Dokumen tersebut merangkum penelitian tentang nilai-nilai yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Penelitian ini menganalisis nilai-nilai yang terkait hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam sesuai metode sosiologi sastra. Hasilnya menunjukkan nilai-nilai seperti iman, ibadah, tolong menolong, dan kelestarian lingkungan.
1. 1
NILAI-NILAI YANG TERCERMIN DALAM NOVEL
HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE
Ayu Wandira, Martono dan Parlindungan Nadeak
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan
Email: ayoe_budakjungkat@yahoo.com
Abstrak: Penelitian ini berjudul “Nilai-nilai yang Tercermin dalam Novel
Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan nilai-nilai yang tercermin dalam Novel Hafalan Shalat Delisa
karya Tere Liye yang ditinjau dari hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi karya
sastra. Berdasarkan analisis data, penelitian ini menghasilkan: 1) hubungan
manusia dengan Tuhan antara lain nilai Aqidah (iman) meliputi iman kepada
Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul, dan
iman kepada takdir, sedangkan syariah (ibadah) meliputi perintah mengerjakan
shalat dan berdoa kepada Allah. 2) Hubungan manusia dengan manusia antara lain
tolong menolong, kasih sayang, kepedulian terhadap sesama, pengorbanan, dan
gotong royong. 3) hubungan manusia dengan alam antara lain manusia menjaga
kelestarian alam dan manusia tidak menjaga kelestarian alam.
Kata kunci: nilai-nilai, novel, sosiologi.
Abstract: This research was entitiled “Nilai-nilai yang Tercermin dalam Novel
Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”. The purposed of this research was to
describe the values reflected in the novel of Hafalan Shalat Delisa by Tere Liye
that considered from the relationship between human to the God, between human
to human, and human to the nature. This research used the method of qualitative
descriptive with the approach of literature sociology. Based on the data analysis,
this research found : 1) the relationship between human to the God, among other
are faith (believe), believe to Allah, believe to the angle, believe to Alquran,
believe to messenger sent by Allah, and believe to destiny, meanwhile the
worship, it includes precept to do the prays to Allah. 2) the relationship between
human to human, among other are helpful, love, careness to another, and
cooperation. 3) relationship between human to the nature, among other are human
keeps the preservation of nature.
Keywords : values, novel, sociology.
astra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang
pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut
berada di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan
s
2. 2
sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Bahkan seringkali
masyarakat sangat menentukan nilai karya sastra yang hidup di suatu zaman.
Karya sastra dikatakan berkualitas, apabila memenuhi keinginan pembaca, jika
tidak dapat dipahami oleh pembaca, maka karya sastra tersebut dapat dikatakan
gagal. Oleh sebab itu, pengarang diharapkan dapat menghasilkan sebuah karya
sastra yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Lubis (1988:161), “Novel
adalah hasil kesusastraan yang berbentuk prosa yang menceritakan suatu kejadian
yang luar biasa dan dari kejadian itu lahirlah satu konflik suatu pertikaian yang
merubah nasib mereka.”Alasan peneliti mengadakan penelitian terhadap novel
Hafalan Shalat Delisa karena novel ini Dalam novel Hafalan Shalat Delisa
terkandung nilai yang berhubungan dengan masalah penelitian secara dominan,
novel Hafalan Shalat Delisa sangat terkenal dan populer, merupakan salah satu
buku dengan rating tertinggi di www.goodreads.com 4 dari 5 bintang dan
termasuk novel yang BEST SELLER, novel Hafalan Shalat Delisa merupakan
novel yang banyak menyajikan nilai-nilai yang pantas untuk diteladani, nilai-nilai
tersebut dapat menggugah hati pembaca dan membuat pembaca mendapatkan
masukan sekaligus arahan dalam menerapkan prilakunya, novel Hafalan Shalat
Delisa secara tidak langsung turut serta mengembangkan bahasa Indonesia dan
turut melestarikan karya sastra dan novel Hafalan Shalat Delisa dapat
memberikan gambaran mengenai peristiwa tsunami di Aceh pada bulan Desember
2004 yang mengukir sejarah baru di Indonesia. Yang menarik dari novel Hafalan
Shalat Delisa adalah sikap Delisa yang tampak sangat dewasa, melihat usianya
yang baru 6 tahun. Sikapnya saat menerima berbagai cobaan yang dihadapinya
tidak cocok dengan umurnya.
Adapun alasan peneliti memilih nilai-nilai yang tercermin dalam novel
Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye sebagai masalah yang akan diteliti karena
nilai-nilai tersebut merupakan sesuatu yang penting bagi manusia dalam mengatur
kehidupan, dan untuk mengetahui nilai-nilai yang tercermin dalam novel tersebut.
Penelitian terhadap nilai-nilai dibatasi menjadi beberapa masalah, yakni nilai-nilai
yang dilihat dari hubungan manusia dengan pencipta-Nya, nilai yang dilihat dari
hubungan manusia dengan sesama manusia, dan nilai yang dilihat dari hubungan
manusia dengan alam. Novel Hafalan Shalat Delisa ini diterbitkan oleh
Republika, tahun 2005, setebal 270 halaman dan memuat 20 episode. Banyak
pengarang yang terkenal pada saat ini, satu diantaranya adalah Tere Liye.
Peneliti memilih pengarang Tere Liye dengan pertimbangan antara lain:
keunikan seorang ekonom yang bisa menjadi pengarang, bukan saja novel
Hafalan Shalat Delisa yang laris di pasaran, tetapi masih banyak karyanya yang
lain, Tere Liye mempersembahkan karya terbaiknya dengan sederhana dan tulus.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai dalam Novel
Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Secara khusus penelitian ini bertujuan
untukpendeskripsian nilai yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa
karya Tere Liye dilihat dari hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam.
Dalam kehidupan ini terdapat nilai-nilai budaya yang menunjukan hubungan
manusia dengan Tuhan. Nilai budaya yang mencerminkan hubungan manusia
dengan Tuhan adalah nilai-nilai yang dianggap penting oleh manusia (berupa
3. 3
sikap dan pandangan hidup manusia terhadap Tuhan) yang diterapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan
Tuhan dapat dilihat dari beberapa peristiwa seperti (1) manusia yang tidak percaya
pada keberadaan Tuhan, (2) manusia yang menyakini keberadaan Tuhan (terbagi
dua yaitu: manusia yang taat melaksanakan ajaran-Nya dan manusia yang ingkar
terhadap perintah-Nya), dan (3) manusia yang menyakini kekuatan supranatural
seperti mengenai hal-hal gaib dan roh-roh halus.
Menurut Kluckhon (Sitorus, 1997:38) nilai budaya yang menunjukan
hakikat manusia dengan sesamanya, misalnya, ada yang berorientasi kepada
sesama (gotong royong), ada yang berorientasi kepada atasan, dan ada yang
menekankan individualisme (mementingkan diri sendiri).Berdasarkan pendapat
Kluckhon tersebut, nilai-nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan
manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu adanya hubungan baik dan konflik.
Manusia yang menjalin hubungan baik dengan sesama diantaranya memiliki ciri-
ciri yaitu: (1) menyayangi dan mencintai manusia lain, (2) tidak hanya
mementingkan kepentingan sendiri atau memiliki rasa toleransi, (3) menghargai
dan menghormati orang lain, (4) bersedia berbagi kebahagian atau kesenangan
dengan orang lain, (5) dapat merasakan kesedihan dan kebahagian yang dirasakan
orang lain, (6) menolong sesama manusia, dan kerjasama, (7) adanya kepedulian
terhadap sesama, (8) bertanggungjawab, dan (9) adanya hubungan baik yang
terjadi misalnya pertemanan, persahabatan, dan hidup rukun dalam bertetangga.
Konflik dalam kehidupan manusia dapat terbagi atas (1) konflik dengan manusia
lainnya dan (2) konflik dalam diri sendiri.
Menurut Kluckhon (Sitorus, 1997:38) nilai mengenai hakikat hubungan
manusia dengan alam, misalnya, ada yang beranggapan bahwa manusia tunduk
pada alam, menjaga keselarasan dengan alam, atau berhasrat menguasai alam.
Manusia yang tunduk kepada alam diantaranya memiliki ciri yaitu: (1) manusia
memperlakukan atau memanfaatkan alam tanpa merusaknya, dan (2) berpedoman
kepada alam. Manusia tunduk kepada alam karena alam menyediakan diri untuk
dimanfaatkan manusia. Dalam hal ini manusia tidak dapat melawan kehendak
alam. Jika manusia tidak tunduk kepada alam, alam dapat menimbulkan bencana
bagi manusia.
Manusia menjaga keselarasan alam diantaranya memiliki ciri-ciri yaitu: (1)
tidak merusak alam, (2) menjaga kelestarian alam, (3) berusaha memperbaiki
kerusakan alam. Manusia yang menjaga keselarasan alam yaitu memperlakukan
alam tidak hanya untuk dimanfaatkan semau hati tetapi juga untuk dijaga dan
dilestarikan.Misalnya, manusia menebang hutan dengan sistem tebang pilih dan
melakukan reboisasi. Manusia yang berhasrat menguasai alam diantaranya
memiliki ciri-ciri yaitu: (1) memanfaatkan alam untuk kepentingan pribadi dan
golongan, dan (2) mengeksploitasi alam tanpa memikirkan dampak negatifnya
terhadap lingkungan, dan (3) berusaha menundukan alam; misalnya: penambang
emas yang merusak lahan, pembalakan hutan yang menyebabkan banjir, gaya
hidup manusia yang menyebabkan pemanasan global, dan pawang hujan menjaga
cuaca agar tidak hujan ketika acara-acara penting dilaksanakan.
Sosiologi sastra adalah telaah terhadap suatu karya sastra.Ada dua
kecenderungan telaah sosiologi. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada
4. 4
anggapan, bahwa sastra merupakan cermin proses sosial ekonomi belaka.
Pendekatan ini bergerak dari hal yang ada di luar sastra untuk membicarakan
sastra. Kedua, pendekatan yang bertolak dari teks.Teks dianalisis, kemudian
dipergunakan untuk memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang ada di luar
sastra (Damono, 1984:2). Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra
dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu
mencerminkan kenyataan.Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas,
yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya
sastra.
METODE
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode
deskriptif mengkaji hal yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta
atau fenomena yang secara empiris hidup pada kenyataannya. Menurut Moleong
(2002:6) mengatakan bahwa dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Metode deskriptif
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai hasil analisis data. Dengan
demikian penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan untuk memberikan gambaran
tentang nilai-nilai yang tercermin di dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya
Tere Liye. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Hafalan Shalat Delisa
karya Tere Liye diterbitkan oleh Republika tahun 2005 dengan tebal 270 halaman
dan memuat 20 episode yaitu: (1) Shalat Lebih Baik dari Tidur, (2) Kalung
Separuh Harga, (3) Jembatan Keledai, (4) Delisa Cinta Ummi Karena Allah, (5)
26 Desember 2004 Itu!, (6) Berita-Berita di Televisi, (7) Burung-Burung
Pembawa Buah, (8) Hidayah Itu Akhirnya Datang, (9) Mereka Semua Pergi, (10)
Kalung yang Indah Itu, (11) Pertemuan, (12) Pulang ke Lhok Nga, (13) Hari-Hari
Berlalu Cepat, (14) Delisa Cinta Abi Karena Allah, (15) Negeri-Negeri Jauh, (16)
Ibu Kembali, (17) Ajarkan Kami Arti Ikhlas!, (18) Ajari Kami Arti Memahami!,
(19) Hafalan Shalat Delisa, (20) Epilog.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik studi
dokumenter. Teknik dokumenter ini dilakukan dengan cara menelaah karya sastra
yang menjadi sumber data dalam penelitian, sumber data yang digunakan peneliti
adalah novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Alat penggumpulan data
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri . selain itu digunakan juga kartu
pencatat untuk hasil analisis sebagai bantuan, mengingat adanya keterbatasan
peneliti dalam mengingat berbagai hal.
Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini yaitu
membaca intensif keseluruhan novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye
maksudnya membaca yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus menerus
khususnya dalam membaca novel Hafalan Sholat Delisa karya Tere Liye,
mengklasifikasikan data sesuai dengan permasalahan penelitian, menganalisis
data-data yang ada sesuai dengan masalah penelitian, menjelaskan data dengan
cara mendeskripsikannya, dan menyimpulkan hasil analisis data. Teknik analisis
data dalam penelitian ini antara lain: (1) menganalisis dan menginterpretasi data
hubungan manusia dengan Tuhan yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat
Delisa karya Tere Liye, (2) menganalisis dan menginterpretasi data hubungan
5. 5
manusia dengan manusia yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa
karya Tere Liye, (3) menganalisis dan menginterpretasi data hubungan manusia
dengan alam yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye,
(4) menyimpulkan hasil analisis data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye nilai hubungan manusia
dengan Tuhan tersebut dapat dilihat dari tindakan dan perilaku para tokoh dalam
menjalani kehidupannya. Nilai-nilai tersebut yaitu aqidah (iman) syariah (ibadah).
Nilai Aqidah (iman) meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman
kepada kitab Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada takdir. Sedangkan
syariah (ibadah) meliputi perintah mengerjakan shalat dan berdoa kepada Allah.
Iman kepada Allah merupakan ajaran yang paling pokok yang mendasari
seluruh ajaran Islam. Dalam novel ini terdapat keimanan kepada Allah yang
tertuang dalam bacaan Bismillah. Bacaan Bismillah sangat mudah diucapkan,akan
tetapi keistimewaan dan keutamaannya sangat besar.
“Delisa mendekati Ummi. Membuka setorannya pagi ini. Ummi menunggu.
Delisa mulai membaca Ta’awudz dan bismillah pelan sambil memperbaiki
kerudung birunya.” (h.6)
Kutipan di atas melukiskan seorang anak yang bernama Delisa mencoba
untuk memenuhi kewajibannya mengaji (membaca Alquran) yang didampingi
oleh ibunya.Kata “membuka setorannya” dalam kutipan di atas memiliki makna
melanjutkan membaca Alquran yang belum diselesaikan pada hari-hari
sebelumnya. Kata tersebut bukanlah memiliki makna material atau uang, tetapi
suatu kewajiban melanjutkan membaca bacaan Alquran yang belum tuntas
dibimbing sang Ibu setiap pagi hari.
Seorang mukmin harus percaya bahwa Allah SWT menciptakan malaikat
yang tidak pernah tidur dan tidak pernah makan dan minum, yang selalu bekerja
sesuai tugasnya masing-masing. Ajaran keimanan kepada Malaikat dalam novel
Hafalan Shalat Delisa tertuang dalam dialog sebagai berikut.
“ …. Nanti bangunnya insya Allah nggak susahlagi....
Ada malaikat yang membangunkan Delisa.”(h.7)
Kutipan di atas melukiskan kepercayaan bahwa adanya malaikat yang selalu
senantiasa menyertai dan mengingatkan untuk melaksanakan perintah Allah. Pada
kalimat “…. Nanti bangunnya insya Allah nggak susahlagi....Ada malaikat yang
membangunkan Delisa” bermakna rasa percaya bahwa malaikat selalu ada dan
tidak pernah lupa mengingatkan Delisa untuk melaksanakan kewajibannya
melaksanakan perintah Allah SWT. Rasa yakin terlihat ketika ada mengucapkan
kata insya Allah yang bermakna hal itu akan terjadi karena kehendak Allah
Firman Tuhan tertuang di dalam kitab suci.Sebagai umat beragama, kita
wajib mengimaninya sesuai dengan agama yang kita anut. Umat muslim percaya
akan firman Tuhan yang tertulis di dalam Alquran. Alquran diturunkan agar umat
muslim mampu mengambil pelajaran di dalamnya, dengan cara membaca,
memaknai, dan yang terpenting adalah mengamalkannya dalam kehidupan.
Alquran akan menguatkan umat muslim dalam menghadapi berbagai
6. 6
permasalahan hidup. Ajaran iman kepada firman Tuham dalam Alquran tertuang
dalam dialog sebagai berikut.
“Ummi sedang mengajar mengaji Cut Aisyah dan Cut Zahra.
Sedangkan Fatimah membaca Alquran sendiri. Tidak lagi diajari Ummi.”
(h.5)
Kutipan di atas melukiskan kewajiban setiap umat muslim untuk membaca,
memahami, dan mengajarkan kepada orang lain tentang firman Tuhan yang
tertuang di dalam Alquran. Sebaik-baiknya umat muslim adalah orang yang
mempelajari Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain. Hal inilah yang
dilakukan oleh Ummi kepada anak-anaknya.Ummi menuntun anak-anaknya
membaca dan memahami Alquran dan kewajiban seorang anak dalam membaca
dan memahami Alquran disertai merenungkan maknanya agar mereka mengetahui
perintah-perintahNya dan larangan-laranganNya.
Seorang muslim harus beriman kepada Nabi dan Rasul yang telah diutus
oleh Allah SWT. Baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan.
Seorang muslim juga wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat, kelebihan
dan keistimewaannya.
“Sekarang Ustadz sedang bercerita soal bagaimana
khusyuknya shalat Rosul dan sahabat-sahabatnya dulu.” (h. 40)
Kutipan di atas melukiskan seorang ustadz mengajarkan murid-muridnya
tentang ketaatan dalam menjalankan perintah Tuhan dengan cara menceritakan
rasul dan sahabat-sahabatnya pada saat menjalankan shalat. Dengan bercerita,
apalagi bila disampaikan dengan gaya bahasa yang sederhana maka anak-anak
akan cenderung lebih mudah memahami bagaimana riwayat hidup Rasul. Dengan
pemahaman tersebut, anak-anak juga dengan lebih mudah mengimani teladan
Rasul dan orang tua tidak perlu bersusah payah mengajarkan anak-anak dengan
bahasa yang terlalu rumit.
Takdir atau ketentuan Allah atas hamba-Nya dalam Islam menempati posisi
sentral karena termasuk salah satu rukun iman. Allah telah mengetahui apa yang
akan terjadi di dunia dan akhirat. Tiada yang tersembunyi dari Allah sekalipun itu
belum terjadi. Percaya kepada takdir dalam novel Hafalan Shalat Delisa terdapat
dalam penggalan dialog berikut.
“Prajurit Smith mengerti….
Tak ada gunanya menyesali semua takdir Tuhan atas anak dan istrinya.Tak
ada gunanya menyalahkandiri sendiri atas kejadian tersebut. Apalagi sumpah
serapah dan berbagai kemarahan-kemarahan yang tidak jelas lainnya.” (h.113-
114)
Kutipan di atas melukiskan seorang Prajurit Smith sadar bahwa dia tidak
boleh mengingkari takdir. Dia yang sebelumnya membenci takdir hidupnya atas
kehilangan anak dan istrinya menjadi percaya bahwa itu semua adalah takdir yang
telah digariskan Tuhan kepadanya. Dia sadar bahwa apa yang dia lakukan selama
ini salah. Berkat kesadarannya akan adanya takdir, maka dia tidak lagi
menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa dirinya, bahkan dia
7. 7
tidak mau lagi mengeluarkan sumpah serapah atau kemarahan-kemarahan yang
tidak masuk akal.
Hubungan manusia dengan manusia sangat berperan penting dalam
kehidupan. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia harus mempunyai
akhlak yang baik dalam diri sendiri maupun dalam hal bersosialisasi. Praktik
pelaksanaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari berpedoman kepada Alquran dan
sunah. Nilai-nilai tersebut yaitu tolong menolong, kasih sayang, kepedulian
terhadap sesama, pengorbanan, dan gotong royong.
Islam bukanlah agama yang mengedepankan dimensi vertikal semata
(hubungan dengan Allah) dan melupakan persoalan-persoalan duniawi. Islam
sangat memperhatikan dimensi horizontal antarmanusia (hubungan manusia
dengan manusia), antara lain ditunjukkan oleh sikap tolong menolong. Dalam
interaksi sosialnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Dalam novel Hafalan Shalat Delisa sikap tolong menolong ini tertuang
dalam kutipan sebagai berikut.
“Sersan Ahmed dengan tampang dingin menatap tajam seluruh anak
buahnya. Tugas mereka berbeda sekali hari ini. Tidak menyerbu musuh.
Tidak menghabisi benteng kokoh pertahanan penjahat. Tidak juga
meluluh-lantakkan gedung-gedung yang dianggap sarang gembong mafia
narkoba Amerika Selatan.
Bahkan sersan Ahmed tidak tahu bagaimana cara terbaik
menghadapi musuh mereka sekarang. Musuh mereka adalah menyisir kota
untuk mengevakuasi mayat; menyelamatkan segera orang-orang yang
masih bernafas. Musuh yang menyedihkan, memilukan hati.” (h.99-100)
Kutipan tersebut melukiskan tugas seorang tentara bukan hanya sebagai
aparat negara melainkan juga bertugas membantu orang lain yang terkena bencana
karena tentara juga merupakan bagian dari masyarakat yaitu sebagai makhluk
sosial. Sebagai bagian dari masyarakat, para tentara menjalankan misi
kemanusiaan membantu penanganan bencana alam tsunami.
Pergaulan antarsesama harus diikat dengan rasa kasih sayang, karena rasa
kasih sayang akan menghilangkan atau menghapus rasa asing satu sama
lainnnya.Adanya rasa kasih sayang dapat meringankan tangan dan kaki untuk
berbuat, menggembirakan hati, memperbesar minat dan kemauan, serta
mempengaruhi sikap kita terhadap orang lain.Adapun kutipan-kutipan yang
menunjukan hubungan kasih sayang adalah sebagai berikut.
“Delisa bangun, Sayang…. Shubuh!” Fatimah, sulung berumur lima belas
tahun membelai lembut pipi Delisa. Tersenyum berbisik.
“Delisa masih tidur, kak Fatimah…” Delisa menceracau menggeliat menarik
selimutnya.
“Aduh, orang tidur kok masih bisa ngomong” Fatimah tertawa menggoda.
“Kak Fatimah ganggu saja… Delisa masih ngantuk!”Delisa bandel menarik
bantal.Di taruh tersebut kepala.Malas mendengar suara tertawa Kak Fatimah.
“Nanti Kak Fatimah gelitik, ya! Kalau nggak bangun-bangun…” Jari-jari
Fatimah menjulur mengancam...“Iya Delisa bangun, nih!” sebel sekali suara
Delisa terdengar.Ia memandang kakak-kakaknya sirik. (h. 2)
8. 8
Kutipan di atas melukiskan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.
Dengan penuh kasih sayang Fatimah kakak pertama Delisa membangunkan Delisa
dari tidurnya untuk melaksanakan shalat subuh. Fatimah membangunkan Delisa
dengan sabar walaupun Delisa susah sekali bangunnya.
Orang yang memiliki kepedulian terhadap sesuatu bermakna memiliki
tanggung jawab. Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah
keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani
menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Orang yang
demikian akan berusaha melalui potensi dirinya dengan rasa penuh tanggung
jawab, ia mau berkorban demi kepentingan orang lain.Adapun kutipan-kutipan
yang menunjukan hubungan kepedulian terhadap sesama adalah sebagai berikut.
Anak-anak berebut masuk kelas. Ummi menunggu dari luar, berbincang
dengan Ummi Tiur, menanyakan kesehatannya; menjanjikan akan menyuruh
Fatimah mengantarkan sweater tebal untuk Ummi Tiur. (h. 64)
Kutipan di atas melukiskan rasa kepedulian terhadap sesama dalam bentuk
perhatian.Dalam kutipan tersebut tampak ada dua orang tua yang sedang
menunggu anak-anaknya di sekolah.Sambil menunggu, Ummi Delisa mengajak
Ummi Tiur untuk berbincang-bincang sambil menanyakan kesehatan Ummi
Tiur.Perhatian Ummi Delisa tampak ketika Ummi menanyakan kesehatan Ummi
Tiur.Setelah dia tahu kondisi Ummi Tiur, dia pun langsung berjanji untuk
mengantarkan sweater tebal untuk Ummi Tiur.Pemberian jaket dimaksudkan
supaya Ummi Tiur bisa cepat sehat dan tidak kedinginan pada saat menunggu
anaknya keluar kelas.
Menurut Martono (2009:264) pengorbanan berasal dari kata korban,
maknanya memberi secara ikhlas: harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan
mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi
kesetiaan. Adapun kutipan yang menunjukan pengorbanan adalah sebagai berikut.
Abi juga memutuskan berhenti dari kapal tanker. Sekarang mengerjakan
banyak hal di sini. Tidak jauh dengan pekerjaan Abi dulu. Membantu sukarelawan
yang mengurusi gardu listrik, alat pemancar, mesin-mesin umum dan lain
sebagainya. (h. 172)
Kutipan di atas melukiskan pengorbanan Abi yang memutuskan berhenti
dari pekerjaannya di kapal tanker dan berkorban menjadi sukarelawan. Abi Juga
merasa jika dia tetap bekerja, maka Delisa tidak ada yang menjaganya di Lhok
Nga, selain itu banyak juga pekerjaan yang bisa Abi lakukan di Lhok Nga demi
membantu korban-korban yang terkena bencana.Misalnya Abi membantu
mengurusi gardu listrik, alat pemancar, mesin-mesin umum dan lain sebagainya.
Abi melakukan semua itu untuk membangun desanya agar cepat kembali normal,
sehingga bekas-bekas kesedihan sudah tidak tampak lagi. Supaya semua orang
bisa melanjutkan hidup untuk ke depannya dengan baik dan tidak trauma dengan
bencana yang telah terjadi, serta mengambil pelajaran dari bencana yang telah
terjadi.
Gotong royong akan terlaksana jika ada rasa tanggung jawab.
Teuku Dien, Koh Acan, dan beberapa penduduk lain juga melakukan hal
yang sama seperti Abi. Bergotong royong membangun rumah mereka kembali. (h.
171)
9. 9
Kutipan di atas melukiskan kegiatan gotong royong yang dilaksanakan oleh
masyarakat yang terkena bencana. Kata bergotong royong mengandung makna
saling membantu untuk membangun desa mereka. Pada kalimat tersebut, Teuku
Dien, Koh Acan dan penduduk lainnya bersama-sama membangun kembali rumah
mereka, mereka saling membantu untuk membuat rumah tempat tinggal, agar
tidak berlama-lama berada di tenda darurat, tenda yang telah disediakan
pemerintah untuk korban bencana tsunami yang masih selamat. Agar mereka
cepat memulai kembali hidup ini dan melupakan semua yang telah hilang. Mereka
saling membantu dan memberi semangat, menjadi satu keluarga yang saling
memberi dan menerima.
Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan yang sangat akrab.
Hal ini disebabkan manusia hidup tergantung kepada alam. Alam membawa
berkah untuk manusia di muka bumi ini. Manusia wajib menjaga dan melestarikan
alam sehingga alam pun menjadi bersahabat kepada manusia. Dalam penelitian ini
ditemukan (1) manusia yang menjaga kelestarian alam (2) manusia yang tidak
menjaga kelestarian alam.
Manusia menjaga kelestatian alam dapat dilakukan dengan cara tidak
merusak alam, menjaganya, dan berusaha memperbaiki kerusakan alam. Dalam
novel Hafalan Shalat Delisa tergambar hubungan antara manusia dengan alam
dalam hal menjaga kelestarian alam yang terdapat pada kutipan sebagai berikut.
“Lhok Nga menggeliat dalam remang. Cahaya matahari menyemburat dari
balik bukit yang memagari kota. Orang-orang sudah dari tadi kembali dari
meunasah. Orang-orang beranjak mulai mengukir hari. Yang berdagang pergi ke
pasar, membuka toko-toko. Yang bekerja di kantoran mandi bersiap diri. Yang
sekolah menyiapkan buku-buku dan peralatan lainnya.” (h.30)
Kutipan di atas melukiskan masyarakat Lok Nga yang masih menjaga
keindahan bukit sehingga bukit tersebut masih terlihat asri dan dapat melindungi
kota dari sinar matahari secara langsung. Bukit yang masih asri adalah contoh dari
persahabatan manusia dengan alam, sehingga alampun ikut menjaga manusia dari
cuaca atau bencana alam yang dapat merugikan manusia. Hal ini berbanding
terbalik dengan keadaan bukit di daerah-daerah kota pada umumnya yang sering
dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu yang malah
merusak alam dan pada akhirnya berdampak negatif bagi manusia yang tinggal di
sekitar bukit tersebut. Alam memiliki hubungan erat dengan kelangsungan hidup
manusia, kepunahan dan kelestariannya terletak di tangan manusia. Jadi
keindahan alam itu tergantung dari manusia.
Manusia yang mempunyai hasrat menguasai alam terkadang lupa untuk
bersahabat dengan alam. Manusia hanya memanfaatkan alam untuk kepentingan
pribadi atau golongan, atau mengeksploitasi alam tanpa memikirkan dampak
negatifnya terhadap lingkungan. Dalam novel Hafalan Shalat Delisa tergambar
akibat yang di dapat manusia yang tidak menjaga kelestarian alam.
“Gelombang tsunami sudah menghantam bibir pantai Lhok Nga. Orang-
orang yang di pagi Ahad biasanya duduk-duduk menikmati hari di pasir pantai
berteriak terperanjat. Terkejut melihat betapa dahsyatnya ombak yang tiba.” (h.
70)
10. 10
Kutipan di atas melukiskan tempat tinggal manusia yang terlalu dekat
dengan pantai sehingga ketika bencana datang maka manusia akan kesulitan untuk
menyelamatkan diri. Tidak hanya itu, manusia juga lupa untuk menjaga
kelestarian alam di sekitar pantai dengan sembarangan menebang pohon tanpa
menanamnya kembali. Manusia seharusnya memagari pantai dengan menanam
pohon-pohon yang menyerap air dan menahan ombak agar tidak terjadi erosi di
sekitar bibir pantai. Jika bibir pantai dipagari dengan pohon-pohon seperti pohon
bakau dan lain sebagainya, maka ketika terjadi bencana tsunami, ombak akan
terlebih dahulu menghantam pohon-pohon sehingga manusia masih sempat
menyelamatkan diri. jadi, manusia harus menyatu dengan alam supaya dapat
terjadi keseimbangan antara alam dengan manusia.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye nilai hubungan manusia
dengan Tuhan tersebut dapat dilihat dari tindakan dan perilaku para tokoh dalam
menjalani kehidupannya. Nilai-nilai tersebut yaitu aqidah (iman) (ibadah). Nilai
Aqidah (iman) meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada
kitab Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada takdir. Sedangkan syariah
(ibadah) meliputi perintah mengerjakan shalat dan berdoa kepada Allah.
Hubungan manusia dengan manusia sangat berperan penting dalam
kehidupan. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia harus mempunyai
akhlak yang baik dalam diri sendiri maupun dalam hal bersosialisasi. Praktik
pelaksanaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari berpedoman kepada Alquran dan
sunah. Nilai-nilai tersebut yaitu tolong menolong, kasih sayang, kepedulian
terhadap sesama, pengorbanan, dan gotong royong.
Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan yang sangat akrab.
Hal ini disebabkan manusia hidup tergantung kepada alam. Alam membawa
berkah untuk manusia di muka bumi ini. Manusia wajib menjaga dan melestarikan
alam sehingga alam pun menjadi bersahabat kepada manusia. Dalam penelitian ini
ditemukan (1) manusia yang menjaga kelestarian alam (2) manusia yang tidak
menjaga kelestarian alam.
Saran
Beberapa saran berikut dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi
pihak-pihak terkait. Siswa hendaknya dalam membaca novel memperhatikan
nilai-nilai positif antara lain tentang semangat, tekad, perilaku pantang menyerah
untuk selalu memperjuangkan cita-cita dan jangan mencontoh apabila novel
tersebut mempunyai nilai yang negatif. Guru dapat menjadikan novel “Hafalan
Shalat Delisa” sebagai bahan ajar dalam mengajarkan materi tentang nilai-nilai
yang berhubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama
manusia dan manusia dengan alam. Dalam novel “Hafalan Shalat Delisa”
terdapat nilai-nilai kehidupan antara lain kebersamaan yang kental diikuti dengan
gotong-royong, kepedulian antasesama, kerja keras mereka dalam mendapatkan
penghidupan, dan saling menghormati antar sesama. Selain itu, novel Hafalan
Shalat Delisa adalah novel yang berkualitas untuk pembaca karena novel ini
11. 11
memiliki ragam persepsi apresiasi dari pembaca, sehingga ada baiknya jika
membaca novel tersebut.Peneliti selanjutnya hendaknya meneliti novel Hafalan
Shalat Delisa dengan pandangan dan pendekatan yang berbeda sehingga
penelitian tentang novel ini menjadi lengkap dan jelas.
DAFTAR RUJUKAN
Al-Quran Terjemahan. 2006. Jakarta: Pena PundiAksara.
http://rudien87.wordpress.com/2010/11/13/237/iman kepadamalaikat/ diunduh 28
Januari 2013.
http://en.wikipedia.org/wiki/Value_(personal_and_cultural),diunduh 27 Januari
2012).
Koentjaraningrat.1994. KebudayaanMentalisdan Pembangunan.Jakarta:
Gramedia.
Liye, Tere. 2011. HafalanSholatDelisa. Jakarta: Republika.
Martono. 2009. Ekspresi Puitik Puisi Munawar Kalahan Suatu Kajian
Heremeneutika. Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Moleong, Lexy. 2007. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakary.
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. TeoriPengkajianFiksi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Z.F. Zulfahnur, dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek
Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 1996/1997.