SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 58
Baixar para ler offline
I Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
II Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Hak Cipta @ 2020
PERANGKAT
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK
INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING
BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI
Edisi Pertama Tahun 2020
Tim Penyusun
				 Hendy Noor Irawan, S.Sos., M.Sc.	
dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes.
Pengarah :
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
Penanggung Jawab :
Dadi Ahmad Roswandi, M.Si
Editor :
dr. Mila Yusnita
Tim Teknis :
Reni Dwijayanti, M.Pd.
Yufi Winiastuti, SKM
Desnita Ekaratri W, SS, MPH
Tri Aryadi, S.Psi.
Ratu Chaira Vielananda, S.Pd.
Sugeng
Diterbitkan oleh :
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650
PO. BOX : 296 JKT 13013
III Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA SAMBUTAN
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran
Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga
Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi
Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas
nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan.
Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber
Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan,
karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak.
Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun
(Balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh
kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang
apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan
emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan
dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan
perilaku di masa dewasa.
Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan
dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan
kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang
dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral.
Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina
tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan
dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain
dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS).
BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk
mengimplementasikan kegiatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan
dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan
stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan
sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi
masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan
IV Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan
Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat
ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan
kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia.
Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan
komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya ucapkan terima
kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah
kita lakukan.
Jakarta, Juni 2020
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian
dan Pengembangan,
									 Prof. Rizal Damanik, PhD.
V Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
KATA PENGANTAR
P
uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat
pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis
Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan
Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan
Keluarga Berencana bekerjasama dengan Direktorat Bina
Keluarga Balita dan Anak menyusun perangkat pembelajaran
ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna
memfasilitasi dan memberikan informasi kepada Keluarga
Indonesia mengenai Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting
melalui Kelompok BKB. Perangkat pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan
pelatihan untuk menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator
Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan
setiap penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh
pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini.
Semogasegalaupayakitauntukmeningkatkankualitaspelatihandapatberkontribusi
dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang
Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan.
Jakarta, Juni 2020
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kependudukan dan KB,
	
DR. Lalu Makripuddin, M.Si
VI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN ......................................................................................................................I
KATA SAMBUTAN	 ...............................................................................................................III
KATA PENGANTAR	..............................................................................................................V
DAFTAR ISI	 .........................................................................................................................VI
☼ BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang	 .....................................................................................................2
B.MaksuddanTujuan........................................................................................................3
C.SasaranPengguna........................................................................................................4
D. Kompetensi .................................................................................................................4
☼ BAB II PEMENUHAN GIZI IBU HAMIL DAN ANAK ............................................................5
A. Latar Belakang ............................................................................................................6
B. Gizi Bagi Ibu Hamil	.....................................................................................................7
C. Gizi Bagi Anak Usia Dini ...........................................................................................11
☼ BAB III INISIASI MENYUSU DINI, ASI EKSKLUSIF DAN MAKANAN PENDAMPING ASI	.15
A. Pengertian ASI .......................................................................................................16
B. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ........................................................................................16
C. ASI Eksklusif ................................................................................................................19
D. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ......................................................................23
☼ BAB IV GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK USIA DINI ..........................................................26
A. Konsep Gizi Seimbang Untuk Berbagai Kondisi.....................................................27
B. Jenis Makanan bergizi dan seimbang ....................................................................33
☼ BAB V PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) .....................................................37
A. Pengertian PHBS .......................................................................................................38
B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat...............................................................39
C. Bagaimana Cara Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah...... 40
☼ BAB VI PENERAPAN PHBS ..............................................................................................43
A. PRAKTEK CARA CUCI TANGAN YANG TEPAT ...........................................................46
B. PRAKTEK PERAWATAN GIGI .......................................................................................46
C. PRAKTEK KEBERSIHAN LINGKUNGAN .......................................................................47
☼ BAB VII PENUTUP .............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................49
VII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 	 1................................................................................................................................10
GAMBAR 	 2...............................................................................................................11
GAMBAR 	 3........................................................................................................................11
GAMBAR 	 4...............................................................................................................46
GAMBAR 	 5................................................................................................................................47
GAMBAR 	 6...............................................................................................................47
GAMBAR 	 7................................................................................................................................47
GAMBAR 	 8...............................................................................................................47
VIII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
MODUL
KESEHATAN GIZI IBU HAMIL DAN
ANAK USIA DINI
Tim Penyusun
				 Hendy Noor Irawan, S.Sos., M.Sc.	
dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes.
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2020
1 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB I
PENDAHULUAN
2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pada Pasal 1
menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria
dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Selanjutnya dalam Pasal 2 ditegaskan bahwa perkawinan adalah sah, apabila
dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu; dan
tiap-tiapperkawinandicatatmenurutperaturanperundang-undanganyangberlaku.
Amanat undang-undang ini mewajibkan setiap orang yang akan memasuki jenjang
perkawinan harus melakukan persiapan atau perencanaan yang matang baik lahir
maupun bathin. Dengan demikian, setiap orang yang akan menikah atau kawin
memahami hakikat dari perkawinan dan memahami bahwa dengan menjalankan
perkawinan maka itu berarti akan membangun sebuah keluarga. Keluarga yang
lahir karena ada ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita.
Dalam undang-undang perkawinan juga menegaskan terkait persyaratan
perkawinanyangharusdidasarkanataspersetujuankeduacalonmempelai.Danyang
dingatkan pula, untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai
umur 21 (duapuluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Dalam hal salah
seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak
mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud cukup diperoleh dari orang
tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.
Selanjutnya ditegaskan pula bahwa dalam hal kedua orang tua telah meninggal
dunia atau dalam keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka
izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai
hubungan darah dalam garis keturunan lurus keatas selama mereka masih hidup
dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya.
Perkawinan akan melahirkan generasi penerus dan akan menambah jumlah
penduduk. Generasi yang lahir haruslah generasi yang sehat, yang cerdas dan
berakhlak mulia. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan pembangunan Keluarga, Pasal 48 ayat 1 dan 2 menjelaskan
bahwa kebijakan pembangunan keluarga dilakukan melalui pembinaan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang salah satunya dilaksanakan dengan
cara peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan,
penyuluhan dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan
anak. Untuk mendukung tercapainya kesejahteraan keluarga, dipertegas lagi
dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak terkait
prinsip dasar konvensi hak anak yang meliputi non diskriminasi, kepentingan terbaik
bagi anak, Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan serta penghargaan
terhadap pendapat anak. Sebelumnya, pada tahun 1984 pemerintah telah
mencanangkan Program Bina Keluarga Balita (BKB). Program BKB dirintis berdasarkan
3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala BKKBN dan Menteri Negara Urusan Peranan
Wanita (MEN UPW) Nomor :11 KEP/MEN UPW/IX/84, 170/HK.010/E 3/84. Dan pada
tahun 1991 Program BKB dicanangkan menjadi Gerakan BKB Penanggung jawab
kebijakan yakni Kementerian Pemberdayaan Perempuan, sedangkan sebagai
Penanggung jawab Operasional adalah BKKBN.
Pada tahun 2007 terbit Surat Keputusan (SK) Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan Nomor KEP-15A/Meneg.PP/Dep-IV/III/2007 tentang Pelaksanaan dan
Pengembangan Program BKB. Dan pada tahun 2008 dikeluarkan Instruksi Kepala
BKKBN NO.2616/hk.012/f4/08 tentang Pelaksanaan Program Aksi BKB. Berbagai
regulasi ini dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan gerakan BKB. Program
BKB lahir sebagai sebuah gerakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,
memperkuat ketrampilan orangtua dalam pengasuhan anak agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya. Program BKB sebagai pilar
utama pembangunan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena
kualitas SDM sangat ditentukan oleh kualitas pembinaan keluarga sejak dini bahkan
sejak janin dalam kandungan.
ProgramBKB menyasar pada orangtuaatau keluarga yang merupakan lingkungan
pertama dan utama dan mempunyai peranan penting dalam memastikan
pertumbuhan dan perkembangan anak melalui perawatan dan pengasuhan untuk
memenuhi kebutuhan“asuh, asih dan asah“. Kualitas pengasuhan akan membantu
pertumbuhan anak sejak periode emas (usia 0–2 tahun) harus dioptimalkan dengan
menjaga kesehatan dan status gizi anak, memberikan stimulasi dan menyediakan
lingkungan yang mendukung agar anak bisa bertumbuh dan berkembang dalam
suasana lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman.
Untuk mencapai kondisi tersebut di atas, maka tahun 2020 dilakukan pembaharuan
terhadap materi Program BKB. Terbitnya modul tersebut sebagai pedoman
penyelenggaraan BKB agar pelaksanaannya lebih efektif, efisien dan mudah
dilaksanakan oleh para pengelola program dan Pejabat Pengawas Pengelola
Program BKB.
B. Maksud dan Tujuan
	I.	Umum
	 Tersedianya modul penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina
Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina Keluarga Balita.
	 II.	Khusus
	 Terlaksananya Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi
Pengelola Program Bina Keluarga Balita dengan tujuan meningkatkan kualitas
peserta dalam aspek;
4 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
	 1.	Kualitas Pengetahuan;
	 Peningkatan kualitas pengetahuan peserta meliputi pemahaman tentang
perencanaan hidup berkeluarga dan harapan orangtua terhadap masa depan
anak, konsep diri yang positif dan konsep pengasuhan, peran orangtua dan
keterlibatan ayah dalam pengasuhan, menjaga kesehatan anak, pemenuhan
gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat, stimulasi gerakan kasar-gerakan
halus, kecerdasan, komunikasi aktif pasif dan kemampuan menolong diri sendiri,
pengenalan kesehatan reproduksi, perlindungan anak, menjaga anak dari
pengaruh media serta pembentukan karakter anak usia dini.
	 2.	Kualitas Ketrampilan;
	 Peningkatan kualitas ketrampilan peserta meliputi ketrampilan dalam berbagi
peran menjadi kader piket, kader bantu dan kader inti. Teknik berinteraksi dengan
peserta, pengisian kartu kembang anak (KKA) dan teknik membangun suasana
yang menyenangkan.
	 3.	Kualitas Aktualitasi;
	 Peningkatan aktualisasi peserta ditandai dengan pemahaman materi yang utuh
terkait Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina
Keluarga Balita Holistik Integratif.
C. Sasaran Pengguna
Sasaran pengguna modul ini adalah;
1. Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak;
2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB;
3. Perwakilan BKKBN Provinsi;
D. Kompetensi
Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina
Keluarga Balita Bagi Pejabat Pengelola Program Bina Keluarga Balita berdasarkan
uraian tugas sebagai pengelola program KKBPK. Diharapkan melalui Diklat ini standar
kompetensi yang disyaratkan dapat terpenuhi.
5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB II
PEMENUHAN GIZI
IBU HAMIL DAN ANAK
Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang pemenuhan gizi selama kehamilan hingga
anak usia dini
6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan
penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan. Untuk
mengatasi masalah gizi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup.
Data Riskesdas 2018 sebanyak 48,9% Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau
kekurangan darah persentase ini meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 37,1%.
Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun
sebesar 84,6%. Proporsi risiko kurang energi kronis pada perempuan usia subur yang
hamil sebesar 24,2% menurun pada tahun 2018 sebesar 14,5%. Prevalensi anemia
dan resiko kurang energi kronis pada perempuan usia subur sangat mempengaruhi
kondisi kesehatan anak pada saat dilahirkan. Kedua hal tersebut termasuk beberapa
hal yang berpotensi terjadinya kekerdilan (stunting) pada anak. Proporsi berat
badan lahir bayi secara ideal tidak kurang dari 2500 gram dan tinggl tidak kurang
dari 48 centimeter. Berdasarkan Riskesdas 2018 proporsi bayi yang lahir dengan
berat badan dibawah 2500 gram pada umur 0-59 bulan mencapai 6,2%. Angka
stunting sebesar 30,8%. Dampak permasalahan gizi yang tidak teratasi dengan baik
akan mempengaruhi kualitas hidup dan akan berdampak besar terhadap kondisi
sosial ekonomi.
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan akan masalah gizi, masih
banyak ibu hamil mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi
Kronis (KEK), dan anemia. Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan
anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester ketiga
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai
resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah 2
(BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena
lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil adalah
pengetahuan gizi. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan
memenuhi kebutuhan gizinya sehingga berdampak pada peningkatan status gizi.
Dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara ibu
hamil banyak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Setidaknya tiga
bulan sebelum berencana hamil, harus mempersiapkan diri melalui makanan bergizi,
kesehatan badan, dan mulai mengubah kebiasaan makan yang kurang sehat demi
kesehatan bayi nantinya. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan
dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin.
Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil berguna untuk mengetahui kondisi
kesehatan pada ibu hamil dan janinnya serta juga dapat berguna untuk mengetahui
status gizi pada ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil
7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
minimal 4 kali selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama
dilakukan sebelum saat usia kehamilan mencapai 4 bulan atau antara 0-3 bulan
(trimester pertama). Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester
kedua). Sedangkan kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia kehamilan
7-9 bulan (trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok
bersalin, puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau bidan swasta.
Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak usia di
bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang
bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang normal (WHO,
2013). Berdasarkan Hasil Riskesdas 2018 menunjukan adanya perbaikan pada status
gizi balita di Indonesia. Proporsi stunting atau balita pendek karena kurang gizi kronik
turun dari 37,2% (riskesdas 2013), menjadi 30,8% pada riskesdas 2018. Demikian juga
proporsi status gizi buruk dan gizi kurang dari 19,6% (riskesdas 2013) menjadi 17,7%.
Meski demikian, angkanya masih jauh dari target Badan Kesehatan Dunia (WHO)
yakni 20%.
Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan
gizi pada anak, sedangkan apabila kita cermati pemenuhan gizi pada anak tidak
mahal,terlebihlagiapabiladibandingkandenganhargaobatyangharusdibeliketika
berobat di Rumah Sakit. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi
gizi pada anak, sebagai contohnya “seringnya anak jajan sembarangan di tepi
jalan”. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan adalah kurangnya pengetahuan
ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu
apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. Pemenuhan
gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari indikator yang diharapkan. Perhatian
orangtua yang seharusnya bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan
gizi pada anak-anaknya belum sepenuhnya diwujudkan.
Untukmengoptimalkanperkembangananak,sebaiknyaIbumemenuhikebutuhan
nutrisi harian Ibu sejak mempersiapkan kehamilan. Seperti apa yang telah Ibu ketahui,
periode kritis perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak terjadi pada 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu 270 hari saat kehamilan dan pada 730 hari di
awal kehidupannya (sampai dengan anak berusia 2 tahun). Itulah sebabnya pada
periode ini, sangat penting bagi anak untuk mendapatkan semua kebutuhan nutrisi
yang ia butuhkan.
B. Gizi Bagi Ibu Hamil
Saat hamil, asupan nutirisi pada ibu dan janin harus mencukupi. Untuk kehamilan
8 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
yang sehat dengan berat badan normal asupan nutrisi tetap perlu diatur. Hal Ini
agar bayi tumbuh optimal dan ibu tetap sehat hingga saat melahirkan.
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Kebutuhan gizi pada masa
kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita
normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara
(mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan
yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar
40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya.
Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
ibu dan janin, mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat
menjalani kehamilan dengan baik dan aman, membentuk jaringan untuk tumbuh
kembang janin dan kesehatan ibu, mengatasi permasalahan selama kehamilan dan
memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran
bayi.Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan
yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil,
makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang
ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan.
Hal yang penting diperhatikan pada masa Kehamilan :
1.	 Penuhi kebutuhan gizi sejak hamil, selama kehamilan pada trisemester 1, 2, dan
3. Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi
2.	 Mengkonsumsitablettambahdarahsetidaknya90tabletselamamasakehamilan;
3.	 Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah
hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya plasenta,
serta gangguan pertumbuhan;
4.	 Menghindari minuman yang mengandung kafein, terlalu banyak meminum
minuman yang berkafein akan dapat menyebabkan keguguran pada kehamilan
muda dan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR);
5.	 Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil, minum air putih lebih banyak
mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume
darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh.
Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari);
6.	 Melakukan olahraga ringan, olahraga yang ringan dapat dilakukan oleh ibu
selama kehamilan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya sehingga
peredaran darah dapat berjalan dengan lancar.
9 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
7.	 Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan pilihlah makanan yang tidak berlemak
dalam porsi anak tetapi sering contoh nya : buah, roti, ubi, singkong, biscuit;
8.	 Istirahat yang cukup.
Bahan makanan/hal-hal yang dihindari dan dibatasi oleh ibu hamil :
1.	 Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan
tambahan makanan yang kurang aman;
2.	Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena
mengandung kuman yang berbahaya untuk janin;
3.	 Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat
meningkatkan tekanan darah;
4.	 Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak
mengandung gula, lemak misalnya: keripik, cake;
5.	Membatasi makanan/minuman yang mengandung gas, contoh: nangka
(matang dan mentah), kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri
ulu hati pada ibu hamil;
6.	 Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung energi
tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat berlebihan dan
bayi lahir besar;
7.	 Merokok atau terpapar asap rokok, kandungan yang terdapat didalam rokok
maupun asap rokok dapat mempengaruhi perkembangan janin. Resiko pertama
bagi ibu hamil yang gemar merokok adalah tingginya resiko bayi lahir BBLR.
8.	 Mengkonsumsi /minum obat tanpa resep dokter.
Berikut ini asupan gizi penting yang dianjurkan untuk ibu hamil:
	Protein
	 Protein penting bagi pertumbuhan jaringan janin, termasuk jaringan otak. Asupan
ini juga berperan dalam meningkatkan pasokan darah sehingga memungkinkan
lebih banyak darah untuk disalurkan pada janin. Sumber protein yang baik, di
antaranya kacang polong, ayam, ikan salmon, keju cottage, daging sapi tanpa
lemak, dan selai kacang.
	Folat
	 Folat berperan penting dalam mengurangi risiko cacat tabung saraf pada janin.
Ini adalah cacat lahir yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang
janin, misalnya spina bifida. Beberapa makanan yang mengandung folat, yakni
hati, sayuran berdaun hijau gelap, dan kacang.
	 Zat besi
	 Ketika hamil, tubuh membutuhkan zat besi ekstra untuk meningkatkan aliran
darah sehingga memastikan oksigen yang disuplai untuk Anda maupun janin
tercukupi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
Adapun sumber zat besi yang baik untuk ibu hamil, yaitu sayuran berdaun hijau
tua, buah sitrus, buah kering, dan sereal.
10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
	Kalsium
	 Kalsium merupakan gizi yang penting untuk pertumbuhan tulang janin. Selain itu,
kalsium juga dapat mengatur penggunaan cairan tubuh ibu. Contoh makanan
yang merupakan sumber kalsium yang baik, yaitu yogurt, susu, keju, tahu, telur,
dan kubis.
	Lemak
	 Asupan lemak dapat membuat tubuh bertenaga dan dibutuhkan untuk
membantu perkembangan janin. Namun, Anda harus memilih lemak omega-3
atau lemak sehat karena banyaknya lemak jenuh malah akan membahayakan
ibu maupun janin.Asupan yang termasuk lemak sehat adalah minyak zaitun,
minyak wijen, minyak kanola, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
	Serat
	 Mengonsumsi makanan berserat tak hanya menyehatkan, namun juga dapat
mengurangi risiko ibu hamil terkena sembelit dan wasir. Beberapa makanan
berserat yang baik dikonsumsi selama kehamilan, yaitu gandum, tomat, apel,
jeruk, dan brokoli.
Untuk mengoptimalkan kesehatan Ibu dan bayi dalam kandungan sampai
dengan anak berusia 2 tahun, dapat disimpulkan pemberian gizi seimbang pada
1000 Hari Pertama Kehidupan antara lain :
1.	 Selama Bayi Dalam Kandungan (270 hari)
Sebelum dan selama kehamilan, calon ibu harus berstatus
gizi baik. Pada trimester pertama, konsumsilah asam folat yang
merupakan salah satu komponen utama pembentukan tabung
syarafjanin,untukkemudianberkembangmenjadiotakdantulang
belakang bayi. Asam folat tinggi dapat diperoleh dari sayuran
berwarna hijau tua (brokoli dan bayam), kacang-kacangan, dan
buah-buahan (jeruk, pepaya, pisang dan alpukat).
2.	Usia 0-6 bulan (180 hari)
Saat baru lahir, bayi perlu mendapatkan Inisiasi MenyusuDini (IMD), setidaknya
selama satu jam. IMD banyak manfaat yang didapat bayi, salah satunya bayi akan
memperoleh bakteri-bakteri baik dari dada ibu, ini berguna untuk pencernaannya
yang masih rentan.Lalu selama 6 bulan setelah bayi lahir, berikan ASI eksklusif. Pantau
Gambar 1. Bayi dalam kandungan selama 9 bulan
11 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
pula pertumbuhan bayi serta rutin memeriksakan
kesehatannya kepada tenaga kesehatan.
3.	Usia 6-24 bulan (550 hari)
Sejak bayi berusia 6 bulan, berikanlah Makanan
Pendamping ASI (MPASI) sambil tetap melanjutkan
pemberian ASI. Alasannya karena pada usia ini, ASI
saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
anak. Pastikan MPASI dengan kandungan zat gizi
sehat dan seimbang. Rutin
memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan, seperti
pemberian vaksin sesuai jadwal juga sebaiknya tetap
dilakukan.Selain nutrisi, hal lain yang perlu dilakukan
pada masing-masing usia bayi adalah rasa kasih sayang
dan stimulasi yang cocok sesuai kategori usia. Seperti
membacakan cerita, mengajak bermain bersama, selalu
mengajaknya berbicara, dan mendengarkan musik, hal
ini membuat sinaps pada otak anak terbentuk banyak
dan terkait dengan kecerdasannya kelak.
C. Gizi Bagi Anak Usia Dini
Usia dini dikenal juga dengan sebutan usia emas anak atau the golden age (0-6
tahun). Usia emas anak menjadi waktu yang istimewa karena pertumbuhan dan
perkembangan anak pada rentang ini sangat pesat dan mencapai puncaknya.
Pertumbuhan dan perkembangan otak merupakan organ yang paling utama pada
masa emas ini.Berbagai literatur menyebutkan, anak dilahirkan dengan sekitar 10
miliar neuron atau sel saraf di otaknya. Dua tahun pertama sejak lahir merupakan
periode di mana miliaran sel tersebut bertambah. Otak anak punya kemampuan
besar untuk menyusun ribuan sambungan antar-neuron.
Di usia dua tahun, pertumbuhan otak anak sudah mencapai 80 persen. Menginjak
usia 5-6 tahun, pertumbuhan otaknya kian pesat yakni 90-95 persen. Agar tumbuh
kembang anak optimal di usia emas ini, tentunya dibutuhkan gizi dan stimulasi
yang baik. Langkah awal untuk memastikan pemenuhan gizi anak dimulai dengan
memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. ASI menjadi sangat istimewa karena
memiliki aneka zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak seperti laktosa, casein
dan whey, DHA, ARA, dan lain-lain.
Menyiapkan asupan gizi untuk anak merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan oleh orangtua. Karena asupan gizi yang diterima anak akan
Gambar 3. Bayi usia 6-24 bulan
Gambar 2. Bayi usia 0-6 bulan
12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
mempengaruhi proses tumbuh kembang mereka di usia dewasa kelak. Pemenuhan
gizi untuk anak sebaiknya dilakukan tidak hanya sejak lahir tapi sejak anak masih
berada di dalam usia kandungan, hingga anak berusia 2 tahun, pertumbuhan anak
akan sangat cepat karena itu diperlukan banyak gizi untuk menyeimbangkannya.
Gizi-gizi penting yang dibutuhkan anak pada rentang waktu tersebut adalah
protein, karbohidrat, Vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, AA, DHA,
sphyngomyelin, sialic acid, dan asam-asam amino seperti tyrosine dan tryptophan.
Semua kebutuhan tersebut bisa di dapatkan oleh anak dari Air Susu Ibu (ASI). Itulah
kenapa ibu disarankan untuk memberikan ASI.
Kekurangan gizi bisa menimbulkan berbagai masalah pada anak. Efek paling
sederhana adalah membuat tubuh lemah dan mudah terserang berbagai penyakit.
Dalam jangka panjang, anak yang kekurangan gizi akan memiliki masalah dalam
tumbuh kembangnya. Dari mulai pertumbuhan fisik hingga perilaku anak di masa
dewasa.
Pola pengasuhan anak usia dini dapat berpengaruh besar terhadap asupan
gizi seimbang yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kebiasaan pola makan dan hidup bersih sehat perlu dibiasakan sejak dini, terutama
untuk mencegah berbagai tantangan kesehatan yang akan dimiliki anak di masa
depan.
Manfaat asupan gizi terbaik bagi anak, antara lain:
1.	Menjaga dan Memelihara Kesehatan, gizi sangat berkaitan erat dengan
kesehatan dan peningkatan kualitas hidup. Gizi yang baik bisa membantu
mengoptimalkan fungsi tubuh, mencegah serta membantu penanganan
penyakit;
2.	 Meningkatkan kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh anak terbentuk dari
asupan gizi yang diterimanya sejak dini. Nutrisi ini diperlukan untuk membentuk
sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan berbagai virus dan penyakit yang bisa
menyerang kapan saja. Dengan demikian, anak menjadi tidak mudah sakit dan
terjaga kesehatannya;
3.	 Sumber energi, untuk beraktivitas, bergerak, dan berpikir, tubuh membutuhkan
energi yang mencukupi. Energi tersebut didapatkan dari gizi yang dikonsumsi
sehari-hari.
Kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya
Sesuai dengan pedoman gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, aturan
pemenuhan gizi di masing-masing usia anak sebagai berikut:
1.	 Kebutuhan gizi anak usia 0-6 bulan.
	 ASI merupakan makanan utama anak di beberapa bulan awal kehidupannya.
Sebisa mungkin, berikan anak ASI eksklusif selama 6 bulan penuh. Artinya,
13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
kebutuhan energi dan zat gizi lainnya hanya diperoleh dari ASI saja dan tidak
diberikan makanan maupun minuman lainnya.
2.	 Kebutuhan gizi anak usia 6-24 bulan.
	 Jika memungkinkan, ASI sebaiknya diberikan sampai usia anak genap 2 tahun.
Selain dapat menguatkan hubungan emosional ibu dan anak, memberikan
ASI dalam waktu lama juga bisa meningkatkan sistem kekebalan anak hingga
dewasa.Di samping itu, anak juga mulai harus diberikan makanan pendamping
ASI (MP-ASI) mulai usia 6-24 bulan. MP-ASI bisa diberikan secara bertahap,
misalnya dimulai dengan memberikan makanan dalam bentuk lunak seperti
bubur susu. Seiring dengan bertambahnya usia anak, Ibu bisa memberikan
makanan pendamping dengan tekstur yang lebih padat dari sebelumnya.
Contohnya, setelah anak terbiasa dengan tekstur bubur, Ibu dapat memberikan
anak nasi tim.
	 Sekitar usia 1 tahun, anak biasanya sudah cukup beradaptasi dengan
tekstur makanan pendamping yang diberikan. Nah, ketika itu Ibu bisa mulai
memperkenalkannya dengan makanan padat yang biasa dimakan anggota
keluarga lainnya.
	 Berdasarkan komposisi bahan makanannya, MP-ASI terbagi menjadi dua
kelompok:
•	 MP-ASI lengkap. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur,
dan buah-buahan.
•	 MP-ASI sederhana. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dan
sayur atau buah.
Ciri-ciri MP-ASI yang dikatakan baik:
•	 Padat energi, protein, dan zat gizi mikro yang tidak terlalu banyak terkandung
di ASI.
•	 Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam, penyedap rasa,
pewarna, dan pengawet
secukupnya.
•	 Mudah ditelan dan disukai anak.
	 Penting untuk dipahami bahwa pola pemberian makanan di usia ini akan
mempengaruhi selera makan anak di kemudian hari. Itu sebabnya, sebaiknya
perkenalkan anak dengan aneka macam makanan agar terbiasa. Baik itu dari
sumber protein, karbohidrat, lemak, serat, dan sebagainya. Secara keseluruhan,
kebutuhan asupan lemak untuk anak di usia 6-24 bulan juga cenderung meningkat.
3. 	 Kebutuhan gizi anak usia 2-5 tahun
	 Kebutuhan nutrisi anak di usia ini cenderung meningkat karena sedang berada
14 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
di masa pertumbuhan, disertai dengan padatnya aktivitas harian. Memberikan
makan anak pada usia ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Terlebih karena
biasanya anak sudah mulai mengenal beragam camilan atau jajanan, sehingga
memiliki anggapan tersendiri tentang mana makanan yang disukai dan tidak.
	 Untuk itu, Ibu dianjurkan untuk memberikan perhatian khusus agar asupan
makanan anak tetap bergizi seimbang. Berikut beberapa anjuran pemenuhan
gizi untuk anak usia 2-5 tahun:
•	 Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam);
•	 Perbanyak makan makanan sumber protein dan lemak, seperti ikan, karena
kaya akan omega 3, DHA, serta EPA;
•	 Perbanyak makan sayur dan buah-buahan;
•	 Batasi makan camilan yang terlalu manis, asin, dan berlemak;
•	 Penuhi kebutuhan cairan;
•	 Ajak anak main di luar supaya tetap aktif.
4. 	 Kebutuhan gizi anak usia 6-18 tahun
	 Kebutuhan nutrisi harian anak di usia ini juga meningkat dari sebelumnya. Hal ini
karena ia masih dalam masa tumbuh kembang dan mengalami masa pubertas.
Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 6-18 tahun:
•	 Makan sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam);
•	 Rutin makan ikan serta sumber protein lainnya. Anjuran asupan protein hewani
harian sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen;
•	 Perbanyak makan sayur dan buah-buahan;
•	 Batasi makan makanan cepat saji, jajanan, serta camilan yang manis, asin,
dan berlemak;
•	 Rutin menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari, yakni setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam.
Anak yang berusia 17-18 tahun tetap harus diperhatikan asupan gizinya. Hal ini
dikarenakan anak remaja memasuki masa di mana pertumbuhan fisik dan psikisnya
mulai matang untuk mempersiapkan perubahan di usia dewasa. Entah itu menikah,
maupun hamil bagi anak perempuan.
15 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB III
INISIASI MENYUSUI DINI,
ASI EKSKLUSIF DAN
MAKANAN PEDAMPING ASI
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
diharapkan dapat menjelaskan tentang pentingnya IMD, ASI Ekslusif
dan MPASI
16 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
A. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan terbaik dan termurah yang dapat diberikan
ibu kepada bayinya, didalamnya terkandung zat-zat yang dibutuhkan bayi sejak
lahir sampai usia 24 bulan atau lebih. ASI sebagai makanan alami pertama untuk
bayi menyediakan energi dan nutrisi dalam jumlah tepat yang dibutuhkan sesuai
dengan umur bayi. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya membentuk gen-
erasi sehat, cerdas, serta berkualitas demi masa depan dirinya, keluarga, masyar-
akat dan negara. Menurut WHO ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada
bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di-
anjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang
manfaat ASI baik bagi bayi, ibu dan keluarga.
B. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru lahir men-
jadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama
ibu-ibu yang sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI ekslusif diIndonesia disebabkan
karena kurangnya informasi pelaksanaan IMD kepada masyarakat dari pihak instan-
si kesehatan. Demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang
IMD juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga infor-
masi yang benar tentang program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada mas-
yarakat luas agar apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai
dengan baik.
Metode IMD diperkenalkan oleh Karen M. Edmon pada Bulan Maret 2006. Metode
ini dilandaskan pada refleks atau kemampuan bayi dalam mempertahankan diri
(survival instinc). Bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya dapat langsung
mencari puting ibunya. Proses ini dapat berlangsung selama 1 jam atau lebih. Metode
ini dilakukan dengan cara meletakkan langsung bayi yang baru lahir di dada ibunya
dan membiarkan bayinya merayap untuk menemukan sendiri puting susu ibunya
untuk menyusu. IMD harus dilakukan secara langsung setelah bayi dilahirkan tan-
pa boleh ditunda. Begitu bayi dilahirkan dan dinilai bayi sehat, kemudian bayi di
IMD dengan terlebih dulu dikeringkan seluruh badannya, kecuali kedua tangannya.
Proses harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Adanya kontak kulit an-
tara bayi dan ibu dapat memberikan ketenangan dan meningkatkan ikatan kasih
sayang ibu dan bayi. Tujuan dilekatkannya bayi ke kulit ibu juga untuk membentuk
kekebalan tubuh bayi, karena pada saat IMD, bayi menelan bakteri baik dari kulit
ibu. Selain meningkatkan ikatan ibu dan bayi, IMD juga dapat meningkatkan kemu-
ngkinan keberhasilan menyusui, dan umumnya memperpanjang durasi menyusui.
17 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Manfaat inisasi menyusui dini bagi bayi sangatlah berlimpah. Sebab, ASI yang per-
tama kali keluar setelah persalinan, dapat menyediakan manfaat lebih untuk kese-
hatan bayi seperti:
1.	 Memberikan kolostrum untuk bayi
	 Kolostrum adalah komponen yang hanya diproduksi saat ASI pertama kali kelu-
ar, setelah proses persalinan. Komponen ini bisa memberikan berbagai manfaat
untuk bayi, karena:
•	 Mengandung growth factors untuk membantu perkembangan usus bayi, se-
hingga dapat berfungsi secara efektif.
•	 Kaya akan kandungan vitamin A, yang dapat membantu melindungi mata
dan mengurangi infeksi
•	 Dapat menstimulasi bayi untuk mengeluarkan mekonium melalui kotoran, se-
hingga risiko bayi terkena penyakit kuning dapat berkurang
•	 Kolostrum keluar dalam jumlah yang sedikit, sehingga tepat untuk bayi yang
baru lahir.
2.	 Melindungi bayi dari berbagai penyakit
	 Air susu ibu (ASI) mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam 6 bu-
lan pertama kehidupannya. ASI dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit
seperti diare dan penyakit yang kerap menyerang di usia anak-anak, termasuk
pneumonia.Selain itu, IMD juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi
karena bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi. dan juga bayi akan
mendapatkan kolostrum yang sangat banyak mengandung zat-zat kekebalan
tubuh.
3.	 Membuat berat badan anak lebih ideal
	 Bayi yang diberikan ASI, termasuk melalui IMD, risiko mengalami kelebihan berat
badan atau obesitasnya akan berkurang saat ia memasuki usia anak dan rema-
ja.
4.	 Mempererat hubungan antara ibu dan anak
	 Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit
ibunya (skin-to-skin contact) segera setelah lahir, dapat menciptakan keintiman
yang lebih dalam dengan sang ibu. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang bersen-
tuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif untuk me-
nenangkan bayi sakit, yang dapat dilakukan kapan saja. Hal ini juga membuat
sang ibu lebih nyaman.Bayi yang menerima kontak kulit dengan ibu sejak awal
kelahirannya juga dinilai akan dapat berinteraksi lebih banyak dengan ibu dan
lebih jarang menangis.
5.	 Menurunkan risiko kematian bayi
	 Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Selain
itu, dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh kembang, dan membantu mem-
bangun daya tahan tubuh bayi. Kemudian, ASI juga sangat baik untuk kese-
hatan sistem pencernaan bayi.
18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
6.	 Mendukung keberhasilan ASI eksklusif
	 Inisiasi menyusui dini diketahui menunjang keberhasilan ASI Ekslusif hingga setida-
knya bayi berusia empat bulan. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan hingga bayi
berusia 6 bulan, namun boleh dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun.
Manfaat inisiasi menyusui dini bagi ibu
Tidak hanya bagi bayi, proses inisiasi menyusui dini juga memberikan manfaat
yang tidak sedikit bagi ibu. Ketika bayi mencoba untuk menyusu dari ibu secara
langsung, sentuhan bayi dapat merangsang keluarnya oksitosin.
Oksitosin adalah hormon yang umumnya keluar saat proses melahirkan maupun
menyusui berlangsung. Hormon ini juga kerap dikaitkan dengan rasa empati, keper-
cayaan, dan membangun hubungan antar manusia. Oksitosin diproduksi tubuh ibu
dapat menyebabkan rahim berkontraksi. Hal ini dapat membantu proses melahir-
kan maupun mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan.
Keluarnya hormon ini juga akan memicu hormon lain yang dapat membantu ibu
merasa tenang, santai dan membentuk ikatan yang dalam dengan bayi. Hormon
oksitosin juga akan menstimulasi keluarnya air susu.
Menerapkan Inisiasi Menyusui Dini
Di Indonesia, persoalan dan tantangan yang sering dihadapi adalah belum ban-
yak rumah sakit ataupun bidan yang mengakomodasi proses inisiasi menyusui dini.
Untuk menerapkan proses ini, penting bagi para calon ibu untuk memilih rumah sakit
yang pro-ASI dan pro-IMD.
Berikut beberapa hal yang wajib dipastikan saat mencari tempat bersalin jika in-
gin menerapkan inisiasi menyusui dini:
•	 Rumah sakit tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi da-
lam satu ruangan atau rooming-in pascapersalinan.
•	 Rumah sakit tersebut sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum
berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula untuk bayi.
•	 Dokter dan atau perawat yang akan membantu persalinan, bersikap pro-ASI
dan siap membantu ibu untuk menyusui
•	 Memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini
setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan.
•	 Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda
setelah proses IMD.
•	 Namun, ada kalanya beberapa prosedur, seperti operasi caesar di luar renca-
na atau komplikasi saat persalinan, membuat proses ini tidak dapat dijalankan.
Meski demikian, penting bagi ibu untuk menekankan keinginannya melakukan
19 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
inisiasi menyusui dini, jika memang masih memungkinkan.
Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang men-
jalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan
berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarn-
ya, terutama rumah sakit, dokter yang membantu proses persalinan, dan keluarga.
C. ASI EKSKLUSIF
ASI Eklsusif tak diragukan lagi manfaatnya bagi kesehatan bayi, juga untuk Bunda
yang menyusui. Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif diwajibkan selama minimal
enam bulan, sejak bayi lahir.pemerintah bahkan mewajibkan Bunda memberikan
ASI eksklusif pada si buah hati. Kewajiban itu tertuang dalam pasal 6 Peraturan Pe-
merintah (PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, yang ditetapkan pada
1 Maret 2012, “Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada
bayi yang dilahirkannya,” bunyi peraturan tersebut. Anjuran pemerintah itu dibuat
berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Seorang ibu disarankan menyusui selama enam bulan penuh, demi menghindari
alergi dan menjamin kesehatan bayi yang optimal. Kenapa 6 bulan? ASI dibutuh-
kan karena selama enam bulan pertama kehidupannya, bayi belum memiliki enzim
pencernaan yang sempurna. Sehingga, bayi belum bisa mencerna makanan atau
minuman selain ASI. Lebih dari itu, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah
bisa terpenuhi dari ASI. Jadi, selama enam bulan sejak pertama dilahirkan, bayi se-
jatinya hanya membutuhkan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan atau minuman
apapun.
Pemberian ASI eksklusif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Dengan
mengonsumsi ASI, bayi terlindungi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, in-
feksi telinga, haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih.Sementara
itu, menyusui juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Ibu. Dengan memberikan ASI
Eksklusif dapat mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan dan juga menunda
kembalinya kesuburan Ibu. Ibu juga bisa merasakan manfaat lain, seperti penurunan
tekanan darah dan kolesterol serum total, serta penurunan prevalensi diabetes meli-
tus tipe 2. Yang paling menakjubkan, menyusui bisa mengurangi risiko terkena kank-
er payudara dan kanker ovarium. Salah satu penyebab kanker payudara dipicu
oleh hormon estogren dalam tubuh kita. Sementara saat Bunda menyusui, hormon
estrogen dalam tubuh memiliki tugas tersendiri. Sehingga, hormon estrogen tidak
akan mengganggu tubuh kita, terutama bagian payudara, karena hormon tersebut
punya kesibukan tersendiri.
20 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut:
•	 Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
•	 ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan
atau minuman.
•	 ASI diberikan secara on-demand atau sesuaikebutuhan bayi, setiap hari setiap
malam.
•	 ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.
Manfaat ASI eksklusif bagi bayi:
1.	 Dapat meningkatkan imunitas tubuh bayi
	 ASI memiliki antibodi yang membantu sang Bayi melawan virus dan bakteri, an-
tibodi ini berada di kolostrum. Kolostrum menyediakan jumlah Imunoglobulin A
(IgA) yang tinggi serta beberapa antibodi lainnya. Ketika Ibu terpapar virus atau
bakteri, IgA mulai memproduksi antibodi. Antibodi ini kemudian tercampur ke
dalam ASI dan diteruskan ke bayi saat menyusu. IgA dapat melindungi dari sak-
it dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem
pencernaan bayi. Jika Ibu sakit flu kemudian menyusui sebenarnya IgA dapat
memberi antibodi yang membantu bayi melawan virus yang menyebabkan
penyakit. Walaupun begitu, jika Ibu sakit, tetap harus selalu menerapkan kebersi-
han yang ketat seperti mencuci tangan sesering mungkin dan coba untuk tidak
menularkan kepada bayi. Susu formula tidak memberikan antibodi, sejumlah pe-
nelitian menunjukan bayi yang tidak disusui lebih rentan terhadap masalah kese-
hatan seperti pneumonia, diare, dan infeksi. Namun jika Ibu sakit, Ibu tetap perlu
menjaga kebersihan.
2.	 Dapat meningkatkan berat badan bayi
	 Memberikan ASI kepada anak dapat meningkatkan berat badan dalam skala
yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa kecilnya. Sebuah
penelitian menunjukan bahwa tingkat obesitas 15-30 persen lebih rendah pada
bayi yang diberikan ASI, dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula.
Jangka waktu memberikan ASI juga penting, karena setiap bulan memberikan
ASI mengurangi risiko si Bayi obesitas pada masa depannya sebesar 4 persen. Hal
ini memungkinkan karena perkembangan bakteri usus yang berbeda. Bayi yang
disusui memiliki jumlah bakteri usus bermanfaat yang lebih tinggi, yang dapat
mempengaruhi penimbunan lemak. Bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih ban-
yak hormon leptin daripada bayi yang diberikan susu formula. Leptin adalah hor-
mon utama untuk mengatur nafsu makan dan penimbunan lemak pada tubuh
bayi. Bayi yang disusui juga mengatur sendiri asupan ASI-nya, Mereka dapat ber-
henti menyusui jika sudah kenyang yang membantu mereka mengembangkan
pola makan yang sehat.
21 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
3.	 Dapat membuat bayi lebih cerdas
	 Beberapa penelitian menunjukkan perbedaan dalam perkembangan otak bayi
yang diberikan ASI dan yang diberikan susu formula. Perbedaan ini mungkin dise-
babkan oleh keintiman secara fisik, sentuhan dan kontak mata yang terkoneksi
saat menyusui. Bayi yang diberikan ASI memiliki tingkat kecerdasan yang lebih
tinggi dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk mengalami masalah dengan
perilaku dan pembelajaran seiring dengan bertambahnya usia mereka. Efek
yang paling menonjol terlihat pada bayi yang prematur, karena bayi prematur
memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah perkembangannya. Sebuah
penelitian menjelaskan bahwa menyusui lebih memiliki efek positif yang signifikan
terhadap perkemabangan otak jangka panjangnya.
4.	 Dapat membuat vaksin lebih efektif pada bayi
	 Bayi yang diberikan ASI sejak dini memiliki respons terhadap vaksinasi untuk men-
jadi sebuah antibodi yang lebih baik daripada bayi yang hanya diberikan susu
formula. Vaksinasi melindungi bayi dari penyakit serius dan komplikasi penyakit
yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, kejang-kejang, amputasi
lengan atau tungkai, kelumpuhan anggota badan, kerusakan otak, bahkan ke-
matian. Jika bayi tidak diberi vaksin, mereka dapat menyebarkan penyakit ke-
pada bayi lain atau orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah,
seperti penerima transplantasi dan orang-orang yang mengidap penyakit kank-
er. Vaksin dapat mencegah komplikasi jangka panjang dan bahkan kematian
bagi orang yang rentan terhadap penyakit ini.
5.	 Dapat mencegah risiko sindrom mati mendadak
	 Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) adalah masalah yang sering menghan-
tui ibu baru. Banyak kisah tentang ini yang menghancurkan hati mama. Tetapi,
sulitnya SIDS tidak diketahui benar penyebabnya.
Namun, ini sudah terbukti bahwa menyusui dapat menurunkan risiko SIDS sebanyak
50 persen setelah 1 bulan, dan risiko menurun 36 persen pada tahun pertama si
Bayi.
6.	 Dapat mencegah alergi pada bayi
	 Karena sistem pertahanan tubuh bayi masih sangat rendah, maka ia rentan terk-
ena alergi. Risiko alergi semakin meningkat jika ibu dan ayah mewariskan risiko
alergi. Menyusui eksklusif selama minimal 3-4 bulan dapat memberikan penurun-
an risiko asma, dermatitis atopik, dan eksim 27-42 persen.
Manfaat melakukan ASI eksklusif bagi ibu menyusui :
Selain bermanfaat untuk bayi, menyusui ternyata juga memberi manfaat untuk
ibu. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan ibu, di antaranya:
1.	 Menurunkan Risiko Kanker Payudara dan Ovarium
22 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
	 Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang menyusui memiliki risiko lebih ke-
cil terkena kanker payudara dan kanker ovarium di masa mendatang.
2.	 Membantu Menurunkan Berat Badan
	 Seorang ibu yang memberikan ASI secara eksklusif lebih mudah untuk menurun-
kan berat badan. Saat menyusui, biasanya seorang ibu membakar sekitar 300
hingga 500 kalori dalam sehari.
3.	 Menurunkan Risiko Osteoporosis
	 Tubuh seorang wanita akan menyerap kalsium lebih efisien saat menyusui dan
hamil–jika diimbangi dengan makan makanan yang mengandung kalsium. Hal
inilah yang membuat risiko osteoporosis pada ibu yang sedang menyusui men-
galami penurunan.
4.	 Menurunkan Risiko Depresi
	 Wanita yang menyusui tampaknya mengalami depresi pasca-persalinan yang
lebih rendah, dibanding ibu yang menyapih lebih awal atau tidak menyusui.
Namun, wanita yang mengalami depresi pasca-persalinan lebih awal setelah
melahirkan juga lebih cenderung mengalami kesulitan menyusui atau menyusui
dalam durasi yang singkat. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah
peningkatan jumlah oksitosin yang diproduksi selama kelahiran dan menyusui.
Oksitosin tampaknya memiliki efek anti-kecemasan jangka panjang. Hormon ini
juga mempengaruhi daerah otak tertentu yang mempromosikan pengasuhan
dan relaksasi.
5.	 Mencegah Menstruasi
	 Menyusui secara terus menerus bisa menghentikan ovulasi dan menstruasi. Be-
berapa wanita bahkan telah menggunakan kondisi ini sebagai alat kontrasep-
si alami selama beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Namun, cara ini
bukanlah metode KB yang efektif.
Faktor yang dapat mempengaruhi produksi dan lancarnya ASI:
1.	 Asupan makanan
	 Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Oleh
karena itu ibu perlu menyantap makanan yang mengandung gizi seimbang se-
cara teratur.
2.	 Kondisi psikis
	 Keadaan psikis ibu tak kalah pentingnya dalam proses kelancaran ASI. Karena
refleks keluarnya ASI sangat dikontrol oleh perintah yang dikirim oleh hipotala-
mus. Bila ibu dalam keadaan stress, cemas, khawatir, tegang dan sebagainya,
ASI tidak akan turun dari alveoli menuju puting. Umumnya hal ini terjadi pada
hari-hari pertama menyusui.
	 Reflek pengaliran susu dapat berfungsi baik bila ibu merasa tenang dan rileks,
serta tidak kelelahan. Oleh karena itu peran keluarga, terutama suami, sangat
penting menjaga kondisi psikis ibu agar tetap tenang dan nyaman.
23 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
3.	 Perawatan payudara
	 Perawatan payudara yang benar akan memperlancar produksi ASI. Oleh karena
itu sebaiknya perawatan payudara dilakukan saat ibu masih dalam masa ke-
hamilan.
4.	 Frekuensi bayi menyusu
	 Frekuensi bayi menyusui secara langsung maupun dengan memerah ASI mem-
pengaruhi produksi dan kelancaran keluarnya ASI.
5.	 Bayi kurang bisa menghisap ASI
	 Terkadang ada juga bayi yang tidak dapat menghisap ASI secara benar. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya struktur mulut dan rahang bayi
yang kurang baik.
6.	 Pengaruh obat-obatan
	 Obat-obatan yang mempengaruhi hormon prolaktin dan oxytocin yang ber-
fungsi pembentukan dan pengeluaran ASI, obat-obat yang mempengaruhi ke
dua hormon ini akan mengganggu produksi ASI.
7.	 Alat kontrasepsi
	 Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu yang menyusui dapat memengaruhi jum-
lah produksi ASI.
D. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
MP-ASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI, yang diberikan kepada
bayi tepat diusia 6 bulan, dimana menu utama ASI masih tetap diberikan sampai
usia 2 tahun.
Tujuan dari MP-ASI adalah memperkenalkan makanan baru ke bayi selain ASI.
Kenapa harus 6 bulan? Karena pencernaan anak sudah lebih siap menerima
makanan padat, dan ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bayi.
Disamping itu tujuan MP-ASI tidak hanya sekedar memberikan makanan ke bayi
tapi melatih bayi secara motorik kasar dan halus, misalnya ketika bayi memegang
makanan atau sendoknya. Sehinga bayi bisa makan sambil belajar.
Mungkin banyak orang tua yang bingung menentukan menu apa yang pas diberi-
kan sebagai makanan pendamping ASI. Beberapa pedoman di bawah ini mungkin
bisa dijadikan patokan untuk mengatasi kebingungan tersebut.
•	 Makanan yang sederhana. Makanan sederhana di sini maksudnya adalah
makanan yang dibuat hanya dari satu bahan tanpa tambahan gula atau ga-
ram. Disarankan untuk menunggu 3-5 hari sebelum mengenalkan makanan
baru berikutnya. Dengan begitu, jika Anak mengalami reaksi berupa muntah,
diare atau alergi, orang tua dapat mengenalinya dan tidak lagi memberikan
jenis makanan tersebut kepadanya.
•	 Sereal bayi. Makanan pendamping ASI lainnya yang bisa diberikan kepada
bayi adalah sereal khusus bayi. Sereal ini merupakan makanan yang menjadi
24 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
pilihan banyak orang tua. Cara membuatnya cukup dengan mencampurkan
sesendok makan sereal dengan 60 ml (4 sendok makan) ASI atau susu formula.
•	 Bubur daging, sayur, atau buah. Pada saat bayi sudah akrab dengan makanan
pendamping ASI, orang tua bisa mulai memperkenalkan bubur yang terbuat
dari daging, sayur atau buah. Pengenalan bubur jenis ini pun sebaiknya dilaku-
kan secara bertahap. Agar bayi tidak kaget, variasikan pemberian bubur yang
terbuat dari daging, sayur atau buah tiap lima kali penyajian. Sebaiknya bubur
yang disajikan tidak mengandung garam atau gula.
•	 Makanan yang dicincang halus. Mayoritas bayi yang berusia 8-10 bulan sudah
bisa mengonsumsi makanan padat yang dicincang halus dalam porsi mini.
Beberapa makanan yang bisa disajikan dengan cara ini adalah buah-buahan
yang bertekstur lembut, sayuran, pasta, keju, dan daging matang.
•	 Makanan yang mengandung zat besi dan zinc. Kedua nutrisi ini sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan Anak. Jadi, jangan lupa untuk mem-
berikan Anak makanan pendamping ASI yang mengandung kedua nutrisi ini.
Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI akan meningkat seiring usia
bayi mendekati satu tahun, di mana bayi mungkin sudah bisa makan tiga kali
sehari. Selain itu, orang tua juga sudah bisa memberikan makanan ringan da-
lam bentuk potongan kecil atau tumbuk kepada Anak.
Memberi Makanan Pendamping ASI Harus Sabar
Selama enam bulan masa hidupnya, Anak selalu diberikan ASI atau susu formula.
Wajar jika kemudian bayi menolak makanan selain yang biasa mereka makan. Saat
bayi menolak atau tidak terlalu tertarik dengan makanan yang diberikan, orang tua
tidak perlu khawatir karena proses adaptasi ini tidak akan berlangsung lama.
Perkenalkan makanan baru satu per satu. Tunggu beberapa hari sebelum Anak
dikenalkan dengan makanan baru berikutnya. Dengan demikian, orang tua dapat
mengidentifikasi makanan apa saja yang dapat menyebabkan alergi pada bayi
Kesabaran orang tua penting, mengingat ini merupakan masa transisi dari ASI se-
cara eksklusif menuju makanan padat. Masa peralihan ini merupakan waktu yang
sangat rentan. Jika masa ini tidak bisa dilalui dengan mulus, maka bayi bisa men-
galami kekurangan gizi
Memberikan makanan pendamping ASI merupakan salah satu kunci penduku-
ng pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, orang tua perlu meny-
iapkan makanan tersebut sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan Anak.
Jika sudah mencoba memberikan berbagai jenis makanan namun Anak tetap
tidak mau makan, atau jika mengalami kesulitan menentukan makanan pendamp-
ing ASI yang tepat.
25 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Cara memperkenalkan MP-ASI :
•	 Pastikan kondisi anak sudah siap untuk makan;
•	 Pastikan anak tidak dalam kondisi badmood, mengantuk, lelah, tidak enak
badan;
•	 Pastikan makanan yang diberikan bersih, fresh, dan bergizi agar anak terhindar
dari diare dan malnutrisi;
•	 Jangan memaksakan anak makan. Anak sedang proses belajar makan, jadi
hal yang penting bukanlah porsi banyak dan cepat habis;
•	 Kalau anak mau makan sendiri, sesekali biarkan anak belajar pegang makanan-
nya. Biarkan dia belajar cara memasukan makanan ke mulutnya;
•	 Dampingi anak saat makan agar terhindar dari anak tersedak;
•	 Berikan pujian atau terima kasih kepada anak karena telah menghabiskan
makanannya.
26 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
BAB IV
GIZI SEIMBANG UNTUK
ANAK USIA DINI
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang gizi seimbang untuk anak usia dini
27 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep gizi berimbang.
Jika kelebihan gizi akan menjadi masalah, kekurangan gizi pun menjadi masalah.
Seperti apa konsep gizi seimbang secara sederhana yang bisa dipahami oleh mas-
yarakat awam. Adapun konsep gizi seimbang adalah: makanan yang dikonsumsi
memenuhi unsur-unsur zat gizi yang lengkap (karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, air dan serat) dalam jumlah cukup tidak berlebihan dan juga tidak kekuran-
gan, dan sesuai kebutuhan tubuh. Bagaimana Praktik gizi seimbang dalam keluarga
;
•	 Frekuensi makan 3x sehari
•	 Makanan yang disajikan memenuhi kelengkapan zat gizi dalam jumlah cukup
dan sesuai dengan kebutuhan keluarga
•	 Makanan yang disajikan bervariasi
•	 Tidak jajan di luar setiap hari
•	 Olahraga cukup
A. Konsep Gizi Seimbang Untuk Berbagai Kondisi
Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini. Makan beraneka ragam makanan, kenalkan
semua jenis makanan. Kurangi makanan yang manis/berasal dari tepung-tepungan
dan turunannya, dan makanan yang terlalu asin/gurih. Biasakan untuk makan sayur
dan buah beraneka ragam. Untuk menunjang pertumbuhan perhatikan asupan
kalsium dan vit D. Jangan lupa aktivitas fisik yang cukup. Adapun manfaat dari gizi
seimbang antara lain :
Terhindar Dari Obesitas.
Makan dalam jumlah cukup dan sesuai kebutuhan. Hindari cemilan / makanan
dengan kadar gula/ garam terlalu banyak. Banyak makan sayur dan buah. Yang
penting konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Sehingga semua nutrisi terpenu-
hi. Olahraga cukup minimal 3x seminggu.
Mencegah Stunting
Stunting artinya tinggi badan yang kurang atau anak pendek. Tinggi badan
kurang menunjukkan kekurangan gizi yang sudah lama terjadi atau jangka panjang.
Mencegah stunting dimulai sejak awal kehamilan. Kehamilan yg sehat juga ditentu-
kan oleh status gizi ibu. Jadi anak perempuan/remaja perempuan harus disiapkan
status gizinya agar dapat melahirkan anak yang sehat. Kebutuhan gizi saat hamil
juga harus diperhatikan. Kecukupan berbagai zat gizi ditentukan dari apa yang
dikonsumsi oleh ibu hamil. Jangan terlalu membatasi atau berlebihan dalam hal ma-
kan. Setelah anak lahir, berikan ASI (Air Susu Ibu). Konsumsi makanan ibu menyusui
juga harus diperhatikan. Jika tidak memungkinkan ASI maka baru diberi susu formula
yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kecukupan nutrisi bayi sejak lahir juga menentu-
kan status gizi anak.
28 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan per-
hatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kand-
ungan. Anak usia dini memiliki karakteristik berbeda dengan usia sebelum dan ses-
udahnya, baik dalam fisik-biologis, motorik, kognitif, moral, dan psikososialnya. Oleh
karena itu perlakuan dan pendidikan untuk anak usia dini juga spesifik, di mana ha-
rus mempertimbangkan kesesuaian dengan usia kronologis serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Untuk itu, bagi orang tua/calon orangtua, pendidik/calon pen-
didik, maupun pihak yang terkait dan concern di bidang pendidikan prasekolah,
merupakan keniscayaan untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini yang
bertujuan untuk membantu menumbuhkembangkan anak-anak secara optimal ses-
uai dengan potensi yang dimilikinya .
Keniscayaan itu disebabkan anak usia dini sedang berada pada masa emas (gold-
en age) dalam rentang manusia, karena pada masa itulah dasar-dasar kepribadian
diletakkan untuk kehidupan berikutnya di masa dewasa kelak sebagai pribadi ma-
nusia yang seutuhnya.Ketika masih dalam kandungan dikatakan: apa yang dima-
kan ibu itulah yang dimakan janin, kalau ibunya merokok maka berarti pula janinnya
merokok, dan jika ibunya minum minuman keras maka janinnya juga ikut minum mi-
numan keras. Setelah lahir, apa yang dimakan oleh bayi sejak usia dini merupakan
fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan.
Balita akan sehat jika sejak awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan
seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan optimal. Zat gizi dari makanan mer-
upakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak tumbuh kembang optimal
sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik, sehat men-
tal, dan sehat sosial. Anak merupakan usia yang rentan terhadap serangan penyak-
it baik virus maupun bakteri, ada beberapa cara untuk menjaga kebersihan anak
agar tidak mudah tertular penyakit dengan memandikan dengan sabun 2 kali se-
hari, mencuci rambut dengan sampo 3 kali dalam seminggu, mencuci tangannya
dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, buang air kecil, dan setelah
bermain. Oleh karena itu, slogan umum bahwa pencegahan adalah upaya terbaik
dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus benar-benar dilaksanakan un-
tuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Setiap harinya, anak membutu-
hkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan
mineral.
Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi
yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk
mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat dilihat mulai
dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda fisik, motorik,
fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran antropometri, maka
29 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
anak yang sehat bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi dikaitkan dengan
kecukupan asupan makronutrien, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium,
dan seng. Indonesia memiliki kesepakatan tanda anak sehat bergizi baik yang terdiri
dari bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi.
Anak prasekolah umumnya mereka mengikuti program Penitipan Anak, Kelom-
pok Bermain dan Taman Kanak-kanak Pertumbuhan fisik mencakup pertumbuhan
tinggi badan, kaki dan tangan, tungkai, otak, dan gerakan (motorik). Pada saat
anak mencapai usia prasekolah terdapat ciri yang jelas membedakan antara usia
bayi dan usia anak prasekolah. Perbedaan ini dapat terlihat dalam penampilan,
proporsi tubuh, berat dan tinggi badan, maupun keterampilan yang mereka kuasai.
Pada anak usia prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang tumbuh yang me-
mungkinkan mereka melakukan keterampilan motorik halus maupun motorik kasar.
Semakin usia bertambah, perbandingan bagian tubuh anak akan berubah, seh-
ingga anak memiliki keseimbangan di tungkai bagian bawah. Gerakan anak prase-
kolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola seperti: menegakkan tubuh
dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, mampu melangkahkan
kaki dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Terbentuknya tingkah laku ini, memu-
ngkinkan anak merespon pelbagai situasi. Pertumbuhan gigi anak prasekolah men-
capai 20 buah, di mana gigi susu akan tanggal pada akhir usia prasekolah dan gigi
permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang
akan terus tumbuh sejalan dengan usia mereka.
Kepala dan otak anak prasekolah telah mencapai 90 % ukuran orang dewasa.
Jaringan saraf mereka tumbuh mengikuti pertumbuhan otaknya Pertumbuhan mo-
torik anak prasekolah telah mencapai kemajuan dalam keterampilan motorik. Anak
usia 4 tahun telah berjalan sebaik berjalan orang dewasa. Perkembangan motorik
anak merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang diperlu-
kan untuk mengendalikan tubuh anak. Ada dua macam keterampilan motorik yaitu
keterampilan koordinasi otot halus, dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keter-
ampilan koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan motorik di
dalam ruangan, sedangkan keterampilan koordinasi otot kasar dilaksanakan di luar
ruangan karena mencakup kegiatan gerak seluruh tubuh atau sebagian besar tu-
buh. Dengan menggunakan bermacam-macam koordinasi kelompok otot tertentu,
anak dapat belajar untuk merangkak, melempar atau meloncat. Koordinasi keseim-
bangan, ketangkasan, kelenturan, kekuatan, kecepatan, dan ketahanan merupa-
kan kegiatan motorik kasar.
Sedangkan motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus
pada kaki dan tangan. Gerakan ini memerlukan kecepatan, ketepatan, keterampi-
lan menggerakkan, seperti: menulis, menggambar, menggunting, melipat, menari,
30 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
memainkan piano, dan lain-lain. Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tu-
lang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup.
Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun akan bertambah
dan anak akan bertambah tinggi. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang
memiliki massa otot yang padat dan tubuh tegap didapat adalah ciri anak yang
tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat membantu anak
mencapai postur ideal kelaknya. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang- ka-
cangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat
dapat melindungi kepala si anak.
Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan asupan vitamin A,C,E dan miner-
alnya terpenuhi. Makanan yang kaya mineral didapatkan dari kangkung, bayam,
jambu buji, jeruk, mangga dan lainnya. Mata yang sehat dan bening didapat dari
konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin
B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk. Gigi
dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu menceerna makanan dengan baik.
Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun diperlukan. Nafsu makan baik dilihat dari
intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya se-
tiap hari agar sisa makanan dalam usus besar tidak menjadi racun bagi tubuh yang
dapat mengganggu nafsu makan. Anak aktif atau mungkin cerewet dan banyak
bertanya sebenarnya adalah tanda yang baik. Namun sebaiknya perhatikan setiap
ucapannya, apakah sesuai umurnya tau tidak. Fokus pada satu hal adalah hal yang
sulit dilakukan anak, terutama anak yang aktif. Tapi jika dia sudah bisa menyelesai-
kan sesuatu, itu tandanya ia sudah bisa melatih perhatian dan kemampuan fokus-
nya. Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat (tidur) selama 8
jam sehari.
Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat berkembang dengan baik. Untuk membuat-
nya tidur nyenyak, buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu. Prinsip Gizi Seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperha-
tikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan
berat badan ideal. Prinsip gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini hingga
usia lanjut. Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun merupa-
kan kelompok usia yang penting menerapkan prinsip gizi seimbang ini. Kelompok
ini adalah kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang akan menentukan masa
depan kualitas hidup manusia. Periode ini berkisar dari sebelum kehamilan hingga
anak berumur dua tahun. Prinsip gizi seimbang dinilai efektif dilakukan dalam peri-
ode ini karena jika calon ibu kekurangan gizi dan berlanjut hingga ibu hamil, maka
janin akan kekurangan gizi dan dapat menimbulkan beban ganda masalah gizi,
yaitu: anak kurang gizi, 5 lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ke-
tika dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif. Gizi Seimbang
31 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Anak Usia Dini Air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang mengandung
semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan.
ASI eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan per-
tama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang. Namun sesudah usia 6 bu-
lan kebutuhan gizi bayi meningkat dan harus ditambah bahan makanan lain sehing-
ga ASI tidak lagi bergizi seimbang. Pada periode kehidupan ini sel- sel otak tumbuh
sangat cepat sehingga saat usia 2 tahun pertumbuhan otak sudah mencapai lebih
80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Oleh karena itu jika pada usia
ini kekurangan gizi maka perkembangan otak dan kecerdasan terhambat dan tidak
dapat diperbaiki. Pola makan bergizi seimbang sangat diperlukan dalam bentuk
pemberian ASI yang benar. Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mu-
lai melambat tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi
lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan sebagain-
ya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami gangguan kesehatan
dan rentan terhadap penyakit infeksi seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat
gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal.
Sementara ketika masuk usia 3 tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dan da-
lam memilih makanan sudah bersikap sebagai konsumen aktif dimana anak sudah
dapat memilih dan menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada rentang
usia 3- 5 tahun kerap terjadi anak menolak makanan yang tidak disukai dan han-
ya memilih makanan yang disukai sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka
beranekaragam makanan. 6 Saat ini banyak ditemukan anak yang terlalu gemuk
sekaligus kurus, sekitar 14% balita di Indonesia kurus (6% nya sangat kurus) dan sekitar
12% gemuk.
Aktivitas bermain yang meningkat dan mungkin mulai masuk sekolah membuat
anak menunda waktu makan, bahkan orang tua yang tidak memperhatikan bisa
saja membuat anak minta makan menjelang tidur saat ia terlalu lelah beraktivi-
tas seharian dan baru lapar ketika malam. Pada usia ini anak juga mulai banyak
bermain dengan teman-temannya sehingga mudah tertular penyakit sehingga
perlu ditanamkan kebiasaan makan beragam dan bergizi serta pola hidup bersih.
Makanan Anak Usia Dini. Makanan untuk usia 6-12 bulan Usia 6 bulan. Pada usia ini
sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-ASI). Hal ini sudah boleh
dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dengan pencernaan
yang lebih kuat. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat dan rendah
serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan biscuit yang
dilumatkan dengan susu.
Pola pemberian dilakukan secara bertahap sebanyak 2 sendok makan per waktu
makan dan diberikan 2 kali sehari. Kenalkan setiap jenis makanan 2-3 hari baru lan-
32 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
jutkan mengenalkan jenis makanan yang lain. Usia 7 bulan. Pada usia 7 bulan mulai
dikenalkan bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati.
Sehingga pola menunya terdiri dari buah lumat, bubur susu dan tim saring. Usia 8 bu-
lan. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu merangsang
pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat mengunyah dengan
gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi, makanan pada usia ini dapat ditambah
minyak. Minyak akan menambah kalori dan meningkatkan penyerapan vitamin A
dan zat gizi lain. 7 Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang
lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan selingan berupa:
bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu. Usia 10 bulan. Kepadatan makanan
ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai dari tim lunak sampai akhirnya
nasi pada usia 12 bulan.
Mereka yang sudah tidak diberikan ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih ren-
dah Pada umumnya susu formula untuk bayi terbuat dari susu sapi yang susunan
zat gizinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa
menimbulkan efek samping. Oleh karena ASI yang paling ideal untuk bayi maka
perubahan yang dilakukan pada komponen gizi susu sapi harus mendekati susunan
zat gizi ASI. Meskipun para ahli teknologi pangan telah berusaha untuk memperbaiki
susunan zat gizi susu sapi agar komposisinya mendekati susunan zat gizi ASI, sampai
saat ini usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang baik. Dibandingkan dengan
ASI, susu formula memiliki banyak kelemahan terutama dalam hal kandungan gizin-
ya. Selain itu penggunaan susu formula harus di kontrol dari kemungkinan masukn-
ya organisme-organisme patogen atau terjadinya kontaminasi yang dapat menye-
babkan diare. Pengaturan makanan bayi dengan PASI sama dengan pengaturan
makanan dengan ASI. Pemberian PASI dilakukan berdasarkan kebutuhan gizi bayi
terutama dalam hal kebutuhan air, energi dan protein. Untuk mencukupi kebutu-
han bayi, susu diberikan sesuai dengan takarannya. Takaran akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya umur bayi.
Jadwal menyusu dengan susu formula tetap seperti pada bayi yang diberi ASI.
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah
makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia enam bulan atau lebih ka-
rena ASI tidak lagi memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan
secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah
dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur
dan rasa. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, mulai
dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan
lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Memasuki usia enam bulan
bayi telah siap menerima makanan bukan cair, karena gigi telah tumbuh dan lidah
tidak lagi menolak makanan setengah padat. Disamping itu, lambung juga telah
lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia sembilan bulan bayi telah pan-
33 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
dai menggunakan tangan untuk memasukkan benda ke dalam mulut. Karena itu
jelaslah, bahwa pada saat tersebut bayi siap mengkonsumsi makanan (setengah
padat). Selain itu saat bayi berumur enam bulan ke atas, sistem percernaannya juga
sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI.
Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim
amilase dan sebagainya juga telah diproduksi sempurna pada saat ia berumur
enam bulan. Ada dua tujuan pengaturan makanan untuk anak usia 0-24 bulan, un-
tuk mendidik kebiasaan makan anak yang baik, memberikan zat gizi yang cukup
bagi kebutuhan hidup yaitu untuk pemeliharaan atau pemulihan serta peningkatan
kesehatan, pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikomotor serta melakukan ak-
tivitas fisik. Makanan untuk anak usia 0-24 bulan harus memenuhi syarat-syarat se-
bagai berikut, memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur,
susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang
tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera makan, bentuk dan porsi makanan
disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak, memperhatikan
kebersihan perorangan dan lingkungan.
Resiko pemberian makanan padat sebelum umur adalah kenaikan berat badan
yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas, alergi terhadap salah satu zat gizi
yang terdapat dalam makanan tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti ga-
ram dan nitrat yang dapat merugikan, mungkin saja dalam makanan padat yang
dipasarkan terdapat zat pewarna atau zat pengawet yang tidak diinginkan, kemu-
ngkinan pencemaran dalam penyediaan atau penyimpanannya. Sebaliknya, pe-
nundaan pemberian makanan padat menghambat pertumbuhan jika energi dan
zat-zat gizi yang dihasilkan oleh ASI tidak mencukupi lagi kebutuhannya. Makanan
tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : nilai en-
ergi dan kandungan protein cukup, dapat diterima dengan baik, harganya relatif
murah, sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.
Makanan tambahan pada bayi hendaknya juga bersifat padat gizi dan mengand-
ung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat
kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan.
B. Jenis Makanan bergizi dan seimbang
Makanan sehat adalah makanan yang seharusnya mengandung beragam nutrisi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh memerlukan berbagai macam nutrisi agar dap-
at tetap sehat dan pertumbuhan dapat berjalan dengan optimal. Syarat makanan
yang sehat (4 sehat 5 sempurna), yaitu bersih, memiliki gizi yang baik dan seimbang.
Keseimbangan makanan sehat adalah makanan yang memiliki kandungan kar-
bohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
34 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kita bisa mengonsumsi beragam jenis makanan sehat, tanpa terbatas pada satu
jenis saja. Mengonsumsi berbagai jenis makanan bisa memberikan nutrisi yang ber-
beda, sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh bisa terpenuhi. Makanan sehat
seharusnya dapat memberikan beragam kandungan nutrisi dalam jumlah yang me-
madai, termasuk mineral dan vitamin.
Di antara jenis makanan, sayuran hijau adalah makanan sehat peringkat pertama
karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Sayuran hijau yang baik dikonsumsi
untuk kesehatan tubuh, antara lain:
Brokoli
Sayuran yang satu ini kaya akan serat, kalsium, kalium, folat dan fitonutrien. Zat
ini adalah senyawa yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan
beberapa jenis kanker. Brokoli juga mengandung vitamin C, antioksidan, serta be-
ta-karoten.
Satu porsi brokoli, yaitu sebanyak 100 gram dapat memberi kamu lebih dari 150
persen asupan vitamin C harian yang disarankan.
Kale
Ada berbagai macam nutrisi yang terkandung di dalam daun-daun Kale. Vitamin
C adalah salah satu nutrisi yang dimiliki Kale, dan menurut Departemen Kedokteran
Amerika Serikat (USDA), kale juga mengandung sejumlah besar vitamin K, yaitu se-
banyak 817 mikrogram atau 778 persen dari asupan harian yang direkomendasikan.
Sayuran Berdaun Hijau
Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak mengonsumsi sayuran berdaun hi-
jau gelap, seperti bayam atau kubis, dapat secara signifikan menurunkan risiko se-
seorang terkena diabetes tipe 2. Bayam misalnya, sangat kaya akan antioksidan,
terutama ketika direbus sebentar. Bayam juga merupakan sumber vitamin A, B6, C,
E, dan K yang baik.
Buah-buahan
Buah-buahan juga sangat penting dikonsumsi karena memiliki kandungan vitamin
yang tinggi. Berikut ini buah yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi:
•	 Apel, karena memiliki kandungan serat, vitamin C, dan antioksidan lain.
•	 Jeruk, yang tinggi kandungan vitamin C.
•	 Alpukat, yang memiliki kandungan tinggi lemak sehat, kalium, dan vitamin C.
•	 Pisang, sebagai salah satu sumber kalium.
•	 Buah-buahan berry, seperti blueberry dan strawberry. Memiliki kandungan an-
tioksidan dan serat yang tinggi serta rendah kalori.
Makanan sehat seharusnya dikonsumsi dengan seimbang dan juga beragam.
35 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Berikut ini beberapa kelompok makanan sehat selain sayuran yang harus kita kon-
sumsi:
Daging dan Telur
Selain mengandung banyak nutrisi, daging sapi tanpa lemak adalah sumber pro-
tein dan zat besi yang tinggi bila dibanding daging lainnya. Untuk telur, tergolong
sebagai salah satu bahan makanan yang paling bergizi. Ini karena telur memiliki
kandungan nutrisi yang lengkap, yaitu protein dengan kandungan asam amino es-
sensial dan non essensial lengkap, vitamin, mineral, dan lemak tak jenuh.
Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian
Kelompok makanan ini merupakan jenis makanan sehat yang renyah dan sarat
akan nutrisi dan berbagai mineral penting untuk tubuh, termasuk magnesium dan vi-
tamin E. Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang baik, terutama
bagi mereka yang vegetarian.
Ikan dan Makanan Laut Lainnya
Makanan laut seperti ikan, adalah sumber asam lemak omega-3 dan yodium.
Berdasarkan penelitian, orang yang sering makan ikan laut memiliki risiko lebih ren-
dah terhadap beragam penyakit, seperti penyakit jantung dan cenderung berumur
panjang.
Susu
Susu memiliki kandungan tinggi mineral, protein hewani, lemak sehat, dan juga
vitamin. Selain itu, kandungan kalsium pada susu juga memiliki kadar yag tinggi. Susu
juga diolah menjadi keju, difermentasi menjadi yoghurt yang baik untuk pencernaan
karena mengandung banyak bakteri baik.
Berikut ini beberapa jenis makanan yang sehat bagi sebagian orang yang memi-
liki pantangan makan atau menderita penyakit tertentu:
Ikan Salmon.
Ikan salmon dan jenis ikan lainnya yang mengandung akan asam lemak ome-
ga-3 merupakan makanan untuk kesehatan jantung yang layak untuk dikonsumsi.
Kandungan omega-3 sendiri bisa menurunkan risiko gangguan jantung (aritmia) dan
juga tekanan darah. Selain itu, dapat mencegah peradangan serta menurunkan
trigliserida.
Oatmeal
Makanan untuk kesehatan jantung bisa juga dengan mengonsumsi oatmeal,
yang tinggi akan serat yang dapat menurunkan kolesterol. Bagi pengidap diabetes,
oatmeal merupakan makanan yang sangat penting karena dapat menjaga kadar
36 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
gula darah. Makanan ini dapat menyehatkan jantung dengan menurunkan koles-
terol jahat (LDL) karena kandungan seratnya.
Biji-bijan
Mengonsumsi biji-bijian utuh, seperti gandum, beras merah, atau jagung sebagai
sumber utama karbohidrat dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan
beberapa jenis kanker, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini dikarena-
kan protein, antioksidan, vitamin B, mineral (zat besi, magnesium, dan zink) dan serat
yang terkandung dalam biji-bijian tersebut.
Sayuran Hijau
Sayuran hijau mengandung banyak serat, karotenoid, folat, fitokimia, magnesium,
potasium, dan kalsium. Karotenoid, pigmen yang mengandung senyawa antiok-
sidan yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah. Ka-
rotenoid juga dapat dikaitkan dengan penurunan risiko serangan jantung, sehingga
menyehatkan jantung.
Jeruk
Sebuah jeruk mengandung vitamin C, karbohidrat, potasium, folat, kalsium, thi-
amin/vitamin B1, Niacin/vitamin B3, Pyridoxine, dan berbagai vitamin lainnya yang
sangat baik untuk kesehatan jantung. Kandungan yang ada di buah jeruk juga dap-
at mengurangi kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko kolesterol baik.
37 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
BAB V
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT (PHBS)
Indikator Hasil Belajar :
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat
menjelaskan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
38 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
A. Pengertian PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi
sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bi-
dang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup
bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengala-
man mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat
luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. PHBS merupa-
kan sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota
masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku
sehari – hari dengan tujuan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga hidup
bersih dan sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan in-
ilah yang menjadi dasar pelaksanaan Program PHBS.
Pola hidup bersih dan sehat adalah kebiasaan yang penting untuk diterapkan.
Perilaku pola hidup bersih dan sehat termasuk dalam cara anda merawat tubuh,
menjaga kebersihan lingkungan, kebiasaan mencuci tangan, dll.
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tem-
pat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dap-
at menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku
hidup bersih sehat :
PHBS di rumah tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan
mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga antara
lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mu-
dah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas an-
ggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah ang-
gota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh
sehat dan tercukupi gizi.
PHBS di sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan masyar-
akat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk mencipta-
kan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang
bersih dan sehat, meningkatkan proses belajarmengajar dan para siswa, guru hing-
ga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat.
PHBS di tempat kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar
39 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan da-
lam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para
pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan
produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif.
PHBS di sarana kesehatan
PHBS di sarana kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyar-
akat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kes-
ehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan.
PHBS di tempat umum
PHBS di tempat umum atau masyarakat adalah masyarakat mampu mencipta-
kan lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat meman-
faatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan
yang bersumber dari masyarakat.
B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Ada banyak cara untuk memulai hidup sehat, salah satunya adalah dengan me-
nerapkan kebersihan personal yang dimulai dari rumah. Aplikasi pola hidup bersih
dan sehat juga dapat membantu anda dan orang sekitar terhindar dari penyakit
umum yang disebabkan oleh virus dan kuman. Berikut ini adalah manfaat perilaku
hidup bersih dan sehat, yaitu:
1.	Manfaat Kesehatan Tubuh
Setiap hari kita bersentuhan dengan banyak kuman dan virus. Menerapkan pola
hidup sehat sederhana seperti mencuci tangan, menyikat gigi, membersihkan ru-
angan, dll dapat mencegah Anda dari bahaya penyakit tertentu. Secara umum,
menjaga kebersihan dapat membuat kita lebih sehat.
2.	Manfaat di Lingkungan Sosial
Bila kita menerapkan pola hidup bersih, maka akan terlihat lebih sehat dan me-
narik. Hal itu akan memberikan kesan baik di lingkungan sosial. Sebaliknya, bila kita
tidak bersih kita mungkin akan menerima stigma buruk dan kerugian sosial.
3.	Manfaat Psikologi
Tubuh yang sehat mencerminkan pribadi yang sehat. Memiliki tubuh yang sehat
akan menunjang penampilan dan menambah percaya diri, yang kemudian mung-
kin juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis.
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini
Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
MATERI RR BKR (3).ppt
MATERI RR BKR (3).pptMATERI RR BKR (3).ppt
MATERI RR BKR (3).pptUmiMasithoh2
 
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxCEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxDEWIRAHAYU53
 
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hiKebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hikang gunawan
 
KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docProgramAnakBL
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMIchsan10
 
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.pptPELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.pptJerryManuas
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxlilikfatmawati
 
Kak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil restiKak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil restiAnipahMadrid
 
Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduasih gahayu
 
EVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.ppt
EVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.pptEVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.ppt
EVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.pptHasiatiNurFitri
 
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdfPanduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdfBKKSMKN1PLOSOKLATEN
 
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Ruang Terang
 
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Muh Saleh
 
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxPPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxmutya11
 

Mais procurados (20)

Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
Modul pembentukan karakter sejak dini bkkbn rev4
 
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
Modul perlindungan hak anak usia dini bkkbn rev4
 
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
Modul 1000 hari pertama kehidupan bkkbn rev4
 
MATERI RR BKR (3).ppt
MATERI RR BKR (3).pptMATERI RR BKR (3).ppt
MATERI RR BKR (3).ppt
 
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptxCEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
CEGAH STUNTING PADA 1000 HPK DENGAN PANGAN AMAN DAN SEHAT.pptx
 
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hiKebijakan bkkbn untuk paud hi
Kebijakan bkkbn untuk paud hi
 
Materi peserta pmba new
Materi peserta pmba  newMateri peserta pmba  new
Materi peserta pmba new
 
KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.doc
 
PPT TRIBINA.pdf
PPT TRIBINA.pdfPPT TRIBINA.pdf
PPT TRIBINA.pdf
 
Materi bkr
Materi bkrMateri bkr
Materi bkr
 
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptxMateri Rembuk Stunting Desa.pptx
Materi Rembuk Stunting Desa.pptx
 
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.pptPELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
PELATIHAN KADER POSYANDU 2022 POTILPOLOLOBA dr Jerry.ppt
 
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptxppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
ppt pembentukan tim PMT Lokal.pptx
 
Kak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil restiKak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil resti
 
Pengelolaan posyandu
Pengelolaan posyanduPengelolaan posyandu
Pengelolaan posyandu
 
EVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.ppt
EVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.pptEVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.ppt
EVALUASI CAPAIAN PROGRAM GIZI 2022.ppt
 
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdfPanduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
Panduan-Pelaksanaan-Pendampingan-Keluarga_BKKBN.pdf
 
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
Panduan Menjadi Orang Tua Hebat (Buku ke-1 Bina Keluarga Balita)
 
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
Kebijakan penurunan aki akb dinas kesehatan provinsi sulawesi barat 27 11_2016
 
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptxPPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
PPT REMBUK STUNTING TH 2023 BULAN JUNI FIXX.pptx
 

Semelhante a Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4PusdiklatKKB
 
JUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADUJUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADUifulmoch
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduFKIP UHO
 
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-finalJuknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-finalputralaksana
 
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dinibuku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dininunungnurajizah
 
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileKurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileSukronSoedimara
 
Buku pedoman k 13 paud-ok
Buku pedoman  k 13 paud-okBuku pedoman  k 13 paud-ok
Buku pedoman k 13 paud-okAgus Iriani
 
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdfJuknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdfMEffendi5
 
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkA01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkWelly Indriany
 
1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdf
1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdf1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdf
1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdfimansugestiono1979
 
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolahPuskesmas Cahu
 
Belajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baik
Belajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baikBelajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baik
Belajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baikSeta Wicaksana
 
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docxBAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docxzuliasaputra2
 

Semelhante a Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini (20)

Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
Modul 8 fungsi keluarga bkkbn rev4
 
Buku pegangan kader
Buku pegangan kaderBuku pegangan kader
Buku pegangan kader
 
JUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADUJUKNIS PAUD TERPADU
JUKNIS PAUD TERPADU
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
 
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-finalJuknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
Juknis penyaluran-dana-ape-tahun-2012-final
 
Juknis paud-hi
Juknis paud-hiJuknis paud-hi
Juknis paud-hi
 
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dinibuku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
buku pedoman kurikulum k13 pendidkan anak usia dini
 
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-fileKurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
Kurikulum pendidikan-anak-usia-dini-file
 
Buku pedoman k 13 paud-ok
Buku pedoman  k 13 paud-okBuku pedoman  k 13 paud-ok
Buku pedoman k 13 paud-ok
 
Panduan SRA.pdf
Panduan SRA.pdfPanduan SRA.pdf
Panduan SRA.pdf
 
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdfJuknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
Juknis-SEKOLAH_RAMAH_ANAK__SAFIN_PRESENTASI.pdf
 
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINIPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
 
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tkA01. juknis-penyelenggaraan-tk
A01. juknis-penyelenggaraan-tk
 
1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdf
1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdf1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdf
1. MODEL LAYANAN BK SD_PSP.pdf
 
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
 
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
25. bantuan-penguatan-lembaga-paud
 
01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah01 buku juknis keswa di sekolah
01 buku juknis keswa di sekolah
 
Pedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus SehatPedoman Kampus Sehat
Pedoman Kampus Sehat
 
Belajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baik
Belajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baikBelajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baik
Belajar dan berbagi untuk 1nd on esia lebih baik
 
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docxBAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
BAB 1 zulia binfes luar sekolah .docx
 

Mais de PusdiklatKKB

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1PusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6PusdiklatKKB
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2PusdiklatKKB
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografiPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasiPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitasPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiPusdiklatKKB
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitasPusdiklatKKB
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hiPusdiklatKKB
 

Mais de PusdiklatKKB (20)

Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1Bahan tayang modul 1
Bahan tayang modul 1
 
Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6Bahan tayang modul 6
Bahan tayang modul 6
 
Demografi modul 1
Demografi modul 1Demografi modul 1
Demografi modul 1
 
Modul 3 mortalitas
Modul 3   mortalitasModul 3   mortalitas
Modul 3 mortalitas
 
Bahan tayang 3 mortalitas
Bahan tayang 3   mortalitasBahan tayang 3   mortalitas
Bahan tayang 3 mortalitas
 
Bahan tayang modul 2 fertilitas
Bahan tayang modul 2   fertilitasBahan tayang modul 2   fertilitas
Bahan tayang modul 2 fertilitas
 
Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2Modul6 isi-17 juli20-r2
Modul6 isi-17 juli20-r2
 
Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2Modul5 isi-17 juli20-r2
Modul5 isi-17 juli20-r2
 
Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2Modul4 isi-17 juli20-r2
Modul4 isi-17 juli20-r2
 
Modul3 mortalitas
Modul3 mortalitasModul3 mortalitas
Modul3 mortalitas
 
Modul2 fertilitas
Modul2 fertilitasModul2 fertilitas
Modul2 fertilitas
 
Modul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantarModul1 demografi suatu pengantar
Modul1 demografi suatu pengantar
 
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
Demografi terapan modul 5   luaran demografiDemografi terapan modul 5   luaran demografi
Demografi terapan modul 5 luaran demografi
 
Demografi terapan modul4 migrasi
Demografi terapan modul4   migrasiDemografi terapan modul4   migrasi
Demografi terapan modul4 migrasi
 
Demografi terapan modul 3 mortalitas
Demografi terapan modul 3   mortalitasDemografi terapan modul 3   mortalitas
Demografi terapan modul 3 mortalitas
 
Demografi terapan modul 2 fertilitas
Demografi terapan modul 2   fertilitasDemografi terapan modul 2   fertilitas
Demografi terapan modul 2 fertilitas
 
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran DemografisBahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
Bahan tayang modul 5 - Luaran Demografis
 
Bahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasiBahan tayang modul 4 - migrasi
Bahan tayang modul 4 - migrasi
 
Bahan tayang modul 3 mortalitas
Bahan tayang modul 3   mortalitasBahan tayang modul 3   mortalitas
Bahan tayang modul 3 mortalitas
 
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
3. bahan tayang kebijakan dan strategi bkb hi
 

Último

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 

Último (20)

PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 

Kesehatan Ibu Hamil dan Anak Usia Dini

  • 1. I Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
  • 2. II Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini Hak Cipta @ 2020 PERANGKAT TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN TEKNIS BINA KELUARGA BALITA HOLISTIK INTEGRATIF (BKB HI) DAN PENCEGAHAN STUNTING BAGI FASILITATOR TINGKAT PROVINSI Edisi Pertama Tahun 2020 Tim Penyusun Hendy Noor Irawan, S.Sos., M.Sc. dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes. Pengarah : DR. Lalu Makripuddin, M.Si Penanggung Jawab : Dadi Ahmad Roswandi, M.Si Editor : dr. Mila Yusnita Tim Teknis : Reni Dwijayanti, M.Pd. Yufi Winiastuti, SKM Desnita Ekaratri W, SS, MPH Tri Aryadi, S.Psi. Ratu Chaira Vielananda, S.Pd. Sugeng Diterbitkan oleh : PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL Jl. Permata No. 1 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur 13650 PO. BOX : 296 JKT 13013
  • 3. III Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana KATA SAMBUTAN P uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahNya, sehingga perangkat pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi yang merupakan program prioritas nasional di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dapat diselesaikan. Perlu kita pahami bersama bahwa pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) harus dimulai sejak dalam kandungan, karena saat itu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia sudah berlangsung, khususnya perkembangan otak. Begitupun dalam keseluruhan siklus hidup manusia, masa di bawah usia lima tahun (Balita) merupakan periode paling kritis karena pada masa tersebut proses tumbuh kembang berlangsung sangat cepat. Masa tersebut adalah masa “emas” yang apabila tidak dibina dengan baik akan menyebabkan gangguan perkembangan emosi, sosial dan kecerdasan. Masa ini merupakan tahap awal pembentukan dasar kemampuan, mental, intelektual dan moral yang menentukan sikap, nilai dan perilaku di masa dewasa. Orangtua sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama diharapkan dapat mengasuh anak balitanya dengan benar, bukan hanya melalui pemenuhan kebutuhan anak akan kesehatan, gizi, akan tetapi juga perhatian, kasih sayang dan rasa aman serta rangsangan terhadap mental, emosional, sosial, dan moral. Mengingat sangat strategisnya posisi orangtua dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak, maka orangtua perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar mampu melaksanakan pengasuhan secara optimal. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh orangtua antara lain dengan mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI EMAS). BKB HI-EMAS merupakan salah satu program inovasi strategi untuk mengimplementasikan kegiatan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam mendukung penurunan stunting dan pencapaian target BKKBN. Keluarga dan anggota keluarga merupakan sasaran utama kegiatan ini dengan melibatkan seluruh komponen dan organisasi masyarakat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup keluarga. Penyusunan
  • 4. IV Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini perangkat pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan Keluarga Indonesia dan berkualitas dan berketahanan. Saya berharap perangkat ini menjadi acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, orientasi dan kegiatan sejenis di lingkungan BKKBN Pusat, Provinsi, Kab/Kota seluruh Indonesia. Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan komitmennya dalam menyusun perangkat pembelajaran ini saya ucapkan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah atas semua yang telah kita lakukan. Jakarta, Juni 2020 Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan, Prof. Rizal Damanik, PhD.
  • 5. V Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana KATA PENGANTAR P uji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah dan karunia-Nya, penyusunan perangkat pembelajaran Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana bekerjasama dengan Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak menyusun perangkat pembelajaran ini dalam rangka mempersiapkan SDM yang kompeten guna memfasilitasi dan memberikan informasi kepada Keluarga Indonesia mengenai Pengasuhan Anak Usia Dini dalam rangka Pencegahan Stunting melalui Kelompok BKB. Perangkat pembelajaran ini adalah acuan pengelolaan pelatihan untuk menyelenggarakan Training Of Trainer (TOT) Pelatihan Teknis Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) dan Pencegahan Stunting bagi Fasilitator Tingkat Provinsi. Dengan mengacu kepada perangkat pembelajaran ini diharapkan setiap penyelenggaraan pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga dapat menghasilkan alumnus pelatihan yang berkualitas. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini. Semogasegalaupayakitauntukmeningkatkankualitaspelatihandapatberkontribusi dalam pembangunan keluarga Indonesia yang berkualitas. Semoga Tuhan Yang Masa Esa memberikan berkah-NYA terhadap setiap kegiatan yang kita lakukan. Jakarta, Juni 2020 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB, DR. Lalu Makripuddin, M.Si
  • 6. VI Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN ......................................................................................................................I KATA SAMBUTAN ...............................................................................................................III KATA PENGANTAR ..............................................................................................................V DAFTAR ISI .........................................................................................................................VI ☼ BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................1 A. Latar Belakang .....................................................................................................2 B.MaksuddanTujuan........................................................................................................3 C.SasaranPengguna........................................................................................................4 D. Kompetensi .................................................................................................................4 ☼ BAB II PEMENUHAN GIZI IBU HAMIL DAN ANAK ............................................................5 A. Latar Belakang ............................................................................................................6 B. Gizi Bagi Ibu Hamil .....................................................................................................7 C. Gizi Bagi Anak Usia Dini ...........................................................................................11 ☼ BAB III INISIASI MENYUSU DINI, ASI EKSKLUSIF DAN MAKANAN PENDAMPING ASI .15 A. Pengertian ASI .......................................................................................................16 B. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) ........................................................................................16 C. ASI Eksklusif ................................................................................................................19 D. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ......................................................................23 ☼ BAB IV GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK USIA DINI ..........................................................26 A. Konsep Gizi Seimbang Untuk Berbagai Kondisi.....................................................27 B. Jenis Makanan bergizi dan seimbang ....................................................................33 ☼ BAB V PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) .....................................................37 A. Pengertian PHBS .......................................................................................................38 B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat...............................................................39 C. Bagaimana Cara Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah...... 40 ☼ BAB VI PENERAPAN PHBS ..............................................................................................43 A. PRAKTEK CARA CUCI TANGAN YANG TEPAT ...........................................................46 B. PRAKTEK PERAWATAN GIGI .......................................................................................46 C. PRAKTEK KEBERSIHAN LINGKUNGAN .......................................................................47 ☼ BAB VII PENUTUP .............................................................................................................48 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................49
  • 7. VII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana DAFTAR GAMBAR GAMBAR 1................................................................................................................................10 GAMBAR 2...............................................................................................................11 GAMBAR 3........................................................................................................................11 GAMBAR 4...............................................................................................................46 GAMBAR 5................................................................................................................................47 GAMBAR 6...............................................................................................................47 GAMBAR 7................................................................................................................................47 GAMBAR 8...............................................................................................................47
  • 8. VIII Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini MODUL KESEHATAN GIZI IBU HAMIL DAN ANAK USIA DINI Tim Penyusun Hendy Noor Irawan, S.Sos., M.Sc. dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPENDUDUKAN DAN KB BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2020
  • 9. 1 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BAB I PENDAHULUAN
  • 10. 2 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pada Pasal 1 menegaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Selanjutnya dalam Pasal 2 ditegaskan bahwa perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu; dan tiap-tiapperkawinandicatatmenurutperaturanperundang-undanganyangberlaku. Amanat undang-undang ini mewajibkan setiap orang yang akan memasuki jenjang perkawinan harus melakukan persiapan atau perencanaan yang matang baik lahir maupun bathin. Dengan demikian, setiap orang yang akan menikah atau kawin memahami hakikat dari perkawinan dan memahami bahwa dengan menjalankan perkawinan maka itu berarti akan membangun sebuah keluarga. Keluarga yang lahir karena ada ikatan lahir bathin antara seorang pria dan seorang wanita. Dalam undang-undang perkawinan juga menegaskan terkait persyaratan perkawinanyangharusdidasarkanataspersetujuankeduacalonmempelai.Danyang dingatkan pula, untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (duapuluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua. Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud cukup diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya. Selanjutnya ditegaskan pula bahwa dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus keatas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya. Perkawinan akan melahirkan generasi penerus dan akan menambah jumlah penduduk. Generasi yang lahir haruslah generasi yang sehat, yang cerdas dan berakhlak mulia. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan pembangunan Keluarga, Pasal 48 ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa kebijakan pembangunan keluarga dilakukan melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang salah satunya dilaksanakan dengan cara peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak. Untuk mendukung tercapainya kesejahteraan keluarga, dipertegas lagi dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak terkait prinsip dasar konvensi hak anak yang meliputi non diskriminasi, kepentingan terbaik bagi anak, Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan serta penghargaan terhadap pendapat anak. Sebelumnya, pada tahun 1984 pemerintah telah mencanangkan Program Bina Keluarga Balita (BKB). Program BKB dirintis berdasarkan
  • 11. 3 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala BKKBN dan Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (MEN UPW) Nomor :11 KEP/MEN UPW/IX/84, 170/HK.010/E 3/84. Dan pada tahun 1991 Program BKB dicanangkan menjadi Gerakan BKB Penanggung jawab kebijakan yakni Kementerian Pemberdayaan Perempuan, sedangkan sebagai Penanggung jawab Operasional adalah BKKBN. Pada tahun 2007 terbit Surat Keputusan (SK) Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor KEP-15A/Meneg.PP/Dep-IV/III/2007 tentang Pelaksanaan dan Pengembangan Program BKB. Dan pada tahun 2008 dikeluarkan Instruksi Kepala BKKBN NO.2616/hk.012/f4/08 tentang Pelaksanaan Program Aksi BKB. Berbagai regulasi ini dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan gerakan BKB. Program BKB lahir sebagai sebuah gerakan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga, memperkuat ketrampilan orangtua dalam pengasuhan anak agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan usianya. Program BKB sebagai pilar utama pembangunan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena kualitas SDM sangat ditentukan oleh kualitas pembinaan keluarga sejak dini bahkan sejak janin dalam kandungan. ProgramBKB menyasar pada orangtuaatau keluarga yang merupakan lingkungan pertama dan utama dan mempunyai peranan penting dalam memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui perawatan dan pengasuhan untuk memenuhi kebutuhan“asuh, asih dan asah“. Kualitas pengasuhan akan membantu pertumbuhan anak sejak periode emas (usia 0–2 tahun) harus dioptimalkan dengan menjaga kesehatan dan status gizi anak, memberikan stimulasi dan menyediakan lingkungan yang mendukung agar anak bisa bertumbuh dan berkembang dalam suasana lingkungan yang kondusif, aman dan nyaman. Untuk mencapai kondisi tersebut di atas, maka tahun 2020 dilakukan pembaharuan terhadap materi Program BKB. Terbitnya modul tersebut sebagai pedoman penyelenggaraan BKB agar pelaksanaannya lebih efektif, efisien dan mudah dilaksanakan oleh para pengelola program dan Pejabat Pengawas Pengelola Program BKB. B. Maksud dan Tujuan I. Umum Tersedianya modul penyelenggaraan Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina Keluarga Balita. II. Khusus Terlaksananya Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina Keluarga Balita dengan tujuan meningkatkan kualitas peserta dalam aspek;
  • 12. 4 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini 1. Kualitas Pengetahuan; Peningkatan kualitas pengetahuan peserta meliputi pemahaman tentang perencanaan hidup berkeluarga dan harapan orangtua terhadap masa depan anak, konsep diri yang positif dan konsep pengasuhan, peran orangtua dan keterlibatan ayah dalam pengasuhan, menjaga kesehatan anak, pemenuhan gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat, stimulasi gerakan kasar-gerakan halus, kecerdasan, komunikasi aktif pasif dan kemampuan menolong diri sendiri, pengenalan kesehatan reproduksi, perlindungan anak, menjaga anak dari pengaruh media serta pembentukan karakter anak usia dini. 2. Kualitas Ketrampilan; Peningkatan kualitas ketrampilan peserta meliputi ketrampilan dalam berbagi peran menjadi kader piket, kader bantu dan kader inti. Teknik berinteraksi dengan peserta, pengisian kartu kembang anak (KKA) dan teknik membangun suasana yang menyenangkan. 3. Kualitas Aktualitasi; Peningkatan aktualisasi peserta ditandai dengan pemahaman materi yang utuh terkait Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi Pengelola Program Bina Keluarga Balita Holistik Integratif. C. Sasaran Pengguna Sasaran pengguna modul ini adalah; 1. Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak; 2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan KB; 3. Perwakilan BKKBN Provinsi; D. Kompetensi Kompetensi yang dibangun dalam Diklat Teknis Pengelolaan Program Bina Keluarga Balita Bagi Pejabat Pengelola Program Bina Keluarga Balita berdasarkan uraian tugas sebagai pengelola program KKBPK. Diharapkan melalui Diklat ini standar kompetensi yang disyaratkan dapat terpenuhi.
  • 13. 5 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BAB II PEMENUHAN GIZI IBU HAMIL DAN ANAK Indikator Hasil Belajar: Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang pemenuhan gizi selama kehamilan hingga anak usia dini
  • 14. 6 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini A. Latar Belakang Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Data Riskesdas 2018 sebanyak 48,9% Ibu hamil di Indonesia mengalami anemia atau kekurangan darah persentase ini meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 37,1%. Jumlah ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24 tahun sebesar 84,6%. Proporsi risiko kurang energi kronis pada perempuan usia subur yang hamil sebesar 24,2% menurun pada tahun 2018 sebesar 14,5%. Prevalensi anemia dan resiko kurang energi kronis pada perempuan usia subur sangat mempengaruhi kondisi kesehatan anak pada saat dilahirkan. Kedua hal tersebut termasuk beberapa hal yang berpotensi terjadinya kekerdilan (stunting) pada anak. Proporsi berat badan lahir bayi secara ideal tidak kurang dari 2500 gram dan tinggl tidak kurang dari 48 centimeter. Berdasarkan Riskesdas 2018 proporsi bayi yang lahir dengan berat badan dibawah 2500 gram pada umur 0-59 bulan mencapai 6,2%. Angka stunting sebesar 30,8%. Dampak permasalahan gizi yang tidak teratasi dengan baik akan mempengaruhi kualitas hidup dan akan berdampak besar terhadap kondisi sosial ekonomi. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rawan akan masalah gizi, masih banyak ibu hamil mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi Kronis (KEK), dan anemia. Ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester ketiga kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah 2 (BBLR), kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi pada ibu hamil adalah pengetahuan gizi. Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik akan memenuhi kebutuhan gizinya sehingga berdampak pada peningkatan status gizi. Dalam peningkatan status gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara ibu hamil banyak mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Setidaknya tiga bulan sebelum berencana hamil, harus mempersiapkan diri melalui makanan bergizi, kesehatan badan, dan mulai mengubah kebiasaan makan yang kurang sehat demi kesehatan bayi nantinya. Sehingga pada saat hamil, badan sudah terkondisikan dengan sangat baik untuk pertumbuhan janin. Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan pada ibu hamil dan janinnya serta juga dapat berguna untuk mengetahui status gizi pada ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan oleh ibu hamil
  • 15. 7 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana minimal 4 kali selama kehamilan. Pemeriksaan pertama atau kunjungan pertama dilakukan sebelum saat usia kehamilan mencapai 4 bulan atau antara 0-3 bulan (trimester pertama). Kunjungan kedua pada usia kehamilan 4-6 bulan (trimester kedua). Sedangkan kunjungan ketiga dan keempat dilakukan pada usia kehamilan 7-9 bulan (trimester 3). Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan di posyandu, pondok bersalin, puskesmas, rumah sakit, tempat praktek dokter atau bidan swasta. Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 165 juta anak usia di bawah lima tahun mengalami gizi yang buruk. Resiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan dengan anak yang normal (WHO, 2013). Berdasarkan Hasil Riskesdas 2018 menunjukan adanya perbaikan pada status gizi balita di Indonesia. Proporsi stunting atau balita pendek karena kurang gizi kronik turun dari 37,2% (riskesdas 2013), menjadi 30,8% pada riskesdas 2018. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang dari 19,6% (riskesdas 2013) menjadi 17,7%. Meski demikian, angkanya masih jauh dari target Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni 20%. Keterbatasan ekonomi sering dijadikan alasan untuk tidak memenuhi kebutuhan gizi pada anak, sedangkan apabila kita cermati pemenuhan gizi pada anak tidak mahal,terlebihlagiapabiladibandingkandenganhargaobatyangharusdibeliketika berobat di Rumah Sakit. Lingkungan yang kurang baik juga dapat mempengaruhi gizi pada anak, sebagai contohnya “seringnya anak jajan sembarangan di tepi jalan”. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbangi dengan makanan sehat yang mengandung banyak gizi. Pemenuhan gizi pada balita pada dasarnya masih jauh dari indikator yang diharapkan. Perhatian orangtua yang seharusnya bertanggung jawab penuh dalam memenuhi kebutuhan gizi pada anak-anaknya belum sepenuhnya diwujudkan. Untukmengoptimalkanperkembangananak,sebaiknyaIbumemenuhikebutuhan nutrisi harian Ibu sejak mempersiapkan kehamilan. Seperti apa yang telah Ibu ketahui, periode kritis perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu 270 hari saat kehamilan dan pada 730 hari di awal kehidupannya (sampai dengan anak berusia 2 tahun). Itulah sebabnya pada periode ini, sangat penting bagi anak untuk mendapatkan semua kebutuhan nutrisi yang ia butuhkan. B. Gizi Bagi Ibu Hamil Saat hamil, asupan nutirisi pada ibu dan janin harus mencukupi. Untuk kehamilan
  • 16. 8 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini yang sehat dengan berat badan normal asupan nutrisi tetap perlu diatur. Hal Ini agar bayi tumbuh optimal dan ibu tetap sehat hingga saat melahirkan. Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim (uterus), payudara (mammae), volume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan digunakan untuk pertumbuhan janin sebesar 40% dan sisanya 60% digunakan untuk pertumbuhan ibunya. Manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu dan janin, mencapai status gizi ibu hamil dalam keadaan normal, sehingga dapat menjalani kehamilan dengan baik dan aman, membentuk jaringan untuk tumbuh kembang janin dan kesehatan ibu, mengatasi permasalahan selama kehamilan dan memperoleh energi yang cukup yang berfungsi untuk menyusui setelah kelahiran bayi.Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam keadaan hamil, makanan yang dikonsumsi bukan untuk dirinya sendiri tetapi ada individu lain yang ikut mengkonsumsi makanan yang dimakan. Hal yang penting diperhatikan pada masa Kehamilan : 1. Penuhi kebutuhan gizi sejak hamil, selama kehamilan pada trisemester 1, 2, dan 3. Makanlah dengan pola gizi seimbang dan bervariasi 2. Mengkonsumsitablettambahdarahsetidaknya90tabletselamamasakehamilan; 3. Membatasi makan makanan yang mengandung garam tinggi untuk mencegah hipertensi karena meningkatkan resiko kematian janin, terlepasnya plasenta, serta gangguan pertumbuhan; 4. Menghindari minuman yang mengandung kafein, terlalu banyak meminum minuman yang berkafein akan dapat menyebabkan keguguran pada kehamilan muda dan resiko bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR); 5. Cukupi kebutuhan air minum pada saat hamil, minum air putih lebih banyak mendukung sirkulasi janin, produksi cairan amnion dan meningkatnya volume darah, mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dan mengatur suhu tubuh. Asupan air minum ibu hamil sekitar 2-3 liter perhari (8-12 gelas sehari); 6. Melakukan olahraga ringan, olahraga yang ringan dapat dilakukan oleh ibu selama kehamilan untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya sehingga peredaran darah dapat berjalan dengan lancar.
  • 17. 9 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana 7. Jika mual, muntah dan tidak nafsu makan pilihlah makanan yang tidak berlemak dalam porsi anak tetapi sering contoh nya : buah, roti, ubi, singkong, biscuit; 8. Istirahat yang cukup. Bahan makanan/hal-hal yang dihindari dan dibatasi oleh ibu hamil : 1. Menghindari makanan yang diawetkan karena biasanya mengandung bahan tambahan makanan yang kurang aman; 2. Menghindari daging/telur/ikan yang dimasak kurang matang karena mengandung kuman yang berbahaya untuk janin; 3. Membatasi kopi dan coklat, didalamnya terdapat kandungan kafein yang dapat meningkatkan tekanan darah; 4. Membatasi makanan yang mengandung energi tinggi seperti yang banyak mengandung gula, lemak misalnya: keripik, cake; 5. Membatasi makanan/minuman yang mengandung gas, contoh: nangka (matang dan mentah), kol,ubi jalar, karena dapat menyebabkan keluhan nyeri ulu hati pada ibu hamil; 6. Membatasi konsumsi minuman ringan (soft drink), karena mengandung energi tinggi, yang berakibat pada berat badan ibu hamil meningkat berlebihan dan bayi lahir besar; 7. Merokok atau terpapar asap rokok, kandungan yang terdapat didalam rokok maupun asap rokok dapat mempengaruhi perkembangan janin. Resiko pertama bagi ibu hamil yang gemar merokok adalah tingginya resiko bayi lahir BBLR. 8. Mengkonsumsi /minum obat tanpa resep dokter. Berikut ini asupan gizi penting yang dianjurkan untuk ibu hamil: Protein Protein penting bagi pertumbuhan jaringan janin, termasuk jaringan otak. Asupan ini juga berperan dalam meningkatkan pasokan darah sehingga memungkinkan lebih banyak darah untuk disalurkan pada janin. Sumber protein yang baik, di antaranya kacang polong, ayam, ikan salmon, keju cottage, daging sapi tanpa lemak, dan selai kacang. Folat Folat berperan penting dalam mengurangi risiko cacat tabung saraf pada janin. Ini adalah cacat lahir yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang janin, misalnya spina bifida. Beberapa makanan yang mengandung folat, yakni hati, sayuran berdaun hijau gelap, dan kacang. Zat besi Ketika hamil, tubuh membutuhkan zat besi ekstra untuk meningkatkan aliran darah sehingga memastikan oksigen yang disuplai untuk Anda maupun janin tercukupi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. Adapun sumber zat besi yang baik untuk ibu hamil, yaitu sayuran berdaun hijau tua, buah sitrus, buah kering, dan sereal.
  • 18. 10 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini Kalsium Kalsium merupakan gizi yang penting untuk pertumbuhan tulang janin. Selain itu, kalsium juga dapat mengatur penggunaan cairan tubuh ibu. Contoh makanan yang merupakan sumber kalsium yang baik, yaitu yogurt, susu, keju, tahu, telur, dan kubis. Lemak Asupan lemak dapat membuat tubuh bertenaga dan dibutuhkan untuk membantu perkembangan janin. Namun, Anda harus memilih lemak omega-3 atau lemak sehat karena banyaknya lemak jenuh malah akan membahayakan ibu maupun janin.Asupan yang termasuk lemak sehat adalah minyak zaitun, minyak wijen, minyak kanola, alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Serat Mengonsumsi makanan berserat tak hanya menyehatkan, namun juga dapat mengurangi risiko ibu hamil terkena sembelit dan wasir. Beberapa makanan berserat yang baik dikonsumsi selama kehamilan, yaitu gandum, tomat, apel, jeruk, dan brokoli. Untuk mengoptimalkan kesehatan Ibu dan bayi dalam kandungan sampai dengan anak berusia 2 tahun, dapat disimpulkan pemberian gizi seimbang pada 1000 Hari Pertama Kehidupan antara lain : 1. Selama Bayi Dalam Kandungan (270 hari) Sebelum dan selama kehamilan, calon ibu harus berstatus gizi baik. Pada trimester pertama, konsumsilah asam folat yang merupakan salah satu komponen utama pembentukan tabung syarafjanin,untukkemudianberkembangmenjadiotakdantulang belakang bayi. Asam folat tinggi dapat diperoleh dari sayuran berwarna hijau tua (brokoli dan bayam), kacang-kacangan, dan buah-buahan (jeruk, pepaya, pisang dan alpukat). 2. Usia 0-6 bulan (180 hari) Saat baru lahir, bayi perlu mendapatkan Inisiasi MenyusuDini (IMD), setidaknya selama satu jam. IMD banyak manfaat yang didapat bayi, salah satunya bayi akan memperoleh bakteri-bakteri baik dari dada ibu, ini berguna untuk pencernaannya yang masih rentan.Lalu selama 6 bulan setelah bayi lahir, berikan ASI eksklusif. Pantau Gambar 1. Bayi dalam kandungan selama 9 bulan
  • 19. 11 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana pula pertumbuhan bayi serta rutin memeriksakan kesehatannya kepada tenaga kesehatan. 3. Usia 6-24 bulan (550 hari) Sejak bayi berusia 6 bulan, berikanlah Makanan Pendamping ASI (MPASI) sambil tetap melanjutkan pemberian ASI. Alasannya karena pada usia ini, ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan anak. Pastikan MPASI dengan kandungan zat gizi sehat dan seimbang. Rutin memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan, seperti pemberian vaksin sesuai jadwal juga sebaiknya tetap dilakukan.Selain nutrisi, hal lain yang perlu dilakukan pada masing-masing usia bayi adalah rasa kasih sayang dan stimulasi yang cocok sesuai kategori usia. Seperti membacakan cerita, mengajak bermain bersama, selalu mengajaknya berbicara, dan mendengarkan musik, hal ini membuat sinaps pada otak anak terbentuk banyak dan terkait dengan kecerdasannya kelak. C. Gizi Bagi Anak Usia Dini Usia dini dikenal juga dengan sebutan usia emas anak atau the golden age (0-6 tahun). Usia emas anak menjadi waktu yang istimewa karena pertumbuhan dan perkembangan anak pada rentang ini sangat pesat dan mencapai puncaknya. Pertumbuhan dan perkembangan otak merupakan organ yang paling utama pada masa emas ini.Berbagai literatur menyebutkan, anak dilahirkan dengan sekitar 10 miliar neuron atau sel saraf di otaknya. Dua tahun pertama sejak lahir merupakan periode di mana miliaran sel tersebut bertambah. Otak anak punya kemampuan besar untuk menyusun ribuan sambungan antar-neuron. Di usia dua tahun, pertumbuhan otak anak sudah mencapai 80 persen. Menginjak usia 5-6 tahun, pertumbuhan otaknya kian pesat yakni 90-95 persen. Agar tumbuh kembang anak optimal di usia emas ini, tentunya dibutuhkan gizi dan stimulasi yang baik. Langkah awal untuk memastikan pemenuhan gizi anak dimulai dengan memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. ASI menjadi sangat istimewa karena memiliki aneka zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak seperti laktosa, casein dan whey, DHA, ARA, dan lain-lain. Menyiapkan asupan gizi untuk anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh orangtua. Karena asupan gizi yang diterima anak akan Gambar 3. Bayi usia 6-24 bulan Gambar 2. Bayi usia 0-6 bulan
  • 20. 12 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini mempengaruhi proses tumbuh kembang mereka di usia dewasa kelak. Pemenuhan gizi untuk anak sebaiknya dilakukan tidak hanya sejak lahir tapi sejak anak masih berada di dalam usia kandungan, hingga anak berusia 2 tahun, pertumbuhan anak akan sangat cepat karena itu diperlukan banyak gizi untuk menyeimbangkannya. Gizi-gizi penting yang dibutuhkan anak pada rentang waktu tersebut adalah protein, karbohidrat, Vitamin B1, B6, asam folat, yodium, zat besi, seng, AA, DHA, sphyngomyelin, sialic acid, dan asam-asam amino seperti tyrosine dan tryptophan. Semua kebutuhan tersebut bisa di dapatkan oleh anak dari Air Susu Ibu (ASI). Itulah kenapa ibu disarankan untuk memberikan ASI. Kekurangan gizi bisa menimbulkan berbagai masalah pada anak. Efek paling sederhana adalah membuat tubuh lemah dan mudah terserang berbagai penyakit. Dalam jangka panjang, anak yang kekurangan gizi akan memiliki masalah dalam tumbuh kembangnya. Dari mulai pertumbuhan fisik hingga perilaku anak di masa dewasa. Pola pengasuhan anak usia dini dapat berpengaruh besar terhadap asupan gizi seimbang yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kebiasaan pola makan dan hidup bersih sehat perlu dibiasakan sejak dini, terutama untuk mencegah berbagai tantangan kesehatan yang akan dimiliki anak di masa depan. Manfaat asupan gizi terbaik bagi anak, antara lain: 1. Menjaga dan Memelihara Kesehatan, gizi sangat berkaitan erat dengan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup. Gizi yang baik bisa membantu mengoptimalkan fungsi tubuh, mencegah serta membantu penanganan penyakit; 2. Meningkatkan kekebalan tubuh, sistem kekebalan tubuh anak terbentuk dari asupan gizi yang diterimanya sejak dini. Nutrisi ini diperlukan untuk membentuk sel-sel kekebalan tubuh untuk melawan berbagai virus dan penyakit yang bisa menyerang kapan saja. Dengan demikian, anak menjadi tidak mudah sakit dan terjaga kesehatannya; 3. Sumber energi, untuk beraktivitas, bergerak, dan berpikir, tubuh membutuhkan energi yang mencukupi. Energi tersebut didapatkan dari gizi yang dikonsumsi sehari-hari. Kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya Sesuai dengan pedoman gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan RI, aturan pemenuhan gizi di masing-masing usia anak sebagai berikut: 1. Kebutuhan gizi anak usia 0-6 bulan. ASI merupakan makanan utama anak di beberapa bulan awal kehidupannya. Sebisa mungkin, berikan anak ASI eksklusif selama 6 bulan penuh. Artinya,
  • 21. 13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana kebutuhan energi dan zat gizi lainnya hanya diperoleh dari ASI saja dan tidak diberikan makanan maupun minuman lainnya. 2. Kebutuhan gizi anak usia 6-24 bulan. Jika memungkinkan, ASI sebaiknya diberikan sampai usia anak genap 2 tahun. Selain dapat menguatkan hubungan emosional ibu dan anak, memberikan ASI dalam waktu lama juga bisa meningkatkan sistem kekebalan anak hingga dewasa.Di samping itu, anak juga mulai harus diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia 6-24 bulan. MP-ASI bisa diberikan secara bertahap, misalnya dimulai dengan memberikan makanan dalam bentuk lunak seperti bubur susu. Seiring dengan bertambahnya usia anak, Ibu bisa memberikan makanan pendamping dengan tekstur yang lebih padat dari sebelumnya. Contohnya, setelah anak terbiasa dengan tekstur bubur, Ibu dapat memberikan anak nasi tim. Sekitar usia 1 tahun, anak biasanya sudah cukup beradaptasi dengan tekstur makanan pendamping yang diberikan. Nah, ketika itu Ibu bisa mulai memperkenalkannya dengan makanan padat yang biasa dimakan anggota keluarga lainnya. Berdasarkan komposisi bahan makanannya, MP-ASI terbagi menjadi dua kelompok: • MP-ASI lengkap. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah-buahan. • MP-ASI sederhana. Terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dan sayur atau buah. Ciri-ciri MP-ASI yang dikatakan baik: • Padat energi, protein, dan zat gizi mikro yang tidak terlalu banyak terkandung di ASI. • Tidak berbumbu tajam, menggunakan gula, garam, penyedap rasa, pewarna, dan pengawet secukupnya. • Mudah ditelan dan disukai anak. Penting untuk dipahami bahwa pola pemberian makanan di usia ini akan mempengaruhi selera makan anak di kemudian hari. Itu sebabnya, sebaiknya perkenalkan anak dengan aneka macam makanan agar terbiasa. Baik itu dari sumber protein, karbohidrat, lemak, serat, dan sebagainya. Secara keseluruhan, kebutuhan asupan lemak untuk anak di usia 6-24 bulan juga cenderung meningkat. 3. Kebutuhan gizi anak usia 2-5 tahun Kebutuhan nutrisi anak di usia ini cenderung meningkat karena sedang berada
  • 22. 14 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini di masa pertumbuhan, disertai dengan padatnya aktivitas harian. Memberikan makan anak pada usia ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Terlebih karena biasanya anak sudah mulai mengenal beragam camilan atau jajanan, sehingga memiliki anggapan tersendiri tentang mana makanan yang disukai dan tidak. Untuk itu, Ibu dianjurkan untuk memberikan perhatian khusus agar asupan makanan anak tetap bergizi seimbang. Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 2-5 tahun: • Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam); • Perbanyak makan makanan sumber protein dan lemak, seperti ikan, karena kaya akan omega 3, DHA, serta EPA; • Perbanyak makan sayur dan buah-buahan; • Batasi makan camilan yang terlalu manis, asin, dan berlemak; • Penuhi kebutuhan cairan; • Ajak anak main di luar supaya tetap aktif. 4. Kebutuhan gizi anak usia 6-18 tahun Kebutuhan nutrisi harian anak di usia ini juga meningkat dari sebelumnya. Hal ini karena ia masih dalam masa tumbuh kembang dan mengalami masa pubertas. Berikut beberapa anjuran pemenuhan gizi untuk anak usia 6-18 tahun: • Makan sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam); • Rutin makan ikan serta sumber protein lainnya. Anjuran asupan protein hewani harian sebanyak 30 persen, sementara protein nabati 70 persen; • Perbanyak makan sayur dan buah-buahan; • Batasi makan makanan cepat saji, jajanan, serta camilan yang manis, asin, dan berlemak; • Rutin menyikat gigi setidaknya 2 kali sehari, yakni setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Anak yang berusia 17-18 tahun tetap harus diperhatikan asupan gizinya. Hal ini dikarenakan anak remaja memasuki masa di mana pertumbuhan fisik dan psikisnya mulai matang untuk mempersiapkan perubahan di usia dewasa. Entah itu menikah, maupun hamil bagi anak perempuan.
  • 23. 15 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BAB III INISIASI MENYUSUI DINI, ASI EKSKLUSIF DAN MAKANAN PEDAMPING ASI Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang pentingnya IMD, ASI Ekslusif dan MPASI
  • 24. 16 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini A. Pengertian ASI Air Susu Ibu (ASI) merupakan cairan terbaik dan termurah yang dapat diberikan ibu kepada bayinya, didalamnya terkandung zat-zat yang dibutuhkan bayi sejak lahir sampai usia 24 bulan atau lebih. ASI sebagai makanan alami pertama untuk bayi menyediakan energi dan nutrisi dalam jumlah tepat yang dibutuhkan sesuai dengan umur bayi. Pemberian ASI merupakan salah satu upaya membentuk gen- erasi sehat, cerdas, serta berkualitas demi masa depan dirinya, keluarga, masyar- akat dan negara. Menurut WHO ASI eksklusif merupakan pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan di- anjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu dan keluarga. B. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya IMD pada bayi baru lahir men- jadi suatu kebutuhan bagi semua petugas kesehatan dan masyarakat luas terutama ibu-ibu yang sedang hamil. Rendahnya cakupan ASI ekslusif diIndonesia disebabkan karena kurangnya informasi pelaksanaan IMD kepada masyarakat dari pihak instan- si kesehatan. Demikian juga persepsi dan pendapat masyarakat yang salah tentang IMD juga menjadi penghambat suksesnya program pemerintah ini, sehingga infor- masi yang benar tentang program IMD hendaknya terus disosialisasikan pada mas- yarakat luas agar apa yang menjadi tujuan program pemerintah ini dapat tercapai dengan baik. Metode IMD diperkenalkan oleh Karen M. Edmon pada Bulan Maret 2006. Metode ini dilandaskan pada refleks atau kemampuan bayi dalam mempertahankan diri (survival instinc). Bayi yang baru berusia 20 menit dengan sendirinya dapat langsung mencari puting ibunya. Proses ini dapat berlangsung selama 1 jam atau lebih. Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan langsung bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayinya merayap untuk menemukan sendiri puting susu ibunya untuk menyusu. IMD harus dilakukan secara langsung setelah bayi dilahirkan tan- pa boleh ditunda. Begitu bayi dilahirkan dan dinilai bayi sehat, kemudian bayi di IMD dengan terlebih dulu dikeringkan seluruh badannya, kecuali kedua tangannya. Proses harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu. Adanya kontak kulit an- tara bayi dan ibu dapat memberikan ketenangan dan meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi. Tujuan dilekatkannya bayi ke kulit ibu juga untuk membentuk kekebalan tubuh bayi, karena pada saat IMD, bayi menelan bakteri baik dari kulit ibu. Selain meningkatkan ikatan ibu dan bayi, IMD juga dapat meningkatkan kemu- ngkinan keberhasilan menyusui, dan umumnya memperpanjang durasi menyusui.
  • 25. 17 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Manfaat inisasi menyusui dini bagi bayi sangatlah berlimpah. Sebab, ASI yang per- tama kali keluar setelah persalinan, dapat menyediakan manfaat lebih untuk kese- hatan bayi seperti: 1. Memberikan kolostrum untuk bayi Kolostrum adalah komponen yang hanya diproduksi saat ASI pertama kali kelu- ar, setelah proses persalinan. Komponen ini bisa memberikan berbagai manfaat untuk bayi, karena: • Mengandung growth factors untuk membantu perkembangan usus bayi, se- hingga dapat berfungsi secara efektif. • Kaya akan kandungan vitamin A, yang dapat membantu melindungi mata dan mengurangi infeksi • Dapat menstimulasi bayi untuk mengeluarkan mekonium melalui kotoran, se- hingga risiko bayi terkena penyakit kuning dapat berkurang • Kolostrum keluar dalam jumlah yang sedikit, sehingga tepat untuk bayi yang baru lahir. 2. Melindungi bayi dari berbagai penyakit Air susu ibu (ASI) mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi dalam 6 bu- lan pertama kehidupannya. ASI dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit seperti diare dan penyakit yang kerap menyerang di usia anak-anak, termasuk pneumonia.Selain itu, IMD juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi karena bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi. dan juga bayi akan mendapatkan kolostrum yang sangat banyak mengandung zat-zat kekebalan tubuh. 3. Membuat berat badan anak lebih ideal Bayi yang diberikan ASI, termasuk melalui IMD, risiko mengalami kelebihan berat badan atau obesitasnya akan berkurang saat ia memasuki usia anak dan rema- ja. 4. Mempererat hubungan antara ibu dan anak Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit ibunya (skin-to-skin contact) segera setelah lahir, dapat menciptakan keintiman yang lebih dalam dengan sang ibu. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang bersen- tuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif untuk me- nenangkan bayi sakit, yang dapat dilakukan kapan saja. Hal ini juga membuat sang ibu lebih nyaman.Bayi yang menerima kontak kulit dengan ibu sejak awal kelahirannya juga dinilai akan dapat berinteraksi lebih banyak dengan ibu dan lebih jarang menangis. 5. Menurunkan risiko kematian bayi Inisiasi menyusui dini dapat mengurangi angka kematian bayi baru lahir. Selain itu, dapat meningkatkan kesehatan, tumbuh kembang, dan membantu mem- bangun daya tahan tubuh bayi. Kemudian, ASI juga sangat baik untuk kese- hatan sistem pencernaan bayi.
  • 26. 18 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini 6. Mendukung keberhasilan ASI eksklusif Inisiasi menyusui dini diketahui menunjang keberhasilan ASI Ekslusif hingga setida- knya bayi berusia empat bulan. Pemberian ASI eksklusif dianjurkan hingga bayi berusia 6 bulan, namun boleh dilanjutkan hingga anak berusia 2 tahun. Manfaat inisiasi menyusui dini bagi ibu Tidak hanya bagi bayi, proses inisiasi menyusui dini juga memberikan manfaat yang tidak sedikit bagi ibu. Ketika bayi mencoba untuk menyusu dari ibu secara langsung, sentuhan bayi dapat merangsang keluarnya oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang umumnya keluar saat proses melahirkan maupun menyusui berlangsung. Hormon ini juga kerap dikaitkan dengan rasa empati, keper- cayaan, dan membangun hubungan antar manusia. Oksitosin diproduksi tubuh ibu dapat menyebabkan rahim berkontraksi. Hal ini dapat membantu proses melahir- kan maupun mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan. Keluarnya hormon ini juga akan memicu hormon lain yang dapat membantu ibu merasa tenang, santai dan membentuk ikatan yang dalam dengan bayi. Hormon oksitosin juga akan menstimulasi keluarnya air susu. Menerapkan Inisiasi Menyusui Dini Di Indonesia, persoalan dan tantangan yang sering dihadapi adalah belum ban- yak rumah sakit ataupun bidan yang mengakomodasi proses inisiasi menyusui dini. Untuk menerapkan proses ini, penting bagi para calon ibu untuk memilih rumah sakit yang pro-ASI dan pro-IMD. Berikut beberapa hal yang wajib dipastikan saat mencari tempat bersalin jika in- gin menerapkan inisiasi menyusui dini: • Rumah sakit tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi da- lam satu ruangan atau rooming-in pascapersalinan. • Rumah sakit tersebut sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula untuk bayi. • Dokter dan atau perawat yang akan membantu persalinan, bersikap pro-ASI dan siap membantu ibu untuk menyusui • Memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia butuhkan. • Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses IMD. • Namun, ada kalanya beberapa prosedur, seperti operasi caesar di luar renca- na atau komplikasi saat persalinan, membuat proses ini tidak dapat dijalankan. Meski demikian, penting bagi ibu untuk menekankan keinginannya melakukan
  • 27. 19 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana inisiasi menyusui dini, jika memang masih memungkinkan. Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang men- jalani proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan berhasil jika sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarn- ya, terutama rumah sakit, dokter yang membantu proses persalinan, dan keluarga. C. ASI EKSKLUSIF ASI Eklsusif tak diragukan lagi manfaatnya bagi kesehatan bayi, juga untuk Bunda yang menyusui. Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif diwajibkan selama minimal enam bulan, sejak bayi lahir.pemerintah bahkan mewajibkan Bunda memberikan ASI eksklusif pada si buah hati. Kewajiban itu tertuang dalam pasal 6 Peraturan Pe- merintah (PP) nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, yang ditetapkan pada 1 Maret 2012, “Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya,” bunyi peraturan tersebut. Anjuran pemerintah itu dibuat berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO). Seorang ibu disarankan menyusui selama enam bulan penuh, demi menghindari alergi dan menjamin kesehatan bayi yang optimal. Kenapa 6 bulan? ASI dibutuh- kan karena selama enam bulan pertama kehidupannya, bayi belum memiliki enzim pencernaan yang sempurna. Sehingga, bayi belum bisa mencerna makanan atau minuman selain ASI. Lebih dari itu, semua jenis nutrisi yang dibutuhkan bayi sudah bisa terpenuhi dari ASI. Jadi, selama enam bulan sejak pertama dilahirkan, bayi se- jatinya hanya membutuhkan ASI eksklusif tanpa tambahan makanan atau minuman apapun. Pemberian ASI eksklusif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Dengan mengonsumsi ASI, bayi terlindungi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, in- feksi telinga, haemophilus influenza, meningitis, dan infeksi saluran kemih.Sementara itu, menyusui juga sangat bermanfaat bagi kesehatan Ibu. Dengan memberikan ASI Eksklusif dapat mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan dan juga menunda kembalinya kesuburan Ibu. Ibu juga bisa merasakan manfaat lain, seperti penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total, serta penurunan prevalensi diabetes meli- tus tipe 2. Yang paling menakjubkan, menyusui bisa mengurangi risiko terkena kank- er payudara dan kanker ovarium. Salah satu penyebab kanker payudara dipicu oleh hormon estogren dalam tubuh kita. Sementara saat Bunda menyusui, hormon estrogen dalam tubuh memiliki tugas tersendiri. Sehingga, hormon estrogen tidak akan mengganggu tubuh kita, terutama bagian payudara, karena hormon tersebut punya kesibukan tersendiri.
  • 28. 20 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut: • Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1 jam setelah kelahiran bayi. • ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman. • ASI diberikan secara on-demand atau sesuaikebutuhan bayi, setiap hari setiap malam. • ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot. Manfaat ASI eksklusif bagi bayi: 1. Dapat meningkatkan imunitas tubuh bayi ASI memiliki antibodi yang membantu sang Bayi melawan virus dan bakteri, an- tibodi ini berada di kolostrum. Kolostrum menyediakan jumlah Imunoglobulin A (IgA) yang tinggi serta beberapa antibodi lainnya. Ketika Ibu terpapar virus atau bakteri, IgA mulai memproduksi antibodi. Antibodi ini kemudian tercampur ke dalam ASI dan diteruskan ke bayi saat menyusu. IgA dapat melindungi dari sak- it dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan bayi. Jika Ibu sakit flu kemudian menyusui sebenarnya IgA dapat memberi antibodi yang membantu bayi melawan virus yang menyebabkan penyakit. Walaupun begitu, jika Ibu sakit, tetap harus selalu menerapkan kebersi- han yang ketat seperti mencuci tangan sesering mungkin dan coba untuk tidak menularkan kepada bayi. Susu formula tidak memberikan antibodi, sejumlah pe- nelitian menunjukan bayi yang tidak disusui lebih rentan terhadap masalah kese- hatan seperti pneumonia, diare, dan infeksi. Namun jika Ibu sakit, Ibu tetap perlu menjaga kebersihan. 2. Dapat meningkatkan berat badan bayi Memberikan ASI kepada anak dapat meningkatkan berat badan dalam skala yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa kecilnya. Sebuah penelitian menunjukan bahwa tingkat obesitas 15-30 persen lebih rendah pada bayi yang diberikan ASI, dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula. Jangka waktu memberikan ASI juga penting, karena setiap bulan memberikan ASI mengurangi risiko si Bayi obesitas pada masa depannya sebesar 4 persen. Hal ini memungkinkan karena perkembangan bakteri usus yang berbeda. Bayi yang disusui memiliki jumlah bakteri usus bermanfaat yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi penimbunan lemak. Bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih ban- yak hormon leptin daripada bayi yang diberikan susu formula. Leptin adalah hor- mon utama untuk mengatur nafsu makan dan penimbunan lemak pada tubuh bayi. Bayi yang disusui juga mengatur sendiri asupan ASI-nya, Mereka dapat ber- henti menyusui jika sudah kenyang yang membantu mereka mengembangkan pola makan yang sehat.
  • 29. 21 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana 3. Dapat membuat bayi lebih cerdas Beberapa penelitian menunjukkan perbedaan dalam perkembangan otak bayi yang diberikan ASI dan yang diberikan susu formula. Perbedaan ini mungkin dise- babkan oleh keintiman secara fisik, sentuhan dan kontak mata yang terkoneksi saat menyusui. Bayi yang diberikan ASI memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk mengalami masalah dengan perilaku dan pembelajaran seiring dengan bertambahnya usia mereka. Efek yang paling menonjol terlihat pada bayi yang prematur, karena bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap masalah perkembangannya. Sebuah penelitian menjelaskan bahwa menyusui lebih memiliki efek positif yang signifikan terhadap perkemabangan otak jangka panjangnya. 4. Dapat membuat vaksin lebih efektif pada bayi Bayi yang diberikan ASI sejak dini memiliki respons terhadap vaksinasi untuk men- jadi sebuah antibodi yang lebih baik daripada bayi yang hanya diberikan susu formula. Vaksinasi melindungi bayi dari penyakit serius dan komplikasi penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, kejang-kejang, amputasi lengan atau tungkai, kelumpuhan anggota badan, kerusakan otak, bahkan ke- matian. Jika bayi tidak diberi vaksin, mereka dapat menyebarkan penyakit ke- pada bayi lain atau orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penerima transplantasi dan orang-orang yang mengidap penyakit kank- er. Vaksin dapat mencegah komplikasi jangka panjang dan bahkan kematian bagi orang yang rentan terhadap penyakit ini. 5. Dapat mencegah risiko sindrom mati mendadak Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) adalah masalah yang sering menghan- tui ibu baru. Banyak kisah tentang ini yang menghancurkan hati mama. Tetapi, sulitnya SIDS tidak diketahui benar penyebabnya. Namun, ini sudah terbukti bahwa menyusui dapat menurunkan risiko SIDS sebanyak 50 persen setelah 1 bulan, dan risiko menurun 36 persen pada tahun pertama si Bayi. 6. Dapat mencegah alergi pada bayi Karena sistem pertahanan tubuh bayi masih sangat rendah, maka ia rentan terk- ena alergi. Risiko alergi semakin meningkat jika ibu dan ayah mewariskan risiko alergi. Menyusui eksklusif selama minimal 3-4 bulan dapat memberikan penurun- an risiko asma, dermatitis atopik, dan eksim 27-42 persen. Manfaat melakukan ASI eksklusif bagi ibu menyusui : Selain bermanfaat untuk bayi, menyusui ternyata juga memberi manfaat untuk ibu. Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan ibu, di antaranya: 1. Menurunkan Risiko Kanker Payudara dan Ovarium
  • 30. 22 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini Sebuah studi menunjukkan bahwa wanita yang menyusui memiliki risiko lebih ke- cil terkena kanker payudara dan kanker ovarium di masa mendatang. 2. Membantu Menurunkan Berat Badan Seorang ibu yang memberikan ASI secara eksklusif lebih mudah untuk menurun- kan berat badan. Saat menyusui, biasanya seorang ibu membakar sekitar 300 hingga 500 kalori dalam sehari. 3. Menurunkan Risiko Osteoporosis Tubuh seorang wanita akan menyerap kalsium lebih efisien saat menyusui dan hamil–jika diimbangi dengan makan makanan yang mengandung kalsium. Hal inilah yang membuat risiko osteoporosis pada ibu yang sedang menyusui men- galami penurunan. 4. Menurunkan Risiko Depresi Wanita yang menyusui tampaknya mengalami depresi pasca-persalinan yang lebih rendah, dibanding ibu yang menyapih lebih awal atau tidak menyusui. Namun, wanita yang mengalami depresi pasca-persalinan lebih awal setelah melahirkan juga lebih cenderung mengalami kesulitan menyusui atau menyusui dalam durasi yang singkat. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah peningkatan jumlah oksitosin yang diproduksi selama kelahiran dan menyusui. Oksitosin tampaknya memiliki efek anti-kecemasan jangka panjang. Hormon ini juga mempengaruhi daerah otak tertentu yang mempromosikan pengasuhan dan relaksasi. 5. Mencegah Menstruasi Menyusui secara terus menerus bisa menghentikan ovulasi dan menstruasi. Be- berapa wanita bahkan telah menggunakan kondisi ini sebagai alat kontrasep- si alami selama beberapa bulan pertama setelah melahirkan. Namun, cara ini bukanlah metode KB yang efektif. Faktor yang dapat mempengaruhi produksi dan lancarnya ASI: 1. Asupan makanan Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Oleh karena itu ibu perlu menyantap makanan yang mengandung gizi seimbang se- cara teratur. 2. Kondisi psikis Keadaan psikis ibu tak kalah pentingnya dalam proses kelancaran ASI. Karena refleks keluarnya ASI sangat dikontrol oleh perintah yang dikirim oleh hipotala- mus. Bila ibu dalam keadaan stress, cemas, khawatir, tegang dan sebagainya, ASI tidak akan turun dari alveoli menuju puting. Umumnya hal ini terjadi pada hari-hari pertama menyusui. Reflek pengaliran susu dapat berfungsi baik bila ibu merasa tenang dan rileks, serta tidak kelelahan. Oleh karena itu peran keluarga, terutama suami, sangat penting menjaga kondisi psikis ibu agar tetap tenang dan nyaman.
  • 31. 23 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana 3. Perawatan payudara Perawatan payudara yang benar akan memperlancar produksi ASI. Oleh karena itu sebaiknya perawatan payudara dilakukan saat ibu masih dalam masa ke- hamilan. 4. Frekuensi bayi menyusu Frekuensi bayi menyusui secara langsung maupun dengan memerah ASI mem- pengaruhi produksi dan kelancaran keluarnya ASI. 5. Bayi kurang bisa menghisap ASI Terkadang ada juga bayi yang tidak dapat menghisap ASI secara benar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya struktur mulut dan rahang bayi yang kurang baik. 6. Pengaruh obat-obatan Obat-obatan yang mempengaruhi hormon prolaktin dan oxytocin yang ber- fungsi pembentukan dan pengeluaran ASI, obat-obat yang mempengaruhi ke dua hormon ini akan mengganggu produksi ASI. 7. Alat kontrasepsi Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu yang menyusui dapat memengaruhi jum- lah produksi ASI. D. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) MP-ASI adalah singkatan dari Makanan Pendamping ASI, yang diberikan kepada bayi tepat diusia 6 bulan, dimana menu utama ASI masih tetap diberikan sampai usia 2 tahun. Tujuan dari MP-ASI adalah memperkenalkan makanan baru ke bayi selain ASI. Kenapa harus 6 bulan? Karena pencernaan anak sudah lebih siap menerima makanan padat, dan ASI sudah tidak mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi bayi. Disamping itu tujuan MP-ASI tidak hanya sekedar memberikan makanan ke bayi tapi melatih bayi secara motorik kasar dan halus, misalnya ketika bayi memegang makanan atau sendoknya. Sehinga bayi bisa makan sambil belajar. Mungkin banyak orang tua yang bingung menentukan menu apa yang pas diberi- kan sebagai makanan pendamping ASI. Beberapa pedoman di bawah ini mungkin bisa dijadikan patokan untuk mengatasi kebingungan tersebut. • Makanan yang sederhana. Makanan sederhana di sini maksudnya adalah makanan yang dibuat hanya dari satu bahan tanpa tambahan gula atau ga- ram. Disarankan untuk menunggu 3-5 hari sebelum mengenalkan makanan baru berikutnya. Dengan begitu, jika Anak mengalami reaksi berupa muntah, diare atau alergi, orang tua dapat mengenalinya dan tidak lagi memberikan jenis makanan tersebut kepadanya. • Sereal bayi. Makanan pendamping ASI lainnya yang bisa diberikan kepada bayi adalah sereal khusus bayi. Sereal ini merupakan makanan yang menjadi
  • 32. 24 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini pilihan banyak orang tua. Cara membuatnya cukup dengan mencampurkan sesendok makan sereal dengan 60 ml (4 sendok makan) ASI atau susu formula. • Bubur daging, sayur, atau buah. Pada saat bayi sudah akrab dengan makanan pendamping ASI, orang tua bisa mulai memperkenalkan bubur yang terbuat dari daging, sayur atau buah. Pengenalan bubur jenis ini pun sebaiknya dilaku- kan secara bertahap. Agar bayi tidak kaget, variasikan pemberian bubur yang terbuat dari daging, sayur atau buah tiap lima kali penyajian. Sebaiknya bubur yang disajikan tidak mengandung garam atau gula. • Makanan yang dicincang halus. Mayoritas bayi yang berusia 8-10 bulan sudah bisa mengonsumsi makanan padat yang dicincang halus dalam porsi mini. Beberapa makanan yang bisa disajikan dengan cara ini adalah buah-buahan yang bertekstur lembut, sayuran, pasta, keju, dan daging matang. • Makanan yang mengandung zat besi dan zinc. Kedua nutrisi ini sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan Anak. Jadi, jangan lupa untuk mem- berikan Anak makanan pendamping ASI yang mengandung kedua nutrisi ini. Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI akan meningkat seiring usia bayi mendekati satu tahun, di mana bayi mungkin sudah bisa makan tiga kali sehari. Selain itu, orang tua juga sudah bisa memberikan makanan ringan da- lam bentuk potongan kecil atau tumbuk kepada Anak. Memberi Makanan Pendamping ASI Harus Sabar Selama enam bulan masa hidupnya, Anak selalu diberikan ASI atau susu formula. Wajar jika kemudian bayi menolak makanan selain yang biasa mereka makan. Saat bayi menolak atau tidak terlalu tertarik dengan makanan yang diberikan, orang tua tidak perlu khawatir karena proses adaptasi ini tidak akan berlangsung lama. Perkenalkan makanan baru satu per satu. Tunggu beberapa hari sebelum Anak dikenalkan dengan makanan baru berikutnya. Dengan demikian, orang tua dapat mengidentifikasi makanan apa saja yang dapat menyebabkan alergi pada bayi Kesabaran orang tua penting, mengingat ini merupakan masa transisi dari ASI se- cara eksklusif menuju makanan padat. Masa peralihan ini merupakan waktu yang sangat rentan. Jika masa ini tidak bisa dilalui dengan mulus, maka bayi bisa men- galami kekurangan gizi Memberikan makanan pendamping ASI merupakan salah satu kunci penduku- ng pertumbuhan dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, orang tua perlu meny- iapkan makanan tersebut sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan Anak. Jika sudah mencoba memberikan berbagai jenis makanan namun Anak tetap tidak mau makan, atau jika mengalami kesulitan menentukan makanan pendamp- ing ASI yang tepat.
  • 33. 25 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Cara memperkenalkan MP-ASI : • Pastikan kondisi anak sudah siap untuk makan; • Pastikan anak tidak dalam kondisi badmood, mengantuk, lelah, tidak enak badan; • Pastikan makanan yang diberikan bersih, fresh, dan bergizi agar anak terhindar dari diare dan malnutrisi; • Jangan memaksakan anak makan. Anak sedang proses belajar makan, jadi hal yang penting bukanlah porsi banyak dan cepat habis; • Kalau anak mau makan sendiri, sesekali biarkan anak belajar pegang makanan- nya. Biarkan dia belajar cara memasukan makanan ke mulutnya; • Dampingi anak saat makan agar terhindar dari anak tersedak; • Berikan pujian atau terima kasih kepada anak karena telah menghabiskan makanannya.
  • 34. 26 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini BAB IV GIZI SEIMBANG UNTUK ANAK USIA DINI Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang gizi seimbang untuk anak usia dini
  • 35. 27 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep gizi berimbang. Jika kelebihan gizi akan menjadi masalah, kekurangan gizi pun menjadi masalah. Seperti apa konsep gizi seimbang secara sederhana yang bisa dipahami oleh mas- yarakat awam. Adapun konsep gizi seimbang adalah: makanan yang dikonsumsi memenuhi unsur-unsur zat gizi yang lengkap (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air dan serat) dalam jumlah cukup tidak berlebihan dan juga tidak kekuran- gan, dan sesuai kebutuhan tubuh. Bagaimana Praktik gizi seimbang dalam keluarga ; • Frekuensi makan 3x sehari • Makanan yang disajikan memenuhi kelengkapan zat gizi dalam jumlah cukup dan sesuai dengan kebutuhan keluarga • Makanan yang disajikan bervariasi • Tidak jajan di luar setiap hari • Olahraga cukup A. Konsep Gizi Seimbang Untuk Berbagai Kondisi Gizi Seimbang Untuk Anak Usia Dini. Makan beraneka ragam makanan, kenalkan semua jenis makanan. Kurangi makanan yang manis/berasal dari tepung-tepungan dan turunannya, dan makanan yang terlalu asin/gurih. Biasakan untuk makan sayur dan buah beraneka ragam. Untuk menunjang pertumbuhan perhatikan asupan kalsium dan vit D. Jangan lupa aktivitas fisik yang cukup. Adapun manfaat dari gizi seimbang antara lain : Terhindar Dari Obesitas. Makan dalam jumlah cukup dan sesuai kebutuhan. Hindari cemilan / makanan dengan kadar gula/ garam terlalu banyak. Banyak makan sayur dan buah. Yang penting konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Sehingga semua nutrisi terpenu- hi. Olahraga cukup minimal 3x seminggu. Mencegah Stunting Stunting artinya tinggi badan yang kurang atau anak pendek. Tinggi badan kurang menunjukkan kekurangan gizi yang sudah lama terjadi atau jangka panjang. Mencegah stunting dimulai sejak awal kehamilan. Kehamilan yg sehat juga ditentu- kan oleh status gizi ibu. Jadi anak perempuan/remaja perempuan harus disiapkan status gizinya agar dapat melahirkan anak yang sehat. Kebutuhan gizi saat hamil juga harus diperhatikan. Kecukupan berbagai zat gizi ditentukan dari apa yang dikonsumsi oleh ibu hamil. Jangan terlalu membatasi atau berlebihan dalam hal ma- kan. Setelah anak lahir, berikan ASI (Air Susu Ibu). Konsumsi makanan ibu menyusui juga harus diperhatikan. Jika tidak memungkinkan ASI maka baru diberi susu formula yang tepat dan sesuai kebutuhan. Kecukupan nutrisi bayi sejak lahir juga menentu- kan status gizi anak.
  • 36. 28 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini Anak merupakan investasi sumber daya manusia (SDM) yang memerlukan per- hatian khusus untuk kecukupan status gizinya sejak lahir, bahkan sejak dalam kand- ungan. Anak usia dini memiliki karakteristik berbeda dengan usia sebelum dan ses- udahnya, baik dalam fisik-biologis, motorik, kognitif, moral, dan psikososialnya. Oleh karena itu perlakuan dan pendidikan untuk anak usia dini juga spesifik, di mana ha- rus mempertimbangkan kesesuaian dengan usia kronologis serta pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu, bagi orang tua/calon orangtua, pendidik/calon pen- didik, maupun pihak yang terkait dan concern di bidang pendidikan prasekolah, merupakan keniscayaan untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini yang bertujuan untuk membantu menumbuhkembangkan anak-anak secara optimal ses- uai dengan potensi yang dimilikinya . Keniscayaan itu disebabkan anak usia dini sedang berada pada masa emas (gold- en age) dalam rentang manusia, karena pada masa itulah dasar-dasar kepribadian diletakkan untuk kehidupan berikutnya di masa dewasa kelak sebagai pribadi ma- nusia yang seutuhnya.Ketika masih dalam kandungan dikatakan: apa yang dima- kan ibu itulah yang dimakan janin, kalau ibunya merokok maka berarti pula janinnya merokok, dan jika ibunya minum minuman keras maka janinnya juga ikut minum mi- numan keras. Setelah lahir, apa yang dimakan oleh bayi sejak usia dini merupakan fondasi yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Balita akan sehat jika sejak awal kehidupannya sudah diberi makanan sehat dan seimbang sehingga kualitas SDM yang dihasilkan optimal. Zat gizi dari makanan mer- upakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan anak tumbuh kembang optimal sehingga dapat mencapai kesehatan yang paripurna , yaitu sehat fisik, sehat men- tal, dan sehat sosial. Anak merupakan usia yang rentan terhadap serangan penyak- it baik virus maupun bakteri, ada beberapa cara untuk menjaga kebersihan anak agar tidak mudah tertular penyakit dengan memandikan dengan sabun 2 kali se- hari, mencuci rambut dengan sampo 3 kali dalam seminggu, mencuci tangannya dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar, buang air kecil, dan setelah bermain. Oleh karena itu, slogan umum bahwa pencegahan adalah upaya terbaik dan lebih efektif-efisien daripada pengobatan, harus benar-benar dilaksanakan un- tuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak. Setiap harinya, anak membutu- hkan gizi seimbang yang terdiri dari asupan karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Asupan kandungan gizi tersebut dapat diperoleh dari makanan yang dikonsumsi yang berguna untuk pertumbuhan otak (intelegensia) dan pertumbuhan fisik. Untuk mengetahui status gizi dan kesehatan anak secara menyeluruh dapat dilihat mulai dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda fisik, motorik, fungsional, emosi dan kognisi anak. Berdasarkan pengukuran antropometri, maka
  • 37. 29 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana anak yang sehat bertambah umur, bertambah berat, dan tinggi dikaitkan dengan kecukupan asupan makronutrien, kalsium, magnesium, fosfor, vitamin D, yodium, dan seng. Indonesia memiliki kesepakatan tanda anak sehat bergizi baik yang terdiri dari bertambah umur, bertambah padat, bertambah tinggi. Anak prasekolah umumnya mereka mengikuti program Penitipan Anak, Kelom- pok Bermain dan Taman Kanak-kanak Pertumbuhan fisik mencakup pertumbuhan tinggi badan, kaki dan tangan, tungkai, otak, dan gerakan (motorik). Pada saat anak mencapai usia prasekolah terdapat ciri yang jelas membedakan antara usia bayi dan usia anak prasekolah. Perbedaan ini dapat terlihat dalam penampilan, proporsi tubuh, berat dan tinggi badan, maupun keterampilan yang mereka kuasai. Pada anak usia prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang tumbuh yang me- mungkinkan mereka melakukan keterampilan motorik halus maupun motorik kasar. Semakin usia bertambah, perbandingan bagian tubuh anak akan berubah, seh- ingga anak memiliki keseimbangan di tungkai bagian bawah. Gerakan anak prase- kolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam pola-pola seperti: menegakkan tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, mampu melangkahkan kaki dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Terbentuknya tingkah laku ini, memu- ngkinkan anak merespon pelbagai situasi. Pertumbuhan gigi anak prasekolah men- capai 20 buah, di mana gigi susu akan tanggal pada akhir usia prasekolah dan gigi permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang akan terus tumbuh sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak anak prasekolah telah mencapai 90 % ukuran orang dewasa. Jaringan saraf mereka tumbuh mengikuti pertumbuhan otaknya Pertumbuhan mo- torik anak prasekolah telah mencapai kemajuan dalam keterampilan motorik. Anak usia 4 tahun telah berjalan sebaik berjalan orang dewasa. Perkembangan motorik anak merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang diperlu- kan untuk mengendalikan tubuh anak. Ada dua macam keterampilan motorik yaitu keterampilan koordinasi otot halus, dan keterampilan koordinasi otot kasar. Keter- ampilan koordinasi otot halus biasanya dipergunakan dalam kegiatan motorik di dalam ruangan, sedangkan keterampilan koordinasi otot kasar dilaksanakan di luar ruangan karena mencakup kegiatan gerak seluruh tubuh atau sebagian besar tu- buh. Dengan menggunakan bermacam-macam koordinasi kelompok otot tertentu, anak dapat belajar untuk merangkak, melempar atau meloncat. Koordinasi keseim- bangan, ketangkasan, kelenturan, kekuatan, kecepatan, dan ketahanan merupa- kan kegiatan motorik kasar. Sedangkan motorik halus merupakan kegiatan yang menggunakan otot halus pada kaki dan tangan. Gerakan ini memerlukan kecepatan, ketepatan, keterampi- lan menggerakkan, seperti: menulis, menggambar, menggunting, melipat, menari,
  • 38. 30 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini memainkan piano, dan lain-lain. Anak dengan asupan gizi baik akan mempunyai tu- lang dan otot yang sehat dan kuat karena konsumsi protein dan kalsiumnya cukup. Jika kebutuhan protein dan kalsium terpenuhi, massa tubuh pun akan bertambah dan anak akan bertambah tinggi. Postur tubuh tegap dan otot padat. Anak yang memiliki massa otot yang padat dan tubuh tegap didapat adalah ciri anak yang tidak kekurangan protein dan kalsium. Mengonsumsi susu dapat membantu anak mencapai postur ideal kelaknya. Protein dari daging, ayam, ikan dan kacang- ka- cangan dapat membuat rambut menjadi lebih sehat dan kuat. Rambut yang sehat dapat melindungi kepala si anak. Kulit dan kuku bersih pada anak menandakan asupan vitamin A,C,E dan miner- alnya terpenuhi. Makanan yang kaya mineral didapatkan dari kangkung, bayam, jambu buji, jeruk, mangga dan lainnya. Mata yang sehat dan bening didapat dari konsumsi vitamin A dan C seperti tomat dan wortel. Bibir segar didapat dari vitamin B, C dan E seperti yang terdapat dalam wortel, kentang, udang, mangga, jeruk. Gigi dan gusi sehat dibutuhkan untuk membantu menceerna makanan dengan baik. Untuk itu, asupan kalsium dan vitamin B pun diperlukan. Nafsu makan baik dilihat dari intensitas anak makan, idealnya yaitu 3 kali sehari. Buang air besar pun harusnya se- tiap hari agar sisa makanan dalam usus besar tidak menjadi racun bagi tubuh yang dapat mengganggu nafsu makan. Anak aktif atau mungkin cerewet dan banyak bertanya sebenarnya adalah tanda yang baik. Namun sebaiknya perhatikan setiap ucapannya, apakah sesuai umurnya tau tidak. Fokus pada satu hal adalah hal yang sulit dilakukan anak, terutama anak yang aktif. Tapi jika dia sudah bisa menyelesai- kan sesuatu, itu tandanya ia sudah bisa melatih perhatian dan kemampuan fokus- nya. Setelah beraktivitas sepanjang hari, tubuh anak perlu istirahat (tidur) selama 8 jam sehari. Tidur dibutuhkan agar tubuh dapat berkembang dengan baik. Untuk membuat- nya tidur nyenyak, buatlah perutnya kenyang terlebih dahulu. Prinsip Gizi Seimbang Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperha- tikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal. Prinsip gizi seimbang harus diterapkan sejak anak usia dini hingga usia lanjut. Ibu hamil, remaja perempuan serta bayi sampai usia 2 tahun merupa- kan kelompok usia yang penting menerapkan prinsip gizi seimbang ini. Kelompok ini adalah kelompok kritis tumbuh kembang manusia yang akan menentukan masa depan kualitas hidup manusia. Periode ini berkisar dari sebelum kehamilan hingga anak berumur dua tahun. Prinsip gizi seimbang dinilai efektif dilakukan dalam peri- ode ini karena jika calon ibu kekurangan gizi dan berlanjut hingga ibu hamil, maka janin akan kekurangan gizi dan dapat menimbulkan beban ganda masalah gizi, yaitu: anak kurang gizi, 5 lambat berkembang, mudah sakit, kurang cerdas, serta ke- tika dewasa kegemukan dan beresiko terkena penyakit degeneratif. Gizi Seimbang
  • 39. 31 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Anak Usia Dini Air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi 0-6 bulan. ASI eksklusif tanpa ditambah cairan atau makanan lain merupakan makanan per- tama dalam kehidupan manusia yang bergizi seimbang. Namun sesudah usia 6 bu- lan kebutuhan gizi bayi meningkat dan harus ditambah bahan makanan lain sehing- ga ASI tidak lagi bergizi seimbang. Pada periode kehidupan ini sel- sel otak tumbuh sangat cepat sehingga saat usia 2 tahun pertumbuhan otak sudah mencapai lebih 80% dan masa kritis bagi pembentukan kecerdasan. Oleh karena itu jika pada usia ini kekurangan gizi maka perkembangan otak dan kecerdasan terhambat dan tidak dapat diperbaiki. Pola makan bergizi seimbang sangat diperlukan dalam bentuk pemberian ASI yang benar. Ketika memasuki usia 1 tahun, laju pertumbuhan mu- lai melambat tetapi perkembangan motorik meningkat, anak mulai mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan cara berjalan kesana kemari, lompat, lari dan sebagain- ya. Namun pada usia ini anak juga mulai sering mengalami gangguan kesehatan dan rentan terhadap penyakit infeksi seperti ISPA dan diare sehingga anak butuh zat gizi tinggi dan gizi seimbang agar tumbuh kembangnya optimal. Sementara ketika masuk usia 3 tahun, anak mulai bersifat ingin mandiri dan da- lam memilih makanan sudah bersikap sebagai konsumen aktif dimana anak sudah dapat memilih dan menentukan makanan yang ingin dikonsumsinya. Pada rentang usia 3- 5 tahun kerap terjadi anak menolak makanan yang tidak disukai dan han- ya memilih makanan yang disukai sehingga perlu diperkenalkan kepada mereka beranekaragam makanan. 6 Saat ini banyak ditemukan anak yang terlalu gemuk sekaligus kurus, sekitar 14% balita di Indonesia kurus (6% nya sangat kurus) dan sekitar 12% gemuk. Aktivitas bermain yang meningkat dan mungkin mulai masuk sekolah membuat anak menunda waktu makan, bahkan orang tua yang tidak memperhatikan bisa saja membuat anak minta makan menjelang tidur saat ia terlalu lelah beraktivi- tas seharian dan baru lapar ketika malam. Pada usia ini anak juga mulai banyak bermain dengan teman-temannya sehingga mudah tertular penyakit sehingga perlu ditanamkan kebiasaan makan beragam dan bergizi serta pola hidup bersih. Makanan Anak Usia Dini. Makanan untuk usia 6-12 bulan Usia 6 bulan. Pada usia ini sudah diberikan makanan tambahan pendamping ASI (MP-ASI). Hal ini sudah boleh dilakukan karena bayi sudah mempunyai reflek mengunyah dengan pencernaan yang lebih kuat. Makanan tambahan diberikan dalam bentuk lumat dan rendah serat, misalnya pisang yang dilumatkan, sari jeruk, labu, papaya dan biscuit yang dilumatkan dengan susu. Pola pemberian dilakukan secara bertahap sebanyak 2 sendok makan per waktu makan dan diberikan 2 kali sehari. Kenalkan setiap jenis makanan 2-3 hari baru lan-
  • 40. 32 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini jutkan mengenalkan jenis makanan yang lain. Usia 7 bulan. Pada usia 7 bulan mulai dikenalkan bubur tim saring dengan campuran sayuran dan protein hewani-nabati. Sehingga pola menunya terdiri dari buah lumat, bubur susu dan tim saring. Usia 8 bu- lan. Mulai usia 8 bulan sudah bisa diberi tim cincang untuk membantu merangsang pertumbuhan gigi, meskipun belum tumbuh gigi, bayi dapat mengunyah dengan gusi. Untuk meningkatkan kandungan gizi, makanan pada usia ini dapat ditambah minyak. Minyak akan menambah kalori dan meningkatkan penyerapan vitamin A dan zat gizi lain. 7 Usia 9 bulan. Secara bertahap mulai dikenalkan makanan yang lebih kental dan berikan makanan selingan 1 kali sehari. Makanan selingan berupa: bubur kacang hijau, pudding susu, biscuit susu. Usia 10 bulan. Kepadatan makanan ditingkatkan mendekati makanan keluarga, mulai dari tim lunak sampai akhirnya nasi pada usia 12 bulan. Mereka yang sudah tidak diberikan ASI lagi ternyata keadaan gizinya lebih ren- dah Pada umumnya susu formula untuk bayi terbuat dari susu sapi yang susunan zat gizinya diubah sedemikian rupa sehingga dapat diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping. Oleh karena ASI yang paling ideal untuk bayi maka perubahan yang dilakukan pada komponen gizi susu sapi harus mendekati susunan zat gizi ASI. Meskipun para ahli teknologi pangan telah berusaha untuk memperbaiki susunan zat gizi susu sapi agar komposisinya mendekati susunan zat gizi ASI, sampai saat ini usaha tersebut belum menunjukkan hasil yang baik. Dibandingkan dengan ASI, susu formula memiliki banyak kelemahan terutama dalam hal kandungan gizin- ya. Selain itu penggunaan susu formula harus di kontrol dari kemungkinan masukn- ya organisme-organisme patogen atau terjadinya kontaminasi yang dapat menye- babkan diare. Pengaturan makanan bayi dengan PASI sama dengan pengaturan makanan dengan ASI. Pemberian PASI dilakukan berdasarkan kebutuhan gizi bayi terutama dalam hal kebutuhan air, energi dan protein. Untuk mencukupi kebutu- han bayi, susu diberikan sesuai dengan takarannya. Takaran akan bertambah sesuai dengan bertambahnya umur bayi. Jadwal menyusu dengan susu formula tetap seperti pada bayi yang diberi ASI. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia enam bulan atau lebih ka- rena ASI tidak lagi memenuhi gizi bayi. Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa. Pemberian makanan pendamping harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat. Memasuki usia enam bulan bayi telah siap menerima makanan bukan cair, karena gigi telah tumbuh dan lidah tidak lagi menolak makanan setengah padat. Disamping itu, lambung juga telah lebih baik mencerna zat tepung. Menjelang usia sembilan bulan bayi telah pan-
  • 41. 33 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana dai menggunakan tangan untuk memasukkan benda ke dalam mulut. Karena itu jelaslah, bahwa pada saat tersebut bayi siap mengkonsumsi makanan (setengah padat). Selain itu saat bayi berumur enam bulan ke atas, sistem percernaannya juga sudah relatif sempurna dan siap menerima MP-ASI. Beberapa enzim pemecah protein seperti asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase dan sebagainya juga telah diproduksi sempurna pada saat ia berumur enam bulan. Ada dua tujuan pengaturan makanan untuk anak usia 0-24 bulan, un- tuk mendidik kebiasaan makan anak yang baik, memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan hidup yaitu untuk pemeliharaan atau pemulihan serta peningkatan kesehatan, pertumbuhan, perkembangan fisik dan psikomotor serta melakukan ak- tivitas fisik. Makanan untuk anak usia 0-24 bulan harus memenuhi syarat-syarat se- bagai berikut, memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi sesuai dengan umur, susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia setempat, kebiasaan makan dan selera makan, bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faali anak, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan. Resiko pemberian makanan padat sebelum umur adalah kenaikan berat badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas, alergi terhadap salah satu zat gizi yang terdapat dalam makanan tersebut, mendapat zat-zat tambahan seperti ga- ram dan nitrat yang dapat merugikan, mungkin saja dalam makanan padat yang dipasarkan terdapat zat pewarna atau zat pengawet yang tidak diinginkan, kemu- ngkinan pencemaran dalam penyediaan atau penyimpanannya. Sebaliknya, pe- nundaan pemberian makanan padat menghambat pertumbuhan jika energi dan zat-zat gizi yang dihasilkan oleh ASI tidak mencukupi lagi kebutuhannya. Makanan tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : nilai en- ergi dan kandungan protein cukup, dapat diterima dengan baik, harganya relatif murah, sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal. Makanan tambahan pada bayi hendaknya juga bersifat padat gizi dan mengand- ung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna sedikit mungkin. Sebab serat kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan. B. Jenis Makanan bergizi dan seimbang Makanan sehat adalah makanan yang seharusnya mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh memerlukan berbagai macam nutrisi agar dap- at tetap sehat dan pertumbuhan dapat berjalan dengan optimal. Syarat makanan yang sehat (4 sehat 5 sempurna), yaitu bersih, memiliki gizi yang baik dan seimbang. Keseimbangan makanan sehat adalah makanan yang memiliki kandungan kar- bohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
  • 42. 34 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini Kita bisa mengonsumsi beragam jenis makanan sehat, tanpa terbatas pada satu jenis saja. Mengonsumsi berbagai jenis makanan bisa memberikan nutrisi yang ber- beda, sehingga gizi yang diperlukan oleh tubuh bisa terpenuhi. Makanan sehat seharusnya dapat memberikan beragam kandungan nutrisi dalam jumlah yang me- madai, termasuk mineral dan vitamin. Di antara jenis makanan, sayuran hijau adalah makanan sehat peringkat pertama karena memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Sayuran hijau yang baik dikonsumsi untuk kesehatan tubuh, antara lain: Brokoli Sayuran yang satu ini kaya akan serat, kalsium, kalium, folat dan fitonutrien. Zat ini adalah senyawa yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Brokoli juga mengandung vitamin C, antioksidan, serta be- ta-karoten. Satu porsi brokoli, yaitu sebanyak 100 gram dapat memberi kamu lebih dari 150 persen asupan vitamin C harian yang disarankan. Kale Ada berbagai macam nutrisi yang terkandung di dalam daun-daun Kale. Vitamin C adalah salah satu nutrisi yang dimiliki Kale, dan menurut Departemen Kedokteran Amerika Serikat (USDA), kale juga mengandung sejumlah besar vitamin K, yaitu se- banyak 817 mikrogram atau 778 persen dari asupan harian yang direkomendasikan. Sayuran Berdaun Hijau Penelitian telah menunjukkan bahwa banyak mengonsumsi sayuran berdaun hi- jau gelap, seperti bayam atau kubis, dapat secara signifikan menurunkan risiko se- seorang terkena diabetes tipe 2. Bayam misalnya, sangat kaya akan antioksidan, terutama ketika direbus sebentar. Bayam juga merupakan sumber vitamin A, B6, C, E, dan K yang baik. Buah-buahan Buah-buahan juga sangat penting dikonsumsi karena memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Berikut ini buah yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi: • Apel, karena memiliki kandungan serat, vitamin C, dan antioksidan lain. • Jeruk, yang tinggi kandungan vitamin C. • Alpukat, yang memiliki kandungan tinggi lemak sehat, kalium, dan vitamin C. • Pisang, sebagai salah satu sumber kalium. • Buah-buahan berry, seperti blueberry dan strawberry. Memiliki kandungan an- tioksidan dan serat yang tinggi serta rendah kalori. Makanan sehat seharusnya dikonsumsi dengan seimbang dan juga beragam.
  • 43. 35 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana Berikut ini beberapa kelompok makanan sehat selain sayuran yang harus kita kon- sumsi: Daging dan Telur Selain mengandung banyak nutrisi, daging sapi tanpa lemak adalah sumber pro- tein dan zat besi yang tinggi bila dibanding daging lainnya. Untuk telur, tergolong sebagai salah satu bahan makanan yang paling bergizi. Ini karena telur memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, yaitu protein dengan kandungan asam amino es- sensial dan non essensial lengkap, vitamin, mineral, dan lemak tak jenuh. Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian Kelompok makanan ini merupakan jenis makanan sehat yang renyah dan sarat akan nutrisi dan berbagai mineral penting untuk tubuh, termasuk magnesium dan vi- tamin E. Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati yang baik, terutama bagi mereka yang vegetarian. Ikan dan Makanan Laut Lainnya Makanan laut seperti ikan, adalah sumber asam lemak omega-3 dan yodium. Berdasarkan penelitian, orang yang sering makan ikan laut memiliki risiko lebih ren- dah terhadap beragam penyakit, seperti penyakit jantung dan cenderung berumur panjang. Susu Susu memiliki kandungan tinggi mineral, protein hewani, lemak sehat, dan juga vitamin. Selain itu, kandungan kalsium pada susu juga memiliki kadar yag tinggi. Susu juga diolah menjadi keju, difermentasi menjadi yoghurt yang baik untuk pencernaan karena mengandung banyak bakteri baik. Berikut ini beberapa jenis makanan yang sehat bagi sebagian orang yang memi- liki pantangan makan atau menderita penyakit tertentu: Ikan Salmon. Ikan salmon dan jenis ikan lainnya yang mengandung akan asam lemak ome- ga-3 merupakan makanan untuk kesehatan jantung yang layak untuk dikonsumsi. Kandungan omega-3 sendiri bisa menurunkan risiko gangguan jantung (aritmia) dan juga tekanan darah. Selain itu, dapat mencegah peradangan serta menurunkan trigliserida. Oatmeal Makanan untuk kesehatan jantung bisa juga dengan mengonsumsi oatmeal, yang tinggi akan serat yang dapat menurunkan kolesterol. Bagi pengidap diabetes, oatmeal merupakan makanan yang sangat penting karena dapat menjaga kadar
  • 44. 36 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini gula darah. Makanan ini dapat menyehatkan jantung dengan menurunkan koles- terol jahat (LDL) karena kandungan seratnya. Biji-bijan Mengonsumsi biji-bijian utuh, seperti gandum, beras merah, atau jagung sebagai sumber utama karbohidrat dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya. Hal ini dikarena- kan protein, antioksidan, vitamin B, mineral (zat besi, magnesium, dan zink) dan serat yang terkandung dalam biji-bijian tersebut. Sayuran Hijau Sayuran hijau mengandung banyak serat, karotenoid, folat, fitokimia, magnesium, potasium, dan kalsium. Karotenoid, pigmen yang mengandung senyawa antiok- sidan yang terdapat pada buah-buahan dan sayuran yang berwarna cerah. Ka- rotenoid juga dapat dikaitkan dengan penurunan risiko serangan jantung, sehingga menyehatkan jantung. Jeruk Sebuah jeruk mengandung vitamin C, karbohidrat, potasium, folat, kalsium, thi- amin/vitamin B1, Niacin/vitamin B3, Pyridoxine, dan berbagai vitamin lainnya yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Kandungan yang ada di buah jeruk juga dap- at mengurangi kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko kolesterol baik.
  • 45. 37 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana BAB V PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Indikator Hasil Belajar : Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
  • 46. 38 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana MODUL | Kesehatan dan Gizi Ibu Hamil dan Anak Usia Dini A. Pengertian PHBS PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pada bi- dang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Perilaku hidup bersih sehat pada dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengala- man mengenai pola hidup sehat melalui individu, kelompok ataupun masyarakat luas dengan jalur – jalur komunikasi sebagai media berbagi informasi. PHBS merupa- kan sebuah rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga hidup bersih dan sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati, prinsip kesehatan in- ilah yang menjadi dasar pelaksanaan Program PHBS. Pola hidup bersih dan sehat adalah kebiasaan yang penting untuk diterapkan. Perilaku pola hidup bersih dan sehat termasuk dalam cara anda merawat tubuh, menjaga kebersihan lingkungan, kebiasaan mencuci tangan, dll. Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari tem- pat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan PBHS yang dap- at menjadi simpul – simpul untuk memulai proses penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat : PHBS di rumah tangga Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di Rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mu- dah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu meningkatkan produktifitas an- ggota rumah tangga dan manfaat phbs rumah tangga selanjutnya adalah ang- gota keluarga terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi gizi. PHBS di sekolah PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan masyar- akat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat untuk mencipta- kan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajarmengajar dan para siswa, guru hing- ga masyarakat lingkungan sekolah menjadi sehat. PHBS di tempat kerja PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar
  • 47. 39 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dan berperan da- lam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif. PHBS di sarana kesehatan PHBS di sarana kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyar- akat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan berperan aktif dalam mewujudkan Institusi Kes- ehatan Sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan. PHBS di tempat umum PHBS di tempat umum atau masyarakat adalah masyarakat mampu mencipta- kan lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat meman- faatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat. B. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ada banyak cara untuk memulai hidup sehat, salah satunya adalah dengan me- nerapkan kebersihan personal yang dimulai dari rumah. Aplikasi pola hidup bersih dan sehat juga dapat membantu anda dan orang sekitar terhindar dari penyakit umum yang disebabkan oleh virus dan kuman. Berikut ini adalah manfaat perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu: 1. Manfaat Kesehatan Tubuh Setiap hari kita bersentuhan dengan banyak kuman dan virus. Menerapkan pola hidup sehat sederhana seperti mencuci tangan, menyikat gigi, membersihkan ru- angan, dll dapat mencegah Anda dari bahaya penyakit tertentu. Secara umum, menjaga kebersihan dapat membuat kita lebih sehat. 2. Manfaat di Lingkungan Sosial Bila kita menerapkan pola hidup bersih, maka akan terlihat lebih sehat dan me- narik. Hal itu akan memberikan kesan baik di lingkungan sosial. Sebaliknya, bila kita tidak bersih kita mungkin akan menerima stigma buruk dan kerugian sosial. 3. Manfaat Psikologi Tubuh yang sehat mencerminkan pribadi yang sehat. Memiliki tubuh yang sehat akan menunjang penampilan dan menambah percaya diri, yang kemudian mung- kin juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis.