Solusio plasenta adalah pelepasan sebagian atau seluruh plasenta sebelum bayi lahir. Dokumen ini membahas klasifikasi, gejala, komplikasi, dan penatalaksanaan solusio plasenta berdasarkan derajat pelepasan plasenta, bentuk perdarahannya, dan tingkat gejala klinis. Solusio plasenta dapat menyebabkan perdarahan berat dan syok yang membahayakan ibu dan janin, sehingga diperlukan
2. SOLUSIO PLASENTA
• Solusio plasenta adalah
terlepasnya plasenta dari
tempat implantasinya yang
normal pada
uterus,sebelum janin
dilahirkan.
(Sarwono prawirohardjo
2009)
• Solusio plasenta
pelepasan sebagian atau
seluruh plasenta yang
normal implantasinya
antara minggu ke22 sampai
lahirnya anak.
(Saefuddin AB,2006)
4. Berdasarkan : Derajat Pelepasan
Plasenta
A. Trijatmo Rachimhadhi membagi solusio
plasenta menurut derajat pelepasan
plasenta :
1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas
seluruhnya.
2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas
sebagian.
3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir
plasenta yang terlepas.
5. B.Pritchard JA membagi solusio
plasenta menurut bentuk
perdarahan
1. Solusio plasenta dengan
perdarahan keluar
2. Solusio plasenta dengan
perdarahan
tersembunyi, yang
membentuk hematoma
retroplacenter
3. Solusio plasenta yang
perdarahannya masuk
ke dalam kantong
amnion .
Berdasarkan : Bentuk Perdarahannya
6. Berdasarkan : Tingkat Gejala
Klinisnya
C. Cunningham dan Gasong masing-masing dalam
bukunya mengklasifikasikan solusio plasenta
menurut tingkat gejala klinisnya, yaitu:
1. Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus tidak tegang, belum ada
tanda renjatan, janin hidup,pelepasan plasenta <1/6 bagian
permukaan,kadar fibrinogen plasma >150 mg%
2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda
pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan
plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma
120-150 mg%.
3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda
renjatan, janin mati, pelepasan plasenta dapat terjadi lebih 2/3
bagian atau keseluruhan.
7. ETIOLOGI
1. Faktor kardio-reno-vaskuler
2. Faktor trauma
3. Faktor paritas ibu
4. Faktor usia ibu
5. Leiomioma uteri (uterine leiomyoma)
6. Faktor pengunaan kokain
7. Faktor kebiasaan merokok
8. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
9. Pengaruh lain
8. TANDA & GEJALA
Beberapa gejala dari solusio plasenta adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan yang disertai nyeri.
2. Anemia dan syok,beratnya anemia dan syok sering tidak sesuai
dengan banyaknya darah yang keluar.
3. Rahim keras seperti papan dan terasa nyeri saat dipegang
karena isi rahim bertambah dengan darah yang berkumpul di
belakang plasenta hingga rahim teregang (uterus en bois).
4. Palpasi sulit dilakukan karena rahim keras.
5. Fundus uteri makin lama makin baik.
6. Bunyi jantung biasanya tidak ada.
7. Pada toucher teraba ketuban yang teregang terus-menerus
(karena isi rahim bertambah).
8. Sering terjadi proteinuria karena disertai preeklampsi.
9. Ringan Sedang Berat
Pelepasan Sebagian
Kecil
Plasenta Terlepas Lebih
Dari 1/4 Bagian
Plasenta Telah Terlepas
Lebih Dari 2/3
Permukaannnya
Perdarahan Sedikit Perdarahan Mencapai
100 Cc/Ml
Perdarahan Banyak
Coklat-kehitaman Coklat Kehitaman Coklat-kehitaman
Agak Nyeri, Tegang &
Sifatnya Terus Menerus
Nyeri, Tegang &
Sifatnya Terus Menerus
Sangat Nyeri, Tegang
Seperti Papan
Bagian Janin Masih
Dapat Diraba Dengan
Mudah
Bagian Janin Sulit
Diraba
Bagian Janin Sangat
Sulit Diraba
Janin Masih Hidup Ibu Syok Ibu Syok Berat
Janin Masih Hidup
(Gawat Janin)
Janin Telah Mati
GAMBARAN KLINIS
10. KOMPLIKASI
a. Syok perdarahan
b. Gagal ginjal
c. Kelainan
pembekuan darah
d. Apoplexi
uteroplacenta
(Uterus couvelaire)
e. Oliguria
f. Rupture Uteri
a. Fetal Distress
b. Gangguan
Pertumbuhan/Per
kembangan
c. Hipoksia
d. Anemia
e. Kematian
IBU JANIN
11. PENATALAKSANAAN
Prinsip utama penatalaksanaannya antara lain :
1) Pasien (ibu) dirawat dirumah sakit,istirahat baring dan mengukur
keseimbangan cairan
2) Optimalisasi keadaan umum pasien (ibu),dengan perbaikan: memberikan
infuse dan transfuse darah segar
3) Pemeriksaan laboratorium : hemoglobin,hematokrit,COT(Clot Observation
Test/test pembekuan darah),kadar fibrinogen plasma,urine lengkap,fungsi
ginjal
4) Pasien (ibu) gelisah diberikan obat analgetika
5) Terminasi kehamilan : persalina segera,pervaginam atau section sesarea.
Yang tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa janin dan dengan
lahirnya plasenta,berjutuan agar dapat menghentikan perdarahan.
6) Bila terjadi gangguan pembekuan darah (COT >30 menit) diberikan darah
segar dalam jumlah besar dan bila perlu fibrinogen dengan monitoring
berkala pemeriksaan COT dan hemoglobin
7) Untuk mengurangi tekanan intrauterine yang dapt menyebabkan nekrosis
ginjal (reflek utero ginjal) selaput ketuban segera dipecahkan
13. SARAN
Yang perlu diketahui oleh semua bidan yaitu
penanganan di tempat pelayanan kesehatan tingkat
dasar ialah mengatasi syok/pre-syok dan
mempersiapkan rujukan sebaik-baiknya dan secepat-
cepatnya.
Mengingat komplikasi yang dapat terjadi yaitu
perdarahan banyak dan syok berat hingga
kematian,atonia uteri,kelainan pembekuan darah dan
oliguria. Maka sikap paling utama dari bidan dalam
menghadapi solusio plasenta adalah segera
melakukan rujukan ke rumah sakit.