SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 59
ASUHAN POSTNATAL
DI KOMUNITAS
Astri Cahyani (P 272 240 12 132)
Claudia Fembi P.K. (P 272 240 12 134)
Desy Karunia P. (P 272 240 12 135)
Dian Ratnasari (P 272 240 12 136)
Dyah Ayu K.S. (P 272 240 12 137)
Eka Oktaverah (P 272 240 12 138)
Dosen Pembimping : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
REGULER / SMT 4
PENDAHULUAN
• Asuhan ibu postpartum adalah
suatu bentuk manajemen kesehatan yang
dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat.
• Asuhan kebidanan di komunitas adalah
pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak
hanya kepada ibu nifas akan tetapi juga
melibatkan seluruh keluarga dan anggota
masyarakat di sekitar ibu nifas. Asuhan ini
merupakan kelanjutan asuhan dari rumah
sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.
Standar Pelayanan Minimal
Asuhan Postnatal
• Alat
Alat yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan harus steril dan bersih
• Tempat
Di Rumah Bidan :
1. Ruang periksa mempunyai luas minimal 2x3 meter
2. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang
periksa, ruang administrasi / kegiatan lain sesuai
kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi / WC masing-
masing 1 buah
3. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan
Di Rumah Pasien :
Sesuai dengan keadaan rumah pasien, diusahakan
ruangan yang digunakan pasien bersih dan nyaman
Lanj. ...
• Standar Pelayanan
1. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
2. Standar 14 : Penanganan pada 2 Jam
Pertama Setelah Persalinan
3. Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi
pada Masa Nifas
Standar 13
Perawatan Bayi Baru Lahir
• Tujuan
Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
dimulainya pernafasan serta mencegah
hipotermi, hipoglikimia, dan infeksi.
• Pernyataan Standar
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir
untuk memastikan pernafasan spontan
mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk
sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah atau menangani hipotermia.
• Prasyarat
1. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil
untuk mendampingi persalinan dan memberikan
perawatan bayi baru lahir dengan segera.
2. Bidan sudah terlatih dan terampil untuk :
i. Memeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan
menggunakan skor Apgar.
ii. Menolong bayi untuk memulai terjadinya
pernafasan dan melakukan resusitasi bayi baru
lahir
iii. Mengenal tanda – tanda hipotermi dan dapat
melakukan tindakan yang tepat untuk mencegah
dan menangani hipotermi.
iv. Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir.
v. Mengenali tanda – tanda hipoglikemia dan
melakukan penatalaksanaan yang tepat jika
hipoglikeia terjadi.
3. Tersedianya perlengkapan dan peralatan untuk
perawatan yang bersih dan aman bagi bayi baru lahir ,
seperti air bersih, sabun , 2 handuk atau kain hangat
yang bersih ( satu untuk mengeringkan bayi, yang lain
untuk menyelimuti bayi), gunting steril/ DTT untuk
memotong tali pusat, 2 klem steril / DTT, benang
steril/DTT ( atau klem ) untuk mengikat tali pusat,
sarung tangan bersih/DTT, termometer bersih/DTT,
bola karet penghisap atau penghisap DeLee yang di
DTT, timbangan bayi dan pita pengukur yang bersih.
4. Obat salep mata: tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5%
5. Kartu Ibu, Kartu Bayi dan buku KIA
6. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan
bayi baru lahir yang efektif.
• Hasil yang diharapkan
1. Bayi baru lahir dengan kelainan atau
kecacatan dapat segera menerima
perawatan yang tepat
2. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan
yang tepat dan dapat bernapas dengan
baik
3. Penurunan angka kejadian hipotermi
• Proses
Bidan harus :
1. Menggunakan sarung tangan bersih/DTT sebelum
menangani bayi baru lahir.
2. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat ( ruangan
harus hangat untuk mencegah hiportermia pada bayi
baru lahir).
3. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi , letakkan
diperut ibu, dan segera keringkan bayi . Dengan
handuk bersih yang hangat setelah bayi kering,
selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan
handuk baru yang bersih dan hangat. ( Riset
menunjukkkan bahwa 90% bayi baru lahir mengalami
perubahan dari kehidupan intrauteriin menjadi
ekstrauterine dengan pengeringan dan stimulasi.
Penghisapan lendir rutin tidak perlu dan mungkin
membahayakan ).
4. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas/ menangis sebelum menit pertama nilai APGAR,
jika bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan,
hisap mulut dan hidung bayi secara hati – hati
menggunakan bola karet penghisap atau penghisap DeLee
yang di DTT.
5. Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan
walaupun sudah dilakukan pengeringan, stimulasi atau
penghisapan lendir dengan hati – hati, mulai lakukan
resusitasi bayi baru lahir untuk menangani asfiksia ( lihat
standart 24 ).
6. Jika bayi menangis atau bernafas, lakukan pemeriksaan
nilai APGAR pada menit pertama setelah lahir.
7. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusatnya di klem di
dua tempat menggunakan klem steril/DTT, lalu potong
diantara kedua klem dengan gunting tajam steril/DTT.
( ikuti langkah penataksanaan aktif persalinan
kala tiga, standar 11).
8. Pasang benang /klem tali pusat
9. Bayi harus tetap diselimuti dengan baik, anjurkan ibu
untuk memeluk bayinya dan segera mulai menyusui.
( Riset menunjukkan pemberian ASI dini penting
untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kontak kulit
ibu dan bayi juga merupakan cara yang baik untuk
menjaga pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir.
Pastikan, jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimuti
bayi dengan handuk yang bersih dan hangat. Tutupi
kepala bayi dengan baik untuk mencegah kehilangan
panas).
10. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan
bayi secara umum dengan menggunakan skor APGAR.
11. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi
setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil.
12. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan
menggunakan termometer yang diletakkan diketiak
( Jangan masukkan termometer ke anus bayi, hal ini
merupakan prosedur yang tidak perlu dan dapat
membahayakan bayi). Bila suhu bayi kurang dari 36°C atau
jika tubuh atau kaki bayi teraba dingin, maka segera
lakukan penghangatan tubuh bayi. Amati suhu tubuh bayi
setiap jam sampai suhunya normal dan stabil.
13. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari
kemungkinan adanya kelainan. Periksa anus dan daerah
kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini dengan cepat agar bayi
tidak kedinginan, ibu hendaknya menyaksikan pemeriksaan
tersebut.
14. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat
agar bayi tidak mengalami hipotermi.
15. Tetap selimuti bayi pada saat ditimbang, meletakkan bayi
pada timbangan yang dingin akan menyebabkan kehilangan
panas. Berat yang tercatat kemudian dapat disesuaikan
dengan mengurangi jumlah berat handuk/kain
tersebut.
16. Setelah memeriksa dan mengukur bayi, selimuti dengan baik,
pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan berikan bayi kembali
untuk dipeluk ibu. Hal ini merupakan cara yang sangat baik untuk
mencegah hipotermi.
17. Cuci tangan lagi dengan sabun, air dan handuk yang bersih.
Dalam waktu satu jam setelah kelahiran, berikan salep/obat tetes
mata pada mata bayi baru lahir, untuk mencegah oftalia
neonatorum: salep mata tetrasiklin 1%, larutan Perak Nitrat 1%
dan Eritromisin 0.5%. Biarkan obatnya tetap dimata bayi, jangan
dibersihkan salep/obat tetes mata yang berada disekitar mata.
18. Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. Riset
menunjukan bahwa memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam
pertama setelah kelahiran adalah penting untuk keberhasilan
awal pemberian ASI. Kolustrum, ASI pertama, penting karena
mengandung zat kekebalan untuk pencegahan infeksi dan
penyakit pada bayi baru lahir. Pemberian ASI dini akan
mencegah/ menangani hipoglikemia pada bayi baru lahir.
19. Hindari pemberian susu formula pada bayi baru
lahir, hal ini tidak perlu dan mungkin membahayakan.
20. Tunggu 6 jam, atau lebih, setelah kelahiran bayi
sebelum memandikannya , tunggu lebih lama jika bayi
mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuh
bayi sebelum memandikannya, suhu tubuh bayi baru
lahir harus antara 36-37°C. Gunakan air hangat untuk
memandikan bayi dan pastikan ruangan hangat.
Mandikan bayi dengan cepat dan segera keringkan
bayi dengan handuk besih, hangat dan kering untuk
mencegah kehilangan panas tubuh yang berlebihan.
21. Kenakan baju yang bersih dan selimuti bayi dengan
handuh/kain yang hangat dan bersih.
22. Periksa apakah bayi baru lahir mengeluarkan
urine dan mekonium dalam 24 jam pertama
kehidupannya, catat waktu pengeluaran urine
dan mekonium. Mintalah ibu memperhatikannya
bila persalinan berlangsung dirumah. Bila dalam
24 jam bayi tidak mengeluarkan urine dan
mekonium, segera rujuk ke Puskesmas atau
rumah sakit.
23. Lakukan pencatatan semua temuan dan
perawatan yang diberikan dengan cermat dan
lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu bayi.
24. Rujuk segera ke puskesmas atau rumah sakit
yang tepat jika ditemukan kelainan dari normal.
INGAT !!!
• Jaga agar bayi tetap hangat
• Jika bayi tidak bernafas atau menangis spontan setelah
pengeringan dan stimulasi, bersihkan jalan nafas bayi
dengan hati – hati mengunakan penghisap DeLee atau
bola karet penghisap yang sudah di DTT, jika bayi tetap
tidak dapat bernafas dengan teratur atau menangis,
mulai langkah resusitasi bayi baru lahir ( standart 24 ).
• Berikan ASI secepatnya, dalam waktu satu jam pertama
setelah lahir.
• Berikan salep/obat tetes mata pada kedua mata bayi
untuk mencegah oftalmia neonatorum dalam waktu
satu jam setelah kelahiran.
• Rujuk segera bila dalam 24 jam pertama bayi
tidak mengeluarkan urine dan mekonium.
• Tindakan yang tidak dianjurkan dan akibat yang
ditimbulkannya:
a) Menepuk bokong menyebabkan Trauma dan melukai
b) menekan rongga dada menyebabkan fraktur,
pneumotoraks, gawat nafas, dan kematian
c) Menekan paha ke perut menyebabkan bayi Ruptura
hati / limpa, perdarahan Mendilatasi sfingterani
(Robek atau luka pada sfingter)
d) Kompres diingin / panas menyebabkan hipotermi,
luka bakar
e) Meniupkan oksigen atau udara dingin ke muka atau
tubuh bayi menyebabkan hipotermi.
Standart 14
Penanganan Pada Dua Jam Pertama
Setelah Persalinan
• Tujuan : Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang
bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk
memulihkan kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan
sayang ibu dan sayang bayi. Memulai pemberian ASI dalam
waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung
terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya.
• Pernyataan Standar
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan,
serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu,
bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang
mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu
untuk memulai pemberian ASI.
• Prasyarat
1. Ibu dan bayi dijaga oleh bidan terlatih selama dua jam
sesudah persalinan dari jika mungkin bayi tetap bersama
ibu.
2. Bidan terlatih dan terampil dalam memberikan
perawatan untuk ibu dan bayi segera setelah persalinan,
termasuk keterampilan pertolongan pertama pada
keadaan gawat darurat.
3. Ibu didukung / dianjurkan untuk menyusui dengan ASI
dan memberikan kolustrum.
4. Tersedia alat perlengkapan, misalnya untuk
membersihkan tangan yaitu air bersih, sabun dan handuk
bersih, handuk / kain bersih untuk menyelimuti bayi,
pembalut wanita yang bersih, pakaian kering dan bersih
untuk ibu, sarung atau kain kering dan bersih untuk alas
ibu, kain / selimut yang kering untuk menyelimuti ibu,
sarung tangan DTT, tensimeter air raksa, stetoskop dan
termometer.
5. Tersedianya obat – obatan oksitosika, obat
lain yang diperlukan dan tempat
penyimpangan yang memadai.
6. Adanya sarana pencatatan: partograf, Kartu
Ibu, Kartu Bayi, Buku KIA
7. Sistem rujukan untuk perawatan
kegawatdaruratan obstetri dan
keggawatdaruratan bayi baru lahir yang
efektif.
• HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Komplikasi segera dideteksi dan dirujuk
2. Penurunan kejadian infeksi nifas dan
neonatal
3. Penurunan kematian akibat perdarahan
postpartum primer
4. Pemberian ASI dimulai dalam 2 jam pertama
sesudah persalinan
• Proses
Bidan harus :
1. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
memberikan perawatan pada ibu dan bayi baru lahiir.
Menggunakan sarung tangan bersih pada saat
melakukan kontak dengan darah atau cairan tubuh.
2. Mendiskusikan semua pelayanan yang diberikan
untuk ibu dan bayi dengan ibu, suami dan
keluarganya.
3. Segera setelah lahir ,nilai keadaan bayi ,letakkan
diperut ibu ,dan segera keringkan bayi dengan handuk
bersih yang hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi
dengan handuk baru yang bersih dan hangat. Bila bayi
bernafas / menangis tanpa kesulitan , dukung ibu
untuk memeluk bayinya ( lihat standart 13 ).
4. Sangat penting untuk menilai keadaan ibu beberapa kali selama 2
jam pertama setelah persalinan . Bidan berada bersama ibu dan
melakukan pemeriksaan ini, jagan pernah meninggalkan iibu
sendirian sampai paling sedikit 2 jam setelah persalinan dan
kondisi ibu stabil.
Lakukan penatalaksanaan yang tepat persiapkan rujukan jika
diperlukan.
a. Melakukan penilaian dan masase fundus uteri setiap 15 menit
selama satu jam pertama setelah persalinan , kemudian setiap 30
menit selama satu jam kedua persalinan. Pada saat melakukan
masase uterus, perhatikan berapa banyyak darah yang keluar dari
vagina. Jika fundus tidak terraba keras, terus lakukan masase pada
daerah fundus agar berkontraksi . periksa jumlah perdarahan yang
keluar dari vagina. Periksa perinieum ibu apakah membengkak,
hematoma, dan berdarah dari tempatnya perlukaan yang ssudah
dijahit setiap kali memeriksa perdarahan funddus dan vagina.
b. Jika terjadi perdarahan, segera lakukan tindakan sesuai
dengan standar 21. Berbahaya jika terlambat
bertindak.
c. Periksa tekanan darah dan nadi ibu setiap 15 menit
selama 1 Jam pertama setelah persalian, dan setiap 30
menit selama 1 jam kedua setelah persalinan ( jika
tekanan darah ibu naik, lihat standar 17 ).
d. Lakukan palpasi kandung kemih ibu 15 menit selama
satu jam pertama setelah persalinan dan kemudian
setiap 30 menit selama satu jam kedua setelah
persalinan. Bila kandung kemih penuh dan meregang
mintalah ibu untuk b.a.k jangan memasang kateter
kecuali ibu tidak bisa melakukanya sendiri. ( retensi
urine dapat menyebabkan perdarahan uterus).
Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam
pertama sesudah melahirkan.
• e. Periksa suhu tubuh ibu beberapa saat
setelah persalinan dan sekali lagi satu jam
setelah persalinan. Jika suhu tubuh ibu > 38°C
, minta ibu untuk minum 1 liter cairan , jika
suhunya tetap > 38°C segera rujuk ibu ke
pusat rujukan terdekat ( Jika mungkin mual
berikan IV RL dan berikan ibu 1 gr amokxilin
dan ampisilin per oral )
5. Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui. (
lihat standar 10 & 13). Atur posisi bayi agar dapat
melekat dan menghisap dengan benar. ( Semua
ibu membutuhkan pertolongan untuk mengatur
posisi bayi, baik untuk ibu yang baru pertama kali
menyusui maupun ibu yang sudah pernah
menyusui).
6. Penggunaan gurita atau stagen harus ditunda
hingga 2 jam setelah melahirkan. Kontraksi uterus
dan jumlah perdarahan harus dinilai dan jika ibu
mengenakan gurita atau stagen hal ini sulit untuk
dilakukan.
7. Bila bayi tidak memperlihatkan tanda – tanda
kehidupan setelah dilakukan resisutasi, maka beritahu
orang tua bayi apa yang terjadi. Berikan penjelasan
secara sederhana dan jujur. Biarkan mereka melihat
atau memeluk bayii mereka. Beritahulah dengan
bijaksana dan penuh perhatian , biarkan orang tua
melakukan upacara untuk bayi yang meninggal sesuai
dengan adat istiadat dan kepercayaan mereka. Setelah
orang tua bayi mulai tenang , bantulah mereka dan
perlakukan bayi dengan baik dan penuh pengertian
terhadap kesedihan merreka.
8. Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan mengganti
pakaian. Ingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan
tubuh dan menganti kain pembalut secara teratur,
berikan penjelasan perubahan – perubahan yang
terjadi paskah persalinan.
9. Catat semua temuan dan tindakan dengan
lengkap dan seksama pada partograf, kartu ibu,
dan kartu bayi.
10. Sebelum meninggalkan ibu , bahaslah semua
bahaya potensial dan tanda – tandanya dengan
suami dan keluarga.
11. Pastikan bahwa ibu dan keluarganya
mengetahui bagaimana dan kapan harus
meminta pertolongan.
12. Jangan meninggalkan ibu dan bayi sampai
mereka dalam keadaan baik dan semua cataatan
lengkap. Jika ada hal yang mengkhawatirkan pada
ibu atau janin,lakukan rujukan puskesmas atau
rumah sakit.
Ingat !!!
• Jaga bayi agar tubuhnya tetap hangat dan tetap
berada bersama ibunya
• Semua bayi harus segera diberi ASI sesudah lahir
dan tidak melewati satu jam setelah persalinan
• Kolostrum mengandung zat yang sangat
diperlukan untuk melindungi bayi dari infeksi
• Periksa perdarahan, perineum, tanda-tanda vital,
uterus, dan kandung kemih secara teratur
• Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka
episiotomi secara teratur
Standart 15
Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas
• Tujuan
Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI
eksklusif
• Pernyataan Standar
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan
minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu
proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali
pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan
BBL pemberian ASI, imunisasi dan KB.
• Prasyarat
1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi
mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan
terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik
dirumah, puskesmas atau rumah sakit.
2. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :
 Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan
bayi dengan cara yang benar
 Membantu ibu untuk memberikan ASI
 Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu
dan bayi pada masa nifas
 Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan
kelahiran
3. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau
bekerja sama dengan juru imunisasi di puskesmas atau
fasilitas kesehatan terdekat
4. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpanan
vaksin dan tempat pembuangan benda tajam yang
memadai
5. Tersedianya tablet besi dan asam folat
6. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk
membersihkan tangan, yaitu sabun, air bersih, dan
handuk bersih, sarung tangan bersih/DTT
7. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu
KIA
8. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi
kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir berjalan
dengan baik.
• HASIL YANG DIHARAPKAN
1. Komplikasi pada masa nifas segera dirujuk untuk
penanganan yang tepat
2. Mendorong pemberian ASI eksklusif
3. Mendorong penggunaan cara tradisional yang
berguna dan menganjurkan untuk menghindari
kebiasaan yang merugikan
4. Menurunkan kejadian infeksi pada ibu dan bayi
5. Masyarakat semakin menyadari pentingnya
penjarangan kelahiran
6. Meningkatkan imunisasi pada bayi
• PROSES
Bidan harus :
1. Pada kunjungan rumah, menyapa ibu dan suami
/ keluarga nya denagn ramah
2. Menanyakan pada ibu dan suami/ keluarganya
jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu
dan bayinya.
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
memeriksa ibu dan bayi.
4. Memakai sarung tangan DTT/ bersih bila
melakukan kontak dengan darah atau cairan
tubuh
5. Periksa tanda – tanda vital ibu ( Suhu tubuh, nadi dan
tekanan darah ). Periksa payudara ibu, amati bila puting
retak, dan tanda – tanda atau gejala – gejala saluran ASI
yang tersumbat atau infeksi payudara. Periksa involusi
uterus ( Pengecilan uterus sekitar 2 cm / hari selama 8 hari
pertama ). Periksa lockea, yang ada pada hari ketiga
seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan pada
hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan berwarna
coklat, dan pada hari ke-8 - 10 menjadi sedikit dan
berwarna merah muda. Jika ada kelainan segera rujuk.
( Lihat daftar bahaya dan tanda – tandanya di akhir standar
ini ) jika dicurigai sepsis puerpuralis gunakan ( Standar 23 ).
Untuk penanganan perdarahan pasca persalinan gunakan
( Standar 22 ).
6. Tanyakan apakah ibu meminum tablet sesuai ketentuan
( Sampai 42 hari setelah melahirkan), dan apakah
persediaannya cukup.
7. Bila ibu menderita anemia semasa hamil atau
mengalami perrdarahan berat selama proses
persalinan periksakkan Hb pada hari ketiga. Nasehati
ibu supaya makan makanan yang bergizi dan berikan
tablet tambah darah.
8. Berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya
menjaga kebersihan diri, memakai pembalut bersih,
makanan bergizi , istirahat cukup dan cara merawat
bayi.
9. Cucilah tangan, lalu periksa bayi. Periksalah tali pusat
pada setiap kali kunjungan ( paling sedikit pada hari ke-
tiga , minggu kedua, dan minggu ke-enam ). Tali pusat
harus tetap kering. Ibu perlu diberitahu bahayanya
membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi. Misalnya :
minyak atau bahan lain. Jika ada kemerahan pada
pusat, perdarahan atau tercium bau busuk, bayi
segera dirujuk.
10. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan kepada
ibu pemberian ASI, misalnya bayi tidak mau
menyusu, waktu jaga, cara bayi menangis, berapa
kali buang air kecil, dan bentuk fesesnya.
11. Perhatikan warna kulit bayi, apakah ada ikterus
atau tidak. Ikterus pada hari ketiga postpartum
adalah ikterus fisiologis yang tidak memerlukan
pengobatan. Namun, bila ikterus terjadi sesudah
hari ketiga/kapan saja, dan bayi malas untuk
menyusu dan tampak mengantuk, maka bayi
harus segera dirujuk ke Rumah sakit.
12. Bicarakan pemebrian ASI dan bila mungkin
perhatikan apakah bayi menyusu dengan baik
( Amati apakah adda kesulitan atau masalah ).
13. Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI
ekkslusif sedikit 4 sampai 6 bulan. Bicarakan bahaya
pemberian unsur tambahan ( Susu formula, air atau
makanan lain ) sebelum bayi berumur 4 bulan
14. Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat
dimulai. Sebaiknya hal ini didiskusikan dengan
kehadiran suaminya.
15. Catat dengan tepat semua yang ditemukan.
16. Jika ada hal - hal yang tidak normal, segeralah
merujuk ibu dan / atau bayi ke puskesmas / rumah
sakit.
17. Jika ibu atau bayi meninggal, penyebab kematian
harus diketahui sesuai dengan standar
kabupaten/propinsi/nasional.
• HASIL PENELITIAN MEMBUKTIKAN
1. Memberikan makanan lain selain kolustrum
atau ASI membahayakan bayi.
2. Ibu yang baru bersalin harus menggunakan
pembalut yang bersih atau kain yang bersih
yang telah dijemur. Menjemur kain di bawah
sinar matahari dapat mengurangi bahaya.
3. Menggunakan minyak atau bahan – bahan
lain untuk tali pusat bayi adalah berbahaya
INGAT !!!!!
• Masa nifas merupakan kesempatan baik untuk
memberikan penyuluhan KB / penjarangan kelahiran,
tetapi hal ini harus disampaikan dengan hati– hati ,
ramah dan peka terhadap adat istiadat.
• Ibu dan bayi dalam masa nifas mudah terinfeksi ,
karena itu kebersihan diri, makanan bergizi dan
istirahat cukup sangatlah penting.
• Kelainan yang memerlukan rujukan harus mendapat
perhatian dengan cepat dan tepat
• Kesehatan generasi berikut dimulai dengan perawatan
yang baik bagi anak perempuan sejak bayi.
• Kelemahan pada massa nifas merupakan gejala
anemia.
• BAHAYA DAN TANDA - TANDANYA PADA
BAYINYA
1. Kegagalan menyusu yang terjadi secara
berkala
2. Tidak buang air kecil beberapa kali sehari
( kurang dari 6 – 8 kali sehari )
3. Bayi kuning
4. Muntah atau diare
5. Merah , bengkak atau keluarnya cairan dan
tali pusat
6. Demam > 37,5°C
• BAHAYA DAN TANDA – TANDANYA PADA IBU
1. Perdarahan berat pada vagina
2. Perdarahan berwarna merah segar atau pengeluaran
bekuan darah
3. Lochea yang berbau busuk
4. Nyeri pada perut atau pelvis
5. Pusing atau lemas yang berlebihan
6. Suhu tubuh ibu > 38°C
7. Tekanan darah yang meningkat
8. Ibu mengalami kesulitan atau nyeri pada saat b.a.k
atau pada saat pergerakan usus
9. Tanda – tanda mastitis: bagian yang kemerahan ,
bagian yang panas , gurat – gurat kemerahan pada
penyebab
10. Terdapat masalah mengenal makan dan tidur
Ingat !!!
• Jaga bayi agar tubuhnya tetap hangat dan tetap
berada bersama ibunya
• Semua bayi harus segera diberi ASI sesudah lahir
dan tidak melewati satu jam setelah persalinan
• Kolostrum mengandung zat yang sangat
diperlukan untuk melindungi bayi dari infeksi
• Periksa perdarahan, perineum, tanda-tanda vital,
uterus, dan kandung kemih secara teratur
• Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka
episiotomi secara teratur
Prinsip Kunjungan Rumah Masa Nifas
Prinsip pemberian asuhan lanjutan pada
masa nifas di rumah meliputi:
1. Asuhan postpartum di rumah berfokus pada
pengkajian, penyuluhan dan konseling
2. Pemberian asuhan kebidanan di rumah,
bidan dan keluarga dilakukan dalam suasana
rileks dan kekeluargaan.
3. Perencanaan kunjungan rumah
4. Keamanan
Jadwal Kunjungan Di Rumah
• Kunjungan dilakukan paling sedikit 4 kali selama ibu
dalam masa nifas
• Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan meliputi
pencegahan, pendeteksian, dan penanganan masalah
yang terjadi pada masa nifas.
• Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu
dan bayinya, baik fisik maupun psikologik,
melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan
pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian
imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat,
serta memberikan pelayanan keluarga berencana.
Perencanaan Kunjungan Rumah
a) Merencanakan kunjungan rumah dalam
waktu tidak lebih dari 24-48 jam
setelah kepulangan klien ke rumah
b) Pastikan keluarga telah mengetahui rencana
mengenai kunjungan rumah dan waktu
c) kunjungan bidan ke rumah telah
direncanakan bersama anggota keluarga.
d) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
Asuhan Postnatal di Rumah
• Asuhan post partum di rumah difokuskan
pada pengkajian, penyuluhan dan konseling.
• Dalam memberikan asuhan kebidanan di
rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat
berinteraksi dalam suasana yang respek dan
kekeluargaan.
Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas
normal pada ibu di rumah yaitu:
1. Memberikan konseling kebersihan Diri
2. Menganjurkan untuk Istirahat cukup
3. Konseling untuk senam nifas
4. Konseling gizi ibu nifas
5. Konseling Perawatan Payudara
6. Konseling mengenai hubungan suami-istri
7. Konseling Keluarga Berencana (KB)
Kunjungan ke I ( Di Pelayanan Kesehatan)
a) Dilakukan pada 6-8 jam setelah ibu
melahirkan
b) Cegah dan deteksi adanya perdarahan
c) Lakukan konseling untuk mencegah
perdarahan
d) Lakukan hubungan antara ibu dan bayi,
motivasi Inisiasi Dini serta jaga bayi dari
keadaan hipotermi
Kunjungan ke II (Di Rumah)
a) Kunjungan ke dua pada ibu nifas dilakukan enam hari
setelah persalinan.
b) Bertujuan untuk memastikan involusi berjalan
normal, tanda-tanda infeksi dan perdarahan.
c) Nutrisi dan istirahat adequate.
d) ASI optimal; bidan mendorong pasien untuk
memberikan ASI secara ekslusif, cara menyatukan
mulut bayi dengan puting susu, merubah-rubah
posisi, mengetahui cara memeras ASI dengan tangan
seperlunya, atau dengan metode-metode untuk
mencegah nyeri puting dan perawatan puting.
Lanj. .....
e) Perdarahan; bidan mengkaji warna dan jumlah perdarahan,
adakah tanda-tanda yang berlebihan, yaitu nadi cepat, suhu naik
dan uterus tidak keras. Kaji pasien apakah bisa masase uterus dan
ajari pasien bagaimana caranya masase uterus yang benar agar
uterus dapet mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan tidak
ada darah berlebihan.
f) Involusi uterus; bidan mengkaji invoolusi uterus dan beri pasien
penjelasan mengenai involusi uterus.
g) Pembahasan tentang kelahiran; kaji perasaan ibu dan adakah
pertanyaan tentang proses tersebut.
h) Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu
dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan
rangsangan.
i) Bidan memberi pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya baik
bagi ibu maupun bayi dan rencana menghadapi
keadaan darurat.
Kunjungan ke III (Di Rumah)
a) Dilakukan dua minggu setelah ibu melahirkan
b) Mengevaluasi perjalanan postpartum,
kesejahteraan ibu dan bayi
c) Mengevaluasi kemajuan psikologis ibu
terhadap peran baru dan pengalaman
persalinan
d) Eratkan hubungan saling percaya dan
konseling sesuai kebutuhan
Kunjungan ke IV (Di Rumah)
a) Kunjungan akhir pada ibu nifas, dilakukan pada
minggu ke enam setelah ibu melahirkan
b) Melakukan evaluasi normalitas puerperium
c) Identifikasi kebutuhan ibu terutama mengenai
kontrasepsi
d) Ketrampilan membesarkan dan membina anak
e) Rencana untuk asuhan selanjutnya bagi ibu
f) Pengetahuan tentang gizi terutama untuk anak
g) Rencana untuk pemeriksaan ulang bayi serta
imunisasi
POST PARTUM GROUP
A. Definisi
Kelompok post partum merupakan salah satu
bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas,
yang bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan
mengatasi permasalahan-permasalahan yang
timbul selama masa nifas. Sebaiknya pembentukan
kelompok ibu nifas dilakukan pada minggu pertama
masa nifas, yaitu setelah melakukan kunjungan
pertama, sehingga upaya deteksi dini, mencegah,
dan mengatasi permasalahan pada masa nifas
dapat dilakukan sesegera mungkin serta
kesejahteraan ibu dan bayi bisa terwujud.
Tahapan atau langkah-langkah dalam
pembentukan kelompok ibu nifas :
1. Kenali program-program yang ada untuk ibu
nifas.
Program untuk ibu nifas yang diberlakukan
antara lain adalah kunjungan pada ibu nifas dan
neonates, pemberian ASI eksklusif, pemberian
tablet tambah darah, dan pemberian tablet
vitamin A
2. Kumpulkan Data
Adapun data yang dibutuhkan untuk membentuk
kelompok ibu nifas meliputi jumlah ibu nifas dan bayi,
kebiasaan atau trasisi setempat, permasalahan-
permasalahan pada masa nifas dan bayi, sumber daya
masyarakat, serta penentu kebijakan.
3. Lakukan pendekatan (mengatur strategi)
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat
yang masih memegang teguh nilai-nilai atau
kepercayaan, patuh kepada orang yang dianggap sebagai
contoh, maka pendekatan dengan keluarga ibu, tokoh
masyarakat, tokoh agama, kepala desa, dan kader
sebagai pengambil keputusan dan penentu kebijakan
sangat diperlukan untuk mewujudkan suatu kelompok
ibu nifas
4. Buat Perencanaan
Untuk membuat suatu perencanaan harus
melihat data yang telah terkumpul, buat usulan
atau proposal yang didalamnya memuat tentang
latar belakang dan tujuan dari pembentukan
kelompok post partum. Perencanaan meliputi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
pembentukan kelompok post partum, tempat
dan waktu, anggaran, serta peserta.
5. Pelaksanaan
Lakukan diskusi sampai terbentuk susunan
organisasi ibu nifas (kelompok postpartum).
Kemudian buat rencana tindak lanjut.
6. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada akhir masa nifas,
setelah kunjungan ke-4. Pastikan bahwa tujuan
akhir daripembentukan kelompok postpartum
benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta
nifas berjalan normal.
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalWarnet Raha
 
Asuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasAsuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasBayu Fijrie
 
Asfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirAsfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirDeGirl's ZeViey
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalErinda Rinawati
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirChaicha Ceria
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varneysicua050896
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalMarlenTanamal
 
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdfPENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdfNormalahayatiPCIBIka
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatalmartaagustinasirait
 

Mais procurados (20)

Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUIASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
 
Contoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normalContoh askeb persalinan normal
Contoh askeb persalinan normal
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
Asuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasAsuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitas
 
Asfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahirAsfiksia bayi baru lahir
Asfiksia bayi baru lahir
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
Asuhan kebidanan pada ibu hamil normal. PKK 1
 
7 langkah varney
7 langkah varney7 langkah varney
7 langkah varney
 
Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
 
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdfPENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
PENGUATAN PERAN BIDAN DLM PENERAPAN PATIENT SAFETY LL 14 Sept.pdf
 
Asuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifasAsuhan pada ibu nifas
Asuhan pada ibu nifas
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
(1)prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal neonatal
 
Soal etikolegal
Soal etikolegalSoal etikolegal
Soal etikolegal
 

Destaque

askeb postnatal di komunitas
askeb postnatal di komunitasaskeb postnatal di komunitas
askeb postnatal di komunitasThyra NaghzQanzaa
 
Asuhan pada ibu nifas di komunitas
Asuhan pada ibu nifas di komunitasAsuhan pada ibu nifas di komunitas
Asuhan pada ibu nifas di komunitasmaritsa afni
 
Askeb Komunitas Post Natal
Askeb Komunitas Post NatalAskeb Komunitas Post Natal
Askeb Komunitas Post NatalRossaliya
 
Asuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitasAsuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitasNindi Yulianti
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitaspjj_kemenkes
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasLilis c'Ben
 
Manajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitasManajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitasBayu Fijrie
 
Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1
Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1
Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1yantiherawati
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programekaarum
 
Askeb Komunitas - Standar Asuhan Kebidanan
Askeb Komunitas - Standar Asuhan KebidananAskeb Komunitas - Standar Asuhan Kebidanan
Askeb Komunitas - Standar Asuhan KebidananAisyah Bahri
 
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaAskeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaPurwaningsih Rahayu
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasBayu Fijrie
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...pjj_kemenkes
 
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...pjj_kemenkes
 
Panduan komunitas
Panduan komunitas Panduan komunitas
Panduan komunitas heri stks
 
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASMENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASArum Dwi Anjani Sst
 
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITASASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITASNindi Yulianti
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANrisdiana21
 

Destaque (20)

askeb postnatal di komunitas
askeb postnatal di komunitasaskeb postnatal di komunitas
askeb postnatal di komunitas
 
Asuhan pada ibu nifas di komunitas
Asuhan pada ibu nifas di komunitasAsuhan pada ibu nifas di komunitas
Asuhan pada ibu nifas di komunitas
 
Askeb Komunitas Post Natal
Askeb Komunitas Post NatalAskeb Komunitas Post Natal
Askeb Komunitas Post Natal
 
Asuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitasAsuhan intranatal di kebidanan komunitas
Asuhan intranatal di kebidanan komunitas
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitasModul 1 kb 4 asuhan  bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
Modul 1 kb 4 asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita di komunitas
 
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam KomunitasAsuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas
 
ASUHAN INTRANATAL
ASUHAN INTRANATALASUHAN INTRANATAL
ASUHAN INTRANATAL
 
Manajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitasManajemen kebidanan komunitas
Manajemen kebidanan komunitas
 
Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1
Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1
Tugas & tg jwb bdn di komunitas 1
 
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan programAsuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
Asuhan kesehatan bayi balita dikomunitas berkaitan dengan program
 
Askeb Komunitas - Standar Asuhan Kebidanan
Askeb Komunitas - Standar Asuhan KebidananAskeb Komunitas - Standar Asuhan Kebidanan
Askeb Komunitas - Standar Asuhan Kebidanan
 
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaAskeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
 
Asuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitasAsuhan antenatal di komunitas
Asuhan antenatal di komunitas
 
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
Modul 1 kb 2 masalah kebidanan komunitas, strategi pelayanan komunitas, konse...
 
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
Modul 1 kb 3 asuhan antenatal, intranatal, postnatal, kontrasepsi, lansia di ...
 
Panduan komunitas
Panduan komunitas Panduan komunitas
Panduan komunitas
 
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITASMENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MENEJERIAL ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
 
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITASASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA  DI KOMUNITAS
ASUHAN KESEHATAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS
 
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDANTUGAS DAN WEWENANG BIDAN
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
 

Semelhante a Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)

Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasintan kurniawati
 
ASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IV
ASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IVASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IV
ASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IVmolee29
 
standar asuhan kebidanan
standar asuhan kebidananstandar asuhan kebidanan
standar asuhan kebidananmolee29
 
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IVPelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IVpjj_kemenkes
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiazrago
 
Pdt asfiksia ovik
Pdt asfiksia ovikPdt asfiksia ovik
Pdt asfiksia ovikulpheDr
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalEvan Permana
 
perawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirperawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirSiti S
 
Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaPelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaYunita Dipra
 
163531689 spo-persalinan-kala-ii
163531689 spo-persalinan-kala-ii163531689 spo-persalinan-kala-ii
163531689 spo-persalinan-kala-iiRafika Dewi
 
5_6332611905638630178.pdf
5_6332611905638630178.pdf5_6332611905638630178.pdf
5_6332611905638630178.pdfputriagnes4
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apnarfadin
 
ASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To Toeeppt
ASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To ToeepptASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To Toeeppt
ASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To Toeepptsheyllanovreitagusti
 

Semelhante a Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15) (20)

Asuhan bbl
Asuhan bblAsuhan bbl
Asuhan bbl
 
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitasAsuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas
 
ASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IV
ASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IVASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IV
ASUHAN NEONATUS BAYI BARU LAHIR NRB/IV
 
standar asuhan kebidanan
standar asuhan kebidananstandar asuhan kebidanan
standar asuhan kebidanan
 
4. standar pelayanan nifas
4. standar pelayanan nifas4. standar pelayanan nifas
4. standar pelayanan nifas
 
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IVPelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Kala I, II, III dan IV
 
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kiaProgram kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
Program kesehatan terkait dlm peningkatan status kia
 
Pdt asfiksia ovik
Pdt asfiksia ovikPdt asfiksia ovik
Pdt asfiksia ovik
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan Normal
 
Sap perawatan bbl
Sap perawatan bblSap perawatan bbl
Sap perawatan bbl
 
perawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahirperawatan bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahir
 
Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes SurakartaPelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
Pelayanan Intranatal Poltekkes Surakarta
 
Sop peri
Sop periSop peri
Sop peri
 
163531689 spo-persalinan-kala-ii
163531689 spo-persalinan-kala-ii163531689 spo-persalinan-kala-ii
163531689 spo-persalinan-kala-ii
 
5_6332611905638630178.pdf
5_6332611905638630178.pdf5_6332611905638630178.pdf
5_6332611905638630178.pdf
 
resusitasi&pemfis neonatal.pptx
resusitasi&pemfis neonatal.pptxresusitasi&pemfis neonatal.pptx
resusitasi&pemfis neonatal.pptx
 
60 langkah apn
60 langkah apn60 langkah apn
60 langkah apn
 
ASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To Toeeppt
ASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To ToeepptASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To Toeeppt
ASUHAaN-BAYI-BARU-LAHIR Heead To Toeeppt
 

Mais de Pradasary

Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisPradasary
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitisPradasary
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitisPradasary
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitisPradasary
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skenePradasary
 

Mais de Pradasary (9)

Vulvitis
VulvitisVulvitis
Vulvitis
 
Vulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitisVulvitis & servisitis
Vulvitis & servisitis
 
Sistitis
SistitisSistitis
Sistitis
 
7. peritonitis
7. peritonitis7. peritonitis
7. peritonitis
 
6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis6. salpingitis & adnexitis
6. salpingitis & adnexitis
 
5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis5. parametritis & pelviksitis
5. parametritis & pelviksitis
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Vaginitis
VaginitisVaginitis
Vaginitis
 

Último

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMRiniGela
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 

Último (20)

KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 

Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)

  • 1. ASUHAN POSTNATAL DI KOMUNITAS Astri Cahyani (P 272 240 12 132) Claudia Fembi P.K. (P 272 240 12 134) Desy Karunia P. (P 272 240 12 135) Dian Ratnasari (P 272 240 12 136) Dyah Ayu K.S. (P 272 240 12 137) Eka Oktaverah (P 272 240 12 138) Dosen Pembimping : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA REGULER / SMT 4
  • 2. PENDAHULUAN • Asuhan ibu postpartum adalah suatu bentuk manajemen kesehatan yang dilakukan pada ibu nifas dimasyarakat. • Asuhan kebidanan di komunitas adalah pemberian asuhan secara menyeluruh, tidak hanya kepada ibu nifas akan tetapi juga melibatkan seluruh keluarga dan anggota masyarakat di sekitar ibu nifas. Asuhan ini merupakan kelanjutan asuhan dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya.
  • 3. Standar Pelayanan Minimal Asuhan Postnatal • Alat Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan harus steril dan bersih • Tempat Di Rumah Bidan : 1. Ruang periksa mempunyai luas minimal 2x3 meter 2. Setiap bangunan pelayanan minimal mempunyai ruang periksa, ruang administrasi / kegiatan lain sesuai kebutuhan, ruang tunggu dan kamar mandi / WC masing- masing 1 buah 3. Semua ruangan mempunyai ventilasi dan penerangan Di Rumah Pasien : Sesuai dengan keadaan rumah pasien, diusahakan ruangan yang digunakan pasien bersih dan nyaman
  • 4. Lanj. ... • Standar Pelayanan 1. Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir 2. Standar 14 : Penanganan pada 2 Jam Pertama Setelah Persalinan 3. Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas
  • 5. Standar 13 Perawatan Bayi Baru Lahir • Tujuan Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikimia, dan infeksi. • Pernyataan Standar Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
  • 6. • Prasyarat 1. Bidan sudah dilatih dengan tepat dan terampil untuk mendampingi persalinan dan memberikan perawatan bayi baru lahir dengan segera. 2. Bidan sudah terlatih dan terampil untuk : i. Memeriksa dan menilai bayi baru lahir dengan menggunakan skor Apgar. ii. Menolong bayi untuk memulai terjadinya pernafasan dan melakukan resusitasi bayi baru lahir iii. Mengenal tanda – tanda hipotermi dan dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mencegah dan menangani hipotermi. iv. Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir. v. Mengenali tanda – tanda hipoglikemia dan melakukan penatalaksanaan yang tepat jika hipoglikeia terjadi.
  • 7. 3. Tersedianya perlengkapan dan peralatan untuk perawatan yang bersih dan aman bagi bayi baru lahir , seperti air bersih, sabun , 2 handuk atau kain hangat yang bersih ( satu untuk mengeringkan bayi, yang lain untuk menyelimuti bayi), gunting steril/ DTT untuk memotong tali pusat, 2 klem steril / DTT, benang steril/DTT ( atau klem ) untuk mengikat tali pusat, sarung tangan bersih/DTT, termometer bersih/DTT, bola karet penghisap atau penghisap DeLee yang di DTT, timbangan bayi dan pita pengukur yang bersih. 4. Obat salep mata: tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% 5. Kartu Ibu, Kartu Bayi dan buku KIA 6. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif.
  • 8. • Hasil yang diharapkan 1. Bayi baru lahir dengan kelainan atau kecacatan dapat segera menerima perawatan yang tepat 2. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang tepat dan dapat bernapas dengan baik 3. Penurunan angka kejadian hipotermi
  • 9. • Proses Bidan harus : 1. Menggunakan sarung tangan bersih/DTT sebelum menangani bayi baru lahir. 2. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat ( ruangan harus hangat untuk mencegah hiportermia pada bayi baru lahir). 3. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi , letakkan diperut ibu, dan segera keringkan bayi . Dengan handuk bersih yang hangat setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk baru yang bersih dan hangat. ( Riset menunjukkkan bahwa 90% bayi baru lahir mengalami perubahan dari kehidupan intrauteriin menjadi ekstrauterine dengan pengeringan dan stimulasi. Penghisapan lendir rutin tidak perlu dan mungkin membahayakan ).
  • 10. 4. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas/ menangis sebelum menit pertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau tidak bernafas spontan, hisap mulut dan hidung bayi secara hati – hati menggunakan bola karet penghisap atau penghisap DeLee yang di DTT. 5. Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan walaupun sudah dilakukan pengeringan, stimulasi atau penghisapan lendir dengan hati – hati, mulai lakukan resusitasi bayi baru lahir untuk menangani asfiksia ( lihat standart 24 ). 6. Jika bayi menangis atau bernafas, lakukan pemeriksaan nilai APGAR pada menit pertama setelah lahir. 7. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusatnya di klem di dua tempat menggunakan klem steril/DTT, lalu potong diantara kedua klem dengan gunting tajam steril/DTT. ( ikuti langkah penataksanaan aktif persalinan kala tiga, standar 11).
  • 11. 8. Pasang benang /klem tali pusat 9. Bayi harus tetap diselimuti dengan baik, anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan segera mulai menyusui. ( Riset menunjukkan pemberian ASI dini penting untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kontak kulit ibu dan bayi juga merupakan cara yang baik untuk menjaga pengaturan suhu tubuh bayi pada saat lahir. Pastikan, jika bayi tidak didekap oleh ibunya, selimuti bayi dengan handuk yang bersih dan hangat. Tutupi kepala bayi dengan baik untuk mencegah kehilangan panas). 10. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum dengan menggunakan skor APGAR. 11. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah plasenta lahir dan kondisi ibu stabil.
  • 12. 12. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan menggunakan termometer yang diletakkan diketiak ( Jangan masukkan termometer ke anus bayi, hal ini merupakan prosedur yang tidak perlu dan dapat membahayakan bayi). Bila suhu bayi kurang dari 36°C atau jika tubuh atau kaki bayi teraba dingin, maka segera lakukan penghangatan tubuh bayi. Amati suhu tubuh bayi setiap jam sampai suhunya normal dan stabil. 13. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan adanya kelainan. Periksa anus dan daerah kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini dengan cepat agar bayi tidak kedinginan, ibu hendaknya menyaksikan pemeriksaan tersebut. 14. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat agar bayi tidak mengalami hipotermi. 15. Tetap selimuti bayi pada saat ditimbang, meletakkan bayi pada timbangan yang dingin akan menyebabkan kehilangan panas. Berat yang tercatat kemudian dapat disesuaikan dengan mengurangi jumlah berat handuk/kain tersebut.
  • 13. 16. Setelah memeriksa dan mengukur bayi, selimuti dengan baik, pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan berikan bayi kembali untuk dipeluk ibu. Hal ini merupakan cara yang sangat baik untuk mencegah hipotermi. 17. Cuci tangan lagi dengan sabun, air dan handuk yang bersih. Dalam waktu satu jam setelah kelahiran, berikan salep/obat tetes mata pada mata bayi baru lahir, untuk mencegah oftalia neonatorum: salep mata tetrasiklin 1%, larutan Perak Nitrat 1% dan Eritromisin 0.5%. Biarkan obatnya tetap dimata bayi, jangan dibersihkan salep/obat tetes mata yang berada disekitar mata. 18. Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui. Riset menunjukan bahwa memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran adalah penting untuk keberhasilan awal pemberian ASI. Kolustrum, ASI pertama, penting karena mengandung zat kekebalan untuk pencegahan infeksi dan penyakit pada bayi baru lahir. Pemberian ASI dini akan mencegah/ menangani hipoglikemia pada bayi baru lahir.
  • 14. 19. Hindari pemberian susu formula pada bayi baru lahir, hal ini tidak perlu dan mungkin membahayakan. 20. Tunggu 6 jam, atau lebih, setelah kelahiran bayi sebelum memandikannya , tunggu lebih lama jika bayi mengalami kesulitan mempertahankan suhu tubuh bayi sebelum memandikannya, suhu tubuh bayi baru lahir harus antara 36-37°C. Gunakan air hangat untuk memandikan bayi dan pastikan ruangan hangat. Mandikan bayi dengan cepat dan segera keringkan bayi dengan handuk besih, hangat dan kering untuk mencegah kehilangan panas tubuh yang berlebihan. 21. Kenakan baju yang bersih dan selimuti bayi dengan handuh/kain yang hangat dan bersih.
  • 15. 22. Periksa apakah bayi baru lahir mengeluarkan urine dan mekonium dalam 24 jam pertama kehidupannya, catat waktu pengeluaran urine dan mekonium. Mintalah ibu memperhatikannya bila persalinan berlangsung dirumah. Bila dalam 24 jam bayi tidak mengeluarkan urine dan mekonium, segera rujuk ke Puskesmas atau rumah sakit. 23. Lakukan pencatatan semua temuan dan perawatan yang diberikan dengan cermat dan lengkap dalam partograf, kartu ibu dan kartu bayi. 24. Rujuk segera ke puskesmas atau rumah sakit yang tepat jika ditemukan kelainan dari normal.
  • 16. INGAT !!! • Jaga agar bayi tetap hangat • Jika bayi tidak bernafas atau menangis spontan setelah pengeringan dan stimulasi, bersihkan jalan nafas bayi dengan hati – hati mengunakan penghisap DeLee atau bola karet penghisap yang sudah di DTT, jika bayi tetap tidak dapat bernafas dengan teratur atau menangis, mulai langkah resusitasi bayi baru lahir ( standart 24 ). • Berikan ASI secepatnya, dalam waktu satu jam pertama setelah lahir. • Berikan salep/obat tetes mata pada kedua mata bayi untuk mencegah oftalmia neonatorum dalam waktu satu jam setelah kelahiran.
  • 17. • Rujuk segera bila dalam 24 jam pertama bayi tidak mengeluarkan urine dan mekonium. • Tindakan yang tidak dianjurkan dan akibat yang ditimbulkannya: a) Menepuk bokong menyebabkan Trauma dan melukai b) menekan rongga dada menyebabkan fraktur, pneumotoraks, gawat nafas, dan kematian c) Menekan paha ke perut menyebabkan bayi Ruptura hati / limpa, perdarahan Mendilatasi sfingterani (Robek atau luka pada sfingter) d) Kompres diingin / panas menyebabkan hipotermi, luka bakar e) Meniupkan oksigen atau udara dingin ke muka atau tubuh bayi menyebabkan hipotermi.
  • 18. Standart 14 Penanganan Pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan • Tujuan : Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang bayi. Memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah persalinan dan mendukung terjadinya ikatan batin antara ibu dan bayinya. • Pernyataan Standar Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
  • 19. • Prasyarat 1. Ibu dan bayi dijaga oleh bidan terlatih selama dua jam sesudah persalinan dari jika mungkin bayi tetap bersama ibu. 2. Bidan terlatih dan terampil dalam memberikan perawatan untuk ibu dan bayi segera setelah persalinan, termasuk keterampilan pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat. 3. Ibu didukung / dianjurkan untuk menyusui dengan ASI dan memberikan kolustrum. 4. Tersedia alat perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan yaitu air bersih, sabun dan handuk bersih, handuk / kain bersih untuk menyelimuti bayi, pembalut wanita yang bersih, pakaian kering dan bersih untuk ibu, sarung atau kain kering dan bersih untuk alas ibu, kain / selimut yang kering untuk menyelimuti ibu, sarung tangan DTT, tensimeter air raksa, stetoskop dan termometer.
  • 20. 5. Tersedianya obat – obatan oksitosika, obat lain yang diperlukan dan tempat penyimpangan yang memadai. 6. Adanya sarana pencatatan: partograf, Kartu Ibu, Kartu Bayi, Buku KIA 7. Sistem rujukan untuk perawatan kegawatdaruratan obstetri dan keggawatdaruratan bayi baru lahir yang efektif.
  • 21. • HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Komplikasi segera dideteksi dan dirujuk 2. Penurunan kejadian infeksi nifas dan neonatal 3. Penurunan kematian akibat perdarahan postpartum primer 4. Pemberian ASI dimulai dalam 2 jam pertama sesudah persalinan
  • 22. • Proses Bidan harus : 1. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memberikan perawatan pada ibu dan bayi baru lahiir. Menggunakan sarung tangan bersih pada saat melakukan kontak dengan darah atau cairan tubuh. 2. Mendiskusikan semua pelayanan yang diberikan untuk ibu dan bayi dengan ibu, suami dan keluarganya. 3. Segera setelah lahir ,nilai keadaan bayi ,letakkan diperut ibu ,dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah bayi kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang bersih dan hangat. Bila bayi bernafas / menangis tanpa kesulitan , dukung ibu untuk memeluk bayinya ( lihat standart 13 ).
  • 23. 4. Sangat penting untuk menilai keadaan ibu beberapa kali selama 2 jam pertama setelah persalinan . Bidan berada bersama ibu dan melakukan pemeriksaan ini, jagan pernah meninggalkan iibu sendirian sampai paling sedikit 2 jam setelah persalinan dan kondisi ibu stabil. Lakukan penatalaksanaan yang tepat persiapkan rujukan jika diperlukan. a. Melakukan penilaian dan masase fundus uteri setiap 15 menit selama satu jam pertama setelah persalinan , kemudian setiap 30 menit selama satu jam kedua persalinan. Pada saat melakukan masase uterus, perhatikan berapa banyyak darah yang keluar dari vagina. Jika fundus tidak terraba keras, terus lakukan masase pada daerah fundus agar berkontraksi . periksa jumlah perdarahan yang keluar dari vagina. Periksa perinieum ibu apakah membengkak, hematoma, dan berdarah dari tempatnya perlukaan yang ssudah dijahit setiap kali memeriksa perdarahan funddus dan vagina.
  • 24. b. Jika terjadi perdarahan, segera lakukan tindakan sesuai dengan standar 21. Berbahaya jika terlambat bertindak. c. Periksa tekanan darah dan nadi ibu setiap 15 menit selama 1 Jam pertama setelah persalian, dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua setelah persalinan ( jika tekanan darah ibu naik, lihat standar 17 ). d. Lakukan palpasi kandung kemih ibu 15 menit selama satu jam pertama setelah persalinan dan kemudian setiap 30 menit selama satu jam kedua setelah persalinan. Bila kandung kemih penuh dan meregang mintalah ibu untuk b.a.k jangan memasang kateter kecuali ibu tidak bisa melakukanya sendiri. ( retensi urine dapat menyebabkan perdarahan uterus). Mintalah ibu untuk buang air kecil dalam 2 jam pertama sesudah melahirkan.
  • 25. • e. Periksa suhu tubuh ibu beberapa saat setelah persalinan dan sekali lagi satu jam setelah persalinan. Jika suhu tubuh ibu > 38°C , minta ibu untuk minum 1 liter cairan , jika suhunya tetap > 38°C segera rujuk ibu ke pusat rujukan terdekat ( Jika mungkin mual berikan IV RL dan berikan ibu 1 gr amokxilin dan ampisilin per oral )
  • 26. 5. Secepatnya bantu ibu agar dapat menyusui. ( lihat standar 10 & 13). Atur posisi bayi agar dapat melekat dan menghisap dengan benar. ( Semua ibu membutuhkan pertolongan untuk mengatur posisi bayi, baik untuk ibu yang baru pertama kali menyusui maupun ibu yang sudah pernah menyusui). 6. Penggunaan gurita atau stagen harus ditunda hingga 2 jam setelah melahirkan. Kontraksi uterus dan jumlah perdarahan harus dinilai dan jika ibu mengenakan gurita atau stagen hal ini sulit untuk dilakukan.
  • 27. 7. Bila bayi tidak memperlihatkan tanda – tanda kehidupan setelah dilakukan resisutasi, maka beritahu orang tua bayi apa yang terjadi. Berikan penjelasan secara sederhana dan jujur. Biarkan mereka melihat atau memeluk bayii mereka. Beritahulah dengan bijaksana dan penuh perhatian , biarkan orang tua melakukan upacara untuk bayi yang meninggal sesuai dengan adat istiadat dan kepercayaan mereka. Setelah orang tua bayi mulai tenang , bantulah mereka dan perlakukan bayi dengan baik dan penuh pengertian terhadap kesedihan merreka. 8. Bantu ibu membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaian. Ingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan tubuh dan menganti kain pembalut secara teratur, berikan penjelasan perubahan – perubahan yang terjadi paskah persalinan.
  • 28. 9. Catat semua temuan dan tindakan dengan lengkap dan seksama pada partograf, kartu ibu, dan kartu bayi. 10. Sebelum meninggalkan ibu , bahaslah semua bahaya potensial dan tanda – tandanya dengan suami dan keluarga. 11. Pastikan bahwa ibu dan keluarganya mengetahui bagaimana dan kapan harus meminta pertolongan. 12. Jangan meninggalkan ibu dan bayi sampai mereka dalam keadaan baik dan semua cataatan lengkap. Jika ada hal yang mengkhawatirkan pada ibu atau janin,lakukan rujukan puskesmas atau rumah sakit.
  • 29. Ingat !!! • Jaga bayi agar tubuhnya tetap hangat dan tetap berada bersama ibunya • Semua bayi harus segera diberi ASI sesudah lahir dan tidak melewati satu jam setelah persalinan • Kolostrum mengandung zat yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi dari infeksi • Periksa perdarahan, perineum, tanda-tanda vital, uterus, dan kandung kemih secara teratur • Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka episiotomi secara teratur
  • 30. Standart 15 Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas • Tujuan Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif • Pernyataan Standar Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan BBL pemberian ASI, imunisasi dan KB.
  • 31. • Prasyarat 1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik dirumah, puskesmas atau rumah sakit. 2. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :  Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang benar  Membantu ibu untuk memberikan ASI  Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi pada masa nifas  Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan kelahiran 3. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja sama dengan juru imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat
  • 32. 4. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpanan vaksin dan tempat pembuangan benda tajam yang memadai 5. Tersedianya tablet besi dan asam folat 6. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan, yaitu sabun, air bersih, dan handuk bersih, sarung tangan bersih/DTT 7. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu KIA 8. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir berjalan dengan baik.
  • 33. • HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Komplikasi pada masa nifas segera dirujuk untuk penanganan yang tepat 2. Mendorong pemberian ASI eksklusif 3. Mendorong penggunaan cara tradisional yang berguna dan menganjurkan untuk menghindari kebiasaan yang merugikan 4. Menurunkan kejadian infeksi pada ibu dan bayi 5. Masyarakat semakin menyadari pentingnya penjarangan kelahiran 6. Meningkatkan imunisasi pada bayi
  • 34. • PROSES Bidan harus : 1. Pada kunjungan rumah, menyapa ibu dan suami / keluarga nya denagn ramah 2. Menanyakan pada ibu dan suami/ keluarganya jika ada masalah atau kekhawatiran tentang ibu dan bayinya. 3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa ibu dan bayi. 4. Memakai sarung tangan DTT/ bersih bila melakukan kontak dengan darah atau cairan tubuh
  • 35. 5. Periksa tanda – tanda vital ibu ( Suhu tubuh, nadi dan tekanan darah ). Periksa payudara ibu, amati bila puting retak, dan tanda – tanda atau gejala – gejala saluran ASI yang tersumbat atau infeksi payudara. Periksa involusi uterus ( Pengecilan uterus sekitar 2 cm / hari selama 8 hari pertama ). Periksa lockea, yang ada pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan pada hari ketiga seharusnya mulai berkurang dan berwarna coklat, dan pada hari ke-8 - 10 menjadi sedikit dan berwarna merah muda. Jika ada kelainan segera rujuk. ( Lihat daftar bahaya dan tanda – tandanya di akhir standar ini ) jika dicurigai sepsis puerpuralis gunakan ( Standar 23 ). Untuk penanganan perdarahan pasca persalinan gunakan ( Standar 22 ). 6. Tanyakan apakah ibu meminum tablet sesuai ketentuan ( Sampai 42 hari setelah melahirkan), dan apakah persediaannya cukup.
  • 36. 7. Bila ibu menderita anemia semasa hamil atau mengalami perrdarahan berat selama proses persalinan periksakkan Hb pada hari ketiga. Nasehati ibu supaya makan makanan yang bergizi dan berikan tablet tambah darah. 8. Berikan penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan diri, memakai pembalut bersih, makanan bergizi , istirahat cukup dan cara merawat bayi. 9. Cucilah tangan, lalu periksa bayi. Periksalah tali pusat pada setiap kali kunjungan ( paling sedikit pada hari ke- tiga , minggu kedua, dan minggu ke-enam ). Tali pusat harus tetap kering. Ibu perlu diberitahu bahayanya membubuhkan sesuatu pada tali pusat bayi. Misalnya : minyak atau bahan lain. Jika ada kemerahan pada pusat, perdarahan atau tercium bau busuk, bayi segera dirujuk.
  • 37. 10. Perhatikan kondisi umum bayi, tanyakan kepada ibu pemberian ASI, misalnya bayi tidak mau menyusu, waktu jaga, cara bayi menangis, berapa kali buang air kecil, dan bentuk fesesnya. 11. Perhatikan warna kulit bayi, apakah ada ikterus atau tidak. Ikterus pada hari ketiga postpartum adalah ikterus fisiologis yang tidak memerlukan pengobatan. Namun, bila ikterus terjadi sesudah hari ketiga/kapan saja, dan bayi malas untuk menyusu dan tampak mengantuk, maka bayi harus segera dirujuk ke Rumah sakit. 12. Bicarakan pemebrian ASI dan bila mungkin perhatikan apakah bayi menyusu dengan baik ( Amati apakah adda kesulitan atau masalah ).
  • 38. 13. Nasehati ibu tentang pentingnya pemberian ASI ekkslusif sedikit 4 sampai 6 bulan. Bicarakan bahaya pemberian unsur tambahan ( Susu formula, air atau makanan lain ) sebelum bayi berumur 4 bulan 14. Bicarakan tentang KB dan kapan senggama dapat dimulai. Sebaiknya hal ini didiskusikan dengan kehadiran suaminya. 15. Catat dengan tepat semua yang ditemukan. 16. Jika ada hal - hal yang tidak normal, segeralah merujuk ibu dan / atau bayi ke puskesmas / rumah sakit. 17. Jika ibu atau bayi meninggal, penyebab kematian harus diketahui sesuai dengan standar kabupaten/propinsi/nasional.
  • 39. • HASIL PENELITIAN MEMBUKTIKAN 1. Memberikan makanan lain selain kolustrum atau ASI membahayakan bayi. 2. Ibu yang baru bersalin harus menggunakan pembalut yang bersih atau kain yang bersih yang telah dijemur. Menjemur kain di bawah sinar matahari dapat mengurangi bahaya. 3. Menggunakan minyak atau bahan – bahan lain untuk tali pusat bayi adalah berbahaya
  • 40. INGAT !!!!! • Masa nifas merupakan kesempatan baik untuk memberikan penyuluhan KB / penjarangan kelahiran, tetapi hal ini harus disampaikan dengan hati– hati , ramah dan peka terhadap adat istiadat. • Ibu dan bayi dalam masa nifas mudah terinfeksi , karena itu kebersihan diri, makanan bergizi dan istirahat cukup sangatlah penting. • Kelainan yang memerlukan rujukan harus mendapat perhatian dengan cepat dan tepat • Kesehatan generasi berikut dimulai dengan perawatan yang baik bagi anak perempuan sejak bayi. • Kelemahan pada massa nifas merupakan gejala anemia.
  • 41. • BAHAYA DAN TANDA - TANDANYA PADA BAYINYA 1. Kegagalan menyusu yang terjadi secara berkala 2. Tidak buang air kecil beberapa kali sehari ( kurang dari 6 – 8 kali sehari ) 3. Bayi kuning 4. Muntah atau diare 5. Merah , bengkak atau keluarnya cairan dan tali pusat 6. Demam > 37,5°C
  • 42. • BAHAYA DAN TANDA – TANDANYA PADA IBU 1. Perdarahan berat pada vagina 2. Perdarahan berwarna merah segar atau pengeluaran bekuan darah 3. Lochea yang berbau busuk 4. Nyeri pada perut atau pelvis 5. Pusing atau lemas yang berlebihan 6. Suhu tubuh ibu > 38°C 7. Tekanan darah yang meningkat 8. Ibu mengalami kesulitan atau nyeri pada saat b.a.k atau pada saat pergerakan usus 9. Tanda – tanda mastitis: bagian yang kemerahan , bagian yang panas , gurat – gurat kemerahan pada penyebab 10. Terdapat masalah mengenal makan dan tidur
  • 43. Ingat !!! • Jaga bayi agar tubuhnya tetap hangat dan tetap berada bersama ibunya • Semua bayi harus segera diberi ASI sesudah lahir dan tidak melewati satu jam setelah persalinan • Kolostrum mengandung zat yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi dari infeksi • Periksa perdarahan, perineum, tanda-tanda vital, uterus, dan kandung kemih secara teratur • Jika dilakukan episiotomi maka periksa luka episiotomi secara teratur
  • 44. Prinsip Kunjungan Rumah Masa Nifas Prinsip pemberian asuhan lanjutan pada masa nifas di rumah meliputi: 1. Asuhan postpartum di rumah berfokus pada pengkajian, penyuluhan dan konseling 2. Pemberian asuhan kebidanan di rumah, bidan dan keluarga dilakukan dalam suasana rileks dan kekeluargaan. 3. Perencanaan kunjungan rumah 4. Keamanan
  • 45. Jadwal Kunjungan Di Rumah • Kunjungan dilakukan paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa nifas • Kegiatan yang dilakukan selama kunjungan meliputi pencegahan, pendeteksian, dan penanganan masalah yang terjadi pada masa nifas. • Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana.
  • 46. Perencanaan Kunjungan Rumah a) Merencanakan kunjungan rumah dalam waktu tidak lebih dari 24-48 jam setelah kepulangan klien ke rumah b) Pastikan keluarga telah mengetahui rencana mengenai kunjungan rumah dan waktu c) kunjungan bidan ke rumah telah direncanakan bersama anggota keluarga. d) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
  • 47. Asuhan Postnatal di Rumah • Asuhan post partum di rumah difokuskan pada pengkajian, penyuluhan dan konseling. • Dalam memberikan asuhan kebidanan di rumah bidan dan keluarga diupayakan dapat berinteraksi dalam suasana yang respek dan kekeluargaan.
  • 48. Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu di rumah yaitu: 1. Memberikan konseling kebersihan Diri 2. Menganjurkan untuk Istirahat cukup 3. Konseling untuk senam nifas 4. Konseling gizi ibu nifas 5. Konseling Perawatan Payudara 6. Konseling mengenai hubungan suami-istri 7. Konseling Keluarga Berencana (KB)
  • 49. Kunjungan ke I ( Di Pelayanan Kesehatan) a) Dilakukan pada 6-8 jam setelah ibu melahirkan b) Cegah dan deteksi adanya perdarahan c) Lakukan konseling untuk mencegah perdarahan d) Lakukan hubungan antara ibu dan bayi, motivasi Inisiasi Dini serta jaga bayi dari keadaan hipotermi
  • 50. Kunjungan ke II (Di Rumah) a) Kunjungan ke dua pada ibu nifas dilakukan enam hari setelah persalinan. b) Bertujuan untuk memastikan involusi berjalan normal, tanda-tanda infeksi dan perdarahan. c) Nutrisi dan istirahat adequate. d) ASI optimal; bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara ekslusif, cara menyatukan mulut bayi dengan puting susu, merubah-rubah posisi, mengetahui cara memeras ASI dengan tangan seperlunya, atau dengan metode-metode untuk mencegah nyeri puting dan perawatan puting.
  • 51. Lanj. ..... e) Perdarahan; bidan mengkaji warna dan jumlah perdarahan, adakah tanda-tanda yang berlebihan, yaitu nadi cepat, suhu naik dan uterus tidak keras. Kaji pasien apakah bisa masase uterus dan ajari pasien bagaimana caranya masase uterus yang benar agar uterus dapet mengeras. Periksa pembalut untuk memastikan tidak ada darah berlebihan. f) Involusi uterus; bidan mengkaji invoolusi uterus dan beri pasien penjelasan mengenai involusi uterus. g) Pembahasan tentang kelahiran; kaji perasaan ibu dan adakah pertanyaan tentang proses tersebut. h) Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi (keluarga), pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan. i) Bidan memberi pengetahuan mengenai tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun bayi dan rencana menghadapi keadaan darurat.
  • 52. Kunjungan ke III (Di Rumah) a) Dilakukan dua minggu setelah ibu melahirkan b) Mengevaluasi perjalanan postpartum, kesejahteraan ibu dan bayi c) Mengevaluasi kemajuan psikologis ibu terhadap peran baru dan pengalaman persalinan d) Eratkan hubungan saling percaya dan konseling sesuai kebutuhan
  • 53. Kunjungan ke IV (Di Rumah) a) Kunjungan akhir pada ibu nifas, dilakukan pada minggu ke enam setelah ibu melahirkan b) Melakukan evaluasi normalitas puerperium c) Identifikasi kebutuhan ibu terutama mengenai kontrasepsi d) Ketrampilan membesarkan dan membina anak e) Rencana untuk asuhan selanjutnya bagi ibu f) Pengetahuan tentang gizi terutama untuk anak g) Rencana untuk pemeriksaan ulang bayi serta imunisasi
  • 54. POST PARTUM GROUP A. Definisi Kelompok post partum merupakan salah satu bentuk kelompok atau organisasi kecil dari ibu nifas, yang bertujuan untuk mendeteksi, mencegah, dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa nifas. Sebaiknya pembentukan kelompok ibu nifas dilakukan pada minggu pertama masa nifas, yaitu setelah melakukan kunjungan pertama, sehingga upaya deteksi dini, mencegah, dan mengatasi permasalahan pada masa nifas dapat dilakukan sesegera mungkin serta kesejahteraan ibu dan bayi bisa terwujud.
  • 55. Tahapan atau langkah-langkah dalam pembentukan kelompok ibu nifas : 1. Kenali program-program yang ada untuk ibu nifas. Program untuk ibu nifas yang diberlakukan antara lain adalah kunjungan pada ibu nifas dan neonates, pemberian ASI eksklusif, pemberian tablet tambah darah, dan pemberian tablet vitamin A
  • 56. 2. Kumpulkan Data Adapun data yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok ibu nifas meliputi jumlah ibu nifas dan bayi, kebiasaan atau trasisi setempat, permasalahan- permasalahan pada masa nifas dan bayi, sumber daya masyarakat, serta penentu kebijakan. 3. Lakukan pendekatan (mengatur strategi) Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang masih memegang teguh nilai-nilai atau kepercayaan, patuh kepada orang yang dianggap sebagai contoh, maka pendekatan dengan keluarga ibu, tokoh masyarakat, tokoh agama, kepala desa, dan kader sebagai pengambil keputusan dan penentu kebijakan sangat diperlukan untuk mewujudkan suatu kelompok ibu nifas
  • 57. 4. Buat Perencanaan Untuk membuat suatu perencanaan harus melihat data yang telah terkumpul, buat usulan atau proposal yang didalamnya memuat tentang latar belakang dan tujuan dari pembentukan kelompok post partum. Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pembentukan kelompok post partum, tempat dan waktu, anggaran, serta peserta.
  • 58. 5. Pelaksanaan Lakukan diskusi sampai terbentuk susunan organisasi ibu nifas (kelompok postpartum). Kemudian buat rencana tindak lanjut. 6. Evaluasi Evaluasi dilakukan pada akhir masa nifas, setelah kunjungan ke-4. Pastikan bahwa tujuan akhir daripembentukan kelompok postpartum benar-benar tercapai, ibu dan bayi sehat, serta nifas berjalan normal.