SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Baixar para ler offline
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 1
GOLONGAN DARAH
1
Putra Adi Irawan, S.ST., M.Si & 2
Wa Ode Vivi Nursalam, S.Kep., Ns
1
Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Kemenkes RI
2
RSUD Bahteramas, Prov. Sulawesi Tenggara
Email: putraadiiirawan45@gmail.com
Salah satu sistem penggolongan darah ABO ditemukan
oleh Karl Landsteiner tahun 1990, seorang ahli patologi
Amerika kelahiran Australia. Istilah sistem golongan darah
mengacu pada jenis antigen (Ag) yang terdapat pada eritrosit
yang spesifisitasnya ditentukan oleh gen pada kromosom.
Sedangkan istilah jenis golongan darah mengacu pada
spesifisitas hasil reaksi eritrosit terhadap jenis antisera
tertentu.
Berdasarkan penemuan tersebut ada empat (4)
golongan darah yang dikelompokan berdasarkan keberadaan
antigen serta antibodi A dan B pada membar eritrosit yaitu:
1) Golongan darah A; memiliki aglutinogen/ antigen A dan
aglutinin/ antibodi B, dan gula penyusun antigenya
adalah N-asetil galaktosamin. Genotip: AA atau AO
2) Golongan darah B; memiliki aglutinogen/ antigen B dan
aglutinin/ antibodi A, dan gula penyusun antigennya
adalah D-galaktosa. Genotip: BB atau BO
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 2
3) Golongan darah AB; memiliki aglutinogen/ antigen A
dan B dan tidak memiliki aglutinin/ antibodi A dan B.
Sedangkan gula penyususn antigennya adalah N-asetil
galaktosamin dan D-galaktosa. Genotip: AB
4) Golongan darah O; tidak memiliki aglutinogen/ antigen
A dan B dan memiliki aglutinin/ antibodi A dan B.
Genotip: OO.
Substansi seluler eritrosit atau antigen golongan darah,
merupakan produk gen spesifik yang umumnya imunogenik.
Setiap orang memiliki genetik spesifik (genotipe) dan
biasanya mengekspresikan diri pada eritrosit (fenotipe).
Kajian tentang golongan darah ABO lebih komples lagi
dengan adaanya kelompok subgrub diantanya: A1, A2, A1B,
dan A2B. Kesalahan pemeriksaan golongan darah dapat
disebabkan oleh antigen dengan daya reaktivitas berbeda.
Subgrup kerap menimbulkan salah tafsir, kerena antigennya
cenderung lemah dan sulit bereaksi atau bahkan tidak
bereaksi, sehingga dapat terjadi kesalahan penetapan
golongan darah. Misalnya A2 sering terbaca sebagai
golongan darah O, dan A2B sering terbaca sebagai golongan
darah B.
Permukaaan terluar eritrosit berinteraksi dengan sistem
imun yang dapat memengaruhi risiko terhadap beberapa
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 3
penyakit tertentu. Maka, kemunkinan Golongan darah baik
A, B, AB, ataupun O, memiliki tingkat rentan yang sama
rentan atau bahkan kebal terhadap penyakit seperti: jantung,
kanker, atau pun penyakit lainnya.
Ada dua tipe penggolongan darah yaitu:
1) Penggolongan berdasarkan antigen (aglutinogen)
permukaan sel eritrosit (Sel grub); yakni rangkaian
pengujian golongan darah untuk mendeteksi keberadaan
antigen di permukaan membran eritrosit dengan antisera
anti-A dan anti-B.
2) Penggolongan berdasarkan antibodi (aglutinin) dalam
plasma atau serum (Serum grub); yakni pemeriksaan
golongan darah untuk mendeteksi antibodi dalam serum
atau plasma yang direaksikan dengan suspensi ertrosit
golongan A, B dan O dari orang yang sehat dan telah
diketahui jenis golongan darahnya dan autokontrol
menggunakan eritrositnya.
Identifikasi pemeriksaan golongan darah ABO dapat
dilakukan dengan metode tabung dan metode slide, dengan
forward dan reverse typing. Interpretasi hasil forward dan
reverse typing harus selalu sesuai, bila tidak maka akan
terjadi diskrepansi golongan darah yang dapat menyebabkan
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 4
reaksi transfusi. Pencucian sel eritrosit terlebih dahulu
dengan larutan salin dianjurkan sekurang-kurangnya satu
kali untuk menghilangkan faktor substansi seluler yang
terdapat di dalam plasma. Substansi seluler tersebut bila
tidak dibuang akan mengakibatkan hasil pemeriksaan
golongan darah menjadi kurang baik, karena akan terjadi
netralisasi sehingga hasil pemeriksaan dapat keliru.
Membran eritrosit mengandung sejumlah komponen
protein dan karbohidrat yang memicu reaksi ikatan antigen
dan antibodi. Hingga kini telah diketahui sekitar ±500
antigen eritrosit dan 100 diantaranya telah dapat dideteksi
secara serologi Antigen (Ag) pada sistem golongan darah
ABO merupakan jenis Ag oligosakarida. Komponen Ag
pada sistem ABO umumnya merupakan produk dari ekspresi
gen H lokus (FUT 1), ABO dan Se (FUT 2). Ke tiga gen
tersebut menentukan jenis , sifat dan letak Ag sistem ABO
yang diekspresikan.
Gen H berada di lokus H (FUT 1) dan Gen Se terletak
pada lokus sekretor (FUT 2) terletak dalam kromosom 19
pada q.13.3. Gen H umumnya mengkode fukosil transferase
untuk memproduksi Ag H sebagai prekursor terbentuknya
golongan darah ABO. Setiap orang dengan AgH memiliki
genotip HH (Homozigot) atau Hh (Heterozigot). Jika
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 5
terdapat genotip hh, maka tidak mampu mengkode fukosil
transferase sehingga Ag H tidak dibentuk dan teridentifikasi
sebagai golongan darah O Bombay. Pembentukan Ag A
ataupun Ag B pada permukaan eritrosit, tergantung pada
enzim glikosil transferase yang melekat pada Ag H yang
disintesis dari gen ABO.
Antibodi A dan B dapat dibentuk secara alamiah dan
dapat dideteksi pada serum setiap orang setelah usia lahir
sekitar 3-6 bulan. Sistem imun membentuk Ab spesifik
terhadap antigen spesifik pula, yang timbul karena adanya
interaksi imunologik dengan lingkungannya. Jenis Ab A dan
B umumnya imunoglobulin M (IgM) yang dapat
mengaktifkan komplemen dan bereaksi optimum pada suhu
20-240
C. Jenis Ab ini dapat menyebabkan reaksi transfusi
yang berbahaya, jika terjadi inkompatibilitas/
ketidakcocokan golongan darah ABO. Selain itu, Ab A dan
B jenis IgG, dapat memicu reaksi inkompatibilitas pada ibu
golongan darah O yang mengandung anak golongan darah
non-O. Reaksi ini menyebabkan reaksi hemolitik pada bayi
baru lahir, akan tetapi tidak berbahaya seperti pada reaksi
inkompatibilitas golongan darah Rhesus.
Banyak sejumlah penelitian yang mengkaitkan antara
golongan darah sitem ABO dan penyakit. Golongan darah
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 6
A memiliki risiko paling tinggi terhadap penyakit jantung
jika dibandingkan dengan golongan O. Golongan darah A
ras Kaukasia kemungkinan memiliki resiko kanker
payudara dibandingkan golongan darah lainnya. Golongan
darah B memiliki kaitan dengan risiko hipertensi dan
penyakit jantung. Selain itu, golongan darah B juga
diketahui beresiko mengalami kanker ovarium. Mitra, et al.,
(2014) juga menjelaskan bahwa golongan darah AB juga
memiliki resiko tinggi mengalami preeklamsia, infark
miokard, stroke iskemik, dan venous thromboembolism
(VTE). Selain itu, Shimodaira, et al., (2016) juga
menjelaskan bahwa golongan darah AB juga merupakan
salah satu faktor resiko diabetes melitus gestasional wanita
hamil (n=5424) di Jepang.
Golongan O ternyata lebih rentan terhadap penyakit
lambung. Selain itu golongan darah O juga memiliki kadar
glukosa darah, kolesterol, dan tekanan darah lebih besar dari
golongan darah lainnya. Golongan darah O memiliki risiko
rendah terhadap kejadian hipertensi dibandingkan golongan
darah Non-O. Basri dan Yusdar (2014) juga
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan golongan darah
dengan kejadian stroke serangan pertama dan berulang pada
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 7
46 responden dengan diagnosa stroke iskemik di Rumah
Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasaarkan riset yang telah dilakukan oleh Sari et al.,
(2012) pada 400 responden (≥17 tahun) di Kecamatan
Sukarame menunjukan bahwa golongan darah A rentan
terjadi anemia. Sementara, golongan darah B dan O rentan
terjadi rematik, dan golongan darah AB rentan dengan
penyakit maag. Harahap et al., (2008) juga mengungkapkan
bahwa tekanan darah sistol subjek golongan darah AB lebih
rendah dibandingkan dengan subjek yang mempunyai
golongan darah A, B atau O,dan ada perbedaan yang
bermakna antara tekanan darah diastol golongan darah AB
dengan golongan darah B. Sementara Murni (2019)
menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan (P=0,005)
antara golongan darah dengan kejadian hipertensi.
Golongan darah O (67%) memiliki risiko rendah terhadap
kejadian hipertensi dibandingkan golongan darah lainya.
Penelitian yang dilakukan di Pakistan menunjukkan
golongan darah A mempunyai risiko terkena penyakit
kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
darah lainnya. Demikian pula dengan yang diungkapkan
oleh Sharif et al., (2014) bahwa golongan darah A lebih
rentar terkena penyakit iscemic heart desease dibandingkan
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 8
golongan darah lainnya. He et al., (2012) mengungkapkan
bahwa tipe golongan darah ABO berkaitan erat dengan
risiko penyakit jantung koroner pada 62.073 responden
perempuan berdasarkan Nurses’ Health Study (NHS) dan
27.428 responden laki-laki berdasarkan Health
Professionals Follow-up Study (HPFS) dengan masa follow
up > 20 tahun (26 tahun pada NHS dan 24 tahun pada
HPFS). Akan tetapi golongan darah O memiliki resiko lebih
rendah dari golongan darah lainnya.
Pemilik golongan darah AB berisiko 23 persen lebih
besar atau paling rentan terserang penyakit jantung bila
dibandingkan dengan orang-orang yang bergolongan darah
B, A, O. Golongan darah B memiliki peningkatan 11 persen
terkena PJK, golongan darah 5 persen, dan yang paling kecil
PJK adalah golongan O. Berbeda dengan yang ditemukan
oleh Tarukbua et al., (2013) mengungkapkan bahwa tidak
ada hubungan antara golongan darah ABO dengan penyakit
jantung koroner pada 42 pasien di RSUP Prof. Dr. R. D
Kandou, Manado.
Berikut Prosedur Pemeriksaan Golongan Darah ABO
1) Pasang lanset pada autoclick dan atur kedalaman
tusukan 3-5 mm.
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 9
2) Pilih dan sterilkan menggunakan kapas alkohol 70 %
pada ujung jari manis responden dan ditunggu hingga
kering.
3) Tempatkan autoclick pada ujung jari dan tekan
tombolnya.
4) Tetesan darah pertama dibersihan terlebih dahulu
dengan tisu steril.
5) Diambil sekitar 2-4 tetes darah kapiler pada obyek
glass.
6) Pada masing-masing tetesan darah kapiler ditetesi
reagen Anti A, dan Anti B.
7) Dihomogenkan dengan pengaduk, kemudian
digoyangkan dengan membuat gerakan melingkar.
8) Dilihat adanya aglutinasi (positif)
Referensi:
1) American Heart Association. (2012). Blood Type may Influence Heart
Disease Risk. AHA; 2012. Avaiable from:
http://newsroom.heart.org/news/bloodtype-may-influence-heart-
237373
2) Flynn Jr JC. Essentials of Immunohematology. WB Saunders
Company. Philadelphia. 1998: 23-52.
3) Harmening DM. Modern Blood Banking and Transfusion Practises.
4th ed. Book Promotion & Service Co. FA Davis Company. 1999 : 90-
144.
Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 10
4) Miao SY., Zhou,W., Chen, L., Wang, S., And Liu XA. (2014). Review
Article:
Influence of ABO blood group and Rhesus factor on breast
cancer risk: A meta-analysis of 9665 breast cancer patients
and 244 768 controls. Asia Pacific Journal of Clinical Oncology 10:
101–108
5) Maharani, EA., & Noviar, G. (2018). Imunohematologi dan Bank
Darah-Bahan Ajar. BPPSDMK, Kemenkes RI.
6) Sari, EP., Kuswanto, E.M dan Ifrianti, S. (2012) Distribusi Golongan
Darah Sistem ABO Dan Hubungannya Dengan Peta Penyakit Pada
Masyarakat Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung. Prosiding
SNSMAIP III: 30.
7) Shimodaira M, Yamasaki, T., and Nakayama, T. (2016). The
association of maternal ABO blood group with gestational diabetes
mellitus in Japanese pregnant women. Artikel. Diabetes & Metabolic
Syndrome: Clinical Research & Review 10(2)1: 102-105.
8) Sharif S, Anwar N, Farasat T, Naz S. ABO blood group frequency in
Ischemic heart disease patients in Pakistani population. Pak J urnal Med
Sci 2014;30(3):593-595.
9) Turgeon ML. Fundamentals of Immunohematology Theory and
Technique. 2nd ed. William & Wilkins. Philadelphia. 1995 : 87-117.
143-204.
10) Wazirali H, Ashfaque RA, and H erzigJW. (2005). Association of Blood
Group A with Increased Risk of Coronary Heart Disease in the Pakistani
Population. Pak J Physiol: 1-2
11) World Health Organization. (2009). Blood Group Serology Module 3
(e-book).
12) World Health Organization. (2020). Dengue Control. Diakses melalui:
https://www.who.int/denguecontrol/disease/en/

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

HEMATOLOGI DASAR
HEMATOLOGI DASARHEMATOLOGI DASAR
HEMATOLOGI DASARLinquini_
 
Praktikum Uji Golongan Darah Sistem ABO
Praktikum Uji Golongan Darah Sistem  ABOPraktikum Uji Golongan Darah Sistem  ABO
Praktikum Uji Golongan Darah Sistem ABOAulia Rizqi
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4progsus6
 
Macam macam komponen darah done
Macam macam komponen darah doneMacam macam komponen darah done
Macam macam komponen darah donemurtyaprilliaasih
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinariindrawati2
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XISalma Maulida
 
Laporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darahLaporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darahKlara Tri Meiyana
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiIrawati Nurani
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...f' yagami
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum ivsarahmae26
 

Mais procurados (20)

KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANGKROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
KROMOSOM, BERANGKAI dan PINDAH SILANG
 
Histologi Hati dan Pankreas
Histologi Hati dan PankreasHistologi Hati dan Pankreas
Histologi Hati dan Pankreas
 
Uji golongan darah
Uji golongan darahUji golongan darah
Uji golongan darah
 
HEMATOLOGI DASAR
HEMATOLOGI DASARHEMATOLOGI DASAR
HEMATOLOGI DASAR
 
Praktikum Uji Golongan Darah Sistem ABO
Praktikum Uji Golongan Darah Sistem  ABOPraktikum Uji Golongan Darah Sistem  ABO
Praktikum Uji Golongan Darah Sistem ABO
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Macam macam komponen darah done
Macam macam komponen darah doneMacam macam komponen darah done
Macam macam komponen darah done
 
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAHLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI GOLONGAN DARAH
 
Kelainan pada hati
Kelainan pada hatiKelainan pada hati
Kelainan pada hati
 
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
BIOLOGI Sistem ekskresi pada Hewan kelas XI
 
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDAALEL GANDA DAN GEN GANDA
ALEL GANDA DAN GEN GANDA
 
Laporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darahLaporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darah
 
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasisAskep nefrolitiasis dan urolitiasis
Askep nefrolitiasis dan urolitiasis
 
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - MikrobiologiPewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
Pewarnaan Kapsul - Mikrobiologi
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
Laporan tetap genetika tentang monohibrid, dihibrid, gen yang dipengaruhi ole...
 
Laporan praktikum iv
Laporan praktikum ivLaporan praktikum iv
Laporan praktikum iv
 

Semelhante a GOLONGAN DARAH

Anatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahAnatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahXdinê Mj
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxTalitaAlifa1
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxDoubleShit
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedrovedro agasi
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Mursyida Muzar
 
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusTransfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusDewi Fitriani
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darahtri buana
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darahRony II
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahBiologi Faisal
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahAlfian Isnan
 
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusiSistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusifikri asyura
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Arief hidayad
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahSherly ShEra
 
Makanan dan-golongan-darah-1
Makanan dan-golongan-darah-1Makanan dan-golongan-darah-1
Makanan dan-golongan-darah-1Yusep Sunandar
 

Semelhante a GOLONGAN DARAH (20)

Anatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahAnatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darah
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docx
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedro
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
 
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusTransfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darahPraktikum i jantung dan sistem peredaran darah
Praktikum i jantung dan sistem peredaran darah
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
 
Sistem darah a
Sistem darah aSistem darah a
Sistem darah a
 
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinikMakalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
Makalah tentang pemeriksaan laboratorium klinik
 
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusiSistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
 
Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084Rifno hidayad 13300084
Rifno hidayad 13300084
 
Makalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darahMakalah darah dan golongan darah
Makalah darah dan golongan darah
 
Makanan dan-golongan-darah-1
Makanan dan-golongan-darah-1Makanan dan-golongan-darah-1
Makanan dan-golongan-darah-1
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 

Mais de PUTRA ADI IRAWAN

KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJAKORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJAPUTRA ADI IRAWAN
 
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPUTRA ADI IRAWAN
 
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium MedikStandar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium MedikPUTRA ADI IRAWAN
 
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLMKECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLMPUTRA ADI IRAWAN
 
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdfPermenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPermenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPUTRA ADI IRAWAN
 
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdfOptimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdfTri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdfLegionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdfPUTRA ADI IRAWAN
 
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” MalariaUpgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” MalariaPUTRA ADI IRAWAN
 
Metodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan StatistikMetodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan StatistikPUTRA ADI IRAWAN
 

Mais de PUTRA ADI IRAWAN (19)

KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJAKORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
KORELASI KADAR GLUKOSA DARAH DAN KUALITAS TIDUR PADA REMAJA
 
Buku Standar Profesi ATLM
Buku Standar Profesi ATLMBuku Standar Profesi ATLM
Buku Standar Profesi ATLM
 
BUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASIBUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASI
 
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdfPermenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
Permenkes Nomor 20 Tahun 2017.pdf
 
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi DarahPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 91 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
 
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium MedikStandar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik
 
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLMKECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
KECELAKAAN KERJA BIDANG TLM
 
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdfPermenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
Permenkes Nomor 411 Tahun 2010 tentang Laboratorium Klinik.pdf
 
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah SakitPermenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 tentang K3 di Rumah Sakit
 
Buku PLM_2017
Buku PLM_2017Buku PLM_2017
Buku PLM_2017
 
5 teori korupsi
5 teori korupsi5 teori korupsi
5 teori korupsi
 
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdfOptimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
Optimalisasi Kampanye Aksi di Medsos_Materi.pdf
 
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdfTri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
Tri (3) Strategi Pemberantasan Korupsi di Era Digitalisasi.pdf
 
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdfLegionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
Legionella Sp. Kajian Epidemiologi.pdf
 
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” MalariaUpgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
Upgrade Diagnostik“Waspada Resurjensi” Malaria
 
WHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdfWHAT IS DIABETES.pdf
WHAT IS DIABETES.pdf
 
UPDATE COVID.pdf
UPDATE COVID.pdfUPDATE COVID.pdf
UPDATE COVID.pdf
 
Metodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan StatistikMetodologi Penelitian dan Statistik
Metodologi Penelitian dan Statistik
 
Narasi RUU Kesehatan.pdf
Narasi RUU Kesehatan.pdfNarasi RUU Kesehatan.pdf
Narasi RUU Kesehatan.pdf
 

Último

4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCokDevitia
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...AGHNIA17
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 

Último (20)

4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 

GOLONGAN DARAH

  • 1. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 1 GOLONGAN DARAH 1 Putra Adi Irawan, S.ST., M.Si & 2 Wa Ode Vivi Nursalam, S.Kep., Ns 1 Poltekkes Kemenkes Bengkulu, Kemenkes RI 2 RSUD Bahteramas, Prov. Sulawesi Tenggara Email: putraadiiirawan45@gmail.com Salah satu sistem penggolongan darah ABO ditemukan oleh Karl Landsteiner tahun 1990, seorang ahli patologi Amerika kelahiran Australia. Istilah sistem golongan darah mengacu pada jenis antigen (Ag) yang terdapat pada eritrosit yang spesifisitasnya ditentukan oleh gen pada kromosom. Sedangkan istilah jenis golongan darah mengacu pada spesifisitas hasil reaksi eritrosit terhadap jenis antisera tertentu. Berdasarkan penemuan tersebut ada empat (4) golongan darah yang dikelompokan berdasarkan keberadaan antigen serta antibodi A dan B pada membar eritrosit yaitu: 1) Golongan darah A; memiliki aglutinogen/ antigen A dan aglutinin/ antibodi B, dan gula penyusun antigenya adalah N-asetil galaktosamin. Genotip: AA atau AO 2) Golongan darah B; memiliki aglutinogen/ antigen B dan aglutinin/ antibodi A, dan gula penyusun antigennya adalah D-galaktosa. Genotip: BB atau BO
  • 2. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 2 3) Golongan darah AB; memiliki aglutinogen/ antigen A dan B dan tidak memiliki aglutinin/ antibodi A dan B. Sedangkan gula penyususn antigennya adalah N-asetil galaktosamin dan D-galaktosa. Genotip: AB 4) Golongan darah O; tidak memiliki aglutinogen/ antigen A dan B dan memiliki aglutinin/ antibodi A dan B. Genotip: OO. Substansi seluler eritrosit atau antigen golongan darah, merupakan produk gen spesifik yang umumnya imunogenik. Setiap orang memiliki genetik spesifik (genotipe) dan biasanya mengekspresikan diri pada eritrosit (fenotipe). Kajian tentang golongan darah ABO lebih komples lagi dengan adaanya kelompok subgrub diantanya: A1, A2, A1B, dan A2B. Kesalahan pemeriksaan golongan darah dapat disebabkan oleh antigen dengan daya reaktivitas berbeda. Subgrup kerap menimbulkan salah tafsir, kerena antigennya cenderung lemah dan sulit bereaksi atau bahkan tidak bereaksi, sehingga dapat terjadi kesalahan penetapan golongan darah. Misalnya A2 sering terbaca sebagai golongan darah O, dan A2B sering terbaca sebagai golongan darah B. Permukaaan terluar eritrosit berinteraksi dengan sistem imun yang dapat memengaruhi risiko terhadap beberapa
  • 3. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 3 penyakit tertentu. Maka, kemunkinan Golongan darah baik A, B, AB, ataupun O, memiliki tingkat rentan yang sama rentan atau bahkan kebal terhadap penyakit seperti: jantung, kanker, atau pun penyakit lainnya. Ada dua tipe penggolongan darah yaitu: 1) Penggolongan berdasarkan antigen (aglutinogen) permukaan sel eritrosit (Sel grub); yakni rangkaian pengujian golongan darah untuk mendeteksi keberadaan antigen di permukaan membran eritrosit dengan antisera anti-A dan anti-B. 2) Penggolongan berdasarkan antibodi (aglutinin) dalam plasma atau serum (Serum grub); yakni pemeriksaan golongan darah untuk mendeteksi antibodi dalam serum atau plasma yang direaksikan dengan suspensi ertrosit golongan A, B dan O dari orang yang sehat dan telah diketahui jenis golongan darahnya dan autokontrol menggunakan eritrositnya. Identifikasi pemeriksaan golongan darah ABO dapat dilakukan dengan metode tabung dan metode slide, dengan forward dan reverse typing. Interpretasi hasil forward dan reverse typing harus selalu sesuai, bila tidak maka akan terjadi diskrepansi golongan darah yang dapat menyebabkan
  • 4. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 4 reaksi transfusi. Pencucian sel eritrosit terlebih dahulu dengan larutan salin dianjurkan sekurang-kurangnya satu kali untuk menghilangkan faktor substansi seluler yang terdapat di dalam plasma. Substansi seluler tersebut bila tidak dibuang akan mengakibatkan hasil pemeriksaan golongan darah menjadi kurang baik, karena akan terjadi netralisasi sehingga hasil pemeriksaan dapat keliru. Membran eritrosit mengandung sejumlah komponen protein dan karbohidrat yang memicu reaksi ikatan antigen dan antibodi. Hingga kini telah diketahui sekitar ±500 antigen eritrosit dan 100 diantaranya telah dapat dideteksi secara serologi Antigen (Ag) pada sistem golongan darah ABO merupakan jenis Ag oligosakarida. Komponen Ag pada sistem ABO umumnya merupakan produk dari ekspresi gen H lokus (FUT 1), ABO dan Se (FUT 2). Ke tiga gen tersebut menentukan jenis , sifat dan letak Ag sistem ABO yang diekspresikan. Gen H berada di lokus H (FUT 1) dan Gen Se terletak pada lokus sekretor (FUT 2) terletak dalam kromosom 19 pada q.13.3. Gen H umumnya mengkode fukosil transferase untuk memproduksi Ag H sebagai prekursor terbentuknya golongan darah ABO. Setiap orang dengan AgH memiliki genotip HH (Homozigot) atau Hh (Heterozigot). Jika
  • 5. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 5 terdapat genotip hh, maka tidak mampu mengkode fukosil transferase sehingga Ag H tidak dibentuk dan teridentifikasi sebagai golongan darah O Bombay. Pembentukan Ag A ataupun Ag B pada permukaan eritrosit, tergantung pada enzim glikosil transferase yang melekat pada Ag H yang disintesis dari gen ABO. Antibodi A dan B dapat dibentuk secara alamiah dan dapat dideteksi pada serum setiap orang setelah usia lahir sekitar 3-6 bulan. Sistem imun membentuk Ab spesifik terhadap antigen spesifik pula, yang timbul karena adanya interaksi imunologik dengan lingkungannya. Jenis Ab A dan B umumnya imunoglobulin M (IgM) yang dapat mengaktifkan komplemen dan bereaksi optimum pada suhu 20-240 C. Jenis Ab ini dapat menyebabkan reaksi transfusi yang berbahaya, jika terjadi inkompatibilitas/ ketidakcocokan golongan darah ABO. Selain itu, Ab A dan B jenis IgG, dapat memicu reaksi inkompatibilitas pada ibu golongan darah O yang mengandung anak golongan darah non-O. Reaksi ini menyebabkan reaksi hemolitik pada bayi baru lahir, akan tetapi tidak berbahaya seperti pada reaksi inkompatibilitas golongan darah Rhesus. Banyak sejumlah penelitian yang mengkaitkan antara golongan darah sitem ABO dan penyakit. Golongan darah
  • 6. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 6 A memiliki risiko paling tinggi terhadap penyakit jantung jika dibandingkan dengan golongan O. Golongan darah A ras Kaukasia kemungkinan memiliki resiko kanker payudara dibandingkan golongan darah lainnya. Golongan darah B memiliki kaitan dengan risiko hipertensi dan penyakit jantung. Selain itu, golongan darah B juga diketahui beresiko mengalami kanker ovarium. Mitra, et al., (2014) juga menjelaskan bahwa golongan darah AB juga memiliki resiko tinggi mengalami preeklamsia, infark miokard, stroke iskemik, dan venous thromboembolism (VTE). Selain itu, Shimodaira, et al., (2016) juga menjelaskan bahwa golongan darah AB juga merupakan salah satu faktor resiko diabetes melitus gestasional wanita hamil (n=5424) di Jepang. Golongan O ternyata lebih rentan terhadap penyakit lambung. Selain itu golongan darah O juga memiliki kadar glukosa darah, kolesterol, dan tekanan darah lebih besar dari golongan darah lainnya. Golongan darah O memiliki risiko rendah terhadap kejadian hipertensi dibandingkan golongan darah Non-O. Basri dan Yusdar (2014) juga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan golongan darah dengan kejadian stroke serangan pertama dan berulang pada
  • 7. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 7 46 responden dengan diagnosa stroke iskemik di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasaarkan riset yang telah dilakukan oleh Sari et al., (2012) pada 400 responden (≥17 tahun) di Kecamatan Sukarame menunjukan bahwa golongan darah A rentan terjadi anemia. Sementara, golongan darah B dan O rentan terjadi rematik, dan golongan darah AB rentan dengan penyakit maag. Harahap et al., (2008) juga mengungkapkan bahwa tekanan darah sistol subjek golongan darah AB lebih rendah dibandingkan dengan subjek yang mempunyai golongan darah A, B atau O,dan ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah diastol golongan darah AB dengan golongan darah B. Sementara Murni (2019) menemukan bahwa ada hubungan yang signifikan (P=0,005) antara golongan darah dengan kejadian hipertensi. Golongan darah O (67%) memiliki risiko rendah terhadap kejadian hipertensi dibandingkan golongan darah lainya. Penelitian yang dilakukan di Pakistan menunjukkan golongan darah A mempunyai risiko terkena penyakit kardiovaskular lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan darah lainnya. Demikian pula dengan yang diungkapkan oleh Sharif et al., (2014) bahwa golongan darah A lebih rentar terkena penyakit iscemic heart desease dibandingkan
  • 8. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 8 golongan darah lainnya. He et al., (2012) mengungkapkan bahwa tipe golongan darah ABO berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung koroner pada 62.073 responden perempuan berdasarkan Nurses’ Health Study (NHS) dan 27.428 responden laki-laki berdasarkan Health Professionals Follow-up Study (HPFS) dengan masa follow up > 20 tahun (26 tahun pada NHS dan 24 tahun pada HPFS). Akan tetapi golongan darah O memiliki resiko lebih rendah dari golongan darah lainnya. Pemilik golongan darah AB berisiko 23 persen lebih besar atau paling rentan terserang penyakit jantung bila dibandingkan dengan orang-orang yang bergolongan darah B, A, O. Golongan darah B memiliki peningkatan 11 persen terkena PJK, golongan darah 5 persen, dan yang paling kecil PJK adalah golongan O. Berbeda dengan yang ditemukan oleh Tarukbua et al., (2013) mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara golongan darah ABO dengan penyakit jantung koroner pada 42 pasien di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou, Manado. Berikut Prosedur Pemeriksaan Golongan Darah ABO 1) Pasang lanset pada autoclick dan atur kedalaman tusukan 3-5 mm.
  • 9. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 9 2) Pilih dan sterilkan menggunakan kapas alkohol 70 % pada ujung jari manis responden dan ditunggu hingga kering. 3) Tempatkan autoclick pada ujung jari dan tekan tombolnya. 4) Tetesan darah pertama dibersihan terlebih dahulu dengan tisu steril. 5) Diambil sekitar 2-4 tetes darah kapiler pada obyek glass. 6) Pada masing-masing tetesan darah kapiler ditetesi reagen Anti A, dan Anti B. 7) Dihomogenkan dengan pengaduk, kemudian digoyangkan dengan membuat gerakan melingkar. 8) Dilihat adanya aglutinasi (positif) Referensi: 1) American Heart Association. (2012). Blood Type may Influence Heart Disease Risk. AHA; 2012. Avaiable from: http://newsroom.heart.org/news/bloodtype-may-influence-heart- 237373 2) Flynn Jr JC. Essentials of Immunohematology. WB Saunders Company. Philadelphia. 1998: 23-52. 3) Harmening DM. Modern Blood Banking and Transfusion Practises. 4th ed. Book Promotion & Service Co. FA Davis Company. 1999 : 90- 144.
  • 10. Golongan Darah_Irawan dan Nursalam_Maret_2023_ pg. 10 4) Miao SY., Zhou,W., Chen, L., Wang, S., And Liu XA. (2014). Review Article: Influence of ABO blood group and Rhesus factor on breast cancer risk: A meta-analysis of 9665 breast cancer patients and 244 768 controls. Asia Pacific Journal of Clinical Oncology 10: 101–108 5) Maharani, EA., & Noviar, G. (2018). Imunohematologi dan Bank Darah-Bahan Ajar. BPPSDMK, Kemenkes RI. 6) Sari, EP., Kuswanto, E.M dan Ifrianti, S. (2012) Distribusi Golongan Darah Sistem ABO Dan Hubungannya Dengan Peta Penyakit Pada Masyarakat Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung. Prosiding SNSMAIP III: 30. 7) Shimodaira M, Yamasaki, T., and Nakayama, T. (2016). The association of maternal ABO blood group with gestational diabetes mellitus in Japanese pregnant women. Artikel. Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Review 10(2)1: 102-105. 8) Sharif S, Anwar N, Farasat T, Naz S. ABO blood group frequency in Ischemic heart disease patients in Pakistani population. Pak J urnal Med Sci 2014;30(3):593-595. 9) Turgeon ML. Fundamentals of Immunohematology Theory and Technique. 2nd ed. William & Wilkins. Philadelphia. 1995 : 87-117. 143-204. 10) Wazirali H, Ashfaque RA, and H erzigJW. (2005). Association of Blood Group A with Increased Risk of Coronary Heart Disease in the Pakistani Population. Pak J Physiol: 1-2 11) World Health Organization. (2009). Blood Group Serology Module 3 (e-book). 12) World Health Organization. (2020). Dengue Control. Diakses melalui: https://www.who.int/denguecontrol/disease/en/