Teks tersebut membahas tentang pengertian, tujuan, dan peran supervisi pendidikan. Secara ringkas, supervisi pendidikan adalah upaya membina guru untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih baik agar tujuan pendidikan tercapai. Tujuannya antara lain membantu guru memahami tujuan pendidikan dan kebutuhan siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran.
1. JAWABAN UTS SUPERVISI PENDIDIKAN
I. Pengertian, Tujuan, Peran, dan Ruang Lingklup dari Supervisi Pendidikan
A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Supervisi secara etimologis, berasal dari bahasa Inggris, yaitu supervision,
artinya pengawasan. Senada dengan ini, Oteng (1983: 222) mengatakan
bahwa penggunaan istilah supervisi sering diartikan sama dengan directing
atau pengarahan. Sedangkan menurut Suharsimi (1988: 152) mengatakan
bahwa istilah pengawasan, penilikan atau pemeriksaan digunakan untuk
istilah supervisi. Dan pada zaman Belanda orang banyak mengenal istilah
inspeksi.
Selain itu, untuk mendefinisikan istilah supervisi juga dapat dilihat
dari istilah bahasa Inggris “supervision” artinya pengawasan di bidang
pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. Sedangkan
menurut perkataannya (morfologis) Supervisi terdiri Dari dua kata yaitu
supetr yang berarti atas, lebih dan visi yang berarti lihat, tilik, awasi.Seorang
supervisor memang mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang
disupervisinya.
Dengan demikian secara etimologis, supervisi memiliki makna
pengawasan dalam berbagai bentuknya, termasuk memiliki arti inpeksi.
Sedangkan menurut terminologi, supervisi pendidikan terdapat beberapa
pendapat menurut para ahli pendidikan, diantaranya:
1. Carter V. Good, dalam bukunya Dictionary of education, sebagaimana yang
dikutip oleh Burhanudin, memberikan pengertian bahwa supervisi
pendidikan adalah usaha dari seseorang kepala atau atasan untuk
memimpin dan membantu guru-guru dan petugas lainnya dalam
memperbaiki kinerja, pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan, dan perkembangan guru-guru, dan merevisi tujuan-
tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode mengajar, serta
evaluasi pengajaran.
2. Konsep supervisi modern sebagaimana dirumuskan oleh Kimball wiles
(1967) sebagai berikut: ”Supervision is assistance in development of a
better teaching learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam
pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumussan ini
mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi
belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher, student, and
environment). Sityuasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan
ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian
1
2. supervisi tersebut mencskup seluruh aspek dari penyelenggaran pendidikan
dan pengajaran.
3. Depdiknas (1994) merumuskan supervisi sebagai berikut: “pembinaan yang
diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatklan
kemampuan untuk mengembangkan situasin belajar mengajar lebih baik”.
4. Wiles secara singkat telah merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan
pengembangan situasi belajar agar lebih baik. Adam dan Dickey
merumuskan supervisi sebagai pelayanan, khususnya menyangkut
perbaikan proses belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, Supervisi pendidikan secara umum
adalah upaya membina guru dalam mengembangkan proses pembelajaran
yang mencakup : 1) materi pelajaran, 2) Proses pembelajaran, 3)
kecakapan hidup yang dibutuhkan, 4) tingkat kompetensi guru, 5) kondisi
siswa.
Dengan demikian, supervisi pendidikan adalah usaha untuk
membantu, membina, membimbing, dan mengarahkan seluruh staf sekolah,
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar dengan lebih baik. Dengan demikian,menurut
prespektif pribadi, kegiatan supervisi tiada lain bertujuan untuk
menciptakan dan mengembangkan situasi belajar mengajar yang
senantiasa mengalami perubahan kearah yang lebih baik secara terus
menerus yang mencakup keseluruhan aspek yang menyangkut
kependidikan mulai dari kepala sekolah, guru-guru, staf, dan peserta didik
serta aspek environmentnya, yakni stakeholders dan lingkungan
masyarakat sekitar sekolah,semoga. Jadi aspek utamanya adalah guru,
maka layanan dan aktivitas kesupervisian harus lebih diarahkan kepada
upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola
kegitan belajar mengajar.
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum supervisi pendidikan adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari tujuan umum pendidikan, yaitu kedewasaan (Poerwanto,
1981: 25). Suatu proses supervisi diharuskan membantu guru agar dapat
membantu anak mencapai kedewasaan, yaitu membuat anak didik sanggup
mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab sendiri (Ametembun,
1981: 25). Seorang guru harus dibantu untuk dapat menciptakan situasi
dan kondisi kelas yang baik bagi murid, sehingga murid dapat berbuat sendiri
dan berani bertanggung jawab atas perbuatannya. Kepala sekolah harus
2
3. berusaha membuat guru dapat menciptakan situasi dan kondisi itu, yaitu
dengan supervisi. Tujuan supervisi pendidikan, harus tidak terlepas dari arah
tujuan pendidikan nasional. Seorang supervisor harus dapat membantu
guru agar dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang mengarah
kepada tercapainya tujuan nasional, yaitu:
Pendidikan nasional menurut UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan dan
dituangkan pada bagian “penjelasan” atas UU 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan nasional ini adalah merupakan
bagian dari strategi pembaruan sistem pendidikan, yaitu terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah.
Visi pendidikan tersebut, pendidikan nasional mempunyai misi
sebagai berikut :
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar;
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan
sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global;
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks negara Kesatuan
RI.
Berdasarkan uraian di atas berarti tujuan supervisi sejalan dengan tujuan
pendidikan, baik tujuan umum maupun tujuan pendidikan nasional. Dengan
demikian, seorang supervisor memang harus seorang yang banyak
pengetahuan dan pengalamannya dari orang yang disupervisinya, karena tujuan
3
4. pendidikan di sekolah juga menyangkut tujuan pendidikan secara umum.
Seorang supervisor tidak bekerja dalam kekosongan, ia harus selalu jeli melihat
jauh ke depan terhadap apa saja yang dilakukannya. Guru adalah ujung tombak
sekolah dalam melaksanakan misinya dimana bila tombaknya bengkok tentu
tujuan pendidikan akan meleset dari yang telah ditetapkan.
2. Tujuan khusus supervisi pendidikan di sekolah
Tujuan khusus (operasional) supervisi pendidikan yang ingin dicapai
melalui kegiatan nyata supervisi, adalah
a. Membantu guru agar lebih mengerti/menyadari tujuan –tujuan pendidikan
di sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan itu.
Kenyataan di lapangan, adalah masih banyaknya guru yang terpaku
pada tugas rutin, yaitu mengajar dari jam ke jam dan dari kelas ke kelas
lain, tanpa sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah bagian dari tujuan
yang besar, di mana mata pelajaran hanya sebagai alat. Banyak guru
yang hanya mengutamakan menyelesaikan tugas dengan tujuan-tujuan
jangka pendek, padahal jauh di depannya ada tujuan yang lebih utama,
yaitu pencapaian tujuan pendidikan. Misalnya, apakah guru tahu apa
tujuan pengajaran tata bahasa bagi hidup anak?
b. Membantu guru agar mereka lebih menyadari dan mengerti kebutuhan dan
masalah-masalah yang dihadapi siswanya.
Sistem klasikal memang mempunyai kelemahan, namun itu bukanlah
hambatan atau alasan guru tidak bisa berbuat banyak bagi siswanya.
Misalnya, menyamaratakan kemampuan siswa di satu kelas,
mengabaikan hambatan-hambatan yang bersifat pribadi. Anak pada usia
sekolah, terutama di Indonesia banyak menghadapi masalah, baik yang
bersumber dari dirinya maupun dari keluarga dan lingkungannya, karena
itu mereka perlu diperhatikan secara khusus, sebab kalau tidak
demikian guru bias menganggap siswa bodoh, padahal bukan itu
masalahnya
c. Membantu guru mengadakan diagnosa secara kritis, dan kesulitan-
kesulitan mengajar dan belajar murid serta menolong mereka
merencanakan perbaikan
Tujuan ini akan terwujud terutama apabila poin (b) di atas
tercapai dengan baik. Artinya apabila guru telah menemukan pokok
persoalan, apakah itu datang dari dirinya sendiri atau dari murid, dan
kalau guru sudah menemukan pokok persoalannya ia harus dapat secara
tepat merencanakan perbaikan pengajaran (remedial teaching).
d. Memperbesar kasadaran guru terhadap tata kerja yang demokratis dan
kooperatif serta memperbesar kesediaan untuk tolong menolong
4
5. Di sekolah masih banyak guru yang merasa bahwa tugasnya di
muka kelas adalah miliknya sendiri, yang tidak boleh diganggu gugat
oleh orang lain dan tugas itulah yang harus dikerjakannya selagi ia masih
menjadi guru. Padahal tidaklah demikian, karena sekolah adalah milik
bersama yang harus dicapai dengan cara bersama. hal ini muncul karena
masih banyak guru yang tidak mengerti tentang tata kerja sekolah,
karena itu perlu diciptakan situasi dam kondisi yang menciptakan sikap
terbuka, demokratif dan kooperatif, sehingga muncul kebersamaan dalam
kepemimpinan sekolah.
e. Membantu guru meningkatkan kemampuan penampilannya di muka kelas
Penampilan mengajar memang tidak semata ditentukan oleh
penguasaan bahan, tapi apabila guru sudah menguasai bahan adalah modal,
namun tak sedikit guru yang mempunyai modal tapi tak dapat
mengembangkannya, karena ia tidak tahu bagaimana cara
membelanjakannya, apalagi ada guru yang kesaratan muatan (bahan), ia justru
tenggelam dalam materi. Guru yang begini sering tampak kacau di muka
kelas, karena ia asyik dengan dirinya sendiri, sedangkan murid tak tahu apa
yang harus diperhatikan dan dipelajari.
f. Membantu guru untuk lebih memanfaatkan pengalaman- pengalamannya
sendiri
Pengalaman adalah guru yang paling berharga, dan akan menjadi suatu
hal yang amat berharga apabila guru disadarkan dengan pengalamannya
sendiri memberikan petunjuk yang amat bijaksana dalam memecahkan
persoalan pengajaran di kelas, apalagi guru yang telah lama mengajar, pasti
mempunyai segudang pengalaman yang dapat dipilihnya untuk menghadapi
persoalan yang baru. Misalnya, guru yang berpengalaman menghadapi siswa
yang nakal, akan lunak bagi menghadapi siswa yang nakal berikutnya,
karena ia sudah tahu salahnya.
g. Memperkenalkan guru atau karyawan baru kepada situasi dan kondisi
sekolah dan profesinya
Guru adalah suatu profesi dan punya kode etik. Jauh sebelum ia tampil,
sebaiknya ia telah tahu semua itu. Tanpa ada kesadaran yang demikian guru
bisa tidak berbeda dengan aktor/aktris film, yang dapat bermain sandiwara,
sedangkan murid harus memandang guru dari satu watak yang mantap yang
konsisten setiap waktu dan tempat. Guru yang tidak mengetahui
kedudukannya sebagai guru mengakibatkan sekolah akan kehilangan wibawa.
Sekolah bukanlah tempat orang-orang yang bermuka dua, dan orang-orang
yang terpaksa. Guru harus paham benar dengan ungkapan masuk kandang
kambing ia harus mengembek dan masuk kandang kerbau menguak.
5
6. Misalnya, apabila seseorang telah memilih menjadi guru ia harus merelakan
dirinya lebur dalam suasana etika sebagai guru, dan harus menjadi sekolah
sebagai tempat pengabdian yang utama, dan segala perbuatannya demi
sekolah.
h. Menghindarkan guru dari segala tuntutan yang di luar batas
kemampuan dan kewenangannya, baik tuntutan dari dalam maupun dari
luar sekolah
Dalam situasi dan kondisi sekarang guru sangat menjadi harapan,
namun demikian apabila berlebihan justu kekecewaan, karena guru punya
batas kemampuan sebagai manusia, lagi pula kewenangannya amat terbatas
guru sebagai manusia bisa tidak boleh di peras tenaga dan waktunya hanya
untuk sekolah, dan masuyarakat harus ingat bahwa tak mungkin pada
saat ini guru memperluas wewenangnya sampai ke jalan-jalan. Misalnnya,
bila terjadi kenakalan remaja, seperti perkelahian pelajar di beberapa
kota besar, itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan guru, karena
terjadi di luar sekolah, kalau katanya guru juga harus mengetahui
keadaan siswanya di luar sekolah itu sebenarnya sering tidak disukai orang
tua murid, karena dianggap mencampuri urusan pribadi, kalau sudah terjadi
seperti perkelahian baru orang tua menyalahkan guru, dan ini sebenarnya
yang harus dinetralisir oleh seorang supervisor akan guru tidak berasa
bersalah uterlalu besar, karena itu memang bvukan wewenangnya.
Sebaiknnya sekolah, terutama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
jangan terlalu banyak membebani guru dengan tugas tanpa memperhatikan
batas kemampuan maksimal guru sebagai manusia, apalagi wanita yang
telah bersuami dan mempunyai anak. Kalau kegiatan sudah melawati
batas kemampuan guru justru yang terladi sebaliknya.
i. Membantu guru dalam menggunakan alat-alat pelajaran modern.
Perkembangan teknologi pengajaran dewasa ini sudah hampir
sampai puncak, karena sudah memanfaatkan semaksimal mungkin produk
teknologi canggih, terutama teknologi komunikasi, baik perangkat
lunaknya (programnya) maupun perangkat kerasnya. Seperti OHP (Over Head
Projector), slide, proyektor, vidio kaset, dan lain-lain. Coba dibayangkan
kalau guru belum dipersiapkan mengenal tentu akan menciptakan kelucuan
di muka kelas, karena biasanya ada yang tahu dahulu justru memberi
petunjuk kepada gurunya, jadi terbalik.
j. Membantu guru dalam menilai kemajuan secara tepat
Artinya guru harus dapat melakukan pengukuran yang tepat, sehingga
ia dapat memilih mana kemajuan murid yang diusa-hakannya dan mana
oleh murid sendiri. Karena dengan mengetahui hal itu guru dapat menilai
6
7. dirinya sendiri, dan akan dapat memberikan nilai plus kepada murid yang
melebihi batas usaha guru, dengan demikian kemajuan murid lebih bersih dan
tepat. Sebab masih ada guru yang menilai kurang objektif, misalnya ada guru
yang memberi nilai yang tidak boleh melewati batas nilai yang diperolehnya
dulu dari gurunya (dosennya).
k. Membantu guru memanfaatkan sumber-sumber belajar dan pengalaman
belajar murid
Masih banyak guru yang tidak menyadari bahwa apa yang ada
disekelilingnya dapat dimanfaatkannya dalam proses belajar-mengajar. Dia
hanya selalu terpaku kepada cara dan contoh yang ada di dalam buku pokok,
padahal caranya bisa diubah dengan contoh yang ada disekeliling anak,
misalnya kalau guru berada di lingkungan anak petani karet, maka kalau
menjelaskan masalah fotosintesis dalam pelajaran biologi, gunakan pohon
karet, jangan pohon pisang yang tidak tumbuh dilingkungan anak, kalau
perlu sampel pohon karet dibawa ke kelas.
Hal yang perlu diketahui juga oleh guru adalah pengalaman
belajar pada anak tidak bisa dipatahkan dengan teori belajar, tapi yang
harus dilakukan guru adalah membimbing pengalaman belajar yang sudah
ada. Misalnya, kalau teori mengajarkan belajar yang baik itu subuh sedangkan
anak yang tidak punya waktu karena membantu orang tua memotong karet,
dan ia hanya punya waktu pada menjelang magrib, karena kalau sudah
malam lampu tidak ada, maka cara itu yang dikembangkan. Kalau
misalnya anak bisa belajar sambil bekerja (mencangkul) di sawah, situasi
itulah yang perlu dimanfaatkan, bukan mematahkannya.
C. Fungsi Dan Peran Supervisi Pendidikan
1. Fungsi
Secara umum fungsi supervisi adalah perbaikan pengajaran. Berikut ini
berbagai pendapat tentang fungsi supervisi, di antaranya adalah:
a. Ayer, Fred E, menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program
pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan.
b. Franseth Jane, menyatakan bahwa fungsi supervisi memberi bantuan
terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga
kualitas kehidupan akan diperbaiki.
c. W.H. Burton dan Leo J. Bruckner menjelaskan bahwa fungsi utama
dari supervisi modern ialah menilai dan memperbaiki faktor-faktor
yang mempengaruhi hal belajar.
d. Kimball Wiles, mengatakan bahwa fungsi supervisi ialah memperbaiki
situasi belajar anak-anak.
7
8. Usaha perbaikan merupakan proses yang kontinyu sesuai dengan
perubahan masyarakat. Masyarakat selalu mengalami perubahan. Perubahan
masyarakat membawa pula konsekuensi dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. Suatu penemuan baru mengakibatkan timbulnya dimensi-dimensi
dan persepektif baru dalam bidang ilmu pengetahuan.
Makin jauh pembahasan tentang supervisi makin nampak bahwa kunci
supervisi bukan hanya membicarakan perbaikan itu sendiri, melainkan
supervisi yang diberikan kepada guru-guru, menurut T.H. Briggs juga
merupakan alat untuk mengkoordinasi, menstimulasi dan mengarahkan
pertumbuhan guru-guru.
Selain itu, Fungsi supervisi pendidikan dibedakan menjadi 2 (dua) bagian,
yakni :
a. Fungsi utama, yang membantu sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan,
khususnya perkembangan individu para siswa.
b. Fungsi tambahan, yang membantu sekolah membina guru-guru agar dapat
bekerja dengan baik dan berkontak dengan masyarakat dalam rangka
penyesuaian diri dan penggalakan kemajuna masyarakat.
Dalam suatu analisa fungsi supervisi yang diberikan oleh Swearingen,
terdapat 8 fungsi supervisi, yakni:
a. Mengkoordinasi Semua Usaha Sekolah.
Koordinasi yang baik diperlukan terhadap semua usaha sekolah untuk
mengikuti perkembangan sekolah yang makin bertambah luas dan usaha-
usaha sekolah yang makin menyebar, diantaranya:
- Usaha tiap guru.
- Usaha-usaha sekolah.
- Usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
b. Memperlengkapi Kepemimpinan Sekolah.
Yakni, melatih dan memperlengkapi guru-guru agar mereka memiliki
ketrampilan dan kepemimpinan dalam kepemimpinan sekolah.
c. Memperluas Pengalaman.
Yakni, memberi pengalaman-pengalaman baru kepada anggota-anggota
staff sekolah, sehingga selalu anggota staff makin hari makin bertambah
pengalaman dalam hal mengajarnya.
d. Menstimulasi Usaha-Usaha yang Kreatif.
Yakni, kemampuan untuk menstimulir segala daya kreasi baik bagi anak-
anak, orang yang dipimpinnya dan bagi dirinya sendiri.
e. Memberikan Fasilitas dan Penilaian yang Kontinyu.
Penilaian terhadap setiap usaha dan program sekolah misalnya, memiliki
bahan-bahan pengajaran, buku-buku pengajaran, perpustakaan, cara
8
9. mengajar, kemajuan murid-muridnya harus bersifat menyeluruh dan
kontinyu.
f. Menganalisa Situasi Belajar
Situasi belajar merupakan situasi dimana semua faktor yang memberi
kemungkinan bagi guru dalam memberi pengalaman belajar kepada murid
untuk mencapai tujuan pendidikan.
g. Memberi Pengetahuan dan Ketrampilan pada Setiap Anggota Staf.
Supervisi berfungsi memberi stimulus dan membantu guru agar mereka
memperkembangkan pengetahuan dan ketrampilan dalam belajar.
h. Mengintegrasikan Tujuan dan Pembentukan Kemampuan.
Fungsi supervisi di sini adalah membantu setiap individu, maupun
kelompok agar sadar akan nilai-nilai yang akan dicapai itu, memungkinkan
penyadaran akan kemampuan diri sendiri.
Menurut Ametembun ada 4 (empat) fungsi supervisi pendidikan :
a. Penelitian
b. Penilaian
c. Perbaikan
d. Pembinaan
Fungís supervior (pengawas) oleh karenanya menjadi penting,
sebagaimana tertuang dalam Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang
menyebutkan bahwa pengawas diberikan tanggung jawab dan wewenang
penuh untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pendidikan,
penilaian dan pembinaan teknis serta administratif pada satuan pendidikan.
Untuk kepentingan pembahasan lebih lanjut, fungsi yang bergayut dengan
supervisi klinis yaitu meningkatkan mutu proses belajar mengajar. Segi-segi
proses intruksional yang perlu mendapat perhatian supervisor, yaitu (Pidarta,
1986:24)
2. Peran Supervisi
Menurut para ahli, peranan supervisi pendidikan bahwa adalah sebagai
berikut; 1) supervisor pendidikan mengkoordinasi program-program belajar
mengajar, tugas-tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda
diantara guru-guru, 2) konsultan, memberikan bantuan, bersama
mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun
secara kelompok, 3) pemimpin kelompok, supervisor pendidikan dapat
memimpin sejumlah staf, guru dalam mengembangkan potensi kelompok
pada saat mengembangkan kurikulum materi pelajaran dan kebutuhan
professional guru secara bersama-sama, 4) evaluator, membantu guru dalm
9
10. menilai hasil dan proses hasil belajar dan dapat mencari kurikulum yang
sedang dikembangkan.
Franseth jane dan Ayer (dalam konsep dasar dan teknik supervisi
pendidikan dalam rangka pengembangn sumber daya manusia)
mengemukakan bahwa fungsi utama supervisi adalah membina program
pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga selalu ada usaha perbaikan .
Menurut Burton dan Brukner dalam konsep dasar dan teknik supeervisi
pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dengan
mengemukakan tentang fungsi supervisi pendidikan modern yakni menilai
dan menperbaiki factor-faktor yang mempengaruhi proses-proses
pembelajaran peserta didik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran supervisi pendidikan adalah
mengkoordinasi semua usaha kelas, melengkapi segala hal kepemimpinan
sekolah, memperluas nilai edukasi guru dan pengalaman yang di dapatkan
guru dari berbagai aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar, menstimulasi
usaha-usaha yang kretif dan inovatif yang tiada lain bertujuan menambah nilai
produktif guru dan” to increase” peningkatan kinerja guru yang berdasar pada
keprofesionalan guru, memberi fasilitas dan pemahaman yang terus menerus
yang tiada lain guna menunjang berbagai hal tentang kependidikan bagi para
pelaku sekolah terutama guru, menganalisil hasil belajar mengajar,
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf,
memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-
tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
D. Ruang Lingkup Supervisi
Administrasi pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan supervisi
pendidikan. Rifai mengatakan, bahwa di mana ada administrasi harus ada
supervisi, dan jika ada supervisi tentu ada suatu yang dilaksanakan, ada
administrasi tertentu. Dengan demikian, kedudukan supervisi pendidikan
sama pentingnya dengan administrasi pendidikan. Supervisi merupakan salah
satu fase atau tahap dari administrasi. Thomas H Briggs dalam Rifai
menegaskan, bahwa supervisi merupakan bagian atau aspek dari administrasi.
Khususnya yang mengenai usaha peningkatan guru sampai kepada taraf
penampilan tertentu. Sarwoto menjelaskan bahwa secara teoritis yang menjadi
objek supervisi ada dua aspek, yaitu:
10
11. 1. 1.Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja, moral
kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi, kerajinan,
kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama, watak
2.
2.Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja (cara mengajar), metoda
pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil kerja.
Ruang lingkup supervisi pendidikan terdiri atas dua bagian. Pertama,
supervisi tidak langsung atau supervisi makro atau supervisi pengajaran.
Kedua supervisi yang bersifat langsung atau supervisi mikro yang sekarang
dikenal dengan supervisi klinis.
Supervisi makro adalah supervisi pengajaran, yang merupakan
rangkaian kegiatan pengawasan pendidikan yang ditujukan untuk
memperbaiki kondisi-kondisi, baik personil maupun material yang
memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi
tercapainya tujuan pendidikan. Harahap merinci ruang lingkup supervisi
pendidikan sebagai berikut:
a. Supervisi dalam administrasi personalia untuk melihat apakah ada kartu
pegawai, soal kenaikan pangkat, soal pembagian tugas dan lain-lain.
b. Supervisi dalam pemeliharaan gedung dan alat-alat seperti kursi, meja,
ruang belajar, papan tulis dan lain-lain.
c. Supervisi dalam penyelenggaraan perpustakaan, yaitu soal kondisi buku,
pelayanan, ketertiban, dan lain-lain.
d. Supervisi dalam administrasi keuangan, seperti ingin melihat apakah
pengeluaran sesuai dengan aturan, ketepatan pembayaran gaji atau
honor lainnya kepada pegawai dan guru.
e. Supervisi dalam pengelolaan kafetaria, yaitu soal kebersihan tempat dan
makanan, serta soal ketertiban siswa yang jangan sampai menjadi
tempat bermain, bolos dan merokok.
f. Supervisi dalam kegiatan ko kurikuler, apakah sampai mengganggu
kegiatan belajar siswa, kesehatan, dan keamanan.
11
12. Supervisi klinis adalah supervisi yang pelaksanaannya dapat
disamakan dengan “praktek kedokteran”, yaitu hubungan antara supervisie
dan supervisor ibarat hubungan antara pasien dengan dokter.
Supervisi klinis memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Supervisi diberikan berupa bantuan, sehingga inisiatif tetap berada di
tangan tenaga pendidikan.
2. Aspek yang disupervisi berdasarkan usul guru, yang dikaji bersama kepala
sekolah sebagai supervisor untuk dijadikan kesepakatan.
3. Instrumen dan metode observasi dikembangkan bersama oleh guru dan
supervisor.
4. Mendiskusikan dan menafsirkan hasil pengamatan dengan mendahulukan
interpretasi guru.
5. Supervisi dilakukan dalam suasana terbuka secara tatap muka, dimana
supervisor lebih banyak mendengarkan serta menjawab pertanyaan guru
daripada memberi saran dan pengarahan.
6. Supervisi klinis sedikitnya memiliki tiga tahap, yakni pertemuan awal,
pengamatan dan umpan balik
7. Adanya penguatan dan umpanbalik dari kepala sekolah sebagai supervisor
terhadap perubahan prilaku guru yang positif sebagai hasil pembinaan
8.Supervisi dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan suatu
keadaan memecahkan suatu masalah.
Sasaran supervisi klinis ini adalah perbaikan pengajaran bukan perbaikan
kepribadian guru. Untuk itu supervisor diharapkan untuk mengajarkan
berbagai keterampilan pada guru yang meliputi antara lain: keterampilan
mengamati dan memahami proses pengajaran secara analisis, keterampilan
menganalisis pengajaran secara rasional berdasarkan bukti-bukti pengamatan
yang jelas dan tepat, keterampilan dalam pembaharuan kurikulum,
pelaksanaan, serta percobaan dan keterampilan dalam mengajar.
Sedangkan Ruang lingkup supervisi menurut Ansori Ardiansyah (dalam
www. Kakkus ks.blogspot.com)pendidikan mencakup keseluruhan usaha
untuk membantu para guru dan staf sekolah lainnya dalam segala hal
12
13. khususnya yang terkait dengan kegiatan-kegiatan edukatif dan administrative
yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip kesupervisian pendidikan
yakni: 1) Ilmiah, artinya kegiatn supervisi yang dikembangkan dan
dilaksanakan harus sistematis, obyektif, dan menggunakn instrumen atu
sarana yang memberikan informasi yang dapat dipercayadan dapat menjadi
bahan masukan dalam mengadakan evaluasi terhadap situasi belajar mengajar,
2) kooperatif, program supervisi pendidikan dikembangkan atas dasar
kerjasama antar supervisor dan orang yang disupervisi , supervisor
mendukung kerjasama antara guru, peserta didik, dan masyarakat sekolah
yang berkepentingan dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar , 3)
konstruksi dan kreatif, membina para guru untuk selalu mengambil inisiatif
sendiri dalam mengembangkan situasi belajar mengajar, 4) realistic,
pelaksanaan supervisi pendidikan harus memperhitungkan dan
memperhatikan segala sesuatu yang benar-benar ada didalam situasi dan
kondisi yang obyektif, 5) progresif, setiap kegiatan yang dilakukan tidak
terlepas dari ukuran dan perhatian, artinya apakah guru dapat melahirkan
pembelajaran yang maju,yang tercermin dalam semakin lancarnya kegiatan
belajar mengajar, 6) inovatif, program supervisi pendidikan selalui
melakukan pembaharuan dengan penemauan-penemuan baru dalam rangka
perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan.
II. Peran Kepala sekolah sebagai Supervisor dan Administrator
A. Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah efektif menunjukkan
bahwa peran kepala sekolah sedemikian penting untuk menjadikan sebuah
sekolah pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah bahwa sekolah yang
baik akan selalu memiliki kepala sekolah yang baik, artinya kemampuan
profesional kepala sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam
memberdayakan seluruh potensi sumber daya sekolah menjadi jaminan
keberhasilan sebuah sekolah. Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan
pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang
ada di sekolah maka kepala sekolah harus memahami perannya.
Tiga hal penting yang menjiwai supervisi pendidikan, yaitu :
1. Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang telah diprogramkan secara
resmi oleh organisasi. Jadi bukan perbuatan yang dilakukan tanpa
perencanaan terlebih dahulu, tetapi direncanakan secara matang sebelumnya.
13
14. 2. Supervisi pendidikan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh supervisor
(kepala sekolah) dan secara langsung berpengaruh terhadap kemampuan
profesional guru.
3. Supervisi pendidikan mempengaruhi kemampuan guru yang pada gilirannya
meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik, sehingga tujuan sekolah
dapat tercapai secara optimal.
Dengan demikian Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai
beberapa peran penting, yaitu:
1. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses
belajar mengajar.
2. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar
mengajar.
3. Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk
meningkatkan profesi guru.
4. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam
pemecahan masalah proses belajar mengajar.
5. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan
peningkatan mutu proses belajar mengajar.
6. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah.
7. Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara
komprehensif.
8. Menciptakan team work yang dinamis dan profesional.
9. Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.
Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah
sebagai supervisor dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan
pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk meningkatkan kinerja
mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek
kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai
dengan target yang telah ditentukan. Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai
oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses belajar
mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan pengembangan
kurikulum.
Sergiovani dan Starrat (dalam Mulyasa, 2005) menyatakan bahwa
“Supervision is a process designed to help teacher and supervisor team more
about their practice, to better able to use their knowledge and skills to better
14
15. serve parents and schools and to make the school a more effective learning
community”.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa peran utama kepala sekolah
sebagai supervisor adalah menyusun dan melaksanakan program supervisi
pendidikan serta memanfaatkan hasilnya yang diwujudkan dalam, program
supervisi kelas, kegiatan ekstra kurikuler, serta peningkatan kinerja tenaga
kependidikan dalam upaya pengembangan sekolah. Sebagai supervisor, kepala
sekolah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
Sergiovani dan Starrat (1993) menyatakan bahwa supervisi merupakan suatu
proses yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor
mempelajari tugas sehari-hari di sekolah, agar dapat menggunakan pengetahuan
dan kemampuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik pada orang tua
peserta didik dan sekolah, serta berupaya menjadikan sekolah sebagai komunitas
belajar yang lebih efektif.
Tugas kepala sekolah sebagai supervisor diwujudkan dalam
kemampuannya menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta
memanfaatkan hasilnya. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan
harus diwujudkan dalam penyusunan program supervisi kelas, pengembangan
program supervisi untuk kegiatan ekstra-kurikuler, pengembangan program
supervisi perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan melaksanakan
program supervisi pendidikan diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi
klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstra-kurikuler. Sedangkan
kemampuan memanfaatkan hasil supervisi pendidikan diwujudkan dalam
pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan
pemanfaatan hasil supervisi untuk mengembangkan sekolah.
Kepala sekolah sebagai supervisor perlu memperhatikan prinsip-prinsip:
(1) hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis; (2) dilaksanakan secara
demokratis; (3) berpusat pada tenaga kependidikan; (4) dilakukan berdasarkan
kebutuhan tenaga kependidikan; dan (5) merupakan bantuan profesional.
B. Peran kepala Sekolah Sebagai Administrator
Dalam menjalankan fungsinya sebagai administrator, kepala sekolah
harus mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan
baik. Untuk itu kepala sekolah harus kreatif mampu memiliki ide-ide dan
15
16. inisiatif yang menunjang perkembangan sekolah. Berbagai tugas yang harus
dilakukan kepala sekolah
1. Membuat perencanaan
Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah, diantaranya
adalah menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program
pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyediaan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan. Perencanaan ini selanjutnya dituangkan dalam
rencana tahunan sekolah yang dijabarkan dalam dua program semester.
a. Program pengajaran
b. Kesiswaan
c. Kepegawaian
d. Keuangan
e. Sarana dan prasarana
2. Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah
Organisasi memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi
karena merupakan tempat pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain
itu, dilihat dari fungsinya organisasi juga menetapkan dan menyusun
hubungan kerja seluruh anggota organisasi agar tidak terjadi tumpang
tindih dalam melakukan tugasnya masing-masing.
Penyusunan organisasi merupakan tanggungjawab kepala sekolah
sebagai administrator pendidikan. Sebelumnya ditetapkan, penyusunan
organisasi itu sebaiknya dibahas bersama-sama dengan seluruh anggota
agar hasil yang diperoleh benar-benar merupakan kesepakatan bersama.
Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas
untuk mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota
administrasi sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
3. Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah
Pengoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari
kepala sekolah. Dalam melakukan pengoordinasian ini sebaiknya juga
kepala sekolah kerja sama dengan berbagai bagian dalam organisasi agar
16
17. pengoordinasian yang dilakukan dapat menyelesaikan semua hambatan dan
halangan yang ada.
4. Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah
Berbagai tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya
merupakan wewenang kepala sekolah. Dia memiliki wewenang untuk
mengangkat pegawai, mempromosikannya, menempatkan, atau menerima
pegawai baru.
Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala
sekolah memperhatikan kesinambungan antara pemberian tugas dan
dengan kondisi dan kemampuan pelaksanaannya.
III. Mengapa lembaga pendidikan Terutama dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran perlu supervisi?
Supervisi sangat penting bagi dunia pendidikan untuk mematistikan
efektivitas dan produktivitas program yang dicanangkan. Setidaknya ada dua
alasan yang mendasari pentingnya supervisi pendidikan. Pertama perkembangan
kurikulum, yang senantiasa menjadi indicator kemajuan pendidikan. Kurikulum
membutuhkan penyesuaian-penyesuaian secara terus menerus. Guru-guru
diharuskan mengembangkan kreativitascmereka agar kurikulum terlaksana
dengan baik. Dalam upaya tersebut, pasti ada kendala yang dijumpai. Misalnya,
informasi tidak lengkap, kondisi sekolah mengalami banyak kekurangan,
apatisme masyarakat, keterampilan aplikasi metode yang masih rendah, dan
kemampuan memecahkan masalah belum maksimal. Kedua, pengembangan
personel, pegawai, atau karyawan adalah upaya yang tidak mengenal kata henti
dalam organisasi. Pengembangan diri dapat dilakukan secara formal dan
informal. Secara formal, lembaga mempunyai tanggung jawab utama, baik
melalui perantara, tugas belajar, lokakarya, dan sejenisnya. Secara informal,
pengembangan diri bias dilakukan secara mandiri atau bersama rekan kerja,
dengan mengikuti kegiatan ilmiah, melakukan ekperimentasi suatu metode
mengajar, dan lain sebagainya. Mukhtar & Iskandar dalam (asmani JM, Tips
efektif superfisi pendidikan sekolah,2012:28).
Urgenitas supervisi pendidikanberdasarkan dua alasan tersebut sangat
tepat. Apalagi di negeri kita saat ini, perubahan demi perubahan yang tiada lain
mengarah pada perbaikan demi perbaikan pendidikan di negeri kita tercinta ini
terkadang juga membuat bingung dan menjadi agak malas untuk lebih
17
18. memahaminya lebih dalam, hal ini adalah survey nyata dari beberapa sampel
guru yang kurang memiliki pengetahuan tentang beberapa perubahan kurikulum
tersebut, sungguh ironis sekali. Mulai dari CBSA (Cara Belajar Siswa aktif),
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), beralih ke KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan), dan mengkin akan berganti program lain pada tahun
mendatang. Tugas pokok ini menjadi lebih spesifik untuk hanya diketahui oleh
bagian Kurikulum sekolah saja, padahal tidak, inilah bentuk kurangnya
kreativitas guru demi kemajuan kinerja menuju profesionalisme guru. Perubahan
ini merupakan ha;l yang wajar, sebab perkembangan pengetahuan dan teknologi
berjalam sangt dinamis dalam semua aspek kehidupan, baik yang social
humaniora maupun eksakta (ilmu alam). Perubahan ini sangat membutuhkan
kesiapan sumber daya manusia pendidikan, khususnya guru sebagai actor utama
dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, cakupan supervisi terhadap
kurikulum dan kualitas guru sangat tepat, fungsional, dan kontekstual.
IV. Jelaskan guru sebagai supervisor harus menunjukan karekteristik
profesional sebagai berikut: menerangkan topik yang diajarkan dengan
baik, menerangkan dengan jelas dan logis, menyampaikan materi dengan
sistimatis, mempunyai kemampuan ekspresi diri, cakap membangkitkan
motivasi belajar siswa, serta membuat RPP.
Peran seorang guru pada pengelolaan kelas sangat penting khususnya
dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Itu karena secara prinsip,
guru memegang dua tugas sekaligus masalah pokok, yakni pengajaran dan
pengelolaan kelas.Tugas sekaligus masalah pertama, yakni pengajaran,
dimaksudkan segala usaha membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sebaliknya, masalah pengelolaan berkaitan dengan usaha untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pembelajaran.
A. Guru Sebagai Pembangkit Motivasi Belajar Bagi Siswa di Kelas
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan
sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc. Donald,
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini mengandung
tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya
terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang
karena adanya tujuan.
18
19. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar,
motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik:
1. Pertama Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri.
2. Kedua Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau
paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau
melakukan sesuatu atau belajar.
Bagi siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan,
bukanlah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut ada motivasi,
yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya dengan kesadaran sendiri
memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat
mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka
motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan.
Di sini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau
melakukan belajar. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang
guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan
dicapainya kepada siwa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi
dalam belajar.
2. Hadiah
Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang
belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang
berprestasi.
3. Saingan/kompetisi
19
20. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang
telah dicapai sebelumnya.
4. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan
penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
5. Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut
mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
B. Guru Sebagai Pembimbing Siswa
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai
potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan
ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang
mandiri dan produktif. Siswa adalah individu yang unik. Artinya, tidak ada
dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki
kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam
bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga
adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu
tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan
sebagai pembimbing.
C. Peran Guru Dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya
karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan
oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingat optimal.
Berikut peranan guru yang dianggap paling dominan:
1. Guru sebagai demonstrator
Melalui perannya sebagai demonstrator atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkanya serta
senantiasa mengembangkanya dalam arti meningkatkan kemampuannya
dalam ilmu yang dimiliki karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar
yang dicapai siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas
Dalam peranya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkunagn belajar serat merupakan aspek dari
lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan
20
21. diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan.
Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang, dan merangsang siswa
untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan
merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar
mengajar. Dengan demikian media pendidikan merupakan dasar yang
diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran disekolah.
4. Guru sebagai evaluator
Guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik, kegiatan ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu
tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat.
Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi atau
penilaian.
V. Manajemen mutu terpadu dalam pendidikan merupakan sebuah inovasi
dalam pendidikan. Apa yang harus diperhatikan dalam melakukan inovasi
yang akan menerapkan manajemen mutu terpadu.
Menentukan kapan dan dimana memulai mutu terpadu adalah tugas yang
sangt sulit.Edward Sallis mengemukakan dalam bukunya ‘total Quality
Management In Education’ (2012:244-253) tentang beberapa langkah-langkah
penting yang harus diperhatikan dalam melakukan inovasi yang menerapkan
manajemen mutu terpadu, adalah sebagai berikut: 1) kepemimpinan dan
komitmen terhadap mutu arus dating dari atas,2) menggembirakan pelanggan
adalah tujuan TQM, 3) menunjuk fasilitator mutu,4) membentuk kelompok
pengendali mutu, 5) menunjuk coordinator mutu, 6) mengadakan seminar
manajemen senior untuk mengevaluasi program, 7) menganalisa dan
mendiagnosa situasi yang ada, 8) menggunakan contoh-contoh yang sudah
berkembang di tempat lain, 9) memperkerjakan konsultan eksternal, 10)
memptrakarsai pelatihan mutu bagi para staf, 11)mengkomunikasikan pesan
mutu, 12) mengukur biaya mutu, 13) mengaplikasikan alat dan teknik mutu
melalui pengembangan kelompok kerja yang efektif, 14) mengevaluasi program
dalam interval yang teratur.
Sedangkan menurut Crosby langkah untuk menerapkan manajemen guna
meraih mutu adalah sebagsi berikut: 1) komitmen manajemen, Crosby
menandaskan bahwakomitmen inio harus dikomunikasdikan dalam sebuah
statemen kebijakan mutu yang harus singkat, jelas Dn dapat dicapai,2)
21
22. membangun tim peningkatan mutu(quality improvement team), tim ini bertugas
mengatur dan mengarahkan program yang akan diimplementasikan melalui
organisasi, tugas utamanya adalah menentukan bagaimana menspesifikasikan
kegagalan dan peningkatan mutu , dan mengarahkan pada langkah selanjutnya,
3) pengukuran mutu, 4 mengukur biaya mutu, 5 membangun kesadaran mutu, 6
kegiatan perbaikan, 7 perencanaan tanpa cacat, 8 menekankan perlunya pelatihan
pengawas, 9 menyelenggarakan hari tanpa cacat, 10 penyusunan tujuan, 11
penghapusan sebab kesalahan, 12 pengakuan , 13 mendirikan dewan-dewan
mutu.
• Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik
dalam mendidik siswa
• Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru
• Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna
menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik
• Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran
yang dilakukan di kelas
• Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau
produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada
kepentingan siswa
• meningkatkan kualitas
• menciptakan pasar baru
• meningkatkan performence
• mengurangi biaya tenaga kerja
• meningkatkan proses pelayanan
• mengurangi kelemahan
• meningkatkan pelayanan
• memaksimalkan sarana/pras
• menyesuaikan diri dengan undang-undang
22
23. DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. Pengelolaan Pengajaran. Cet. V. Ujungpandang: Bintang Selatan,
1994.
Abu Ahmadi, dan Ahmad Rohani. Pedoman Penyelenggaraan Administrasi
Pendidikan Sekolah. Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Aqib, Zainal & Elham Rohmanto. 2007. Membangun Profesionalisme Guru dan
Pengawas Sekolah. Bandung: CV. Yrama Widya.
Bafadal, Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Burhanuddin, dkk. 2007. Supervisi Pendidikan dan Pengajaran: Konsep,
Pendekatan, dan Penerapan Pembinaan Profesional. Malang: Rosindo. Edisi
Revisi.
Burhanuddin, H. dkk (ed.). 2003. Manajemen Pendidikan: Analisis Substantif dan
Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan. Malang: UM Press.
Dharma, Surya. Peran dan Fungsi Pengawas Sekolah/ Madrasah. Dalam Jurnal
Tenaga Kependidikan Volume 3, No. 1, April 2008.
Ekosusilo, Madyo. 1998. Supervisi Pengajaran dalam Latar Budaya Jawa.
Sukoharjo: Univet Bantara Press.
Hadi, Sutrisno. Methodologi Research. Jilid I. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM,
1992.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/10/17/peran-guru-sebagai-pembimbing/
23
24. Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional. Cet. VI: Bandung: Rosda Karya,
1995.
24