut. Hal itu menimbulkan dugaan kalau Kantor Akuntan Publik yang
mengaudit Laporan Keuangan PT KAI melakukan kesalahan. Bila hal itu
benar-benar terjadi dan bisa dibuktikan bahwa pihak Akuntan publik
sengaja melakukannya, maka tindakan tegas berupa sanksi dapat dikenakan.

        Profesi   Akuntan   menuntut    profesionalisme,   netralitas,   dan
kejujuran. Kepercayaan masyarakat terhadap kinerjanya tentu harus
diapresiasi dengan baik oleh para akuntan. Etika profesi yang disepakati
harus dijunjung tinggi. Hal itu penting karena ada keterkaitan kinerja
akuntan dengan kepentingan dari berbagai pihak. Banyak pihak
membutuhkan jasa akuntan. Pemerintah, kreditor, masyarakat perlu
mengetahui kinerja suatu entitas guna mengetahui prospek ke depan. Dari



                                                                          22
situ sudah diketahui kalau bidang kerja akuntan rawan memicu konflik
kepentingan. Oleh karena itu, segala bentuk penyelewengan yang dilakukan
oleh akuntan harus mendapat perhatian khusus. Tindakan tegas perlu
dilakukan.

b.   Skandal Enron, worldcom, dan perusahaan-perusahaan besar di AS;
     Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002. Tentu
     saja kebangkrutan ini menimbulkan kehebohan yang luar biasa.
     Bangkrutnya Enron dianggap bukan lagi semata-mata sebagai sebuah
     kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional,
     yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat.
     Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan
     seperti:
●    Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada tahun 2001 sebelum
     kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar,
     ternyata tiba-tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar
     modal. Sebagai entitas bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan
     mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan
     US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya
     dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.
●    Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal
     sebelumnya pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh
     karenanya banyak pihak yang mengatakan kebangkrutan Enron ini
     sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat
     dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis dan
     ekonomi terkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business Week.

Sebab-sebab Bangkrutnya Enron

          Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron
dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron


                                                                        22
telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan
menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar [1]. Hal ini tentunya
hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dengan trik-
trik manipulasi yang tinggi dan tentu saja orang-orang ini merupakan orang
bayaran dari mulai analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.

         Skandal ini semakin ruwet dengan ditengarainya keterlibatan
banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat
yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini.Bahkan
tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan
pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana
politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang
peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat
pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para
politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis
Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu.

Pelajaran di Balik Skandal Enron

         Melalui kasus Enron ini dapat ditarik beberapa pelajaran antara
lain:

●   Kebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka seperti
    organisasi Enron cepat atau lambat pasti akan terbongkar.
●   Kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan
    kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik
    berbagai profesi seperti akuntan, pengacara dan lain sebagainya, dimana
    segelintir   profesional   tersebut   serakah   dengan      memanfaatkan
    ketidaktahuan dan keawaman banyak orang. Hal ini mengakibatkan
    bencana yang mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang
    saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya.



                                                                          22
●    Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti
     bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng
     (sustainable). Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik (good
     corporate governance) harus dijaga dan dipelihara. Pengelolaan
     haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel, serta
     menjaga keseimbangan lingkungan.
c.   Kasus Johnson & Johnson; Salah satu kasus yang sering dijadikan acuan
     adalah bagaimana Johnson & Johnson (J&J) menangani kasus keracunan
     Tylenol tahun 1982. Pada kasus itu, tujuh orang dinyatakan mati secara
     misterius setelah mengonsumsi Tylenol di Chicago. Setelah diselidiki,
     ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida. Meski penyelidikan
     masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab, J&J
     segera menarik 31 juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar
     konsumen berhenti mengonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih
     lanjut. J&J bekerja sama dengan polisi, FBI, dan FDA (BPOM-nya
     Amerika Serikat) menyelidiki kasus itu. Hasilnya membuktikan,
     keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke
     botol-botol Tylenol. Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih
     dari 100 juta dollar AS. Namun, karena kesigapan dan tanggung jawab
     yang mereka tunjukkan, perusahaan itu berhasil membangun reputasi
     bagus yang masih dipercaya hingga kini. Begitu kasus itu diselesaikan,
     Tylenol dilempar kembali ke pasaran dengan penutup lebih aman dan
     produk itu segera kembali menjadi pemimpin pasar.

Analisis Kasus dan Permasalahan

          Kasus yang kedua ini juga merupakan contoh kasus dimana
perusahaan telah melanggar kode etis dengan tidak memperhatikan
keselamatan dari konsumen. Namun untuk kasus kedua ini, kita dapat



                                                                         22
melihat berbagai perbedaan dengan kasus yang pertama. Pada kasus
yang kedua ini dari pihak Johnson & Johnson dengan cepat
menyelesaikan masalah ini. Apa yang dilakukan oleh pihak Johnson &
Johson dalam menyelesaikan kasus ini..?

       Pertama, yang muncul selalu sang CEO — bukan kahumas.
Apa yang dilakukan? Bagi sang CEO Jim Burke, dia secara tepat
mengatakan bahwa panggilan tugas dia adalah menyelamatkan nyawa
dan menyelamatkan perusahaan — kedua hal tersebut hanya bisa
dicapai melalui kepercayaan.

       Kedua, Johnson & Johnson memberitakan semua proses
produksi dan quality control-nya ke publik — tidak hanya pada
penyidik. Dan tentunya data QA procedures tersebut menjadi
makanan empuk bagi industrial intelligence para pesaing, tetapi resiko
tersebut diterima juga oleh sang CEO. Dalam dua tau tiga hari saja,
semua inventaris Tylenol ditarik dari semua rak supermarkets dan
drugstores secara nasional, dan semua produksi Tylenol berhenti.
Karena karyawan dan pekerja tidak bersalah, mereka tetap mendapat
gaji. J&J kemudian segera menciptakan sistem packaging yang lebih
aman namun jauh lebih mahal pada saat itu, tanpa menaikkan harga
(alias mengorbankan profit). Banyak lagi jurus ampuh yang dia
gunakan, tetapi saya lupa. Esensinya, adalah bahwa J&J tidak akan
pernah lari dari tanggung-jawab pada publik, dan secara pro-aktif
memperbaiki peri-lakunya sendiri, meski indikasinya kemudian mulai
mengarah ke tindakan usil, dan bukan kebocoran kualitas di pabrik-
pabrik Tylenol.

       Apa akibatnya selanjutnya..?? Dalam waktu enam bulan,
kepercayaan publik pulih, bahkan publik begitu terkesima dengan


                                                                    22
“keksatriaan” J&J sehingga, meski lagi-lagi secara tidak rasional,
publik “menghadiahkan” market share yang jauh lebih besar pada
Tylenol      daripada     sebelumnya.     Dan   musuh-musuh       Tylenol
terusmenggigit jari hingga hari ini. Mass media tidak habisnya
mengutip jurus J&J dalam “social responsibility”, . Bukan hanya itu,
Cussons (pesaing di baby oil), dan Procter & Gamble (pesaing di
bidang Pampers bayi) semua pada kena “getahnya” dari irasionalitas
publik yang sama. “Lebih baik beli Johnson’s baby oil dan popok bayi
Huggies karena induknya sangat bertanggung-jawab” adalah nilai
yang muncul di pasar. Setahun kemudian, J&J menjadi sekaligus
produsen consumer goods dan pharmaceutical company yang paling
profitable dalam sejarah.
d.   Kasus obat anti nyamuk Hit; Pada hari Rabu, 7 Juni 2006, obat anti-
     nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan
     akan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan
     Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap
     manusia, sementara yang di pabrik akan dimusnahkan. Sebelumnya
     Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan
     inspeksi mendadak di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida
     yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah,
     gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada
     tubuh, kanker hati dan kanker lambung.

          HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah
ternyata sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur
tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun
dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan
berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi
ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT


                                                                        22
Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal
11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang
mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup
udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

        Masalah lain kemudian muncul. Timbul miskomunikasi antara
Departemen Pertanian (Deptan), Departemen Kesehatan (Depkes), dan
BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Menurut UU, registrasi
harus dilakukan di Depkes karena hal tersebut menjadi kewenangan
Menteri Kesehatan. Namun menurut Keppres Pendirian BPOM, registrasi
ini menjadi tanggung jawab BPOM. Namun Kepala BPOM periode
sebelumnya sempat mengungkapkan, semua obat nyamuk harus terdaftar
(teregistrasi) di Depkes dan tidak lagi diawasi oleh BPOM. Ternyata pada
kenyataanya, selama ini izin produksi obat anti-nyamuk dikeluarkan oleh
Deptan. Deptan akan memberikan izin atas rekomendasi Komisi Pestisida.
Jadi jelas terjadi tumpang tindih tugas dan kewenangan di antara instansi-
instansi tersebut.

Analisis Kasus
        Ditemukannya zat berbahaya seperti Propoxur dan Diklorvos pada
produk obat anti-nyamuk yang dibuat oleh PT Megarsari Makmur yang
dapat menyebabkan gangguan kesehatan tentu saja sangat mengagetkan.
Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi ? Padahal sudah ada undang-
undang yang mengatur hak-hak konsumen, yaitu UU No.8 tahun 1999
mengenai perlindungan konsumen.

        Deptan juga telah mengeluarkan larangan penggunaan Diklorvos
untuk pestisida dalam rumah tangga sejak awal 2004 (sumber : Republika
Online). Hal itu membuat kita dapat melihat dengan jelas bahwa pemerintah
tidak sungguh-sungguh berusaha melindungi masyarakat umum sebagai



                                                                       22
konsumen. Para produsen masih bisa leluasa menciptakan produk baru dan
dengan mudahnya memasarkannya tanpa ada monitoring ketat dari pihak
pemerintah.

          Jika dilihat menurut Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, kasus obat anit-nyamuk HIT tersebut menyalahi
ketentuan.       Berikut   adalah   beberapa   pasal   dalam Undang-Undang
Perlindungan Konsumen yang dilangar oleh PT Megarsari Makmur sebagai
produsen obat anti-nyamuk HIT:

1.   Pasal 4, tentang hak konsumen:
○    Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
                 mengkonsumsi barang dan/atau jasa”
○    Dalam hal ini PT Megarsari Makmur melanggar hak konsumen tersebut.
     Ia telah terbukti menghasilkan produk yang memiliki kandungan zat
     Propoxur dan Dichlorvos yang sangat berbahaya sehingga mengancam
     keselamatan       konsumen      penggunanya.       Menurut      Indonesian
     Pharmaceutical Watch (IPhW), senyawa Propoxur dan Dichlorvos
     bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Di Amerika, Propoxur
     diijinkan    penggunaannya     terbatas   untuk   perkebunan.   Sementara
     Dichlorvos tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak.
○    Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
                 kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”
○    Selama ini PT Megarsari Makmur tidak pernah memberitahukan bahwa
     zat-zat yang terkandung di dalam obat anti-nyamuk HIT mengandung
     zat-zat berbahaya. Di iklannya hanya dikatakan,” kalau ada yang murah
     kenapa beli yang mahal”. Konsumen jelas dibohongi.
2.   Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :




                                                                             22
○    Ayat 2: “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
                kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi
                penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”.
○    PT Megarsari Makmur tidak pernah memberitahukan kondisi serta
     penjelasan    tentang    penggunaan     obat    anti-nyamuk     HIT     dalam
     publikasinya melalui iklan televisi maupun cetak. Menurut Prof. DR. Ir.
     Edhi Martono, M. MSc, dosen Toksikologi Pestisida Fakultas Pertanian
     UGM, ketika menggunakan obat anti-nyamuk, sebaiknya setelah kamar
     disemprot, kamar tersebut harus didiamkan paling tidak setengah sampai
     satu jam dan pintu kamar harus ditutup. Setelah itu baru orang boleh
     masuk lagi.
3.   Pasal 8
○    Ayat      1:“Pelaku      usaha     dilarang      memproduksi          dan/atau
                memperdagangkan barang dan/atau jasa yang : tidak memenuhi
                atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
                ketentuan peraturan perundang-undangan”
○    Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan
                ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa
                tersebut serta wajib menariknya dari peredaran”
○    Menurut kedua ayat diatas, pelaku usaha dilarang memproduksi dan
     memperdagangkan         barang   yang   tidak   memenuhi      standar    yang
     disyaratkan. Jika ia terbukti melakukan pelanggaran tersebut, barang
     tersebut harus ditarik dari peredaran. PT Megarsari Makmur melanggar
     kedua ayat diatas. Ia memproduksi obat anti-nyamuk HIT yang tidak
     memenuhi ketentuan baik dari Deptan, Depkes, maupun BPOM dan ketika
     disuruh untuk segera menarik oabat anti-nyamuk HIT dari peredaran, ia tidak
     segera melakukannya. Dari sumber Suara Karya Online dikatakan bahwa izin
     produksi obat anti-nyamuk jenis semprot dan cair isi ulang telah berakhir pada
     2003 dan April 2004. Komisi Pestisida Deptan pun telah mengeluarkan


                                                                                 22
larangan resmi pemakaian semua produk yang mengandung Dichlorvos.
     Namun pada tanggal 7 Juni 2006 ketika diadakan inspeksi mendadak oleh
     Deptan, kedua jenis obat anti-nyamuk tersebut ditemukan di dalam pabrik.
     Alasannya yang dikemukakan Manajer Urusan Umum, Ahmad Bedah Istigfar,
     yang menyatakan bahwa mereka masih memproduksi dua jenis obat anti-
     nyamuk terlarang itu karena belum mempunyai formula baru untuk mengganti
     Dichlorvos tetap saja tidak bisa dibenarkan. Karena ini menyangkut hak-hak
     konsumen, bahkan mengancam keselamatan mereka. Jadi terbukti bahwa
     sampai sekarang, PT Megarsari Makmur belum juga menarik produknya yang
     berbahaya tersebut dari peredaran.
4.   Pasal 19
○    Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
             kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat
             mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
             diperdagangkan”
○    Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
             pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang
             sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau
             pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
             perundang-undangan yang berlaku”
○    Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
             (tujuh) hari setelah tanggal transaksi”


e.   Kasus Baterai laptop Dell; Kasus meledaknya sebuah laptop milik Dell
     di Jepang beberapa waktu lalu, rupanya bukan kasus yang pertama kali
     terjadi. Setelah kejadian di Jepang, Pihak Dell menyatakan sedang
     menyelidiki faktor meledaknya salah satu laptop yang digunakan pada
     saat konferensi. Tetapi tahukah Anda, bahwa sebelum Dell menarik
     22.000 unit baterai pada Desember 2005 lalu, sebenarnya Dell sudah



                                                                            22
mengetahui masalah panas berlebih ini, setidaknya selama kurun waktu 2
  tahun. Seperti dikutip detikINET dari Personal Tech Pipeline, Jumat
  (21/7/2006), seorang sumber yang mengaku dekat dengan Dell
  manyatakan, bahwa perusahaan tersebut memiliki bukti otentik masalah
  overheat. Menurutnya Dell memiliki banyak dokumen foto yang
  menunjukkan kasus laptop yang terbakar dan meleleh, yang diambil pada
  tahun 2003 dan 2004. Antara lain lebih dari selusin notebook yang
  meleleh pada bagian bawah keyboard. Juru bicara Dell, Jess Blackburn
  tidak bersedia berkomentar tentang berapa banyak laptop yang
  dikembalikan kepada perusahaan yang berbasis di Texas tersebut.
  Dirinya juga mengatakan, jika benar terdapat lusinan laptop yang
  terbakar selama 2003 dan 2004 hal tersebut sangat wajar karena tiap
  kuartalnya Dell memasarkan jutaan laptop. "Jika terdapat kejadian yang
  membahayakan konsumen, kami pasti langsung mengambil tindakan,"
  ujar Blackburn dengan mencontohkan kasus penarikan laptop atas kasus
  baterai dan masalah kapasitor yang juga pernah terjadi. "Dari semua hal
  tersebut, saya ingin mengingatkan bahwa Dell tetap menempatkan
  prioritas tertinggi terhadap keamanan konsumen." Sebagai bagian atas
  kasus ini, Dell juga meluncurkan situs DellBatteryProgram.com
       Dari kelima kasus – kasus diatas, hit merupakan contoh yang
kurang baik dalam menangani masalahnya. Paradigma yang benar yaitu
seharusnya perusahaan memperhatikan adanya hubungan sinergi antara
etika dan laba. Di era kompetisi yang ketat ini, reputasi baik merupakan
sebuah competitive advantage yang harus dipertahankan. Dalam jangka
panjang, apabila perusahaan meletakkan keselamatan konsumen di atas
kepentingan perusahaan maka akan berbuah keuntungan yang lebih besar
bagi perusahaan.
2.4 Pentingnya Etika Bisnis



                                                                      22
Perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam
sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua
perspektif, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan
sebagai berikut:
          Perspektif Makro; pertumbuhan suatu negara tergantung pada
market system yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command
system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang
diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu: (a) Hak memiliki dan
mengelola properti swasta; (b)Kebebasan memilih dalam perdagangan
barang dan jasa; dan (c) Ketersediaan informasi yang akurat berkaitan
dengan barang dan jasa. Jika salah satu subsistem dalam market system
melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi
keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan sistem secara makro.
Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis makro adalah
sebagai berikut:
1.   Penyogokan atau suap; hal ini akan mengakibatkan berkurangnya
     kebebasan memilih dengan cara mempengaruhi pengambil keputusan.
2.   Coercive act; mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis
     dengan ancaman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak
     lain dalam bisnis.
3.   Deceptive information;
4.   Pecurian dan penggelapan; dan unfair discrimination.
          Perspektif Bisnis Mikro; dalam Iingkup ini perilaku etik identik
dengan kepercayaan atau trust. Dalam Iingkup mikro terdapat rantai relasi
di mana supplier, perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan
kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata
rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga
kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik.
2.5 Langkah – langkah dalam menciptakan etika bisnis

                                                                        22
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan
untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a.   Pengendalian Diri; artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan
     diri mereka masing – masing untuk tidak memperoleh apapun dari
     siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri
     tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan
     pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan
     yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya
     juga harus memerhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika
     bisnis yang "etik".
b.   Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility); pelaku
     bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
     hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan,
     melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang
     dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi
     sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan
     kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan
     ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
     excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan
     memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.
     Tanggungjawab         sosial   bisa   dalam   bentuk   kepedulian   terhadap
     masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan,
     pemberian latihan keterampilan dan lain – lain.
c.   Mempertahankan Jati Diri; mempertahankan jati diri dan tidak mudah
     untuk terombang - ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan
     teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Namun
     demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan
     teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk
     meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak

                                                                               22
kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi
     dan teknologi.
d.   Menciptakan Persaingan yang Sehat; persaingan dalam dunia bisnis perlu
     untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut
     tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang
     erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah,
     sehingga   dengan    perkembangannya     perusahaan   besar   mampu
     memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu
     dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang
     seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
e.   Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”; dunia bisnis
     seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang,
     tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
     Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi”
     lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa
     mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun
     saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan
     besar.
f.   Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar; artinya, kalau pelaku bisnis
     itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
     persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari
     “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga
     jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan
     “komisi” kepada pihak yang terkait.
g.   Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha; untuk
     menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling
     percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
     pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang
     bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang

                                                                        22
selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat
     sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak
     menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
h.   Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama; semua konsep
     etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila
     setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
     Mengapa? Seandainya semua etika bisnis telah disepakati, sementara ada
     “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba
     untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua
     konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.
i.   Memelihara Kesepakatan; memelihara kesepakatan atau menumbuh
     kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
     disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini
     telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
     ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
j.   Menuangkan ke dalam Hukum Positif; perlunya sebagian etika bisnis
     dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan
     Perundang - Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum
     dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.
     Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang
     ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan
     semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan
     adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak
     untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi.
          Ahli pemberdayaan kepribadian Uno (2004) menjelaskan bahwa
mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis
yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena
saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan
berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita

                                                                             22
tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum sebagai apresiasi yang tulus
dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak
lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan
orang lain. Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang
menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan
efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Sedangkan
berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum
mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak
sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jadi
intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat
menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi.




                                 BAB III

                             KESIMPULAN



3.1 Kesimpulan

        Dari pembahasan di atas kita ketahui bahwa petilaku etis dan
kepercayaan (trust) dapat mempengaruhi operasi perusahaan. Kesimpulan
yang dapat diambil yaitu:

                                                                       22
1.   Berkaca dari beberapa contoh kasus di atas, kita dapat melihat etika dan
     bisnis sebagai dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis
     tidak akan memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para
     pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang.
2.   Kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha
     yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
3.   Kemajuan teknologi informasi khususnya internet telah menambah
     kompleksitas kegiatan “public relation” dan “crisis management”
     perusahaan.
4.   Product recall dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang
     menjunjung tinggi keselamatan konsumen. Dalam jangka panjang, etika
     semacam itu justru akan menguntungkan perusahaan.
5.   Perilaku tidak etis khususnya yang berkaitan dengan skandal keuangan
     berimbas pada menurunnya aktivitas dan kepercayaan investor terhadap
     bursa saham dunia yang mengakibatkan jatuhnya harga-harga saham.
6.   Sanksi hukuman di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan
     sanksi hukuman di AS. Di Amerika, pelaku tindakan criminal di bidang
     keuangan dikenai sanksi hukuman 10 tahun penjara sedangkan di
     Indonesia hanya diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek.
3.2 Saran;     para    pelaku    bisnis   dan    profesi   akuntansi       harus
mempertimbangkan standar etika demi kebaikan dan keberlangsungan
usaha dalam jangka panjang.




                                                                              22
DAFTAR PUSTAKA



Baswir, Revrisond. 2004. Etika Bisnis. Dalam Kompas Senin, 08 Maret
2004. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.
Buchholtz, R.A and S. B. Rosenthal. 1998. Business Ethics. Upper Saddle
River,N.J.: Prentice Hall.
Dalimunthe, Rita F. 2004. Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika
Bisnis dan Pengembangan Iptek.


                                                                     22
DeGeorge, R. 2002. Business Ethics. Upper Saddle River, N.J.: Prentice-
Hall, 5 thEd.
Echols, John M and Shadily, Hasan. 1992. Kamus Inggris Indonesia.
Penerbit PTGramedia, Jakarta.
Hatta, Mohammad. 1960. Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan. PT.
Pembangunan Djakarta. 31 Hal.It Pin. 2006. Etika dan Bisnis. Dalam
Kompas, Jumat 30 Juni 2006.
Mulkhan, Abdul Munir. 2005. Etika Welas Asih dan Reformasi Sosial
Budaya KiaiAhmad Dahlan. Dalam Kompas 1 Oktober 2005. Penerbit PT
Gramedia, Jakarta.
Nofie, lman, Nofie ?, Pengantar Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika
Bisnis dan Pengembangan Iptek.
Nofie, Iman. 2006. Etika Bisnis dan Bisnis Beretika. Dalam Website
Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek.
Rukmana. 2004. Etika Bisnis dalam Prinsip Ekonomi Syariah. Makalah
Disajikan pada Seminar “Etika Bisnis Dalam Pandangan Islam” yang
Diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung,
sabtu 6 Maret 2004.
Sims, R. 2003. Ethics and Corporate Social Responsibility - Why Giants
Fall. C.T. Greenwood Press.




                                                                      22

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...Nadiatur Rakhma
 
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...Sonya Arista
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnisAgung wahyu
 
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...AndreasFabianPramudi
 
Makalah Etika Bisnis
Makalah Etika BisnisMakalah Etika Bisnis
Makalah Etika BisnisRizki Malinda
 
Tugas softskill 1 etika bisnis
Tugas softskill 1   etika bisnisTugas softskill 1   etika bisnis
Tugas softskill 1 etika bisnisyayu13
 
Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017
Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017
Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017bashori alwie alwie
 
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...andika dwipras
 
BE & GG, Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...
BE & GG,  Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...BE & GG,  Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...
BE & GG, Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...Mei Larasetiati
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...Bobby Sirait
 
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...rianafitri1
 
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...Bayu Adam
 
Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...
Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...
Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...citra mega lissha
 
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...Zikri Nurmansyah
 
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...Tjong Vonny
 
Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...
Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...
Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...NovitaHerlissha
 
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...Hadi saputra Maska
 

Mais procurados (18)

Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
Be & gg, nadiatur rakhma, prof. dr. ir. h. hapzi ali pre m sc, mm. cma, busin...
 
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...
BE & GG, sonya arista, hapzi ali, etika bisnis pt. samsung electronic, univer...
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
2, BE & GG, Andreas Fabian Pramuditya, Hapzi Ali, Business Ethics of PT. ...
 
Makalah Etika Bisnis
Makalah Etika BisnisMakalah Etika Bisnis
Makalah Etika Bisnis
 
Tugas softskill 1 etika bisnis
Tugas softskill 1   etika bisnisTugas softskill 1   etika bisnis
Tugas softskill 1 etika bisnis
 
Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017
Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017
Be & gg, basori, hapzi ali, business ethic, universitas mercu buana, 2017
 
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
BE & GG, Andika Dwi Prasetya R, Hapzi Ali, Etika Bisnis pada BPJS Ketenagaker...
 
BE & GG, Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...
BE & GG,  Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...BE & GG,  Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...
BE & GG, Eka Revi Ruswandi, Prof. Dr. Ir. H. Hapzi Ali Pre-MSc, MM. CMA, Pen...
 
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...
BE & GG, Poltak Bobby, Hapzi Ali, Business Etchic at PT Ultra Prima Abadi, Un...
 
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
2, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Concepts and Theori...
 
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
Week 14, Be & gg, bayu adam, prof. hapzi ali, Ethics and Conflict Interest, u...
 
Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...
Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...
Begg, citra mega lissha, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis pada ...
 
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
Be & gg, zikri nurmansyah, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic b...
 
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
BE & GG, Tjong Vonny, PROF. DR. Hapzi Ali, CMA, Philosophical Ethics and Busi...
 
Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...
Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...
Tugas UTS, BE & GG, Novita Herlissha, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA, Etika...
 
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...Be  gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
Be gg, hadi saputra maska, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, etika bisnis di...
 

Destaque

Destaque (7)

11 bantuan pembangunan_rkb_smk
11 bantuan pembangunan_rkb_smk11 bantuan pembangunan_rkb_smk
11 bantuan pembangunan_rkb_smk
 
STUDI KASUS PT KAI
STUDI KASUS PT KAISTUDI KASUS PT KAI
STUDI KASUS PT KAI
 
Ba penarikan note book asus eee pc
Ba penarikan note book asus eee pcBa penarikan note book asus eee pc
Ba penarikan note book asus eee pc
 
Pt kereta api indonesia
Pt kereta api indonesiaPt kereta api indonesia
Pt kereta api indonesia
 
Modul audit jadi
Modul audit jadiModul audit jadi
Modul audit jadi
 
Etika Bisnis dan Profesi - Kasus Audit Umum PT.KAI
Etika Bisnis dan Profesi - Kasus Audit Umum PT.KAIEtika Bisnis dan Profesi - Kasus Audit Umum PT.KAI
Etika Bisnis dan Profesi - Kasus Audit Umum PT.KAI
 
Berita acara serah terima barang milik negara
Berita acara serah terima barang milik negaraBerita acara serah terima barang milik negara
Berita acara serah terima barang milik negara
 

Semelhante a Tugasmakalahentrepreneurshipii.doc

Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...
Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...
Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...Edo Fitriansyah
 
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...
Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...FIkri Aulawi Rusmahafi
 
Etika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptx
Etika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptxEtika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptx
Etika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptxagusdakhidc
 
ETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptx
ETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptxETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptx
ETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptxKristisonOswall
 
power point etika terbaru.pptx
power point etika terbaru.pptxpower point etika terbaru.pptx
power point etika terbaru.pptxDjurwatiSoepeno
 
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...riansaputro1991
 
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017gagantika
 
BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...
BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...
BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...Dody Wijaksono
 
2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...
2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...
2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...Imam Arifin
 
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...heru septian
 
10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...
10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...
10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...SukrasnoSukrasno
 
etika-bisnis.ppt
etika-bisnis.pptetika-bisnis.ppt
etika-bisnis.pptyusuf50505
 
BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...
BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...
BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...nursovianasari
 
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia TeknologiEtika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia TeknologiKent Ardy Sutjiadi
 
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...Roni Nugroho
 
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernMakalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernFajar Jabrik
 
Materi Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptx
Materi Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptxMateri Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptx
Materi Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptxmatys1395
 
BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta...
 BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta... BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta...
BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta...Evarianna
 

Semelhante a Tugasmakalahentrepreneurshipii.doc (20)

Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...
Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...
Tugas 2 BE & GG,edo fitriansyah,hapzi ali, etika bisnis di perusahaan,univers...
 
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...
Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...Be & gg ;  fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...
Be & gg ; fikri aulawi, prof. dr. hapzi ali, artikel etika binis, mercu buan...
 
Etika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptx
Etika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptxEtika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptx
Etika Bisnis Klp 8 untuk menjalankan bisnis.pptx
 
ETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptx
ETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptxETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptx
ETIKA_BISNIS_DAN_TANGGUNG_JAWAB_SOSIAL_P.pptx
 
power point etika terbaru.pptx
power point etika terbaru.pptxpower point etika terbaru.pptx
power point etika terbaru.pptx
 
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
Begg, rian saputro, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, business ethic telkom i...
 
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana   2017
Tugas uts,waldy gagantika,hapzi ali,etika bisnis,universitas mercubuana 2017
 
BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...
BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...
BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...
 
2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...
2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...
2, be & gg, novita dewi purnama, hapzi ali, ethics and business concept a...
 
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
Be&gg,heru eko septian,prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,studi kasus pelan...
 
Etika bisnis
Etika bisnisEtika bisnis
Etika bisnis
 
10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...
10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...
10, SM, Sukrasno, Hapzi Ali, Business Ethics, CSR, Risk Management, Universit...
 
#6.etika-bisnis.ppt
#6.etika-bisnis.ppt#6.etika-bisnis.ppt
#6.etika-bisnis.ppt
 
etika-bisnis.ppt
etika-bisnis.pptetika-bisnis.ppt
etika-bisnis.ppt
 
BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...
BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...
BE & GG,nursofianasari,hapzi ali,ethics and business,concept and theory, univ...
 
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia TeknologiEtika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
Etika Bisnis & E-Commerce Dalam Dunia Teknologi
 
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
Be & gg, roni nugroho, prof. dr. hapzi ali, cma, penerapan etika bisnis p...
 
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia ModernMakalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
Makalah Etika Bisnis - Bisnis dan Etika Dalam Dunia Modern
 
Materi Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptx
Materi Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptxMateri Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptx
Materi Pengantar Etika Bisnis dan Profesi.pptx
 
BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta...
 BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta... BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta...
BE&GG,evarianna f pasaribu, hapzi ali, tugas uts,etika bisnis di pt aneka ta...
 

Mais de Putra Meunafa

Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenPutra Meunafa
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenPutra Meunafa
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeuluePutra Meunafa
 
Furum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajarFurum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajarPutra Meunafa
 
Furum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajarFurum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajarPutra Meunafa
 
Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...
Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...
Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...Putra Meunafa
 
Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2Putra Meunafa
 
Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2Putra Meunafa
 
Jr wirsan vs jr riyoo
Jr wirsan vs jr riyooJr wirsan vs jr riyoo
Jr wirsan vs jr riyooPutra Meunafa
 
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubiMengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubiPutra Meunafa
 
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubiMengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubiPutra Meunafa
 

Mais de Putra Meunafa (20)

WIRSAN AMIN
WIRSAN AMINWIRSAN AMIN
WIRSAN AMIN
 
WIRSAN AMIN
WIRSAN AMINWIRSAN AMIN
WIRSAN AMIN
 
WIRSAN AMIN
WIRSAN AMINWIRSAN AMIN
WIRSAN AMIN
 
WIRSAN AMIN
WIRSAN AMINWIRSAN AMIN
WIRSAN AMIN
 
Putra meunafa
Putra meunafaPutra meunafa
Putra meunafa
 
Putra meunafa
Putra meunafaPutra meunafa
Putra meunafa
 
Putra meunafa
Putra meunafaPutra meunafa
Putra meunafa
 
Putra meunafa
Putra meunafaPutra meunafa
Putra meunafa
 
Foto
FotoFoto
Foto
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemen
 
Setruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemenSetruktur modal manjemen
Setruktur modal manjemen
 
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulueSTRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
STRUKTUR+MODAL putra meunafa simeulue
 
Furum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajarFurum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajar
 
Furum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajarFurum besar pemuda pelajar
Furum besar pemuda pelajar
 
Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...
Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...
Bagaimana cara menemukan dan merumuskan masalah sebelum melakukan penelitian ...
 
Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2
 
Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2Jr wirsan vs jr riyoo.2
Jr wirsan vs jr riyoo.2
 
Jr wirsan vs jr riyoo
Jr wirsan vs jr riyooJr wirsan vs jr riyoo
Jr wirsan vs jr riyoo
 
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubiMengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
 
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubiMengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
Mengapa ada orang yang mampu terus berjalan meski cobaan menghantamnya bertubi
 

Tugasmakalahentrepreneurshipii.doc

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena tuntunan, rahmat, dan karunia-Nyalah kita dapat melanjutkan kehidupan kita terutama kita tetap dapat menjalani aktivitas kita sehari-hari sebagai seorang mahasiswa, dan oleh karena perkenaannya pula penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai bentuk tugas mata kuliah “Entrepreneurship (Kewirausahaan)” yang dibawakan oleh Bapak Masruni, SE., M.M. Makalah ini berjudul “Pelanggaran Etika Bisnis”. Dalam menyusun makalah ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyajikan yang terbaik sesuai kemampuan penulis. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa terutama dalam menyusun makalah selanjutnya yang dapat digunakan sebagai referensi. Akhir kata pengantar ini penulis mengucapakan terimakasih kepada Bapak Masruni, SE., M.M. yang telah membimbing kami dalam proses belajar-mengajar, dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, dan jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun penulis akan menerimanya sebagai bahan acuan mengoreksi diri dan kedepannya dapat menyajikan yang lebih baik lagi dari makalah ini. Penulis 22
  • 2. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Rumusan Masalah 4 1.3Tujuan Penulisan 4 1.4 Manfaat Penulisan 5 BAB II PEMBAHASAN 6 2.1 Pengertian Pelanggaran Etika Bisnis 6 2.2 Prinsip – prinsip Etika dalam Bisnis 6 2.3 Kasus Pelanggaran Etika dalam Bisnis 8 2.4 Pentingnya Etika Dalam Menjalankan sebuah bisnis 21 2.5 Langkah – langkah Dalam Menciptakan Etika Bisnis 22 BAB III KESIMPULAN 26 3.1 Kesimpulan 26 3.2 Saran 27 DAFTAR PUSTAKA 28 22
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia perdagangan menuntut etika dalam berbisnis segera dibenahi agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Sebuah bisnis yang baik harus memiliki etika dan tanggung jawab sosial sesuai dengan fungsinya baik secara mikro maupun makro. Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara, bahkan tindakan yang identik dengan kriminalpun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakkan kecendrungan tetapi sebaliknya, semakin hari semakin meningkat. Sebagai bagian dalam masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma- norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan tersebut membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnis, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam sutu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya berlaku dalam satu Negara, tetapi meliputi berbagai Negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia ini menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha sangat jauh tertinggal dari pertumbuhan dan perkembangan dibidang ekonomi. 22
  • 4. 2.2 Rumusan Maslah Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan Etika, Etika Bisnis dan Pelanggaran Etika Bisnis? 2. Apa Prinsip – prinsip Etika Bisnis yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya? 3. Kasus – kasus apa saja yang pernah terjadi dan menunjukkan adanya pelanggaran dalam Etika Bisnis? 4. Mengapa Etika dikatakan sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis? 5. Bagaimanakah upaya atau langkah – langkah dalam menciptakan Etika Bisnis?” 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengertian Etika, Etika Bisnis dan Pelanggaran Etika Bisnis. 2. Untuk mengetahui Prinsip – prinsip Etika Bisnis yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya. 3. Untuk mengetahui beberapa cotoh kasus pelanggaran Etika Bisnis. 4. Untuk mengetahui pentingnya Etika dalam menjalankan bisnis. 5. Mengetahui langkah - langkah dalam menciptakan Etika Bisnis. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Bagi penulis; menambah wawasan dan pemahaman tentang pentingnya Etika dalam menjalankan sebuah bisnis yang berorientasi 22
  • 5. pada prospek jangka panjang, dan adanya pelanggaran – pelanggaran etika yang terjadi dalam bisnis oleh perusahaan – perusahaan tertentu membuat penulis menyadari bahwa kurangnya implementasi Etika Bisnis dan lemahnya hukum yang mengatur standar etika bisnis. 2. Bagi dunia pendidikan, menambah koleksi dan khasanah pengetahuan terutama dibidang Entrepreneurship (kewiraushaan) khususnya tentang pelanggaran etika dalam bisnis, sehingga dapat menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan menyusun makalah selanjutnya. 3. Bagi industri atau perusahaan yang bersangkutan, sebagai bahan pertimbangan bagi instansi-intansi terkait dalam mencapai tujuannya agar lebih mengorientasikan kegiatan bisnisnya pada prospek jangka panjang dan sesuai dengan standar Etika Bisnis, karena kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain. BAB II PEMBAHASAN 22
  • 6. 2.1 Pengertian Pelanggaran Etika Bisnis Kata “etika” berasal dari bahasa yunani “ethos” yaitu ilmu yang secara khusus menyoroti perilaku manusia dari segi moral. Etika adalah cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan – aturan yang tidak dapat dilanggar dari perilaku yang diterima masyarakat. Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Pelanggaran etika bisnis adalah penyimpangan standar – standar nilai (moral) yang menjadi pedoman atau acuan sebuah perusahaan (manajer dan segenap karyawannya) dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Paradigma etika dan bisnis adalah dunia berbeda yang sudah saatnya dirubah menjadi paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. 2.2 Pinsip – prinsip Etka Bisnis Etika bisnis memiliki prinsip – prinsip yang harus ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis sebagai berikut: 1. Prinsip Otonomi 22
  • 7. Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya. 2. Prinsip Kejujuran Kejujuran merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung keberhasilan perusahaan. Kejujuran harus diarahkan pada semua pihak, baik internal maupun eksternal perusahaan. Jika prinsip kejujuran ini dapat dipegang teguh oleh perusahaan, maka akan dapat meningkatkan kepercayaan dari lingkungan perusahaan tersebut. 3. Prinsip tidak berniat jahat Prinsip ini berhubungan dengan prinsip kejujuran. Penerapan prinsip kejujuran yang ketat akan mampu meredam niat jahat perusahaan (manajer dan segenap karyawan). 4. Prinsip keadilan Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain. 5. Prinsip hormat pada diri sendiri Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak berniat jahat dan prinsip keadilan. Hormat pada diri sendiri maksudnya adalah perusahaan harus menjaga nama baiknya dengan menerapkan prinsip jujur, tidak berniat jahat, dan melakukan prinsip keadilan sehingga mendatangkan apresiasi yang baik dari lingkungan. 2.3 Kasus – kasus Pelanggaran dalam Etika Bisnis Adapun beberapa contoh kasus – kasus pelanggaran Etika dalam berbisnis, antaralain sebagai berikut: 22
  • 8. a. Manipulasi Laporan Keuangan PT KAI; dalam kasus tersebut, terdeteksi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. Kasus ini juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntansi. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp, 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar. Komisaris PT KAI Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan mengatakan, laporan keuangan itu telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S. Manan. Audit terhadap laporan keuangan PT KAI untuk tahun 2003 dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK), untuk tahun 2004 diaudit oleh BPK dan akuntan publik. Hasil audit tersebut kemudian diserahkan direksi PT KAI untuk disetujui sebelum disampaikan dalam rapat umum pemegang saham, dan komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak menyetujui laporan keuangan PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan publik. Setelah hasil audit diteliti dengan seksama, ditemukan adanya kejanggalan dari laporan keuangan PT KAI tahun 2005 : 1. Pajak pihak ke tiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih, tetapi dalam laporan keuangan itu dimasukkan sebagai pendapatan PT KAI selama tahun 2005. 2. Kewajiban PT KAI untuk membayar surat ketetapan pajak (SKP) pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp 95,2 Miliar yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak pada akhir tahun 2003 disajikan dalam laporan keuangan sebagai piutang atau tagihan kepada beberapa pelanggan yang seharusnya menanggung beban pajak itu. Padahal berdasarkan Standart 22
  • 9. Akuntansi, pajak pihak ketiga yang tidak pernah ditagih itu tidak bisa dimasukkan sebagai aset. Di PT KAI ada kekeliruan direksi dalam mencatat penerimaan perusahaan selama tahun 2005. 3. Penurunan nilai persediaan suku cadang dan perlengkapan sebesar Rp 24 Miliar yang diketahui pada saat dilakukan inventarisasi tahun 2002 diakui manajemen PT KAI sebagai kerugian secara bertahap selama lima tahun. Pada akhir tahun 2005 masih tersisa saldo penurunan nilai yang belum dibebankan sebagai kerugian sebesar Rp 6 Miliar, yang seharusnya dibebankan seluruhnya dalam tahun 2005. 4. Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dengan modal total nilai komulatif sebesar Rp 674,5 Miliar dan penyertaan modal negara sebesar Rp 70 Miliar oleh manajemen PT KAI disajikan dalam neraca per 31 Desember 2005 sebagai bagian dari hutang. Akan tetapi menurut Hekinus bantuan pemerintah dan penyertaan modal harus disajikan sebagai bagian dari modal perseroan. 5. Manajemen PT KAI tidak melakukan pencadangan kerugian terhadap kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban pajak yang seharusnya telah dibebankan kepada pelanggan pada saat jasa angkutannya diberikan PT KAI tahun 1998 sampai 2003. Perbedaan pendapat terhadap laporan keuangan antara komisaris dan auditor akuntan publik terjadi karena PT KAI tidak memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga membuat komite audit (komisaris) PT KAI baru bisa dibuka akses terhadap laporan keuangan setelah diaudit akuntan publik. Akuntan publik yang telah mengaudit laporan keuangan PT KAI tahun 2005 segera diperiksa oleh Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik. Jika terbukti bersalah, akuntan publik itu diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek. (Harian KOMPAS Tanggal 5 Agustus 2006 dan 8 Agustus 2006) Ulasan Kasus 22
  • 10. Kasus PT KAI di atas menurut kami berawal dari pembukuan yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sebagai akuntan sudah selayaknya menguasai prinsip akuntansi berterima umum sebagai salah satu penerapan etika profesi. Kesalahan karena tidak menguasai prinsip akuntansi berterima umum bisa menyebabkan masalah yang sangat menyesatkan. Laporan Keuangan PT KAI tahun 2005 disinyalir telah dimanipulasi oleh pihak-pihak tertentu. Banyak terdapat kejanggalan dalam laporan keuangannya. Beberapa data disajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hal ini mungkin sudah biasa terjadi dan masih bisa diperbaiki. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pihak auditor menyatakan Laporan Keuangan itu wajar. Tidak ada penyimpangan dari standar akuntansi keuangan. Hal ini lah yang patut dipertanyakan. Dari informasi yang didapat, sejak tahun 2004 laporan PT KAI diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan BPK sebagai auditor perusahaan kereta api tersebut. Hal itu menimbulkan dugaan kalau Kantor Akuntan Publik yang mengaudit Laporan Keuangan PT KAI melakukan kesalahan. Bila hal itu benar-benar terjadi dan bisa dibuktikan bahwa pihak Akuntan publik sengaja melakukannya, maka tindakan tegas berupa sanksi dapat dikenakan. Profesi Akuntan menuntut profesionalisme, netralitas, dan kejujuran. Kepercayaan masyarakat terhadap kinerjanya tentu harus diapresiasi dengan baik oleh para akuntan. Etika profesi yang disepakati harus dijunjung tinggi. Hal itu penting karena ada keterkaitan kinerja akuntan dengan kepentingan dari berbagai pihak. Banyak pihak membutuhkan jasa akuntan. Pemerintah, kreditor, masyarakat perlu mengetahui kinerja suatu entitas guna mengetahui prospek ke depan. Dari 22
  • 11. situ sudah diketahui kalau bidang kerja akuntan rawan memicu konflik kepentingan. Oleh karena itu, segala bentuk penyelewengan yang dilakukan oleh akuntan harus mendapat perhatian khusus. Tindakan tegas perlu dilakukan. b. Skandal Enron, worldcom, dan perusahaan-perusahaan besar di AS; Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002. Tentu saja kebangkrutan ini menimbulkan kehebohan yang luar biasa. Bangkrutnya Enron dianggap bukan lagi semata-mata sebagai sebuah kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan seperti: ● Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada tahun 2001 sebelum kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata tiba-tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus menangisi amblasnya dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar. ● Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal sebelumnya pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh karenanya banyak pihak yang mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat dan menjadi bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis dan ekonomi terkemuka seperti Majalah Time, Fortune, dan Business Week. Sebab-sebab Bangkrutnya Enron Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron 22
  • 12. telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar [1]. Hal ini tentunya hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dengan trik- trik manipulasi yang tinggi dan tentu saja orang-orang ini merupakan orang bayaran dari mulai analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Skandal ini semakin ruwet dengan ditengarainya keterlibatan banyak pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini.Bahkan tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W. Bush merupakan pemegang saham Enron. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses penyelamatan perusahaan itu. Pelajaran di Balik Skandal Enron Melalui kasus Enron ini dapat ditarik beberapa pelajaran antara lain: ● Kebohongan yang dilakukan pada sebuah sistem terbuka seperti organisasi Enron cepat atau lambat pasti akan terbongkar. ● Kasus-kasus kejahatan ekonomi tingkat tinggi selalu saja mengorbankan kepentingan orang banyak. Telah terjadi pelanggaran terhadap kode etik berbagai profesi seperti akuntan, pengacara dan lain sebagainya, dimana segelintir profesional tersebut serakah dengan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman banyak orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak pihak: ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak lainnya. 22
  • 13. Terbongkarnya praktek persekongkolan tingkat tinggi ini menjadi bukti bahwa praktek bisnis yang bersih dan transparan akan lebih langgeng (sustainable). Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik (good corporate governance) harus dijaga dan dipelihara. Pengelolaan haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel, serta menjaga keseimbangan lingkungan. c. Kasus Johnson & Johnson; Salah satu kasus yang sering dijadikan acuan adalah bagaimana Johnson & Johnson (J&J) menangani kasus keracunan Tylenol tahun 1982. Pada kasus itu, tujuh orang dinyatakan mati secara misterius setelah mengonsumsi Tylenol di Chicago. Setelah diselidiki, ternyata Tylenol itu mengandung racun sianida. Meski penyelidikan masih dilakukan guna mengetahui pihak yang bertanggung jawab, J&J segera menarik 31 juta botol Tylenol di pasaran dan mengumumkan agar konsumen berhenti mengonsumsi produk itu hingga pengumuman lebih lanjut. J&J bekerja sama dengan polisi, FBI, dan FDA (BPOM-nya Amerika Serikat) menyelidiki kasus itu. Hasilnya membuktikan, keracunan itu disebabkan oleh pihak lain yang memasukkan sianida ke botol-botol Tylenol. Biaya yang dikeluarkan J&J dalam kasus itu lebih dari 100 juta dollar AS. Namun, karena kesigapan dan tanggung jawab yang mereka tunjukkan, perusahaan itu berhasil membangun reputasi bagus yang masih dipercaya hingga kini. Begitu kasus itu diselesaikan, Tylenol dilempar kembali ke pasaran dengan penutup lebih aman dan produk itu segera kembali menjadi pemimpin pasar. Analisis Kasus dan Permasalahan Kasus yang kedua ini juga merupakan contoh kasus dimana perusahaan telah melanggar kode etis dengan tidak memperhatikan keselamatan dari konsumen. Namun untuk kasus kedua ini, kita dapat 22
  • 14. melihat berbagai perbedaan dengan kasus yang pertama. Pada kasus yang kedua ini dari pihak Johnson & Johnson dengan cepat menyelesaikan masalah ini. Apa yang dilakukan oleh pihak Johnson & Johson dalam menyelesaikan kasus ini..? Pertama, yang muncul selalu sang CEO — bukan kahumas. Apa yang dilakukan? Bagi sang CEO Jim Burke, dia secara tepat mengatakan bahwa panggilan tugas dia adalah menyelamatkan nyawa dan menyelamatkan perusahaan — kedua hal tersebut hanya bisa dicapai melalui kepercayaan. Kedua, Johnson & Johnson memberitakan semua proses produksi dan quality control-nya ke publik — tidak hanya pada penyidik. Dan tentunya data QA procedures tersebut menjadi makanan empuk bagi industrial intelligence para pesaing, tetapi resiko tersebut diterima juga oleh sang CEO. Dalam dua tau tiga hari saja, semua inventaris Tylenol ditarik dari semua rak supermarkets dan drugstores secara nasional, dan semua produksi Tylenol berhenti. Karena karyawan dan pekerja tidak bersalah, mereka tetap mendapat gaji. J&J kemudian segera menciptakan sistem packaging yang lebih aman namun jauh lebih mahal pada saat itu, tanpa menaikkan harga (alias mengorbankan profit). Banyak lagi jurus ampuh yang dia gunakan, tetapi saya lupa. Esensinya, adalah bahwa J&J tidak akan pernah lari dari tanggung-jawab pada publik, dan secara pro-aktif memperbaiki peri-lakunya sendiri, meski indikasinya kemudian mulai mengarah ke tindakan usil, dan bukan kebocoran kualitas di pabrik- pabrik Tylenol. Apa akibatnya selanjutnya..?? Dalam waktu enam bulan, kepercayaan publik pulih, bahkan publik begitu terkesima dengan 22
  • 15. “keksatriaan” J&J sehingga, meski lagi-lagi secara tidak rasional, publik “menghadiahkan” market share yang jauh lebih besar pada Tylenol daripada sebelumnya. Dan musuh-musuh Tylenol terusmenggigit jari hingga hari ini. Mass media tidak habisnya mengutip jurus J&J dalam “social responsibility”, . Bukan hanya itu, Cussons (pesaing di baby oil), dan Procter & Gamble (pesaing di bidang Pampers bayi) semua pada kena “getahnya” dari irasionalitas publik yang sama. “Lebih baik beli Johnson’s baby oil dan popok bayi Huggies karena induknya sangat bertanggung-jawab” adalah nilai yang muncul di pasar. Setahun kemudian, J&J menjadi sekaligus produsen consumer goods dan pharmaceutical company yang paling profitable dalam sejarah. d. Kasus obat anti nyamuk Hit; Pada hari Rabu, 7 Juni 2006, obat anti- nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan akan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia, sementara yang di pabrik akan dimusnahkan. Sebelumnya Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi mendadak di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung. HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT 22
  • 16. Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT. Masalah lain kemudian muncul. Timbul miskomunikasi antara Departemen Pertanian (Deptan), Departemen Kesehatan (Depkes), dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Menurut UU, registrasi harus dilakukan di Depkes karena hal tersebut menjadi kewenangan Menteri Kesehatan. Namun menurut Keppres Pendirian BPOM, registrasi ini menjadi tanggung jawab BPOM. Namun Kepala BPOM periode sebelumnya sempat mengungkapkan, semua obat nyamuk harus terdaftar (teregistrasi) di Depkes dan tidak lagi diawasi oleh BPOM. Ternyata pada kenyataanya, selama ini izin produksi obat anti-nyamuk dikeluarkan oleh Deptan. Deptan akan memberikan izin atas rekomendasi Komisi Pestisida. Jadi jelas terjadi tumpang tindih tugas dan kewenangan di antara instansi- instansi tersebut. Analisis Kasus Ditemukannya zat berbahaya seperti Propoxur dan Diklorvos pada produk obat anti-nyamuk yang dibuat oleh PT Megarsari Makmur yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan tentu saja sangat mengagetkan. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi ? Padahal sudah ada undang- undang yang mengatur hak-hak konsumen, yaitu UU No.8 tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen. Deptan juga telah mengeluarkan larangan penggunaan Diklorvos untuk pestisida dalam rumah tangga sejak awal 2004 (sumber : Republika Online). Hal itu membuat kita dapat melihat dengan jelas bahwa pemerintah tidak sungguh-sungguh berusaha melindungi masyarakat umum sebagai 22
  • 17. konsumen. Para produsen masih bisa leluasa menciptakan produk baru dan dengan mudahnya memasarkannya tanpa ada monitoring ketat dari pihak pemerintah. Jika dilihat menurut Undang-Undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, kasus obat anit-nyamuk HIT tersebut menyalahi ketentuan. Berikut adalah beberapa pasal dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang dilangar oleh PT Megarsari Makmur sebagai produsen obat anti-nyamuk HIT: 1. Pasal 4, tentang hak konsumen: ○ Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa” ○ Dalam hal ini PT Megarsari Makmur melanggar hak konsumen tersebut. Ia telah terbukti menghasilkan produk yang memiliki kandungan zat Propoxur dan Dichlorvos yang sangat berbahaya sehingga mengancam keselamatan konsumen penggunanya. Menurut Indonesian Pharmaceutical Watch (IPhW), senyawa Propoxur dan Dichlorvos bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Di Amerika, Propoxur diijinkan penggunaannya terbatas untuk perkebunan. Sementara Dichlorvos tidak larut dalam air, tetapi larut dalam lemak. ○ Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa” ○ Selama ini PT Megarsari Makmur tidak pernah memberitahukan bahwa zat-zat yang terkandung di dalam obat anti-nyamuk HIT mengandung zat-zat berbahaya. Di iklannya hanya dikatakan,” kalau ada yang murah kenapa beli yang mahal”. Konsumen jelas dibohongi. 2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah : 22
  • 18. Ayat 2: “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”. ○ PT Megarsari Makmur tidak pernah memberitahukan kondisi serta penjelasan tentang penggunaan obat anti-nyamuk HIT dalam publikasinya melalui iklan televisi maupun cetak. Menurut Prof. DR. Ir. Edhi Martono, M. MSc, dosen Toksikologi Pestisida Fakultas Pertanian UGM, ketika menggunakan obat anti-nyamuk, sebaiknya setelah kamar disemprot, kamar tersebut harus didiamkan paling tidak setengah sampai satu jam dan pintu kamar harus ditutup. Setelah itu baru orang boleh masuk lagi. 3. Pasal 8 ○ Ayat 1:“Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang : tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan” ○ Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran” ○ Menurut kedua ayat diatas, pelaku usaha dilarang memproduksi dan memperdagangkan barang yang tidak memenuhi standar yang disyaratkan. Jika ia terbukti melakukan pelanggaran tersebut, barang tersebut harus ditarik dari peredaran. PT Megarsari Makmur melanggar kedua ayat diatas. Ia memproduksi obat anti-nyamuk HIT yang tidak memenuhi ketentuan baik dari Deptan, Depkes, maupun BPOM dan ketika disuruh untuk segera menarik oabat anti-nyamuk HIT dari peredaran, ia tidak segera melakukannya. Dari sumber Suara Karya Online dikatakan bahwa izin produksi obat anti-nyamuk jenis semprot dan cair isi ulang telah berakhir pada 2003 dan April 2004. Komisi Pestisida Deptan pun telah mengeluarkan 22
  • 19. larangan resmi pemakaian semua produk yang mengandung Dichlorvos. Namun pada tanggal 7 Juni 2006 ketika diadakan inspeksi mendadak oleh Deptan, kedua jenis obat anti-nyamuk tersebut ditemukan di dalam pabrik. Alasannya yang dikemukakan Manajer Urusan Umum, Ahmad Bedah Istigfar, yang menyatakan bahwa mereka masih memproduksi dua jenis obat anti- nyamuk terlarang itu karena belum mempunyai formula baru untuk mengganti Dichlorvos tetap saja tidak bisa dibenarkan. Karena ini menyangkut hak-hak konsumen, bahkan mengancam keselamatan mereka. Jadi terbukti bahwa sampai sekarang, PT Megarsari Makmur belum juga menarik produknya yang berbahaya tersebut dari peredaran. 4. Pasal 19 ○ Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan” ○ Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku” ○ Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi” e. Kasus Baterai laptop Dell; Kasus meledaknya sebuah laptop milik Dell di Jepang beberapa waktu lalu, rupanya bukan kasus yang pertama kali terjadi. Setelah kejadian di Jepang, Pihak Dell menyatakan sedang menyelidiki faktor meledaknya salah satu laptop yang digunakan pada saat konferensi. Tetapi tahukah Anda, bahwa sebelum Dell menarik 22.000 unit baterai pada Desember 2005 lalu, sebenarnya Dell sudah 22
  • 20. mengetahui masalah panas berlebih ini, setidaknya selama kurun waktu 2 tahun. Seperti dikutip detikINET dari Personal Tech Pipeline, Jumat (21/7/2006), seorang sumber yang mengaku dekat dengan Dell manyatakan, bahwa perusahaan tersebut memiliki bukti otentik masalah overheat. Menurutnya Dell memiliki banyak dokumen foto yang menunjukkan kasus laptop yang terbakar dan meleleh, yang diambil pada tahun 2003 dan 2004. Antara lain lebih dari selusin notebook yang meleleh pada bagian bawah keyboard. Juru bicara Dell, Jess Blackburn tidak bersedia berkomentar tentang berapa banyak laptop yang dikembalikan kepada perusahaan yang berbasis di Texas tersebut. Dirinya juga mengatakan, jika benar terdapat lusinan laptop yang terbakar selama 2003 dan 2004 hal tersebut sangat wajar karena tiap kuartalnya Dell memasarkan jutaan laptop. "Jika terdapat kejadian yang membahayakan konsumen, kami pasti langsung mengambil tindakan," ujar Blackburn dengan mencontohkan kasus penarikan laptop atas kasus baterai dan masalah kapasitor yang juga pernah terjadi. "Dari semua hal tersebut, saya ingin mengingatkan bahwa Dell tetap menempatkan prioritas tertinggi terhadap keamanan konsumen." Sebagai bagian atas kasus ini, Dell juga meluncurkan situs DellBatteryProgram.com Dari kelima kasus – kasus diatas, hit merupakan contoh yang kurang baik dalam menangani masalahnya. Paradigma yang benar yaitu seharusnya perusahaan memperhatikan adanya hubungan sinergi antara etika dan laba. Di era kompetisi yang ketat ini, reputasi baik merupakan sebuah competitive advantage yang harus dipertahankan. Dalam jangka panjang, apabila perusahaan meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan maka akan berbuah keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan. 2.4 Pentingnya Etika Bisnis 22
  • 21. Perilaku etik penting untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro maupun mikro, yang akan dijelaskan sebagai berikut: Perspektif Makro; pertumbuhan suatu negara tergantung pada market system yang berperan lebih efektif dan efisien daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi yang diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu: (a) Hak memiliki dan mengelola properti swasta; (b)Kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa; dan (c) Ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa. Jika salah satu subsistem dalam market system melakukan perilaku yang tidak etis, maka hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan sistem secara makro. Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis makro adalah sebagai berikut: 1. Penyogokan atau suap; hal ini akan mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan cara mempengaruhi pengambil keputusan. 2. Coercive act; mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman atau memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis. 3. Deceptive information; 4. Pecurian dan penggelapan; dan unfair discrimination. Perspektif Bisnis Mikro; dalam Iingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam Iingkup mikro terdapat rantai relasi di mana supplier, perusahaan, konsumen, karyawan saling berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada Iingkup makro. Tiap mata rantai penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan bisnis dapat terjaga dengan baik. 2.5 Langkah – langkah dalam menciptakan etika bisnis 22
  • 22. Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: a. Pengendalian Diri; artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing – masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memerhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etik". b. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility); pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggungjawab sosial bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, pemberian latihan keterampilan dan lain – lain. c. Mempertahankan Jati Diri; mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang - ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak 22
  • 23. kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi. d. Menciptakan Persaingan yang Sehat; persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut. e. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”; dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar. f. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar; artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait. g. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan Pengusaha; untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang 22
  • 24. selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis. h. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama; semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua etika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu. i. Memelihara Kesepakatan; memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis. j. Menuangkan ke dalam Hukum Positif; perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang - Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi. Ahli pemberdayaan kepribadian Uno (2004) menjelaskan bahwa mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita 22
  • 25. tergabung dalam organisasi. Itu berupa senyum sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Sedangkan berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jadi intinya adalah bagaimana kita mengontrol diri kita sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi. BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan di atas kita ketahui bahwa petilaku etis dan kepercayaan (trust) dapat mempengaruhi operasi perusahaan. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 22
  • 26. 1. Berkaca dari beberapa contoh kasus di atas, kita dapat melihat etika dan bisnis sebagai dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang. 2. Kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain. 3. Kemajuan teknologi informasi khususnya internet telah menambah kompleksitas kegiatan “public relation” dan “crisis management” perusahaan. 4. Product recall dapat dilihat sebagai bagian dari etika perusahaan yang menjunjung tinggi keselamatan konsumen. Dalam jangka panjang, etika semacam itu justru akan menguntungkan perusahaan. 5. Perilaku tidak etis khususnya yang berkaitan dengan skandal keuangan berimbas pada menurunnya aktivitas dan kepercayaan investor terhadap bursa saham dunia yang mengakibatkan jatuhnya harga-harga saham. 6. Sanksi hukuman di Indonesia masih lemah jika dibandingkan dengan sanksi hukuman di AS. Di Amerika, pelaku tindakan criminal di bidang keuangan dikenai sanksi hukuman 10 tahun penjara sedangkan di Indonesia hanya diberi sanksi teguran atau pencabutan izin praktek. 3.2 Saran; para pelaku bisnis dan profesi akuntansi harus mempertimbangkan standar etika demi kebaikan dan keberlangsungan usaha dalam jangka panjang. 22
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Baswir, Revrisond. 2004. Etika Bisnis. Dalam Kompas Senin, 08 Maret 2004. Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Buchholtz, R.A and S. B. Rosenthal. 1998. Business Ethics. Upper Saddle River,N.J.: Prentice Hall. Dalimunthe, Rita F. 2004. Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek. 22
  • 28. DeGeorge, R. 2002. Business Ethics. Upper Saddle River, N.J.: Prentice- Hall, 5 thEd. Echols, John M and Shadily, Hasan. 1992. Kamus Inggris Indonesia. Penerbit PTGramedia, Jakarta. Hatta, Mohammad. 1960. Pengantar ke Djalan Ilmu dan Pengetahuan. PT. Pembangunan Djakarta. 31 Hal.It Pin. 2006. Etika dan Bisnis. Dalam Kompas, Jumat 30 Juni 2006. Mulkhan, Abdul Munir. 2005. Etika Welas Asih dan Reformasi Sosial Budaya KiaiAhmad Dahlan. Dalam Kompas 1 Oktober 2005. Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Nofie, lman, Nofie ?, Pengantar Etika Bisnis. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek. Nofie, Iman. 2006. Etika Bisnis dan Bisnis Beretika. Dalam Website Google: Etika Bisnis dan Pengembangan Iptek. Rukmana. 2004. Etika Bisnis dalam Prinsip Ekonomi Syariah. Makalah Disajikan pada Seminar “Etika Bisnis Dalam Pandangan Islam” yang Diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Bandung, sabtu 6 Maret 2004. Sims, R. 2003. Ethics and Corporate Social Responsibility - Why Giants Fall. C.T. Greenwood Press. 22