Dokumen tersebut merangkum tentang implementasi dan desain Internal Control over Financial Reporting (ICoFR). ICoFR adalah proses yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai terkait keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan pelaporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dokumen tersebut juga membahas manfaat, dasar regulasi, prinsip, dan tujuan pelatihan ICoFR.
SI& PI, Priscilla M. Adeline K., Hapzi Ali, Internal Control Over Financial Reporting , Universitas Mercu Buana, 2017
1. INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL
REPORTING, IMPLEMENTASI DAN DESAIN ICOFR
DOSEN :
PROF. DR. IR. HAPZI ALI, MM, CMA
DIBUAT OLEH :
PRISCILLA M. ADELINE K.
MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TAHUN 2017
2. Pengendalian internal atas pelaporan keuangan Internal Control over Financial Reporting
(ICoFR) adalah proses yang didesain oleh, atau dibawah pengawasan pimpinan perusahaan,
dan pimpinan bagian keuangan dan dipengaruhi oleh Dewan Direksi, manajemen dan
karyawan lainnya untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) terkait
:
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Penyusunan pelaporan keuangan untuk pihak eksternal sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum Auditing Standard No.5 par.A5
Manfaat program pengendalian Internal Control over Financial Reporting atas
pelaporan keuangan :
1. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan
2. Meningkatnya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
3. Mudahnya penilaian terhadap perusahaan
4. Efektivitas desain dan operasi pengendalian
5. Laporan keuangan dan disclosure yang handal
6. Pengambilan keputusan yang lebih tepat
7. Tingkat kepercayaan atas laporan keuangan yang menguat
8. Kemampuan untuk penetrasi pasar modal
9. Reputasi baik di mata stakeholders
10. Proses audit keuangan yang berjalan lancar
Dasar regulasi penerapan pengendalian Internal Control over Financial Reporting atas
pelaporan keuangan :
1. Peraturan Mentri Negara BUMN No. PER – 01/MBU/2011 tentang penerapan tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) pada BUMN
2. Peraturan Bapepam No.VIII.G.11 Lampiran Kep. Ka Bapepam No. KEP-40/PM/2003
tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
3. Kep Ka Bapepam-LK No. KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian
laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik
4. Tren regulasi global terkait ICoFR (US SOX Section 302 & 404, J SOX)
Pengendalian Internal Control over Financial Reporting pada dasarnya adalah sebuah proses
untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. Pengendalian internal dilaksanakan oleh
personil dan bukan hanya mengenai kebijakan dan formulir. Diharapkan dengan adanya
pengendalian internal dapat memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance),
bukan jaminan mutlak (absolute assurance). Dalam pengendalian internal dimungkinkan
terdapat beberapa tujuan berbeda sekaligus, akan tetapi tujuan-tujuan tersebut tetap
bersinggungan.
Pengendalian Internal Control over Financial Reporting tidak hanya berupa satu kejadian atau
keadaan, namun serangkaian tindakan yang meluas (pervasive) dan tersebar diseluruh
kegiatan entitas. Pengendalian internal adalah bagian dari proses bisnis yang dikelola melalui
proses manajemen, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Sebagai bagian dari bisnis,
pengendalian internal harus dapat terintegerasi dan mendukung proses bisnis lain agar
berjalan dan membantu proses pemantauan pencapaian kinerja.
3. Pengendalian Internal Control over Financial Reporting atas pelaporan keuangan
mencakup kebijakan dan prosedur yang :
1. Berkaitan dengan pemeliharaan catatan yang cukup detail, akurat dan mencerminkan
transaksi dan sifat aset perusahaan
2. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat sebagaimana
diperlukan untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, dan bahwa penerimaan dan pengeluaran perusahaan
dibuat sesuai dengan kewenangan manajemen dan direksi perusahaan
3. Memberikan keyakinan memadai tentang pencegahan atau deteksi atas perolehan,
penggunaan, atau disposisi aset perusahaan yang tidak sah secara tepat waktu yang bisa
berdampak material terhadap laporan keuangan.
Dengan demikian, perusahaan dengan ukuran relatif besar, frekuensi transaksi keuangan
tinggi, nilai transaksi keuangan yang besar, kompleksitas pemrosesan transaksi yang
beragam, proses bisnis yang beragam dan tersebar di berbagai lokasi perlu
mengimplementasikan pengendalian internal atas pelaporan.
ICOFR di Indonesia telah diatur dalam SPAP (Standar Audit Akuntan Publik) yang
diterbitkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yaitu standar yang mewajibkan auditor untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar pekerjaan lapangan No.2, SPAP 1994 – PSA
No.06, 23, 24, 35, 60 & 69 , SPAP 2001-SAT Seksi 400 & SA Seksi 314, dalam
implementasinya pengendalian internal menggunakan COSO, namun kewajiban audit atau
memberi opini atas pengendalian internal belum diterapkan. Bagi BUMN keharusan
penyelenggaraan pengendalian internal berbasis COSO tertuang dalam pasal 22 Keputusan
Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tentang penerapan good governance pada
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa
manajemen BUMN harus memelihara pengendalian internal bagi perusahaan yang meliputi.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal nomor: Kep-40/PM/2003 atau peraturan
nomor VIII.G.11 tentang tanggung jawab direksi atas laporan keuangan, yaitu:
a. Laporan Keuangan dalam rangka kewajiban penyampaian laporan keuangan kepada
Bapepam.
b. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik wajib membuat surat pernyataan.
c. Surat pernyataan sebagaimana wajib ditandatangani oleh Direktur Utama dan seorang
Direktur yang membawahi bidang akuntansi atau keuangan, dan bermeterai cukup.
d. Direksi Emiten atau Perusahaan Publik secara tanggung renteng bertanggung jawab atas
pernyataan yang dibuat termasuk kerugian yang mungkin ditimbulkan.
e. Surat pernyataan wajib dilekatkan pada laporan keuangan yang disampaikan kepada
Bapepam.
f. Dalam hal laporan keuangan yang disampaikan telah diaudit atau ditelaah secara terbatas,
maka tanggung jawab Direksi atas pernyataan sebagaimana dimaksud berlaku sampai dengan
tanggal pendapat akuntan.
g. Laporan keuangan interim yang disampaikan tidak diaudit, maka tanggung jawab Direksi
atas pernyataan berlaku sampai dengan tanggal disampaikannya surat pernyataan dimaksud
kepada Bapepam.
h. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana di bidang Pasar Modal, Bapepam berwenang
mengenakan sanksi terhadap setiap pelanggaran ketentuan peraturan ini, termasuk
pihakpihakyang menyebabkan terjadinya pelanggaran tersebut.
4. Kekuatan System Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR) dalam suatu
organisasi sangat menentukan kesuksesan yang berkelanjutan organisasi tersebut.
Peranan financial reporting makin relevan dan penting sebagai peta perjalanan kinerja bisnis
yang mencerminkan sukses tidaknya suatu bisnis. Tak dipungkiri bahwa kegagalan
perusahaan baik global maupun local banyak disebabkan kelemahan ICOFR. Kebangkrutan
perusahaan raksasa seperti Enron di Amerika adalah contoh nyata. Bank Century di Indonesia
dan ada banyak contoh lain juga akibat kelemahan ICOFR. Apakah para pimpinan,manajer
dan pelaku bisnis lain sadar akan hal itu? Jika Good Corporate Governance (GCG) ingin
dicapai, maka kebutuhan ICOFR yang kuat menjadi kebutuhan semua pihak. Namun inilah
masalahnya, kurangnya pengertian dan kesadaran kita akan hal itu. Lantas bagaimana
solusinya?. Tanpa learning tidak ada understanding, dan tanpa understanding tidak ada
consciousness.Untuk membantu kebutuhan tersebut, maka training ICOFR ini akan
menjawab kebutuhan tersebut bagi pemegang saham, komisaris, internal auditor, dan
manajer, sehingga mampu melakukan fungsinya dengan proaktif dan professional untuk
membangun bisnis kuat, sehat, dan kompetitif serta sustainable. Training ini akan secara
komprehensif membahas pendekatan terbaru dalam ICOFR berdasarkan COSO II
Setelah mengikuti training INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING
(ICOFR)diharapkan peserta akan lebih baik untuk:
1.Memberikan bukti nyata besarnya risiko usaha akibat kelemahan ICOFR.
2.Mendiskusikan banyak model-model/ system terbaru untuk meningkatkan kualitas ICOFR,
sehingga risiko kegagalan bisnis dapat dikurangi/dicegah.
3.Mempelajari prinsip, teknik, metode ICOFR dalam kerangka COSO II dan Enterprise risk
management
4.Secara intensif mendiskusikan dan mencari alternative solusi atas masalah yang sedang
dihadapi peserta terkait dengan ICOFR.
5.Diskusi Pembahasan contoh-contoh cash dan treasury management